3a SAP Kes Lansia
-
Upload
arya-sullivan -
Category
Documents
-
view
83 -
download
16
Transcript of 3a SAP Kes Lansia
![Page 1: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/1.jpg)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Kesehatan Lansia
Sub Pokok Bahasan : Perawatan Kesehatan Lansia
Sasaran : Warga RT I/II Karang Sibetan
Tempat : Lingkungan Karang Sibetan
Waktu : 25 menit
Hari / Tanggal : Senin / 17 Desember 2012
I. Latar Belakang
Kesehatan merupakan aspek utama yang perlu di perhatikan bagi para
lansia, adapun aspek psikis dan psikologis. Pada dasarnya lansia sangat rentan
terkena penyakit atau terinfeksi virus di karenakan penurunan kekebalan
tubuh. Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari lansia terserang baik
penyakit maupun virus akibat faktor kesehatan yang mencangkup gizi, pola
makan, pola hidup, yang kurang di perhatikan.
Penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan
yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya
secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Mengingat
kondisi tubuh lanjut usia tentu berbeda dengan mereka yang masih dalam usia
produktif. Disamping penyakit-penyakit ketuaan (geriatric), orang yang dalam
lanjut usia lebih rentan terhadap penyakit, maka kita harus dapat merawat dan
mengupayakan agar kesehatan para lansia tetap terjaga.
II. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan, peserta mampu memberikan
mamahami secara dini perubahan yang terjadi pada lansia untuk dapat
dilakukan tindakan preventif dan promotif demi kehidupan lansia yang
bahagia, sejahtera dan berguna.
![Page 2: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/2.jpg)
III. Tujuan Intruksional Khusus
1. Setelah mengikuti proses Penyuluhan, peserta mampu menjelaskan
kembali tentang proses menua.
2. Setelah mengikuti proses penyuluhan, peserta mampu menyebutkan
klasifikasi usia lanjut.
3. Setelah dijelaskan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia,
peserta mampu menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada
lansia.
4. Dipaparkan masalah yang timbul pada lansia, peserta mampu
mengidentifikasi masalah yang dialami lansia.
5. Dijelaskan tentang gizi lansia, peserta mampu menyusun gizi yang
seimbang untuk lansia saat dilakukan penyuluhan.
6. Setelah dijelaskan tentang pedoman makanan bagi lansia, peserta dapat
menjelaskan kembali tentang pedoman makanan bagi lansia dengan bahasa
sendiri.
7. Setelah dijelaskan tentang olahraga bagi lansia, peserta mampu
mengidentifikasi olah raga yang sesuai bagi lansia.
IV. Materi
1. Pengertian proses menua.
2. Klasifikasi/pengelompokan usia lanjut.
3. Perubahan-perubahan pada usia lanjut.
4. Masalah-masalah pada usia lanjut.
5. Gizi pada usia lanjut.
6. Pedoman makanan bagi usia lanjut.
7. Olahraga bagi usia lanjut.
V. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
VI. Media
1. Leaflet
2. Microphone
3. LCD
![Page 3: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/3.jpg)
4. Laptop
5. Sound
VII. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu Media Metode
1. Pra
Interaksi
1. Menyia
pkan satuan acara
penyuluhan dan
booklet.
2. Menent
ukan kontrak waktu
dengan peserta
penyuluhan.
2. Mendengarkan 3
menit
Microphone Diskusi
2. Kerja 1. Mengucapkan
salam.
2. Memperkenalka
n diri
3. Menjelaskan
tujuan penyuluhan.
4. Menjelaskan
materi penyuluhan
secara berurutan
dan teratur.
Materi :
a. Pengertian
proses menua.
b. Klasifikasi/
pengelompokan
usia lanjut.
c. Perubahan-
perubahan pada
usia lanjut.
d. Masalah-
1. Peserta
menjawab
salam.
2. Mendengar
kan.
3. Memperhat
ikan.
4. Memperhat
ikan.
15
menit
Microphone
Microphone
Microphone
Booklet,
Microphone,
Laptop, LCD
Ceramah
Ceramah
Ceramah
Ceramah
![Page 4: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/4.jpg)
masalah pada
usia lanjut.
e. Gizi pada usia
lanjut.
f. Pedoman
makanan bagi
usia lanjut.
g. Olah raga bagi
usia lanjut
5. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan.
6. Menjawab
pertanyaan yang
diajukan peserta.
5. Bertanya.
6. Mendengar
kan.
Microphone
Microphone
Diskusi
Diskusi
3. Evaluasi 1. Menanyakan kepada
peserta tentang
materi yang telah
diberikan.
2. Petugas
menyimpulkan
kembali penjelasan
yang telah diberikan
1. Menjawab
pertanyaan.
2. Memperhatikan.
5
menit
Microphone
Microphone
Diskusi
Ceramah
4. Terminasi 1. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan terima
kasih atas partisipasi
peserta penyuluhan.
1. Memperhatikan. 2
menit
Microphone Ceramah
![Page 5: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Mengucapkan salam
penutup.
2. Menjawab
salam.
Microphone
VIII. Pengorganisasian
1. Pembawa acara : Bq. Dara Paice Sari, S. Kep.
2. Pembicara : Efa Proji,S. Kep.
3. Narasumber :
a. Gede Arya Bagus A., S.Kep.
b. Sri Maryuni, S.Kep.
c. Winda Ristiany, S.Kep.
4. Fasilitator :
a. I Made Agus A., S.Kep.,
b. Hilda Farida, S.Kep.
c. Hasanah Elisa, S.Kep.
d. Niswatun Fahmi, S.Kep.
5. Observes : Ns. Zainal Arifin , S.Kep., M.Kep., Sp.KMB.
IX. Setting Tempat
Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan di Aula Serba Guna Kelurahan
Monjok Timur
X. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur.
a. Waktu untuk mulai acara.
b. Persiapan media.
c. Kelengkapan jumlah penyaji.
d. Kelengkapan alat yang akan digunakan.
2. Evaluasi Proses.
a. Bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran.
b. Ada hambatan atau tidak ada hambatan.
c. Keaktifan peserta saat proses pembelajaran.
d. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil.
![Page 6: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/6.jpg)
Peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian proses menua.
b. Menjelaskan klasifikasi / pengelompokan usia lanjut.
c. Menjelaskan perubahan-perubahan pada usia lanjut.
d. Menjelaskan masalah-masalah pada usis lanjut.
e. Menjelaskan gizi pada usia lanjut.
f. Menjelaskan pedoman makanan bagi usia lanjut.
g. Menjelaskan olah raga bagi usia lanjut.
h. Dapat menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh.
XI. Daftar Pustaka
1. Setiawati, Santun dan Dermawan Citra. A. 2005. Tuntunan Praktis
Asuhan Keperawatan Keluarga. Bandung: Rizky Press.
2. MSC. S. Heru. Adi, Dr. 2005. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC
3. Leaflet Hipertensi Dinas Kesehatan Provinsi DKI. Jakarta
![Page 7: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/7.jpg)
KESEHATAN LANSIA
1. Pengertian Kesehatan Lansia
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun
ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999). Pada lanjut usia akan terjadi
proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit
degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode
terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4).
2. Penggolongan Lansia
Organisasi kesehatan dunia WHO menggolongkan lansia menjadi 4
kelompok yakni :
a. Kelompok usia pertengahan (middle age), 45-59 tahun.
b. Kelompok lansia muda (elderly), 60-74 tahun.
c. Kelompok lansia tua (old), 75-90.
d. Kelompok lansia sangat tua (very old), diatas 90 tahun.
3. Perubahan-Perubahan pada Lanjut Usia
Menurut Wardhona (2003), perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
antara lain :
a. Perubahan Fisik.
Terjadi perubahan dan penurunan fungsi-fungsi fisik, dimana sel lebih
sedikit jumlahnya dan sel lebih besar ukurannya. Berkurangnya jumlah
cairan tubuh dan cairan intra selular, umumnya terjadi penurunan
kemampuan fungsi tubuh seperti :
1) Kardiovaskuler
Katub jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah
menurun (menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh
darah menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
sehingga tekanan darah meningkat.
![Page 8: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/8.jpg)
2) Respirasi
Otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas paru
menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih
berat, alveoi melebar dan jumahnya menurun, kemampuan batuk
menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus.
3) Persarafan
Saraf pancaindra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat
dalam merespon dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan
dengan stres. Berkurangnya atau hilangnya lapisan mielin akson,
sehingga menyebabkan berkurangnya respon motorik dan refleks.
4) Muskuloaskeletal
Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis), bungkuk
(kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku.
5) Gastrointestinal
Esofagus melebar, asam lambung menurun, dan peristaltik menurun
sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormon dan enzim
pencernaan.
6) Pendengaran
Membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran.
Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.
7) Peglihatan
Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun,
lapang pandang menurun, dan katarak.
8) Endokrin
Produksi hormon menurun.
9) Kulit
Keriput serta kulit kepala menipis. Rambut dalam hidung dan telinga
menebal. Elastisitas menurun, rambut memutih (uban), kelenjar
keringat menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh
berlebihan seperti tanduk.
10) Belajar dan Memori
Kemampuan belajar masih ada tetapi relatif menurun.
![Page 9: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/9.jpg)
b. Aspek Psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi frustasi, kesepian, takut
kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan,
depresi dan kecemasan (Maryam R, 2008).
Dalam psikologi perkembangan, lansia dan perubahan yang dialaminya
akibat proses penuaan digambarkan oleh hal-hal berikut :
1) Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga haru bergantung pada
orang lain.
2) Status ekonomi sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk
melakukan berbagai perubahan besar dalam pola hidupnya.
3) Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status
ekonomi dan kondisi fisik.
4) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang telah
meninggal atau pergi jauh.
5) Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk lansia
dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan lama yang berat
dengan yang lebih cocok.
c. Aspek Sosial
Menurut Boedhi Darmojo (2004), menjadi tua bukanlah suatu penyakit
atau sakit, tetapi suatu proses perubahan dimana kepekaan bertambah atau
batas kemampuan beradaptasi semakin berkurang yang sering dikenal
dengan geriatric giant.
Adapun perubahan sosial yang terjadi antara lain :
1) Peran : Post power syndrome, single women, dan singla parent.
2) Keluarga: kesendirian dan kehampaan.
3) Teman : ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul erasaan kapan
akan meninggal. Berada di rumah terus menerus akan cepat pikun
(tidak berkembang).
4) Abuse : kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan nonverbal (dicubit
dan tidak diberi makan).
![Page 10: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/10.jpg)
5) Masalah hukum : berkaitan dengan perlingdungan aset dan kekayaan
pribadi yang dikumpulkan sejak muda.
6) Ekonomi: kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang cocok bagi
lansia.
4. Masalah Kesehatan Pada Lansia
a. Kemunduran pada fungsi psikoneurologi (faktor-faktor persepsi) yang
menyangkut penglihatan dan pendengaran.
b. Kemunduran pada fungsi mental. Termasuk diantaranya daya kognisi
(kecerdasan, kemampuan berhitung, dan penguasaan ruang), kemampuan
belajar, daya ingat, mengambil keputusan.
c. Kemunduran fungsi sensomotorik. Termasuk kemampuan gerakan dan
menjalankan tugas yang kompleks.
d. Kemunduran fungsi neurofisiologis yang meliputi penghantaran saraf otot
dan refleks kardiovaskuler, disamping ketahanan terhadap stres dan
kelelahan. Berkurangnya kemampuan metabolisme, dan produksi hormon.
e. Kemunduran kepribadian. Motivasi, temperamen berkurang, tetapi rasa
tanggung jawab, daya pengendalian diri, semakin membaik. Tingkah laku
dan perhatian terhadap masyarakat menjadi stabil dan lebih sopan.
5. Penyakit Pada Lansia
a. Penyakit kardiovaskuler, seperti Penyakit jantung koroner , Penyakit
jantung hipertensif , Penyakit jantung valvular.
b. Penyakit sistem endokrin (hormonal), diabetes mellitus, rematik, proses
penuaan kulit, gejala mudah lupa, pengeroposan tulang, penuaan kulit.
6. Cara Hidup Sehat Pada Usia Lanjut
Berikut 10 langkah agar hidup lebih sehat pada usia lanjut :
a. Pola makan yang baik dan teratur, dengan menkonsumsi makanan dalam
porsi kecil tapi sering.
b. Memperkuat daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung dan vitamin E, B6, C, contohnya biji-bijian utuh,
sayuran hijau, daging tidak berlemak, margarine atau minyak dari
tumbuhan.
![Page 11: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/11.jpg)
c. Mencegah tulang keropos dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung vitamin D seperti produk olahan susu.
d. Untuk menjaga saluran cerna tetap sehat, sebaiknya konsumsi makanan
yang kaya serat seperti biji-bijian (kacang hijau, kacang merah), buah-
buahan (jeruk, pepaya, nanas, apel), dan sayuran berdaun hijau tua (kailan,
sawi, bayam).
e. Untuk menjaga kesehatan mata serta mencegah katarak, sangat dianjurkan
untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C,
vitamin E, dan beta karoten seperti sayuran berwarna kuning dan hijau.
f. Kurangi risiko penyakit jantung dengan membatasi makanan yang
mengandung kolesterol tinggi, seperti telur puyuh, cumi, dan kuning telur.
g. Menjaga fungsi syaraf tetap baik dengan makan makanan yang banyak
mengandung vitamin B6, B12, dan asam folat.
h. Mempertahankan berat badan ideal, makan makanan rendah lemak dan kaya
akan karbohidrat kompleks seperti pisang.
i. Menjaga otot agar tetap lentur dengan melakukan olahraga aerobik, renang,
dan jogging.
j. Tetap terus beraktivitas. Massa tulang banyak di pengaruhi oleh lamanya
tulang digunakan, atau tekanan yang dikenakan pada tulang. Dengan
rangsangan ini, tulang memperoleh kemampuan memperbaiki diri hingga
mencapai usia tua.
7. Gizi pada Usia Lanjut
Untuk memenuhi status gizi lansia, Departemen Kesehatan telah
menyusun pedoman umum gizi seimbang bagi lansia dengan
mempertimbangkan pengurangan berbagai resiko penyakit degeneratif yang
dihadapi lansia. Pedoman umum tersebut meliputi:
a. Makanlah aneka ragam makanan
Mengkonsumsi berbagai bahan makanan secara bergantian akan
menurunkan kemungkinan kekurangan gizi tertentu.
b. Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia, umbi) dalam jumlah
sesuai dengan anjuran. Tujuannya adalah menjamin cukup serat.
![Page 12: 3a SAP Kes Lansia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082309/55cf9cec550346d033ab8b01/html5/thumbnails/12.jpg)
c. Batasi konsumsi lemak dan minyak secara berlebihan. Gunakan minyak
nabati seperti kacang-kacangan.
d. Makanlah sumber zat besi secara cukup, bergantian antara sumber hewani
dan nabati.
e. Minum air bersih, dan cukup jumlahnya.
f. Kurangi konsumsi makanan yang tinggi gula murni dan lemak.
g. Perbanyak frekuensi konsumsi hewan laut dalam menu harian. Lemak tak
jenuh omega-3 yang banyak pada golongan ikan terbukti memberikan
perlindungan terhadap arterosklerosis.
h. Gunakan garam beryodium, namun batasi penggunaan garam.
i. Perbanyak konsumsi sayur dan buah berwarna hijau, kuning, oranye karena
banyak mengandung serat, vitamin C, provitamin A, dan vitamin E yang
melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang terjadi secara dini.