4.PHBS Isi

72
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) adalah deklarasi milenium hasil kesepakatan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), termasuk Indonesia, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. 1 Indonesia menitikberatkan sasaran terhadap acuan yang digarap pada MDGs. Visi pembangunan kesehatan Indonesia direfleksikan dalam bentuk motto yang berbunyi “Indonesia Sehat Tahun 2015”. Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah 1

Transcript of 4.PHBS Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran Pembangunan Milenium atau Millennium Development

Goals (MDGs) adalah deklarasi milenium hasil kesepakatan dari 189 negara

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), termasuk Indonesia, berupa delapan butir

tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan

rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. 1

Indonesia menitikberatkan sasaran terhadap acuan yang digarap pada

MDGs. Visi pembangunan kesehatan Indonesia direfleksikan dalam bentuk motto

yang berbunyi “Indonesia Sehat Tahun 2015”. Tujuan pembangunan kesehatan

Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang

ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku

hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik

Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera.2

Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak

sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.

Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap

anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah Tangga ber-

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) berarti mampu menjaga, meningkatkan

dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman

penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat. Penerapan

PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga,

yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/ kota beserta jajaran

1

sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat

dijalankan secara efektif.3

Menurut Survei Kesehatan Nasional (2004) menunjukkan bahwa

pencapaian rumah yang melaksanakan PHBS (klasifikasi IV) baru berkisar 24,38

%. Hasil kegiatan program PHBS yang diukur melalui 10 indikator berdasarkan

Survei Kesehatan Nasional (2004) menunjukkan bahwa pencapaian PHBS secara

nasional masih jauh dari target minimal 65% pada tahun 2010. Secara rinci

berdasarkan indikator PHBS yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

64%, masyarakat yang mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan 19%,

ketersediaan air bersih 81%, ketersediaan jamban sehat 49%, kesesuaian lantai

rumah dengan jumlah penghuni 35%, lantai rumah bukan tanah 35%, tidak

merokok di dalam rumah 36%, melakukan aktivitas fisik setiap hari 18% dan

makan buah dan sayur setiap hari 16%.4

Di Jawa Tengah pada tahun 2006, cakupan RT sehat yang dalam hal ini

diwakili oleh RT strata utama dan paripurna mengalami penurunan yaitu 48,62%,

53,67% (2005), 68,76% (2004). Dibandingkan target tahun 2010, cakupan RT

ber-PHBS masih di bawah target 65%. . Di dalam Profil Kesehatan Jawa Tengah

Tahun 2006 didapatkan bahwa Balita yang mendapatkan ASI eksklusif masih

sangat rendah yaitu 28,08% jauh di bawah target tahun 2010 yaitu 80%.

Sedangkan kondisi rumah yang memenuhi kesehatan pada 2006 sebesar 60,32%

menurun dibanding 2005 sebesar 70,63%. Cakupan pelayanan air bersih baru

mencapai 69,30%, berarti masih di bawah target 80%.5

Dari hasil Standar Pelayanan Minimal (SPM) wilayah kerja Puskesmas

Salaman I periode Januari sampai Juli 2013, didapatkan cakupan rumah tangga

sehat sebesar 43,07 %, nilai ini masih kurang jika dibandingkan dengan target

Dinkes Magelang yaitu 65%. Kemudian berdasarkan hasil survei mawas diri yang

dilakukan pada tanggal 7 September 2012 di Dusun Karangwetan, Desa Kalirejo,

didapatkan angka cakupan rumah tangga sehat pada dusun tersebut yaitu 43,22%

dari 118 KK, sehingga nilai tersebut masih jauh dibawah taget dinkes yaitu 65%

2

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumusankan masalahnya

adalah apa yang menjadi penyebab masih rendahnya cakupan rumah tangga sehat

di Dusun Karangwetan, Desa Kalirejo dan bagaimana tindak lanjut pemecahan

permasalahan tersebut.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui dan mengevaluasi apa yang menjadi penyebab masih

rendahnya cakupan rumah tangga sehat di Dusun Karangwetan, Desa

Kalirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang tahun 2013 dan

bagaimana tindak lanjut pemecahan penyebab masalah tersebut.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui data umum (keadaan geografis, demografis, dan sosial

ekonomi) di Dusun Karangwetan, Desa Kalirejo, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang tahun 2013.

b. Mengetahui penyebab masalah rumah tangga sehat di Dusun

Karangwetan, Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang tahun 2013 melalui pendekatan sistem (input, proses,

output, dan lingkungan).

c. Mencari alternatif pemecahan masalah mengenai rumah tangga

sehat di Dusun Karangwetan, Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang.

d. Memberikan masukan dan saran kepada Puskesmas Salaman I

untuk mengatasi masalah cakupan rumah tangga sehat di Dusun

Karangwetan, Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang.

3

D. Manfaat Penelitian

1. Masyarakat mampu mengupayakan peningkatan kesehatan lingkungan

secara mandiri.

2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan.

3. Masyarakat mau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia

secara optimal dengan berpedoman pada paradigma sehat.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan kepada instansi terkait dan dapat dijadikan sebagai

dokumentasi ilmiah untuk memperbaiki status kesehatan khususnya di

Dusun Karangwetan, Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang

bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.2,6

1. Visi Promosi Kesehatan

Visi Promosi Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

1193/Menkes/SK/X/2004 adalah “Perilaku Hidup Bersih & Sehat 2015”

atau “PHBS 2015”. Yang dimaksud dengan “PHBS 2010” adalah keadaan

dimana individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat

Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam

rangka. 2,6

a. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya.

b. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan

c. Memanfaatkan pelayanan kesehatan

d. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber

daya masyarakat.

2. Misi Promosi Kesehatan7,8

a. Memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok-kelompok dalam

masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga, maupun

melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat.

b. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya

perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.

5

c. Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta

pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) dalam rangka:

- Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perundang-

undangan yang berwawasan kesehatan.

- Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan

masyarakat, dalam program-program kesehatan.

- Meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, serta antara pemerintah dengan masyarakat

(termasuk LSM) dan dunia usaha.

- Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada

khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya

3. Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan6,9

a. Individu dan keluarga

- Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran, baik

langsung maupun media massa.

- Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk

memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

- Memperaktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju

keluarga atau rumah tangga sehat.

- Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader

kesehatan bagi keluarga.

- Berperan aktif dalam upaya/kegiatan kesehatan.

b. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat

umum

- Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan

- Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan

sehat.

c. Organisasi masyarakat/organisasi profesi/LSM dan media massa

- Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat

masyarakat.

6

- Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.

- Menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung perubahan

perilaku sehat.

d. Program/petugas kesehatan

- Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan

kegiatan kesehatan.

- Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di

masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga

atau kelompok yang menjadi kliennya.

- Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan

kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat.

e. Lembaga pemerintah/politisi/swasta

- Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam

mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat.

- Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan

memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan.

B. Pengertian Rumah Tangga Sehat

Rumah Tangga adalah wahana atau wadah yang terdiri dari bapak, ibu dan

anak-anaknya serta anggota keluarga lainnya dalam melaksanakan kehidupannya

sehari-hari. Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan perilaku

hidup bersih sehat di rumah tangga sesuai dengan 16 indikator yang minimal

mencapai skor lebih dari atau sama dengan 11. 3

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan di masyarakat (Depkes, 2007 : 2). Program PHBS tersebut mencakup

lima tatanan, yaitu: tatanan rumah tangga, institusi pendidikan,  tempat kerja,

tempat umum dan sarana kesehatan (Puspromkes Depkes RI, 2006).

7

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melakukan perilaku hidup bersih dan

sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman

belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur

komunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku pendekatan advokasi, bina suasana dan

melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara

hidup bersih dan sehat dalam rangka menjaga, memelihara, melindungi dan

meningkatkan kesehatannya. 3

C. Faktor Yang Mempengaruhi PHBS

Hal-hal yang mempengaruhi PHBS sebagian terletak di dalam diri

individu itu sendiri, yang disebut faktor intern, dan sebagian terletak di luar

dirinya yang disebut faktor ekstern (faktor lingkunganl).7,9

1. Faktor Internal

1. Keturunan

Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah diturunkan

dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalah sifat-sifat

yang diperoleh dari orang tua atau neneknya dan lain sebagainya.

2. Motif

Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif

tertentu. Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh

adanya kebutuhan, yang oleh Maslow dikelompokkan menjadi

kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan rohani.

2. Faktor Eksternal

Faktor-faktor yang ada di luar diri individu bersangkutan. Faktor-

faktor ini mempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul

unsur-unsur dan dorongan untuk berbuat sesuatu.

a) Unsur-unsur perilaku bagi individu, meliputi pengertian atau

pengetahuan tentang apa yang akan dilakukannya, keyakinan atau

8

kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang

dilakukannya, sarana yang diperlukan untuk melakukannya, serta

dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh

kebutuhan yang dirasakannya.

b) Unsur-unsur perilaku bagi individu sebagai anggota kelompok,

meliputi pengertian atau pengetahuan tentang apa yang akan

dilakukannya, keyakinan atau kepercayaan tentang manfaat dan

kebenaran dari apa yang dilakukannya, sarana yang diperlukan

untuk melakukannya, dorongan atau motivasi untuk berbuat yang

dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakannya, serta norma atau

dukungan kelompok bahwa apa yang akan dilakukan itu benar atau

bisa diterima oleh kelompoknya.

D. Penilaian PHBS

1. Indikator PHBS

Indikator PHBS tatanan rumah tangga adalah suatu alat ukur atau

merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai

keadaan atau permasalahan kesehatan rumah tangga. Indikator PHBS

tatanan rumah tangga diarahkan pada aspek program prioritas yaitu KIA

dan gizi, kesehatan lingkungan, gaya hidup, dan upaya kesehatan

masyarakat. 6

Indikator PHBS tatanan rumah tangga yang digunakan di Jawa

Tengah terdapat 16 variabel yang terdiri atas 10 indikator nasional dan 6

indikator lokal Jawa Tengah.6

9

Tabel 1. Indikator PHBS di Rumah Tangga6,8

INDIKATOR DEFINISII KIA DAN GIZI1 Persalinan Ditolong

oleh Tenaga Kesehatan

Rumah tangga yang memiliki ibu hamil yang mempunyai akses pertolongan persalinan oleh petugas/ tenaga kesehatan

Persalinan terakhir ditolong oleh bidan atau dokter

2 Memberi ASI Ekslusif

Bayi memperoleh ASI Eksklusif sejak usia 0 sampai 6 bulan

Bayi hanya diberi asupan ASI saja, sejak usia 0 sampai 6 bulan tanpa makanan tambahan lain atau susu PASI

3 Penimbangan Balita

Rumah tangga yang memiliki balita menimbangkan balitanya secara teratur sesuai jadwal

Penimbangan Balita dilakukan satu bulan sekali/ minimal delapan kali setahun di sarana kesehatan (PKD, Posyandu, Puskesmas, dll)

4 Gizi Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam makanan dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang

Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam makanan dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan akan zat gizi yang mencakup: sumber energy, protein, lemak, vitamin dan mineral

II KESEHATAN LINGKUNGAN5 Air Bersih Anggota rumah tangga

menggunakan/ memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari

Air bersih untuk: minum (sudah dimasak sampai mendidih, air minum dalam kemasan), memasak, mandi dan mencuci

6 Jamban Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat

Jamban yang digunakan oleh anggota rumah tangga adalah jamban yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septic tank, cemplung tertutup)

7 Sampah Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya

Sampah ditampung dan dibuang setiap hari ditempat pembuangan yang memenuhi syarat

8 Kepadatan Hunian Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah

Jumlah keseluruhan luas lantai rumah dibagi jumlah anggota rumah tangga sama dengan

10

minimal 9m2 minimal 9m2

9 Lantai Rumah Semua ruangan rumah tempat tinggal rumah tangga berlantai kedap air (bukan tanah) dan dalam keadaan bersih

Lantai kedap air (tegel, plester, keramik, kayu) yang dijaga kebersihannya setiap hari

III GAYA HIDUP10 Aktifitas Fisik Anggota rumah

tangga yang berumur 10 tahun keatas melakukan aktifitas fisik/ olahraga

Aktifitas fisik/ olah raga terukur minimal 30 menit/ hari, dan dilakukan 3-5 kali seminggu

11 Tidak Merokok Anggota rumah tangga tidak ada yang merokok

Rumah bebas dari asap rokok

12 Cuci Tangan Anggota rumah tangga mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB

Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

13 Kesehatan Gigi dan Mulut

Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal dua kali sehari sesudah makan dan sebelum tidur

Menggosok gigi dua kali sehari menggunakan sikat gigi masing-masing dan pasta gigi

14 Miras/ Narkoba Anggota rumah tangga tidak minum Miras dan tidak menyalahgunakan Narkoba

Tidak ada anggota rumah tangga yang membeli, menjual dan menggunakan miras serta menyimpan secara tidak sah Narkoba

IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT15 JPK (Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan)

Anggota rumah tangga menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan termasuk Dana Sehat, Askes, Askes Maskin, Jamsostek, dll

16 PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)

Anggota rumah tangga melakukan PSN minimal seminggu sekali

Anggota rumah tangga melakukan PSN yaitu gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) tempat penampuanan

11

air (bak mandi, tempayan drum, ban bekas, tampat minum burung, vas bunga, barang-barang bekas, dll) minimal seminggu sekali

Cara penilaian yaitu jika ya diberi nilai 1 (satu) dan jika tidak diberi nilai 0 (nol),

kemudian dimasukan ke strata dengan pembagian :

1. Strata Pratama : apabila jumlah nilai keluarga 0-5

2. Stara Madya : apabila jumlah nilai keluarga 6-10

3. Strata Utama : apabila jumlah nilai keluarga 11-15

4. Strata Paripurna : apabila jumlah nilai keluarga 16

E. Manfaat PHBS Di Rumah Tangga

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini dapat membawa manfaat

bagi Rumah Tangga yang melaksanakan, seperti :10

Peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga dan mencegah penyakit

Membantu anak tumbuh sehat dan cerdas

Meningkatkan produktivitas setiap anggota keluarga dalam kegiatan atau

pekerjaan masing-masing.

Menurunkan biaya untuk pengobatan penyakit, sehingga meningkatkan

efektivitas penggunaan keuangan rumah tangga, dan dapat dipergunakan

untuk pemenuhan gizi keluarga , pendidikan dan modal usaha.

Program ini juga dapat membawa manfaat bagi masyarakat :10

Masyarakat mampu mengupayakan peningkatan kesehatan lingkungan

secara mandiri

Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah

kesehatan

12

Masyarakat mau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia secara

optimal dengan berpedoman pada paradigma sehat

Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber daya

Masyarakat ( UKBM ) seperti : posyandu , dana sehat , pondok bersalin

desa ( polindes), Arisan jamban , kelompok pemakai air dll.

F. Pembinaan PHBS Di Rumah Tangga

1. Pengertian Pembinaan PHBS

Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan

melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan

kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah

dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh

karena itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenggaraan

Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan

PHBS, melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menanggulangi

masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat

serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. 3

2. Sasaran

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga

secara keseluruhan dan terbagi dalam :9

a) Sasaran primer

Sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya

atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam keluarga yang

bermasalah).

b) Sasaran sekunder

Sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang

bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga,

13

kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas

sektor terkait, PKK.

c) Sasaran tersier

Sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam

menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk

tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah, camat,

kepala puskesmas, guru, tokoh masyarakat dll.

3.Pelaksana

Pelaksanaan promosi kesehatan PHBS dapat dilakukan oleh petugas

promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait. Pemantauan

dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan,

sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun

berjalan.3

Dalam setiap tahapan manajemen tersebut petugas promosi

kesehatan tidak mungkin bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan

petugas lintas program dan lintas sektor terkait terutama masyarakat itu

sendiri. 3

Kader sebagai ujung tombak terdepan dalam Upaya Kesehatan

Berbasis Masyartakat(UKBM) memegang peranan penting untuk

menggerakkan partisipasi masyarakat supaya hidup bersih dan sehat. Salah

satu tugas utama kader adalah bagaimana bisa memberdayakan pola hidup

bersih dan sehat itu dalam tatanan rumah tangga di lingkungan terdekat

tempat tinggalnya. Ada lima peran (5 P) kader dalam mewujudkan rumah

tangga sehat, yang disadur dan diolah kembali dari beberapa sumber,

menurut opini penulis, seperti berikut ini:11

a) Pendataan :

Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan

menggunakan Kartu PHBS atau Pencatatan PHBS di rumah tangga

pada buku kader.

14

Pendataan bisa dilakukan secara terpadu dengan petugas kesehatan

atau perangkat desa di wilayah tempat tinggalnya.

b) Pendekatan :

Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh

masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam pembinaan PHBS di

rumah tangga.

Pendekatan dilaksanakan secara personal dan persuasif guna

mendapatkan dukungan optimal yang berkelanjutan.

c) Pemberdayaan

Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui

penyuluhan personal, kelompok, penyuluhan massa dan penggerakan

masyarakat.

Sosialisasi PHBS di rumah tangga ke seluruh rumah tangga yang ada

didesa/kelurahan melalui kelompok dasawisma.

d) Pengembangan

Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya

rumah tangga sehat.

Kegiatan yang dikembangkan disesuaikan dengan kreatifitas dan

kemapanan dari warga masyarakat setempat, misalnya: lomba rumah

tangga sehat, dll.

e) Pemantauan

Memantau kemajuan pencapaian rumah tangga sehat di wilayahnya

setiap tahun melalui pencatatan PHBS di rumah tangga.

Pemantauan tersebut bisa dilaporkan secara terkoordinir dengan

petugas kesehatan di wilayah kerja puskesmas setempat.

d) Strategi Pembinaan PHBS di Rumah Tangga

Di tatanan rumah tangga, pembinaan PHBS dilaksanakan secara

terintegrasi dengan kegiatan prngembangan dan pembinaan Desa Siaga

dan Kelurahan Siaga Aktif. Tanggung jawab pembinaan terendah berada

di tingkat kecamatan (Forum Kecamatan): 3

15

a. Pemberdayaan

Pemberdayaan di tatanan rumah tangga dilakukan terhadap individu,

keluarga dan kelompok masyarakat. Prosesnya diawali dengan

pemberdayaan terhadap kelompok masyarakat melalui

pengorganisasian masyarakat, untuk membentuk atau merevitalisasi

Forum Desa/Kelurahan (pengembangan kapasitas pengelola). Dengan

pengorganisasian masyarakat, maka selanjutnya pemberdayaan

individu dan keluarga dapat ditimbang-terimakan kepada perangkat

desa/ kelurahan, pemuka masyarakat dan anggota-anggota masyarakat

yang ditunjuk sebagai kader. Pemberdayaan individu dilaksanakan

dalam berbagai kesempatan, khususnya pada saat individu – individu

masyarakat berkunjung dan memanfaatkan upaya-upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Poskesdes dan

lain-lain, melalui pemberian informasi dan konsultasi. Sedangkan

pemberdayaan keluarga dilaksanakan melalui kunjungan rumah dan

konsultasi keluarga oleh para kader. Juga melalui bimbingan atau

pendampingan ketika keluarga tersebut membutuhkan (misalnya

tatkala membangun jamban, membuat taman obat keluarga dan lain-

lain).

b. Bina Suasana

Bina suasana di tatanan rumah tangga dilakukan oleh para pemuka atau

tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pemuka agama dan pemuka adat,

dalam rangka menciptakan opini publik, suasana yang kondusif,

panutan di tingkat desa dan kelurahan bagi dipraktikkannya PHBS oleh

rumah tangga. Bina suasana juga dilakukan oleh para pengurus

organisasi kemasyarakatan di tingkat desa dan kelurahan seperti

pengurus Rukun Warga/Rukun Tetangga, pengurus PKK, pengurus

pengajian, pengurus arisan, pengurus koperasi, pengurus organisasi

pemuda (seperti Karang Taruna), Pramuka dan lain-lain. Para pengurus

organisasi kemasyarakatan tersebut ikut memotivasi anggota-

anggotanya agar mempraktekkan PHBS. Di samping itu, bina suasana

16

juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan media seperti pemasanganan

spanduk dan atau billboard di jalan-jalan desa/kelurahan, penempelan

poster di tempat-tempat strategis, pembuatan dan pemeliharaan taman

obat/taman gizi percontohan di beberapa lokasi, serta pemanfaatan

media tradisional.

c. Advokasi

Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kecamatan/kabupaten/kota

terhadap para pemuka masyarakat dan pengurus organisasi

kemasyarakatan tingkat desa dan kelurahan, agar mereka berperanserta

dalam kegiatan bina suasana. Advokasi juga dilakukan terhadap para

penyandang dana, termasuk pengusaha (swasta), agar mereka

membantu upaya pembinaan PHBS di Rumah Tangga

(desa/kelurahan).

Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di desa

dan kelurahan tersebut di atas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan

(1) bina suasana PHBS di Rumah Tangga dalam lingkup yang lebih

luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional) dengan

memanfaatkan media massa berjangkauan luas seperti surat kabar,

majalah, radio, televisi dan internet; serta (2) advokasi secara

berjenjang dari tingkat pusat ke tingkat provinsi dari tingkat provinsi

ke tingkat kabupaten/kota, dan dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat

kecamatan.

17

Gambar 1 Strategi promosi kesehatan untuk pembinaan PHBS+

e) Pemantauan Pembinaan PHBS di Rumah Tangga

Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan rumah tangga

dilaksanakan dengan memanfaatkan kegiatan Lomba Desa dan Kelurahan

yang berlangsung setiap tahun dan berjenjang. Panitia Lomba Desa dan

Kelurahan diberi tugas tambahan untuk mengevaluasi pembinaan PHBS

Di Rumah Tangga. Di samping itu juga melalui pencatatan dan pelaporan

PHBS dalam SIKNAS (Sistem Informasi Kesehatan Nasional) dari

Kementerian Kesehatan dan data Profil Desa dari Kementerian Dalam

Negeri.3

G. Pendekatan Manajemen

Setelah didapatkan data, maka dilakukan penyelesaian masalah

18

menggunakan pendekatan manajemen, berikut adalah langkah-langkahnya yaitu

pertama melakukan identifikasi masalah, kedua penentuan prioritas masalah,

ketiga penentuan kemungkinan penyebab masalah, dimana langkah kedua dan

ketiga sudah tidak diperlukan dalam pembuatan laporan ini. Keempat memilih

penyebab yang paling mungkin, kelima menentukan alternatif pemecahan

masalah, keenam penetapan pemecahan masalah terpilih, ketujuh penyusunan

rencana penerapan, kedelapan monitoring dan evaluasi. 12

Gambar 2 Siklus Pemecahan Masalah

Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk

mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah,

dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan

19

Monitoring dan Evaluasi

Penyusunan Rencana Penetapan

Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih

Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

Penentuan Penyebab Masalah

MASALAH

munculnya permasalahan. Adapun sistem yang diutarakan disini adalah sistem

terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut :12

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

Data yang sudah terkumpul diolah, untuk selanjutnya dilakukan analisis

masalah secara deskriptif untuk selanjutnya dicari kemungkinan penyebabnya

dengan mempergunakan diagram fishbone. Analisis masalah dilakukan

berdasarkan kerangka pemikiran pendekatan sistem yang diawali dari input yang

meliputi 5M, yaitu man, money, method, material, machine, kemudian dilanjutkan

dengan proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3) dan manajemen

mutu sehingga didapatkanlah output. Input dan proses dipengaruhi juga oleh

faktor lingkungan.12

Kemudian penyebab masalah dikonfirmasi kepada koordinator program,

untuk mencari penyebab masalah yang paling mungkin. Dengan demikian dapat

ditentukan alternatif pemecahan masalah secara sistematis dan ditentukan prioritas

pemecahan masalah dengan kriteria matriks dengan rumus m.i.v/c. Setelah

didapatkan pemecahan masalah lalu dibuat rencana kegiatan berdasarkan

pemecahan masalah yang terpilih.13

H. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian antara lain :

20

INPUTMan

MoneyMethodMaterialMachine

PROSESP1P2P3

OUTPUT OUTCOME

LINGKUNGANFisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan

a. Variabel Terikat

Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan

perilaku hidup bersih sehat di rumah tangga sesuai dengan 16

indikator yang minimal mencapai skor lebih dari atau sama dengan

11.3

b. Variabel Bebas

D. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu:

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. 14

Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek

penelitian atau responden.

a) Baik : Hasil presentase 81%-100%

b) Cukup : Hasil presentase 65%-80%

c) Kurang : Hasil presentase < 65%

E. Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku adalah semua

kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung

maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. 15

Menurut Robert kwick (1974) perilaku adalah tindakan atau

perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat

dipelajari.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek

penelitian atau responden.

a) Perilaku baik bila skor 81%-100%

b) Perilaku cukup bila skor 60%-80%

21

c) Perilaku kurang bila skor < 60%

3. Dana

Dana adalah uang yang dimiliki seseorang yang di dapat

dari penghasilan.

4. Penyuluhan

Penyuluhan adalah pemberian informasi oleh seseorang yang

memiliki pengetahuan dan dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari

bagi para pendengarnya.

5. Kader

Kader adalah warga masyarakat yang ditunjuk oleh

masyarakat bekerja untuk masyarakat dengan sukarela, untuk

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan sederhana (Depkes).

BAB III

ANALISIS

A. Analisis Masalah

Data Cakupan Program Rumah Tangga Sehat, Puskesmas Salaman I Kecamatan

Salaman periode Januari – Juli tahun 2013

22

Tabel 2 : Cakupan Rumah Tangga Sehat Puskesman Salaman I

No Indikator Kinerja

Target * Sasaran 1 tahun

Sasaran bln berjalan

Hasil Kegiatan

Persentase Cakupan

Pencapaian

1 Rumah Tangga Sehat

65.00% 1405 820 353 43.07% 66,26%

* Target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2013

Berdasarkan data Cakupan Program Rumah Tangga Sehat menunjukkan bahwa cakupan

Rumah Tangga Sehat di wilayah Puskesmas Slaman I masih belum mencapai target

Dinkes Kabupaten Magelang

Data Cakupan Program Rumah Tangga Sehat di Desa-desa wilayah

Puskesmas Salaman I, Kecamatan Salaman

Tabel 3 : Cakupan Rumah Tangga Sehat desa di wilayah Puskesmas Salaman I

NO DESA CAKUPAN PENCAPAIAN

1 Salaman 79.25% 122%

2 Kalisalak 68.98% 106%

3 Menoreh 73.09% 112%

4 Kalirejo 58.57% 90%

5 Paripurno 62.50% 96%

6 Ngargoretno 45.92% 71%

7 Ngadirejo 82.14% 126%

8 Sidomulyo 60.42% 93%

9 Kebonrejo 58.20% 90%

10 Banjarharjo 70.73% 109%

23

Berdasarkan dari hasil data sekunder ini dapat disimpulkan terdapat 5 desa

di kecamatan Salaman yang pencapaiannya masih dibawah 100% yaitu desa

Ngagoretno, Kebonrejo, Kalirejo, Sidomulyo dan Paripurno.

Namun berdasarkan hasil dari Survei Mawas Diri (SMD) yang

dilaksanakan 7 September Dusun Karangwetan, Desa Kalirejo Kecamatan

Salaman, ditemukan cakupan rumah tangga sehat di dusun tersebut adalah

43,22% berada dibawah target Dinkes yaitu 65% sehingga hasil dari SMD

tersebut dijadikan bahan penelitian di dalam makalah ini.

B. Hasil Survei Rumah Tangga Sehat Dusun Karangwetan tahun 2013

Hasil survei dilakukan pada sample 30 kepala keluarga, pada tanggal 7

September 2013 berisikan pertanyaan tentang 16 indikator rumah tangga sehat

kemudian dihitung berdasarkan indikator PHBS yang ditetapkan

Tabel. Hasil Survey PHBS pada 30 KK.

KK PERTANYAAN NILAI

KATEGORI1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

KK-1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 6 MadyaKK-2 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 7 MadyaKK-3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 10 MadyaKK-4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 10 MadyaKK-5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5 PratamaKK-6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 PratamaKK-7 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 8 MadyaKK-8 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 10 MadyaKK-9 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 6 MadyaKK-10 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 9 MadyaKK-11 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 8 MadyaKK-12 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 10 MadyaKK-13 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 10 MadyaKK-14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 5 PratamaKK-15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 PratamaKK-16 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 5 PratamaKK-17 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 10 MadyaKK-18 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 9 MadyaKK-19 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 MadyaKK-20 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 9 MadyaKK-21 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 9 MadyaKK-22 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 7 Madya

24

KK-23 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 7 MadyaKK-24 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 10 MadyaKK-25 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 9 MadyaKK-26 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 8 MadyaKK-27 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 8 MadyaKK-28 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 9 MadyaKK-29 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 9 MadyaKK-30 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 8 Madya

Tabel 5. Persentase Hasil Survey PBHS pada 30 KK.

No Pertanyaan Ya Tidak

N % N %

1. Apakah persalinan di keluarga Anda ditolong oleh nakes terampil?

13 43,33 17 56,67

2. Apakah keluarga Anda hanya memberi ASI eksklusif saja pada bayi sampai usia 6 bulan?

19 63,33 11 36,67

3. Apakah balita Anda ditimbang secara rutin (minimal 8 kali setahun)?

18 60 12 40

4. Apakah keluarga Anda biasa makan dengan gizi seimbang?

16 53,33

14 46,67

5. Apakah keluarga Anda menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari – hari?

14 46,67 16 53,33

6. Apakah keluarga Anda biasa BAB di jamban sehat? 26 86,67 4 13,33

7. Apakah keluarga Anda sehari-hari membuang sampah pada tempatnya?

5 16,67

25 83,33

8. Apakah keluarga Anda menghuni rumah dengan kepadatan yang memenuhi syarat kesehatan (sama atau lebih dari 9 m2 per orang) (luas rumah dibagi jumlah penghuni)?

2 6,67 28 93,33

9. Apakah keluarga Anda menggunakan lantai rumah kedap air (bukan tanah)?

8 26,67 22 72,33

10. Apakah keluarga Anda biasa melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit tiap hari?

15 50 15 50

11. Apakah tidak ada anggota keluarga yang merokok? 3 10 27 90

12. Apakah keluarga Anda biasa mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah makan?

24 80 6 20

13. Apakah anggota keluarga Anda terbiasa menggosok gigi minimal 2 kali sehari yaitu pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur?

29 96,67 1 3,33

25

14. Apakah tidak ada anggota keluarga Anda yang minum miras/narkoba?

20 66,67 10 33,33

15. Apakah keluarga Anda menjadi anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JAMKESMAS?

21 70 9 30

16. Apakah di lingkungan Anda melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seminggu sekali?

0 0 30 100

Utuk pertanyaan nomor 1,2,3, apabila keluarga yang bersangkutan tidak memiliki bayi atau balita, diisi atas dasar sikap keluarga terhadap pertanyaan tersebut

Selanjutnya 16 indikator diatas dijadikan acuan untuk menggolongkan

rumah tangga menjadi 4 strata PHBS, dengan melihat skor dimana skor 1

untuk jawaban ya dan skor 0 untuk jawaban tidak. Jumlah total skor dapat

digolongkan menjadi Sehat Pratama (skor 0-5), Sehat Madya (skor 6-10),

Sehat Utama (skor 11-15), Sehat Paripurna (skor 16). Penggolongan strata

PHBS berdasarkan hasil survey disajikan dalam tabel 8 berikut.

Tabel 4 : Strata PHBS 2013 Dusun Kateki

Strata PHBS Jumlah PersentaseSehat Pratama 5 16,67%

Sehat Madya 25 83,33%

Sehat Utama 0 0%

Sehat Paripurna 0 0%

Setelah dimasukan ke dalam kelas, yang dikatakan rumah tangga

sehat bila termasuk dalam sehat paripurna dan utama sedangkan sehat

madya dan pratama merupakan rumah tangga tidak sehat. Dilihat dari Tabel

4 dapat diketahui rumah tangga sehat di Dusun Kalirejo pada tahun 2013

sebanyak 35 KK, dengan cakupan 43,22%, dan pencapaian 66,49%.

Dengan demikian apat disimpulkan bahwa terdapat penurunan angka

cakupan dibandingkan dengan SMD tahun 2012 yaitu 50,42% dengan

pencapaian 77,56%.

26

C. Analisis indikator yang belum memenuhi syarat di Dusun Karangwetan

tahun 2013

Tabel 6. Analisis Indikator yang belum memenuhi syarat pada 30KK

KK PERTANYAAN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

KK-1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0KK-2 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0KK-3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0KK-4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0KK-5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0KK-6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0KK-7 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0KK-8 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0KK-9 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0KK-10 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0KK-11 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0KK-12 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0KK-13 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0KK-14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0KK-15 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0KK-16 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0KK-17 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0KK-18 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0KK-19 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0KK-20 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0KK-21 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0KK-22 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0KK-23 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0KK-24 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0KK-25 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0KK-26 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0KK-27 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0KK-28 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0KK-29 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0KK-30 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0

27

Dari 30 KK yang tergolong dalam rumah tangga tidak sehat, kemudian di urutkan

berdasarkan indikator yang belum memenuhi target, yaitu :

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk seminggu sekali (0%)

2. Kepadatan Rumah (11,76%)

3. Tidak merokok (10%)

4. Membuang sampah pada tempatnya (16,67%)

5. Lantai rumah kedap air (26,67 %)

6. Meminum miras atau narkoba (33,33%)

7. Asi Ekslusif (36,367%)

8. Timbang bayi ( minimal 8x dalam setahun) (40%)

9. Persalinan dengan tenaga kesehatan ahli (43,33%)

10. Air Bersih (46,67%)

11. Makanan Gizi sehat dan seimbang ( 46,67%)

12. Aktifitas fisik (50 %)

28

BAB IV

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Teori

29

INPUT

MAN : Koordinator Promosi Kesehatan, Koordinator Kesling, Koordinator KIA, Gizi, Bidan Desa, Kader

MONEY : Bantuan Operasional Kesehatan

METHOD : Kunjungan petugas kesehatan, sosialisasi dan penyuluhan. MATERIAL : Balai desa, alat transportasi

MACHINE : Kuesioner PHBS, poster, dan leaflet

PROSES

P1: Penjadwalan kunjungan dan penyuluhan

P2 : Koordinasi petugas kesehatan dengan kader, kunjungan rumah secara aktif dalam hal pendataan dan penyuluhan

P3: Pencatatan dan evaluasi PHBS

LINGKUNGAN

(masayarakat dalam hal pengetahuan dan perilaku)

OUTPUT

Cakupan Rumah Tangga Sehat

Gambar 4. Kerangka Teori

B. Kerangka konsep

Gambar 5. Kerangka Konsep

30

Pengetahuan kader mengenai

PHBS dalam rumah tangga

sehat

Penyuluhan kepada

masyarakat mengenai PHBS

dalam rumah tangga sehat

Pengetahuan masyarakat mengenai PHBS dalam rumah tangga sehat

Cakupan rumah tangga sehat di Dusun Karangwetan

Dana untuk membangun sarana

kesehatan seperti jamban sehat,

tempat pembuangan sampah

dan sumber air bersih

Perilaku masyarakat mengenai hidup bersih dan sehat

BAB V

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan adalah penilitian observasional. Penilitian

diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan pendekatan

rancangan penilitian cross sectional yang bertujuan menjelaskan berbagai

faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program PHBS

B. Batasan Judul

Laporan kegiatan dengan judul ” Laporan Evaluasi dan Peningkatan Cakupan

Rumah Tangga Sehat di Dusun Karangwetan Desa Kalirejo, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang di Periode Januari - Juli 2013” mempunyai

batasan pengertian judul sebagai berikut :

a. Evaluasi

Proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan.

b. Cakupan

Jangkauan suatu hal.

c. Rumah Tangga Sehat

Wadah dimana orang tua (bapak dan ibu) dan anak serta anggota yang

lain dapat meningkatkan kemampuan berperilaku hidup bersih dan

sehat dalam kehidupan sehari-hari, dapat dilihat dari indikator yang

mencapai skor ≥11 (strata utama dan strata paripurna).

d. Dusun Karangwetan

Merupakan salah satu Dusun Karangwetan yang terletak di Desa

Kalirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

e. Desa Kalirejo

Merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

f. Kecamatan Salaman

Merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa

Tengah.

31

g. Kabupaten Magelang

Merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah.

C. Ruang Lingkup

Penilitian dilakukan di Dusun Karangwetan Desa Kalirejo, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang yang merupakan salah sebuah dusun di

wilayah kerja Puskesmas Salaman I, dengan pertimbangan masih ditemukan

rumah tangga tidak sehat di dusun tersebut walaupun Program Promosi

Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan, berdasarkan data sekunder yang

diperoleh dari puskesmas Salaman I periode januari – Juli 2013, dan hasil

SMD yang dilaksanakan pada 7 September 2012. Oleh karena itu dilakukan

penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut.

ii. Ruang Lingkup

a. Lingkup lokasi : Dusun Karangwetan Desa Kalirejo,

Kecamatan Salaman

b. Lingkup waktu : Bulan September Tahun 2013

c. Lingkup sasaran : Jumlah Rumah Tangga Tidak Sehat

d. Lingkup metode : Wawancara, pencatatan, dan pengamatan

terlibat

e. Lingkup materi : Evaluasi Cakupan Rumah Tangga Sehat di

Dusun Karangwetan Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel independen dalam penelitian ini meliputi pengetahuan, sikap,

sarana dan prasarana dan tindakan. Sedangkan variable dependen dalam

penelitian ini adalah program promosi rumah tangga sehat. Adapun definisi

operasional untuk masing-masing variable adalah :

i. Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang mendapat skor ≥ 11 dari

16 indikator PHBS Jawa Tengah.

ii. PHBS suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan

mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat

32

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara

dan meningkatkan kesehatannya

iii. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Pengetahuan

ini dalam konteks ini merupakan pengetahuan mengenai rumah tangga

sehat yang merujuk kepada PHBS

iv. Sikap adalah suatu tingkat afeksi, baik bersifat positif maupun negatif

dalam hubungannya untuk menyampaikan informasi mengenai rumah

tangga sehat

v. Fasilitas, sarana dan prasarana adalah kemudahan sarana dan prasarana

sehingga memudahkan masyarakay dalam pelaksanaan rumah tangga

sehat.

vi. Tindakan adalah tindakan responden yang nyata dalam pelaksanaan

rumah tangga sehat

vii. Dana yang dipergunakan adalah untuk membangun sarana seperti

jamban sehat dan tempat pembuangan sampah sementara.

E. Metode Pengukuran

Untuk mengukur variable dependent dan independent maka dilakukan

dengan cara:

Variable pengetahuan diukur berdasarkan pertanyaan yang

diajukan dimana pengetahuan memiliki 11 pertanyaan. Untuk

setiap pertanyaan memiliki alternatif jawaban ya dan tidak diman

jika responden menjawab ya driberikan skor 1 dan tidak

mendatkan skor 0. Kemudian jumlah dari semua jawaban

dikategorikan menjadi :

1. Baik jika jawaban responden memperoleh nilai ≥75%

2. Cukup baik jika jawaban responden memperoleh nilai ≥60%

3. Kurang baik jika jawaban responden memperoleh <60%

Variabel fasilitas memiliki 7 pertanyaan dan tindakan memiliki 10

pertanyaan. Untuk setiap pertanyaan memiliki alternatif jawaban

ya dan tidak. Dimana jika menjawab ya memperoleh skor 1 dan

33

jika menjawab tidak memperoleh skor 0. Kemudian jumlah dari

semua jawaban dikategorikan menjadi:

1. Baik jika jawaban responden memperoleh nilai ≥75%

2. Kurang, jika jawaban responden memperoleh nilai <75%

Variable sikap diukur berdasarkan 10 pertanyaan yang diajukan,

jawaban dengan menggunakan skor Likert yaitu jawaban sangat

setuju diberi skor 3, kjawaban setuju diberi skor 2, jawaban tidak

setuju diberi skor 1 dan jawaban sangat tidak setuju diberi skor 0.

Kemudian jumlah dari semua jawaban dikategorikan menjadi :

1. Baik jika jawaban responden memperoleh nilai ≥75%

2. Kurang, jika jawaban responden memperoleh nilai <75%

Variabel program promosi kesehatan rumah tangga yang sehat

diukur berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada kepala

keluarga dan tenaga kesehatan yang terlibat tentang terlaksananya

program promoi kesehatan dengan alternatif jawaban pernah dan

tidak.

F. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dalam penilituan ini dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :

Data Primer: diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang

terstruktur yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tujuan

penelitian yang dilakukan. Kemudian dilakukan kunjungan rumah

warga untuk dilakukannya pendataan. Dilakukan juga wawancara

dengan Koordinator PromKes untuk penilaian pelaksanaan PHBS

di Puskesmas Salaman I

Data sekunder didapatkan dari Data Cakupan Puskesmas Salaman

bulan Januari-Juli 2013, Hasil Survei Mawas Diri pada tanggal 7

September 2013, serta profil Desa Kalirejo Tahun 2013.

Data yang sudah terkumpul diolah, untuk selanjutnya dilakukan

analisis secara deskriptif. Berdasarkan analisa tersebut ditentukan penyebab

masalah rendahnya cakupan rumah tangga sehat di Dusun Karangwetan

Desa Kalirejo.

34

G. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Inklusi

a. KK atau yang dianggap KK dari rumah tangga tidak sehat

berdasarkan hasil survey SMD sebagai sampel yang terpilih

sebanyak 30 KK yang bersedia diwawancara.

b. KK atau yang dianggap KK dari Rumah tangga tidak

sehat di Dusun Karangwetan Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang tersebut yang bersedia untuk di wawancara.

c. KK atau yang dianggap KK dari rumah tangga tidak

sehat dan menetap di Dusun Karangwetan Desa Kalirejo

Eksklusi

a. KK atau yang dianggap KK dari Rumah tangga sehat berdasarkan

hasil survey SMD yang telah dilakukan.

b. KK atau yang dianggap KK dari Rumah tangga tidak sehat yang

tidak bersedia dilakukan wawancara di Dusun Karangwetan Desa

Kalirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

c. KK atau yang dianggap KK dari Rumah tangga tidak sehat namun

tidak ada ditempat

35

BAB VI

HASIL PENELITIAN

A.Data Umum Keadaan Geografi dan Demografi Desa Kalirejo

1. Letak wilayah

Desa Kalirejo terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang, provinsi Jawa Tengah. Terdapat 10 dusun di Desa Kalirejo, yaitu

Dusun Karangwetan, Dusun Krajan, Dusun Sabrang, Dusun Karang Kulon,

Dusun Berodan, Dusun Glagah, Dusun Kobar, Dusun Kalipucung Kulon, Dusun

Kalipucung Tengah, Dusun Kalipucung Wetan . Pelaksanaan kegiatan intervensi

dilakukan di Dusun Karangwetan.

2. Batas wilayah

Wilayah Desa Kalirejo dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara: Desa Menoreh

b. Sebelah Timur: Desa Paripurno

c. Sebelah Selatan : Desa Ngargoretno

d. Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo

3. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Kalirejo (data statistik 2012) adalah 670.049 ha.

4. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Kalirejo pada tahun 2012 adalah 4.584 jiwa. Terdiri dari

jenis kelamin Laki-laki 2.285 jiwa dan Perempuan 2.299 jiwa.

Sedangkan pengguna Jamkesmas pada Desa Kalirejo sebanyak 2.046 jiwa, dan

pengguna Jamkesda sebanyak 1.445 jiwa. (Sumber : Balai Desa Kalirejo)

36

5. Fasilitas umum

Tabel 7. Fasilitas Umum

NO DUSUNRumah

SakitPuskesmas

Puskesmas

pembantuPosyandu PKD

Bidan

praktek

Praktek

dokter

1 Karangwetan - - - - - - -

2 Krajan - - I - - - -

3 Sabrang - - - - I - -

4 Karangkulon - - - - - - -

5 Berodan - - - - - - -

6 Glagah - - - - - - -

7 Kobar - - - - - - -

8Kalipucung

Kulon- - - - - - -

9Kalipucung

Tengah- - - - - - -

10Kalipucung

Wetan- - - - - - -

Tabel 8. Posyandu di Desa Kalirejo

No. Dusun Jumlah Posyandu

1. Karangwetan 1

2. Krajan -

3 Sabrang 1

37

4 Karangkulon 1

5 Berodan 1

6 Glagah -

7 Kobar 1

8 Kalipucung Kulon 1

9 Kalipucung Tengah -

10 Kalipucung Wetan 1

6. Letak wilayah Dusun Karangwetan

Dusun Karangwetan terletak di wilayah Desa Kalirejo, Kecamatan Salaman,

Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

7. Batas wilayah Dusun Karangwetan

Wilayah Dusun Karangwetan dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara : Dusun Krajan, Desa Kalirejo

b. Sebelah Timur : Desa Menoreh

c. Sebelah Selatan : Desa Paripurno

d. Sebelah Barat : Dusun Berodan, Desa Kalirejo

8. Keadaan Demografi Dusun Karangwetan

Penduduk Dusun Karangwetan tahun 2012 terdiri dari 155 Kepala Keluarga.

(Sumber : Balai Desa Kalirejo)

38

B. Visi dan Misi Puskesmas Salaman I

1. Visi Puskesmas Salaman I

Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh

segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi

puskesmas Salaman I adalah “Menjadi pusat pelayanan kesehatan

yang bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud

masyarakat Salaman sehat tahun 2015”.

Melalui visi ini pada tahun 2015 diharapkan masyarakat

kecamatan Salaman telah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang

ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat,

mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat , baik jasmani, rohani,

maupun sosial. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2. Misi Puskesmas Salaman I

a. Meningkatkan mutu pelayanan

b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan

c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas

f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk

lingkungan yang sehat, dengan mengikutkan peran serta

masyarakat dan mendorong kemandirian untuk hidup sehat

g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada

masyarakat setaraf dengan Rumah Sakit tipe D

3. Filosofi Puskesmas Salaman I

a. Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin

diperlakukan

b. Mencegah lebih baik dari pada mengobati

c. Kepuasan pelanggan adalah hal utama

39

C. Hasil Survei Rumah Tangga Sehat Dusun Karangwetan

Proses survei dilakukan pada 7 September 2013 di Dusun Karangwetan

Desa Kalirejo dengan responden 30 Kepala Keluarga. Isi kuesioner mencakup

pengetahuan, tindakan, dan sikap tentang PHBS

1.Pengetahuan

Kuesioner terdiri dari 11 pertanyaan yang dibuat untuk mengukur

pengetahuan responden tentang rumah sehat. Untuk setiap pertanyaan dengan

jawaban ya diberi nilai 1 (satu), sedangkan untuk jawaban tidak tidak tahu diberi

nilai 0 (nol). Nilai dari jawaban setiap responden dijumlahkan, kemudian

dipersentasekan untuk mengetahui seberapa besar tingkatan pengetahuan

responden.

Pertanyaan :

1. Apakah keluarga pernah mendengar atau mengetahui tentang perilaku

hidup bersih dan sehat?

2. Apakah ahli keluarga pernah mendengar atau mengetahui tentang Rumah

Tangga Sehat?

3. Apakah anggota rumah tangga mengetahui bahaya dari merokok?

4. Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat dari mengkonsumsi

dari buah dan sayur?

5. Apakah anggota rumah mengetahui keuntungan membawa bayi dan balita

ke posyandu?

6. Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat melakukan aktivitas

fisik setiap hari?

7. Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat dari melakukan 3M

seminggu sekali?

8. Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat memiliki dan

menggunakan jamban keluarga?

9. Apakah anggota rumah tangga mengetahui keuntungan persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan?

10. Apakah anggota rumah tangga mengetahui manfaat dari mencuci tangan

dengan air bersih dan sabun?

40

11. Apakah anggota rumah tangga mengetahui keuntungan memberi ASI

eksklusif pada bayi?

Tabel 9 : Hasil Survei Penilaian Pengetahuan tentang PHBS

KK Pertanyaan pengetahuan nilai % kategori1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KK-1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 54,54 Kurang KK-2 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 5 45,45 KurangKK-3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 81,81 Baik KK-4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7 63,63 Cukup KK-5 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 72,72 CukupKK-6 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 54,54 KurangKK-7 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 7 63,63 Cukup KK-8 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 8 72,72 CukupKK-9 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 54,54 KurangKK-10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 81,81 Baik KK-11 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 5 45,45 KurangKK-12 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 6 54,54 KurangKK-13 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6 54,54 KurangKK-14 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 7 63,63 CukupKK-15 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 54,54 KurangKK-16 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 54,54 Kurang KK-17 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 5 45,45 KurangKK-17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 81,81 Baik KK-18 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 5 45,45 KurangKK-19 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 5 45,45 KurangKK-20 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 54,54 Kurang KK-21 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 5 45,45 KurangKK-22 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 6 54,54 KurangKK-23 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9 81,81 Baik KK-24 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 72,72 CukupKK-25 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 7 63,63 CukupKK-26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 81,81 Baik KK-27 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 54,54 KurangKK-28 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 7 63,63 CukupKK-29 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 54,54 KurangKK-30 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 7 63,63 Cukup

41

Hasil penilaian pengetahuan :

Pengetahuan Jumlah KK Presentase

Baik 5 16,67%

Cukup 9 30%

Kurang 16 53,33%

2.Tindakan

Pertanyaan :

1. Apakah setelah melahirkan ibu pernah dianjurkan oleh petugas kesehatan

untuk memberi bayi ASI saja sejak lahir sampai berusia 0-6 bulan?

2. Apakah ibu memberi bayi ASI saja sampai 0-6bulan tanpa memberi

makanan tambahan lainnya?

3. Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah

tangga untuk mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari?

4. Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah

tangga agar membawa bayi dan balita ke Posyandu terdekat?

5. Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah

tangga agar air yang akan diminum air yang bersih dan dimasak terlebih

dahulu?

6. Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah

tangga untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah

beraktivitas?

7. Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah

tangga menggunakan jamban keluarga?

8. Apakahpetugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah

untuk melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari?

9. Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah

tangga untukk tidak merokok ketika bersama anggota keluarga lainnya

dirumah?

42

10. Apakah petugas kesehatan pernah menganjurkan pada anggota rumah

tangga agar ibu bersalin sebaiknya ditolong oleh tenaga kesehatan?

Tabel 10 : Hasil Survei Penilaian Tindakan tentang PHBS

KK Pertanyaan tindakan nilai % Kategori1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KK-1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 BaikKK-2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Baik KK-3 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 70 KurangKK-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Baik KK-5 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 50 KurangKK-6 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 70 KurangKK-7 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80 BaikKK-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik KK-9 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 70 KurangKK-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 Baik KK-11 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 70 KurangKK-12 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 50 KurangKK-13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BaikKK-14 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 50 KurangKK-15 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 50 KurangKK-16 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 70 KurangKK-17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 BaikKK-18 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BaikKK-19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik KK-20 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 BaikKK-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik KK-22 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 BaikKK-23 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 80 Baik KK-24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 BaikKK-25 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 80 BaikKK-26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 80 Baik KK-27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 BaikKK-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik KK-29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 80 BaikKK-30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Baik

43

Hasil penilaian tindakan :

Tindakan Jumlah KK Presentase

Baik 21 70%

Kurang 9 30%

3. Sikap

Pertanyaan :

1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dapat mengurangi angka

kematian ibu dan bayi

2. Merokok dapat menybabkan penyakit pada paru-paru

3. Dengan beraktivitas fisik setiap hari badan menjadi bugar dan

meningkatkan semnagt kerja

4. Mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari sangat penting karena

mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan

pemeliharaan tubuh dan mengandung serat yang tinggi

5. Dengan melakukan 3M populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga

penularan penyakit dengan perantaraan nyamuk dapat dicegah atau

dikurangi

6. Menimbang bayi dan balita ke Posyandu dapat mengetahui pertyumbuhan

bayi dan balita serta kelengkapan imunisasi dan mendapat penyuluhan

tentang gizi

7. Memberi ASI dapat menjalin hubungan kasih dan sayang antara bayi dan

ibu

8. Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas dari kuman penyakit.

9. Menggunakan jamban menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau

10. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dapat membersihkan kotoran

dan membunuh kuman karena tanpa sabun, kotoran dan kuman masih

tertinggal di tangan

44

Keterangan : SS - Sangat Setuju S - Setuju

TS - Tidak Setuju STS - Sangat Tidak Setuju

Tabel 11 : Hasil Survei Penilaian Sikap tentang PHBS

KK Pertanyaan tindakan nilai % Kategori1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KK-1 2 1 3 3 1 3 3 3 2 2 23 76 BaikKK-2 2 1 3 3 1 3 3 3 2 2 23 76 BaikKK-3 3 2 3 3 3 0 2 2 3 3 24 80 BaikKK-4 2 1 3 3 1 3 3 3 2 2 23 76 BaikKK-5 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 21 70 KurangKK-6 1 2 2 1 0 2 2 1 3 2 16 53 KurangKK-7 2 1 1 2 3 3 3 3 2 0 20 66 KurangKK-8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100 BaikKK-9 2 3 3 1 2 2 3 3 3 1 23 76 BaikKK-10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100 BaikKK-11 3 3 1 2 1 3 2 3 3 3 24 80 BaikKK-12 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3 25 83 BaikKK-13 0 2 3 3 2 1 3 1 2 1 18 60 KurangKK-14 1 2 2 1 0 2 2 1 3 2 16 53 KurangKK-15 1 3 3 3 1 3 2 3 1 1 21 70 KurangKK-16 1 2 2 1 0 2 2 1 3 2 16 53 KurangKK-17 1 3 3 3 1 3 2 3 1 1 21 70 KurangKK-18 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 23 76 Baik KK-19 1 1 3 3 2 3 2 3 2 3 23 76 BaikKK-20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100 BaikKK-21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100 BaikKK-22 1 3 3 3 2 3 3 2 2 2 24 80 BaikKK-23 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 23 76 Baik KK-24 1 1 3 3 2 3 2 3 2 3 23 76 BaikKK-25 2 1 3 3 3 3 0 2 2 2 21 70 KurangKK-26 1 2 1 3 3 1 3 2 3 1 20 66 KurangKK-27 3 2 3 3 1 2 3 2 0 2 21 70 KurangKK-28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100 BaikKK-29 1 1 2 3 1 3 3 3 2 3 22 73 KurangKK-30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 100 Baik

Hasil penilaian sikap :

Sikap Jumlah KK Presentase

Baik 18 60%

Kurang 12 40%

45

BAB VII

PEMBAHASAN

A. Analisis Penyebab Masalah

Berdasarkan pendekatan sistem, dapat ditelaah penyebab-penyebab masih

kurangnya cakupan tangga rumah sehat, masalah tersebut dapat disebabkan oleh

input, proses maupun lingkungan. Input terdiri dari 5 komponen, yaitu: Man,

Money, Method, Material, dan Machine. Sedangkan pada proses terdiri dari P1

(perencanaan), P2 (pergerakkan dan pelaksanaan), dan P3 (pengawasan,

pengendalian, dan penilaian).

INPUT Kelebihan Kekurangan

Man 1.Tersedia Petugas Kesehatan (petugas promkes, dokter, Bidan desa)

2. Tersedia kader

1. Kurangnya aktifnya kader tentang PHBS dalam melakukan penyuluhan

Money 1. tersedianya dana untuk promosi kesehatan di puskesmas

1. Tidak ada masalah

Method 1. Survey Rumah tangga sehat

2. Penyuluhan tentang PHBS

1. Kurangnya kunjungan aktif petugas kesehatan kerumah warga

2. Penyuluhan tentang PHBS yaitu PSN, membuang sampah pada tempatnya, bahaya merokok

Material 1. Tersedianya tempat penyuluhan di rumah kepala dusun

1. Tidak ada masalah

Machine 1. Tersedianya poster, pamflet mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

1. Terbatasnya distribusi poster dan pamflet mengenai PHBS

PROSES Kelebihan Kekurangan

P1 1. Perencanaan promosi 1. Tidak ada jadwal rutin

46

(Perencanaan) kesehatan sudah ada2. Perencanaan pendataan

rumah tangga sehat

pendataan rumah tangga sehat

P2

(Pelaksanaan)

1. Dilakukannya pembekalan berupa penyuluhan terhadap warga desa dan perangkat desa khususnya kader.

2. Koordinasi kader dengan petugas kesehatan cukup baik dalam pendataan rumah tangga sehat

1. Kurangnya penyuluhan Rumah Tangga Sehat khususnya indikator-indikator yang mudah ditingkatkan., seperti PSN dan merokok

2. Survei tidak dilakukan secara berkala

3. Survei dilakukan hanya berdasarkan sampel bukan seluruh populasi di dusun.

P3

(Pengawasan dan Pengendalian)

1. Terdapat pencacatan and penilaian mengeani rumah tangga sehat

1. Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian rumah tangga sehat dan tindak lanjut terhadap permasalahan Rumah Tangga Sehat

LINGKUNGAN Kelebihan Kekurangan

1. Masyarakat kooperatif pada saat melakukan pendataan rumah tangga sehat.

1. Kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat tentang PHBS di rumah tangga

2. Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti jamban sehat dan tempat penampungan sampah sementara

B. REKAPITULASI ANALISA PENYEBAB MASALAH

Setelah dilakukan survei dalam bentuk kunjungan rumah, wawancara

dengan koordinator promosi kesehatan, kader dan warga dusun Kateki serta

pengamatan inspeksi sanitasi rumah, didapatkan penyebab masalah adalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya aktifnya kader tentang PHBS dalam melakukan penyuluhan

2. Kurangnya kunjungan aktif petugas kesehatan kerumah warga

47

3. Penyuluhan tentang PHBS yaitu PSN, membuang sampah pada tempatnya,

bahaya merokok

4. Terbatasnya distribusi poster dan pamflet mengenai PHBS

5. Tidak ada jadwal rutin pendataan rumah tangga sehat

6. Kurangnya penyuluhan Rumah Tangga Sehat khususnya indikator-

indikator yang mudah ditingkatkan, seperti PSN dan merokok

7. Survei tidak dilakukan secara berkala

8. Survei dilakukan hanya berdasarkan sampel bukan seluruh populasi di

dusun

9. Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian rumah tangga sehat dan

tindak lanjut terhadap permasalahan Rumah Tangga Sehat

10. Kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat tentang PHBS di rumah

tangga

11. Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti jamban

sehat dan tempat penampungan sampah sementara

48

49

DIAGRAM FISH BONEDIAGRAM FISH BONEDIAGRAM FISH BONEDIAGRAM FISH BONE

INPUTINPUT

MAN

Kurangnya aktifnya kader tentang PHBS dalam melakukan penyuluhan

MAN

Kurangnya aktifnya kader tentang PHBS dalam melakukan penyuluhan

MATERIALMATERIAL

METHODKurangnya kunjungan aktif petugas kesehatan kerumah wargaPenyuluhan tentang PHBS yaitu PSN, membuang sampah pada tempatnya, bahaya merokok han tentang rumah tangga sehat ke masyarakat , terutama indikator-indikator yang mudah ditingkatkan

METHODKurangnya kunjungan aktif petugas kesehatan kerumah wargaPenyuluhan tentang PHBS yaitu PSN, membuang sampah pada tempatnya, bahaya merokok han tentang rumah tangga sehat ke masyarakat , terutama indikator-indikator yang mudah ditingkatkan

MONEYMONEY

P1Tidak adanya jadwal rutin pendataan rumah tangga sehat

P1Tidak adanya jadwal rutin pendataan rumah tangga sehat

P2Kurangnya penyuluhan Rumah Tangga Sehat khususnya indikator-indikator yang mudah ditingkatkan., seperti PSN dan merokokSurvei tidak dilakukan secara berkalaSurvei dilakukan hanya berdasarkan sampel bukan seluruh populasi di dusun

P2Kurangnya penyuluhan Rumah Tangga Sehat khususnya indikator-indikator yang mudah ditingkatkan., seperti PSN dan merokokSurvei tidak dilakukan secara berkalaSurvei dilakukan hanya berdasarkan sampel bukan seluruh populasi di dusun

PROSESPROSESLINGKUNGANLINGKUNGAN

Kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat tentang PHBS di rumah tangga

Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti jamban sehat dan tempat penampungan sampah sementara

Kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat tentang PHBS di rumah tangga

Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti jamban sehat dan tempat penampungan sampah sementara

P3Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian rumah tangga sehat dan tindak lanjut terhadap permasalahan Rumah Tangga Sehat

P3Kurangnya pemantauan kemajuan pencapaian rumah tangga sehat dan tindak lanjut terhadap permasalahan Rumah Tangga Sehat

MACHINE

Terbatasnya distribusi poster dan pamflet mengenai PHBS

MACHINE

Terbatasnya distribusi poster dan pamflet mengenai PHBS

Cakupan Rumah Tangga

Sehat Dusun Karangwetan

sebesar 42,33 % di bawah

target DinKes 65%

Cakupan Rumah Tangga

Sehat Dusun Karangwetan

sebesar 42,33 % di bawah

target DinKes 65%

Gambar 9. Diagram Fishbone

53