67684567-bab1-5
-
Upload
rizal-fahmi -
Category
Documents
-
view
94 -
download
0
Transcript of 67684567-bab1-5
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tujuan mendirikan perusahaan adalah mendapatkan laba. Laba yang
diperoleh tersebut berasal dari pendapatan pendapatan perusahaan dan
pendapatan dari aktivitas operasi perusahaan disebut penjualan. Berbagai
strategi diterapkan oleh dunia usaha untuk meningkatkan penjualannya. Salah
satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan disamping penjualan
tunai, kredit maupun angsuran adalah melakukan penjualan secara konsinyasi.
Penjualan konsinyasi ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam
memperkenalkan produk baru dan tidak banyak mengeluarkan biaya promosi
sehingga perkenalan produk tersebut lewat penitipan barang ke toko, agen atau
tempat penjualan lain
Pengertian konsinyasi (consignment) menurut Hadori Yunus – Harnanto adalah
suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang menyerahkan
sejumlah barangnya kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan
komisi tertentu.
Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat
(consignor), sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner
(consignee). Bagi pengamanat barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk
dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu biasa disebut sebagai barang-
barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak penerima barang-
barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).
Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari pengamanat kepada
komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas barang yang
bersangkutan. Meskipun diakui bahwa dalam transaksi konsinyasi itu telah
terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan barang kepada komisioner,
namun demikian, hak milik atas bar ang yang bersangkutan tetap berada pada
pengamanat (consignor). Hak milik akan berpindah dari pengamanat apabila
komisioner telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga.
1
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Beberapa alasan bagi pengamanat dan komisioner untuk mengadakan penjualan
kosinyasi. Drebin, Allan R (1992) menyebutkan alasan bagi pengamanat
melakukan penjualan konsinyasi sebagai berikut :
1.Merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperluas daerah
pemasaran terutama untuk barang-barang yang :
a. Merupakan produk baru yang permintaan akan barang tersebut masih belum dapat
diprediksi.
b. Membuka devisi penjualan disuatu daerah investasinya sangat mahal
investasinya.
c. Penjualan melalui dealer tidak menguntungkan pada tahun-tahun yang lalu.
d. Barang tersebut mahal harganya sehingga dealer memerlukan investasi yang
besar bila membelinya, dan
e.Fluktuasi harga barang tersebut sangat besar sehingga dealer tidak mau
membelinya.
2.Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak
komisioner sehingga risiko kerugian dapat ditekan.
3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini
disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat, sehingga
harga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika
menggunakan sistem penjualan melalui dealer yang kepemilikan barangnya sudah
ditangan dealer itu sendiri.
4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudang mudah
dikontrol sehingga risiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan
memudahkan untuk rencana produksi.
2
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Sedangkan alasan bagi komisioner untuk bersedia menerima titipan barang
konsinyasi adalah sebagai berikut :
1. Komisioner tidak dibebani risiko menanggung rugi bila gagal dalam
penjualan barang-barang konsinyasi.
2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena
semua biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat
3. Apabila terdapat barang konsinyasi yang rusak dan terjadi fluktuasi harga,
maka hal tersebut bukan tanggungan komisioner (hal ini sangat penting terutama
bila barang konsinyasi tersebut berupa buah-buahan, atau produk pertanian
lainnya.
4. Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi sebab komisioner hanya berfungsi
sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat.
5. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang
konsinyasi.
PT Sinar Himalaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
importer salah satunya mengimpor mesin bakery dan utensil. Sebagai
perusahaan yang sedang berkembang,PT Sinar Himalaya tentunya juga
melaksanakan penjualan konsinyasi untuk memperluas pasar dan memperbesar
hasil penjualan. Untuk itu , PT Sinar Himalaya memerlukan suatu system
akuntansi penjualan konsinyasi dalam mendukung kegiatan usahanya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memilih penjualan kredit
pada PT sinar Himalaya sebagai obyek yang akan diteliti, dengan judul “
Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Konsinyasi Pada PT Sinar Himalaya”.
3
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
1.2 BATASAN MASALAH
Dalam penelitian pasti ada permasalahan yang akan dibahas. Adapun
permasalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prosedur yang membentuk sistem penjualan kosinyasi pada
PT Sinar Himalaya?
2. Apa sajakah fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan konsinyasi pada
PT Sinar Himalaya?
3. Apa sajakah dokumen dan catatan yang diperlukan dalam sistem penjualan
konsinyasi pada PT Sinar Himalaya?
4. Bagaimanakah bagan alir dokumen dari sistem penjualan konsinyasi pada
PT Sinar Himalaya?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas, penelitian ini mempunyai
tujuan antara lain :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah sistem penjualan konsinyasi pada PT
Sinar Himalaya. Prosedur awal dan jaringan prosedur yang membentuk
sistem penjualan konsinyasi.
2. Untuk mengetahui fungsi yang terkait dalam sistem penjualan konsinyasi
pada PT Sinar Himalaya.
3. Untuk mengetahui dokumen dan catatan yang diperlukan dalam sistem
penjualan konsinyasi pada PT Sinar Himalaya.
4. Untuk mengetahui unsur pengendalian intern dalam sistem penjualan
konsinyasi pada PT Sinar Himalaya.
5. Untuk mengetahui bagan alir dokumen dari sistem penjualan konsinyasi
pada PT Sinar Himalaya.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai sistem
akuntansi penjualan konsinyasi pada PT Sinar Himalaya Jakarta.
4
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
2.Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat membandingkan antara teori sistem akuntansi penjualan konsinyasi
yang dipelajari dengan praktik yang diterapkan di perusahaan.
b. Bagi STIE Kasih Bangsa
Sebagai bahan referensi kepustakaan dan menambah informasi mengenai
sistem akuntansi penjualan konsinyasi
c. Bagi Perusahaan
Agar dapat memberikan informasi yang dapat digunakan oleh PT Sinar
Himalaya Jakarta.
5
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR
2.1.1. Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Mulyadi (2001: 5) adalah suatu jaringan prosedur
yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan. Menurut Zaki Baridwan (1998: 3) adalah suatu kerangka
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan
suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi
utama dari perusahaan.
Jadi sistem terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, unsur tersebut merupakan
bagian terpadu dari sistem yang bersangkutan tetapi dapat bekerja sama
untuk mencapai tujuan.
2.1.2 Pengertian Prosedur
Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2001: 5) yaitu suatu urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen
atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi
perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.
Sedangkan menurut Zaki Baridwan (1998: 3) adalah suatu urut-
urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam
satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan
6
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
2.1.3. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan. Bodnar yang diterjemahkan oleh Amir
Abadi Jusuf (2001:1) mengungkapkan, informasi adalah data
yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat.
2.1.4. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana
data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan
kepada para pemakai. (Hall 2001: 7).
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Krismiaji (2002) Sistem informasi akuntansi adalah
sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
Menurut Mulyadi (2001) Sistem pengendalian intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan
manajemen. Berikut tujuan sistem pengendalian intern.
1. Melindungi harta milik perusahaan.
2. Memeriksa kecermatan dan kehandalan data akuntansi
3. Meningkatkan efisiensi usaha.
4. Mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.
Pada hakekatnya sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi lima
elemen menurut Arens dan Loebbecke terjemahan Amir Abadi Yusuf
7
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
(1997: 270-271) sebagai berikut.
1. Lingkungan Pengendalian.
2. Penetapan risiko oleh manajemen.
3. Sistem komunikasi dan informasi akuntansi.
4. Aktivitas pengendalian.
5...Pemantauan.
2.2 DEFINISI BAGAN ALIR
Bagan alir adalah teknis analitis yang digunakan untuk menjelaskan
aspek sistem informasi yang jelas, tepat, dan logis. Krismiaji
(2002: 71). McLeod yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh
(2001), kamus data adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data
yang berada di dalam database. Normalisasi adalah proses melaksanakan
analisis data dan bertugas menyesuaikan data sehingga serupa dengan
serangkaian bentuk normal.
2.3 TRANSAKSI KONSINYASI
2.3.1 Pengertian Konsinyasi
Konsinyasi adalah penyerahan secara fisik barang oleh pihak pemilik
kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual, secara hukum
dapat dinyatakan bahwa hak atas barang ini tetap berada di tangan
pemilik sampai barang ini dijual oleh pihak agen penjual. Pihak yang
memiliki barang disebut konsinyor (consingor), sedangkan
pihak yang mengusahakan penjualan barang ini disebut
konsinyee (consignee), faktor (factor), atau pedagang komisi
(commission merchant) (Drebin 1995: 158).
Menurut Hadori Yunus dan Harnanto (1999), Penjualan konsinyasi
adalah perpindahan hak milik atas suatu barang dari pengamanat kepada
pihak ketiga apabila komisioner telah berhasil menjual barang kepada pihak
ketiga.
8
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
2.3.2 Karakteristik Penjualan Konsinyasi
Terdapat empat hal yang pada umumnya merupakan karakteristik
dari transaksi konsinyasi itu, yang sekaligus merupakan perbedaan
perlakuan akuntansinya dengan transaksi penjualan berikut ini.
1. Oleh karena hak milik atas barang masih berada pada pengamanat, barang
konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat. Barang
konsinyasi tidak boleh diperhitungkan sebagai persediaan oleh pihak
komisioner.
2. Pengiriman barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya
pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengalcui
timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner
sampai saat barang dapat dijual kepada pihak ketiga.
3. Pihak pengamanat sebagai pemilik tetap bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang
konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner
berhasil menjualnya kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain dalam
perjanjian di antara kedua belah pihak yang bersangkutan.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai
kewajiban untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang
komisi yang diterimanya itu. Oleh sebab itu administrasi yang tertib
harus diselenggarakan sampai dengan saat is berhasil menjual barang
tersebut kepada pihak ketiga.
Terdapat beberapa alasan bagi pengamanat untuk mengadakan
perjanjian konsinyasi antara lain sebagai berikut.
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas
pasaran yang dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan, atau
distributor, terutarna apabila.
a. Barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan produk
tidak tertentu dan belum terkenal.
b. Penjualan pada masa yang lalu dengan melalui dealer tidak menguntungkan.
c. Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup
besar bagi pihak dealer apabila is harus membeli barang yang bersangkutan.
2. Risiko tertentu dapat dihindarkan oleh pengamanat. Barang
9
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada diri
komisioner. Jadi lain sifatnya dengan perjanjian keagenan atau dealer.
3. Mungkin pengamanat ingin mendapatkan penjual khusus
(specialist) dalam perdagangan barang, terutama untuk ternak, hasil
pertanian, dan lain-lain.
4. Harga eceran barang yang bersangkutan tetap dapat
dikontrol oleh pengamanat; demikian pula terhadap jumlah barang
yang siap dipasarkan dan stok barang tersebut.
Bagi.komisioner menerima perjanjian konsinyasi, karena beberapa hal
berikut.
1. Komisioner dilindungi dari kemungkinan risiko gagal untuk
memasarkan barang tersebut atau keharusan menjual dengan rugi.
2. Risiko rusaknya barang dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan.
3 .Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya
barang konsinyasi yang diterima atau dititipkan oleh pengamanat.
Utoyo Widayat dan Sugito Wibowo (1999: 118) berpendapat bahwa,
retur penjualan konsinyasi adalah pengembalian barang dari
komisioner yang diakibatkan barang tersebut rusak, cacat, dan lain-lain
(misalnya, barang tidak laku terjual). Adapun sifat konsinyasi bila
ditilik dari sudut hukum adalah penyerahan barang ini disebut
sebagai penitipan, dimana pihak konsinyi memegang barang ini
untuk dijual seperti yang dirinci dalam persetujuan yang dibuat antara
konsinyor dan konsinyi (Drebin, 1995:158).
Persediaan dalam perusahaan dagang hanya terdiri dari satu
golongan, yaitu persediaan barang dagangan, yang merupakan barang
yang dibeli untuk tujuan dijual kembali (Mulyadi, 2001:553).
10
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
2.5 SISTEM INFORMASI PENJUALAN
2.5.1 Pengertian
Sistem Informasi Penjualan adalah sub sistem informasi bisnis yang mencakup
kumpulan prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen
dan informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang
berkepentingan, mulai dari diterimanya order penjualan sampai mencatat timbulnya
Tagihan/Piutang Dagang.
2.5.2 Jenis Penjualan
Terdapat beberapa cara dalam menjual. Untuk itu sistem yang diaplikasikan
disesuaikan dengan operasi dilapangan.
Penjualan Langsung yaitu penjualan dengan mengambil barang dari supplier
dan langsung dikirim ke customer.
Penjualan Stock Gudang yaitu penjualan barang dari stock yang telah
tersedia di gudang
Penjualan Kombinasi ( langsung + Stock ) yaitu penjualan dengan
mengambil barang sebagian dari supplier dan sebagian daris stock yang
tersedia di gudang.
2.5.3 Unit Organisasi Yang Terkait
Procedure penjualan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud
agar transaksi penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik.1 Dalam system
berjalan sesungguhnya terdapat unit-unit fungsional namun belum mendukung arus
informasi dapat berjalan dengan baik. Hal ini merupakan salah satu hambatan yang
menyebabkan proses pencatatan transaksi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Terdapat 8 (Delapan) unit organisasi yang diperlukan dalam sistem penjualan dan
pembelian yaitu :
1. Bagian Order Penjualan
2. Bagian Otoritas Kredit
3. Bagian Billing/Piutang
1 Badriwan., System Komputer Akuntansi (Yogyakarta : UGM Press 1988), edisi pertama hal 109
11
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
4. Bagian Stock & Delivery
5. Bagian Buku Besar
6. Bagian Pembelian
7. Bagian Gudang
8. Bagian IT/Pengolahan Data Elektronik
2.5.4 Dokumen yang Digunakan
1. Penawaran Harga (PH)
2. Order Form (OF)
3. Memo
4. Purcahse Order (PO)
5. Surat Pengantar Supplier (SPS)
6. Berita Acara Penerimaan
7. Delivery Order / Surat Pengantar / Surat Jalan (DO/SP/SJ)
1. 1 & 2 Tembusan pengiriman
2. 3 Tembusan langganan
3. 4. Arsip bagian delivery
8. Surat Perintah/permintaan Pengeluaran barang (SPB)
9. Invoice/Faktur
1. 1. Invoice
2. 2. tembusan Piutang
3. 3. tembusan Jurnal
4. 4. arsip di bagian order penjualan
10. Faktur Pajak
1. 1. Faktur Pajak
2. 2. Arsip
3. 3. Extra Copy
11. Kwitansi
12
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
2.5.5 Uraian Prosedur
Bagian Order Penjualan / Sales/Marketing
1. Merima Order dari langganan. Order dari langganan diterima dalam bentuk
(PO) dari langganan melalui fax atau secara langsung yang kemudian
dicatat dalam order form. Permintaan secara lisan melalui Telephone tidak
dapat dilayani.
2. Memverikasi order langganan mencakup data pelanggan secara lengkap
termasuk alamat penyerahan barang yang diinginkan customer, Quantity,
dan merawat validasi data tersebut melalui workstation yang ada pada
bagian penerimaan order untuk mengecek pemenuhan order, meliputi nama
product, nomor surat pesanan atau pemesan, harga, tanggal penyerahan
barang, dll.
3. Mencatat order langganan ke sistem komputer dan menerbitkan dokumen
order penjualan. Dokumen ini selanjutnya berfungsi sebagai surat
permintaan pengadaan barang (stock request). Bila barang yang dipesan
tidak tersedia atau persediaan di gudang tidak mencukupi, maka akan
direkam sebagai back order. (order yang belum terpenuhi). Order penjualan
di print out melalui printer di bagian penerimaan order
4. Membawa dokumen order penjualan ke bagian otorita kredit untuk
mendapat persetujuan penjualan kredit. Bila Customer tetap dapat langsung
ke bagian Stock & Delivery.
5. Mengadakan contact dengan pelanggan mengenai pemenuhan order.
Bagian Kredit
1. Menerima dokumen order penjualan dari bagian penerimaan order
2. Memeriksa status langanan melalui workstation yang ada di bagian otorita
kredit
3. Berdasarkan informasi yang diperoleh dilayar komputer, kemudian
memutuskan apakah order ini dapat dipenuhi
4. Menyerahkan kembali dokumen order penjualan yang sudah di verifikasi
dan ditandatangani, dan diteruskan ke bagian Stock & Delivery.
13
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
5. Menerima faktur lembar ke-1, Faktur Pajak lembar ke satu dan Delivery
Order lembar ke-1 yang telah diverifikasi oleh oleh langganan dan
mengarsipnya urut tanggal.
Bagian Stock & Delivery
1. Menerima Oder Penjualan yang telah ditandatangani bagian otorita kredit
dari bagian order penjualan
2. Menyiapkan Dokumen pengiriman berdasarkan order penjualan. Bila barang
tidak tidak tersedia di gudang meneruskan order penjualan ke bagian
pembelian barang dagang.
3. Mencatat pembelian, berdasarkan surat jalan yang ditandatangani oleh sopir
untuk barang yang langsung dijual atau Surat Jalan supplier yang
ditandatangani oleh bagian gudang untuk barang yang masuk ke gudang.
4. Membuat Delivery Order untuk order penjualan yang telah mendapat
otorisasi dari bagian otorita kredit
5. Membuat surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang, untuk
penjualan yang mengambil barang di gudang. Atau meminta PO/Memo
untuk mengambil barang di supplier dari bagian pembelian barang dagang.
6. Menyerahkan Delivery order, Surat Perintah/permintaan/Bon pengeluaran
barang atau PO/Memo ke bagian transportasi (sopir) untuk meminta barang
ke gudang atau mengambil barang di supplier.
7. Menerima Deliveri order lembar 1 & 2 yang telah ditanda
tangani/diverifikasi oleh Langganan
8. Menerbitkan listing delivery order dan diserahkan ke bagian pembuat
invoice.
Bagian Gudang
1. Menerima Perintah/Permintaan Barang
2. Menyediakan barang sesuai dengan Surat perintah/permintaan/Bon
pengeluaran barang (Deliveri Order tidak boleh digunakan untuk
pengeluaran barang karena tidak semua penjualan menggunakan barang
yang ada di gudang)
3. Mengembalikan Perintah/Permintaan/Bon pengeluaran barang kepada sopir
untuk ditandatangani dan meminta copynya setelah ditandatangi.
14
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
4. Mencatat Pengeluaran Pada Kartu Persediaan
Bagian Transportasi (Sopir)
Penjualan langsung (Barang langsung dari Supplier)
1. Menerima PO/Memo, Delivery Order dari bagian Stock & Delivery
2. Meminta barang ke supplier menggunakan PO/Memo
3. Menerima surat Jalan/Surat Pengantar Supplier
4. Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh supplier dengan
memo/Po/Surat Jalan Supplier
5. Menanda tangani Surat Jalan Supplier dan meminta copynya.
6. Membawa dan Menyerahkan barang ke customer
7. Menyerahkan Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
8. Meminta Lembar Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
9. Menyerahkan Delivery Order lembar 1 & 2 kepada Invoice (melalui Kurir)
10. Menyerahkan Copy Surat Jalan/Surat Pengantar Supplier yang telah ditanda
tangani ke bagian Stock. & Delivery (melalui Kurir)
Penjualan Barang Dari Stock Gudang
1. Menerima Surat Perintah/Permintaan pengeluaran Barang, Delivery Order
2. Meminta barang ke gudang dengan meyerahkan Surat Perintah/Permintaan
Pengeluaran Barang.
3. Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh bagian gudang
4. Menanda tangani Surat Perintah/Permintaan barang dan meminta copynya
kepada bagian gudang.
5. Menyerahkan barang kepada customer
6. Menyerahkan Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
7. Meminta Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
8. Menyerahkan delivery Order lembar 1& 2 kepada bagian Invoice (melalui
Kurir)
9. Menyerahkan Surat Perintah Pengeluaran barang yang telah ditandatangi ke
bagian Stock & Delivery. (melalui Kurir)
15
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Bagian Invoice/Faktur
1. Menerbitkan Faktur berdasarkan data delivery order yang telah di entry oleh
bagian stock & delivery. Pembuatan faktur ini cukup dengan memasukan
nomor order penjualan yang sudah direkam file server
2. Menerbitkan faktur pajak.
3. Menerbitkan listing penjualan harian
4. Mendistribusikan Dokumen
1. Invoice/Faktur, Faktur Pajak lembar ke-1, Deliveri Order lembar ke-1 ke
bagian Kredit
2. Tembusan Penjualan ke pemegang buku piutang
3. Tembusan Jurnal, Faktur Pajak lembar ke-2, Faktur Pajak Lembar ke-2 Ke
bagian buku besar
5. Mengarsip Invoice lembar ke-4, Delivery order lembar ke-2, faktur pajak
lembar Extra Copy.
Bagian Administrasi Keuangan
Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi
akuntansi yang bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan
menyusun laporan keuangan. Bagian administrasi keuangan yang
berhubungan dengan system penjualan adalah :
A. Bagian Piutang
1. Menerima faktur lembar ke-2 & 3 dari bagian Invoice
2. Merekam data transaksi penjualan dengan cara memasukan nomor order
penjualan. Perekaman meliputi data transaksi piutang
3. Mengarsip lembaran faktur lembar ke-2 urut tanggal
4. Mengumpulkan faktur lembar ke-3 dalam suatu periode harian
5. Menyerahkan satu kumpulan (batch) dari faktur lembar ke-3 bersama batch
control sheet bersangkutan ke bagian buku besar.
6. Membuat surat penagihan
B. Bagian buku besar
16
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Bagian Jurnal Penjualan
1. Menerima copy list penjualan harian yang dilampirkan copy faktur
(tembusan Jurnal) dan Delivery Order lebar ke- 2 yang telah diverifikasi
oleh penerima barang.
2. Menerima copy Faktur Pajak.
3. Mencatat Jurnal transaksi Penjualan
Bagian Jurnal Pembelian
1. Menerima Copy Po dari bagian pembelian
2. Menerima bukti penerimaan barang dari bagian penerimaan
3. Mencatat Jurnal transaksi yang menyebabkan timbulnya utang
Bagian pengolahan IT/Data elektronik
Bagian IT tidak melakukan fungsi pemasukan data karena semua input telah
dimasukan melalui terminal masing-masing bagian. Yang dilakukan oleh
bagian ini adalah mengendalikan arus informasi dan mengevaluasi laporan-
laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi yang selanjutnya diserahkan
ke bagian yang berwenang untuk dapat menentukan tindakan apa yang perlu
dilakukan.
Bagian IT memberikan support terhadap berjalannya arus informasi dengan
baik, pengendalian proses, pemilihan teknologi dll.
Jumlah personal untuk mengisi bagian-bagian tersebut diatas sangat
tergantung pada kebutuhan dimana ada bagian yang dapat digabung
sehingga beberapa bagian ditanggani oleh seorang personil dan sebaliknya
ada bagian yang harus dimekarkan sehingga satu bagian diisi oleh beberapa
personal. Arus dokumen disesuaikan dengan bagian yang ada.
17
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sinar Himalaya merupakan salah satu perusahaan importir & produsen
produk bakery utensil di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Ali
Sjukur pada tanggal 21 Nopember 1974 sebagai exclusive agent untuk
produk Bakery Machinery SINMAG Bakery Equipment co.LTD dan Baking
Utensils SAN NENG Bake Ware co.LTD.
Dalam jaringan distribusi PT. Sinar Himalaya menyalurkan produk bakery
utensilnya diberbagai tempat di Indonesia seperti hotel, Restauran,Toko
Bakery,Toko Utensil, Minimarket, supermarket, hypermart, dan sebagainya.
3.2 Data Perusahaan
Nama Perusahaan : PT Sinar Himalaya
Komisaris : Bpk. Ali Sjukur, Bpk. Josep T. Setiawan
Presiden Direktur : Bpk. Sumantri Sjukur
Direktur Utama : Bpk. Andi Sjukur
NPWP : 01.308.451.2-073.000
Nomor TDP : 09.05.1.51.13379
Website : www.sinarhimalaya.com
Email : [email protected]
Bidang Usaha :Mesin perkayuan, mesin bakery dan peralatan
bakery,mesin farmasi dan mesin pemprosesan
makanan,dan seperangkat mesin packaging
18
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Alamat Kantor :
KANTOR PUSAT :
Jl. P. Jayakarta 117, Blok A 8-10, Jakarta 10730
Telepon : ( 021 ) 6249282, 6599657, 6008728
Fax : ( 021 ) 6008474, 6497850
KANTOR CABANG :
a. Jl. Kedungdoro No. 36-46, Blok B 6-7, Surabaya 60251
Telp : (031) 5344035, 5344847, 5342735 , 5322160
Fax : (031) 5316113
b. Jl. MT. Haryono 427-429 Blok D4, Semarang 50124
Telp : (024) 3514472 ( Hunting )
Fax : (024) 3560074
GUDANG DI JAKARTA
Jl. Pulogadung Raya No. 10, Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta Timur. Telp : (021) 46822637
3.3 Service ( Pelayanan )
a. Melayani seluruh pelanggan, layanan suku cadang dengan teknisi kami
sendiri, termasuk pemasangan mesin, test commissioning, dan pelatihan
operator.
b. Memiliki persediaan/stok spare part genuine yang memadai, peralatan-
peralatan dan aksesoris di gudang kami.
c. Kantor-kantor dan perinciannya sebagai berikut :
Jakarta : pertokoan berupa ruko 4 lantai Dibangun diatas lahan 340
m2 digunakan untuk showroom and proses packing mesin kebutuhan
19
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
pengiriman. Di lantai kedua seluas 340 m2 dan lantai ketiga seluas 340
m2 digunakan untuk perkantoran. Di lantai keempat seluas 340 m2 untuk
gudang, peralatan, spare part dan aksesoris. Gudang seluas 3750 m2 dan
3 blok gudang yang berlokasi di Jakarta (termasuk workshop).
Surabaya : gedung pertokoan 3 lantai. Lantai dasar seluas 198 m2 untuk
showroom, Lantai dua seluas 198 m2 untuk perkantoran, dan lantai tiga
seluas 198 m2 untuk gudang peralatan, spare part dan aksesoris.
Semarang : gedung pertokoan 3 lantai. Lantai dasar seluas 65 m2 untuk
showroom, Lantai dua seluas 65 m2 untuk perkantoran dan lantai tiga
seluas 65 m2 untuk gudang peralatan, spare part dan aksesoris.
3.4 Struktur Organisasi
Gambar 3.4 Struktur Organisasi PT Sinar Himalaya
20
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
3.5 Deskripsi Kerja dan Tanggung Jawab
1. Direktur Pemasaran
Membawahi empat bagian yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala
bagian.
2.Manager
Bertugas:
1. .Merencanakan distribusi, target pasar, target penjualan
2. Mengatur koordinasi kerja antar fungsi dalam satu divisi
3. Mengarahkan bawahan untuk mencapai tujuan perusahaan
4. Mengontrol pelaksanaan dari sistem yang sedang berjalan
3.Supervisor Sales :
Uraian Tugas
1.MENCAPAI TARGET :
Sales
Mencapai target tim setiap bulan minimal 90 %.
Distribusi
Mencapai target distribusi vertical maupun horizontal.
Collection
Mencapai target collection sesuai dengan tanggal jatuh
tempo.
2.MENGATUR :
Membuat strategi marketing.
Target tim sesuai dengan kontibusi per outlet / area.
Membuat call plan / Jadwal kunjungan S-MD.
Area sales dan outlet sesuai dengan jumlah man power.
21
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
3.MENGONTROL :
Hasil kerja S-MD di lapangan
Kelengkapan dan biaya operasional S-MD
Stock produk di outlet
Estimasi sales dengan stock gudang yang ada.
Umur piutang sesuai dengan jatuh tempo agar tidak over
due
Aktivitas competitor.
4. MENGANALISA DATA :
Laporan S-MD setiap bulan
Sales report harian,mingguan dan bulanan
Estimasi sales mingguan dan bulanan.
Sales outlet pareto.
5. MEMBUAT ADMINISTRASI :
Membuat laporan sales dan collection dengan tepat waktu.
Mendokumentasi semua laporan dengan baik dan rapi.
Membuat laporan pendukung untuk antar divisi.
6.MEMOTIVASI BAWAHAN :
Mentraining S-MD dengan jalan bareng ke lapangan.
Mampu memotivasi bawahan untuk semangat kerja.
Memberikan pengetahuan produk knowlage
Memberikan pengetahuan salesman skill
Memberikan pengetahuan merchandising skill
4.Sales Merchandiser ( S-MD) :
Uraian Tugas
1. Mencapai target :Sales.Distribusi.Collection.
2. Menjaga kelengkapan produk
3. Melakukan taking order dan collection.
22
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
4. Melakukan penataan produk dan display sesuai petunjuk yang
diberikan
5. Menjaga kebersihan dan kerapihan produk dan tempat display.
6. Melakukan pemasangan dan pemeliharaan label barcode / POS
material.
7. Memonitor dan Memastikan bahwa PO telah terkirim sesuai
dengan estimasi.
8. Melakukan pengiriman ke outlet yang telah ditentukan ( bila
dibutuhkan ).
9. Membuat report sbb :
Estimasi order.
Check stock pajangan
Data penjualan / Sales report
Aktivitas competitor
Monitoring harga produk
3.5 Sarana Promosi Perusahaan
3.5.1.Media Internet
Gambar 3.5.1 Website PT Sinar Himalaya :www.sinarhimalaya.com
3.5.2 Media Brosur
Gambar Sebagian Produk PT Sinar Himalaya :
23
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
24
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Gambar 3.5.2 Produk-produk PT Sinar Himalaya
25
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
I. PEMBAHASAN
4.1 Sistem dan Prosedur Penjualan Konsinyasi Pada PT Sinar Himalaya
PT Sinar Himalaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
importer produk bakery machinery dan utensil. Sebagai perusahaan yang
telah berdiri sekitar 37 tahun, PT sinar Himalaya terus berupaya untuk
melebarkan pangsa pasarnya. Salah satunya melalui strategi penjualan,
yaitu tipe penjualan konsinyasi.
Tipe penjualan konsinyasi yang dijalankan oleh PT Sinar Himalaya,
mempunyai fungsi terkait, jaringan prosedur yang membentuk system, serta
dokumen-dokumen yang digunakan. Berdasarkan pengamatan yang telah
penulis lakukan, berikut adalah uraian sistem dan prosedur penjualan
konsinyasi di PT Sinar Himalaya.
4.1.1 Prosedur Awal Sistem Penjualan Konsinyasi
Prosedur awal dalam menjalankan sistem penjualan konsinyasi adalah
melakukan survey dan analisa. Penjualan konsinyasi dapat berdampak
menguntungkan jika dijalankan oleh perusahaan, jika calon komisioner
memenuhi tiga syarat yaitu :
1. Status Badan Hukum Perusahaan Komioner
Perusahaan komioner harus sudah berbentuk badan hukum, dalam hal ini
sudah menjadi PKP. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga, jika di
kemudian hari, salah satu pihak melakukan wanprestasi. Maka dapat
dilakukan upaya hukum yaitu gugatan secara pidana dan perdata.
2.Kelayakan Tipe Outlet
Komisioner (Consignee) harus mempunyai outlet yang layak untuk
dititipi barang konsinyasi dari pengamanat (Consigner). Layak atau
tidaknya dinilai dari segi tempat apakah outlet komisioner strategis atau
tidak.
26
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
3.Manfaat Distribusi
Terakhir adalah melakukan analisa dari segi distribusi, apakah dapat
memperluas area pemasaran atau tidak. Maksud dari perluasan area
pemasaran adalah sebagai upaya untuk meningkatkan omzet perusahaan.
Dalam konsinyasi, bisanya terdapat perjanjian kerjasama tempo selama
tiga bulan. Artinya jika dalam waktu tiga bulan, barang pengamanat tidak
laku terjual, maka barang tsb bisa ditarik sewaktu-waktu.
Jika ketiga kriteria di atas sudah terpenuhi, maka kerjasama penjualan
konsinyasi bisa dijalankan oleh perusahaan.
4.1.2 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penjualan Konsinyasi
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan konsinyasi
adalah:
4.1.2.1 Prosedur Order Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari komisioner.
Order dari komisioner bisa diterima secara langsung dan tidak
langsung. Bisanya order diterima scara langsung ketika sales
merchandiser melakukan kunjungan rutin ke outlet komisioner. Dalam
kunjungan rutin ini, Salesman bertugas untuk maintenance barang-
barang consignment out, serta melakukan stok opname. Umumnya,
komisioner melakukan order untuk barang yang fast moving dalam
penjualan. Order ini dilakukan untuk mencegah kekosongan stok di
outlet. Sedangkan untuk order secara tidak langsung, biasanya
komisioner mengirim PO (Purchase Order) melalui fax atau email.
Setelah fax/email diterima, sales akan meyerahkan ke bagian data entry
untuk mengecek stok barang yang diminta melalui program yang
terintegrasi antar bagian, program ini bernama SBO (SAP Business
One). Selanjutnya melakukan pengecekan harga. Jika stok tersedia dan
harga yang tercantum di PO sudah sesuai, maka sales meneruskan PO
ini ke bagian administrasi penjualan untuk diproses lebih lanjut.
4.1.2.2 Prosedur Pembuatan Order Pesanan
Dalam prosedur ini, sales merchandiser yang bertugas menangani
penjualan konsinyasi,menyerahkan PO yang telah dicek ketersediaan
jumlah dan kesesuaian harga jualnya ke bagian administrasi penjualan.
27
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Bagian adminsitrsi penjualan ini juga melayani pengiriman barang.
Pertama-tama, admin sales yang berwenang menangani pengiriman,
menginput informasi pesanan barang sesuai PO yang diterima ke dalam
program SBO. Input ini akan terintegrasi ke bagian gudang,yang biasa
disebut draf.
4.1.2.3 Prosedur Penyiapan Barang di Gudang
Dalam prosedur ini yang bertanggung jawab adalah Kepala Gudang
dibantu oleh para staff gudang. Staff gudang ini, berbagi tugas sebagai
data entry, petugas pengecekan barang, pengambil barang, dan
pengemasan barang. Draf yang terkirim secara otomatis ke bagian
gudang kemudian akan di print out. Berdasarkan draf inilah bagian
gudang akan menyiapkan pesanan yang diminta oleh komisioner. Jika
barang tersedia, dan sudah disiapkan, masing2 jumlah dan jenis barang
yang tercantum dalan draf akan di check list. Lalu dilakukan proses
pengemasan. Selanjutnya draf akan dikembalikan oleh bagian gudang
ke admin pengiriman.
4.1.2.4 Prosedur Pengiriman Barang
Dalam prosedur ini, setelah barang selesai dikemas dan siap untuk
dikirim, maka bagian gudang akan menyerahkan kembali draf
kepada staff admin yang bertugas mengatur pengiriman. Selanjutnya
admin ini, akan membuatkan Surat Jalan untuk barang tersebut
berdasarkan draf yang telah diserahkan. Setelah semua dokumen
pengiriman siap, maka barang akan dikirim oleh kurir (jika sedikit
dan dapat diangkut motor), atau oleh supir (jika barang tsb banyak
dan hanya bisa terangkut dengan mobil).
4.1.2.5 Prosedur Penagihan
Setiap akhir bulan, supervisor sales akan menerima data penjualan
barang-barang konsinyasi yang laku terjual dari pihak komisioner.
Lalu dari data penjualan tersebut dibuatkan faktur agar dapat
dilakukan proses penagihan. Jumlah penagihan dihitung berdasarkan
rumus Barang Terjual-Retur Penjualan. Selanjutnya faktur yang telah
dilampiri dokumen-dokumen pendukung, seperti PO dan Surat Jalan
akan dibawa oleh kolektor ke komisioner untuk dilakukan proses tukar
faktur. Tukar faktur dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan
28
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
oleh komisioner. Selanjutnya pihak pengamanat yang diwakili
kolektor akan menerima Tanda Terima Dokumen sebagai bukti bahwa
faktur telah dilkukan penagihan. Di dalan Tanda Terima ini, biasanya
tertulis keterangan kapan tanggal jatuh tempo pelunasan pembayaran
akan dilakukan. Umumnya pembayaran dilakukan dengan cara
transfer ke rekening bank pengamanat (Consignee),yang telah
disepakati.
4.1.2.6 Prosedur Pencatatan Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur
penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan
tertentu mengarsipkan dokumen menurut abjad yang berfungsi
sebagai catatan piutang.
4.2 Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam system penjualan konsinyasi di PT Sinar
Himalaya adalah :
4.2.1 Fungsi Penjualan
Dalam transaksi penjualan konsinyasi, fungsi ini berfungsi untuk menerima
order dari pihak komisioner(consignee). Fungsi penjualan membuat Surat
Pesanan Barang berdasarkan PO (purchase order) yang diterima dari
komisioner dan meneruskannya ke bagian gudang dan bagian pengiriman.
4.2.2 Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab menyediakan barang sesuai spesifikasi
barang yang tertera dalam PO. Fungsi bertugas untuk mencari barang sesuai
jumlah dan jenis yang diminta, kemudian melakukan pengemasan (packing)
sehingga barang dapat dikirim oleh bagian pengiriman.
4.2.3 Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang berdasarkan
kuantitas, mutu, dan jenis yang tercantum di dalam Surat Pesanan Barang
yang diterima dari fungsi penjualan.. Fungsi ini bertugas untuk membuat
Dokumen Pengiriman yaitu Surat Jalan dan meminta pelanggan untuk
membubuhkan tanda tangan di atas Surat Jalan tersebut sebagai bukti
bahwa barang telah diterima.
4.2.4.Fungsi Penagihan
29
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan prosedur penagihan
ke komisioner yang disebut tukar faktur ke berdasarkan laporan penjualan
barang terjual yang diterima dari komisioner. Transaksi tukar faktur
dilakukan sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, dan setelah
transaksi ini consignee baru dapat melakukan proses pembayaran kepada
consigner sebelum tanggal jatuh tempo. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk meminta tanda terima dokumen/faktur dari komisioner, sebagai tanda
bukti telah diterimanya faktur tagihan.
4.2.5.Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan account
bank pada tanggal jatuh tempo untuk melihat apakah uang pembayaran
sudah diterima atau belum. Lalu mencatat transaksi berkurangnya piutang
kepada komisioner berdasarkan bukti transfer pembayaran dari bank yang
bersangkutan.
4.3 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam system penjualan konsinyasi adalah:
4.3.1 Purchase Order
Dokumen ini merupakan dokumen pertama yang menjadi dasar
penyiapan order pesanan, serta member otorisasi kepada admin
penjualan untuk menginput jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi
seperti yang tertera di atas dokumen tersebut ke dalam SBO untuk
dibuat draf.
4.3.2 Draf
Dokumen ini dikirimkan ke bagian gudang oleh admin pengiriman.
Berdasarkan dokumen draf lah, para staff gudang akan menyiapkan dan
mengemas pesanan yang diminta komisioner.
4.3.3 Surat Jalan
Dokumen ini dibuat berdasarkan barang yang telah disiapkan sesuai
informasi dari draf, dan memberikan otorisasi kepada fungsi
pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan
spesifikasi seperti yang tertera di atas dokumen tersebut
30
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
4.3.4 Faktur dan tembusannya
Dokumen ini merupakan merupakan lembar pertama yang dikirim oleh
fungsi penagihan kepada pelanggan. Jumlah dan lembar faktur
penjualan yang dikirim kepada pelanggan adalah tergantung dari
permintaan pelanggan.
4.3.5 Bukti Tanda Terima Dokumen
Dokumen ini merupakan sebagai tanda bukti telah diserahkannya
dokumen-dokumen penagihan kepada komisioner. Dalam dokumen ini,
juga dicantumkan tanggal jatuh tempo pembayaran.
4.4 Unsur Pengendalian Internal
Unsur pengendalian internal terdiri dari organisasi, sistem otorisasi,
dan prosedur pencatatan.
4.4.1 Dari Segi Organisasi
i. Fungsi Penjualan terpisah dari fungsi Pengiriman
Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan
efisiensi terhadap transaksi penjualan konsinyasi. Dalam transaksi
penjualan konsinyasi, fungsi penjualan ditangani oleh Sales
Merchandiser. Sales-MD ini difokuskan sebagai ujung tombak
perusahaan dalam hal penjualan barang. Jika sales MD harus
melakukan fungsi pengiriman juga,maka konsentrasinya dalam
menjual akan terpecah dan menjadi tidak focus dalam meningkatkan
omzet penjualan perusahaan.
ii. Fungsi Pengiriman terpisah dari Fungsi Gudang
Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan
pengecekan stok intern terhadap transaksi penjualan konsinyasi.
iii. Fungsi Akuntansi terpisah dari fungsi penjualan
Salah satu unsur pokok system pengendalian intern mengharuskan
pemisahan fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi
akuntansi. Dalam sistem penjualan konsinyasi di PT Sinar
Himalaya, fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan piutang
dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi
penjualan.
31
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
iv. Transaksi Dilaksanakan Oleh Satu Orang atau Lebih dari
Satu Fungsi
Dalam transaksi penjualan konsinyasi di PT Sinar Himalaya, tidak
ada yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi.
4.4.2 Dari Segi Sistem Otorisasi
1. Penerimaan order dari komisioner diotorisasi oleh Fungsi Penjualan
berdasarkan PO (Purchase Order)
Biasanya PO yang diterima oleh bagian penjualan, akan dicek ketersediaan
stok dan kesesuaian harga jual. Lalu jika stok tidak lengkap dan ada
perubahan harga jual, informasi yang akurat akan disalin ke formulir Surat
Pesanan Barang (SPB). Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan
diwujudkan dalam bentuk tanda tangan otorisasi dari fungsi penjualan pada
formulir SPB.
2. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan
membubuhkan tanda tangan pejabat bagian keuangan yang berwenang
pada faktur penjualan.
Denga terjadinya piutang maka mengakibatkan kekayaan perusahaan
bertambah, sehingga diakui dan dicatat berdasarkan dokumen faktur
penjualan.
4.4.3 Dari Segi Praktik Yang Sehat
2. Formulir SPB bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan.
3. Surat Jalan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggung jawabkan oleh fungsi pengiriman.
4. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggung jawabkan oleh fungsi penagihan.
32
Bagian Order Penjualan
Mulai
Menerima order dari pelanggan
Membuat faktur
5
4
3
2
FPKK
1
N21
Bagian Gudang
2
4
FPKK
3
Menyiapkan Barang
4
FPKK
3
3
N
KartuGudang
BersamaDengan Penyerahanbarang
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
4.5 Bagan Alir
33
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
34
5
FPKK
1
AMembuat
Surat Tagihan
FPKK
1
Surat Tagihan
Ke Pelanggan
6
FPKK
2
Jurnal Penjualan
N
Selesai
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
II. Analisa Sistem Penjualan Konsinyasi Pada PT Sinar Himalaya
4.6 Fungsi yang Terkait
PT Sinar Himalaya Fungsi Penjualan yangBerlaku Umum
Analisis
35
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
1. Fungsi Penjualan
2. Fungsi Gudang
3. Fungsi Pengiriman
4. Fungsi Akuntansi
5. Fungsi Penagihan
1. Fungsi Kredit
2. Fungsi Gudang
3. Fungsi Pengiriman
4. Fungsi Akuntansi
5. Fungsi Penagihan
Secara system, fungsi yang terkait
di PT Sinar Himalaya sudah cukup
lengkap. Fungsi Kredit memang
tidak diperlukan di sini, karena
system penjualan yang dipakai
adalah system penjualan
konsinyasi. Namun baiknya fungsi
penjualan perlu diadakan
penambahan bagian dengan
dibentuknya bagian riset dan
pengembangan produk.
Secara penjabaran fungsi, terlihat bahwa fungsi yang terkait dalam penjualan konsinyasi di
PT Sinar Himalaya sudah cukup lengkap. Hanya perlu ditambahkan bagian Riset dan
Pengembangan Produk. Hal ini untuk memberi kemudahan bagi sales untuk memasarkan
produk konsinyasi, yang diharapkan akan memberi kontribusi dalam meningkatkan omzet
perusahaan. Dalam pelaksanaan sistem penjualan konsinyasi, prosedur yang ada di PT Sinar
Himalaya sudah cukup lengkap. Hanya saja penulis melihat perlu ditambahkannya bagian
riset dan pengembangan produk. Hal ini dimaksudka untuk meminimalisir kesalahan sales
dalam menawarkan order pesanan ke pelanggan, nama barang yang sudah pernah di order
dan tidak. Juga perlunya database historical penjualan, agar terlihat barang mana yang cepat
terjual dan yang tidak
4.7 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
PT Sinar Himalaya Prosedur Penjualan yang Berlaku Umum
Analisis
36
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
1. Prosedur Order Penjualan
2. Prosedur Pembuatan Pesanan
3. Prosedur Penyiapan Barang di Gudang
4. Prosedur Pengiriman5. Prosedur Penagihan6. Prosedur Pencatatan
Penjualan
1. Prosedur Order Penjualan
2. Prosedur persetujuan Kredit
3. Prosedur Pengiriman4. Prosedur Penagihan5. Prosedur Pencatatan
Piutang6. Prosedur Distribusi
Penjualan7. Prosedur Pencatatan
Harga Pokok Penjualan
Prosedur penyiapan barang dan prosedur pengiriman sering terhambat karena masih terjadi masalah di system persediaan barang. Terjadi selisih stok antara barang di computer dengan barang nyata yng tersimpan di gudang. Metode persediaan yang dipakai adalah FIFO.
Pada dasarnya jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan konsinyasi di PT
Sinar Himalaya sudah cukup baik. Namun prosedur penyiapan barang di gudang dan
prosedur pengiriman masih sering terhambat karena terjadi kendala pada system
persediaan barang. Stok barang di computer tidak sesuai dengan stok nyata yang ada
di gudang penyimpanan.Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman.
4.8 Dokumen Yang Digunakan
PT Sinar Himalaya Dokumen Penjualan yang Berlaku Umum
Analisis
37
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
1.Formulir Puschase Order/Surat Pesanan Barang (SPB)2.Draft3.Surat Jalan4.Faktur dan Tembusannya
1. Surat Order Pengiriman dan Tembusannya
2. Faktur dan Tembusannya
3. Rekapitulasi HPP4. Bukti Memorial
Dari segi dokumen yang digunakan, pada PT Sinar Himalaya dokumen penjualan yang dipakai sudah cukup lengkap dan mendukung dalam pelaksanaan sistem penjualan konsinyasi.
Dokumen yang digunakan di PT Sinar Himalaya untuk mendukung proses sistem
penjualan konsinyasi sudah cukup lengkap. Dari awal terjadinya order pesanan
hingga akhir ke penagihan kepada custumer dan pencatatan di bagian akuntansi
sudah difasilitasi oleh dokumen-dokumen yang ada. Pemakaian dokumen yang ada
sudah sesuai untuk mencapai tujuan transaksi konsinyasi.
38
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, maka penulis dapat mengmbil
kesimpulan mengenai system penjualan konsinyasi di PT Sinar Himalaya. Adapun
kesimpulan tersebut adalah:
1.Sistem penjualan konsinyas yang dijalankan oleh PT Sinar Himalaya memberi
keuntungan bagi kedua belah pihak, yaitu pihak yang menitipkan barang (consigner)
dan pihak yang diberikan titipan (consignee).
2.Sebelum melaksanakan system penjualan konsinyasi, perusahaan harus
melaksanakan analisa. Ini dilakukan agar mendapatkan calon komisioner yang
potensial. Komisioner harus memenuhi tiga kriteria yang ditetapkan, yaitu:
1. Status badan hukum perusahaan komisioner
2. Kelayakan tipe outlet
3. Manfaat distribusi
3. Jangka waktu perjanjian kerjasama konsinyansi, umumnya adalah selama 3 (tiga)
bulan. Jika dalam kurun waktu tiga bulan, barang consignment tidak laku terjual,
maka akan dilakukan penarikan ke gudang pengamanat (consigner).
4. Dalam system penjulan konsinyasi di PT Sinar Himalaya, terdapat jaringan
prosedur yang membentuk system. Jaringan prosedur itu adalah prosedur order
penjualan, prosesur pembuatan pesanan, prosedur penyiapan barang di gudang,
prosedur pengiriman, prosedur penagihan, dan prosedur pencatatan penjualan. Antara
satu prosedur dan prosedur yang lainnya saling berkesinambungan dan memiliki
kaitan yang erat sehingga diperlukan koordinasi antar bagian. Namun prosedur
penyiapan barang di gudang dan prosedur pengiriman sering terhambat karena masih
terjadi masalah di system persediaan barang (stok). Ada ketidaksesuaian antara stok di
komputer dengan stok nyata fisik barang yang ada di gudang penyimpanan.
5. Adapun fungsi yang terkait dalam system penjualan konsinyasi di PT Sinar
Himalaya yaitu fungsi penjualan, fungsi gudang, fungsi pengiriman, fungsi akuntansi
dan fungsi penagihan. Fungsi yang terkait sudah, cukup lengkap, hanya penulis
melihat fungsi penjualan perlu diadakan penambahan dengan adanya bagian riset dan
pengembangan produk yang dibentuk secara terpisah.
6. Dokumen yang digunakan dalam transaksi system penjualan konsinyasi di PT Sinar
39
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
Himalaya antara lain PO (Purchase Order), SPB (Surat Pesanan Barang), draf, surat
jalan, faktur dan tembusannya, dan bukti tanda terima dokumen. Dokumen sudah
cukup lengkap serta pemakaiannya sudah sesuai untuk mencapai tujuan penjualan
konsinyasi.
5.2 Saran
Saran penulis untuk sistem penjualan konsinyasi di PT Sinar Himalaya adalah:
1. Perlu ditingkatkan koordinasi antar bagian yang menunjang system penjualan
konsinyasi.
2. Diadakan perbaikan pada servis level, yaitu bagian persediaan barang. Karena
system persediaan FIFO yang diterpakan tidak berjalan dengan baik.Hal inilah
yang menyebabkan sering terjadi selisih stok yang berdampak menghambat
transaksi penjualan.
3. Perlu dibentuk bagian riset dan pengembangan produk. Tujuan dari pembentukan
bagian ini adalah, agar perusahaan dappat lebih sigap membaca keinginan pasar
akan kebutuhan produk dan memperbaiki kekurangan produk yang ada sehingga
dapat bersaing dengan kompetitor di pasaran.
40
Kampus Beasiswa STIE Kasih Bangsa
Jl.Dr.Kasih No.1 Arteri Jalan Panjang Kebon Jeruk Jakarta Barat
ContentsBAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
41