4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ......14 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DAN...
Transcript of 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ......14 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DAN...
14 Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Wellgan Gemilang adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
industri besi sejak tahun 1998. Perusahaan pertama kali melakukan usaha kerajinan
berbahan besi. Pemasaran dilakukan dengan melalui katalog, showroom, dan
pameran. Usaha PT. Wellgan kemudian semakin berkembang hingga menjadi
perusahaan furniture besi.
Memasuki tahun 2003 PT. Wellgan kemudian berkembang menjadi
architectural metal decoration dengan memproduksi pagar rumah, pagar balkon,
pintu gerbang, pintu rumah, jendela, dan berbagai benda arsitektural lainnya.
Perusahaan memiliki sumber daya manusia sebanyak 38 pegawai, dengan 1 shift
kerja yaitu pada pukul 08.00-17.00 dan pada pukul 08.00-15.00 pada hari sabtu. PT.
Wellgan terletak di Komplek Pergudangan Gunung Anyar Tambak Kav. 53-56
Surabaya, Jawa Timur.
Sertifikasi SMM ISO 9001:2015 adalah sebuah sistem yang akan
diterapkan oleh PT. Wellgan. SMM ISO 9001:2015 sendiri adalah sebuah sarana
sistem yang mampu mengatur sistem manajemen mutu agar sistem di perusahaan
menjadi lebih efektif. Perusahaan ingin memperbaiki sistem yang dimiliki dengan
memiliki pedoman yang lebih terarah sebagai sebuah acuan agar visi dan misi
perusahaan dapat tercapai.
4.2 Analisis Gap Awal Dokumen ISO 9001:2015
Analisis checklist gap awal dokumen ISO 9001:2015 digunakan sebagai
tinjauan mutu awal untuk mengetahui sejauh mana rancangan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2015 telah diimplementasikan oleh perusahaan. Analisis dilakukan
dengan meninjau nilai gap pada checklist gap analisis ISO 9001:2015 dengan
keadaan yang sebenarnya. Checklist gap analisis ISO 9001:2015 memiliki beberapa
indikator di setiap klausulnya yang harus dipenuhi. Indikator tersebut digunakan
sebagai panduan mutu menuju sertifikasi SMM ISO 9001:2015. Analisis gap awal
akan ditunjukkan pada Tabel 4.1.
15 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 Analisis Gap Awal
Klausul
Kesesuaian Awal
Total
Presentase Nilai
Kesesuaian
Klausul Sesuai
Tidak
Sesuai
Klausul 4 Konteks Organisasi 7 0 7 100%
Klausul 5 Kepemimpinan 13 0 13 100%
Klausul 6 Perencanaan 8 1 9 88,89%
Klausul 7 Dukungan 11 12 23 43,48%
Klausul 8 Operasional 45 16 61 72,58%
Klausul 9 Evaluasi Kinerja 3 16 19 15,79%
Klausul 10 Peningkatan 1 7 8 12,50%
Total 88 52 140 61,97%
Sumber: Tangradi (2018)
Tabel 4.1 menunjukkan presentase awal gap klausul yang dimiliki oleh
perusahaan. Secara keseluruhan hasil presentase kesesuaian awal rata-rata yang
ditunjukkan dari checklist gap analisis SMM ISO 9001:2015 adalah sebesar
61.97%. Presentase tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sudah memenuhi
setengah presentase dari persyaratan pada checklist analisis SMM ISO 9001:2015.
Perusahaan telah memenuhi checklist pada klausul 4 dan klausul 5, terbukti
pada hasil checklist menunjukkan presentase sebesar 100% dengan nilai
ketidaksesuaian adalah 0. Klausul 6 memiliki presentase sebesar 88,89% dari hasil
checklist gap analisis pasal 6.2.1 yaitu pada bagian B menyatakan sasaran mutu
masih belum dipantau. Klausul 7 hingga klausul 10 masih belum dipenuhi oleh
perusahaan terbukti dari hasil checklist gap analisis masih memiliki presentase yang
rendah.
Hasil checklist gap analisis dengan keterangan lebih lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 1 Analisis Gap Awal. Warna krem adalah penjelasan untuk judul
setiap klausul. Warna biru tua adalah penjelasan untuk sub bab yang masih belum
dilengkapi. Warna biru muda adalah penjelasan lebih detail bagian dari sub bab
yang masih belum dipenuhi.
16 Universitas Kristen Petra
4.3 Perancangan Dokumen Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Setelah melakukan analisis pemenuhan checklist gap analisis, kemudian
mulai melengkapi pemenuhan checklist gap SMM ISO 9001:2015. Berdasarkan
hasil analisis gap, perusahaan masih perlu melakukan perancangan dokumen
sebagai syarat untuk memenuhi persyaratan sertifikasi SMM ISO 9001:2015.
Perusahaan perlu memiliki pedoman mutu agar memiliki sistem perancangan
dokumen yang dibutuhkan oleh setiap departemen yang akan dijadikan sebagai
dasar pengimplementasian oleh departemen terkait.
4.3.1 Struktur Organisasi
Suktur Organisasi PT. Wellgan Gemilang
Direktur
Departemen Produksi
Departemen Akutansi
dan Keuangan
Departemen
Marketing
· Div. Penjualan· Div. Layanan
Pelanggan· Div. Estimator · Div. Designer· Div. E-Commerce
· Div. PPIC· Div. Produksi Metal· Div. Finishing· Div. Mesin· Div. Logistik &
Pengiriman· Div. Pemeliharaan &
K3· Div. Qulity Control
· Div. Akutansi & Pajak
· Div. Pembelian · Div. Anggaran &
Keuangan· Div. Pengaturan &
Pengawasan
Departemen Umum
· Div. Personalia· Div. Humas &
Legalitas· Div. Security· Div. IT & Filling· Div. Maintenance
Dept. Wellgan Institute
Strategic
· Div. Pengembangan Organisasi & SDM
· Div. Riset & Pengembangan Produk
· Div. Pengembangan Strategi Pemasaran
MR
PT. WELLGAN GEMILANG“ Artistic Architectural Metal Artwork “
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Gambar 4.1 menunjukkan struktur organisasi yang dimiliki oleh PT.
Wellgan. PT. Wellgan memiliki 5 departemen diantaranya Departemen Marketing,
Departemen Produksi, Departemen Akutansi dan Keuangan, Departemen Umum
dan Departemen Wellgan Institute Strategic. Kelima departemen tersebut dibawahi
oleh Direktur. Setiap departemen memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Departemen Marketing mencakup Divisi Penjualan, Divisi Layanan
Pelanggan, Divisi Estimator, Divisi Designer, dan Divisi E-Commerce.
Departemen Produksi mencakup Divisi PPIC, Divisi Produksi Metal, Divisi
Finishing, Divisi Mesin, Divisi Logistik dan Pengiriman, Divisi Pemeliharaan dan
K3, Divisi Quality Control. Departemen Akutansi dan Keuangan mencakup Divisi
17 Universitas Kristen Petra
Akutansi dan Pajak, Divisi Pembelian, Divisi Anggaran dan Keuangan dan Divisi
Pengaturan dan Pengawasan.
Departemen Umum mencakup Divisi Personalia, Divisi Humas dan
Legalitas. Divisi Security, Divisi IT dan Filling dan Divisi Maintenance.
Departemen Institute Strategic mencakup Divisi Pengembangan Organisasi dan
SDM, Divisi Riset dan Pengembangan Produk, dan Divisi Pengembangan Strategi
Pemasaran.
4.3.2 Model Bisnis Proses
Model bisnis proses adalah sebuah gambaran kegiatan berbentuk diagram
yang menunjukkan kegiatan dari proses setiap departemen yang memiliki suatu
hubungan. Terhubungnya antar departemen menunjukkan bahwa setiap departemen
saling membutuhkan kerja sama untuk dapat mencapai satu tujuan yang sama. Inti
daripada model bisnis proses PT. Wellgan dimulai dari pelanggan, yang berarti
perusahaan mengutamakan kepuasan pelanggan. Gambar 4.2 akan menunjukkan
model bisnis proses.
Gambar 4.2 Model Bisnis Proses
18 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2 menunjukkan hubungan-hubungan antar setiap departemen
yang saling berhubungan setiap prosesnya. Proses inti model bisnis proses
menggambarkan aktifitas pada PT. Wellgan untuk mendapatkan kepuasan
pelanggan. Pelanggan memiliki interaksi dengan Departemen Marketing yaitu
adanya transaksi permintaan pesanan dari pelanggan. Departemen Marketing terdiri
dari Divisi Estimator yang menerima data permintaan pelanggan dan menentukan
material yang akan digunakan yang berkoordinasi juga dengan Divisi PPIC dan
Divisi Desain.
Divisi PPIC kemudian melakukan pembuatan kontrak dan SPK, apabila
sudah mendapatkan konfirmasi oleh pihak terkait. Divisi PPIC berkoordinasi
dengan Divisi Logistik perihal penyediaan bahan baku. Divisi desain menerima
maupun memberikan sebuah rancangan desain sesuai permintaan pelanggan. Divisi
PPIC menentukan jadwal perencanaan produksi dan menghitung kebutuhan
material yang berkoordinasi dengan Divisi Estimator.
Divisi Produksi melakukan pembuatan modul, tahap-tahap produksi
berdasarkan SPK dari Divisi PPIC dan melakukan QC. Divisi Finishing akan
menerima hasil dari Divisi Produksi yang telah dilakukan QC kemudian diletakkan
di gudang barang jadi. Divisi Pengiriman dan Divisi PPIC melakukan koordinasi
untuk melakukan pengiriman dan pemasangan produk.
4.3.3 Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah sebuah tolak ukur yang menunjukkan sebuah
pencapaian yang ingin dipenuhi oleh perusahaan terkait dengan kualitas. Sasaran
mutu berisikan spesifikasi untuk mencapai tujuan dari PT. Wellgan. PT. Wellgan
memiliki 3 departemen yang memiliki beberapa sasaran mutu sesuai dengan fungsi
departemennya masing-masing. Tiga departemen tersebut adalah Departemen
Marketing, Departemen Produksi dan Departemen Umum. Sasaran mutu terdiri dari
key performance indicator (KPI), target, pengukuran, periode, penanggung jawab,
action plan dan monitoring dan evaluasi.
KPI pada Departemen Marketing terdiri atas dua bagian. Pertama adalah
waktu pembuatan costing dengan target 95% ≤ (kurang dari) 3 hari. Kedua adalah
pengembangan desain produk dengan target > (lebih dari) 90 produk yang berada
di bawah tanggung jawab Divisi Estimator. Departemen Produksi memiliki KPI
19 Universitas Kristen Petra
proyek untuk setiap tipe produksi. Target Departemen Produksi adalah sebesar 90%
tepat waktu dalam menyelesaikan proyek (kontrak) yang berada di bawah tanggung
jawab Divisi PPIC dan QC.
Departemen Umum adalah departemen yang menaungi seluruh pegawai
pada PT. Wellgan. KPI Departemen Umum adalah maksimal mengeluarkan surat
peringatan maksimal 3 kali yang berada di bawah tanggung jawab Divisi
Personalia. Dokumen sasaran mutu dapat dilihat pada Lampiran 2 Sasaran Mutu
dan Rencana Pencapaiannya.
4.3.4 Analisis Risiko
Analisis risiko adalah sebuah metode yang akan menunjukkan kegagalan
dari sasaran mutu yang mungkin akan terjadi. Dari kegagalan yang mungkin terjadi
memiliki dampak sehingga membutuhkan sebuah solusi. Sasaran mutu yang telah
diperoleh kemudian dinilai seberapa besar risiko yang mungkin akan terjadi secara
kuantitatif. Penilaian akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan, frekuensi
terjadinya kegagalan dan dampak keparahan bagi perusahaan yang didapatkan dari
hasil wawancara. Tabel 4.2 menunjukkan bagaimana penilaian untuk tingkat
kerusakan atau severity rating.
Tabel 4.2 Severity Rating
Rank Kriteria
1 Minor Kegagalan tidak menyebabkan efek pada produk atau servis
dimana konsumen belum tentu menyadari kegagalan ini
2-3 Low Kegagalan hanya menyebabkan sedikit gangguan konsumen
dimana mungkin sedikit menyadari kegagalan pada produk
atau jasa
4-6 Moderate Kegagalan tingkat menengah yang dapat membuat
ketidakpuasan. Kegagalan ini dan dapat menyebabkan
kerusakan alat dan penambahan biaya kerja
7-9 High Ketidakpuasan konsumen tinggi dan membuat produk tidak
berfungsi dan membuat produk tidak berfungsi dan ketidak-
20 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Severity Rating (Sambungan)
Rank Kriteria
nyamanan. Kegagalan ini dapat menyebabkan gangguan pada
proses selanjutnya
10 Very
high
Kegagalan sangat parah dimana mempengaruhi keamanan
Sumber: Hanif, Rukmi, & Susanty (2015)
Tabel 4.2 menunjukkan penilaian untuk tingkat kerusakan atau severity
rating dengan rank mulai dari 1 (minor), 2-3 (low), 4-6 (moderate), 7-9 (high) dan
10 (very high). Pemilihan rank akan didasari dengan penjelasan kriteria yang
mewakili penilaian tersebut. Penilaian berikutnya adalah dengan menilai
occurrence rating (O) atau frekuensi kegagalan dari tingkat kerusakan yang dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Occurrence Rating
Rank Tingkat kejadian Kriteria
1 1 dari 1.500.000 Sangat rendah dan hampir tidak pernah terjadi
2 1 dari 150.000
3 1 dari 15.000 Rendah dan relatif jarang terjadi
4 1 dari 2.000
5 1 dari 400 Sedang dan kadang terjadi
6 1 dari 80
7 1 dari 20 Tinggi dan sering terjadi
8 1 dari 8
9 1 dari 3 Sangat tinggi dan tidak bisa dihindari
10 1 dari 2
Sumber: Pasaribu, Setiawan, & Ervianto (2017)
Tabel 4.3 menunjukkan penilaian untuk frekuensi kegagalan atau
occurence rating. Penilaian dilakukan dengan memberikan rank berdasarkan
tingkat kejadian. Penilaian berikutnya adalah dengan mengidentifikasi kontrol apa
yang telah dilakukan perusahaan untuk mencegah kegagalan. Penilaian dilakukan
21 Universitas Kristen Petra
dengan menetapkan detection rating (D) atau tingkat kemudahan kegagalan
dideteksi yang dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Detection Rating
Rank Kriteria
1 Very
high
Kemungkinan sangat tinggi bahwa kegagalan produk atau
servis dideteksi sebelum kegagalan terjadi. Jenis kegagalan
dapat dideteksi dengan sangat jelas.
2-5 High Kemungkinan tinggi bahwa kegagalan produk atau servis
dideteksi sebelum kegagalan terjadi. Jenis kegagalan dapat
dideteksi dengan jelas.
6-8 Moderate Kegagalan produk atau servis dapat dideteksi saat kegagalan
terjadi. Tingkat deteksi kegagalan medium.
9 Low Kegagalan produk atau servis dapat dideteksi setelah
kegagalan terjadi. Kegagalan sulit dideteksi.
10 Very low Produk dan servis biasanya tidak dapat dideteksi.
Sumber: Hanif, Rukmi, & Susanty (2015)
Hasil dari ketiga indikator peneliaian akan dikalikan dan hasilnya akan
disebut sebagai Nilai Risiko (NR). Menentukan nilai risiko yang dapat dilihat pada
perhitungan sebagai berikut:
𝑅𝑃𝑁 = 𝑆 𝑥 𝑂 𝑥 𝐷 (4.1)
Keterangan:
· S = Severity rating
· O= Occurrence rating
· D= Detection rating
Kategori penilaian tingkat bahaya NR di tandai dengan warna dan range
yang telah ditentukan. Tabel 4.5 menunjukkan warna berdasarkan kategori
penilaian tingkat bahaya NR.
22 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Kategori Penilaian Tingkat Bahaya NR
Range Warna Keterangan
1 – 200
Tingkat risiko tidak berbahaya
201 – 400
Tingkat risiko sedang, warning
>400
Tingkat risiko tinggi perlu perbaikan
segera
Dari potensi kegagalan yang terjadi, kemudian dianalisis dampak
kegagalan dan penyebab kegagalan dengan melakukan penentuan Occurance.
Analisis risiko memiliki action recommended yang berfungsi sebagai tindakan yang
harus dilakukan dari kegagalan yang mungkin terjadi. Analisis risiko dapat dilihat
pada Lampiran 3 Analisis Risiko.
4.3.5 Perancangan Standard Operating Procedure (SOP)
Wibowo (2014:67) mengungkapkan SOP adalah sebuah standar kegiatan
yang harus dilakukan secara berurutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan
apabila ditaati maka akan membawa dampak. Dampak tersebut berupa semakin
lancarnya koordinasi antar departemen, tidak terjadi duplikasi pekerjaan,
terbinanya hubungan kerja yang serasi, kejelasan wewenang untuk setiap karyawan.
Prosedur kerja yang masih belum di miliki oleh perusahaan akan di rancang dengan
keadaan yang sebenarnya dan seharusnya. Berikut adalah salah satu contoh
perancangan dokumen SOP pada PT. Wellgan dapat dilihat pada Gambar 4.3
23 Universitas Kristen Petra
PT. WELLGAN GEMILANG
“ Artistic Architectural Metal Artwork “
Office-Factory: Pergudangan Gunung Anyar Tambak Kav. 31-32 Surabaya
60294, Indonesia
Telp: (031) 8795800 / 081217288090 Email: [email protected]
PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN
No. Dokumen : SOP-HNL-02
No. Revisi : 00
Gambar 4.3 SOP Pengendalian Dokumen
Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh
Departemen Umum
QMR
Direktur Utama
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
TUJUAN :
Untuk memastikan bahwa dokumen telah disusun, dikendalikan dan dipelihara secara
benar dan untuk memastikan penarikan dan pemusnahan dokumen yang berkaitan
dengan sistem manajemen mutu
RUANG LINGKUP :
Berlaku untuk seluruh dokumen baik dokumen awal dan dokumen revisi dengan
pemeliharaan dokumen secara berkala minimal satu tahun sekali
REFERENSI : ISO 9001:2015 Pasal 7.5.3
LAMPIRAN :
Formulir Riwayat Perubahan Dokumen
Formulir Pemusnahan Dokumen
Formulir Daftar Distribusi Dokumen
24 Universitas Kristen Petra
PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN
Tanggal : 7 Agustus 2018
AKTIFITAS DOKUMEN/CATATAN MUTU KETERANGAN
Mengidentifikasi
kebutuhan untuk
pembuatan dokumen
Menganalisa dan
verifikasi kebenaran
dokumen
Konfirmasi Mereview dan revisi
dokumen
Memberikan
pengesahan pada
dokumen
Menerbitkan dokumen
dan penyimpanan
Mulai
Tidak
Ya
No Dokumen : SOP-HNL-02
No Revisi : 00
Dept. Umum
Dept. Umum
Dept. Umum
Dept. Umum
Direktur
Page : 2 of 2
Pengajuan dokumen
(baru/berubah)
Konfirmasi
Pembuatan dokumen
Konfirmasi
Ya
Ya
Selesai
Mendistribusikan data
kepada departemen
terkait
Tidak
Dept. Umum
Dept. Umum
Dept. Umum
Formulir riwayat
perubahan dokumen
Tidak
Formulir daftar distribusi
dokumen
Formulir pengesahan
dokumen
Gambar 4.3 SOP Pengendalian Dokumen (Lanjutan)
Gambar 4.3 menunjukkan SOP Pengendalian Dokumen. SOP
Pengendalian Dokumen dimiliki oleh Departemen Umum. SOP terdiri atas dua
halaman, halaman pertama berisikan tentang Nomor Dokumen, Nomor Revisi,
Tujuan, Ruang Lingkup, Referensi, Lampiran dan tanda tangan yang menunjukkan
bahwa SOP telah dikonfirmasikan.
25 Universitas Kristen Petra
Nomor Dokumen dibuat sebagai identitas dari dokumen yang terdiri dari
jenis dokumen, departemen terkait dan penomoran. Nomor revisi menunjukkan
seberapa banyak dokumen telah mengalami revisi. Nomor revisi akan berubah
apabila dokumen awal sudah memiliki tanda tangan pihak terkait yang harus
mengalami perubahan. Tujuan berisi tentang hasil akhir dari pembuatan dokumen.
Ruang lingkup menunjukkan lingkup yang terkait dengan tujuan dari pembuatan
dokumen.
Referensi digunakan sebagai dasar dari alasan pembuatan dokumen serta
lampiran untuk menunjukkan formulir yang terkait oleh dokumen. Halaman kedua
berisi prosedur kerja yang ditulis secara detail beserta dengan departemen/divisi
yang bertugas terhadap prosedur kerja tersebut. Beberapa dari isi prosedur kerja
disertai dokumen/formulir yang dibutuhkan sebagai penunjang dokumen.
4.3.6 Perancangan Formulir
SOP yang telah dibuat memiliki beberapa formulir sebagai pendukung
jalannya pencapaian dari SOP. Perancangan beberapa formulir dilakukan untuk
SOP yang membutuhkan pencatatan secara detail sebagai alat untuk penyampaian
informasi secara tertulis dan alat untuk dokumentasi. Formulir yang telah berhasil
dirancang kemudian akan dikonfirmasi untuk selanjutnya dapat di implementasikan
oleh departemen terkait. Salah satu contoh hasil perancangan formulir dapat dilihat
pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Perancangan Formulir
Daftar Distribusi Dokumen
PT. Wellgan Gemilang
No Departemen SOP
1
Div. Design/QMR Desain Penawaran
Pengendalian Dokumentasi Desain
Perubahan Desain dan Pengembangan
Pelatihan Karyawan
2 Marketing/Estimator
Desain Penawaran
Pembuatan Penawaran
Pembuatan Kontrak
26 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6 Hasil Perancangan Formulir (Sambungan)
Daftar Distribusi Dokumen
PT. Wellgan Gemilang
No Departemen SOP
2 Marketing/Estimator
Pengecekan Lapangan
Penagihan Pelunasan
Kepuasan Pelanggan
Pengendalian Ketidaksesuaian
Perubahan Desain dan Pengenmbangan
3 Produksi/QC/Mesin
Proses Finishing
Persiapan Pra Produksi
Proses Produksi
Pengecekan Proses Produksi
Pengecekan Proses Finishing
Pengecekan Pemasangan Produk
Penerimaan Orderan Barang
Kalibrasi Peralatan Mesin
Kepuasan Pelanggan
Pengendalian Ketidaksesuaian
Perubahan Desain dan Pengembangan
4 SPV
Pembuatan Penawaran
Pengecekan Lapangan
Pemasangan Produk
Pengiriman Produk
5 Pembelian
Persiapan Pra Produksi
Pemeliharaan Printer
Pengorderan Barang
Seleksi Pemasok
Penerimaan Orderan Barang
6 PPIC/Direktur
Rencana Produksi
Persiapan Pra Produksi
Penjadwalan Produksi
Memonitoring
Pemasangan Produk
Pengiriman Produk
Pengendalian Dokumen
Penagihan Pelunasan
27 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6 Hasil Perancangan Formulir (Sambungan)
Daftar Distribusi Dokumen
PT. Wellgan Gemilang
No Departemen SOP
7 Umum/Maintenance/HnL/IT
& Filling/HRD
Permohonan Ijin Kerjasama
Pemeliharaan Komputer
Pemeliharaan Printer
Pemeliharaan AC
Kepuasan Pelanggan
Pemeliharaan alat atau mesin
Pengendalian Dokumen
Pengendalian Rekaman
8 Logistik/Kepala Gudang
Pengiriman Produk
Pengorderan Barang
Pengeluaran Barang untuk Produksi
Penerimaan Orderan Barang
Tabel 4.6 menunjukkan formulir daftar distribusi dokumen yang dimiliki
oleh Departemen Umum sebagai pengendali dokumen. Formulir daftar distribusi
dokumen menunjukkan setiap departemen atau divisi yang memiliki tanggung
jawab di dalam SOP. Setiap dokumen SOP yang memiliki keterkaitan departemen
atau divisi didalamnya wajib memiliki SOP tersebut.
4.4 Sosialisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Perancangan dokumen yang telah berhasil dibuat akan dikonfirmasi oleh
Direktur, QMR dan departemen terkait untuk dapat dilakukannya sosialisasi.
Perusahaan sebelumnya belum memiliki beberapa prosedur secara tertulis sehingga
dibutuhkan sebuah pembuatan SOP agar pekerjaan di setiap departemen lebih
teratur dan lebih mudah dijalankan oleh pekerja. Quality Management
Representative (QMR) adalah seseorang yang memiliki tugas, tanggung jawab
terhadap pengawasan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 mulai dari
peninjauan ulang serta perubahan dokumen. QMR perlu memastikan bahwa
dokumen yang disebar ke setiap departemen adalah benar.
28 Universitas Kristen Petra
Sosialisasi dilakukan untuk memperkenalkan dan menjelaskan beberapa
dokumen yang telah dirancang untuk dapat diimplementasikan. Sosialisasi
dilakukan dengan departemen-departemen yang bersangkutan dengan hasil dari
perancangan dokumen. Sosialisasi SMM ISO 9001:2015 bertujuan agar setiap
departemen yang bersangkutan memiliki dasar tata cara untuk melakukan pekerjaan
sesuai dengan tugas yang dibutuhkan.
4.5 Implementasi ISO 9001:2015
Implementasi dilakukan setelah sosialisasi sistem manajemen mutu
mendapatkan konfirmasi oleh direktur, QMR dan departemen yang bersangkutan.
Implementasi SMM ISO 9001:2015 harus dilaksanakan sesuai dengan perysaratan
checklist gap analisis SMM ISO 9001:2015. Implementasi dijalankan oleh setiap
departemen-departemen yang bersangkutan terhadap dokumen tersebut.
Implementasi bertujuan untuk menerapkan hasil dari rancangan SMM ISO
9001:2015 yang telah dilakukan. Perusahaan perlu memastikan bahwa apapun yang
dilakukan oleh setiap departemen adalah berdasarkan prosedur kerja dan instruksi
kerja yang telah dirancang sebelumnya secara tertulis. Setiap departemen
membutuhkan tanggung jawab untuk dapat mempertanggungjawabkan yang sudah
dilakukan. Departemen yang menjalankan sesuai dengan SOP dapat mencegah
terjadinya ketidaksesuaian terhadap produk atau jasa yang dihasilkan.
Hasil implementasi perancangan dokumen SMM ISO 9001:2015 perlu
dinilai kembali apakah segala pekerjaan dapat menjadi lebih efektif atau masih
memiliki kekurangan. Apabila dalam hasil implementasi masih memiliki
kekurangan maka dapat dilakukan perbaikan. Setiap kekurangan yang di miliki oleh
perusahaan akan dilakukan pencatatan sebagai dokumentasi perusahaan. Prosedur
kerja akan diselaraskan dengan implementasi.
4.6 Perencanaan dan Pelaksanaan Audit Internal
Prosedur yang telah diimplementasikan akan dievaluasi untuk mengetahui
peningkatan dari sebelumnya. Pelaksanaan audit internal perlu direncanakan agar
setiap departemen memiliki persiapan yang matang menuju sertifikasi SMM ISO
29 Universitas Kristen Petra
9001:2015. Audit internal merupakan sebuah cara untuk mengoreksi kekurangan
apa saja yang terdapat di dalam setiap departemen.
Persiapan perlu dilakukan agar setiap departemen dapat mempersiapkan
dokumen-dokumen terkait secara baik dan benar. Perencanaan audit internal
meliputi persiapan dokumen untuk setiap departemen dan tim audit internal,
penentuan jadwal audit internal, pihak-pihak terkait sebagai tim pelaksanaan audit
internal seperti auditor dan auditee, daftar pertanyaan oleh auditor dan temuan dan
tindakan perbaikan audit internal. Tim audit internal memerlukan pelatihan untuk
menjalankan tugasnya sehingga butuh disosialisasikan terlebih dahulu.
Pihak terkait tersebut terdiri dari lead auditor, auditor dan auditee. Lead
auditor adalah seseorang yang memiliki hak untuk mengatur sebuah tim auditor
dalam menjalankan audit. Lead auditor adalah pembimbing perusahaan menuju
sertifikasi SMM ISO 9001:2015. Auditor adalah seseorang yang terpilih yang
memiliki kemampuan audit atas sistem manajemen mutu dengan melakukan
pengumpulan informasi mengenai hasil audit. Auditee adalah departemen yang
akan diaudit sistem manajemen mutunya.
Jadwal audit internal dirancang untuk menunjukkan daftar auditor dan
auditee yang siap melakukan audit internal. Audit internal dilaksanakan pada
tanggal 7 s/d 10 Desember 2018. Audit internal dilakukan oleh Divisi Desain,
Divisi Pembelian, Marketing, Produksi, Logistik, PPIC, HRD, SPV dan Top
Management di PT. Wellgan. Perancangan jadwal audit internal dilakukan dengan
mewawancarai setiap departemen/divisi terkait kesiapan waktu untuk dilakukannya
audit internal sehingga para auditor dan auditee memiliki kesiapan dan tidak
mengganggu aktifitas.
Setelah jadwal audit internal dirancang, kemudian dikonfirmasi oleh
koordinator audit dan QMR. Audit internal dilakukan dengan cara mengaudit antar
departemen sesuai pada Gambar 4.5. Sebelum audit internal dijalankan, setiap
auditor terpilih wajib menyiapkan daftar pertanyaan audit internal kepada auditee.
Auditor bertugas untuk memeriksa prosedur kerja dan beberapa dokumen
yang relevan dengan departemen auditee. Ketika auditor menemukan beberapa hal
yang tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya atau membutuhkan masukkan
30 Universitas Kristen Petra
maka hal tersebut bisa dikatakan sebagai sebuah temuan. Jadwal audit internal
dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Jadwal Audit Internal
Jadwal Audit Internal
PT. Wellgan Gemilang
Audit : Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015
Periode Audit Ke- : 1
Lead Auditor : Jani Rahardjo
Hari/Tanggal : 7 s/d 10 Desember 2018
Tanggal Jam Auditor Auditee
7 Des 2018 9.00-10.30 Desain Produksi
7 Des 2018 10.30.12.00 Pembelian Logistik
7 Des 2018 13.00-14.30 Marketing Pembelian
7 Des 2018 14.30-16.00 Produksi Marketing
7 Des 2018 16.00-17.30 Logistik SPV
8 Des 2018 9.00-10.30 PPIC HRD
8 Des 2018 10.30-12.30 HRD PPIC
8 Des 2018 13.00-14.30 SPV Desain
8 Des 2018 14.30-16.30 Lead Auditor Top Management
10 Des 2018 13.00-14.30 Febita Gioviansisca Maintenance
Tabel 4.7 menunjukkan jadwal audit internal yang diadakan pada tanggal
7 s/d 10 Desember 2018. Jadwal audit internal terdiri dari tanggal, jam, auditor dan
auditee. Pelaksanaan audit internal dilakukan oleh para auditor yang mendatangi
departemen dari auditee. Saat audit internal berlangsung auditor akan membawa
formulir daftar checklist pertanyaan untuk auditee. Pelaksanaan audit internal pada
PT. Wellgan tidak berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dikarenakan
kesibukan yang dimiliki oleh para auditor dan auditee yang tidak terduga. Contoh
formulir daftar checklist pertanyaan audit internal dapat dilihat pada Tabel 4.8.
31 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8 Daftar Checklist Pertanyaan Audit Internal
Aktivitas : Audit Internal Lead Auditor : Jani Rahardjo
Departemen/Divisi : Design Auditor : SPV
Tanggal : 7 Desember 2018 Auditee : Desain
No Pertanyaan Temuan Kategori (Maj/Min/Obs)
1
Apakah sudah ada form
checklist untuk penerimaan
data design dari marketing?
- -
2
Apakah ada form checklist
untuk laporan desain bulanan
dan tahunan?
√ Obs
3
Apakah ada pengembangan
dokumentasi desain setiap
produk untuk referensi?
√ Obs
Tabel 4.8 berisikan pertanyaan diisi oleh seorang auditor yang telah
ditentukan yaitu SPV. SPV mengaudit Desain pada tanggal 7 Desember 2018. Hasil
audit internal menunjukkan ada 3 pertanyaan yang telah disiapkan oleh SPV terkait
dengan prosedur Divisi Desain. Auditor mulai bertanya kepada auditee dan auditee
akan menjawab pertanyaan dari auditor. MR akan mencentang pada kolom temuan
apabila jawaban tidak sesuai dengan keadaan aktual. Terdapat dua temuan yang
tidak sesuai dam masuk ke dalam kategori observasi. Hasil temuan audit internal
dilihat pada Gambar 4.4.
32 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4 Temuan dan Tindakan Perbaikan Audit Internal
Gambar 4.4 mendeskripsikan ketidaksesuaian dari checklist SMM ISO
9001:2015 dimana perusahaan belum melakukan kalibrasi alat ukur. Kalibrasi alat
ukur wajib dilakukan oleh perusahaan untuk dapat memenuhi checklist gap analisis
SMM ISO 9001:2015. Hasil daripada audit internal yang telah dilaksanakan pada
tanggal 7 s/d 10 Desember 2018 dirangkum menjadi satu laporan sebagai rekapan
hasil temuan ketidaksesuaian setiap departemen yang telah diaudit. Hasil
rangkuman temuan audit internal dapat dilihat pada Tabel 4.9.
33 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9 Rangkuman Temuan Audit Internal
Laporan Hasil Audit Internal
PT. Wellgan Gemilang
No Auditor Auditee Deskripsi Ketidaksesuaian Kategori Temuan Tanggal Penyelesaian
Maj Min Obs Rencana Realisasi
1
2
3
4
Desain
Marketing
SPV
Pembelian
Produksi
Pembelian
Desain
Logistik
-Sasaran mutu belum dimonitoring (Klausul 6.2.1)
-Alat ukur belum dikalibrasi (Klausul 7.1.5.2)
-Sudah memiliki daftar pemasok, namun daftar pemasok
terpilih belum ada (Klausul 8.4.2)
-Seleksi dan evaluasi pemasok sudah dijalankan, tetapi
tidak ada formulirnya (Klausul 8.4.2)
-Form checklist untuk laporan desain bulanan dan tahunan
(Klausul 8.3.1)
-Pengembangan dokumentasi desain setiap produk untuk
referensi (Klausul 8.3.2)
-Ketidaksesuaian karena salah input sehingga selisih pada
saat stock opname (Klausul 8.5.2)
√
√
√
√
√
√
√
5/01/19
5/01/19
5/01/19
5/01/19
5/01/19
5/01/19
5/01/19
34 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9 Rangkuman Temuan Audit Internal (Sambungan)
Laporan Hasil Audit Internal
PT. Wellgan Gemilang
No Auditor Auditee Deskripsi Ketidaksesuaian Kategori Temuan Tanggal Penyelesaian
Maj Min Obs Rencana Realisasi
5
6
7
PPIC
Lead
Auditor
Febita
Umum
Top
Management
Maintenance
-Rekapan data karyawan belum lengkap (klausul 7.1)
-Dokumentasi evaluasi kinerja karyawan setiap bulan
(klausul 9)
-Sosialisasi visi, misi dan kebijakan mutu (klausul 5.1.1)
-Sosialisasi SWOT dan interested party (klausul 5.1.1)
-Sosialisasi analisis risiko belum dilakukan (klausul 5.1.1)
-Jadwal peralatan dan perbaikan peralatan mesin tidak
konsisten dijalankan (klausul 7.1.3)
√
√
√
√
√
√
5/01/19
5/01/19
5/01/19
5/01/19
5/01/19
5/01/19
35 Universitas Kristen Petra
Hasil Tabel 4.9 menunjukkan terdapat 1 temuan yang masuk kedalam kategori
minor dan 12 temuan pada kategori observasi. Temuan pertama pada kategori minor
terdapat pada Departemen Produksi yaitu kalibrasi peralatan mesin. Perusahaan belum
pernah melakukan kalibrasi peralatan alat ukur. Kalibrasi alat ukur perlu dilakukan oleh
sebuah perusahaan. Setiap alat ukur memiliki perbedaan yang bisa terjadi dikarenakan
merk dari alat ukur, perawatan, waktu, dan lain-lain sehingga akan berdampak pada saat
proses produksi dan hasil akhir produk. Belum melakukan kalibrasi alat ukur terdapat
pada Klausul 7.1.5.2, sehingga perusahaan diwajibkan untuk segera melakukan kalibrasi
alat ukur.
Ketidaksesuaian pada kategori observasi terdiri atas 12 temuan. Temuan kedua
kategori observasi adalah pada Departemen Produksi. Departemen Produksi belum
melakukan monitoring untuk sasaran mutu. Temuan ini diperlukan untuk peningkatan
terhadap sistem manajemen mutu klausul 6.2.1.
Temuan ketiga adalah pada Divisi Pembelian yaitu Divisi Pembelian hanya
mendokumentasikan daftar pemasok saja namun belum melakukan penilaian untuk daftar
pemasok yang terpilih. Perusahaan selama ini belum mendokumentasikan daftar pemasok
terpilih, hanya sebatas dokumentasi daftar pemasok saja. Perusahaan hanya sekedar tahu
secara umum bagaimana penilaian pemasok yang dimiliki tanpa didokumentasikan.
Temuan keempat adalah perusahaan belum melakukan seleksi dan evaluasi
daftar pemasok perusahaan. Perusahaan hampir sering melakukan pembelian bahan baku
dengan memanfaatkan salah satu e-commerce lokal karena dianggap memiliki harga yang
jauh lebih murah dengan beberapa promo didalamnya sehingga dapat meminimalisasikan
biaya pengeluaran. Perusahaan perlu membuat formulir seleksi untuk daftar pemasok
untuk peningkatan terhadap sistem manajemen mutu klausul 8.4.2.
Temuan kelima adalah Divisi Desain yang diaudit oleh SPV. Divisi Desain
sudah memiliki data desain yang dimiliki setiap tahun namun belum memiliki form
checklist untuk laporan desain bulanan dan tahunan. Temuan ini diperlukan untuk
peningkatan pada Klausul 8.3.1. Temuan keenam oleh Divisi Desain adalah belum
memiliki dokumentasi pengembangan desain untuk setiap referensi.
Temuan ketujuh adalah pada Divisi Logistik yang diaudit oleh Departemen
Pembelian. Divisi Logistik sering mendapatkan selisih pada hasil stock opname
36 Universitas Kristen Petra
dikarenakan kesalahan pada saat input. Hal tersebut terjadi karena perhitungan masih
dilakukan satu-satu sehingga membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian. Temuan
pada Divisi Logistik untuk peningkatan terhadap sistem manajemen mutu klausul 8.5.2.
Temuan kedelapan dan kesembilan adalah pada Departemen Umum diaudit oleh
PPIC. Departemen Umum belum memiliki rekapan data karyawan secara lengkap, tahun
masuk karyawan dan lama bekerja. Dokumentasi evaluasi kinerja sudah dimiliki oleh
perusahaan namun masih belum lengkap dan tidak rutin dijalankan. Evaluasi kinerja
sangat baik apabila dijalankan secara rutin setiap bulannya untuk peningkatan terhadap
sistem manajemen mutu klausul 7.1 dan klausul 9.
Temuan kesepuluh, sebelas dan dua belas terdapat pada Lead Auditor yang
mengaudit Top Management. Visi, misi, kebijakan mutu, SWOT analisis dan analisis
risiko perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan perusahaan sesuai dengan klausul
5.1.1 bagian D yaitu mengkomunikasikan pentingnya manajemen mutu yang efektif
sesuai dengan persyaratan SMM.
Temuan ketigabelas terdapat pada Maintenance. Perusahaan sudah memiliki
jadwal untuk perawatan peralatan dan sudah pernah dijalankan. Saat ini jadwal peralatan
sudah tidak berjalan sehingga perusahaan masih belum konsisten untuk melakukan
perawatan peralatan yang dikarenakan kesibukan karyawan yang bersangkutan. Temuan
ini termasuk dalam klausul 7.1.5 yaitu peralatan perlu pemantauan dan pengukuran.
Temuan 1 minor dan 12 Observasi dapat dirangkum dalam Tabel 4.10. Rangkuman
temuan hasil audit internal pada setiap klausul ISO 9001:2015.
37 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10 Rangkuman Temuan pada setiap klausul ISO 9001:2015
Klausul Kategori Temuan
Major Minor Observasi
Klausul 5 0 0 3
Klausul 6 0 0 1
Klausul 7 0 1 2
Klausul 8 0 0 5
Klausul 9 0 0 1
Klausul 10 0 0 0
Tabel 4.10 diketahui bahwa evaluasi peningkatan penerapan SMM ISO
9001:2015 di fokuskan pada klausul 7 dimana terdapat 1 minor yang harus diselesaikan
dengan target waktu penyelesaian 5 januari 2019. Pemenuhan ketidaksesuaian ini
diperlukan untuk persiapan sertifikasi oleh Badan Sertifikasi eksternal. Hasil evaluasi
keefektifan SMM ISO 9001:2015 telah tercapai dengan tidak adanya temuan dalam
kategori mayor.
Fokus kedua dalam peningkatan SMM ISO 9001:2015 terdapat pada klausul 8
Operasi dimana terdapat 5 observasi atau peningkatan. Peningkatan evalausi pemasok
pada klausul 8.4.2 sangat diperlukan untuk mementukan pemilihan pemasok secara
objektif. Peningkatan dokumentasi desain dan pengembangan produk perlu ditingkatkan
untuk pemenuhan klausul 8.3.
4.7 Hasil Analisis Gap Akhir
Hasil perancangan dan pembuatan dokumen dalam pemenuhan persayaratan
SMM ISO 9001:2015 akan di tinjau kembali untuk mengetahui presentase peningkatan
yang terjadi dari hasil analisis gap awal. Perbandingan hasil awal dan gap akhir
dirangkum pada Tabel 4.11.
38 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Gap Awal dan Gap Akhir
Klausul Kesesuaian Awal Persentase
Kesesuaian
Gap Awal
per Klausul
Kesesuaian Akhir Persentase
Kesesuaian
Gap Akhir
per Klausul
Sesuai Tidak
Sesuai
Sesuai Tidak
Sesuai
Klausul 4 7 0 100% 7 0 100%
Klausul 5 13 0 100% 13 0 100%
Klausul 6 8 1 88.89% 9 0 100%
Klausul 7 11 12 43.48% 21 2 90.91%
Klausul 8 45 16 72.58% 59 2 96.72%
Klausul 9 3 16 15.79% 16 3 84.21%
Klausul 10 1 7 12.50% 3 5 25%
Total 61.97 % Total 91.43 %
Berdasarkan hasil analisis gap akhir pada Tabel 4.11, perusahaan telah memiliki
peningkatan terhadap presentase kesesuaian gap secara signifikan. Dilihat dari hasil
presentase menunjukkan klausul 4 hingga klausul 6 memiliki presentase sebesar 100%.
Klausul 7 memiliki peningkatan sebesar 47.43% sehingga saat ini telah mencapai 90.91%
dimana perusahaan belum melakukan evaluasi sasaran mutu dan belum memiliki
rekaman dokumen. Klausul 8 memiliki presentase sebesar 96.72%, dimana perusahaan
masih belum melakukan evaluasi terhadap penyedia eksternal dan penentuan mekanisme
kontrol penyedia eksternal. Klausul 9 memiliki peningkatan menjadi 84.21% dan klausul
10 memiliki presentase sebesar 25%. Presentase keseluruhan adalah sebesar 91.43%.