STRESS HOSPITALISASI

32
KEPERAWATAN JIWA I Disusun Oleh: Kelompok II Desak putu Ratih kumala Dewi Nurul Fath fikriyah Agil Saputra Okki Riawati Mistika Pembe Ulfa Mulflikha

Transcript of STRESS HOSPITALISASI

Page 1: STRESS HOSPITALISASI

KEPERAWATAN JIWA I

Disusun Oleh:

Kelompok II

• Desak putu Ratih kumala Dewi

• Nurul Fath fikriyah

• Agil Saputra

• Okki Riawati

• Mistika Pembe

• Ulfa Mulflikha

Page 2: STRESS HOSPITALISASI

Stress BerhubunganDengan Dampak

Hospitalisasi

Page 3: STRESS HOSPITALISASI

PENGERTIAN STRESSSuatu keadaan yang bersifat internal yangdisebabkan oleh tuntutan fisik, lingkungan dansituasi sosial yang merusak dan tidak terkontrol.Sangat bersifat individu yang bersifat merusak bilatidak ada keseimbangan antara daya tahan mentalindividu orang itu terhadap beban yangdirasakannya.Faktor kunci dari stress adalah persepsi seseorangdan penilaian terhadap situasi dan kemampuanuntuk menghadapi atau mengambil manfaat darisituasi yang dianggap membebaninya.

Page 4: STRESS HOSPITALISASI

Faktor Penyebab Stress

1.Faktor Eksternal

Faktor stress yang berasal dari luar : Kerjaanmenumpuk ,stress karena jalanan macet

2. Faktor Internal

Berhubungan dengan keadaan diri sendiri:harapan yang terlalu tinggi, ketakutan akansesuatu hal, trauma.

Page 5: STRESS HOSPITALISASI

KONSEP DASAR HOSPITALISASI

Page 6: STRESS HOSPITALISASI

pengertian hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu proses yangkarena suatu alasan yang berencana ataudarurat, mengharuskan klien untuk tinggal dirumahsakit, menjalani terapi dan perawatan sampaipemulangannya kembali kerumah. Selama prosestersebut anak dan orang tua dapat mengalamiberbagai kejadian yang menurut beberapapenelitian ditunjukkan dengan pengalaman yangsangat traumatic dan penuh dengan stress, (Supartini, 2004 hal : 188 ).

Page 7: STRESS HOSPITALISASI

Berbagai perasaan yang sering munculpada anak, yaitu : cemas, marah, sedih, takut,dan rasa bersalah ( Wong, 2000, dalamSupartini, 2004, hal : 188 ). Perasaan tersebutdapat timbul karena menghadapi sesuatu yangbaru dan belum pernah dialami sebelumnya,rasa tidak aman dan tidak nyaman, perasaankehilangan sesuatu yang biasa dialaminya dansesuatu yang dirasakan menyakitkan. Tidakhanya anak, orang tua juga mengalami hal yangsama. (Supartini, 2004 hal : 188 ).

Page 8: STRESS HOSPITALISASI

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang tuamengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknyadirumah sakit walaupun beberapa orang tua juga dilaporkantidak mengalami karena perawatan anak dirasakan dapatmengatasi permasalahannya (Hallstrom dan Ellander, 1997.Brewis, E. 1995, dalam Supartini 2004: 188 ).

Apabila anak stress selama dalam perawatan, orangtua menjadi stress pula, dan stress orang tua akan membuattingkat stress anak semakin meningkat ( Supartini, 2004 hal :188 ).

Anak adalah bagian dari kehidupan orang tuanyasehingga apabila ada pengalaman yang mengganggukehidupannya maka orang tua pun merasa sangat stress (Brewis ,1995, dalam Supartini hal : 188 ).

Page 9: STRESS HOSPITALISASI

Macam-Macam Hospitalisasi

a. Hospitalisasi Informal

b. Hospitalisasi Volunter

c. Hospitalisasi Involunter

d. Hospitalisasi Gawat Darurat

Page 10: STRESS HOSPITALISASI

Rentang Respon Hospitalisasi

Menurut Supartini ( 2004, hal : 189), berbagai macam perilaku yang dapatditunjukkan klien dan keluarga sebagai responterhadap perawatannya dirumah sakit, sebagaiberikut :

a. Reaksi anak terhadap hospitalisasi

b. Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi

Page 11: STRESS HOSPITALISASI

Manfaat HospitalisasiMenurut Supartini (2004, hal : 198) manfaathospitalisasi, sebagai berikut:

a. Membantu perkembangan keluarga dan pasiendengan cara memberi kesempatan keluargamempelajari reaksi pasien terhadap stresor yangdihadapi selama perawatan di Rumah sakit

b. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar.Untuk itu perawatan dapat memberi kesempatanpada keluarga untuk belajar tentang penyakit,prosedur, penyembuhan, terapi, dan perawatanpasien.

Page 12: STRESS HOSPITALISASI

c. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat .akan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan denganmemberi kesempatan pada pasien mengambilkeputusan, tidak terlalu bergantung pada orang laindan percaya diri.

d. Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinyadengan sesama klien yang ada, teman sebaya atauteman sekolah. Berikan kesempatan padanya untuksaling kenal dan membagi pengalamannya. Demikianjuga interaksi dengan petugas kesehatan dan keluargaharus difasilitasi oleh perawat karena selama dirumahsakit klien dan keluarga mempunyai kelompok yangbaru.

Page 13: STRESS HOSPITALISASI

Dampak Hospitalisasi

Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secaraumum hospitaisasi menimbulkan dampak padalima aspek,yaitu privasi,gaya hidup,otonomidiri,peran,dan ekonomi.

a. Privasi

b. Gaya Hidup

c. Otonomi

d. Peran

Page 14: STRESS HOSPITALISASI

hospitalisasi padaanak

Page 15: STRESS HOSPITALISASI

Hospitalisasi adalah suatu keadaankrisis pada anak, saat anak sakit dandirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadikarena anak berusaha untuk beradaptasidengan lingkungan asing dan baru yaiturumah sakit, sehingga kondisi tersebutmenjadi faktor stressor bagi anak baikterhadap anak maupun orang tua dankeluarga (Wong, 2000).

Page 16: STRESS HOSPITALISASI

Hospitalisasi merupakan suatu proses karenaalasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumahsakit untuk menjalani terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat di rumah sakittetap merupakan masalah besar danmenimbulkan ketakutan, cemas, bagi anak(Supartini, 2004). Hospitalisasi juga dapatdiartikan adanya beberapa perubahan psikisyang dapat menjadi sebab anak dirawat dirumah sakit (Stevens, 1999).

Page 17: STRESS HOSPITALISASI

Stressor pada Anak yang Dirawat di Rumah Sakit

A. STRESSOR PADA INFANTa. pengertian

Pada usia 6 bulan akan memperlihatkan SeparationAnxiety dimana bayi menenagis keras jika ditinggal ibunya.Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tidakmenyenangkan, pergerakan tubuh yg berlebihan dan menangiskuat.b. Separation anxiety ( cemas karena perpisahan )-Pengertian terhadap realita terbatas hubungan dengan ibusangat dekat-Kemampuan bahasa terbatasc. Respon Infant akibat perpisahan dibagi tiga tahap• Tahap Protes ( Fase Of Protes )• Tahap Putus Asa ( Phase Of Despair )• Tahap Menolak ( Phase Detachment / Denial )d. Kehilangan Fungsi dan Kontrol

Page 18: STRESS HOSPITALISASI

Hal ini terjadi karena ada persepsi yang salah tentangprosedur dan pengobatan serta aktivitas di rumahsakit, misalnya karena diikat/restrain tangan, kaki yangmembuat anak kehilangan mobilitas dan menimbulkanstress pada anak

e. Gangguan Body Image dan Nyeri

• Infant masih ragu tentang persepsi body image

• Tetapi dengan berkembangnya kemampuan motorikinfant dapat memahami arti dari organ tubuhnya, missal: sedih/cemas jika ada trauma atau luka.

• Warna seragam perawat / dokter ( putih ) diidentikandengan prosedur tindakan yang menyakitkan sehinggameningkatkan kecemasan bagi infant.

Page 19: STRESS HOSPITALISASI

B. STRESSOR PADA ANAK USIA AWAL ( TODDLER & PRASEKOLAH

Reaksi emosional ditunjukan dengan menangis,marah dan berduka sebagai bentuk yang sehat dalammengatasi stress karena hospitalisasi. Pada usia 6 bulanakan memperlihatkan Separation Anxiety dimana bayimenangis keras jika ditinggal ibunya.

Perlukaan dan rasa sakit : ekspresi wajah tidakmenyenangkan, pergerakan tubuh yg berlebihan danmenangis kuat.

Respon prilaku yang anak sesuai dengan tahapannyayaitu :

1. Tahap protes

2. Tahap putus asa

3. Tahap denial

Page 20: STRESS HOSPITALISASI

A. Pengertian Anak Tentang Sakit:

1. Anak mempersepsikan sakit sebagai suatu hukumanuntuk perilaku buruk, hal ini terjadi karena anakmasih mempunyai keterbatasan tentang dunia disekitar mereka.

2. Anak mempuyai kesulitan dalam pemahamanmengapa mereka sakit, tidak bias bermain dengantemannya, mengapa mereka terluka dan nyerisehingga membuat mereka harus pergi ke rumah sakitdan harus mengalami hospitalisasi.

3. Reaksi anak tentang hukuman yang diterimanya dapatbersifat passive, cooperative, membantu atau anakmencoba menghindar dari orang tua, anak menjadimarah.

Page 21: STRESS HOSPITALISASI

B. Separation /perpisahan

1. Anak takut dan cemas berpisah dengan orangtua

2. Anak sering mimpi buruk

Page 22: STRESS HOSPITALISASI

C. Kehilangan Fungsi Dan Kontrol

Dengan adanya kehilangan fungsi sehubungandengan terganggunya fungsi motorik biasanyamengakibatkan berkurangnya percaya diri padaanak sehingga tugas perkembangan yang sudahdicapai dapat terhambat. Hal ini membuat anakmenjadi regresi; ngompol lagi, suka menghisapjari dan menolak untuk makan.Restrain /Pengekangan dapat menimbulkan anak menjadicemas

Page 23: STRESS HOSPITALISASI

D. Gangguan Body Image Dan Nyeri

1. Merasa tidak nyaman akan perubahan yangterjadi

2. Ketakutan terhadap prosedur yangmenyakitkan

Page 24: STRESS HOSPITALISASI

D. STRESSOR PADA USIA PERTENGAHAN

Restrain atau immobilisasi dapat menimbulkan kecemasana.Pengertian tentang sakit- anak usia 5 – 7 tahun mendefinisikan bahwa merekasakit sehingga membuat mereka harus istirahat di tempattidur- Pengalaman anak yang terdahulu selalu mempengaruhipengertian anak tentang penyakit yang di alaminya.

b.Separation /Perpisahan- Dengan semakin meningkatnya usia anak, anak mulaimemahami mengapa perpisahan terjadi.- Anak mulai mentolerir perpisahan dengan orang tuayang berlangsunng lama.- Perpisahan dengan teman sekolah dan guru merupakanhal yang berarti bagi anak sehingga dapat mengakibatkananak menjadi cemas.

Page 25: STRESS HOSPITALISASI

c.Kehilangan Fungsi Dan Kontrol

- Bagi anak usia pertengahan ancaman akanharga diri mereka sehingga sering membuatanak frustasi, marah dan depresi.

- Dengan adanya kehilangan fungsi dan controlanak merasa bahwa inisiatif mereka terhambat.

d.Gangguan body image dan nyeri

- anak mulai menyadari tentang nyeri

- Anak tidak mau melihat bagian tubuhnya yangsakit atau adanya luka insisi.

Page 26: STRESS HOSPITALISASI

D. STRESSOR PADA ANAK USIA AKHIRa.pengertian:Anak mulai mulai memahami konsep sakit yang biasdisebbkan oleh factor eksternal atau bakteri, virus dan lain-lain. Mereka percaya bahwa penyakit itu bisa dicegahb.Separation / Perpisahan- Perpisahan dengan orang tua buakan merupakan suatumasalah- Perpisahan dengan teman sebaya / peer group dapatmengakibatkan stress- Anak takut kehilangan status hubungan dengan temanc.Kehilangan fungsi controlAnak takut kehilangan control diri karena penyakit dan rasanyeri yang dialaminya.d.Gangguan body Image- Anak takut mengalami kecacatan dan kematian- Anak takut sesuatu yang terjadi atau berpengaruh terhadapalat genitalianya

Page 27: STRESS HOSPITALISASI

E. STRESSOR PADA ADOLESCENT/REMAJA

a.Pengertian tentang sakit- Anak mulai memahami konsep yang abstrak dan penyebab sakit yangbersifat kompleks- Anak mulai memahami bahwa hal-hal yang bias mempengaruhi sakit.b.Separation / Perpisahan- Anak remaja sangat dipengaruhi oleh peer groupnya, jika mereka sakit akanmenimbulkan stress akan perpisahan dengan teman sebayanya.- Anak juga kadang menghinda dan mencoba membatasi kontak dengan peergroupnya jika mereka mengalami kecacatan.c.Kehilangan fungsi control- bagi remaja sakit dapat mempengaruhi fungsi kemandirian mereka.- Penyakit kronis dapat menimbulkan kehilangan dan mengncam konsep diriremaja.- Reaksi anak biasanya marah frustasi atau menarik dirid.Gangguan body image- sakit pada remaja mengakibatkan mereka merasa berbeda dengan peergroupnya dan sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam menanganistress karena adanya perubahan body image. Remaja khawatir diejek olehteman / peer groupnya.- Mengalami stress apabila dilakukan pemeriksaan fisik yang berhubungandengan organ seksual.

Page 28: STRESS HOSPITALISASI

F. STRESSOR DAN REAKSI KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN HOSPITALISASIANAK

Bagian integral dari keluargaàAnak Jika anak harus menjalanihospitalisasi akan memberikan pengaruh terhadap angggota keluarga danfungsi keluarga ( Wong & Whaley, 1999)

A. Reaksi orang tua dipengaruhi oleh :1.Tingkat keseriusan penyakit anak2.Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi3.Prosedur pengobatan4.Kekuatan ego individu5.Kemampuan koping6.Kebudayaan dan kepercayaan7 Komunikasi dalam keluargaPada umumnya reaksi orang tua:1.Denial / disbelief2.Marah / merasa bersalah3.Ketakutan, cemas dan frustasi4.Depresi

Page 29: STRESS HOSPITALISASI

G. Reaksi sibling

a.Pada umumnya reaksi sibling-merasa kesepian-Ketakutan-Khawatir-Marah-Cemburu-Rasa benci-Rasa bersalahb.Pengaruh pada fungsi keluarga-Pola Komunikasi-Komunikasi antar anggota keluarga terganggu-Respon emosional tidak dapat terkontrol dengan baikc. Penurunan peran anggota keluargaPola komunikasi-Kehilangan peran orang tua-Perhatian orang tua tertuju pada anak yang sakit dan di rawat-Kadang orang tua menyalahkan sibling sebagai perilaku antisocial.d. Cara mengatasi masalah yang mungkin timbul sehubungan dengan hospitalisasi anak• Libatkan orang tua dalam mengatasi stress anak dan pelaksanaan asuhan keperawatan• Bina hubungan saling percaya antara perawat dengan anak dan keluarga.• Kurangi batasan-batasan yang diberikan pada anak• Beri dukungan pada anak dan keluarga• Beri informasi yang adekuat.

Page 30: STRESS HOSPITALISASI

H. REAKSI ORTU DAN SAUDARA KANDUNG TERHADAP ANAK YANG DIHOSPITAL1. Reaksi ortu :• Perasaan cemas dan takut : perasaan tersebut muncul pada saat ortumelihat anak mendapat prosedur menyakitkan ( Perawat harus bijaksana danbersikap pada anak dan ortu).• Cemas yang paling tinggi dirasakan ortu pada saat menunggu informasittg diagnosis penyakit anaknya.• Rasa takut muncul pada ortu terutama akibat takut kehilangan anakpada kondisi sakit terminal.• prilaku yang sering ditunjukkan ortu : sering bertanya ttg hal yang samasecara berulang pada org berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang, danbahkan marah.2. Perasaan Sedih : Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal dan ortumengetahui bahwa tidak ada lagi harapan anaknya untuk sembuh.3. Perasaan frustasi : Muncul pada kondisi anak yang telah dirawat cukuplama dan dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnyadukungan psikologis.Reaksi saudara kandung• Marah• Cemburu• Benci dan bersalah

Page 31: STRESS HOSPITALISASI

KesimpulanStress adalah suatu keadaan yang bersifat internal yang

disebabkan oleh tuntutan fisik , lingkungan dan situasi sosialyang merusak dan tidak terkontrol. Stress sangat bersifatindividu yang bersifat merusak bila tidak ada keseimbanganantara daya tahan mental individu orang ituterhadap bebanyang dirasakannya. faktor kunci dari stress adalah persepsiseseorang dan penilain terhadap situasi dan kemampuanuntuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yangdianggap membebaninya. Faktor penyebab stress adalahfaktor internal dan faktor internal.

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karenasuatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskanklien untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi danperawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selamaproses tersebut anak dan orang tua dapat mengalamiberbagai kejadian yang menurut beberapa penelitianditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatic danpenuh dengan stress, ( Supartini, 2004 hal : 188 ).

Page 32: STRESS HOSPITALISASI

TERIMA KASIH !