3

28
PENDAHULUAN Latar Belakang Danau Toba merupakan salah satu sektor pariwisata penting di Indonesia khususnya Sumatera Utara yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Keindahan Danau Toba dari tahun ke tahun semakin berkurang yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu: semakin suburnya pertumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipe), penebangan hutan di kawasan Danau Toba, pembuangan limbah rumah tangga dan restoran dan lain sebagainya. Hal ini salah satu penyebab kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Danau Toba mengalami penurunan sehingga pemasukan income Pemerintah Daerah berkurang. Padahal bila dilihat dari potensi dan kekayaan alamnya, Danau Toba sangat cocok dijadikan sebagai aset dalam Warisan Dunia (World Herritage). Ditambah lagi dengan sejumlah sarana yang dimilikinya, Danau Toba sudah pantas diajukan menjadi salah satu Warisan Dunia. “Diharapkan dengan predikat nama sebagai Warisan Dunia maka perhatian dunia pada Danau Toba akan semakin besar. Hal ini akan memotivasi sejumlah pihak untuk lebih bersemangat melestarikan Danau Toba,” kata Mangrmaliat Simarmata seorang ketua peduli Danau Toba yang berharap agar Pemprovsu mengajukan Danau Toba menjadi salah satu warisan dunia ke lembaga internasional. 1

description

vhghg

Transcript of 3

PENDAHULUANLatar BelakangDanau Toba merupakan salah satu sektor pariwisata penting di Indonesia khususnya Sumatera Utara yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Keindahan Danau Toba dari tahun ke tahun semakin berkurang yang disebabkan oleh beberapa hal yaitu: semakin suburnya pertumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipe), penebangan hutan di kawasan Danau Toba, pembuangan limbah rumah tangga dan restoran dan lain sebagainya. Hal ini salah satu penyebab kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Danau Toba mengalami penurunan sehingga pemasukan income Pemerintah Daerah berkurang.Padahal bila dilihat dari potensi dan kekayaan alamnya, Danau Toba sangat cocok dijadikan sebagai aset dalam Warisan Dunia (World Herritage). Ditambah lagi dengan sejumlah sarana yang dimilikinya, Danau Toba sudah pantas diajukan menjadi salah satu Warisan Dunia. Diharapkan dengan predikat nama sebagai Warisan Dunia maka perhatian dunia pada Danau Toba akan semakin besar. Hal ini akan memotivasi sejumlah pihak untuk lebih bersemangat melestarikan Danau Toba, kata Mangrmaliat Simarmata seorang ketua peduli Danau Toba yang berharap agar Pemprovsu mengajukan Danau Toba menjadi salah satu warisan dunia ke lembaga internasional.Eceng gondok (Eichhornia crassipe) adalah salah satu tumbuhan air yang sering merusak lingkungan perairan yang dapat menyumbat saluran irigasi, mempercepat hilangnya air, mencemari areal penangkapan ikan. Eceng gondok merupakan gulma yang tumbuh di wilayah perairan yang hidup terapung pada air yang dalam atau mengembangkan perakaran di dalam lumpur pada air yang dangkal (Pasaribu, 2007). Gulma air tersebut juga banyak terdapat di waduk-waduk (Artati 2006). Secara fisiologis, enceng gondok dapat berkembang biak secara cepat, baik secara vegetatif maupun secara generatif. Perkembangan dengan cara vegetatif dapat ganda dua kali dalam waktu 7- 10 hari (Pasaribu, 2007).Selain berpotensi sebagai bahan kerajinan dan absorben logam pada lingkungan perairan, bahan baku bioetanol, enceng gondok juga bias dimanfaatkan sebagai pakan ikan karena mengandung zat nutrisi. Tumbuhan ini terdapat sekitar 5.612 ha di kawasan Danau Toba. Akibat dari maraknya eceng gondok ini masyarakat dan pengunjung (wistawan) sering merasa gatal-gatal setelah mandi di Danau Toba. Hasil analisis proksimat, Eceng gondok segar mengandung kadar air, abu dan protein kasar, lemak kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen masing masing sebesar 94,09; 1,41; 0,71; 0,07; 2,19 dan 1,25% (Soewardi dan Utomo, 1975). Eceng gondok mengandung protein kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen yang cukup tinggi yaitu: 11,2% dan 20% (dalam 100% berat kasar). Dengan fermentasi Aspergillus niger diperoleh kadar protein kasar 18,84 % dan serat kasar 15,73 % (Laboratorium Ilmu Makanan Ternak; Universitas Diponegoro,2005). Eceng gondok tumbuh dengan cepat sehinggga perlu dilakukan upaya untuk menanganinya agar tidak mengganggu dan merusak lingkungan. Salah satu alternatifnya adalah dimanfaatkan sebagai bahan pakan ikan.Lokasi Danau Toba mempunyai luas sekitar 1.265 km dengan kedalam sekitar 150 meter yang berada di ketinggian 906 meter di atas permukaan laut (dpl) dan pesona alam yang indah serta dikelilingi perbukitan dan hutan pinus oleh sebagian penduduk di pulau itu memanfaatkannya untuk kegiatan perikanan (budi daya) dengan pola keramba jaring apung. Ikan yang dibudidayakan yaitu: ikan nila, ikan mas, dan ikan lele. Menurut Edward Simanjuntak selaku Ketua Badan Pelaksana Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT) sudah beroperasi 1.780 unit milik perusahaan dan 6.800 unit milik masyarakat keramba jaring apung. Produksi keramba jaring apung itu mencapai dua hingga tiga ton ikan per unit keramba. Luas lokasi budi daya perikanan di sekitar Danau Toba yaitu: Kabupaten Simalungun (Tabun Raya) 50 ha, Panahatan 25 ha, Haranggaol 100 ha, Karo(Tongging) 20 ha, Dairi (Silalahi 30 ha, Paropo 20 ha), Tapanuli Utara (Muara) 90, Toba Samosir (Ambarita 8 ha, Pangururan 10 ha, Sigapitan 60 ha). (http://www.forums.apakabar.ws/viewtopic.php?f=2&t=32452). Dengan demikian, seluruh keramba paling sedikit melibatkan 6.800 kepala keluarga dan 1.780 orang pemilik keramba yang mempekerjakan puluhan sampai ratusan tenaga kerja.Kebutuhan akan pakan ikan di kawasan Danau Toba sangat tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dari Pelaksana Program dengan petani ikan bahwa jumlah kebutuhan pakan ikan dalam 1 hari 25 kg/keramba maka dengan jumlah 8.580 keramba jaring apung dibutuhkan pakan ikan di Danau Toba 214.500 Kg/hari. Kebutuhan pakan per hari realita tanpa pengunaan eceng gondok (Eichhornia crassipe) diperkirakan sebesar Rp 1.179.750.000,00 sedangkan kebutuhan pakan perhari alternatif dengan penggunaan eceng gondok (Eichhornia crassipe) diperkirakan sebesar Rp.965.250.000,00 sehingga pengurangan biaya produksi pakan per hari oleh penggunaan eceng gondok (Eichhornia crassipe) sebesar Rp 214.500.000,00. Disamping itu, selain mengurangi biaya produksi pakan ikan keramba petani juga akan meningkatkan nilai keindahan (estetika) Danau Toba sebagai tujuan wisata. Oleh karena itu, Pelaksana Program membuat pakan ikan berbasis eceng gondok (Eichhornia crassipe) yang tumbuh di perairan Danau Toba.Akibat pertumbuhan eceng gondok menimbulkan efek yang merugikan. Selain ikut mematikan ekonomi rakyat yang selama ini bergantung pada potensi Danau Toba, para pengrajin, pedagang dan pemandu wisata sudah banyak yang nganggur sejak pariwisata Danau Toba lesu. Nelayan juga merasa kesusahan mengais rejeki di danau karena ikannya sudah jauh berkurang sejak sepuluh tahun terakhir karena limbah.Dalam kesempatan yang sama masyarakat yang tinggal disekitar Danau Toba ini menyampaikan harapannya agar Danau Toba pulih dengan segera.

Tujuan dan ManfaatTujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah mengurangi populasi eceng gondok (Eichhornia crassipe) di sekitar Danau Toba, memberikan gambaran potensi eceng gondok sebagai bahan baku alternatif pembuatan pakan ikan, memberikan gambaran masa depan bagi peningkatan keindahan Danau Toba sebagai daerah Wisata Nasional. Adapun manfaat yang akan dicapai dari dicetuskannya gagasan ini adalah adanya peningkatan keindahan Danau Toba sebagai daearah wisata, menambah pengetahuan bagi masyarakat khususnya peternak ikan keramba jaring apung di sekitar Danau Toba bahwa eceng gondok (Eichhornia crassipe) yang selama ini dianggap sebagai pengotor dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif pembuatan pakan ikan berbasis eceng gondok pengganti pellet dan juga mengurangi pengeluaran bagi masyarakat petani ikan keramba jaring apung di sekitar Danau Toba untuk memperoleh pakan ikan dengan harga yang lebih murah.

GAGASANKondisi Kekinian Pencetus Gagasan Tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipe) yang saat ini semakin marak mengakibatkan keindahan sekitar Danau Toba semakin berkurang. Seperti yang telah kita ketahui Danau Toba merupakan salah satu sektor pariwisata penting di Indonesia khususnya Sumatera Utara yang paling energik menarik wisatawan domestik ataupun mancanegara liburan bersama keluarga menikmati keindahan panorama Danau Toba dan keunikan-keunikan budaya dari masyarakat daerah Danau Toba (samosir). Namun, tahun terakhir ini masyarakat dan pengunjung mulai gerah karena keindahan Danau Toba berkurang karena hampir di sepanjang pantai sekitar 5.612 Ha diselimuti oleh Tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipe) dan sering juga mereka merasa terganggu karena merasa gatal-gatal setelah mandi di danau. Hal inilah salah satu penyebab kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Danau Toba mengalami penurunan dan besar kemungkinan pemasukan devisa Pemerintah Daerah akan menurun.Terancamnya ekosistem Danau Toba telah berlangsung sejak lama. Menurut Bappeda Sumut, tumbuhan eceng gondok sudah terdapat di perairan Danau Toba sejak puluhan tahun terakhir. Sekitar empat puluh tahun yang lalu, eceng gondok sudah terdapat di perairan pantai Balige dan Sigumpar, tetapi populasi atau volumenya masih relatif kecil, sehingga belum dianggap sebagai tumbuhan pengganggu. Tetapi tindakan masyarakat sekitar Danau Toba yang melakukan pencemaran air, diduga sebagai penyebab semakin pesatnya pertumbuhan dan populasi eceng gondok. Diketahui adanya kaitan antara pencemaran air dengan pertumbuhan yang pesat dari eceng gondok, pada perairan air tawar. Pencemaran air di pantai Danau Toba diduga sudah berlangsung lama, yaitu melalui residu pupuk kimia yang terbawa aliran sungai dan parit, demikian juga pembuangan sampah kota dan limbah pabrik dari industri kerajinan rakyat. Meningkatnya populasi tumbuhan eceng gondok pada tahun-tahun terakhir ini, merupakan salah satu indikasi peningkatan polutan logam berat di air danau. Endapan logam berat itu dicurigai bersumber dari sisa-sisa buangan pellet pakan ikan, yang dipergunakan pada pemeliharaan ikan dalam keramba apung. Pertumbuhan keramba apung di kawasan pantai Danau Toba pada tahun-tahun terakhir memang sangat pesat. Pada beberapa lokasi penempatan keramba apung di danau Toba, sudah tidak dapat digunakan untuk mandi dan berenang karena air sudah demikian kotor dan berbau. Permukaan Danau Toba yang sudah tertutup eceng gondok tampak sudah menyebar kemana-mana. Misalnya di sekitar Balige, Laguboti, Sigumpar dan Porsea di kabupaten Toba, juga Pangururan di kabupaten Samosir, serta Tongging dan Silalahi di kabupaten Dairi. Selain itu belum dikelolahnya keramba di zona khusus.Padahal keramba apung tidak seharusnya dikelolah di Parapat karena kawasan itu adalah tempat wisata, Ini sangat merusak pemandangan alam, tegas Efendy Naibaho. Sementara itu ditambahkan Ketua Umum Forum Peduli Rakyat dan Ekosistem Danau Toba, Efendy Naibaho. Ketidakseriusan Pemprovsu mengelolah danau toba mengakibatkan pariwisata semakin merosot. Mematikan Ekonomi Rakyat Sementara itu seorang pemilik hotel di Parapat bermarga Sitorus mengeluh sejak pariwisata di Danau Toba terpuruk ketika krisis tahun 1997 maka ia harus menutup penginapannya. Sebagai ilustrasi, Sitorus mengatakan, pada tahun 1996 tingkat hunian hotel di Parapat mencapai 80 sampai 90 persen. Kini merosot menjadi hanya 25 hingga 30 % saja. Kalau dulu banyak wisatawan mancanegara, kini jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Terus terang kami hampir putus asa menghadapi keadaan ini, akuinya dengan kesal. Selain ikut mematikan ekonomi rakyat yang selama ini bergantung pada potensi Danau Toba, para pengrajin, pedagang dan pemandu wisata sudah banyak yang nganggur sejak pariwisata Danau Toba lesu. Belum lagi nelayan yang kesusahan mengais rejeki di danau karena ikannya sudah jauh berkurang sejak sepuluh tahun terakhir karena limbah.Dalam kesempatan yang sama masyarakat yang tinggal disekitar Danau Toba ini menyampaikan harapannya agar Danau Toba pulih dengan segera. Ia ibarat bidadari yang sedang sakit, perlu pemulihan. Kecantikannya tertutup, walaupun belum pudar.

Solusi yang Pernah Diterapkan Sebelumnya Sebelumnya upaya penanggulangan situasi Danau Toba akibat eceng gondok telah dilakukan oleh pemerintah samosir. Upaya yang telah dilakukan itu berupa pengadaan kapal KM patiur Tao Toba. KM Patiur Tao Toba adalah nama sebuah kapal yang akan digunakan oleh masyarakat untuk pembersihan eceng gondok di Danau Toba, kapal berukuran panjang 11 meter dan lebar 3 meter, telah diluncurkan dan diresmikan penggunaanya oleh Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon pada hari Sabtu, (12/12) di Tomok. Peresmian pengoperasian kapal pembersih eceng gondok oleh bupati Samosir mendapat dukungan yang baik dari masyarakat. Masyarakat secara spontan turut membantu untuk menurunkan kapal dari galangan. Menurut Bupati Ir Mangindar Simbolon bahwa KM Patiur Tao Toba adalah kapal perdana yang dimiliki oleh kabupaten Samosir, sementara untuk tahun mendatang Biaya pengadaan kapal pembersih eceng gondok seluruhnya menggunakan dana APBD Samosir, dan teknis pengerjaan pembuatan kapal tersebut dilakukan dengan cara kontrak kerja dengan masyarakat. Pada saat ini KM Patiur Tao Toba tersebut tidak beroperasi lagi karena sistem kerjanya adalah sistem kontrak dan perlu mengeluarkan dana yang sangat besar dan dinilai kurang ekonomis oleh sebab itu populasi eceng gondok semakin meluas di Danau Toba. Selain itu pemerintah juga sudah pernah melakukan penanganan terhadap maraknya eceng gondok ini yaitu tepat pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2009 dan menyambut pelaksanaan kegiatan FIBOP IV (Festival International Bahari Olahraga Pemuda IV) 13-20 Juni 2009 yang berlangsung di Sumatera Utara dimana sebahagian kegiatannya berlangsung di Danau Toba, Otorita Asahan dan BKPEKDT ( Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba ) beserta Pemkab. Samosir, Simalungun dan Tobasa Melakukan Pembersihan Eceng Gondok Di Kawasan Danau Toba. Pada kesempatan ini pembersihan eceng gondok seluas 63,8 Ha dilakukan di Kecamatan Pangururan dan Simanindo Kabupaten Samosir, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun dan Kecamatan Ajibata Kabupaten Tobasa. kegiatan pembersihan eceng gondok yang melibatkan masyarakat diharapkan berlangsung secara berkesinambungan demi menjaga kelestarian Danau Toba, tetapi setelah itu kegiatan ini tidak pernah diadakan lagi, dan hal ini lah yang menyebabkan populasi eceng gondok (Eichhornia crassipe) hingga saat ini yang tetap semakin bertambah banyak.

Kehandalan GagasanDari berbagai masalah yang ditimbulkan oleh maraknya eceng gondok ((Eichhornia crassipe) penulis menuangkan gagasan dalam menyelesaikan persoalan yang membutuhkan penanganan yang lebih serius ini, sehingga bisa lebih meminimal kan keadaan saat ini menuju ke arah yang lebih diharapkan dan membantu harapan kabupaten Samosir menjadi objek pariwista yang berbudaya dan cinta akan lingkunan sekitar. Penerapan gagasan ini tidak memerlukan biaya cukup besar untuk membersihkan Danau Toba dan metode ini memiliki kehandalan sebagai berikut: 1. Kebersihan Danau Toba dari eceng gondok, 2. Terciptanya kenyamanan wisatawan, 3.Memulihkan kembali daerah Danau Toba sebagai tempat pariwisata, 4. Terciptanya pakan ikan yang relatif lebih murah dan ramah lingkungan, 3. Membuka lapangan kerja yang baru bagi pemuda setempat. Gagasan ini merupakan gagasan perdana yang sangat cocok untuk diterapkan pada Samosir dan daerah sekitar Danau Toba sebagai objek wisata yang cukup membanggakan bagi Indonesia. Adapun gagasan yang diterapkan penulis dalam karya ilmiah ini meliputi tahapan pelaksanaan seperti; persiapan, pembuatan produk, uji coba produk, penyuluhan pada masyarakat dan produksi.1. Persiapan Dalam tahap ini pelaksana program dilakukan 1. Koordinasi dan observasi awal terhadap eceng gondok di perairan Danau Toba 2. Koordinasi dan obsevasi terhadap petani ikan di sekitar Danau Toba 3. Mengurus perizinan 4. Menyusun rencana kegiatan .5. Mempersiapkan alat dan bahan kegiatan untuk pelaksanaan program.2. PelaksanaanTahap pelaksanaan ini meliputi :1. Khalayak sasaran dalam pelaksanaan ini adalah petugas dinas pariwisata dan masyarakat petani ikan di sekitar Danau Toba,2. Pemberian peenyuluhan pada masyarakat petani ikan tentang usaha pembuatan pakan ikan berbasis eceng gondok untuk meningkatkan keindahan Danau Toba,3. Memberikan penalaran dan praktek langsung kepada peserta kegiatan tentang usaha pembuatan pakan ikan berbahan baku eceng gondok untuk meningkatkan keindahan Danau Toba,4. Mengujicobakan kualitas pakan ikan dengan pembanding pakan ikan yang beredar di pasaran,5. Memotivasi peserta kegiatan agar dapat membuka usaha baru produk pakan ikan dari eceng gondok.3. Pembuatan ProdukBahan bahan yang digunakan yaitu :1. Eceng gondok2. Keong Mas 3. Dedak halus Alat alat yang digunakan yaitu1. Alat Penggiling Tepung 2. Mesin pencetak Pellet3. Baskom4. Drum 3.1.Pembuatan Tepung Eceng Gondok Pembuatan eceng gondok sebagai berikut:a) Daun eceng gondok dipotong-potong dengan ukuran 2-3 cm kemudian dilayukan dibolak-balik hingga kadar airnya 50 %,b) Daun eceng gondok ditimbang 200 gr dan difermentasi dengan Aspergillus niger sebanyak 2,5 % dan tetes sebanyak 5 % dari bahan kering daun eceng gondok. Tujuan fermentasi ini adalah peningkatan kualitas (kadar protein kasar dan penurunan serat kasar) serta peningkan pencernaan. Setelah itu ditambahkan air hingga kadarnya 65%,c) Campuran antara eceng gondok, Aspergillus niger, dan air dicampur hingga merata dimasukkan ke dalam drum yang diberi lubang kemudian diperam selama 4 hari,d) Daun eceng gondok yang telah diperam dibuat menjadi tepung dengan menggunakan penggiling tepung. 3.2. Pembuatan Tepung Keong MasPembuatan tepung keong mas adalah sebagai berikut:a) Keong mas segar dipisahkan dari medianya, b) Keong mas segar ini di cuci/bilas dengan air bersih, lalu ditimbang, c) Keong mas segar dijemur oleh panas matahari di atas seng dalam 24 jam (suhu udara 32 35oC), d) Keong mas yang sudah kering kemudian diolah menjadi tepung dengan menggunakan penggiling tepung, e) Tepung keong mas ditimbang dan siap untuk digunakan. 3.3. Pembuatan Pakan IkanPembuatan pakan ikan adalah sebagai berikut:a) Sediakan tempat yang bersih untuk mengaduk 10 kg campuran pakan ikanb) Ditimbang tepung daun eceng gondok yang telah dipermentasi sebanyak 0,40 kg, tepung keong mas 0,35 kg dan 0,25 kg dedak halus,c) Dicampur bahan-bahan tersebut dan diaduk sampai merata,d) Campuran bahan tersebut dicetat berbentuk pellet (pakan ikan) dengan mesin pencetaknya dan dikeringkan.

Pembuatan Produk Pakan

Eceng Gondok FermentasiKeong masDedak padi

DikeringkanDigiling

Tepung Eceng Gondok FermentasiTepung keong masDedak padi halus

400 gr Tepung Eceng gondok350 gr Tepung Keong Mas250 gr Dedak Padi Halus

PencampuranDitambah 200 ml aquades

Adonan Yang Rata

Pencetakan

PengeringanAnalisis produkUji Coba pada ikan nilaPakan Ikan

KESIMPULAN

Kandungan protein dan serat kasar hasil fermentasi eceng gondok, membuat eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan alternatif yang dapat mengurangi populasi eceng gondok di sekitar Danau Toba. Pembuatan pakan ikan alternatif berbasis eceng gondok dapat mengurangi populasi eceng gondok dan mengurangi biaya produksi pakan ikan yang mengakibatkan pemulihan kembali keindahan kawasan wisata Danau Toba.

Daftar Pustaka

http://www.forums.apakabar.ws/viewtopic.php?f=2&t=32452

Laboratorium Ilmu Makanan Ternak. 2005. Pemnafaatan Daun Eceng Gondok sebagai Pakan Unggas.Semarang: Fakultas Peternakan Universitas Negeri Semarang

Pembuatan Pakan Ikan Alternatif dari Bahan Cacing Tanah (LubricusRubellus) http://infokebun.wordpress.com/2008/06/10/pembuatan-pakan-ikan-alternatif-dari-bahan-cacing-tanah-lubricus-rubellus/

Selamatkan Air Danau Toba Badan Pelaksana akan BKPEKDT akan Rehabilitasi Instalasi Limbah. http://hariansib.com/?p=11563

Setiawan, Wawan Marwan. 2006. Produksi Hidrolisat Glikosa dari Serat Eceng Gondok Melalui Hidrolisis. Skripsi. Fateta IPB. Bogor

Winarno, F.1990. Karakteristik Eceng Gondok. http://tanaman eceng gondok.htm.html (diakses 20 Agustus 2009)

DAFTAR RIWAYAT KETUA PELAKSANA

1. Nama: Willy F Sitanggang2. Tempat / Tanggal Lahir: Silalahi, 11 Juli 19903. Jenis Kelamin: Laki-laki4. Fakultas/ Jurusan: FMIPA / KIMIA5. Asal Universitas: Universitas Negeri Medan6. Alamat Universitas: Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, Medan 20221, Telp 061-6133197. Kedudukan dalam tim: Anggota pelaksana 8. Alamat Rumah /No. Hp: Jl. Rela Gang Mualnauli No. 6 Pancing, Medan / 0852610956689. Alamat E-mail: [email protected] 10. Pendidikan1. SD Inpres Silalahi2. SLTP Negeri 3 Sumbul3. SMA Swasta Santo Thomas 3 Medan4. Kimia Nondik 2008 Universitas Negeri Medan11. Pengalaman Organisasi : 1. Anggota HMJ Kimia 20082. Ketua Bidang Keolahragaan HMJ Kimia 20093. Ketua Bidang Komunikasi dan Imformasi HMJ Kimi 201012. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat: Analisis Kualitas Sumber Daya Air Soda Alami Di Desa Parbubu I kabupaten Tapanuli Utara Sebagai Bahan Baku Alternatif Minuman Berkarbonasi (PKMP didanai DIKTI 2010)

Medan, 28 Februari 2011mengetahui

Willy F.SitanggangNIM:408231050DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA I

1. Nama: Endah Kurnia Hariyanti2. Tempat / Tanggal Lahir: Piasa-Ulu, 24 September 19903. Jenis Kelamin: Perempuan4. Fakultas/ Jurusan: FMIPA / KIMIA5. Asal Universitas: Universitas Negeri Medan6. Alamat Universitas: Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, Medan 20221, Telp 061-6133197. Kedudukan dalam tim: Anggota pelaksana 8. Alamat Rumah /No. Hp: Jl. Sukaria No.85 Pancing, Medan / 0812603726439. Alamat E-mail: [email protected]. Pendidikan:1. SD Negeri 010109 Kisaran, lulus tahun 20022. SMP Negeri I Kisaran, lulus tahun 20053. SMA YAPSI Medan, lulus tahun 20084. Non Kependidikan Kimia Universitas Negeri Medan

Medan, 28 Februari 2011mengetahui

Endah Kurnia H NIM: 409210010

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGOTA II

1. Nama: Kartomo Simarmata2. Tempat / Tanggal Lahir: Sihusapi, 30 januari 19903. Jenis Kelamin: Laki-laki4. Fakultas/ Jurusan: FMIPA / KIMIA5. Asal Universitas: Universitas Negeri Medan6. Alamat Universitas: Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, Medan 20221, Telp 061-6133197. Kedudukan dalam tim: Anggota pelaksana 8. Alamat Rumah /No. Hp: Jl. Ambai No. 53 Pancing Medan9. Alamat E-mail: [email protected]. Pendidikan:1. SD Negeri 173803, lulus tahun 20032. SMP Negeri 2 Simanindo, lulus tahun 20063. SMA Negeri 2 Pangurururan ,lulus tahun 20094. Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan

Medan, 28 Februari 2011mengetahui

Kartomo Simarmata NIM: 4103131020

Lampiran 2Biodata Dosen Pendamping

Nama Lengkap: Dra. Murniaty Simorangkir, M.SGolongan/ Pangkat/ NIP:IVB/PembinaTK.I/195905041984032001Jabatan Fungsional: DosenJabatan Struktur: -Fakultas/ Program Studi: MIPA/ KIMIAPerguruan Tinggi: Universitas Negeri MedanBidang Keahlian: Biokimia Kegiatan Penelitian 5 Tahun Terakhir :

NoJudul PenelitianSumber DanaTahunKedudukan

1Determinasi protein daging hewan dan protein kedelai secara immunokimia dengan menggunakan antuserum lokalDirjen DIKTI Dengan Surat Perjanjian Penelitian Dasar 056/P21PT/DPPM/PID/III/2004, 1 Maret 20042004Ketua

2Pola Layanan Bimbingan Akademik Yang Berorientasi Pengungkapan Masalah Belajar Bagi Mahasiswa Berprestasi Rendah Di FMIPA UnimedDirjen DIKTI Dengan Surat Perjanjian Pekerjaan Penelitian No. 016/SPPP/PP/DP3M/IV/2005, 11 April 20052005Anggota

3Pemurnian dan sensitivitas anti serum lokal sebagai bahan uji imunokimia protein daging hewani dan nabatiDirjen DIKTI Dengan Surat Perjanjian Pekerjaan Penelitian No. 021/SPPP/PP/DP3M/IV/2005, 29 Maret 20072007Ketua

4Pemurnian dan sensitivitas anti serum lokal sebagai bahan uji imunokimia protein daging hewani dan nabati ( tahap II)Dirjen DIKTI Dengan Surat Perjanjian Pekerjaan Penelitian No. 016/SPPP/PP/DP3M/IV/2005, 6 Maret 2008

5Analisis pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada pembelajaran kimia di sekolah mitra PPL UNIMEDPHKI Unimed sesuai SPK No. 33/H33/PHKI/SPK-RG/2008, 26 Agustus 2008 2008Ketua

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat 5 Tahun Terakhir

NoJudul PenelitianSumber DanaTahunKedudukan

1Program Vucer Dengan Judul : Penerapan Teknologi Mekanik Untuk Meningkatkan Produksi Bokashi Di Desa Boang Manalu Kab. Pakpak BaratDirjen DIKTI Program Vucer SPK No. 0400B/J3916/2004, 2 April 20042004Ketua

2L omba Karya Tulis mahasiswa bidang IPA, Wilayah AUniversitas Sultan Agung Titayasa, Banten, 21-24 Mei 20072007Pendamping Mahasiswa

3Pemberdayaan Dosen Dan Mahasiswa Dalam Meningkatkan Kualitas Pertanian Melalui Penggunaan Bokashi di Desa Sambirejo, Kab. LangkatKegiatan PO-DIPA PNBP Maret 2007 Unimed2007Nara Sumber

4Pemberdayaan Dosen Dan Mahasiswa Dalam pembuatan produk bahan pembersih untuk rumah tangga,deterjen dan pembersih piring

5Tes Kompetensi pra PPLT mahasiswa S1 Kependidikan UnimedUniversitas Negeri Medan21 S/D 25 Juli 2009Nara Sumbet

6Pelatihan Keterampilan Masyarakat Desa Nagasiribu I, Kec. Lintong Nihuta, Kab. Humbang Hasundutan mengolah tanah gambut menjadi bahan bakar alternatif briketDP2M DIKTI dan Univrsitas Brawijaya dalam program kreatifitas mahasiswa pengabdian masyarakat dalam pekan ilmiah mahasiswa nasional (PIMNAS) XXII21 S/D 25 JuliDosen Pendamping

Medan, 01 Maret 2011Dosen Pendamping

Dra. Murniaty Simorangkir, M..S NIP. 195905041984032001

13