manajemen kes

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan program kesehatan akan lebih efektif jika program tersebut dikelola dengan baik. Fungsi manajemen yang sangat berperan adalah fungsi perencanaa dan fungsi pengawasan. Kedua fungsi ini saling berkaitan satu sama lain. Fungsi pengawasan akan menghasilkan informasi tentang pelaksanaan kegiatan program yang dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi perencanaan. Dokter/ dokter gigi sebagai pimpinan organisasi pelayanan kesehatan, tidak saja dituntut untuk memiliki keterampilan kedokteran gigi, tetapi juga dituntut memiliki pemahaman dan keterampilan dasar pelayanan kesehatan masyarakat serta asas-asas manajemen. Sesuai dengan misi RS dan puskesmas di era otonomi ini, puskesmas dan RS mempunyai misi mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan mangemen. Khusus untuk program pelayanan keshatan di puskesmas, upaya pencegahan harus lebih banayak dikembangkan. Di dalam pelaksanaanya, 1

description

manajemen kesehatan

Transcript of manajemen kes

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPengelolaan program kesehatan akan lebih efektif jika program tersebut dikelola dengan baik. Fungsi manajemen yang sangat berperan adalah fungsi perencanaa dan fungsi pengawasan. Kedua fungsi ini saling berkaitan satu sama lain. Fungsi pengawasan akan menghasilkan informasi tentang pelaksanaan kegiatan program yang dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi perencanaan.Dokter/ dokter gigi sebagai pimpinan organisasi pelayanan kesehatan, tidak saja dituntut untuk memiliki keterampilan kedokteran gigi, tetapi juga dituntut memiliki pemahaman dan keterampilan dasar pelayanan kesehatan masyarakat serta asas-asas manajemen. Sesuai dengan misi RS dan puskesmas di era otonomi ini, puskesmas dan RS mempunyai misi mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan mangemen. Khusus untuk program pelayanan keshatan di puskesmas, upaya pencegahan harus lebih banayak dikembangkan. Di dalam pelaksanaanya, pimpinan puskesmas perlu lebih banayka bekerja sama dengan klompok masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. Untuk itu, pimpinan puskesmas harus peka dengan kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang potensial berkemabang di wilayah kerjannya masing-masing. Dokter sebagai pimpinan puskesmas harus mampu motor penggerak kelompok-kelompok masyarakat di wilayah kerjannya dan mengembangkan program penganggulangan masalah kesehatan masyarakat. Dengan demikian, misi puskesmas sebagai unit pelaksanaan teknis pembangunan keshatan di wilayah kerjanya dapat dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah1 Apa langkah-langkah dan fungsi manajemen kesehatan ?2 Sebutkan dan jelaskan tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di puskesmas?3 Apa peran dokter gigi dalam manajemen ?4 Apa saja program kerja dalam puskesmas ?

1.3 Tujuan1 Mampu menjelaskan langkah langkah dan fungsi dari manajemen.2 Mampu menjelaskan tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di puskesmas.3 Mampu menjelaskan peran dokter gigi dalam manajemen.4 Mampu menjelaskan program kerja puskesmas

MAPPING

Tingkatan ManajemenManajemen KesehatanPeran Dokter Gigi

Langkah langkah Manajemen

Program Kesehatan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MANAJEMENPengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam materi ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya Principles of Management mengemukan sebagai berikut : manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain (Management involves getting things done thought and with people).2. Mary Parker Folllett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.3. George R. Terry dalam bukunya Principles of Management menyampaikan pendapatnya : manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)4. James A.F. Stoner dalam bukunya Management (1982) mengemukakan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkanBerdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain : Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer) Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

B. PANDANGAN TERHADAP MANAJEMENUntuk mengkaji lebih jauh tentang manajemen, perlu disampaikan beberapa pandangan tentang manajemen :a. Manajemen sebagai suatu sistem Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.b. Manajemen sebagai suatu prosesManajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapanManajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam menerapkan manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti; komunikasi, sosiologi, ekonomi, psikologi, matematika, dll.d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi.Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara pimpinan dengan staf untuk mencapai tujuan organisasi.e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting. Dari sudut pandang ini manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang ada dalam organisasi. Di sini dapat ditelaah mengenai aspek kepemimpinan serta proses dan mekanisme kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan keputusan dapat dikatakan Management as a decision making process.f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalahProses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara konkrit dalam organisasi pelayanan kesehatan, seperti yang dilakukan di Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu, identifikasi masalah perumusan masalah dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Melalui tahapan tersebut diharapkan tercapai hasil kegiatan secara efektif dan efisien.g. Manajemen sebagai profesi.Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, seperti halnya bidang-bidang lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum, dll.Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar, mengapa manajemen diperlukan, yaitu:1) Untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti; pimpinan, pegawai, pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

C. FUNGSI MANAJEMENSeperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt ODonnel mengemukakan tentang fungsi manajemen sebagai berikut :PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMENGeorge TerryL. GullickH. FayolKoonzt ODonnel

PlanningPlanningPlanningPlanning

OrganizingOrganizingOrganizingOrganizing

ActuatingStaffing, Directing, CoordinatingCommanding, CoordinatingStaffing,Directing

ControllingReportingControllingControlling

Budgeting

Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan secara garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting) ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

D. LANGKAH MANAJEMENa. PlanningGitosudarmo (1998) menyatakan bahwa planning (perencanaan) pada prinsipnya merupakan pemilihan sasaran organisasi atau penentuan tujuan orgnisasi yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kerja sama dan pembagian tugas. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Kegiatan perencanaan meliputi pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-lain.Selanjutnya Hapzi Ali (2008) memaparkan tentang sisi positif dan negatif dari sebuah kegiatan perencanaan, beberapa jenis perencanaan, proses perencanaan, serta hambatan dalam melakukan kegiatan perencanaan.1. Sisi positif :a) membantu melihat masa depanb) koordinasi semakin baikc) mengurangi ketidakpastiand) lebih mendekatkan organisasi ke tujuannya2. Sisi negatif:a) waktu dan tenaga ekstrab) penekanan yang berlebihan pada perencanaan mengakibatkan ketidakseimbangan dengan fungsi lainnya

Macam-macam perencanaan :a) Perencanaan StrategisDari misi organisasi diturunkan tujuan strategis. Rencana strategis ditujukan untuk mencapai tujuan strategis. Biasanya rencana strategis ditetapkan oleh manajemen puncak.b) Perencanaan TaktisRencana taktis diturunkan dari misi dan rencana strategis. Rencana taktis ditujukan untuk mencapai tujuan taktis yang merupakan bagian tertentu dari rencana strategis. Fokus pada hubungan manusia dan aksi, dan biasanya ditetapkan oleh menajemen menengah.c) Rencana OperasionalTujuan operasinal diturunkan dari tujuan dan rencana taktis. Rencana operasional lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan banyak melibatkan manajemen tingkat bawah. d) Perencanaan Situasional (kontijensi)Merupakan perencanaan yang mencakup perencanaan alternatif jika kejadian situasional muncul.e) Perencanaan dan Tingkatan ManajemenManajemen puncak akan lebih banyak terlibat dalam perencanaan strategis, manajemen menengah dalam perencanaan taktis, dan manajemen tingkat bawah dalam perencanaan operasional ( Handoko,T. Hani. 1995 )b. OrganizingDonnely (1975) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pimpinan untuk menggabungkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki. Langkah-langkah yang diperlukan meliputi:1) penetapan struktur organisasi dengan pembagian tugas2) pengaturan hak dan wewenang masing-masing sehingga dapat bekerjasama secara efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil, penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggungjawab serta koordinasi. Pengorganisasian pada dasarnya sebagai alat yang akan dapat merealisasi sasaran atau tujuan tujuan organisasi yang telah dibuat oleh manajer (Gitosudarmo 1998).Kegiatan dalam fungsi pengorganisasian meliputi:1)Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan.2)Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab.3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja.4)Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.Dalam fungsi pengorganisasian, manager memutuskan bagaimana caranya memadukan sumber daya manusia dan sumber daya-sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasai tersebut sehingga rencana-rencana organisasi dapat digulirkan ( Handoko,T. Hani. 1995 )

c. ControlingAswar Daris (2009) menegaskan pengawasan (controlling) adalah segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas/pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan dan perintah (aturan) yang diberikan. Pengawasan adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara menyeluruh dengan mengadakan perbandingan yang seharusnya (das Sollen) dan yang adanya (das Sein). Pengendalian adalah pengawasan yang mempunyai wewenang untuk melakukan tindak turun tangan, atau pengendalian adalah pengawasan yang dilanjutkan dengan tindakan koreksi. Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, disamping fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan. Pengawasan adalah tanggung jawab pimpinan, tapi karena tidak mungkin pimpinan melakukan semuanya maka pengawasan dilimpahkan kepada unit pengawasan. Disamping itu pengawasan harus bisa mengukur objek apa yang telah dicapai, menilai pelaksanaan serta mengadakan/menyarankan tindakan perbaikan atau penyesuaian yang dipandang perlu, disamping itu pengawasan sendiri harus bisa mengevaluasi diri tentang apa yang telah dicapainya (inspeksi diri). Secara langsung pengawasan bertujuan untuk:1)Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai rencana, kebijaksanaan dan perintah (aturan yang berlaku).2)Menertibkan kordinasi kegiatanKalau pelaksana pengawasan banyak , jangan ada objek pengawasan dilakukan berulang-ulang, sebaliknya ada objek yang tak pernah tersentuh pengawasan.3)Mencegah pemborosan dan penyimpangan4)Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang dihasilkan. Tujuan akhir suatu pekerjaan yang professional adalah terciptanya kepuasan masyarakat (konsumen), Masyarakat puas akan datang kembali dan mengajak teman-teman nya, sehingga meningkatkan produksi/penjualan yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan5)Membina kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan organisasiSukamdiyo (1997) menyatakan bahwa fungsi pengendalian (controling) merupakan proses memastikan bahwa hasil-hasil sesuai dengan rencana-rencana semula. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, manajer-manajer mengambil langkah-langkah penting dalam upaya memastikan bahwa setiap bagian organisasi mengikuti rencana yang telah digariskan dalam tahap perencanaan. Manajer-manajer mempelajari laporan-laporan yang ada dan kemudian membandingkannnya dengan rencana- rencana yang telah disusun sebelumnya. Perbandingan-perbandingan ini dapat menunjukkan dimana kegiatan-kegiatan usaha tidak berjalan dengan secara efisien dan dimana orang- orang yang membutuhkan bantuan dalam menunaikan tugas-tugasnya. Laporan-laporan yang masuk ke manajemen disebut umpan balik. Umpan balik (feedback) adalah informasi yang dapat dipakai untuk mengevaluasai atau mengoreksi tahap-tahap yang diambil untuk menerapkan sebuah rencana. Berbekal umpan balik, seorang manajer (atau karyawan) dapat mengambil langkah seperlunya. Umpan balik yang diterima oleh manajemen dapat saja mengidentifikasikan adanya kebutuhan untuk merevisi rencana, menyusun strategi baru, atau menata ulang struktur organisasi. Umpan balik merupakan kunci manajemen yang efektif dalam setiap organisasi. Umpan balik mempunyai dua fungsi yaitu:1) Umpan balik memberikan sinyal kepada manajer perihal aktifitas-aktifitas perusahaan. Apabila kinerja ternyata selaras dengan rencana, umpan balik ini menadakan bahwa kegiatan-kegiatan dalam keadaan terkendali dan tidak dibutuhkan tindakan manjemen. Namun apabila kinerja ternyata menyimpang jauh dari rencana, maka manajemen perlu memutuskan bagaimana mengubah kegiatan-kegiatan perusahaan dalam rangka membenahi kenerjanya pada masa yang akan datang.2) Umpan balik memungkinkan manajemen mengevaluasi kinerja. Manajemen lapisan atas mesti mengevaluasi seberapa baik manajemen lapisan bawah menunaikan aktivitas-aktivitas yang dibebankan kepada mereka dalam tahap perencanaan terdahulu.Fungsi perencanaan sebagai suatu proses, mempunyai langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu :1. Analisis situasi2. Identifikasi masalah3. Prioritas masalah4. Menetapkan tujuan5. Alternatif pemecahan masalah6. Rencana kerja (plan of action)Alternatif pemecahan masalah ;1. Hal yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah mengkaji hambatan dan kelemahan2. Menyusun rencana kerja operasional3. Penyusunan rencana kerja operasional untuk menentukan langka-langkah yang akan dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.4. Penyusunan rencana kerja dengan melihat semua dimensi kebutuhan dan kemampuan organisasi serta tujuan yang ingin dicapai ( Notoatmodjo, 2003 ).Pengertian fungsi pengorganisasian (organizing)Pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan yang diwadahkan dalam unit kerja (organisasi), untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Pengorganisasian menetapkan hubungan antara pemimpin dan bawahan, serta hubungan antar unit.. Pengorganisasian mengatur struktur organisasi, pembagian tugas wewenang tanggung jawab, sistem informasi dan koordinasi (Handoko,T. Hani. 1995 ).

Fungsi actuatingPenggerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi (Handoko,T. Hani. 1995 ).

Fungsi controllingPengawasan adalah kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat lebih diefisienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat diefektifkan (Handoko,T. Hani. 1995 ).

Fungsi evaluatingPenilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (who). Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. perbedaannya terletak pada sasarannya, sumber data, pelaksana siapa dan waktu pelaksanaannya (Handoko,T. Hani. 1995 ).

E. TINGKATAN MANAJEMENa. Manajemen Puncak (Top Manajemen)dikenal pula dengan istilah executive officer. Manajemen puncak merupakan jenjang yang paling tinggi atau pucuk pimpinan yang bertugas untuk memutuskan hal-hal penting sifatnya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu juga Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).b. Manajemen Menengah (Middle Manajemen)mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Manajemen menengah biasanya tediri atas kepala-kepala divisi yang bertugas mengembangkan rencana-rencana operasi dan melaksanakan keputusan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak dan bertanggung jawab kepada manejemn puncak.c. Manajemen lini pertama (first line)dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan Manajemen yang paling bawah yang bertugas menjalankan rencana-rencana dan keputusan yang telah diambil oleh manajemn menengah. Selain itu juga memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman) (Handoko,T. Hani. 1995 ).

F. KETRAMPILAN YANG DIMILIKI MANAGERSeorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang bersifat manajerial sesuai dengan tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi. Di dalam organisasi yang besar kedudukan manajer akan dibedakan ke dalam tiga tingkatan, yaitu; manajer tingkat tinggi (top level manager), manajer tingkat menengah(middle level manager) dan manajer tingkat bawah (low level manager). Berdasarkan tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer juga akan berbeda. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu: keterampilan manajerial (management skill), keterampilan melakukan hubungan antar manusia (human relation skill), dan keterampilan teknis (technical skill), untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Bagan 2JENIS KETERAMPILAN MANAJER

Middle managerTop managerConceptual skill

management skill

Low managerTechnical skill

Dari bagan di atas, terlihat bahwa makin tinggi jabatan seseorang dalam organisasi, akan semakin dituntut mempunyai keterampilan konseptual dan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi semakin dituntut mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan antara manusia.Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer harus mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi yang dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi organisasi, serta kebijakan untuk merealisasikannya.Keterampilan hubungan antar manusia, adalah kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif, memotivasi staf sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efektif.Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metoda, teknik atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi.Robert L.Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuanorganisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)Selain kemampuan konsepsional, manajerjuga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadapbawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat,dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. Keterampilan teknis (technical skill), keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuanuntuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.3. Keterampilan Teknis (technical)Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bunga dan keterampilan teknis yang lain.Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W.Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:Keterampilan Manajemen WaktuMerupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jamsekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.Keterampilan Membuat KeputusanMerupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untukmenyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar ( Handoko,T. Hani. 1995 ).

G. PERAN MANAGERHenry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:1. Peran antarpribadiMerupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.2. Peran informasionalMeliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.3. Peran pengambilan keputusanYang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain ( Muninjaya, A. A. Gde. 2004 ).

Tugas Seorang Manajer, berdasarkan tingaktan manajernya:1) Fungsi perencanaan (planning) dari suatu kebijakan yang akan diambil perusahaan serta memprediksikan hasil yang akan didapatkan dari tindakan yang akan diambil tsb.2) Fungsi pengaturan (organizing), yaitu mengatur, membentuk, mendelegasikan dan menerapkan jalur suatu wewenang/tanggungjawab dan sistem komunikasi, serta mengoordinir kerja setiap anggota organisasi/instansi.3) Fungsi pengawasan (controlling), yaitu mencakup persiapan atau standar kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik dalam bentuk produk ataupun jasa yg diberikan pada perusahaan dalam rangka memberikan pencapaian tujuan perusahaan.4) Fungsi kepemimpinan (leading) yang membuat orang lain melakukan pekerjaan, mendorong, memotivasi serta menciptakan iklim pekerjaan yang baik.5) Fungsi evaluating, yaitu menganalisa hasil dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan melalui analisis SWOT ( Handoko,T. Hani. 1995 ).

lima tugas utama seorang manajer atau kepala puskesmas, untuk menjalankan prinsip manajemen puskesmas, seperti paparan pengalaman berikut ini.1. Membuat perencanaan puskesmasMenganalisa kondisi, situasi dan kinerja puskesmas, apakah sudah baik, masih kurang ataukah banyak yang belum beres, kemudian menentukan perencanaan kegiatannya.2. Mengatur pelayanan puskesmasMenata apa saja jenis kegiatan program pelayanan, siapa saja yang akan menjalankannya bersama seluruh staf puskesmas3. Menggerakkan pegawai puskesmasMendorong segenap komponen pelayanan puskesmas untuk melaksanakan tugas pokok sesuai fungsinya dalam pelayanan kepada masyarakat4. Mengevaluasi kinerja puskesmasMenelaah hasil pencapaian program puskesmas secara terpadu dengan instansi terkait, sebagai pedoman untuk menentukan perencanaan pelayanan puskesmas.5. Menggalang kerjasama pelayanan puskesmasMenjalin kerjasama internal puskesmas dan eksternal puskesmas, antara staf, pegawai, petugas, aparat, pejabat, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan yang lainnya, khususnya diwilayah kerja puskesmas ( Departemen Kesehatan RI. 2002 ).

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Fungsi dari manajemenFungsi PerencanaanFungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lain. Fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi manajemen lain dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu perumusan strategi dan penerapan strategi. Pada bagian perumusan strategi akan ditetapkan tujuan dan kebijaksanaan organisasi. Dibagian penerapan srategi akan ditentukaan upaya untuk mencapai tujuan. Perumusan strategi biasanya dikerjakan oleh pimpinan puncak suatu organisasi sedang implementasinya dikerjakan sepenuhnya oloh para manajer operasional dan dikoordinasi oleh manajer menegah ( Notoatmodjo, 2003 ).

Manfaat sebuah perencanaanAda beberapa manfaat yang diperoleh oleh staf dan pimpinan jika organisasi memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui:1. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya.2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya.4. Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.5. Bentu dan standar pengawasan yang akan dilakukan.

Fungsi PengorganisasianPengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorgenisasian, seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur penggunaanya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.agar dapat melaksanakan fungsi pengorganisasian dengan baik, seorang manajer harus memahami berbagai prinsip pengorganisasian ( Notoatmodjo, 2003 ).

Manfaat pengorganisasianDengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat mengetahui:1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok, tugas pokok staf prosedur kerja merupakan dokumen dari fungsi pengorganisasian, digunakan sebagai panduan kinerja staf.2. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi staf atau anggota sebuah organisasi. Hubungan ini akan terlihat pada struktur organisasi.3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan organisasi akan melimpahkan wewenang kepada staf sesuai dengan tugas-tugas pokok yang diberikan kepada mereka.4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi. Tugas staf dan pemanfaatan fasilitas fisik harus diatur dan diarahkan semaksimal mingkin untuk membantu staf, baik secara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan ( Notoatmodjo, 2003 ).

Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi)Fungsi manajemen ini merupaka fungsi penggerak semua kegiatan program (ditetapkan pada fungsi pengorganisasian ) untuk mencapai tujuan program (dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Oleh karena itu fungsi manajemen lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan dan mengarahkan semua sumberdaya (manusia dan bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Untuk menggerakkan dan mengarahkan sumberdaya manusia dalam organisasi , perana kepemimpinan, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para manajer organisasi ( Notoatmodjo, 2003 ).

Pengawasan dan PengendalianFungsi pengawasan dan pengendalian merupaka fungsi yang terakhir dari manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen lainya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian standart keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan dengan staf. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi. Penyimpangannya harus dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumberdaya dapat lebih diefisienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih diefektifkan ( Notoatmodjo, 2003 ).

B. Langkah-langkah manajemenPerencanaanDari keempat rangkaian fungsi manajemen tersebut, perencanaan merupakan fungsi yang terpenting karena awal dan arah dari proses manajemen Puskesmas secara keseluruhan. Perencanaan program kesehatan erdiri dari lima langkah penting yakni:1. Menjelaskan berbagai masalahUntuk dapat menjelaskan masalah program kesehatan diperlukan upaya analisis situasi. Sasaran analisis situasi adalah berbagai aspek penting pelaksanaan program kesehatan di berbagai wilayah Puskesmas. Dari analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data yang terdiri dari berbagai aspek.o Aspek epidemiologis yakni kelompok penduduk sasaran (who) yang menderita kejadian tersebut, dimana, kapan masalah tersebut terjadi. o Aspek demografis berdasarkan kelompok umur.o Aspek geografis semua informasi karakteristik wilayah yang dapat mempengaruhi masalah tersebut.o Aspek sosial ekonomi adlah pendapatan, tingkat pendidikan, norma sosial, dan sistem kepercayaan masyarakat.o Aspek organisasi pelayanan meliputi motivasi kerja staf dan kader, keterampilan, persediaan vaksin, alat KB, dsb.2. Menentukan prioritas masalahPrioritas masalah secara praktis dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman staf, dana, dan mudah tidaknya maslah dipecahkan. Prioritas masalah dijadikan dasar untuk menentukan tujuan.3. Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilanContoh tujuan program kesehatan: Menurunkan angka karies Mengintensifkan program kesehatan khusunya di bidang kesehatan gigi dan mulut di wilayah binaan. Mengkaji hambatan dan kendalaSebelum menentukan tolak ukur, perlu dipelajari hambatan-hambatan program kesehatan yang pernah dialami atau diperkirakan baik yang bersumber dari masyarakat, lingkungan, Puskesmas maupun dari sektor lainnya. Menyusun rencana kerja operasionalDengan RKO akan memudahkan pimpinan mengetahui sumber daya yang dibutuhkan dan sebagai alt pemantau. Contoh format RKO:1. jenis kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan2. Lokasi kegiatan3. Metode pelaksanaan4. Sasaran penduduk5. Penanggung Jawab6. Dana dan sarana7. Waktu Pelaksanaanya.

Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain :1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana : a) Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun. b) Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun. c) Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun. 2. Dilihat dari tingkatannya : a) Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.b) Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program. c) Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin. 3. Ditinjau dari ruang lingkupnya : a) Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk diubah.b) Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.c) Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap. d) Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan.Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas namun prakteknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut. Misalnya berdasarkan tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk tetapi juga merupakan rencana strategis berdasarkan ruang lingkupnya dan rencana jangka panjang berdasarkan jangka waktunya ( Notoatmodjo, 2003 ).

PengorganisasianDari struktur organisasi Puskesmas dapat diketahui mekanisme pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai tugas yang diberikan. Masing-masing kelompok terdiri dari 2 atau 3 staf yang tiap staf disesuaikan dengan jumlah yang tersedia dan jumlah kelompok yang diperlukan. Setiap kelompok dikoordinasikan oleh satu orang senior. Mereka bersama kader akan memberikan pelayanan program kesehatan, membuat laporan, menganalisis cakupan dan mengevaluasi pelaksanaan program di lapangan. Tugas-tugas mereka hendaknya dibuat jelas dan sederhana disesuaikan dengan rata-rata tingkat pendidikan mereka ( Notoatmodjo, 2003 ).Pengorganisasian mencakup beberapa unsur pokok, antara lain :1. Hal yang diorganisasikan ada 2 macam, yakni :a) Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai kegiatan yang ada didalam rencana sehingga membentuk satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan. b) Pengorganisasian tenaga pelaksana ialah mencakup pengaturan hak dan wewenang setiap tenaga pelaksana sehingga setiap kegiatan mempunyai penanggung jawabnya.2. Proses pengorganisasian ialah langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan dan tenaga pelaksana dapat berjalan sebaik-baiknya.3. Hasil pengorganisasian ialah terbentuknya wadah atau sering disebut struktur organisasi yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksana.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian ialah suatu proses yang menghasilkan organisasi (struktur organisasi). Struktur organisasi ialah visualisasi kegiatan dan pelaksana kegiatan (personel) didalam suatu institusi. Dilihat dari segi pembagian kegiatan dan pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang maka organisasi secara umum dibedakan atas 3 jenis, yakni :1. Organisasi Lini (Line Organization). Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah.2. Organisasi Staf (Staff Organization) Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.3. Organisasi Lini dan Staf Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (line dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Contoh sederhananya lihat bagan organisasi lini dan staf dibawah ini. Dalam kehidupan sehari-hari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan sebagainya) akan melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih struktur organisasi departemen. Disamping itu unit-unit kerja tersebut dijabarkan kedalam unit-unit yang lebih kecil dan masing- masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (dirjen, direktorat, bidang, seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-masing unit kerja tersebut sudah barang tentu akan menyusun perencanaan dan kegiatan-kegiatan. Untuk pelaksanaan rencana rutin cukup oleh staf yang ada sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru. Apabila rencana atau kegiatan tersebut tidak dapat ditangani oleh struktur organisasi yang telah ada biasanya dibentuk, misalnya panitia tim kerja (kelompok kerja), komisi dan sebagainya ( Notoatmodjo, 2003 ).

Penggerakan-pelaksanaanKeberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini amat dipengaruhi oleh keberhasilan pimpinan Puskesmas menumbuhkan motivasi kerja staf dan semangat kerja sama antara staf dengan staf lainnya di Puskesmas (lintas program), antara staf puskesmas dengan masyarakat, dan antara staf puskesmas dengan pimpinan instansi di tingkat kecamatan (lintas sektoral). Mekanisme komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan puskesmas dengan stafnya, demikian pula antara pimpinan puskesmas dengan camat dan pimpinan sektor lainnya di tingkat kecamatan, termasuk dengan aparat di tingkat desa akan sangat berpengaruh pada keberhasilan fungsi manajemen ini. Melalui loka karya mini puskesmas, kesepakatan kerjasama lintas program dan sektoral dapat dirumuskan. Perwujudan kerjasama lintas sektoral akan ditentukan oleh peranan kepala sektor setempat dan ketua penggerak di tingkat kecamatan. Keterampilan untuk mengembangkan hubungan antar manusia sangat diperlukan dalam penerapan fungsi manajemen ini.Program kesehatan ditujukan untuk masyarakat dan perlu dikelola oleh masyarakat oleh kader-kader di tingkat dusun. Pembinaan kader memang sukar dikerjakan oleh pihak puskesmas karena merka bekerja secara sukarela sementara mereka dihadapkan pada pilihan bekerja untuk menanggung kebutuhan ekonomi keluarga dan dirinya sendiri. Tetapi tanpa kader yang diambil dari masyarakat setempat,konsep puskesmas (dari dan untuk masyarakat) akan kabur. Ironisnya sampai saat ini puskesmas masih tetap dianggap perpanjangan tangan puskesmas. Tanpa staf puskesmas, puskesmas jarang sekali berjalan secara rutin. Ini adalah salah satu bentuk tantangan pelaksanaan dan pengembangan puskesmas terutama di kota-kota.Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan program kesehatan adalah:1. Kembangkan mekanisme kerjasama yang positif antara dinas-dinas sektoral di tingkat kecamatan, antara staf puskesmas sendiri dan organisasi formal dan informasi di tingkat desa/ dusun.2. Gali potensi masyarakat dan kembangkan kerjasama yang ada (terutama dengan PKK) untuk dapat menunjang kegiatan program kesehatan3. Kembangkan motivasi kader dan staf kesehatan sebagai anggota kelompok kerja program kesehatan, sehingga peran serta mereka yang optimal dapat ditingkatkan untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan. Dalam hal ini hubungan antar manusia (HAM) perlu terus dibina dan dikembangkan untuk menjamin tumbuhnya suasana kerja yang harmonis dan merangsang inisiatif anggota kelompok kerja puskesmas ( Notoatmodjo, 2003 ).

Pengawasan dan Pengendalian (WASDAL)Setelah fungsi pergerakan dan pelaksanaan program kesehatan, maka fungsi selanjutnya yang dilakukan adalah fungsi pengawasan dan pengendalian. Dalam hal ini, pimpinan Puskesmas dan koordinator program kesehatan dapat mengevaluasi keberhasilan program dengan menggunakan Rencana Kerja Operasional sebagai tolak ukur/ standar dan membandingkan hasil kegiatan program di masing-masing puskesmas. Aspek-aspek yang diawasi selama program kesehatan di lapangan adalah: Keterampilan kader melakukan penimbangan program kesehatan Membuat pencatatan program kesehatan Membuat pelaporan program kesehatanUntuk tanggung jawab pengawasan program kesehatan yang dilaksanakan tetap di tangan pimpinan puskesmas tetapi wewenang pengawasan di lapangan dilimpahkan pada koordinator program.Beberapa langkah penting dalam fungsi Wasdal program kesehatan ini adalah:1.Menilai apakah ada kesenjangan antara target dan standard dengan cakupan dan kemampuan staf dan kader untuk melaksanakan tugas-tugasnya (aspek pengawasan).2.Analisis faktor-faktor penybab timbulnya kesenjangan tersebut.3.Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan yang muncul berdasarkan faktor-faktor penyebab yang sudah diidentifikasi (aspek pengendalian).Pengawasan dan pengendalian program kesehatan dilaksanakan secara rutin dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan program atau RKO sebagai pedoman kerja dan hasilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik atau informasi untuk memperbaiki proses perencanaan program kesehatan. Pimpinan puskesmas hendaknya selalu mengadakan pemantauan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program dengan menggunakan laporan staf, analisis cakupan program, laporan masyarakat dan hasil observasi atau supervisi di lapangan sebagai bahan penilaian ( Notoatmodjo, 2003 ).

C. Tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di puskesmas1. Manajemen lini pertama (first line management)Yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi,di mana seseorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain,dan mereja tidak membawahi manajer yang lain melainkan memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional,dan mereka betugas untuk menyelesaikan rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi.Pada tingkatan ini juga memiliki keahlian tekhnis,artinya keahlian yang mencakup prosedur,tekhnik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus.Misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik,pengawas tekhnik suatu bagian riset dan lain sebagainya. Bisa dikatakan juga bahwa manajer pada first line management merupakan manajer pada tingkat pengendalian operasional (Handoko,T. Hani. 1995 ).2. Manajemen Menengah (Middle Managemen)Yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan di dalam organisasi.Manager menengah mengarahkan kegiatan manager lain,juga mengarahkan kegiatan-kegiatan yang melaksanakan kebijakan organisasi.Manajer disini harus memiliki keahlian interpersonal/ manusiawi,artinya keahlian untuk berkomunikasi,bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer disini juga bertanggung jawab melaksanakn rencana dan memastikan tercapainya suatu tujuan. Contohnya : Kepala bagian yang membawahi kepala seksi,kepala divisi dan lain sebagainya.Manajer di middle managemen bisa juga dikatakan manajer pada tingkat pengendalian manajemen (Handoko,T. Hani. 1995 ).3. Manajemen Puncak (Top Managemen)Terdiri atas kelompok yang relatif kecil,yang bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi. Mereka menetapkan kebijaksanaan operasional dan membimbing hubungan organisasi dengan lingkungannya. Keahlian yang harus dimiliki para manajer tingkat puncak adalah konseptual,artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk dilaksanakan oleh tingkat manajer di bawahnya. Sebutan khusus untuk manajemen puncak adalah Direktur Utama,Presiden Direktur ,dan lain sebagainya. Top Manajemen disini biasanya dikenal dengan manajer pada tingkat perencanaan strategis (Handoko,T. Hani. 1995 ).

D. Peran ManagerHenry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:1. Peran antarpribadiMerupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.2. Peran informasionalMeliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.3. Peran pengambilan keputusanYang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding (Muninjaya, A. A. Gde. 2004 ).Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lainTugas drg di puskesmas antara lain :1. Harus mengerti permasalahan umum (program kesehatan gigi)2. Mengkoordinir, monitor keseluruhan program kesehatan gigi di puskesmas3. Mengkoordianasi, menggerakkan perawat gigi melaksanakan pelayanan asuhan4. Melaksanakan pelayanan asuhan5. Membimbing, mengawasi perawat gigi 6. pendelegasian wewenang7. Bertanggung jawab pencatatan dan pelaporan serta monitoring pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Departemen Kesehatan RI, 2002 ).Selain itu juga terdapat 3 peranan drg di puskesmas, antara lain :1. Manajer2. Medicus practicus3. Petugas kesehatan masyarakatSebagai seorang manajer organisasi kesehatan, ia akan dihadapkan pada tugas-tugas merencanakan pekerjaan bagi staf yang dipimpinnya, mengarahkan dan menyediakan sarana penunjang agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanan dengan efektif dan efisien serta memantau kembali sejauh mana tugas tugas tersebut telah dilaksanakan.Atas dasar perbedaan tugas-tugas ini, seorang drg yang pintar belum tentu akan menjadi pimpinan puskesmas atau Rumah Sakit yang cakap ( Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).Selain berperan sebagai manajer dan medicatus practicus,seorang dokter juga akan berperan sebagai seorang petugas kesehatan masyarakat ( public health worker ). Pekerjaan sebagai petugas kesehatan masyarakat akan berbeda dengan tugas sebagai seorang manajer atau medicus practicus.Ketiganya berbeda dalam hal jenis dan orientasi pelayanan yang diberikan, sumber dayadan tekhnologi yang digunakan, serta bagaimana pelayanan tersebut dilaksanakan.Atas dasar perbedaan ini, seorang dokter tidak saja dituntut untuk menguasai ilmu kedokteran, tetapi juga harus memahami dan terampil menerapkan prinsip-prinsip ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen ( Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).Penerapan manajemen pada program kesehatan di puskesmas akan lebih menjamin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih produktif, efisien, efektif, dan rasional.Untuk mampu melaksanakan ketiga peran tersebut dengan sukses, seorang dokter yang bertugas di tingkat pelayanan kesehatan dasar ( seperti di Puskesmas ) harus terampil menguasai ketiga disiplin ilmu tersebut dan mampu menerapkannya secara tepat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan dan masalah yang akan dihadapi (Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).

E.Program Kerja PuskesmasDefinisi (Pusat Kesehatan Masyarakat)Suatu unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi sbg pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.TujuanTujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.Fungsi Puskesmas1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatanPuskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.2) Pusat pemberdayaan masyarakatPuskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.3) Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertamaPuskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: Pelayan kesehatan peroranganPelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap. Pelayanan kesehatan masyarakatPelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.Upaya PuskesmasPuskesmas bertangung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan masyarakat. Ada 2 Upaya : 1. Upaya kesehatan wajib : upaya yg ditetapkan berdasarkan komitmen nasional,regional dan global serta yg mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyrakat. Upaya ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di Indonesia. Upaya Kesehatan Wajib: Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Upaya Pengobatan2.Upaya Kesehatan pengembangan : upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan : Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata, Upaya Kesehatan Usia Lanjut, Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.Struktur Organisasi PuskesmasMenurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004, struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :1. Kepala puskesmas2. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan: Data dan informasi Perencanaan dan penilaian Keuangan Umum dan kepegawaian3. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas: Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM Upaya kesehatan perorangan.4. Jaringan pelayanan puskesmas: Unit puskesmas pembantu Unit puskesmas keliling Unit bidan di desa/komunitas

Selain itu, ada 3 bentuk pelayanan di puskesmas, yakni : a) Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan balkesmas. b) Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya rumah sakit tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.c) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services) Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah kompleks dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia : rumah sakit tipe A dan B.Dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, ketiga strata atau jenis pelayanan tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada didalam suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan diatasnya, demikian seterusnya. Penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan yang lain ini disebut rujukan. Secara lengkap dapat dirumuskan sistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya ( Notoatmodjo, 2003 ).

UKGS

Usaha pencegahan penyakit gigi dan mulut terutama ditujukan kepada murid-murid sekolah, antara lain melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dalam pemberian fluor guna mencegah atau mengurangi karies gigi atau penyakit gigi lainnya.Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) ini, yaitu : 1. Kumur-kumur dengan larutan fluor.Tujuannya adalah untuk mendapatkan lapisan gigi yang lebih tahan terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa-sisa makanan terutama yang mengandung karbohidrat. Dengan lapisan email yang lebih tahan terhadap asam, diharapkan tidak akan cepat terjadi lubang pada gigi (karies). 2. Sikat gigi Kepada setiap siswa/i diberikan pasta Fluocaril pada saat kegiatan ini berlangsung. Kegiatan ini dilakukan di tempat khusus yang sudah disediakan sekolah dan sebaiknya dilengkapi juga dengan cermin, sehingga mereka dapat melihat sendiri pada saat mereka menyikat gigi. Cara sikat gigi yang baik dan benar diajarkan oleh perawat yang bertugas di lokasi sekolah tersebut. Untuk menguji apakah siswa/i telah menyikat gigi dengan bersih diberikan suatu larutan (disclosing solution) yang berwarna merah. Jika masih banyak sisa-sisa makanan/lapisan plak yang menempel akan terlihat banyak bagian gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang belum menyikat giginya dengan bersih dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan menyikat gigi ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap siswa/i mempunyai pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus menyikat gigi sampai bersih betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa kali dalam satu bulan.3. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut Pada siswa/i TK dan SD diberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggunakan buku pegangan yang bisa didapat dari Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia. Buku-buku tersebut telah disusun berdasarkan urutan kelasnya yaitu buku I untuk kelas I dan seterusnya sampai buku VI dan dilengkapi dengan buku kerjanya masing-masing. Penyuluhan diberikan oleh dokter gigi dengan dibantu overhead projector, slide, gambar-gambar dan alat-alat peraga yang menarik seperti model gigi dan lain-lainnya sehingga penyuluhan itu tidak berkesan membosankan, selain tentang kesehatan gigi, diberikan juga penyuluhan tentang bagaimana menjaga kesehatan mulut yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan gigi. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperluka karena penyuluhan ini dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Tujuan dari penyuluhan tersebut adalah agar siswa/i lebih sadar bagaimana seharusnya menjaga kesehatan gigi dan mulutnya masing-masing. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam keberhasilan usaha kegiatan penyuluhan tersebut. Perawatan gigi dan mulut ditunjukkan dalam memperoleh pengobatan yang diperlukan, terutama pengobatan dalam menghilangkan rasa sakit, dan mencegah kerusakan gigi semakin parah. Sebaiknya sebelum dilakukan perawatan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan untuk membuat data dari setiap siswa/i. Pada tiap-tiap awal tahun pengajaran dilakukan pemeriksaan awal untuk dibuatkan kartu status tentang keadaan gigi geligi masing-masing juga tentang kesehatan mulut secara keseluruhan. Berdasarkan data-data tersebut, diperoleh gambaran mengenai berapa jumlah siswa/i yang memerlukan penambalan dan pencabutan diberikan surat untuk ditandatangani orang tuanya sebagai tanda persetujuan bahwa putra/i-nya diizinkan dirawat di sekolah. Mengingat UKGS bukanlah poliklinik, maka perawatan yang diberikan hanyalah penambalan tetap, pencabutan gigi susu yang sudah saatnya tanggal, pengobatan gigi untuk menghilangkan rasa sakit/pencegahan kerusakan lebih lanjut ( Notoatmodjo, 2003 ).

BAB IVPENUTUP

Kesimpulan:1. Fungsi manajemen terdiri dari: fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting).2. Rangkaian fungsi manajemen, perencanaan merupakan fungsi yang terpenting karena awal dan arah dari proses manajemen langkah-langkah perencanaan antara lain: menjelaskan berbagai masalah, menentukan prioritas masalah, dan menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan. Pengorganisasian dapat diketahui mekanisme pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai tugas yang diberikan. Pergerakan dan pelaksanaan program kesehatan dapat diketahui dengan mengevaluasi keberhasilan program. Pengawasan dan pengendalian program kesehatan dilaksanakan secara rutin dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan program atau RKO sebagai pedoman kerja dan hasilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik atau informasi untuk memperbaiki proses perencanaan program kesehatan.3. Tingkatan manajemen ada tiga, yaitu: Manajemen Puncak (Top Managemen), Manajemen Menengah (Middle Managemen), dan Manajemen lini pertama (first line management).4. Tugas Dokter Gigi Puskesmas bukan hanya sekedar memberikan pelayanan medic gigi dasar di Puskesmas, tetapi juga hal-hal lain yaitu pembinaan dan pengembangan serta pelayanan asuhan pada kelompok rawan, bila tidak ada perawat gigi. 5. Program kerja puskesmas ada 2 upaya utama, yaitu upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.

1