55529093 Laporan Program Kia

14
LAPORAN PROGRAM KIA DI PUSKESMAS GIANYAR II Poin-Poin Program Kesehatan Ibu Anak Mahasiswa: Ketut Gede Wiradharma Andin Naryanto Anthony Pembimbing: DR. Luh Seriani dr. Pande Pt Irma Yustini Pemegang Program: Ni Luh Wayan Sri Rejeki,A,Md,keb Tujuan Umum Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju NKKBS serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Tujuan Khusus: 1. Menurunkan angka kematian ibu maternal di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010 2. Menurunkan angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010 3. Menurunkan angka kematian balita di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010 1. Indikator untuk masalah kematian ibu adalah MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu), yaitu jumlah kematian ibu karena komplikasi kehamilan dan persalinan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan waktu yang sama dikali konstanta tertentu (1000 atau 100.000). Keterangan : X = Jumlah kematian ibu waktu hamil, bersalin, dan masa nifas pada suatu wilayah tertentu selama 1 tahun Y = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang sama K = Konstanta (1000 atau 100.000) MMR = X x k Y

description

kista pdf

Transcript of 55529093 Laporan Program Kia

  • LAPORAN PROGRAM KIADI PUSKESMAS GIANYAR II

    Poin-Poin Program Kesehatan Ibu Anak

    Mahasiswa:Ketut Gede WiradharmaAndin NaryantoAnthony

    Pembimbing:DR. Luh Seriani dr. Pande Pt Irma Yustini

    Pemegang Program:Ni Luh Wayan Sri Rejeki,A,Md,keb

    Tujuan UmumTercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju NKKBS serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

    Tujuan Khusus:1. Menurunkan angka kematian ibu maternal di Puskesmas Gianyar II pada tahun 20102. Menurunkan angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II pada tahun 20103. Menurunkan angka kematian balita di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010

    1. Indikator untuk masalah kematian ibu adalah MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu), yaitu jumlah kematian ibu karena komplikasi kehamilan dan persalinan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan waktu yang sama dikali konstanta tertentu (1000 atau 100.000).

    Keterangan :X = Jumlah kematian ibu waktu hamil, bersalin, dan masa nifas pada suatu wilayah tertentu selama 1 tahunY = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang samaK = Konstanta (1000 atau 100.000)

    MMR = X x k Y

  • Angka kematian ibu di Puskesmas Gianyar II bulan Mei 2010: 0

    Indikator untuk masalah kematian anak adalah IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi), yaitu jumlah kematian bayi berumur < 13 bulan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah bayi yang lahir hidup dalam tahun yang sama dikali konstanta tertentu (1.000 atau 100.000).

    Keterangan:X = Jumlah bayi berumur < 13 bulan yang meninggal pada suatu wilayah suatu wilayah tertentu selama 1 tahun.Y = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang sama.k = Konstanta (1.000 atau 100.000).

    Angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II tahun 2009 : 5 / 414 x 1.000 = 12 per 1.000 kelahiran hidup.

    2. Penyebab kematian ibu saat hamil, saat/pasca melahirkan dan masa nifas adalah: Saat hamil

    Perdarahan semisal karena abortus provokatus dan infeksi. Saat/pasca melahirkan

    Perdarahan post partum, eklampsia, ruptur dan atonia uteri. Masa nifas

    Infeksi.

    Penyebab kematian anak adalah: BBLR, asfiksia, tetanus neonatorum, ISPA, diare, dll. Penyebab kematian anak di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2009 adalah: BBLR sebanyak 3 orang, asfiksia 1 orang, infeksi 1 orang

    IMR = X x k Y

  • 3. Penduduk sasaran dari Program KIA adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, dan anak pra sekolah.Cara menentukan sasaran adalah:

    - Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk di wilayah tersebut.CBR (Crude Birth Rate) atau angka kelahiran kasar didapatkan dari data Kantor Statistik Kabupaten/Kota atau CBR propinsi. CBR = jml kelahiran dalam setahun x 1000 jml penduduk pertengahan tahun

    Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 3% x jumlah penduduk

    Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu hamil : 3% x 29204 = 876 jiwa

    - Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x 1,05 x jumlah penduduk setempat.Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 2,8% x jumlah penduduk

    Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu bersalin : 2,8% x 29204 = 818 jiwa

    - Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk di wilayah tersebut. Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 2,7% x jumlah pendudukUntuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran bayi : 2,7% x 29204 = 789 jiwa

    - Perkiraan jumlah ibu nifas dalam 1 tahun disamakan dengan ibu bersalin.Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu nifas : 818 jiwa

    - Jumlah sasaran balita dalam 1 tahun = 13,1 % x Jumlah penduduk di wilayah tersebut. Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran balita : 13,1% x 29204 = 3.826 jiwa

    4. Kegiatan program KIA yang seharusnya dan yang dilaksanakan di Puskesmas Gianyar II

  • No Level of Prevention Kegiatan Program Pelaksanaan Program1. Pencegahan primer

    a. Health promotion

    b. Specific protection

    Memberi penyuluhan & nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat mengenai segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk kesehatan umum, gizi, KB, ASI dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan Penyuluhan secara individu dan kelompok mengenai tumbuh kembang anak dan ASI.

    Imunisasi TT 2 kali pada semua ibu hamil. Memberi tablet atau sirup zat besi pada semua bumil. Pemberian vit A sebanyak 2x dalam setahun Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Pelayanan imunisasi yaitu BCG, hepatitis B, DPT, Polio dan Campak bagi bayi Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak usia sekolah

    Penyuluhan diberikan saat ibu memeriksakan diri ke puskesmas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan.

    Penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif dan tumbuh kembang anak diberikan di puskesmas atau saat posyandu atau imunisasi.

    Imunisasi TT pada bumil sudah dilakukan integrasi dengan program imunisasi puskesmas

    Pemberian tablet zat besi pada semua bumil sudah dilakukan.

    Pemberian vit A sudah dilakukan Puskesmas tidak menyediakan layanan

    pertolongan persalinan karena tidak ada fasilitas rawat inap

    Pelayanan imunisasi bagi bayi sudah dilakukan. Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak

    usia sekolah sudah dilakukan dan merupakan kegiatan lintas program dengan UKS dan Imunisasi pada bulan September

    2. Pencegahan sekundera. Early detection Memberikan perawatan antenatal (ANC)

    terhadap ibu hamil termasuk pelayanan 7T untuk menilai apakah perkembangan

    ANC sudah dilakukan di puskesmas dan di dokter atau bidan praktek swasta.

    Deteksi bumi resiko tinggi sudah dilakukan.

  • b. Prompt treatment

    berlangsung normal. Deteksi ibu hamil resiko tinggi. Pencatatan ibu hamil, evaluasi riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu, dan evaluasi penyakit yang diderita ibu.

    Melakukan pemantauan secara intensif selama proses persalinan untuk mendeteksi jika ada penyulit dalam persalinan (salah satunya dengan partograf).

    Pelayanan kesehatan neonatus dilakukan sebanyak 3x

    Penimbangan bayi secara teratur di posyandu. Deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang

    anak.

    Penanganan komplikasi kebidanan melalui PONED (Program Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar).

    Melaksanakan MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit) di puskesmas dan posyandu.

    Pemantauan dengan partograf dan intaruterine growth chart tidak dilakukan karena puskesmas tidak menyediakan layanan pertolongan persalinan

    Penimbangan bayi secara teratur di posyandu sudah dilakukan

    Deteksi dini tumbuh kembang anak hanya dilakukan pada balita yang datang ke posyandu dan puskesmas.

    Pelayanan kesehatan neonatus hanya dilakukan sampai KN 2

    Di Puskesmas tidak melakukan PONED karena tidak ada fasilitas rawat inap.

    MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit). Pada bayi sakit umur 2 bulan-5 tahun yang datang ke puskesmas dilayani oleh poli umum

    3. Pencegahan tersiera. Disability limitationb. Rehabilitation

    Melakukan rujukan sesuai indikasi.-

    Sudah dilakukan.-

    5. Indikator keberhasilan program

  • Cakupan K1 (100%)Rumus K1 = Jumlah bumil ANC pertama kali x 100

    Jumlah sasaran bumil

    Pelayanan ANC meliputi :Timbang BB dan ukur tinggi badanUkur tekanan darahNilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)Ukur tinggi fundus uteriTentukan presentasi janin dan denyut jantung janinScreening status imunisasi TTPemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama hamilTes laboratorium (rutin dan khusus) seperti Hb, urine (khususnya HB, HIV, sifilis dan malaria)Tata laksana kasusTemu wicara (konseling) termasuk P4K dan KB pasca salin

    Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat

    Cakupan K4 (98%)Cakupan K4 = Jumlah bumil mendapat pelayanan minimal 4 kali sesuai standar oleh nakes x 100

    Jumlah sasaran ibu hamil dalam setahun

    Pertolongan Persalinan (Pn) (100%)Pn = Jumlah persalinan ditolong tenaga kesehatan x 100

  • Jumlah sasaran ibu bersalin dalam setahun

    Prinsip pertolongan persalinan :Pencegahan infeksiAPN (pertolongan persalinan sesuai standar)Rujukan kasus yang tepatIMD (Inisiasi Menyusui Dini)Pemberian Vit. K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir

    Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan persalinan adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan

    Cakupan KF 1 (100%)Cakupan KF 1 = Jumlah bufas yang pertama kali mendapat pelayanan sesuai standar x 100

    Jumlah sasaran bufas dalam setahun

    Pelayanan yang diberikan pada kunjungan nifas :Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi, suhuPemeriksaan tekanan fundus uteri (involusi uterus)Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnyaPemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulanPemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2x, pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian pertamaPelayanan KB pasca salin

    Cakupan KF 3 (98%)Cakupan KF 3 = Jumlah bufas yang mendapat 3x pelayanan sesuai standar x 100

    Jumlah sasaran bufas dalam setahun

    Kunjungan nifas minimal 3x :Pertama pada masa 6 jam- 3 hari post partumKedua pada 2 minggu post partum (8-14 hari)Ketiga pada 6 minggu post partum (36-42 hari)

  • Cakupan Deteksi Faktor Resti Bumil oleh Nakes dan Masyarakat (40% & 60%)Oleh nakes Deteksi faktor resti bumil = Jumlah bumil beresiko yang ditemukan nakes x 100

    20% x Jumlah sasaran bumil 1 tahun

    Oleh masyarakat Deteksi faktor resti bumil = Jumlah bumil beresiko yang ditemukan kader/masyarakat x 100 20% x Jumlah sasaran bumil 1 tahun

    Faktor risiko pada ibu hamil adalah :1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.2. Anak lebih dari 4.3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacatkongenital 10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksivakum/ forseps.11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.

  • Penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9 12 kg selama masa kehamilan

    Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (100%)Cakupan KN 1 = Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir x 100

    Jumlah sasaran bayi dalam setahun

    Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :KN 1 pada 6-48 jam setelah lahirKN 2 pada hari ke 3-7 setelah lahirKN 3 pada hari ke 8-28 setelah lahir

    Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi :

    Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir Perawatan Tali pusat Melaksanakan ASI Eksklusif Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1 Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0

    Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI. Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku KIA. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

  • Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL) (98%)Cakupan KNL = Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3x kunjungan neonatal sesuai standar x 100

    Jumlah sasaran bayi dalam setahun

    Penanganan Komplikasi Neonatal (NK) (80%)NK = Jumlah neonatus dengan komplikasi mendapat penanganan definitif x 100 15% x sasaran bayi dalam setahun

    NK adalah cakupan penanganan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh nakes kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukanPenanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi yang pelaporannya dihitung 1 kali tanpa melhat hasilnya hidup atau mati

    Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut :1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua2. Riwayat Kejang3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit5. Suhu tubuh = 37,5 C6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat7. Merintih8. Ada pustul Kulit9. Nanah banyak di mata10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI 14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit.

    Komplikasi pada neonatus antara lain :

  • 1. Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)2. Asfiksia3. Infeksi Bakteri4. Kejang 5. Ikterus6. Diare 7. Hipotermia 8. Tetanus neonatorum9. Masalah pemberian ASI Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll

    Cakupan Kunjungan Bayi (KBy) (90%)KBy = Jumlah bayi yang telah mendapat 4x pelayanan kesehatan x 100 Jumlah seluruh sasaran bayi dalam setahun

    KBy adalah cakupan bayi yang mendapat pelayanan paripurna minimal 4x :Umur 29 hari 2 bulanUmur 3-5 bulanUmur 6- 8 bulanUmur 9-11 bulan

    Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun.Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 - 11 bulan).Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

    Cakupan Pelayanan Anak Balita (K Bal) (90%)K Bal = Jumlah anak balita yang mendapat pelayanan sesuai standar x 100

  • Jumlah seluruh anak balita dalam setahun

    K Bal adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar yang meliputi :Pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahunPemantauan perkembangan minimal 2x setahun Pemberian vitamin A 2x setahun

    Cakupan Pelayanan Anak Balita Sakit (BS) (80%)BS = Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan sesuai tata laksanan MTBS x 100 Jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke puskesmas dalam setahun

    Input Proses Output Outcome DampakManTersedia tenaga kesehatan yang terlatih yang mampu memberikan pelayanan KIA. Di puskesmas ada 4 bidan dibantu oleh bidan-bidan di pustuMoneyAnggaran dana dari DinkesMaterialTensimeter, timbangan dewasa dan bayi, ukuran tinggi badan, KMS ibu hamil dan anak, vaksin TT, BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B Minute Pelayanan di poliklinik KIA dilakukan tiap hari kerja. Pelayanan imunisasi dilakukan

    Semua ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal.

    Petugas kesehatan dan masyarakat dapat mendeteksi secara dini ibu hamil yang berisiko.

    Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan pada masa neonatal.

    Ibu nifas mendapatkan pelayanan kesehatan selama masa nifas.

    Balita mendapatkan deteksi dini tumbuh kembang.

    Cakupan K1 dan K4 meningkat.

    Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat.

    Cakupan deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat meningkat.

    Cakupan kunjungan neonatus meningkat.

    Cakupan kunjungan ibu nifas meningkat.

    Cakupan penjaringan dini tumbuh kembang pada balita meningkat.

    Jumlah kematian ibu menurun.

    Jumlah kematian bayi menurun.

    Angka harapan hidup ibu meningkat.

    Angka harapan hidup bayi meningkat.

  • setiap hari Kamis tiap minggunya sedangkan posyandu dilakukan tiap bulanMethodANC, KF, KN, deteksi dini restiMarketIbu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi, balita

    6. Target dan p encapaian program KIA tahun 200 9

    No. Indikator Target(%)Pencapaian

    (%)1 K1 100 91,32 K4 98 75,43 Persalinan oleh tenaga kesehatan 100 85,74 Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan 40 79,25 Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh masyarakat 60 61,46 KN 1 100 71,97 KNL 98 -8 KF 1 100 82,19 KF 3 98 83,310 Penanganan komplikasi obstetri 80 51,511 Penanganan komplikasi neonatal 80 65,112 Pelayanan bayi (KBy) 90 -13 Pelayanan anak balita 90 -14 Pelayanan anak balita sakit 80 -

  • 7. Kegiatan-kegiatan KIA di wilayah kerja Puskesmas Gianyar II dilaksanakan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu di banjar-banjar, dan tempat dokter atau bidan praktek swasta

    8. Tidak ada persalinan yang dibantu oleh dukun bersalin . Menurut pemegang program puskesmas sebelumnya juga tidak pernah melakukan pelatihan dukun bersalin.

    9. Faktor-faktor penyebab perbedaan antara yang seharusnya dan kenyataannya serta alternatif pemecahan masalah.

    Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan Alternatif Pemecahan

    MTBS tidak bisa dilaksanakan pada semua anak karena memerlukan waktu yang lama dan ibu si anak cenderung merasa bosan

    Pemantauan dengan partograf dan intaruterine growth chart tidak dilakukan karena puskesmas tidak menyediakan layanan pertolongan persalinan

    Pelayanan kesehatan neonatus hanya dilakukan sampai KN

    2 karena penting untuk mengetahui kemungkinan efek

    samping lain yang diakibatkan oleh partus

    Di Puskesmas tidak melakukan PONED karena tidak tersedia fasilitas rawat inap

    Cakupan K1 mencapai 91,3%, namun cakupan K4 hanya 75,4%, padahal pemeriksaan ANC pada trisemester III amatlah penting. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian bumil lebih memilih melakukan ANC selanjutnya di tempat lain

    Menjelaskan kepada ibu pentingnya dilakukan MTBS untuk deteksi dini penyakit-penyakit yang mungkin dialami oleh anak yang tidak disadari oleh ibu.

    Perlu dilakukan pelatihan PONED pada SDM Puskesmas Segera melakukan perujukan untuk bumil yang mengalami

    kejadian post partum yang tidak diinginkan

    Puskesmas punya data untuk mengetahui bumil yang sudah

    melakukan K1 agar untuk kunjungan selanjutnya diinatkan

    dengan media hubungan seperti telepon ataupun kabar demi

    kesehatan

    Segera merujuk ke rumah sakit apabila ad kejadian post

    pertum yg tidak diinginkan

    Saat bumil melakukan K1, bumil diberi KIE secara intensi supaya para ibu yang hamil mengetahui dengan baik pentingnya pemeriksaan kehamilannya dan rutin