64046739 Bowel Training (Autosaved)
-
Upload
dessy-choerunnisa-suherman -
Category
Documents
-
view
18 -
download
5
Transcript of 64046739 Bowel Training (Autosaved)
BOWEL TRAINING
Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yangtidak
dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalampembuangan
eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut sampaianus.
Dalam proses defekasi terjadi dua macam refleks yaitu :
1. Refleks defekasi intrinsic
Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang kemudian menyebabkan rangsangan pada
fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tibadi anus secara sistematis spingter
interna relaksasi maka terjadi defekasi.
2. Refleks Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudianditeruskan ke spinal coral,
dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon desenden,sigmoid dan rectum yang manyababkan
intensifnya peristaltik. Relaksasi spinter internamaka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontrol abdomen, disfragma, dan kontraksi otot.Faktor-fakor Yang
Mempengaruhi Proses Defekasi :
1. Usia : bayi kontrol defekasi belum berkembang, usika kontrol defekasi menurun.
2. Diet : makanan bersifat mempercepat prosews produlsi feses, juga kwantitas makanan.
3. Intak Cairan : Ciran kurang feses libih keras karena absorbsi cairan meningkat
4. Aktifitas : Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan membantu proses defekasi.
5. Psikologis : Cemas, takut, marah, ekan meningkatkan pristaltik aehingga menyebabkandiare.
6. Pengobatan
7. Gaya Hidup : Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BABdan
kebiuasaan menahan BAB.
8. Penyakit : Diare, konstipasi.
9. Anastesi dan Pembedahan : Biasanya 24-48 jam.
10. Nyeri : bisa mengurangui keinginan Kerusakan Sensori motorik.
Bowel training adalah pelatihan usus membantu untuk membangun kembali gerakan usus
normal pada orang yang menderita sembelit, diare, inkontinensia ketidakteraturan, atau.
Aktivitas usus yang sehat dianggap satu atau dua gerakan ukuran sedang setiap hari.
Bowel training adalah membantu pasien untuk melatih bowel terhadap evakuasi interval
yang spesifik, dengan tujuan untuk melatih bowel secara rutin pada pasien yang mengalami
gangguan pola bowel, dilakukan pada pasien yang mengalami masalah eliminasi bowel tidak
teratur.
Pada klien yang mengalami konstipasi kronik, sering terjadi obstipasi / inkontinensia
feses, program bowel training dapat membantu mengatasinya. Program ini didasarkan pada
faktor dalam kontrol klien dan didesain untuk membantu klien mendapatkan kembali
defekasi normal. Program ini berkaitan dengan asupan cairan dan makanan, latihan dan
kebiasaan defekasi. Sebelum mengawali program ini, klien harus memahaminya dan terlibat
langsung. Secara garis besar program ini adalah sebagai berikut :
1. Tentukan kebiasaan defekasi klien dan faktor yang membantu dan menghambat defekasi
normal.
2. Desain suatu rencana dengan klien yang meliputi :
a. Asupan cairan sekitar 2500 – 3000 cc/hari
b. Peningkatan diit tinggi serat
c. Asupan air hangat, khususnya sebelum waktu defekasi
d. Peningkatan aktivitas / latihan
3. Pertahankan hal-hal berikut secara rutin harian selama 2 – 3 minggu :
a. Berikan suppository katarsis (seperti dulcolax) 30 menit sebelum waktu defekasi klien
untuk merangsang defekasi.
b. Saat klien merasa ingin defekasi, bantu klien untuk pergi ke toilet / duduk di Commode
atau bedpan. Catat lamanya waktu antara pemberian suppository dan keinginan
defekasi.
c. Berikan klien privacy selama defekasi dan batasi waktunya, biasanya cukup 30 – 40
menit.
d. Ajarkan klien cara-cara meningkatkan tekanan pada kolon, tetapi hindari mengecan
berlebihan, karena dapat mengakibatkan hemorrhoid.
4. Berikan umpan balik positif kepada klien yang telah berhasil defekasi. Hindari negatif
feedback jika klien gagal. Banyak klien memerlukan waktu dari minggu sampai bulan
untuk mencapai keberhasilan.
Langkah-langkah bowel training
Anda dapat menggunakan stimulasi digital untuk memicu buang air besar:
Masukkan jari pelumas kedalam anus dan membuat gerakan melingkar sampai
sphincter berelaksasi. Ini mungkin memakan waktu beberapa menit.
Setelah melakukan rangsangan, duduk dalam posisi normal untuk buang air besar.
Jika dapat berjalan, duduk di toilet atau toilet samping tempat tidur. Jika terbatas pada
tempat tidur, gunakan pispot. Masuk ke sebagai dekat dengan posisi duduk mungkin,
atau menggunakan posisi berbaring sebelah kiri jika tidak mampu untuk duduk.
Cobalah untuk mendapatkan privasi sebanyak mungkin. Beberapa orang menemukan
bahwa membaca sambil duduk di toilet membantu mereka bersantai cukup untuk
memiliki gerakan usus.
Jika rangsangan digital tidak menghasilkan buang air besar dalam waktu 20 menit,
ulangi prosedur.
Cobalah untuk kontrak otot-otot perut dan menanggung turun sementara melepaskan
tinja. Beberapa orang merasa terbantu dengan membungkuk ke depan sementara
bantalan bawah. Hal ini meningkatkan tekanan abdominal dan membantu usus
kosong.
Lakukan stimulasi digital setiap hari sampai membangun pola buang air besar teratur.
Anda juga dapat merangsang gerakan usus dengan menggunakan supositoria (gliserin
atau Dulcolax) atau enema kecil. Beberapa orang minum jus prune hangat atau nektar
buah untuk merangsang gerakan usus.
Konsistensi sangat penting untuk keberhasilan program pelatihan kembali usus.
Menetapkan waktu yang ditetapkan untuk buang air besar setiap hari. Pilih waktu yang
nyaman, dengan mengingat jadwal harian. Waktu terbaik untuk buang air besar adalah 20-40
menit setelah makan, karena makan merangsang aktivitas usus.
Dalam beberapa minggu, kebanyakan orang mampu membangun rutinitas buang air besar.
DAFTAR PUSTAKA
Bartz S. Constipation and fecal incontinence. In: Ham RJ, Sloane PD, Warshaw GA, Bernard
MA, Flaherty E, eds. Primary Care Geriatrics: A Case-Based Approach. 5th ed.
Philadelphia, Pa: Elsevier Mosby; 2006:chap 23.
Mellgren A. Fecal incontinence. Surg Clin North Am. 2010 Feb;90(1):185-94.
Jennifer K. Mannheim, ARNP, Medical Staff, Department of Psychiatry and Behavioral
Health, Seattle Children's Hospital; George F. Longstreth, MD, Department of
Gastroenterology, Kaiser Permanente Medical Care Program, San Diego, California.
Also reviewed by David Zieve, MD, MHA, Medical Director, A.D.A.M., Inc Update
Date: 7/22/2010
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Bowel+Training