3 FR HT

14
3 FR HT ? 4. Nutrisi dan Berdasarkan Buku Penuntun Diit Edisi Baru diit yang diberikan pada penderita stroke adal bertujuan : 1. Memberikan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatika komplikasi penyakit 2. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus 3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Diit untuk penderita stroke biasa kita sebut dengan diit stroke ini berbeda dengan diit D menghindari makanan yang berlemak dan berkadar natrium tinggi. Beberapa makanan yang tida adalah : - Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak (kambing, babi, ham, sosis, kul - Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin, ikan pindang, ter - Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam - Margarine , mentega - Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, petis, tauco, saus tomat - Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, sawi, lobak - Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong, nangka dan durian - Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi, teh kental Natrium adalah sejenis mineral yang diperlukan oleh tubuh kita tetapi tubuh sering mendap dibutuhkan. Dan konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam ca dan untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstra volume cairan ekstraseluler menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak tim disarankan mengurangi konsumsi garam natrium yaitu tidak lebih dari 6 gram per hari, atau Perlu kita ketahui pada diit stroke ini ada tahapan pemberian makan yang dibagi menjadi 2 1. Fase akut (24 48 jam) Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase ini diberi peroral/ NPO) dan dilanjutkan dengan makanan enteral (NASO GASTRIC TUBER/NGT). Pemberian perlu dimonitor dengan baik. 2. Fase Pemulihan Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lun Jadi jika pasien tidak bisa menelan atau tidak sadarkan diri tetap diberikan makan berup (makanan lewat pipa). Diit bagi penderita stroke ada 4 tahapan yaitu : 1. Diit Stroke I Diit Stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada ganggguan fungsi mene bentuk cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan peroral atau Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 2 -3 jam. Lama pemberian makanan disesuaikan den makanan yang dianjurkan : Sumber karbohidrat : maizena, tepung beras, tepung hunkwe dan sagu Sumber protein hewani : susu whole dan skim, telur ayam 3- 4 btr/minggu Sumber protein nabati : susu kedelai, sari kacang hijau dan susu tempe Sumber lemak : sari buah yang dibuat dari jeruk, pepaya, tomat, sirsak dan apel Minuman : teh encer, sirup, air gula, madu dan kaldu 2. Diit Stroke II Diit Stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Stroke I atau kepada pasie makanan merupakan kombinasi cair jernih, cair kental, dan saring. 3. Diit Stroke III dan IV

Transcript of 3 FR HT

3 FR HT ? 4. Nutrisi dan Berdasarkan Buku Penuntun Diit Edisi Baru diit yang diberikan pada penderita stroke adalah Diit Stroke. Diet Stroke bertujuan : 1. Memberikan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit 2. 3. Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Diit untuk penderita stroke biasa kita sebut dengan diit stroke ini berbeda dengan diit DM. Jadi bagi penderita stroke sebaiknya menghindari makanan yang berlemak dan berkadar natrium tinggi. Beberapa makanan yang tidak disarankan untuk dikonsumsi adalah : - Semua makanan yang digoreng, semua daging yang berlemak (kambing, babi, ham, sosis, kullit ayam, lemak hewan) - Jerohan, kepiting, cumi-cumi, udang dan kerang, ikan laut, ikan asin, ikan pindang, teri, udang kering, telur asin - Roti, kue yang mengandung soda kue atau garam - Margarine , mentega - Garam dapur, vetsin, soda kue, kecap, maggi, petis, tauco, saus tomat - Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, sawi, lobak - Buah-buahan yang masam atau bergas seperti nanas, kedondong, nangka dan durian - Minuman yang mengandung alkohol, soda, kopi, teh kental Natrium adalah sejenis mineral yang diperlukan oleh tubuh kita tetapi tubuh sering mendapatkannya lebih banyak dari yang dibutuhkan. Dan konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat dan untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak timbulnya hipertensi. Karena itu disarankan mengurangi konsumsi garam natrium yaitu tidak lebih dari 6 gram per hari, atau setar dengan 1 sdt. Perlu kita ketahui pada diit stroke ini ada tahapan pemberian makan yang dibagi menjadi 2 fase yaitu : 1. Fase akut (24 48 jam) Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan parenteral (nothing peroral/ NPO) dan dilanjutkan dengan makanan enteral (NASO GASTRIC TUBER/NGT). Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik. 2. Fase Pemulihan Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak dan makanan biasa. Jadi jika pasien tidak bisa menelan atau tidak sadarkan diri tetap diberikan makan berupa makanan enteral (NGT) yaitu MLP (makanan lewat pipa). Diit bagi penderita stroke ada 4 tahapan yaitu : 1. Diit Stroke I Diit Stroke I diberikan kepada pasien dalam fase akut atau bila ada ganggguan fungsi menelan makanan diberikan dalam bentuk cair kental atau kombinasi cair jernih dan cair kental yang diberikan peroral atau NGT sesuai dengan keadaan penyakit. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 2 -3 jam. Lama pemberian makanan disesuaikan dengan keadaan pasien. Bahan makanan yang dianjurkan : Sumber karbohidrat Sumber protein hewani Sumber protein nabati Sumber lemak Minuman 2. Diit Stroke II Diit Stroke II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diit Stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan kombinasi cair jernih, cair kental, dan saring. 3. Diit Stroke III dan IV : maizena, tepung beras, tepung hunkwe dan sagu : susu whole dan skim, telur ayam 3- 4 btr/minggu : susu kedelai, sari kacang hijau dan susu tempe : sari buah yang dibuat dari jeruk, pepaya, tomat, sirsak dan apel : teh encer, sirup, air gula, madu dan kaldu

Diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet Stroke II, dengan bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien dan penyakit penyertanya. Yaitu bubur atau nasi Memang tidak ada yang mau kena stroke tetapi jika melihat akibat yang ditimbulkan ya bisa kita sebut silent killer yang diamdiam mematikan. Dan mulai sekarang berulang kali kami menganjurkan kepada seluruh Sobat Harmoni kita ubah pola makan kita yang mungkin sebelumnya suka asin atau makanan siap saji ke makanan yang sehat. Dan makanan yang sehat ini tidaklah mahal yang penting cukup kiandungan gizinya. Dan saya punya contoh menu sehari bagi penderita stroke yaitu : Diet stroke III Makan Pagi Nasi Tim Telur rebus Cah Labu Siam Pukul 10.00 Selada buah Makan Siang Nasi Tim/Bubur Pepes Ikan Tumis Tempe Sayur Asem Pepaya Pukul 16.00 Roti Bakar isi Pisang Makan Malam Nasi Tim/ Bubur Ayam Bumbu Bali Gadon Tahu Cah Kacang Panjang Jeruk PUSTAKA Instalasi Gizi, Materi Penyuluhan Gizi Pastoral Care, RSK Budi Rahayu, 2006 Maria Dewi, Materi Seminar Intern CVA, RSK Budi Rahayu, 2006 Berbagai sumber di internet terapi cairan ? Jakarta, 28 Apr 2008 Terapi Cairan pada Pasien Stroke Terapi Cairan pada Pasien Stroke Air yang masuk ke dalam tubuh pasien stroke harus diusahakan cukup karena pasien memiliki risiko dehidrasi, terutama jika ada disfagia dan penurunan kesadaran (1,5) Kini di beberapa tempat perawatan khusus untuk stroke, sudah menjadi praktek standar bahwa pasien dipantau dan diupayakan bahwa parameter-parameter fisiologis, seperti tekanan darah, suhu, status hidrasi, kadar gula dan kejenuhan oksigen menjadi stabil (1) Cairan parenteral bisa mengurangi kekerapan dehidrasi, memelihara tekanan darah setelah stroke akut.(2) Pemilihan cairan awal selama fase akut biasa dibuat sesuai kehendak dokter, karena kajian mengenai gangguan imbang elektrolit setelah stroke akut adalah tidak banyak, dan masih belum jelas apakah status hidrasi di awal mempengaruhi prognosis atau kesembuhan pasien stroke. Biasanya, rehidrasi dengan dekstrosa lima persen atau larutan hipotonik selama jam-jam pertama tidak dibenarkan karena air mudah masuk ke dalam sel otak, sehingga memperburuk edema otak. The American Heart Association sudah menganjurkan normal saline 50 ml/jam selama jam-jam pertama dari stroke iskemik akut (3). Namun, tidak dikatakan dengan jelas kapan harus diganti ke larutan maintenance. Metabolisme anaerobik yang dipicu oleh iskemia mengakibatkan asidosis laktat dan meninggikan PCO2 jaringan(tidak musti asidosis laktat sistemik)(4). Fakta inilah menyebabkan banyak dokter enggan memakai RL selama fase akut stroke. Kedua, osmolaritas RL 273 dianggap hipotonik bila dibanding plasma (normal 285 + 5 mOsm/L). Karena belum ada regimen cairan standar, neurolog mungkin memakai normal saline, larutan Ringer (RS) atau ada juga yang memakai RL. Pemakai RS mengira osmolaritas RS (310 mOsm/L) ideal dalam

mencegah edema , atau menduga bahwa RS adalah sama dengan RL minus laktat. Sebenarnya, kandungan natrium dan klorida keduanya juga berbeda bermakna (6). Karbohidrat Eletrolit(mEq/L)

Produk

Glukosa (g/L) -

Na+

K+

Ca++

Cl-

Laktat

Asetat

(mOsm/L)

Vol (ml) 500

Normal saline Ringers solution Lactated Ringer (LR) Asering (acetated Ringer'sAR) KAEN 3B KAEN 3A

154

-

-

154

-

-

308

-

147

4

4,5

155.5

-

-

310

500

-

130

4

3

109

28

-

273

500

-

130

4

3

109

-

28

273

500

27 27

50 60

20 10

-

50 50

20 20

-

290 290

500 500

Bila kita berbicara dalam konteks resusitasi cairan pada syok hipovolemik, penggunaan normal saline dan RS yang berkepanjangan bisa menambah risiko asidosis hiperklroremik. Pada trauma kepala atau perdarahan subaraknoid, pemakaian normal saline dan Ringers solution mungkin cocok karena tingginya kekerapan gangguan elektrolit, khususnya hiponatremia. Setiap penyakit intrakranial, pembedahan, ventilasi mekanik dan obat-obat bius bisa dipersulit oleh gangguan elektrolit. Ada dua keadaan, disebut cerebral salt wasting syndrome (CSWS) dan SIADH. Yang pertama adalah deplesi sejati dari natrium dan walaupun gambaran kliniknya hampir sama dengan yang kedua, kondisi ini (CSWS) memerlukan pendekatan berbeda. CSWS memerlukan infus agresif larutan yang mengandung natrium tinggi. ( 7) Sebaliknya, SIADH cukup dikelola dengan pembatasan cairan sebanyak 600-800 ml/hari. Namun, pembatasan cairan tidak mungkin dilakukan pada pasien kritis yang memerlukan lebih banyak air untuk menjaga tekanan perfusi serebral.. Kedua kondisi ini merupakan indikasi yang sesuai untuk normal saline dan Ringer solution. Walaupun demikian, masih belum jelas apakah normal saline atau Ringers solution sesuai sebagai larutan rumatan untuk stroke iskemik akut. Perlu juga diketahui bahwa hiponatremia palsu dapat disebabkan oleh respons hipoglikemik selama fase akut. Setiap 100 mg/dl kenaikan kadar gula akan disertai penurunan 1.7 mEq/L natrium. Selain itu, osmolaritas plasma juga merupakan faktor penting. Satu kajian baru telah memperlihatkan bahwa peningkatan osmolaritas plasma ketika pasien baru masuk juga berkaitan dengan mortalitas stroke. Osmolaritas plasma >296 disebut sebagai hiperosmolar. Namun kajian ini tidak memperlihatkan pengaruh rehidrasi intravena terhadap prognosis. Sebaliknya rehidrasi oral lebih berpengaruh terhadap prognosis ( 2) (catatan: jenis larutan infus tidak disebutkan secara eksplisit). Acetated Ringers mungkin merupakan alternatif yang lebih rancak dari NS dan RS.. LR dan AR berbeda pada sumber bikarbonat. LR mengandung 28 mmol laktat per liter sedangkan AR 28 mmol asetat. Berbeda dengan laktat, yang metabolismenya terjadi terutama di dalam hati, asetat dimetabolisme terbanyak dalam otot dan sebagian kecil dalam ginjal dan jantung. AR sudah menjadi cairan resusitasi standar untuk ketoasidosis diabetik pada anak, dan terbukti sebagai larutan intraoperatif lebih baik daripada LR dalam menjaga suhu tubuh sentral selama pembiusan isofluran dan sevofluran.( 8,9,10) . Masalah osmolaritas bisa dipecahkan dengan penambahan MgSO4 20% atau 40%. Sebagai contoh, untuk menaikkan osmolaritas AR menjadi 290, tambahkan 10 ml MgSO4 20% ke dalam 1 liter AR. Pemberian MgSO 4 aman untuk pasien.(11) Osmolaritas Asering (Acetated Ringers ) 273.4 285 7.25 Osmolaritas yang dikehandaki ml 20% MgSO4 yang paralu ditambahkan Magnesium (mEq/cc) Magnesium (total) 12 mEq

273.4 273.4 273.4

290 295 300

10.375 13.5 16.625

1.66 mEq/cc

17 mEq 22.41 mEq 27.5 mEq

Segera setelah hemodinamik stabil, terapi cairan rumatan bisa diberikan sebagai KAEN 3B/KAEN 3A. Kedua larutan ini lebih baik pada dehidrasi hipertonik serta memenuhi kebutuhan homeostasis kalium dan natrium. Kini banyak bukti bahwa asupan kalium tinggi bisa mengurangi kematian akibat stroke, bahkan bila tekanan darah sebanding antara kelompok asupan kalium rendah dan tinggi. (12). KESIMPULAN : Neurolog tidak bisa menganggap enteng kepentingan status hidrasi dari pasien stroke. Satu kesimpulan khusus dari uji klinik stroke adalah ada perbedaan dalam pengelolaan fisiologi akut (misal suhu, tekanan darah, gula darah dan hidrasi) antara unit stroke dan perawatan non-stroke. Pendekatan rehidrasi pasien stroke iskemik berbeda dari SAH, trauma kepala atau bedah saraf. Penentuan waktu dan pemilihan cairan parenteral harus dikaji ulang. Satu calon yang baik sebagai larutan awal pada stroke iskemik adalah ringer asetat. Berbeda dengan normal salin dan RS, risiko asidosis hiperkloremik tidak ada bila cairan diberikan secara agresif untuk mengkoreksi dehidrasi dan syok. Kedua, AR tidak mengacaukan interpretasi asidosis laktat fokal (jaringan ). Jika dikehendaki mendekatkan osmolaritas ringer asetat dengan plasma, boleh ditambahkan magnesium sulfat 20% karena aman. Di samping itu, kini ada uji klinik skala besar yang melibatkan 712 pasien. Setelah fase akut stroke, larutan rumatan bisa diberikan untuk memelihara homeostasis elektrolit, khususnya kalium dan natrium. Referensi : 1. Bhalla A, Wolfe CD, Rudd AG. management of acute physiological parameters after stroke. QJM 2001 Mar;94(3):16772. 2. Bhalla A. et al. Influence of Raised Plasma Osmolality on clinical outcome after acute stroke. Stroke. 2000;31:20432048 3. Guidelines of Acute Ischemic Stroke. American Heart Assocation 4. William E. Hoffman, Fady T. Charbel, , Guy Edelman, James I. Ausman, Brain tissue acid-base changes during ischemia Neurosurgical Focus 2(5): Article 2, 1997 5. Whelan K. Inadequate fluid intakes in dysphagic acute stroke.Clin Nutr 2001 Oct;20(5):423-8 6. Pedoman Cairan Infus PT Otsuka Indonesia 2000 7. James Springate. Cerebral Salt-Wasting Syndrome. eMedicine Journal, may 2, 2001 Vol 2 No 5 8. Ringers acetate solution in clinical practice. Medimedia 1999 9. Kashimoto S. Comparative effects of Ringers acetate and lactate solutions on intraoperative central and peripheral temperatures. J Clin Anesth1998;10(1):23-27 10. Mark A Graber. Terapi Cairan, Elektrolit dan Metabolik. Farmedia (in press) 11. Keith W. Muir, Keneddy R. Lees. Dose Optimization of Intravenous Magnesium Sulfate. (stroke.1998;29:918-923). 12. Feng J He, Graham A MacGregor, Beneficial effects of potassium BMJ 2001;323:497-501 ( 1 September ) 3. Penanganan Stress 4. STres?? 5. Sopor 6. MAnitol Sukralfat merupakan obat anti ulkus peptikum dengan mekanisme aksi sbb : Dengan adanya asam yang menginduksi kerusakan, hidrolisis mukosa yang diperantarai pepsin berperan dalam ulcerasi dan erosi mukosa. Proses ini dapat dihambat dengan adanya polisakarida tersulfatasi. Sukralfat terdiri dari sukrosa octasulfat ditambah dengan Al(OH)3. Pada lingkungan asam, sukralfat membentuk suatu polimer yang bersifat viskus dan lengket, berwarna kuning keputihan. Sukralfat membentuk suatu jembatan polivalen antara polianion sukralfat yang bermuatan negatif dan protein yang bermuatan positif pada daerah yang luka. Adapun dosis penggunaannya diatur sbb : Anak-anak : 40-80 mg/kg/hari terbagi setiap 6 jam. Dewasa : untuk pencegahan ulkus digunakan dosis 1 gram 4 kali sehari. Sedangkan untuk perawatan ulkus 1 gram tiap 4 jam. Untuk pencegahan ulkus duodenal digunakan dosis 1 gram 2 kali sehari. Untuk perawatan ulkus duodenal digunakan 1 gram 4 kali sehari pada saat lambung kosong, dan sebelum tidur selama 4-8 minggu (dewasa), untuk usia lanjut dapat sampai 12 minggu. Efek samping samping yang mungkin terjadi yaitu berupa konstipasi, yang mungkin disebabkan oleh ion alumunium, mulut kering, mual (nausea), dan ruam-ruam merah (rashes). Tablet sukralfat berukuran besar sehingga memungkinkan susah ditelan oleh orang yang lanjut usia. Sukralfat juga tersedia dalam bentuk suspensi. Contoh obat: Carafate yang tersedia dalam bentuk tablet (1 g) dan suspensi oral (1g/10 ml (420 ml)), Ulcumaag (Pyridam), Ulsafate (Combiphar), Ulsidex (Dexa-Medica), Ulsanic (Darya-Varia).

Ceftazidime adalah kelompok obat yang disebut cephalosporin antibiotics. Ceftazidime bekerja dengan cara mematikan bakteri dalam tubuh. Ceftazidime digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk keadaan parah atau yang mengancam nyawa. Indikasi: Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang susceptible antara lain: Infeksi umum: septicaemia; bacteriaemia; peritonitis; meningitis; penderita ICU dengan problem spesifik, misalnya luka bakar yang terinfeksi. Infeksi saluran pernapasan bagian bawah: pneumonia, bronkopneumonia; pleuritis pada paru-paru; emfisema; bronciectasis yang terinfeksi; abcess pada paru-paru; infeksi paru-paru pada penderita cystic fibrosis. Infeksi saluran kemih: pyelonephritis akut dan kronis; pyelitis; prostatitis; berbagai abscess renal Infeksi jaringan lunak dan kulit: celullitis; erysipelas; abscess; mastitis; luka bakar atau luka lain yang terinfeksi; ulkus pada kulit Infeksi tulang dan sendi: osteotitis, osteomyelitis; artritis septik; bursitis yang terinfeksi infeksi abdominal dan bilier, cholangitis, cholecystitis; peritonitis; diverkulitis; penyakit radang pelvic Dialysis Infeksi-infeksi yang dikaitkan dengan dialisis haemo dan peritoneal dan CAPD (continous ambulatory peritoneal dialysis). Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap antibiotika sefalosporin. Dosis: Dewasa : 1- 6 gram/hari, dalam 2 3 dosis terbagi. Bayi > 2 bulan dan anak-anak : 30 100 mg/kg BB/hari, dalam 2 3 dosis terbagi. Neonatus dan bayi < 2 bulan : 25 60 mg/kg BB/hari, dalam 2 dosis terbagi. Besarnya dosis dapat disesuaikan dengan jenis infeksi, derajat infeksi, usia, berat badan, dan fungsi ginjal dari penderita. Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis dapat disesuaikan dengan cara menurunkan dosis dan atau dengan memperpanjang interval pemberian obat. Peringatan dan Perhatian : Jika muncul reaksi alergi terhadap Ceftazidime, obat harus dihentikan. Pemberian pada wanita hamil dan menyusui harus mempertimbangkan rasio manfaat dan resiko. Penggunaan dosis tinggi harus diberikan dengan hati-hati pada penderita yang mendapat pengobatan bersama-sama dengan obat nefrotoksik (aminoglikosida), diuretik kuat karena dapat mempengaruhi fungsi renal. Efek Samping : Reaksi hipersensitivitas (urticaria, pruritus, ruam, reaksi parah seperti anaphylaxis bisa terjadi); Efek GI (diare, N/V, diare/radang usus besar); Efek lainnya (infeksi candidal). Dosis tinggi bisa dihubungkan dengan efek CNS (encephalopathy, convulsion); Efek hematologis yang jarang; pengaruh terhadap ginjal dan hati juga terjadi. Perpanjangan PT (prothrombin time), perpanjangan APTT (activated partial thromboplastin time), dan atau hypoprothrombinemia (dengan atau tanpa pendarahan) dikabarkan terjadi, kebanyakan terjadi dengan rangkaian sisi NMTT yang mengandung cephalosporins. A. PENDAHULUAN Manitol (osmitrol) merupakan 6-karbon alkohol, yang tergolong sebagai obat diuretikosmotik.(1) Istilah diuretik osmotik terdiri dari dua kata yaitu diuretik dan osmotik.Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine dengan adanyanatriuresis (peningkatan pengeluaran natrium) dan diuresis (peningkatan pengeluaran H2O).(1,2) Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali menjadi normal. Secara umum diuretik dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu: (1) diuretik osmotik; (2) penghambat mekanisme transport elektrolit di dalam tubuli ginjal.(2) Tekanan osmotik adalah tekanan yang ditimbulkan oleh daya osmosis. Untuk memahaminya kita harus mengetahui prinsifprinsif dasarnya, yaitu sebagai berikut; bilamana suatu membran di antara dua cairan permiabel terhadap air tetapi tidak permiabel terhadap beberapa solut (zat larut) yang terlarut (ini disebut suatu membran semi permiabel) dan konsentrasi solut lebih besar daripada sisi lainya, air mengalir melalui membran tersebut menuju ke sisi dengan konsentrasi yang lebih besar. Fenomena ini disebut osmosis.(4) Dalam hal ini manitol memainkan prinsif yang sama terhadap sistem sirkulasi dan atau cairan tubuh. Satu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat berikut: (1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus; (2) tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal; (3) secara farmakologis merupakan zat yang inert; dan (4) umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik. Dengan sifat-sifat ini, maka diuretik osmotik dapat diberikan dalam jumlah cukup besar sehingga turut menentukan derajat osmolaritas plasma, filtrasi gomerulus, dan cairan tubuli. Contoh obat goongan

-

-

-

-

ini adalah manitol, gliserol, urea, dan isosorbit. Dalam klinik manitol yang paling sering digunakan di antara obat segolongannya.(2,3,5) B. FARMAKODINAMIK Adanya manitol dalam sirkulasi akan meningkatkan tekanan osmotik sehigga jumlah elektrolit dan air yang dieksresi bertambah besar. Tetapi untuk menimbulkan diuresis yang cukup besar diperlukan dosis diuretik usmotik yang cukup tinggi. Tempat kerja utama manitol adalah: (1) tubuli proksimal, yaitu dengan menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya; (2) ansa henle, yaitu dengan penghambatan reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun; (3) duktus koligentes, yaitu dengan penghambatan reabsorpi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain. Manitol dapat menurunkan tekanan maupun volume intra okuler maupun serebrospinal dengan meninggikan tekanan osmotik plasma sehingga air dari kedua macam cairan tersebut akan berdifusi kembali ke dalam plasma dan ke dalam ruang ekstra sel. Di dalam sirkulasi cairan akan dikeluarkan dari tubuh dengan mekanisme kerja manitol pada ginjal.(1,2,3) C. FARMAKOKINETIK Manitol merupakan diuretik osmotik yang spesifik karena tidak diabsorpsi dalam traktus gastrointestinal dan harus diberikan per intravena dalam jumlah besar, karena itu manitol tidak praktis untuk pengobatan udem kronis. Manitol sangat sedikit dimetabolisme oleh tubuh, lebih kurang 7% dimetabolisme di hati dan hanya 7% diabsorpsi. Sebagian besar manitol (>90%) dikeluarkan oleh ginjal dalam bentuk utuh pada urin. (2) D. INDIKASI Diuretik osmotik mungkin bisa digunakan untuk beberapa tujuan yang jelas dan terpisah, tetapi semua tergantung pada sifat darasnya. Manitol digunakan misalnya untuk profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak digunakan untuk menurunkan tekanan serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta pada pengelolaan terhadap reaksi hemolitik transfusi. (1,2,3) Manitol bekerja dengan menekan efek osmotik cairan tubular, menghambat reabsorpsi air, dan menjaga laju aliran urin dengan syarat membran normal. Hal ini melindungi ginjal dari kerusakan. Manitol juga dapat meningkatkan aliran plasma ginjal yang menyebabkan efek vasodilatasi, sehingga manitol dapat digunakan untuk evaluasi oligouria akut dan keadaan penurunan pada sebagian fungsi glomerulus seperti pada kehilangan cairan tubuh yang berlebih. (3) Pada penanganan perdarahan intrakranial atau penyakit serebrovaskuler dengan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial dapat pula diberikan manitol sebagai anti udem.(3,6) Manitol jarang diberikan dalam kasus gagal ginjal kronis kecuali pada keadaan yang menyertai dialysis disegr sisequilibrium syndrome. Dalam hal ini kerja manitol mengurangi udem serebral yang menyebabkan mual, muntah, tremor, dan kejang. Manitol dapat pula digunakan untuk mengeluarkan racun dan obat pada kasus keracunan atau over dosis obat.(1,3) E. KONTRA INDIKASI Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya, karena volume darah yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang telah gagal. Pemberian manitol juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.(1,2,3,5,7) F. SEDIAAN Manitol tersedia dalam berbagai kemasan dan konsentrasi, yaitu: Manitol 10% dalam kemasan plabottle 250 ml (25 gr) dan 500 ml (50 gr). Manitol 20% dalam kemasan plabottle 250 ml (50 gr) dan 500 ml (100 gr).(1,3,5,7,8) G. DOSIS DAN CARA PEMBERIAN Sebelum digunakan manitol dihangatkan terlebih dahulu untuk melarutkan kristal-kristalnya.(3) Untuk suntikan intravena digunakan larutan 5 25% dengan volume antara 50 1000 ml. Dosis untuk menimbulkan diuresis ialah 50 200 gr yang diberikan dalam cairan infus selama 24 jam dengan kecepatan infus sedemikian, sehingga diperoleh diuresis sebanyak 30 50 ml/jam.

Untuk penderita dengan oligouria hebat diberikan dosis percobaan yaitu 200 ml/kg BB yang diberikan melalui infus selama 3 5 menit. Bila dengan 1 2 kali dosis percobaan diuresis masih kurang dari 30 ml/jam dalam 2 3 jam, maka status pasien harus dievaluasi kembali sebelum pengobatan dilanjutkan. Untuk pencegahan gagal ginjal akut pada tindakan operasi atau untuk mengatasi oligouria, dosis total manitol untuk orang dewasa ialah 50 100 gr. Untuk menurunkan tekanan intrakranial yang meninggi, menurunkan tekanan intraokuler pada seorang akut glaukoma kongestif, atau sebelum operasi mata, digunakan manitol 1,5 2 gr/kg BB sebagai larutan 15 20%, yang diberikan melalui infus selama 30 60 menit.(2,3) H. EFEK SAMPING DAN PERHATIAN Infus maniotol harus segera dihentikan jika terdapat tanda-tanda gangguan fungsi ginjal yang progresiv, payah jantung, atau kongesti paru. Keracunan akut dapat menyertai pada pemberian intravena manitol jika aliran ginjal tidak adekuat. (1,2,3,5) Manitol adalah larutan hiperosmolar, larutan ini tidak boleh dicampur dengan produk lain. (3) Larutan hiperosmotik manitol harus diberikan dengan pelan-pelan secara injeksi intravena dan tidak boleh dicampur dengan darah dalam peralatan transfusi. (2,3) Hiperkalemia juga dapat timbul, dimana kadar potasium meningkat dalam darah. Pasien harus segera diobservasi untuk tandatanda ketidakseimbangan elektrolit dan cairan ini dengan pemeriksaan elektrolit darah. Reaksi anafilaksis atau alergi bisa terjadi yang menyebabkan kardiak output dan tekanan arterial gagal drastis. Destruksi eritrosit yang ireversibel juga dapat terjadi pada pemberian manitol. I. KESIMPULAN Manitol merupakan diuretik osmotik yang bekerja dengan cara meningkatkan tekanan osmotik cairan intravaskuler sehingga diharapkan cairan tertarik ke dalam vaskuler dan efek pada ginjal dapat meningkatkan aliran plasma, dan menghambat reabsorpsi air dan elektrolit di tubulus proksimal, ansa henle, dan duktus koligentes. Sehingga manitol dapat digunakan dalam penatalaksanaan pencegahan gagal ginjal akut pada tindakan operasi dan luka traumatik berat, juga dapat digunakan dalam menurunkan tekanan intrakranial dan intraokuler pada penderita glaukoma serta dapat digunakan sebagai anti udem. Lebih spesifik lagi manitol sering digunakan sebagai anti udem otak. Selain hal-hal yang memberikan manfaat, manitol juga dapat memberikan efek yang tidak diharapkan seperti pada pasien-pasien dengan payah jantung dan kongestif atau udem paru yang merupakan kontra indikasi. Reaksi hipersensitifitas juga dapat timbul pada pemberian manitol. Pengawasan pasien selama pemberian manitol harus dilakukan terutama terhadap tanda-tanda adanya payah jantung, kongesti atau udem paru serta adanya tanda-tanda ketidak seimbangan elektrolit terutama kalium. Pembeeriannya harus dihentikan segera bila dijumpai tanda-tanda tersebut. Untuk dosis dan cara pemberian dapat disesuaikan dengan penyakit atau keadaan yang diderita. DAFTAR PUSTAKA 1. Bairstrow Kendra. Manitol. 2002 May. Available from: URL: http://www. science.mcmaster.ca/biology/4S03/manitol.htm. 2. Sunaryo R. Obat yang Mempengaruhi Air dan Elektrolit. Dalam: Ganiswara SG, Setiabudy Rp, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi, Ed. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-4. Jakarta. Gaya Baru. 1997; 380-399. 3. Kohler C & PPE. Intramed Mannitol 20% m/v Infusion. 12-214/8-94. 1979 January. Available from: URL: http://www.home.intekom.com/pharm/intramed/ manitl20.html. 4. Guyton AC. Fisiologi Manusia & Mekanisme Penyakit. Edisi ke-3. Jakarta. EGC. 1995; 310-320. 5. Mannitol (Diuretico Osmotico). Available from: URL: http://www.thejog.com/ urgencies/64.html#indica0. 6. Saanin Syaiful. Ilmu Bedah Saraf. Lab. Bedah Saraf RS. M. Jamil, FK UNAND Padang. Available from: URL: http://www.agelfire.com/nc/neurosurgery/PIS. html. 7. Winotopradjoko M, Patra K, Ritiasa K, et al. ISO Indonesia. Edisi Farmakoterapi. Vol XXXV. Jakarta. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2000; 243. 8. PT Otsuka Indonesia. Pedoman Cairan Infus. Edisi ke-7. PT Otsuka Indosesia. 2000; 11. by : 21Saa Labels: Ilmu Penyakit Saraf, Respiratory Gejala Stroke yang Sering Diremehkan Rate This Jakarta, Stroke adalah penyakit yang menakutkan karena dapat menyebabkan kecacatan dan penderitaan baik bagi diri sendiri maupun keluarga, dalam jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup. Sayangnya banyak gejela stroke yang sering diremehkan. Sebaiknya kenali gejala stoke sejak dini, agar tidak terserang stroke total. Stroke menjadi penyakit penyebab kecacatan nomor 1 dan penyebab kematian nomor 3 di dunia.

Banyak definisi yang diberikan orang awam untuk penyakit stroke. Kelumpuhan sebelah, koma, kejang atau bicara pelo. Tapi definisi stroke menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah terjadinya defisit neurologis mendadak (bukan perlahan), yang menetap lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor pembuluh darah atau sirkulasi, yaitu adanya penyumbatan atau pendarahan pada pembuluh darah. Defisit neurologis adalah gejala awal pada pasien stroke yang biasanya sering diabaikan. Defisit neurologis akan diketahui oleh pasien sendiri atau keluarga pasien, maka sebaiknya disadari sedini mungkin, kata dr Ashwin M. Rumawas, dokter spesialis saraf RS Royal Taruma pada seminar awam Kenali Gejala Stroke Secara Dini, di RS Royal Taruma, Jakarta, Sabtu (27/3/2010). dr Ashwin menjelaskan, biasanya pasien atau keluarga pasien akan mengabaikan gejala-gejala awal ini, sehingga ketika mereka sudah menyadarinya dan membawa ke rumah sakit, stroke yang diderita sudah cukup parah dan menyebabkan stroke total yang susah untuk disembuhkan. Menurut dr Ashwin, gejala defisit neurologis yang sering diabaikan meliputi: Perubahan dan penurunan kesadaran Ada tingkatan dalam kesadaran yaitu: 1. Compos mentis, yaitu ketika seseorang masih tersadar penuh 2. Apatis, yaitu kurangnya respons terhadap keadaan sekeliling, biasanya ditandai dengan tidak adanya kontak mata atau mata terlihat menerewang dan tidak fokus 3. Somnolen, yaitu keadaan dimana seseorang sangat mudah mengantuk dan tidur terus-menerus, tetapi masih mudah untuk dibangunkan 4. Sopor, yaitu kondisi tidak sadar atau tidur berkepanjangan, tetapi masih memberikan reaksi terhadap rangsangan (rasa sakit). 5. Koma, yaitu kondisi tidak sadar dan tidak ada reaksi terhadap rangsangan apapun. Gangguan fungsi luhur Gejala-gejala ini paling sering diabaikan oleh pasien atau keluarga pasien, karena dianggap hanya gangguan biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya. Cirinya: 1. Gangguan bahasa (afasia), yaitu kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mengerti bahasa yang biasa digunakannya seharihari. 2. Gangguan mengenal tata ruang (gangguan visuospatial), yaitu kondisi dimana seseorang menganggap semua benda berada pada bidang datar, sehingga ia merasa cukup hanya dengan menjangkau dengan tangan tanpa beranjak, walaupun benda tersebut berada 5 m di depannya. 3. Gangguan berhitung (akalkulia), yaitu jika seseorang tiba-tiba kehilangan kemampuan berhitung dengan soal mudah sekalipun. 4. Gangguan menulis (agrafia), yaitu jika seseorang tiba-tiba tidak bisa menulis namun masih bisa membaca. 5. Gangguan membaca (alexia), yaitu jika seseorang tiba-tiba tidak bisa membaca namun bisa menulis. 6. Gangguan mengenal nama orang atau barang (anomia), bahkan dengan orang atau barang yang sering ditemuinya 7. Gangguan memori (amnesia) Gangguan sensorik 1. Hemihipestesia (baal atau kurangnya sensitifitas pada 1 sisi) 2. Hemiparestesia (kesemutan 1 sisi) 3. Kesemutan sekitar mulut 4. Gangguan pengecapan atau lidah 5. Nyeri pada satu sisi tubuh Kejang 1. Kejang fokal, yaitu kejang pada salah satu bagian tubuh (kanan atau kiri saja) 2. Kejang umum, yaitu kejang pada seluruh tubuh 3. kejang absans, yaitu kejang disertai waktu jeda dan kemudian kejang lagi secara berulang-ulang Gangguan lapang pandang penglihatan 1. Buta mendadak 1 mata atau 2 mata 2. Gelap 1 sisi lapang pandang atau terdapat spot hitam di sekitar pandangan Gangguan motorik 1. Hemiparesis (lemah sebelah badan, tangan kaki kanan atau kiri saja) 2. Quadriparesis (lemah keempat anggota badan, tangan kaki kanan dan kiri) 3. Paraparesis (lemah kedua kaki) 4. Gangguan gerak otot wajah, biasanya ditandai dengan bentuk bibir yang tiba-tiba miring

5. Gangguan gerak bola mata (oftalmoplegia) 6. Gangguan menelan (disfagia) Nah, sebaiknya Anda mengetahui gejala-gejala diatas dengan baik, sehingga bila Anda atau keluarga Anda mengalami gejalgejala diatas dapat segera ditangani dengan baik sebelum terlambat. Gejala stroke yang terlambat untuk didiagnosa akan menyebabkan terjadinya stroke total yang mungkin tidak bisa disembuhkan.(mer/ir) sumber: detikHealth Selasa, 18 Januari 2011 MANAJEMEN STROKE 08:06 | Diposkan oleh mariana S.Ked

Manajemen Stroke secara umum 1. Memberikan life support A irway Breathing Circulation Meminimalkan lesi Mencegah komplikasi Rehabilitasi Mencegah timbulnya serangan ulang stroke Manajemen kegawat daruratan Tujuan mengevaluasi dini adalah untuk : Menstabilkan status kardiorespiratorik Memastikan kalau itu stroke iskemik bukan yang menjadi defisit fokal Menilai kondisi patologis, apakah reversible atau tidak Mengetahui kemungkinan mekanisme dan penyebab vaskuler Melakukan penanganan yang sesuai Airway Jalan nafas (airway) pada pasien stroke mungkin memerlukan intervensi yang harus segera dilakukan, pasien juga mungkin memerlukan NGT dan ET untuk melindungi jalan nafas dari aspirasi asam lambung. Pernafasan Saturasi O2 harus dipertahankan di atas 95%, bisa dengan pemberian O2 kanul. Kardiovaskuler Meriksa tensi pasien untuk mengkoreksi tekanan darah pasien Pemasangan EKG ( riwayat penyakit jantung termasuk salah satu resiko stroke ) Pemeriksaan gula darah, untuk mengetaui apakah pasien mengalami hipoglikemi atau mempunyai faktor resiko seperti DM Manajemen stroke Iskemik Tujuan utama untuk serangan iskemik akut adalah : menyelamatkan area penumbra atau area hipovolemi pada stroke akut, dengan neuro protektan menurunkan durasi iskemik/ memperbaiki aliran darah. Penatalaksanaan umum Perbaikan nutrisi

2. 3. 4. 5.

-

-

Posisi kepala 30o Hidrasi intravena, koreksi dengan NaCl 0,9% jika hipovolemik Hiperglikemi, koreksi dengan insulin Neurorehabilitasi dini, dengan fisioterapi Perawatan saluran kemih, pasang kateter Penatalaksanaan khusus

-

Terapi spesifik stroke iskemik akut - Trombolisis rt-PA intravena/intraarterial pada 3 jam setelah awitan stroke dengan dosis 0,9/kg ( maksimal 90 mg), 10% dosis awal diberikan bolus dan sisanya dilanjutkan melalui infuse dalam waktu satu jam. Pemberian rt-PA ditujukan pada pasien dengan stroke berat (misalnya hemiplegic total dengan koma) Resiko dan manfaat potensial dari rt-PA harus didiskusikan dengan pasien atau keluarganya sebelum dimulai pengobatan Karakteristik pasien stroke yang mungkin sesuai untuk terapi rt-PA iv Usia 18 tahun Diagnosis stroke iskemik menyebabkan defisit neurologi yang secara klinis jelas Tidak ada stroke atau trauma kepala 3 bulan sebelumnya Tidak ada pembedahan mayor 14 hari sebelumnya Tidak ada riwayat perdarahan intracranial Tekanan darah sistolik 185 dan diastolik 110 mmHg Tidak ada gejala yng menghilang dengan cepat atau gejala stroke yang ringan Tidak ada gejala perdarahan subaraknoid Tidak ada perdaran GI dan perdarahan traktus urinarius 21 bulan sebelumnya Tidak ada pungsi arteri pada lokasi yang non-compressible dalam 7 hari sebelumnya Tidak ada bangkitan pada saat onset bangkitan Waktu protombin 15 detik atau international normalized ratio 1.7 , tanpa penggunaan antikoagulan Waktu partial protombin dalam rentang normal, jika heparin diberikan selama 48 jam sebelumnya Trombosit 100.000 /mm3 Konsentrasi glukosa darah 50 mg/dl (2.7 mmol/l) Tidak ada kebutuhan untuk langkah agresif dalam menurunkan tekanan darah hingga batas yang telah disebutkan diatas

-

-

- Antiplatelet : asam salisilat 160 325 mg / hari 48 jam setelah awitan stroke atau clopidogrel 75 mg/ hari - obat neuroprotektif Hipertensi, pada stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan apabila tekanan sistolik > 220 mmHg atau tekanan diastolik > 120 mmHg dengan penurunan maksimal 20 % dari tekanan arteri rata-rata - Labetalol, nikardipin, diltiazem, nimodipin, ACE inhibitor atau antagonis Ca Thrombosis vena dalam : - heparin 5000 unit/12 jam selama 5 - 10 hari - Low Molecular Weight Heparin (enoksaparin/nadroparin) 2 x 0,3-0,4 IU SC abdomen - Pneumatic boots, stoking elastic, fisioterapi, dan mobilisasi Manajemen stroke Hemoragik Terapi medik Jalan nafas dan oksigenasi dengan target pCO2 30-35 mmHg. Kontrol tekanan darah ( sama seperti pada stroke iskemik) -tekanan darah diturunkan bila tekanan sistolik > 180 mmHg atau tekanan diastolic 105 mmHg Penatalaksanaan peningkatan tekanan intracranial Tindakan pengobatan pertama adalah osmoterapi, tapi tidak boleh digunakan sebagai profilaksis. Manitol 20 % 1g/kg dalam 20 menit, dilanjutkan dengan 0,25-0,5 g/kg/4 jam dalam 20 menit. Untuk mempertahankan gradien osmotik, furosemid (10 mg dalam 2 8 jam) dapat diberikan terus menerus bersama dengan osmoterapi Hiperventilasi dengan sasaran pCO2 35 mmHg Pengaturan cairan

-

-

Terapi pembedahan Indikasi tindakan pembedahan: Pasien dengan perdarahan serebelar > 3 cm yang secara neurologis memburuk atau yang mengalami kompresi batang otak dan hidrocefalus akibat obstruksi ventricular Perdarahan intraserebral dengan lesi structural seperti aneurisma, malformasi arteriovena, atau angioma kavernosa dapat diangkat jika keadaan pasien stabil Pasien isua muda dengan perdarahan lobus yang sedang atau besar yang secara klinis memburuk Indikasi terapi konservatif dengan medikamentosa : Pasien dengan perdarahan kecil (< 10 cm3) atau deficit neurologi yang minimal Pasien dengan GCS 4, kecuali dengan perdarahan serebelar disertai kompresi batang otak

referensi : Manajemen Stroke, dr. Abdul Gofir, Sp.S (K) KASUS STROKE STEP 1 1. Parase ? 2. Tingkat kesadaran pasien? GCS ? 3. Stroke PIS 4. HT stadium I 5. FR HT 6. Stroke Infark 7. Hidrocefalus ?

1. Parase : kelemahan 2. Sopor : GCS 8-11 dengan rangsangan kuat tidak memberikan respon verbal, respon tidak berarti, tidak berhubungan dengan stimulus, tidak benar benar bangun saat diberi rangsang 3. Stroke PIS : Perdarahan pada otak yang disebabkan ileh pecahnya pembuluh darah di otak 4. HT stadium I : tekanan darah sitolik 140-160 mmHg Tekanan darah diastolil 90-100 mmHg 5. Hidrocefalus : Terjadinya pembesaran kepala akibat akumulasi cairan di dalam intrkranial disebabkan oleh rembesan, bendunggan cairan 6. Stroke Infark : stroke yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak selama 20 menit dan meninggalkan jejas berupa jaringan nekrotik 7. FR HT ? STEP 2 1. Mengapa reflex menelan, batuk, pada pasien stroke menurun dan produksi saliva serta mucus meningkat? 2. Mengapa terjadi kardiomegali ?

3. Mengapa STROKE bisa terjadi pada anak anak ? 4. Bagaimana nutrisi untuk pasien STROKE ? dan bagaimana terapi cairannya? 5. Bagaimana penanganan stress psikologis pada keluarga pasien dengan stroke ? 6. Mengapa pada pasien stroke terjadi kelumpuhan sebelah anggota gerak tubuh? 7. Bagaimana cara melatih gerak ROM pada pasien stroke? 8. Mengapa pasien dengan tingkat kesadaran sopor cenderung mengalami keburukan ?atau keparahan? 9. Mengapa cenderung terjadi stress ulcer pada pasien stroke? 10. Apakah fungsi dari infuse Monitol ? STEP 3 1. Stroke dengan perdarahan intraserebral mengakibatkan rembesan cairan di intracranial dan meningkatnya TIK yang dapat menekan saraf saraf, seperti saraf XII, 2. cardiomegali biasanya disebabkan karena kerusakan kerja jantung yang mengakibatkan penurunan cardiac output dan penurunan aliran darah ke otak, terjadi penimbunan darah di jantung 3. LO 4.LO 5.LO 6. Terjadi kelumpuhan pada salah satu bagian anggota gerak tubuh : sebenarnya kelumpuhan bisa saja terjadi pada kedua sisi tubuh tergantung pada hemisfer mana yang terkena, bila hemisfer kiri yang terkena kelumpuhan terjadi pada sisi tubuh sebelah kanan, begitu pula sebaliknya 7. Latihan gerak terlampir 8. Pasien mengalami keburukan keadaan dikarenakan terjadi kerusakan jaringan otak yang meluas, oksigenasi kurang, lesi meluas,,,LO 9. Stress ulcer tejadi karena adanya kerusakan jaringan otak mempengaruhi saraf simpatismempengaruhi kerja lambungHCL meningkatstress ulcer 10. LO KASUS : Pada tanggal 13 Mei 2012 Ny. E usia 55 tahun 4,5 jam sebelum masuk rumah sakit, keluarga mengatakan klien mendadak menurun kesadarannya saat beraktivitas di dapur, klien dipanggildan digoyang tidak membuka mata dan tidak menjawab pertanyaan, keluhan disertai dengan muntah sebanyak 2x, kejang dengan bentuk kepala ke atas, kea rah mana mata melirik tidak diketahui, di ikuti dengan kaku ke empat anggota gerak, mulut mengecap (-), lidah tergigit (-), sebelum dan setelah kejang tidak sadarkan diri, kelemahan anggota gerak sebelah kiri ( +), keluarga menyangkal adanya keluhan telinga berdenging, pusing berputar, penglihatan ganda/ gelap sesaat,baal sekitar mulut juga disangkal, klien dibawa ke puskesmas terlebih dahulu, TD 150/90 mmHg. Saat dikaji tanggal 15 Mei 2012, TD 140/90 mmHg, N 86x/mnt, R 32x/mnt, S 37 derajat celcius, GCS = 8 (sopor), GBM = Doll eyes, N.VII dan N.XII kesan parese kiri, klien terpasang nasal kanul, DC (+), puasa (+). Pemeriksaan penunjang : a. Foto Thorax - Kardiomegali tanpa bendungan paru - Tidak tampak TB Paru Aktif b. CT Scan - Perdarahan di pons kiri kanan penfokal -Perdarahan intraventrikuler disertai tanda-tanda hidrosefalus c. Lab

Tanggal 13 Mei 2012 Hb 11, 2 Ht 36 L 11.300 E 3,99 Trombosit 222.000 Ureum 26 mg/.dl Kreatinin 0,49 mg/dl GDS 120 mg/dl Natrium 140 meq/L Kalium 3,7 meq/L Tanggal 15 Mei 2012 Kolesterol Total 242 HDL 57 LDL 174 T 53 GD2JPP 91 Therapi Medis Bed rest semi fowler 30 derajat O2 3 L (nasal kanul) Infus 2A 20 gtt/mnt MAnitol 20 % 200-150-150cc Fenitoin 3x100 mg RAnitidin 2x1 Amp Sukralfat 4x10 cc Lavage lambung Nacl 0,9% 4 X 150cc HTI-HATI STROKE DI USIA MUDA Posted on April 17, 2012 by Resep Bunda Penyakit stroke biasanya dianggap sebagai penyakit orang tua. Betul, dulu stroke dimonopoli oleh orang tua. Namun sekarang tidak lagi. Penyakit ini sekarang juga terjadi pada orang muda dalam usia produktif? Mengapa? Yuk kita simak ulasan catering sehat Resep Bunda. Stroke adalah penyakit pembunuh no. 3 di Indonesia. 10 tahun yang lalu, penderita stroke didominasi oleh orang tua. Tetapi, perubahan gaya hidup saat ini menyebabkan anak muda berumur 30-an terkena penyakit stroke. Stroke merupakan serangan mendadak pada tubuh karena kurangnya atau terganggunya aliran darah ke otak. Penyakit stroke terdiri dari 2 jenis, yaitu stroke karena pembuluh darah otak pecah (stroke perdarahan) atau karena penyumbatan pada aliran darah ke otak (stroke sumbatan).

Gejala Stroke dan Penanganan Stroke Banyak orang mengira, gejala stroke selalu berupa kelumpuhan anggota tubuh. Akan tetapi, sebenarnya tidak semua serangan stroke menyebabkan kelumpuhan. Hal ini tergantung dari lokasi penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Jika terjadi pada bagian otak depan, maka yang terpengaruh adalah kemampuan berpikir dan penalaran sedangkan jika terjadi pada otak bagian tengah, maka yang terpengaruh adalah kemampuan sensorik dan gerakan. Resiko sakit stroke dapat kita minimalisir jika kita mengetahui gejala stroke dan penanganannya sejak dini. Secara umum, gejala serangan stroke berupa :

Kesemutan tiba-tiba pada anggota tubuh, seperti kaki atau tangan. Kesemutan mungkin merupakan gejala stroke ringan. Kesemutan pada stroke disebabkan karena adanya penyumbatan darah di otak sehingga mengakibatkan kerusakan saraf. Sebelah anggota badan menjadi lemas (lemah). Umumnya yang diserang adalah bagian muka (wajah), lengan, atau tungkai. Kehilangan daya penglihatan. Kesulitan melihat dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata sekaligus.

Mengalami kebingungan untuk menangkap isi pembicaraan dengan orang lain, serta sulit berbicara karena lidah kelu. Jika berbicara maka terdengar pelo atau cedal (sulit mengucapkan huruf R pada anak kecil). Terjadi gangguan keseimbangan dann koordinasi tubuh secara tiba-tiba. Gangguan ini menyebabkan kesulitan berjalan dan sakit kepala (pusing). Semakin cepat kita mengenali gejalanya, semakin cepat kita dapat menanganinya. Kerusakan yang lebih parah dapat dihindari jika kita menanganinya lebih cepat. Penderita serangan stroke harus segera dibawa ke rumah sakit dalam waktu selambatlambatnya 3 jam. Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang. Stroke di Usia Muda Perubahan gaya hidup saat ini, terutama pola makan dan olahraga menjadi penyebab stroke di usia muda. Peningkatan serangan stroke di usia muda banyak berhubungan dengan meningkatnya jumlah penderita tekanan darah tinggi dandiabetes pada orang muda. Penyakit hipertensi dan diabetes yang biasanya terjadi pada orang tua ternyata banyak diderita orang muda saat ini. Kebiasaan merokok dan minum alkohol di kalangan anak muda meningkatkan resiko terjadinya serangan stroke. Selain faktor di atas, anak muda rentan terhadap serangan stroke dikarenakan faktor emosi. Dr Shyam Prabhakaran, MD, pakar kesehatan jantung dari Rush University mengatakan bahwa emosi negatif merupakan pemicu utama stroke di usia muda. Gumpalan plak yang menyumbat aliran darah ke otak sering terjadi ketika seseorang mengalami stres. Anak muda yang berada dalam usia produktif memiliki beban mental akibat bekerja atau lingkungan yang cukup tinggi. Jika tidak dikelola dengan baik, beban mental tersebut dapat memicu stress. Stres yang tidak terkontrol bisa memicu terjadinya penggumpalan darah di otak. Gumpalan tersebut bisa menyumbat pembuluh darah, sehingga terjadilah serangan stroke yang disebut stroke iskemik. Mencegah Stroke Sejak Dini Stroke sering disebabkan oleh perilaku hidup kita yang kurang sehat. Jika stroke sudah menyerang tubuh kita, maka akibat stroke akan kita tanggung sehari-hari. Kehidupan kita menjadi terganggu dan mungkin akan sulit bekerja mencari nafkkah karena stroke dapat menyebabkan kelumpuhan. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Untuk menghindari stroke, lakukanlah beberapa tips berikut ini :

Perbaiki pola makan kita. Hindari makanan junk food. Jangan berlebihan dalam makan. Agar hidup kita sehat, kita dapat mengkonsumsi berbagai buah dan sayuran. Lakukan olahraga secara rutin agar tubuh kita tetap bugar. Jika sangat sibuk, lakukanlah olahraga ringan dengan frekuensi yang rutin. Hindari kebiasaan pola hidup yang tidak sehat. Jangan merokok. Jika sudah terlanjur merokok, hilangkan kebiasaan buruk merokok secara bertahap. Jangan tergoda menjadi pecandu rokok. Demikian juga dengan minuman beralkohol. Hindari minuman beralkohol yang dapat merusak kesehatan kita. Perbanyaklah minum air putih yang sehat Berpikirlah positif. Stres sering memicu stroke. Perilaku sering marah, mudah mengeluh, bersikap negatif adalah kebiasaan yang mudah membuat stres. Orang m

STEP 4