38395218 LP Neurinoma
-
Upload
fariza-andriyawan -
Category
Documents
-
view
141 -
download
16
Transcript of 38395218 LP Neurinoma
NEURINOMA
I. DEFINISI
Neurinoma merupakan salah jenis tumor otak yang disebut juga akustik
neuroma atau vestibular schwannoma. Tumor ini merupakan tumor primer
intrakranial yang jinak pada pembentukan sel myelin myelin di saraf
vestibulocochlear (NC VIII). Sebutan yang tepat untuk tumor ini sebenarnya adalah
vestibular schwannoma karena tumor ini melibatkan bagian vestibular darai saraf
cranial ke delapan dan muncul dari sel Swann yang bertanggung jawab dalam
pembentukan myelin di sistem syaraf pusat.
Gbr. 1 Anatomi tulang temporal dan struktur dalam telinga
II. KLASIFIKASI
Neurinoma dapat timbul secara sporadis, atau pada beberapa kasus terjadi
sebagai bagian dari von Recklinhausen neurofibromatosis. Secara klinis
neurinoma terbagi menjadi 2 bentuk yaitu :
1. Neurofibromatosis tipe I schwannoma melibatkan saraf cranial ke 8, biasanya
terjadi pada usia dewasa dan mungkin melibatkan saraf cranial lain atau saraf
spinal. Biasanya jarang terjadi dalam bentuk bilateral.
2. Neurofibromatosis tipe II tanda utamanya adalah terjadinya bilateral neuroma
dan biasanya terjadi pada usia sebelum 21 tahun. Tumor ini cenderung
melibatkan keseluruhan saraf dan menunjukkan adanya kelainan herediter
autosomal dominan.
III. PATOFISIOLOGI
Neurinoma dapat timbul secara sporadis, atau pada beberapa kasus terjadi
sebagai bagian dari von Recklinhausen neurofibromatosis. Biasanya pada orang
dewasa tumor muncul sebagai tumor solid yang biasanya muncul dari bagian
vestibular nervus ke delapan di dalam kanalis auditorius. Pada mayoritas kasus
tumor ini tumbuh secara lambat selama beberapa tahun namun ada juga tumor
yang tumbuh secara cepat dan menimbulkan gejala pada pasien dengan cepat.
Selama pertumbuhan tumor biasanya menyebar fossa posterior dan
menempati sudut antara cerebellum dan pons. Karena posisi tumor tersebut bisa
terjadi kompresi pada saraf cranial ke 5 dan ke 7 atau yang agak jarang terjadi pada
saraf cranial 9 dan 10. Pada akhirnya tumor akan menyebabkan kompresi pada pons
dan medulla lateral sehingga terjadi obstruksi cairan serebrospinal dan terjadi
peningkatan tekanan intracranial.
IV. ETIOLOGI
Hampir sama seperti sebagian tumor otak yang lain penyebab utama neurinoma
belum diketahui.
V. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal tumor ini sulit diketahui sehingga menjadikan tantangan dalam
mendiagnosa tumor ini. Namun terdapat tanda-tanda secara umum yang biasa
dialami orang dengan neurinoma antara lain:
90% pasien pertama kali mengeluh terjadi pengurangan pendengaran pada
satu sisi dan biasanya di ikuti suara berdenging di telinga (tinnitus).
Pengurangan pendengaran biasanya semakin memburuk dan akhirnya sama
sekali tidak bisa mendengar.
Saraf cranial ke 8 dimana tumor muncul adalah pusal keseimbangan,
sehingga biasanya terjadi pula gangguan pada keseimbangan tubuh dan gait.
Vertigo dengan mual dan muntah.
Tumor besar bisa jadi menyebabkan kompresi pada saraf cranial lain. Jika
menekan saraf facial (CN VII) akan menyebabkan kelemahan otot wajah,
gangguan sensori pada wajah dan perubahan sekresi glandula. Jika menekan
saraf trigeminal (CN V) akan mengakibatkan kehilangan perasa pada lidah,
dan kehilangan sensasi disisi wajah dan mulut yang terkena tumor. Saraf
glosopharyngeal dan nervus vagus jarang terkena tetapi jika tertekan maka
akan menyebabkan terjadinya gangguan menelan dan gag reflek.
Tumor besar akan menyebabkan peningkatan intracranial yang ditandai
dengan sakit kepala (pusing), muntah dan gangguan kesadaran.
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan awal untuk mengidentifikasi tumor yang masih kecil adalah
pemeriksaan auditori untuk menunjukkan seberapa besar gangguan
pendengaran yang terjadi dan speech discrimination.
Pemeriksaan Neurologis dilakukan untuk mengetahui efek tumor terhadap
sistem saraf.
Audiogram dilakukan untuk mengevaluasi pendengaran di kedua sisi.
Head CT scan dilakukan untuk menunjukkan lokasi tumor dan menegakkan
diagnosa neurinoma.
MRI dilakukan untuk menunjukkan lokasi tumor dan menegakkan diagnosa
neurinoma.
Auditory Brainstem Response Test (ABR, BAER, or BSER) untuk menujukkan
impuls elektrik dari dalam telinga ke sistem sarf pusat. Jika terdapat tumor
maka perjalanan impuls akan terganggu.
VII. PENATALAKSANAAN TERAPI
Terapi untuk neurinoma terbagi menjadi 2 yaitu terapi pembedahan dan
radioterapi.
1. Pembedahan: prinsip reseksi neurinoma adalah mengangkat vestibular
nerve dan bagian tumor yang lain. Hal ini akan menyebabkan kehilangan
akut input vestibular ke otak di lokasi yang dioperasi. Namun fungsi
vestibular akan mrmbaik seiring dengan kompensasi yang dilakukan
telingan dan mekanisme keseimbangan lainnya.
2. Radioterapi, digunakan sebagai terapi adjuvan pada reseksi inkomplit dn
tumor besar. Bisa juga digunakan sebagai treatmen utama pada beberapa
tumor yang tidak dapat direseksi.
MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Perfusi jaringan tidak efektif : cerebral
2. Nyeri akut
3. Kerusakan komunikasi verbal
4. Gangguan mobilitas fisik
5. Gangguan persepsi sensori
6. PK : PTIK
7. Resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Acoustic Neuroma Association. 2007. Accoustic Neuroma. Retrieved November
24, 2007 from
http://www.neurinoma.com.br/English/neurinoma.htmlhttp://www.neurinoma.com.br/
English/neurinoma.html
Johnson, Maas & Moorhead. 2001. Nursing Outcomes Classification (NOC).
Philadelphia: Mosby.
Mc. Closkey & Bulechek. 1995. Nursing Intervention Classification (NIC). Iowa
International Project.
NANDA. 2005. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005 – 2006.
Philadelphia: NANDA International.
Wikipedia. 2007. Acoustic Neuroma. Retrieved November 25, 2007 from
http://en.wikipedia.org/wiki/Acoustic_neuroma
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
NEURINOMA
DI RUANG CENDANA 3 RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
Oleh:Wiwit Widi Astuti
01/147895/KU/10008
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA
2007
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosis Tujuan Intervensi1. Perfusi jaringan tidak
efektif berhubungan dengan Kerusakan transport oksigen melalui alveolar dan atau membran kapiler
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6 X 24jam pasien mampu untuk mencapai skor 4 dalam1. Status neurology Fungsi neurologis : kesadaran Fungsi neurologis : sensori spinal / fungsi
motorik Fungsi neurologis : otonom Ukuran pupil Pola pergerakan mata Pola pernafasan Vital sign pada batas normal Pola istirahat-tidur Tidak didapatkan kejang Fungsi neurologis : sentral motor kontrol Tekanan intra kranial pada batas normal Tidak didapatkan sakit kepala
Keterangan:1 : Extremely compromized 2 : Substantially compromized3 : Moderately compromized4 : Mildly compromized5 : Not compromized
Management Sensasi Perifer - Monitor adanya parastesi mati rasa dan tengling - Monitor status cairan termasuk intake dan output - Monitor fungsi bicara - Upayakan suhu dalam batas normal - Monitor GCS secara teratur - Catat perubahan dalam penglihatan Monitor Tekanan Intra Kranial (TIK)- Monitor TIK pasien dan neurologi, bandingkan dengan
keadaan normal - Monitor tekanan perfusi serebral - Posisikan kepala agak tinggi dan dalam posisi
anatomis - Pertahankan keadaan tirah baring - Pantau tanda-tanda vital - Kolaborasi pemberian oksigen, obat antikoagulasi,
obat antifibrolitik, antihipertensi, vasodilatasi perifer, pelunak feses sesuai indikasi
Monitoring vital sign Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas Monitor kualitas dari nadi Monitor jumlah dan irama jantung Monitor bunyi jantung Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5X24jam pasien mampu untuk1. Mengontrol nyeri dengan indikator: Mengenal factor-faktor penyebab nyeri Mengenal onset nyeri Melakukan tindakan pertolongan non-analgetik Menggunakan analgetik Melaporkan gejala-gejala kepada tim
kesehatan
Manajemen Nyeri
Kaji secara komphrehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi
observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya dalam ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif
Berikan analgetik sesuai dengan anjuran
Mengontrol nyeri
Keterangan: 1 = tidak pernah dilakukan 2 = jarang dilakukan 3 =kadang-kadang dilakukan 4 =sering dilakukan 5 = selalu dilakukan pasien
2.Menunjukan tingkat nyeriIndikator: Melaporkan nyeri Melaporkan frekuensi nyeri Melaporkan lamanya episode nyeri Mengekspresi nyeri: wajah Menunjukan posisi melindungi tubuh kegelisahan perubahan respirasi rate perubahan Heart Rate Perubahan tekanan Darah Perubahan ukuran Pupil Perspirasi Kehilangan nafsu makan
Keterangan:1 : Berat2 : Agak berat3 : Sedang4 : Sedikit5 : Tidak ada
Gunakan komunikiasi terapeutik agar pasien dapat mengekspresikan nyeri
Kaji latar belakang budaya pasien Tentukan dampak dari ekspresi nyeri terhadap kualitas
hidup: pola tidur, nafsu makan, aktifitas kognisi, mood, relationship, pekerjaan, tanggungjawab peran
Kaji pengalaman individu terhadap nyeri, keluarga dengan nyeri kronis
Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan
Berikan dukungan terhadap pasien dan keluarga Berikan informasi tentang nyeri, seperti: penyebab, berapa
lama terjadi, dan tindakan pencegahan kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap ketidaknyamanan (seperti: temperatur ruangan, penyinaran, dll)
Anjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyeri Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (seperti:
relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massase)
Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon
pasien Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup Anjurkan pasien untuk berdiskusi tentang pengalaman nyeri
secara tepat Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau terjadi
keluhan Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/anggota
keluarga saat tindakan nonfarmakologi dilakukan, untuk pendekatan preventif
Monitor kenyamanan pasien terhadap manajemen nyeri Pemberian Analgetik
Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas,dan keparahan sebelum pengobatan
Berikan obat dengan prinsip 5 benar Cek riwayat alergi obat Libatkan pasien dalam pemilhan analgetik yang akan
digunakan Pilih analgetik secara tepat /kombinasi lebih dari satu
analgetik jika telah diresepkan Tentukan pilihan analgetik (narkotik, non narkotik, NSAID)
berdasarkan tipe dan keparahan nyeri Monitor tanda-tanda vital, sebelum dan sesuadah
pemberian analgetik Monitor reaksi obat dan efeksamping obat Dokumentasikan respon setelah pemberian analgetik dan
efek sampingnya Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek
analgetik (konstipasi/iritasi lambung)Manajemen Lingkungan: Kenyamanan Pilihlah ruangan dengan lingkungan yang tepat Batasi pengunjung Tentukan hal hal yang menyebabkan ketidaknyamanan
pasien sepeti pakaian lembab Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih Tentukan temperatur ruangan yang paling nyaman Hindari penyinaran langsung dengan mata Sediakan lingkungan yang tenang Perhatikan hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan Atur posisi pasien yang membuat nyaman
3 Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6 X 24jam pasien mampu untuk mencapai skor 4 dalam1. Communication abilityIndikator : Berkomunikasi secara tertulis Berkomunikasi secara verbal Berkomunikasi menggunakan foto atau
gambar Menggunakan bahasa isyarat Menggunakan bahasa non-verbal Mengerti tentang pesan yang disampaikan Dapat menagkap pesan secara langsung Bertukar pesan dengan orang lainKeterangan:1 : Extremely compromized 2 : Substantially compromized3 : Moderately compromized4 : Mildly compromized5 : Not compromized
Pengaturan komunikasi Identifikasi metode yang dapat dipahami oleh
pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar Sediakan metode komunikasi alternatif
- berikan pensil dan kertas jika pasien mempu - gunakan bahasa isyarat - konsultasi dengan speec terapy
Tulis metode yang digunakan pasien untuk rencana perawatan
Libatkan keluarga dan diskusika masalah untuk meningkatkan komunikasi psien
Berikan suport sistem untuk mengatasi ketidakmampuan
Membantu keluarga dalam memahami pembicaraan pasien
Berbicara kepada pasien dengan lambat dan dengan suara yang jelas
Mendengarkan pasien dengan baik Menggunakan kata dan kalimat yang singkat Berdiri dihadapan pasien saat berbicara Menggunakan papan tulis bila perlu Instruksikan pasien dan keluarga untuk
menggunakan bntuan berbicara Memberikan reinforcement (pujian) positif kepada
pasien Anjurkan pasien untuk mengulangi
pembicaraannya jika belum jelas
Gunakan interpreter jika perluMendengar aktif Ajak pasien berbicara sesuai kemampuan Rangsang timbal balik dari pasien Dengarkan pasien dengan penuh perhatian Berikan reinforcement terhadap keberhasilan pencapaian
tujuan 4 Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan neuromuscular
NOC: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 6 X 24jam pasien mampu untuk mencapai skor 4 dalam1. Ambulation : walkingIndikator : Melangkah Berjalan lambat Berjalan dengan kecepatan sedang Berjalan dengan kecepatan lebih cepat Berjalan dengan jarak yang dekat (keliling
kamar) Berjalan dengan jarak yang sedang (keluar
kamar) Berjalan dengan jarak yang lebih jauh
(mengitari bangsal)2. Mobility levelIndikator : Keseimbangan tubuh Posisi tubuh Gerakan Otot Kemampuan berpindah Ambulasi : berjalan Ambulasi : kursi roda Gerakan sendi
Keterangan :1 : Ketergantungan total2 : Bantuan alat dan orang3 : Bantuan alat4 : Mandiri dengan bantuan alat5 : Mandiri
EXERCISE THERAPHY : AMBULATION (Terapi Aktivitas : Ambulasi) Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon
pasien saat latihan Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi
sesuai dengan kebutuhan Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan
cegah terhadap cedera Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik
ambulasi Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs ps. Berikan alat Bantu jika klien memerlukan. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan
jika diperlukanPerawatan bedrest o Pertahankan tempat tidur bersih dan nyaman o Ubah posisi pasien utnuk mencegah dekubitus o Berikan fasilitas pada pasien untuk aktivitas kesukaan pasien di
tempat tidur (membaca, nonton TV)
5. Gangguan persepsi sensori (visual) b.d gangguan resepsi sensori visual.
Body ImageSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5x24 jam klien akan mencapai gambaran diri yang positif dengan indikator:
Mengambarkan diri secar internal (3)
Mendiskripsikan bagian yang
Communication Enhancement: Visual Defisit Indentifikasi diri saat mendekati klien Catat reaksi klien akibat kehilangan penglihatan Terima reaksi klien. Bantu klien untuk menentukan tujuan baru dalam belajar
bagaimana melihat dengan indera yang lain. Jelaskan keadaan lingkungan pada klien
terganggu (4) Puas dengan penampilan
tubuht (3) Puas dengan fungsi tubuh (3)
Ket:1: tidak pernah positif2: jarang positif3: kadang positif4: sering positif5: selalu positif
Jangan memindahkan barang-barang klien tanpa pemberitahuan
Membacakan surat, majalah dan informasi-informasi lainnya untuk klien
Cognitive Stimulation Berikan stimulasi terhadap lingkungan termasuk berinteraksi
dengan orang lain Orientasikan waktu, tempat dan orang. Bicara pada klien Tingkatkan istirahat Reinforce dan ulangi pemberian ibformasi. Berikan informasi yang singkat dan kongkret Gunakan sentuhan terapeutik Berikan instruksi secara verbal
6. PK : Peningkatan Tekanan Intrakranial (PTIK)
Perawat akan meminimalkan kompliksi PTIK 1. Kaji dan laporkan segera tanda-tanda yang mengarah pada PTIK yang lebih hebat
2. Batasi cairan sesuai program terapi 3. Elevasi kepala 30 – 40 derajat kalau tidak ada
kontraindikasi 4. Pertahankan kepala dan leher pada posisi midline, hindari
fleksi ekstensi dan rotasi pada kepala dan leher 5. Kelola obat ; pelunak feses antitusif dan antideuritik sesuai
program 6. Pertahankan kebersihan jalan napas dan beri oksigen
sesuai program 7. Observasi dan awasi kondisi yang menimbulkan agitasi 8. Anjurkan untuk membatasi aktivitas.
7. Risiko Infeksi b.d prosedur invasive, trauma
Setelah dilakuakan asuhan keperawatan selama 5 X 24jam pasien dapat memperoleh1.Pengetahuan:Kontrol infeksiIndikator:- Menerangkan cara-cara penyebaran infeksi- Menerangkan factor-faktor yang berkontribusi
dengan penyebaran- Menjelaskan tanda-tanda dan gejala- Menjelaskan aktivitas yang dapat
meningkatkan resistensi terhadap infeksiKeterangan:1 : tidak pernah2 : terbatas3 : sedang4 : sering5 : selalu
Kontrol Infeksi Bersikan lingkungan setelah digunakan oleh pasien Ganti peralatan pasien setiap selesai tindakan Batasi jumlah pengunjung Ajarkan cuci tangan untuk menjaga kesehatan individu Anjurkan pasien untuk cuci tangan dengan tepat Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan
setelah meninggalkan ruangan pasien Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Lakukan universal precautions Gunakan sarung tangan steril Lakukan perawatan aseptic pada semua jalur IV Lakukan teknik perawatan luka yang tepat Ajarkan pasien untuk pengambilan urin porsi tengah Tingkatkan asupan nutrisi
2.Status Nutrisi- Asupan nutrisi- Asupan makanan dan cairan- Energi- Masa tubuh- Berat badan
Keterangan:1 : sangat bermasalah 2 : bermasalah3 : sedang4 : sedikit bermasalah5 : tidak bemasalah
Anjurkan asupan cairan yang cukup Anjurkan istirahat Berikan terapi antibiotik Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan
gejala dari infeksi Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana
mencegah infeksi