4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

23
Morfologi ERITROSIT ( Sel Darah Merah) Eritrosit berbentuk bikonkaf dan berdiameter 7-8 mikron. Bentuk bikonkaf tersebut menyebabkan eritrosit bersifat fleksibel sehingga dapat melewati pembuluh darah yang sangat kecil dengan baik. Bentuk eritrosit pada mikroskop biasanya tampak bulat berwarna merah dan dibagian tengahnya tampak lebih pucat, atau central pallor diameter 1/3 dari keseluruhan diameter eritrosit. 1. Ukuran eritrosit a. Normositik : Ukuran normal eritrosit antara 6,2 – 8,2 Nm (normosit) b. Makrosit : Ukuran eritrosit yang lebih dari 8,2 Nm terjadi karena pematangan inti eritrosit terganggu, dijumpai pada defisiensi vitamin B₁₂ atau asam folat. c. Mikrosit : Ukuran eritrosit yang kurang dari 6,2 Nm. Sel ini didapatkan pada anemia hemolitik, anemia megaloblastik, dan pada anemia defisiensi besi. d. Anisositosis : Eritrosit dengan ukuran yang tidak sama besar dalam sediaan apusan darah tepi. Sel ini didapatkan pada anemia mikrositik bersamaan anemia makrositik seperti anemia gizi. 2. Bentuk eritrosit a. Ovalosit : Eritrosit yang berbentuk lonjong. b. Sferosit : Sel yang berbentuk bulat atau mendekati bulat. c. Schistocyte : Fragmen eritrosit berukuran kecil dan bentuknya tak teratur, berwarna lebih tua. d. Teardrop cells (dacroytes) : Berbentuk seperti buah pir. e. Blister cells : Eritrosit terdapat lepuhan satu/lebih vakuola. f. Acantocyte / Burr cells : Eritrosit mempunyai tonjolan satu atau lebih pada membrane dinding sel kaku. Terdapat duri- duri di permukaan. g. Sickle cells (Drepanocytes) : Eritrosit yang berbentuk sabit. h. Stomatocyte : Eritrosit bentuk central pallor seperti mulut. Tarjadi pada alkoholisme akut. i. Target cells : Eritrosit yang bentuknya seperti tembak atau topi orang meksiko. 1

description

jbjn

Transcript of 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

Page 1: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

Morfologi ERITROSIT ( Sel Darah Merah)

Eritrosit berbentuk bikonkaf dan berdiameter 7-8 mikron. Bentuk bikonkaf tersebut menyebabkan eritrosit bersifat fleksibel sehingga dapat melewati pembuluh darah yang sangat kecil dengan baik. Bentuk eritrosit pada mikroskop biasanya tampak bulat berwarna merah dan dibagian tengahnya tampak lebih pucat, atau central pallor diameter 1/3 dari keseluruhan diameter eritrosit.

1. Ukuran eritrosit a. Normositik : Ukuran normal eritrosit antara 6,2 – 8,2 Nm (normosit)b. Makrosit : Ukuran eritrosit yang lebih dari 8,2 Nm terjadi karena pematangan inti eritrosit terganggu, dijumpai pada defisiensi vitamin B₁₂ atau asam folat.c. Mikrosit : Ukuran eritrosit yang kurang dari 6,2 Nm. Sel ini didapatkan pada anemia hemolitik, anemia megaloblastik, dan pada anemia defisiensi besi.d. Anisositosis : Eritrosit dengan ukuran yang tidak sama besar dalam sediaan apusan darah tepi. Sel ini didapatkan pada anemia mikrositik bersamaan anemia makrositik seperti anemia gizi.

2. Bentuk eritrosita. Ovalosit : Eritrosit yang berbentuk lonjong.b. Sferosit : Sel yang berbentuk bulat atau mendekati bulat.c. Schistocyte : Fragmen eritrosit berukuran kecil dan bentuknya tak teratur, berwarna lebih tua.d. Teardrop cells (dacroytes) : Berbentuk seperti buah pir.e. Blister cells : Eritrosit terdapat lepuhan satu/lebih vakuola.f. Acantocyte / Burr cells : Eritrosit mempunyai tonjolan satu atau lebih pada membrane dinding sel kaku. Terdapat duri-duri di permukaan.g. Sickle cells (Drepanocytes) : Eritrosit yang berbentuk sabit.h. Stomatocyte : Eritrosit bentuk central pallor seperti mulut. Tarjadi pada alkoholisme akut.i. Target cells : Eritrosit yang bentuknya seperti tembak atau topi orang meksiko.

3. Warna eritrosita. Hipokromia : Penurunan warna eritrosit yaitu peningkatan diameter central pallor melebihi normal sehingga tampak lebih pucat.b. Hiperkromia : Warna tampak lebih tua.c. Anisokromasia : Adanya peningkatan variabillitas warna dari hipokrom dan normokrom. Anisokromasia umumnya menunjukkan perubahan kondisi seperti kekurangan zat besi.d. Polikromasia : Eritrosit berwarna merah muda sampai biru. Terjadi pada anemia hemolitik.

4. Benda inklusi eritrosit a. Basophilic stipping : Suatu granula berbentuk ramping / bulat, berwarna biru tua. b. Kristal : Bentuk batang lurus atau bengkok.c. Heinz bodies : Benda inklusi berukuran 0,2 -22,0 Nm. Dilihat dengan pewarnaan BCB.d. Howell-jouy bodies : Bentuk bulat, berwarna biru tua /ungu.e. Pappenheimer bodies : Berupa bintik, warna ungu dengan pewarnaan wright.

1

Page 2: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

Nilai indeks eritrosit1. Mean Corpuscular Volume (MCV), menggambarkan volume rata-rata eritrosit.2. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH), menggambarkan rata-rata kandungan

hemoglobin.3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC), menggambarkan kandungan

hemoglobin rata-rata dalam tiap eritrosit.

2

Page 3: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

Gambar 1. Zona pemeriksaan sedian apus darah tepi

Cara perwarnaan dengan Giemsa :

Letakkan sediaan yang akan di pulas di atas rak dengan lapisan darah ke atas. Teteskan beberapa tetes metanol ke atas sediaan hapusan sehingga bagian yang terlapis

darah tertutup semuanya, biarkan selama 5 menit / sampai Kering. Lalu teteskan larutan giemsa yang telah di encerkan (1 ml + 5 tetes giemsa induk)

biarkan selama 15 -20 menit, setelah itu bilas dengan air dan biarkan vertikal sampai kering

Gambaran Hasil Pada Mikroskop :

Gbr 2. Kelainan Kromasi dan Ukuran eritrosit Gbr 3. Kelainan morfologi eritrosit Abnormal

Penilaian Pada Apusan Darah Tepi :

1. MDT (Morfologi Darah Tepi)2. Hitung Jenis Sel Leukosit (DIFTEL)3. Hitung Trombosit4. Malaria (Plasmodium)5. Mikrofilaria (Filariasis)6. Sel Blast7. Retikulosit

3

Page 5: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

5

Page 7: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

Gambaran Eritrosit Abnormal

Hipochrome : Gambaran sel darah merah yang hipokrom dapat ditemukan pada anemia kurang besi (defisiensi fe), sickle cells anemia, thalassemia, atau anemia karena penyakit kronis. Selain dari hapusan, dapat juga kita lihat dari hasil pemeriksaan darah MCH < 26 pg dan MCHC < < 32%

Makrositik : Gambaran makrositik  berarti volume eritrosit lebih besar dari normal. Dapat ditemukan pada penyakit anemia megaloblastik karena kurang vit.B12 atau asam folat, anemia setelah perdarahan akut, atau anemia karena penyakit hati kronik. Dari data pemeriksaan darah ditemukan MCV > 94 fl

Target Cell : Gambaran ini dinamakan sel target karena bentukannya mirip dengan sasaran tembak. Dapat ditemukan pada Thalassemia disertai gambaran aniso-poikilositosis, polikromasi, hipokrom-mikrositik, dan bintik basofilik.

Bintik Basofilik

Bintik basofil dapat ditemukan pada anemia sideroblastik dan keracunan timbal. Sedangkan poikilositosis merupakan kondisi kelainan bentuk baik sebagian bentuk dari eritrosit normal atau bentuk yang benar-benar berbeda. Kondisi ini bisa ditemukan pada berbagai kelainan karena tidak spesifik, seperti pada thalassemia, anemia karena defisiensi vitamin B12 atau asam folat, atau bisa juga pada coeliac disease.

7

Page 8: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

Gametosit Ring Form

Kedua gambaran diatas dapat ditemukan pada pasien malaria. Prosedur pemeriksaannya dengan sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis. Pada pemeriksaan ini dapat juga ditemukan skizon dan eritrosit yang telah pecah karena hemolisis.

Gambaran yang lain :

Aglutinasi Akantosit Sel Sabit

Sferosit Howell Joly Bodies Skistosit

8

Page 9: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

Gambaran Sel Darah Normal

1. Sel Darah Merah/Eritrosit

Ukuran: 6 – 9 mm Bentuk: bulat Warna sitoplasma: merah jambu atau abu-abu Granularitas: tidak ada Distribusi dalam darah: > 90 % dari eritrosit normal dalam darah

2. Keping darah/trombosit

Ukuran: 1 – 4 mm Bentuk: bulat atau oval, dengan pinggir tidak teratur Warna sitoplasma: biru Granularitas: granul ungu halus mengisi bagian tengah trombosit Pinggir tipis tanpa

granul pada bagian tepi sel. Trombosit clumping

3. Eosinofil

Ukuran sel: 15 – 25 mm Bentuk sel: oval atau bulat Warna sitoplasma: pale, covered by granules, warna merah jambu / jingga Granularitas: abundant eosinofilik (orange-red), sitoplasma granul kasar Bentuk inti: lobulated, semicircular, inti biru Tipe kromatin: condensed Ratio inti/sitoplasma: low or very low Nukleolus: not visible, lobus 2-3 Keberadaan: darah: 2 – 4 %;  sumsum tulang: < 2 % Pada alergi / cacingan

9

Page 10: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

4. Basofil

Ukuran sel: 12 – 18 mm (14 µl) Bentuk sel: round or oval Warna sitoplasma: light-pink, mostly covered by granules and nucleus, sitoplasma

granul kasar Granularitas: veri dark, basofilik, granules of various size. The amount varies, merah

pekat (kehitaman) Bentuk inti: oval shaped in not mature forms; lobular shaped in mature forms Tipe kromatin: condensed, pale Ratio inti/sitoplasma:  low or very low, lobus 2 (sukar terlihat tertutup granula) Nukleolus: not visible, sitoplasma menutupi inti Keberadaan: darah: < 1 % ; sumsum tulang: < 1 % Pada keracunan timbal (Pb)

5. Netrofil Stab

Ukuran sel: 14 – 20 mm Bentuk sel: oval atau bulat, seperti batang, ladam kuda, S, Ginjal Warna sitoplasma: pink / merah muda Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number, sitoplasma granul

halus, kecil Bentuk inti: semicircular Tipe kromatin: condensed Ratio inti/sitoplasma:  low or very low, inti biru Nukleolus: not visible Keberadaan: darah: < 5% ; sumsum tulang: 5 – 20 % Pada Infeksi Akut

10

Page 11: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

6. Netrofil Segmen

Ukuran sel: 14 – 20 mm Bentuk sel: oval atau bulat Warna sitoplasma: pink, granul (kecil) halus, banyak (terpisah), Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number granulation Bentuk inti: lobulated (normally less than 5 lobes) Tipe kromatin: condensed Ratio inti/sitoplasma: low or very low, inti Biru Nukleolus: not visible, lobus 2-6 (lobus diatas 4 : hypersegmentasi), terhubung

kromatin Keberadaan: darah: 40 – 75 % ; sumsum tulang: 5 – 20 %

7. Limfosit

Ukuran: 10 – 15 mm Bentuk: bulat, kadang-kadang oval Warna sitoplasma: biru Granularitas: tidak ada Bentuk inti: bulat atau agak oval Tipe kromatin: homogen, padat Rasio inti/sitoplasma:  tinggi atau sangat tinggi Nukleolus: tidak terlihat, kadang-kadang hampir tidak terlihat Satu nukleolus kecil Distribusi: darah: 25 – 40 % ; sumsum tulang: 5 – 20 % Pada Infeksi Kronis, Thypoid

11

Page 12: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

8. Monosit

Ukuran: 15 – 25 mm (21 µl) Bentuk: bulat, oval atau tidak teratur Warna sitoplasma: abu-abu biru Granularitas: tidak ada atau sedikit granul azurofilik halus Bentuk inti: biasanya tidak teratur, inti lembayung Tipe kromatin: kromatin kasar, berkelompok Rasio inti/sitoplasma: sedang atau rendah Nukleolus: tak terlihat Distribusi: Darah: 4 – 8 % ; sumsum tulang: < 2 % Pada infeksi kronis (TB, DDR)

Trombositopenia : Hapusan darah tepi menunjukkan kesan jumlah trombosit turun.

Trombositosis : Peningkatan kadar trombosit biasanya merupakan akibat dari penyakit akut atau kronis yang lain (trombositosis reaktif). Ex : polisitemia vera.

Kesan jumlah trombosit yang meningkat disertai giant trombosit

12

Page 15: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

1. Ascaris lumbricoides (cacing gelang)

Telur dibuahi telur dekortikasi telur infertil telur berembrioAscaris lumbricoides (cacing gelang) telur fertile, memiliki dinding 3 lapis: Albuminoid : tebal

dan bersifat impermeable. Lapisan Hialine : memberi bentuk telur, impermeable. Viteline : mengelilingi sel telur sangat impermeable. Sedangakan telur infertil hanya mempunyai 2 lapisan Viteline dan Hialin, Lapisan Albuminoid tidak ada. telur tidak di buagi sehingga tidak terbentuk sempurna.

2. Trichuris Trichiura (Cacing Cambuk)

Telur Trichuris Trichiura (Cacing Cambuk) Berbentuk seperti tempayan pada kedua kutubnya terdapat overculum yang jernih dan menonjol. Telur dilapisi 2 buah dinding, sebelah dalam jernih dan sebelah luar kecoklatan. telur yang dihasilkan oleh cacing betina antara 3000-10000 butir/hari.

15

Page 16: 4.Gambaran Eritrosit Normal Oke Print 1

3. Hookworm (Cacing Tambang)

Telur Cacing Ancylostoma Duodenale

Bentuk telur khas ovale dengan sitoplasma jernih berisi lobus 4-8 mengandung larva.

4. Enterobius Vermicularis (Cacing Kremi) 5. Clonorchis Sinensis (Cacing Pipih)

Bentuk khas seperti lampu pijar dengan satu operkulum dibagian ujung yang mengecil

6. Taenia Sp (Cacing Pita)

Taenia Saginata (Cacing Pita Sapi) dan Taenia Solium (Cacing Pita Babi). Telur berbentuk bulat dengan kulit radial dan mempunyai 6 kait didalamnya.

16