3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada...

24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan jenis penelitian studi korelasi. Jenis penelitian ini bertujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain atau variabel yang satu dengan variabel yang lain. Hasil dari penelitian berupa karakter atau gambaran dari variabel tersebut kemudian dipaparkan (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mencari gambaran serta hubungan antara variabel Family Centered Care dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. 3.2. Hipotesa Hipotesa merupakan jawaban sementara yang menyatakan hubungan antarvariabel yang harus diuji kebenarannya atau merupakan rangkuman kesimpulan teoretis dari tinjauan pustaka. Hubungan antarvariabel dicari dengan menetapkan 2 variabel yaitu

Transcript of 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada...

Page 1: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kuantitatif

yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan jenis

penelitian studi korelasi. Jenis penelitian ini bertujuan membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif

kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau

sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan

antara gejala yang satu dengan gejala yang lain atau variabel yang

satu dengan variabel yang lain. Hasil dari penelitian berupa karakter

atau gambaran dari variabel tersebut kemudian dipaparkan

(Notoatmodjo, 2005).

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mencari

gambaran serta hubungan antara variabel Family Centered Care

dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang Dahlia Rumah Sakit

Panti Wilasa Citarum Semarang.

3.2. Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara yang menyatakan

hubungan antarvariabel yang harus diuji kebenarannya atau

merupakan rangkuman kesimpulan teoretis dari tinjauan pustaka.

Hubungan antarvariabel dicari dengan menetapkan 2 variabel yaitu

Page 2: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Hipotesa alternatif (HA) yang menyatakan hubungan diantara kedua

variabel yang dioperasionalkan dan Hipotesa nol (H0) yang

menyatakan ketiadaan hubungan diantara kedua variabel yang

sedang dioperasionalkan (Martono, 2010).

Dalam penelitian ini, hipotesa berdasarkan keberadaan

hubungan antar variabel adalah:

HA: ada hubungan antara Family Centered Care terhadap efek

hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang

H0: tidak ada hubungan antara Family Centered Care terhadap efek

hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang.

3.3. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Martono (2010), penelitian terdiri dari 2 variabel

yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah

variabel yang nilainya mempengaruhi variabel terikat. Variabel

terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel bebas pada penelitian ini adalah Family Centered Care

sedangkan variabel terikat adalah efek hospitalisasi pada anak.

Page 3: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.4.1. Family Centered Care

1. Definisi operasional

Family Centered Care merupakan suatu pendekatan

terhadap pemberian, perencanaan dan evaluasi perawatan

kesehatan yang didasarkan pada hubungan kerjasama yang saling

menguntungkan antara pasien, keluarga dan penyedia layanan

kesehatan (Hanson, 1997 dalam Dunst dkk, 2009).

2. Elemen–elemen Family Centered Care

Presentasi penerapan Family Centered Care diukur

berdasarkan elemen–elemen yang dikemukakan oleh Shelton

(1987) yang terdiri dari sembilan elemen yaitu :

1. Perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang

konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem layanan dan

anggota dalam sistem tersebut berfluktuasi.

2. Memfasilitasi kerjasama antara keluarga dan perawat di semua

tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual,

pengembangan program, pelaksanaan dan evaluasi serta

pembentukan kebijakan.

3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis, budaya dan sosial

ekonomi dalam keluarga.

4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta

memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam keluarga.

Page 4: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua

secara berkelanjutan dengan dukungan penuh.

6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling

mendukung.

7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap

perkembangan bayi, anak-anak, remaja dan keluarga mereka

ke dalam sistem perawatan kesehatan.

8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program-

program yang memberikan dukungan emosional dan keuangan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

9. Merancang sistem perawatan kesehatan yang dapat diakses

secara fleksibel, budaya yang kompeten dan responsif

terhadap kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.

3.4.2. Hospitalisasi pada Anak

1. Definisi operasional

Hospitalisasi pada anak merupakan proses perawatan yang

mengharuskan anak untuk tinggal dalam kurun waktu tertentu di

rumah sakit baik terencana ataupun darurat yang menimbulkan

stres pada anak (Wong, 2008).

Page 5: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

2. Faktor–faktor penyebab stres pada anak dengan

hospitalisasi

Efek Hospitalisasi pada anak diukur menggunakan faktor–

faktor yang menyebabkan anak mengalami stres selama

hospitalisasi (Wong, 2008) yaitu :

1. Perpisahan

Perpisahan saat hospitalisasi Pada usia prasekolah (3

sampai 6 tahun) berupa perpisahan dengan lingkungan

rumah, permainan dan teman–temannya. Reaksi perpisahan

yang ditunjukan pada anak usia prasekolah adalah menolak

makan, sering bertanya, menangis perlahan dan tidak

kooperatif terhadap perawat atau tenaga kesehatan yang

lain

2. Kehilangan kendali atau kontrol diri.

Perawatan terhadap anak di rumah sakit juga membuat

anak kehilangan kontrol terhadap dirinya. Hal ini disebabkan

adanya pembatasan aktivitas anak sebagai akibat dari

perubahan rutinitas, restriksi fisik dan ketergantungan yang

harus dipenuhi sehingga anak merasa kehilangan kekuatan

diri selama perawatan di rumah sakit. Reaksi yang

ditunjukan anak adalah malu, bersalah atau takut.

Page 6: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

3. Cedera tubuh dan nyeri

Ketakutan anak terhadap perlukaan muncul karena anak

menganggap tindakan dan prosedurnya mengancam

integritas tubuhnya. Ketakutan ini membuat anak bereaksi

agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal, tidak

mau bekerja sama dengan perawat dan ketergantungan

pada orangtua. Sedangkan kondisi psikososial anak usia

prasekolah selama perawatan di rumah sakit mungkin

kembali bergantung kepada orangtua seperti pada masa

perkembangan infant misalnya mengompol dan mengisap

jari atau meminta disuapi dan dipeluk oleh orangtua.

3.5. Partisipan Penelitian

Partisipan pada penelitian ini adalah semua perawat yang

bekerja di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum

Semarang sejumlah sejumlah 13 orang dengan tingkat pendidikan

Sarjana Keperawatan (S1) sebanyak 1 orang, Diploma

Keperawatan (D3) sebanyak 12 orang. Semua perawat merupakan

populasi yang digunakan sebagai sampel penelitian. Oleh karena

itu teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Menurut

Surakhmad (dalam Bungin, 2009:101), sampel total (total sampling)

merupakan keseluruhan populasi yang merangkap sebagai sampel

penelitian karena objek penelitian yang kecil sehingga hasil

Page 7: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

penelitian hanya berlaku pada populasi yang diteliti dan tidak

bertujuan untuk membangun suatu generalisasi.

Sampel penelitian yang lain adalah orangtua yang

mendampingi anak selama menjalani perawatan di Ruang Dahlia

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Sampel penelitian

diambil berdasarkan jumlah populasi pasien anak usia 3–6 tahun

yang menjalani perawatan dalam 1 bulan di Ruang Dahlia Rumah

Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dengan kriteria inklusi untuk

pengambilan sampel penelitian adalah:

1. Orangtua dengan anak usia 3–6 tahun yang sedang

menjalani perawatan di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti

Wilasa Citarum Semarang

2. Orangtua yang mampu membaca dan menulis

3. Bersedia menjadi riset partisipan

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan data primer

dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada semua

perawat yang bekerja di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang. Angket merupakan daftar pertanyaan yang

harus dijawab atau daftar isian yang harus diisi berdasarkan

sejumlah subjek (Suryabrata, 2005).

Page 8: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu

jawaban atau isian ditentukan sehingga riset partisipan tidak dapat

memberi respon menurut keinginan riset partisipan. Daftar

pertanyaan yang tersusun dalam angket langsung disusun dalam

angket langsung diisi sendiri oleh riset partisipan yang

bersangkutan (Suryabrata, 2005).

Angket yang akan digunakan dalam bentuk check list yang

disusun berdasarkan skala pengukuran model Likert. Angket akan

diisi oleh riset partisipan dengan memberikan tanda centang (√)

pada item yang sesuai dengan kondisi responden. Dalam penelitian

ini, angket yang digunakan untuk mengukur dua variabel yaitu

Family Centered Care dan hospitalisasi pada anak.

1. Family Centered Care

Elemen–elemen Family Centered Care ini dijabarkan oleh

peneliti ke dalam bentuk pernyataan kuesioner yang akan dijawab

oleh riset partisipan yaitu perawat dan orangtua dengan anak usia

3-6 tahun. Skala Family Centered Care akan diukur menggunakan

skala likert yang terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu:

Selalu : apabila pernyataan sesuai dengan tindakan yang

selalu dilakukan oleh riset partisipan

Sering : apabila pernyataan sesuai dengan tindakan yang

sering dilakukan oleh riset partisipan

Page 9: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Jarang : apabila pernyataan sesuai dengan tindakan yang

jarang dilakukan oleh riset partisipan

Tidak pernah : apabila pernyataan sesuai dengan tindakan yang

tidak pernah dilakukan oleh riset partisipan

Penentuan skoring dalam penelitian ini menggunakan skala

4 dalam pilihan jawaban yang tersedia. Skala alat ukur yang

digunakan terdiri dari item favourable yaitu item yang mengandung

pernyataan yang positif dan item unfavourable yaitu item yang

mengandung pernyataan negatif. Skoring jawaban item favourable

bergerak dari skala 1 sampai 4 yaitu skor 4 (selalu), 3 (sering), 2

(jarang), 1 (tidak pernah). Sedangkan item unfavourable diberi

skoring jawaban bergerak dari skala 4 sampai 1 yaitu 1 (tidak

pernah), 2 (jarang), 3 (sering) dan 4 (selalu). Jumlah item

pernyataan favorable dan unfavourable pada angket Family

Centered Care untuk perawat dan orangtua ditunjukan dalam tabel

berikut:

Page 10: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Tabel 3.1 Blueprint Angket Family Centered Care dengan Riset Partisipan Perawat

No Aspek Favorable Unfavourable Jumlah 1. Perawat menyadari

bahwa keluarga adalah bagian yang konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem layanan dan anggota dalam sistem tersebut berfluktuasi.

1, 3, 5, 7, 9, 11,

13

72, 74, 76, 80,

82, 84, 86 14

2. Kerjasama antara keluarga dan perawat di semua tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual, pengembangan program, pelaksanaan dan evaluasi, serta pembentukan kebijakan.

15, 17, 19, 21, 23, 24, 27, 29,

31, 33, 35, 37, 39, 41, 43

32, 44, 46, 48, 50, 52, 55, 56, 58, 62, 64, 66, 68, 70, 78

30

3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis, budaya dan sosial ekonomi dalam keluarga.

45,47,49 38,40,42 6

4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam keluarga

51, 53, 54, 57,

28,32, 34, 36

8

5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua secara berkelanjutan dengan dukungan penuh.

59, 61, 63 25, 26, 30 6

6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling mendukung.

65 18 2

7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan bayi, anak-anak, remaja dan keluarga mereka ke dalam sistem perawatan kesehatan.

67, 69 20, 22 4

8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program–program yang memberikan dukungan emosional dan keuangan

71, 73, 75, 77, 79

8, 10 12, 14, 16

10

Page 11: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

9. Merancang sistem pelayanan kesehatan yang fleksibel, dapat dijangkau dengan mudah dan responsif terhadap kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.

81, 83, 85 2, 4, 6 6

Jumlah item valid 43 43 86

Deskripsi baik atau kurangnya pelaksanaan Family

Centered Care oleh perawat sebagai riset partisipan, menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan: I : Lebar interval Skor tertinggi : jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah jenjang : jumlah kategori jawaban

Penentuan hasil deskripsi pelaksanaan Family Centered

Care digunakan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Kategori

skor ditentukan berdasarkan jumlah item pernyataan yang valid

yaitu sebanyak 51 item dengan 4 pilihan jawaban yaitu selalu,

sering, jarang dan tidak pernah dengan skor tertinggi 4 dan skor

terendah 1. Skor tertinggi 4 x 51 = 204 sedangkan skor terendah 1

x 51 = 51. Lebar interval kategori dihitung sebagai berikut :

I = (skor tertinggi - skor terendah) Jumlah jenjang

Page 12: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dibuat kategori

gambaran pelaksanaan Family Centered Care oleh perawat di

Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Riset

partisipan yang memiliki skor (51–101) dinyatakan kurang

melakukan Family Centered Care sedangkan riset partisipan

dengan skor (102-152) dinilai cukup dalam melakukan Family

Centered Care dan skor (153-204) menyatakan riset partisipan

melakukan Family Centered Care dengan baik di ruang Dahlia

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Adapun pembagian

kategori skor Family Centered Care dapat dilihat dari tabel 3.2

Tabel 3.2 Kategori Skor Family Centered Care

KATEGORI

kurang (51-101)

cukup (102-152)

baik (153-204)

I = 204 – 51 3

= 51

Page 13: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Tabel 3.3 Blueprint Angket Family Centered Care dengan Riset Partisipan Orangtua Anak Usia 3–6 Tahun No Aspek Favorable Unfavourable Jumlah 1. Perawat menyadari bahwa

keluarga adalah bagian yang konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem layanan dan anggota dalam sistem tersebut berfluktuasi.

1, 3, 5, 7, 9, 11, 13

62, 64, 68,66,

70, 72, 74 14

2. Kerjasama antara keluarga dan perawat di semua tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual, pengembangan program, pelaksanaan dan evaluasi, serta pembentukan kebijakan.

15, 17,19, 21, 23, 25, 27, 29, 31, 33

44, 46,48,50, 52, 54, 56, 58, 60, 76

20

3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis, budaya dan sosial ekonomi dalam keluarga

35, 37, 39,

32, 40, 42, 6

4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam keluarga

41, 43 34, 36 4

5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua secara berkelanjutan dengan dukungan penuh.

45, 47, 49, 51

24, 26, 28, 30

8

6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling mendukung.

53 22 2

7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan bayi, anak-anak, remaja dan keluarga mereka ke dalam sistem perawatan kesehatan.

55, 57 18, 20, 4

8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program–program yang memberikan dukungan emosional dan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

59, 61, 63,

65, 67, 69

6, 8, 10, 12, 14, 16

12

Page 14: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

9. Merancang sistem pelayanan kesehatan yang fleksibel, dapat dijangkau dengan mudah dan responsif terhadap kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.

71, 73, 75 2, 4, 38 6

Jumlah item valid 38 38 76

Deskripsi baik atau kurangnya pelaksanaan Family

Centered Care yang dialami oleh orangtua, menggunakan rumus

sebagai berikut :

Keterangan: I : Lebar interval Skor tertinggi : jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah jenjang: jumlah kategori jawaban

Hasil deskripsi pelaksanaan Family Centered Care yang

dialami oleh orangtua dengan anak usia 3–6 tahun yang menjalani

proses rawat inap di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang, ditentukan menggunakan 3 kategori yaitu baik,

cukup dan kurang. Kategori skor ditentukan berdasarkan jumlah

item pernyataan yang valid yaitu sebanyak 56 item dengan 4 pilihan

jawaban yaitu selalu, sering, jarang dan tidak pernah dengan skor

tertinggi 4 dan skor terendah 1. Skor tertinggi 4 x 56 = 224

I = (skor tertinggi - skor terendah) Jumlah jenjang

Page 15: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

sedangkan skor terendah 1 x 56 = 56. Lebar interval kategori

dihitung sebagai berikut :

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dibuat kategori

gambaran pelaksanaan Family Centered Care yang dialami oleh

orangtua dengan anak usia 3–6 tahun yang menjalani perawatan di

Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Riset

partisipan yang memiliki skor (56–111) menyatakan bahwa

pelaksanaan Family Centered Care yang dialami di ruang Dahlia

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai kurang.

Sedangkan riset partisipan dengan skor (112-167) menilai

pelaksanaan Family Centered Care yang dialami cukup dalam

melakukan Family Centered Care dan skor (168-224) menyatakan

penilaian orangtua terhadap pelaksanaan Family Centered Care

dinilai baik.

Adapun pembagian kategori skor Family Centered Care

dapat dilihat dari tabel 3.4

I = 224 – 56 3

= 56

Page 16: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Tabel 3.4 Kategori Skor Family Centered Care KATEGORI

kurang (56-111)

cukup (112- 167)

baik (168-224)

2. Hospitalisasi pada anak

Hospitalisasi pada anak akan diukur dengan menggunakan

faktor–faktor yang menyebabkan stres pada anak yang akan

dijawab oleh riset partisipan. Setiap item dalam angket ini akan

menggunakan 4 pilihan yaitu :

Selalu: apabila pernyataan menunjukan kondisi yang

selalu dialami oleh riset partisipan

Sering: apabila pernyataan menunjukan kondisi yang

sering dialami oleh riset partisipan

Jarang: apabila pernyataan menunjukan kondisi yang

jarang dialami oleh riset partisipan

Tidak pernah: apabila pernyataan menunjukan kondisi yang

tidak pernah dialami oleh riset partisipan

Penentuan skoring dalam penelitian ini menggunakan skala

4 dalam pilihan jawaban yang tersedia. Skala alat ukur yang

digunakan terdiri dari item favorable yaitu item yang mengandung

pernyataan yang positif dan item unfavourable yaitu item yang

mengandung pernyataan negatif. Skoring jawaban item favorable

Page 17: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

bergerak dari skala 1 sampai 4 yaitu skor 4 (selalu), 3 (sering), 2

(jarang), 1 (tidak pernah). Sedangkan item unfavourable diberi

skoring jawaban bergerak dari skala 4 sampai 1 yaitu 1 (tidak

pernah), 2 (jarang), 3 (sering) dan 4 (selalu). Jumlah item

pernyataan favorable dan unfavorable pada angket hospitalisasi

untuk perawat dan orangtua ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Blueprint efek Hospitalisasi Pada Anak dengan Riset Partisipan Perawat No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1. Perpisahan 1, 3, 5, 11, 14, 15, 13

21, 22, 23, 25,

27, 29, 31 14

2. Kehilangan kendali/ kontrol 16,17,18 10, 12,19 6

3. Cedera tubuh atau fisik

20, 24, 26, 28, 30, 32

2, 4, 6, 7, 8, 9 12

4. Jumlah 16 16 32

Gambaran tinggi rendahnya hospitalisasi pada anak

menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan: I : Lebar interval Skor tertinggi : Jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : Jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah jenjang: Jumlah kategori jawaban

I = (skor tertinggi - skor terendah) Jumlah jenjang

Page 18: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Berdasarkan rumus tersebut maka penulis menggambarkan

efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun menurut riset partisipan

perawat berdasarkan 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Adapun jumlah item pernyataan efek hospitalisasi pada anak usia

3–6 tahun yang valid sebanyak 12 item dengan 4 pilihan jawaban.

Oleh karena itu, skor tertinggi diperoleh dari 4 x 12 = 48, dan skor

terendah diperoleh 1 x 12 = 12. Lebar interval dapat dihitung

sebagai berikut

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dibuat kategori

gambaran efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 dengan perawat

ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sebagai

riset partisipan. Riset partisipan yang memiliki skor (12–23)

menggambarkan bahwa efek hospitalisasi pada anak usia 3–6

tahun ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

dinilai rendah. Sedangkan riset partisipan dengan skor (24-35)

menggambarkan efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun di

Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai

sedang dan skor (36-48) menggambarkan efek hospitalisasi pada

I = 48 – 12 3

= 12

Page 19: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

anak usia 3–6 tahun di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang dinilai tinggi oleh riset partisipan.

Pembagian kategori skor hospitalisasi pada anak dapat

dilihat dari tabel 3.6

Tabel 3.6 Kategori Skor efek Hospitalisasi Pada Anak dengan riset partisipan perawat

KATEGORI

Rendah (12-23)

Sedang (24-35)

Tinggi (36-48)

Tabel 3.7 Blueprint efek Hospitalisasi pada Anak dengan Riset Partisipan Orangtua yang Memiliki Anak Usia 3-6 tahun

No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1. Perpisahan 1, 3, 5, 11, 13, 15, 14

21, 22, 23, 25, 27, 29,

31 14

2. Kehilangan kendali/ kontrol 16,17,18 10,12,19 6

3. Cedera tubuh atau fisik

20, 24, 26, 28, 30, 32

2, 4, 6, 7, 8, 9 12

Jumlah 16 16 32

Gambaran tinggi rendahnya efek hospitalisasi pada anak

menggunakan rumus sebagai berikut :

I = (skor tertinggi - skor terendah) Jumlah jenjang

Page 20: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Keterangan: I : Lebar interval Skor tertinggi : Jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : Jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah jenjang: Jumlah kategori jawaban

Berdasarkan rumus tersebut maka penulis menggambarkan

efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun menurut riset partisipan

orangtua berdasarkan 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Adapun jumlah item pernyataan efek hospitalisasi pada anak usia

3–6 tahun yang valid sebanyak 20 item dengan 4 pilihan jawaban.

Oleh karena itu, skor tertinggi diperoleh dari 4 x 20 = 80, dan skor

terendah diperoleh 1 x 20 = 20. Lebar interval dapat dihitung

sebagai berikut

Berdasarkan perhitungan tersebut maka dibuat kategori

gambaran efek hospitalisasi pada anak usia 3–6, menurut orangtua

sebagai riset partisipan. Riset partisipan yang memiliki skor (20–39)

menggambarkan bahwa efek hospitalisasi pada anak usia 3–6

tahun ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

dinilai rendah. Sedangkan riset partisipan dengan skor (40-59)

menggambarkan efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun di

ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai

I = 80 – 20 3

= 20

Page 21: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

sedang dan skor (60-80) menggambarkan efek hospitalisasi pada

anak usia 3–6 tahun di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa

Citarum Semarang dinilai tinggi oleh riset partisipan.

Pembagian kategori skor efek hospitalisasi pada anak

dengan riset partisipan orangtua dengan anak usia 3–6 tahun yang

sedang menjalani perawatan di rumah sakit dapat dilihat dari tabel

3.8

Tabel 3.8 Kategori Skor Efek Hospitalisasi pada Anak dengan Riset Partisipan Orangtua

KATEGORI

Rendah (20-39)

Sedang (40-59)

Tinggi (60-80)

3.7. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Validitas dan reliabilitas merupakan unsur yang penting

dalam suatu penelitian kuantitatif. Alat ukur yang baik harus

memenuhi prasyaratan dalam validitas dan reliabilitas yang

ditujukan dengan tingginya validitas dan reliabilitas suatu alat ukur

tersebut (Azwar, 2000).

3.7.1. Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan ukuran

ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,

2000). Alat ukur dengan validitas yang tinggi menunjukan

Page 22: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

rendahnya kesalahan sebuah alat ukur dan semua pernyataan

yang digunakan sebagai alat ukur mempunyai korelasi yang

bermakna (construct validity) yang berarti semua item pernyataan

dapat digunakan sebagai alat ukur. Ketepatan alat ukur diketahui

dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total. Menurut

Suryabrata (2000), kriteria untuk menguji validitas suatu alat ukur

adalah koefisien korelasi item total ≥ 0,25. Namun, jika jumlah item

belum memenuhi maka batas kriteria koofisien korelasi item total

diturunkan dari 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20 (Azwar 2008:248).

3.7.2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu indeks yang digunakan untuk

mengetahui tingkat kepercayaan alat ukur yang dipakai. Semakin

tinggi reliabilitas suatu alat ukur maka tingkat kepercayaan alat ukur

tersebut semakin tinggi. Artinya alat ukur tersebut dapat dipakai

untuk mengukur gejala yang sama sebanyak 2 kali atau lebih

(Notoatmodjo, 2005).

Menurut Azwar (2000), salah satu metode yang digunakan

untuk mengetahui reliabilitas suatu alat ukur dengan menggunakan

teknik Alpha Cronbach. berikut adalah rumus Alpha Cronbach yang

digunakan :

Page 23: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

Keterangan: α = koofisien Alpha Cronbach N = jumlah item S2 = varians seluruh item Si2 = varians tiap item Σ Si

2 = S12+S2

2 +......+Sn2

Alat ukur yang digunakan dinyatakan reliabel apabila nilai

alpha yang mewakili nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (α > r

tabel). Interpretasi terhadap besarnya nilai α adalah sebagai

berikut:

α > 0,9 : kategori baik sekali (excellent)

0,8 < α ≤ 0,9 : kategori baik (good)

0,7 < α ≤ 0,8 : kategori dapat diterima (acceptable)

0,6 < α ≤ 0,7 :kategori dipertanyakan (questionable)

0,5 < α ≤ 0,6 : kategori jelek (poor)

α ≤ 0,5 : kategori ditolak (unacceptable)

3.8. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah uji normalitas,

uji linearitas dan pengujian korelasi Pearson product moment

3.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah regresi

telah memenuhi asumsi normal atau tidak, dilakukan dengan uji

Kolmogorov–Smirnov, dengan kriteria p-value (asymp. sig) > 0,05

berarti data terdistribusi normal (Ghozali, 2001)

Page 24: 3.1. Tipe Penelitian kemudian menelaah dua variabel pada ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2740/4/T1_462007022_BAB III... · dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang

3.8.2. Uji Linearitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model

yang digunakan sudah benar atau tidak dan fungsi yang digunakan

dalam studi empiris berbentuk linear, kuadrat, atau kubik. Untuk

kepentingan uji ini dalam penelitian ini digunakan uji F beda,

dengan kriteria nilai F beda > p (0,05)

3.8.3. Uji korelasi Pearson Product Moment

Menurut Bungin (2009), analisis data merupakan cara

seseorang untuk mengelola data yang telah terkumpul sehingga

dapat diambil kesimpulan tentang penelitian. Sesuai dengan tujuan,

maka metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara Family Centered Care sebagai variabel

independen dengan efek hospitalisasi pada anak sebagai variabel

dependen adalah analisis statistik Product Moment dari Pearson,

dengan perhitungan menggunakan SPSS 16 for Windows. Adapun

secara matematis rumusnya adalah :

Keterangan : rxy : koofisien korelasi product moment N : jumlah individu dalam sampel x : angka mentah untuk variabel X y : angka mentah untuk variabel Y