(4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

23
5. BENTUK DAN UKURAN CORAN 5.1. Contoh Dari Perbaikan Dan Ukuran Coran 5.2. Bentuk Standar Dan Ukuran Coran 5.3. Ketelitian Ukuran Coran 1

description

Teknik Pengecoran

Transcript of (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Page 1: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

5. BENTUK DAN UKURAN CORAN

5.1. Contoh Dari Perbaikan Dan Ukuran Coran

5.2. Bentuk Standar Dan Ukuran Coran

5.3. Ketelitian Ukuran Coran

1

Page 2: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Bentuk pola dirubah mudah dibuat

5.1. Contoh Perbaikan Dan Ukuran Coran

2

Rumah bantalan yg akan dibaut ke dinding : (1) muka a dan muka b adalah bidang Lengkung memerlukan pengerjaan dgn tangan, (2) dirubah menjadi datar Mudah dan murah dibuat

PERUBAHAAN BENTUK UNTUK MEMUDAHKAN PENGECORAN

Page 3: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

PEMBUATAN CETAKAN YG MUDAH DAN MENGHEMAT PERMUKAAN PISAH

3

Permukaan pisah dihemat

Dudukan berbentuk kotak : (1) mempunyai proyeksi dari atas dan dasar Cetakan harus dipisah menjadi 3 bagian (atas, tengah dan bawah), (2) Mempunyai proyeksi mengarah ke dalam pd bag atasnya memerlukan satu permukaan pisah (kup dan drag)

Page 4: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Permukaan pisah adalah bidang datar

BIDANG PERMUKAAN PISAH DAN PEMBUATAN CETAKAN YANG DISEDERHANAKAN

4

Tuang penghubung : (1) mempunyai lengan miring dan permukaan pisah tidak satu bidang cetakan sering pecah, (2) permukaan pisah dirubah menjadi satu bidang pembuatan cetakan menjadi mudah

Page 5: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

PENGHEMATAN JUMLAH PROSES DALAM PEMBUATAN CETAKAN DENGAN MENGHINDARI BAGIAN TERPISAH

5

Bagian terpisah dihindari

Suatu tutup : (1) mempunyai tonjolan dan model tidak dapat ditarik membutuhkan satu set inti pada cetakan utama/potong terpisah untuk bagian dari tonjolan, (2) mempunyai tonjolan yg tidak dipisahkan sampai keatas model dapat ditarik dan pengerjaan cetakan disederhanakan

Page 6: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Dinding tipis dihindari

PENYEMPURNAAN DINDING CORAN YG SANGAT TIPIS

6

Dinding tipis salah alir kecacatan logam :1 mm 80%, 1,5 mm 35%,2 mm 10%, dstCoran yg sangat tipis diubahke tebal yg memadai

Page 7: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

PENCEGAHAN PENYUSUTAN DENGAN MENGHILANGKAN PERUBAHAN TEBAL

7

Perubahan tebal yg menyolok Bagian yg tebal membeku terakhir penyusutan

Perubahan tebal diperbaiki

Page 8: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Pertemuan dihindari agar tidak terlalu tebal

8

Robek

PENCEGAHAN RETAK DENGAN MENGHILANGKAN PERUBAHAN TEBAL

Bagian yang berbentuk kisi : (1) mempunyai pertemuan rusuk yg tebal membeku dan mendingin paling akhir ditarik oleh tegangan tarik akibat pendinganan dan penyusutan robrk pada silangan, (2) silangan dirubah menjadi bentuk Y tegangan tarik pada rusuk berkurang

Page 9: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

PERENCANAAN MENGINGAT ALIRAN LOGAM WAKTU PENUANGAN

9

Pada sambungan : (1) logam mengisi bagian mendatar a di sebelah atas pada waktu penuangan kotoran mengumpul cenderung membuat cacat (kotoran, terak, pasir). (2) bila bagian a dimiringkan logam cair naik pada bagian miring cacat hilang

Cacat karena aliran logam yg kurang baik ditiadakan

Page 10: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

5.2. Bentuk Standar Dan Ukuran Coran

(1) Tebal Minimum

(2) Lubang Berinti

(3) Perubahan Tebal

(4) Sudut Siku Dan Tajam

(5) Sambungan T Dan Y

10

Page 11: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Tabel : Ketebalan Dinding Minimum dari Pengecoran Pasir

BAHAN UKURAN CORAN (mm)

Kurang dari 200

200-400

400-800

800-1250

1250-2000

2000-3000

Besi Cor Kelabu 3 4 5 8 8 10

Besi Cor Mutu Tinggi 4-5 5-6 6-8 8-10 10-12 12-16

Besi Cor Bergrafit Bulat

5-6 6-8 8-10 10-12 12-16 16-20

Baja Cor 5 6 8 10 12 16

Baja Tahan Karat 8 10 12 16 20 25

Brons & Kuningan 2 2,5 3 4 5 6

Kuningan Tegangan Tinggi

3 4 5 8 8 10

Paduan Aluminium 2-3 2,5-4 3-5 4-6 5-8 6-10*) Tata Surdia, Prof.Ir,MS, Met.E, Teknik Pengecoran Logam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2000

5.2.1. Tebal Minimum

11

Page 12: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

5.2.2. Lubang Berinti

Untuk Lubang yang sempit dan panjang inti akan terpanaskan lanjut dan terjadi fusi gas dari pasir akan membentuk rongga udara

l

t

d T

(1)

l

Td

t

(2)

d

dT

l

(3) (4) 12

Page 13: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Tabel : Lubang Inti

Macam Lubang

Inti

Coran Besi Kelabu

Coran Baja Panjang

(1)d ≥ t (min 10 mm)atau d ≥ T/3

d ≥ 2t (min 20 mm)atau d ≥ T/2

l ≤ 3 d

(2)d ≥ t (min 10 mm)atau d ≥ T/3

d ≥ 2t (min 20 mm)

l ≤ 2d

(3)d ≥ T/2 (min 10 mm)

d ≥ t (min 20 mm)

l = T

(4)d ≥ T/2 (min 10 mm)

d ≥ t (min 20 mm)

l ≤ 2d

*) Tata Surdia, Prof.Ir,MS, Met.E, Teknik Pengecoran Logam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 200013

Page 14: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Perubahan dinding coran sebaiknya tidak mendadak (berangsur-angsur)

Gradien pada satu sisi disarankan 15o dan pada kedua sisi 7,5o

5.2.3. Perubahan Tebal

Perubahan tebal dengan gradien

14

Page 15: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

5.2.4. Sudut Siku Dan Tajam

Bagian yg bersudut siku dan tajam hrs mempunyai radius di sudut dalamnya

Kalau perbandingan tebal kedua dinding sambungan L < 1 :1,5 sudut dalamnya cukup mempunyai R = T/3

L = 4 ( T – t )

A = ( T – t )

T = ukuran dinding tebalt = ukuran dinding tipis

Dalam hal ini sudut dari gradien = 15o R = T/3Pertemuan L

Perbandingan tebal < 1,5 Perbandingan tebal > 1,5 dan < 3

15

Page 16: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

5.2.5. Sambungan T Dan Y

Sambungan T dan Y cenderung menjadi tebal tebal dinding yg berlebihan harus dihindari

Bila sudut dari sambungan tidak bundar terjadi retakan (atau terjadi fusi karena pemanasan lanjut dari pasir di sudut), sehingga sudut harus dibundarkan

Radius dari sudut harus 1/3 dari tebal dinding yg tertebal T dan pecahan harus dibulatkan ke atas menjadi satuan

16

Page 17: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Kalau perbandingan dinding yg tipis < 1 :1,5 dinding dapat disambung tegak dan sudut dibundarkan

Kalau perbandingan > 1 :1,5 dinding harus mempunyai gradien untuk mengurangi perubahan tebal dinding

Rusuk dan sirip tidak mempunyai gradien pada pangkalnya, meskipun perbandingan tebal dindingnya besar

17

Page 18: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Pertemuan T

Perbandingan tebal < 1,5 Perbandingan tebal > 1,5 dan < 3

(a) Bagian tebal bertemu dengan bagian tipis

Pada sudut sambungan diberi radius R = T/3 menghindari retakan

Gradien

18

Page 19: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

(b) Bagian tipis bertemu dengan bagian tebal

Perbandingan tebal < 1,5 Perbandingan tebal > 1,5 dan < 3

Gradien

19

Page 20: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

5.3.1. Toleransi Ukuran Dari Tebal Dinding

Ukuran coran akan terjadi penyimpangan karena adanya :

- penyimpangan dari pola pada pembuatan cetakan- pemasangan inti tidak teliti- variasi penyusutan volume coran, dsb

Ukuran coran akan mempunyai kesalahan sampai tingkat tertentu yg diperkenankan dengan pembatasan toleransi

5.3. Ketelitian Ukuran Coran

20

Page 21: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Tabel : Toleransi Tebal Dinding Dgn Pengecoran Pasir (± mm)

Bahan Mutu Kurang dari 5

5 - 10 10 - 20

20 - 30

30 - 40

40 - 80

80 -160

Besi Cor TelitiSedang

0,51,0

1,01,5

1,52,0

2,02,5

2,53,0

3,04,0

4,05,0

Coran Baja

Teliti Sedang

--

1,02,0

1,52,5

2,03,0

2,54,0

3,05,0

4,06,0

Ketebalan Dinding (mm)

*) Tata Surdia, Prof.Ir,MS, Met.E, Teknik Pengecoran Logam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2000

21

Page 22: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

5.3.2. Toleransi Ukuran Untuk Panjang

Ukuran yg mempunyai hubungan antara kup dan drag atau cetakan utama dgn inti sering cenderung menyimpang lebih dibanding kalau hanya mempunyai hubungan dengan kup atau drag saja

Perencanaan menghendaki ketelitian tanpa mempertimbangkan keadaan tersebut

22

Page 23: (4)BENTUK dan UKURAN(print).ppt

Tabel : Toleransi Ukuran Untuk Panjang Dgn Pengecoran Pasir (± mm)

Bahan MutuKurang dari 100

100 - 200

200 - 400

400 - 800

800 -1600

1600 – 3.150

Besi Cor

Teliti

Sedang

1,0

1,5

1,5

2,0

2,0

3,0

3,0

4,0

4,0

5,0

5,0

7,0

Coran Baja

Teliti

Sedang

1,5

2,5

2,0

3,0

3,0

5,0

4,0

8,0

6,0

10,0

10,0

16,0

*) Tata Surdia, Prof.Ir,MS, Met.E, Teknik Pengecoran Logam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2000

23