3. HIPOTERMIA
-
Upload
cynthia-ratna-juharsa -
Category
Documents
-
view
378 -
download
4
Transcript of 3. HIPOTERMIA
HIPOTHERMIA
PENDAHULUAN
• Salah satu masalah yang dialami bayi pada masa transisi saat kelahiran salah satunya adalah hipotermi.
• Hipotermia merupakan salah satu penyebab angka morbiditas dan mortalitas pada neonatal, sekitar 7% bayi baru lahir banyak mengalami hipotermi
• Menurut Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Kemenkes, penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari karena hipotermi adalah 6,8%.
DEFINISI• Hipotermia adalah kehilangan suhu tubuh bayi kurang
dari nomal (36,5°C) pada pengukuran suhu melalui ketiak.
Nilai normal 36,5°C – 37,5°C.
• Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 360C (Dep.Kes. RI, 1994).
• Sedangkan menurut Sandra M.T. (1997) bahwa hipotermi yaitu kondisi dimana suhu inti tubuh turun sampai dibawah 35°C.
PATOFISIOLOGIMekanisme Kehilangan Panas BBL1. Evaporasi
– Proes hilangnya panas tubuh bila bayi berada dalam keadaan basah. – Kehilangan panas yang terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh
bayi setelah lahir.
2. KonduksiProses hilangnya panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.Misal bayi diletakkan diatas meja.
3. KonveksiProses hilangnya panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin.Misal :tiupan kipas angin atau AC
4. RadiasiProses hilangnya panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat dengan benda
yang temperturenya lebih rendah dari temperature tubuh bayi
PATOFISIOLOGI
• Karena faktor diatas maka bayi menjadi dingin.• Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen
menyampaikan pesan pada sentral pengatur panas di hipothalamus. sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak. Gula darah meningkat, tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi untuk menghasilkan panas.
• Daerah brown fat (lemak colkat) menjadi panas & didistribusikan ke tubuh melalui aliran darah. Bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat.
ETIOLOGI
• Jaringan lemak subkutan tipis.• Pusat pengaturan panas pada bayi belum berfungsi dengan
sempurna• Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dari pakaiannya
agar ia tidak kedinginan. • Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan
besar.• Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan
panas • Cadangan glikogen dan brown fat sedikit. BBL (Bayi Baru
Lahir) tidak mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan. (Indarso, F, 2001).
• Kurangnya pengetahuan dalam pengelolaan bayi beresiko tinggi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin yang mengalami hipotermi. ( Klaus, M.H et al, 1998).
Resiko terjadinya hipotermia
1. Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
2. Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir
3. Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
4. Tempat melahirkan yang dingin (putus rantai hangat).
5. Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan pernafasan, hipoglikemia perdarahan intra kranial.
Tanda-tanda klinis hipotermia
• Aktivitas berkurang, letargis• Tangisan lemah• Kulit berwarna tidak rata ( cutis marmorata )• Kemampuan menghisap lemah• Kaki teraba dingin
Hipotermia sedang
(stres dingin)
• Sama dengan hipotermia sedang• Bibir dan kuku kebiruan• Pernafasan lambat • Bunyi jantung lambat• Resiko untuk kematian bayi • Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemi dan asidosis
metabolik
Hipotermia berat (cidera dingin)
•Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang•Bagian tubuh lainnya pucat•Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan(Saifudin, 2002)
Stadium
lanjut hipotermia
Lanjutan ….
Penatalaksanaan Hipotermia oleh Bidan7 rantai hangat
• Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering dan bersih.
• Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir/ air ketuban segera setelah lahir dengan handuk yang kering dan bersih.
• Menjaga bayi hangat dengan cara mendekap bayi di dada ibu dengan keduanya diselimuti (Metode Kangguru).
• Memberikan penghangatan pada bayi baru lahir secara mandiri.
• Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu rujukan
Lanjutan
• Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang rooting reflex dan bayi memperoleh kalori dengan :
-Menyusui bayi. -Pada bayi kurang bulan yang belum bisa menetek ASI diberikan dengan sendok atau pipet. -Selama memberikan ASI bayi dalam dekapan ibu agar tetap hangat.
Lanjutan ...
Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan.Menunda memandikan bayi lahir sampai suhu tubuh normal
Jika bayi sakit berat atau hipotermia berat ( suhu aksiler < 35°c)
• Gunakan alat yang tersedia(incubator,radiant heater,kamar hangat,tempat tidur hangat)
• Rujuk segera ketempat pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU
• Jika bayi sianosis(biru) atau sukar bernafas ( frekuensi < 30 atau > 60 x permenit,tarikan dinding dada kedalam atau merintih),berin oksigen lewat keteter hidung atau nasal prong.
Jika bayi tidak begitu tampak sakit dan suhu aksiler 35°c atau lebih:
• Pastikan bayi dijaga tetap hangat.Bungkus bayi dengan kain lunak,kering,selimuti dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas
• Dorong ibu untuk segera menyusui setelah bayi siap
• Pantau suhu aksiler setiap jam sampai normal• Bayi dapat diletakkan delam incubator atau
dibawah radiant heater
LANGKAH PROMOTIF & PREVENTIF
1. Mengeringkan Bayi segera setelah lahir2. Menunda memandikan bayi sampai suhu tubuh bayi sabil3. Rawat bayi yang kecil diruang yang hangat (tidak kurang 25OC dan
bebas dari aliran angin4. Jangan meletakan bayi dekat dengan benda yang dingin5. Jangan meletakan bayi langsung di permukaan yang dingin6. Pada waktu dipindahkan ketempat lain, jaga bayi tetap hangat
dan gunakan pemancar panas atau kontak kulit dengan ibu.7. Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar
tetap hangat walau dalam keadaan dilakukan tindakan. 8. Berikan tambahan kehangatan pada waktu dilakukan tindakan9. Ganti popok setiap kali basah.10. Ukur suhu tubuh bayi sesuai jadwal.
Lanjut……..
Keadaan bayi Frekuensi pengukuran
Bayi sakit Tiap jam
Bayi kecil tiap 12 jam
Keadaan bayi yang membaik
Sekali sehari
Tabel pengukuran suhu tubuh bayi
Lanjut……..
Berat bayi Suhu Inkubator (OC) menurut umur*
35 OC 34 OC 33 OC 32 OC
< 500 g 1-10 hari 11 hari-3 minggu
3-5 minggu > 5 minggu
1500-2000 g
1-10 minggu 11 hari- 4 minggu
> 4 minggu
2100-2500 g
1-2 minggu 3 hari-3 minggu
> 3 minggu
> 2500 g > 2 hari
Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut berat dan umur
Lanjut……..
CARA PETUNJUK PENGGUNAAN
Kontak kulit Untuk semua bayi Tempelkan kulit atau permukaan kulit bayi langsung pada permukaan kulit
ibu, misal denga merangkul, menempelkan pada payudara atau meneteki Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat, atau menghangatkan
bayi hipotermi (32-36,4 OC) apabila cara lain tisak mungkin dilakukan
Kangaroo Mother Care ( KMC) Untuk menstabilkan bayi dengan berat badan < 2.500 gram terutama direkomendaskan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan < 1.800 gram
Tidak untuk bayi yang sakit berat ( sepsis, gangguan nafas berat) Tiak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat merawat
bayinya. Pada ibu yang sdang sakit, dapat dilakukan ole keluarga ( pengganti ibu)
Pemancar Panas Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1500 gram atau lebih Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan tau
menghangatkan kembali bayi hipotermi
Lampu penghangat Bila tersedia pemancar panas, dapat digunakan lampu pijar maksimal 0 watt dengan jarak 60 cm
Inkubator Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat < 1,500 gram yang tidak dapat dilakukan KMC
Untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan nafas berat)
Boks penghangat Bila tidak tersedia inkubator, dapat digunakan boks penghangat dengan menggunakan lampu pijar maksimal 60 watt sebagai sumber panas
Ruangan hangat Untuk merawat bayi dengan berat < 2.500 gram yang tidak memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan,
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan nafas berat)
Cara menghangatkan& mempertahankan suhu tubuh bayi
Hatur Nuhun ,,
,,
LATIHAN SOAL