3. BAB I Adit Fix
-
Upload
farizalandrianto -
Category
Documents
-
view
220 -
download
3
description
Transcript of 3. BAB I Adit Fix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cilincing
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota
administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta
Selatan, Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan.
Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu
pada jumlah penduduk yaitu 371.335 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk
kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran.
Wilayah kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan
6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat
ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan
kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut
antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian
besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara
merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 300 C, curah hujan setiap
tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September.
Daerah ini merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan
dua banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah ini rawan banjir, baik kiriman maupun
banjir karena pasang air laut.
Kecamatan Cilincing termasuk wilayah kota administrasi Jakarta Utara,
dengan luas wilayah 39,6996 Km2 dan dibagi menjadi tujuh kelurahan yaitu
Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru, Sukapura, Rorotan, Marunda dan Cilincing.
Dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 84 RW dan Rukun Tetangga (RT) 976
RT.
1
Batas-batas wilayah Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Timur : Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Jawa Barat
c. Sebelah Selatan : Kelurahan Cakung Jakarta Timur
d. Sebelah Barat : Kelurahan Lagoa Kecamatan Koja JakartaUtara
Gambar 1.1 Peta Wilayah Cilincing
Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing 2014
: Puskesmas Kecamatan Cilincing
: Puskesmas Kelurahan
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi sebelas
Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing,
yaitu :
1. Puskesmas Kecamatan Cilincing
2. Puskesmas KelurahanSemper Barat I
3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II
4. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III
5. Puskesmas Kelurahan Kalibaru
6. Puskesmas Kelurahan Sukapura
2
I
II
III
I
II
7. Puskesmas Kelurahan Rorotan
8. Puskesmas Kelurahan Marunda
9. Puskesmas Kelurahan Cilincing I
10. Puskesmas Kelurahan Cilincing II
11. Puskesmas Semper Timur
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Cilincing berdasarkan Profil Kecamatan
Cilincing tahun 2015 sebanyak 371.335 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 62.788 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki 184.988 jiwa
(52.25%) dan penduduk perempuan 186.347 jiwa (55%), serta distribusi paling
besar pada kelompok usia produktif laki-laki 106.168 jiwa dan perempuan 111.123 jiwa.
Dari data tersebut di atas rincian jumlah penduduk per kelurahan di Kecamatan
Cilincing dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan
Cilincing Tahun 2015
No. KelurahanPenduduk (Jiwa)
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Semper Timur 20.394 19.667 40.061
2 Semper Barat 37.285 37.155 74.440
3 Kalibaru 34.777 34.173 68.950
4 Sukapura 35.928 41.424 77.352
5 Rorotan 22.603 21.757 44.360
6 Marunda 12.057 10.898 22.955
7 Cilincing 21.944 21.273 43.888
Jumlah 184.988 186.347 371.355
Sumber: Profil Kecamatan Cilincing Tahun 2015
3
Jumlah penduduk pada masing-masing RT dan RW di Kelurahan
Kecamatan Cilincing, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT di Kecamatan
Cilincing Tahun 2015
No KelurahanLuas Wilayah
(Km2)KK RW RT
1 Semper Timur 31,615 9.826 10 97
2 Semper Barat 15,907 13.706 17 245
3 Kalibaru 24,670 16.117 14 172
4 Sukapura 56,140 19.767 10 99
5 Rorotan 106,370 8.053 12 136
6 Marunda 79,169 5.519 9 76
7 Cilincing 83,125 12.155 10 136
Jumlah 396,996 85.102 82 958
Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Cilincing Tahun 2015
Tabel 1.3 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cilincing Tahun 2015
No KelurahanLuas Wilayah
( km2 )
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
( per km2 )
1. Semper Timur 3,16 40.061 1,27
2. Cilincing 8,32 43.217 0,52
3. Kalibaru 7,47 68.950 2,79
4. Semper Barat 1,58 74.440 4,68
5. Sukapura 0,56 77.352 1,38
6. Rorotan 10,64 44.360 0,42
7. Marunda 7,92 22.955 0,29
Jumlah 39,65 371.335 1
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2015
4
A. Data penduduk menurut umur
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Tahun 2015
NoKelompok Umur
( tahun )Jumlah
1. 0-4 35.994
2. 5-9 32.505
3. 10-14 28.299
4. 15-19 31.184
5. 20-24 40.375
6. 25-29 48.197
7. 30-34 41.725
8. 35-39 34.891
9. 40-44 23.848
10. 45-49 17.888
11. 50-54 14.083
12. 55-59 9.389
13. 60-64 5.904
14. 65-69 3.789
15. 70-74 1.958
16. > 75 1.306
Jumlah 371.335
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing 2015
5
B. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015
Tabel 1.5 Data dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing
Data Dasar Jumlah
Jumlah Penduduk 371.355
Jumlah Kelurahan 7
Jumlah Puskesmas 10
Jumlah RW 84
Jumlah RT 976
Jumlah KK 85.102
Tenaga Kesehatan 133
Posyandu 179
Kader Aktif 864
Kader Tidak Aktif 91
Jumlah Bayi 6.016
Jumlah Balita 25.780
Jumlah Ibu Hamil 6.415
Jumlah Ibu Nifas 5.828
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2015
6
1.1.1.3 Keadaan Lingkungan
A. Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Cilincing yang terletak di sebelah Utara Kota Jakarta
terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), di wilayah tersebut banyak
terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam menambah
Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai penambah pendapatan
devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah satu sentral produksi andalan
dalam memacu perekonomian Indonesia.
B. Sarana dan Prasarana
Wilayah Kecamatan Cilincing memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan,
sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olahraga, sarana kesehatan masyarakat dan
keluarga berencana. Sarana dan prasaran kesehatan yang ada saat ini banyak diminati
oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Cilincing dan sekitarnya, hal ini terkait
dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah Cilincing tetapi tidak
berdomisili di daerah tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat
pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan
dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak membedakan
umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih
diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
C. Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Cilincing mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersebar di
tujuh kelurahan, dari jumlah kelurahan tersebut terdapat 11 buah fasilitas kesehatan
pemerintah yang terdiri dari Puskesmas tingkat kelurahan sebanyak sepuluh buah dan
satu Puskesmas tingkat kecamatan.
Juga terdapat fasilitas kesehatan yang didanai oleh perseorangan maupun
Puskesmas yang perduli terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah
Kecamatan Cilincing, antara lain terdapat Rumah Sakit Islam Sukapura di Kelurahan
Sukapura.
7
Tabel 1.7 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilincing Tahun 2015
No KelurahanRumah
SakitPuskesmas
Praktek
BidanPosyandu
1. Semper
Timur
0 1 8 24
2. Cilincing 0 2 2 23
3. Kalibaru 0 1 2 27
4. Semper
barat
0 3 9 41
5. Sukapura 1 1 2 19
6. Rorotan 0 1 1 21
7. Marunda 0 1 1 24
Jumlah 1 10 25 179
Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2015
Puskesmas kecamatan Cilincing pada bulan Mei tahun 2015 telah menjadi
sebuah Rumah Sakit Umum Tingkat Kecamatan, oleh karenanya puskesmas kecamatan
ini berpindah tempat ke wilayah Kelurahan Sukapura. Puskesams Kecamatan Cilincing
ini menjalankan pelayanan serta mengelola data di wilayah Kelurahan Sukapura.
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1 Definisi
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau
sebagian wilayah kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara dan
meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.
8
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri,
kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan
kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan
yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target
kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas
diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan
sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan
pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komprehensif yang meliputi promotif (peningkatan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas
merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.
Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi
perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan
paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat.
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang
sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif
dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa
mengabaikan kuratif - rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for
service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi
investasi
9
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan
bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah
(partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi
otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era
desentralisasi.
1.1.2.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrakstruktur
lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari
kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu
puskesmas adalah sekitar 30.000 – 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas
dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan
dengan jumlah penduduk 371.335 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina
yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga
mempunyai fungsi koordinasi.
1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan )
3. Kuratif ( pengobatan )
4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan
jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
10
I.1.2.4 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya
secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya
yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber
pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran
kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal
budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
11
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Sumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas
Gambar 1.2 fungsi puskesmas
12
Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai
pusat pelayanan kesehatan (Yankes) yang terdiri dari yankes perorangan dan
masyarakat.
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses.
Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas.
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk
menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat
indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan
sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai
indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
13
Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar
I.1.2.5 Peran Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial
dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui
sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem
evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
14
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing –
masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota.
I.1.2.6 Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya
Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk mengjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku penduduk yang sehat
3. Cakupan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan
I.1.2.7 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan
masyarakat beserta lingkungannya.
15
I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
4. KB ( Keluarga Berencana )
5. Perbaikan gizi masyarakat
6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
7. Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
Tabel 1.8 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas
No.Upaya Kesehatan
Wajib
Kegiatan Indikator
1.
Promosi Kesehatan
Penyuluhan di Dalam dan di
Luar Gedung
RW siaga
Tatanan sehat
Perbaikan perilaku
sehat
2.
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman
Cakupan air bersih
Cakupan jamban
keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah
sehat
3.
Kesejahteraan ibu dan
anak
ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi
16
4. Keluarga BerencanaPelayanan
Keluarga BerencanaCakupan MKET
Pemberantasan penyakit
menular
Diare Cakupan kasus
diare
ISPA Cakupan kasus
ISPA
5.Malaria Cakupan kasus
malaria
Cakupan
kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan
penemuan kasus
Angka
penyembuhan
6. Gizi
Distribusi vit A / Fe / cap
yodium
Cakupan vit A /
Fe / cap yodium
PSG % gizi kurang /
buruk, SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi
7. Pengobatan
Medik dasar Cakupan
pelayanan
UGD Jumlah kasus yang
ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah
pemeriksaan
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
17
1.1.2.9 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Upaya Kesehatan Jiwa
6. Upaya Kesehatan Mata
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
8. Upaya Pengobatan Akupuntur
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka
mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula
ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan
kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas
kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
18
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
puskesmas kecamatan Cilincing periode Januari - Desember 2015 adalah :
a. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah
pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam
menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun
upaya kesehatan pengembangan.
19
Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan
terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh
puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina
Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),
Desa Percontohan Kesehatan
Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada
(SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
20
g. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TPKJM)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan
yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan
kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,
promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa
& promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
21
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia
usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan
masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan
efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh
azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata
sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya
kesehatan perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan
atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
22
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan
pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian
luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
gangguan kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas
kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan
apabila puskesmas tidak mampu.
23
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan
evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.
Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat
dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan
kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur
melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa
diukur yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan tempat kerja
c. Tatanan tempat-tempat umum
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
24
memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas
sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM).
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM
(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun
Puskesmas).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke
dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari
cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal mencakup
seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu
pelayanan kesehatan.
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing
1.1.3.1 Latar belakang
Puskesmas Kecamatan Cilincing didirikan tahun 1970 di Jl. Sungai Landak
Kelurahan Cilincing. Pada tahun 1976 Puskesmas Kecamatan Cilincing pindah ke Jl.
Madya Kebantenan IV Kelurahan Semper Timur Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
pada tahun 1993 hingga saat ini. Puskesmas Kecamatan Cilincing berada + 50 meter
dari jalan Kantor Kelurahan Semper Timur. Luas total lahan Puskesmas Kecamatan
Cilincing adalah 36,6996 m2 dengan luas lahan terbangun 4.122 m2.
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi sembilan
Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing,
yaitu :
1. Puskesmas Kecamatan Cilincing
2. Puskesmas Kelurahan Semper Barat I
3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II
4. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III
5. Puskesmas Kelurahan Kalibaru
25
6. Puskesmas Kelurahan Sukapura
7. Puskesmas Kelurahan Rorotan
8. Puskesmas Kelurahan Marunda
9. Puskesmas Kelurahan Cilincing I
10. Puskesmas Kelurahan Cilincing II
Untuk Kelurahan Semper Timur tidak ada puskesmas kelurahan akan tetapi
sudah ada gedung Puskesmas Kecamatan Cilincing yang berlokasi di wilayah kelurahan
tersebut. Sehingga dapat dikatakan secara fisik jumlah puskesmas yang ada adalah 10
puskesmas yaitu sembilan puskesmas kelurahan dan satu puskesmas kecamatan.
puskesmas Kecamatan Cilincing telah mengajukan diri menjadi salah satu unit BLUD
di wilayah Provinsi DKI Jakarta dimulai pada tahun 2006. Mulai Januari 2006
Puskesmas Kecamatan Cilincing telah ditetapkan menjadi puskesmas BLUD bertahap
sesuai dengan SK Gubernur No. 2086 tahun 2006 sampai sekarang.
Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan
Cilincing adalah poli umum, gigi, imunisasi, poli ibu dan anak, poli KB, poli lansia,
jiwa, paru spesialis mata, ECG, USG, RB dengan kapasitas delapan tempat tidur dan
laboratorium dasar. Jumlah tenaga dokter umum 15 orang, dokter gigi 11 orang,
spesialis mata 1 orang, bidan 27 orang, paramedik 40 orang dan tenaga non paramedik
10 orang.
Berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia, Puskesmas Kecamatan Cilincing
diharapkan mampu memberikan pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat di
Kecamatan Cilincing dan sekitarnya.
1.1.3.2 Visi, Misi Dan Sasaran Puskesmas Kecamatan Cilincing
A. Visi Puskesmas Kecamatan Cilincing :
Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan yang berorientasi keadaan
kepuasan pelanggan internal maupun eksternal dengan menjunjung tinggi
komitmen vertikal maupun horisontal.
B. Misi Puskesmas Kecamatan Cilincing
26
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif
b. Melakukan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat
yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.
c. Melakukan pelayanan kesehatan secara profesional dan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara teknis medis maupun administratif
d. Melakukan kegiatan secara bersama dengan mendayagunakan sumberdaya yang
ada secara optimal.
e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan feedback
terhadap pelayanan puskesmas.
1.1.3.3 Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cilincing
Memberikan Pelayanan Kesehatan Profesional dan Ramah yang berorientasi
pada peningkatan kepuasan Pelanggan dan secara terus menerus melakukan perbaikan
mutu melalui Penerapan Sasaran Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000,2008
1.1.3.4 Fungsi Puskesmas Kecamatan Cilincing
1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.
7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,
kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.
9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi, farmasi dan
optik.
11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
27
14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
18. Penyelenggaraan pencatatan medis.
19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan
keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.
20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
22. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.
23. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi 456
puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala
Dinas Kesehatan.
28
1.1.3.5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing
Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015
Gambar 1.4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing 2015
29
KEPALA PUSKESMAS KECAMATANDr.Mirsad
KA. SEKSI PELAYANANDr. Aprilia
KA. SEKSI PENUNJANG & KESMASDr. Carla
KA. TATA USAHANining
UNIT PELAYANANUnit Kesehatan UmumUnit Kesehatan Gigi & MulutUnit Kesehatan Ibu & AnakUnit Kesehatan SpesialisUnit Rumah BersalinUnit Pelayanan 24 Jam & AmbulanUnit Pelayanan Keluarga BerencanaUnit Kamar Operasi
UNIT PENUNJANGUnit FarmasiUnit GiziUnit LaboratoriumUnit RadiologiUnitPemeliharaanPeralatanKesehatanKesehatan MasyarakatPenyakit Menular
P2B2
Penyakit Tidak Menular
Penyehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja
Gizi & PPSM
Kesehatan Jiwa & NAPZA
PUSKESMAS KELURAHANKELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL
1.1.3.6 Sumber Daya Manusia
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Cilincing
tahun 2015 berjumlah 144 orang dengan perincian pada tabel 1.9.
Tabel 1.9 Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015
No
.Puskesmas
Jumlah Tenaga
Dokter
Spesialis
Dokter
Umum
Dokter
GigiApotekerBidan Perawat
Perawat
Gigi
Tenaga
UmumJml
1. Kecamatan
Cilincing2 5 2 2 6 9 1 20 48
3. Kelurahan
Cilincing II0 1 0 0 2 3 1 0 7
4. Kelurahan
Kalibaru0 1 1 1 5 2 1 4 15
5. Kelurahan
Semper
Barat I
0 1 1 0 2 4 0 3 11
6. Kelurahan
Semper
Barat II
0 1 0 0 0 3 2 0 6
7. Kelurahan
Semper
Barat III
0 2 1 0 2 1 0 3 9
8. Kelurahan
Sukapura0 1 1 0 3 2 1 2 10
9. Kelurahan
Rorotan0 1 1 0 2 3 1 1 9
10. Kelurahan
Marunda0 0 1 0 2 2 1 1 7
11 Kelurahan
Semper
Timur
0 1 1 0 3 3 1 2 11
Jumlah 2 16 11 4 30 34 10 37 144
30
Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015
1.1.3.7 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Cilincing memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
1. Luas bangunan : 1500 m2
2. Luas tanah : 2915 m2
3. Daya listrik : 27.000 W
4. Air : PAM
5. Telepon : 2 unit
6. Fax : 1 unit
7. Komputer : 20 unit
8. Laptop : 4 unit
9. Printer : 13 unit
10. AC : 26 unit
11. Mobil Puskesmas keliling : 1
12. Mobil dinas : 1
13. Motor : 10
14. Swing fog : 4
15. Dental unit : 3
16. Rontgen unit : 1
Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari 2 lantai.
Lantai 1 terdiri dari :
1. Loket
2. Poli Balai pengobatan umum(BPU)
3. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
4. Poli Keluarga Berencana (KB).
31
5. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :
a. Tempat pendaftaran.
b. 5 unit tempat tidur.
c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur.
d. Kamar periksa.
e. Ruang tunggu.
f. Ruang administrasi.
g. Dapur.
h. Kamar mandi/toilet.
6. Ruang UGD
7. Apotek
Lantai II Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari :
1. Ruang tunggu.
2. Poli Gigi.
3. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
4. Laboratorium.
5. Toilet.
6. Pojok ASI.
7. Pojok Gizi
32
1.1.4 Program Gizi yang Diselenggarakan di Puskesmas Kecamatan Cilincing
Upaya Kesehatan Gizi masuk ke dalam program dasar puskesmas atau yang
dikenal dengan basic seven. Sasaran pembangunan kesehatan tertuang dalam
rencana pembangunan jangka menengah yaitu meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,
yang salah satunya tercermin dari gizi komunitas dan peningkatan peran serta
masyarakat.
Puskesmas Kecamatan Cilincing merupakan salah satu puskesmas yang
memasukkan kesehatan gizi ke dalam program wajib puskesmas dan
melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif masalah
kesehatan gizi yang terdapat di wilayah kerjanya.
Program Gizi di Puskesmas Cilincing Tahun 2015 meliputi :
a. Pemantauan pertumbuhan berat badan balita
b. Pengumpulan data dasar gizi
c. Intervensi Gizi
d. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
e. Penanggulangan Anemia zat besi
f. Konsultasi Gizi
g. Penyuluhan
Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan program gizi maka perlu ditetapkan
indikator atau parameter objektif yang dapat di pahami dan diterima oleh semua
pihak. Dengan menggunakan indikator tersebut di harapkan dapat diketahui
keberhasilan kegiatan surveilans gizi, dan dapat pula digunakan untuk
membandingkan keberhasilan kegiatan program gizi antar wilayah.
33
Tabel 1.6 Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Program GiziMenurut Kemenkes 2010
NO INDIKATOR TARGET
2012 2013 2015
1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
100 100 100
2 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif.
70 75 80
3 Cakupan RT yg mengonsumsi garam beryodium.
80 85 90
4 Persentase 6-59 bulan dpt kapsul vitamin A.
80 83 85
5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet.
78 81 85
6 Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi.
100 100 100
7 Persentase balita ditimbang berat badannya.
75 80 85
8 Persentase Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana
100 100 100
Sumber : Kemenkes.2010. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2015Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Jakarta
34
Tabel 1.7 Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Program Gizi
No Indikator Kerja Target (%)1 Pemantauan pertumbuhan balita
1. Cakupan program (K/S)2. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S)3. Cakupan kelangsungan penimbangan
(D/K)4. Cakupan hasil penimbangan (N/D)5. Cakupan keefektifan kegiatan (N/S)
100%85%60%80%60%
2 Gizi buruk1. Angka kejadian balita bawah garis merah (BGM/D)2. Balita gizi buruk3. Balita gizi buruk mendapat perawatan
5%0%
100%
3 Persentase balita 6 – 59 bulan mendapat kapsul vitamin A 85%
4 Persentase bayi usia 0 – 6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
80%
5 Pemberian Fe pada ibu Hamil1. Persentase ibu hamil mendapat Fe12. Persentase ibu hamil mendapat Fe3
100%95%
6 Pemantauan ibu hamil dengan KEK 100 %
1.1.4.1 Hasil Kegiatan Program
A. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita
Program pemantauan pertumbuhan balita ialah program sebagai upaya untuk
menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita. Program ini
dilakukan melalui kegiatan penimbangan balita di posyandu secara rutin tiap bulan
dan mencatat hasilnya pada Kartu Menuju Sehat. Pemantauan pertumbuhan balita
melalui penimbangan berat badan di posyandu mempunyai tujuan, yaitu:
a. Mengetahui status pertumbuhan balita dari bulan ke bulan.
b. Mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan pertumbuhan
pada balita sebagai upaya deteksi dini balita gizi buruk.
c. Memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak yang
mengalami gangguan pertumbuhan agar dapat dikembalikan ke jalur
pertumbuhan normal.
d. Memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya
mempertahankan atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak.
35
Penimbangan rutin di Posyandu merupakan salah satu cara untuk memantau
pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat).
Didalam KMS berat badan balita hasil penimbangan diisikan dengan titik dan
dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak.
Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil
penimbangan NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T). Selain itu dari kegiatan
penimbangan dicatat pula JUMLAH ANAK YANG DATANG KE POSYANDU
DAN DITIMBANG (D), JUMLAH ANAK YANG TIDAK DITIMBANG BULAN
LALU (O), JUMLAH ANAK YANG BARU PERTAMA KALI DITIMBANG (B)
banyaknya anak yang berat badannya di BAWAH GARIS MERAH (BGM).
Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di
wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang
bersangkutan (K).
Alur pencatatan dan pelaporan yang selama ini dijalankan yaitu kader mencatat
dan melaporkan hasil kegiatan posyandu didalam lembar F1 Posyandu, kemudian
mengirimkan laporan tersebut ke Puskesmas Kelurahan. Petugas gizi Puskesmas
Kelurahan membuat rekapitulasi F1 hasil penimbangan seluruh Posyandu yang ada
di wilayahnya kedalam formulir LB3 Gizi dan dikirimkan ke Puskesmas
Kecamatan. Petugas gizi Puskesmas Kecamatan membuat rekapitulasi LB3 Gizi
seluruh Puskesmas Kelurahan untuk dikirimkan ke Suku Dinas Kesehatan
Masyarakat.
Hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam setiap kegiatan penimbangan
adalah pembuatan balok SKDN, yang dapat memberikan gambaran mengenai
keberhasilan kegiatan program disuatu wilayah kerja. Tujuan pembuatan balok
SKDN adalah agar:
a. Semua BALITA yang ada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS.
b. Semua BALITA hadir untuk ditimbang dan semua BALITA naik berat badannya
sehingga :
S = K = D = N
36
Berdasarkan laporan LB3 setiap bulan dari Puskesmas kelurahan diketahui
kondisi SKDN Kecamatan Cilincing sebagai berikut :
S = Jumlah seluruh balita pendataan
K = Jumlah balita yang mempunyai KMS
D = Jumlah balita yg ditimbang di posyandu
N = Jumlah balita yg ditimbang & naik BB-nya
Data SKDN juga dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan program, yaitu untuk
memotivasi masyarakat agar berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dengan
indikator yang didasarkan pada data S dan D, selain itu juga untuk menghitung
ketersediaan dan kebutuhan KMS dalam rangka menunjang kegiatan pemantauan
pertumbuhan yang didasarkan pada data S dan K. Berikut ini adalah indikator-
indikator yang digunakan dalam penilaian kegiatan posyandu :
a. Cakupan Program (K/S)
Cakupan program adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju
Sehat dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali
100%. Persentase dari cakupan program menggambarkan berapa jumlah balita
di wilayah tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan
program di daerah tersebut yang telah tercapai. Target dari K/S ialah 80%.
b. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)
Cakupan partisipasi masyarakat adalah jumlah balita yang ditimbang di
wilayah kerja dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian
dikali 100%. Persentase cakupan partisipasi masyarakat ini menggambarkan
berapa besar jumlah partisipasi masyarakat di daerah tersebut untuk
menimbang balitanya ke Posyandu. Target dari D/S ialah 85%.
c. Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)
Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang
ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian
dikali 100%. Persentase menggambarkan berapa besar kelangsungan
penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai dan untuk memantau balita
yang memiliki KMS dan ditimbang di posyandu. Target dari D/K ialah 60%.
37
d. Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)
Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang naik
berat badannya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang kemudian dikali
100%. Persentase ini menggambarkan berapa besar hasil penimbangan di
daerah tersebut yang telah tercapai. Memantau efektifitas perbaikan gizi
dengan melihat jumlah balita yang naik berat badannya selama 2 kali berturut-
turut datang ke posyandu. Target dari N/D ialah 80%.
e. Cakupan Keefektifan Kegiatan (N/S)
Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik berat
badannya dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
kemudian dikali 100%. Target dari N/S ialah 60%.
Tabel 1.8 Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan Balita
di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari-Mei Tahun 2015
No Kelurahan S K D N K/S(%)
41.67
D/S(%)
35.42
D/K(%)25
N/D(%)
33.33
N/S(%)25
1 Semper Timur 13051 12899 8125 4745 98.84 62.26 62.99 58.4 36.79
2 Semper Barat I 8195 7912 5506 3486 96.55 67.19 69.59 63.31 42.54
3 Semper Barat II 10482 10225 9027 6273 97.55 86.12 88.28 69.49 59.85
4 Semper Barat III 2828 2816 2676 1709 99.58 94.63 95.02 63.86 60.43
5 Kalibaru 21686 26058 16242 12406 120.16 74.89 62.33 76.38 57.20
6 Sukapura 46194 20071 17821 13509 43.45 38.58 88.79 75.80 29.24
7 Rorotan 22756 22855 14397 14113 100.44 63.27 62.99 98.03 62.02
8 Marunda 13658 13658 13053 10669 100 95.57 95.57 81.74 78.12
9 Cilincing I 7374 7374 6184 4836 100 83.86 83.86 78.20 65.58
10 Cilincing II 4873 4873 2788 1617 100 57.21 57.21 57.99 33.18
Total 151097 128741 95819 73363 85.20 63.42 62.54 76.56 48.55
Sumber : Laporan Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari-Mei 2015
38
B. Pengumpulan Data Dasar Gizi
Tahun 2015 Puskesmas Kecamatan Cilincing melaksanakan kegiatan
pengumpulan data dasar gizi, yang bertujuan untuk mendapatkan data jumlah balita
dan ibu hamil yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing disertai dengan gambaran
status gizinya. Berikut disajikan data hasil pengumpulan data dasar gizi tahun 2015.
1. Angka Kejadian Balita Bawah Garis Merah (BGM/D)
Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang di timbang berat
badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS, dimana
Jumlah Balita Bawah Garis Merah di bagi dengan jumlah balita yang di timbang
kemudian di kali 100%. Target dari BGM ialah 5%. Berat Badan di Bawah Garis
Merah (BGM) bukan menunjukkan keadaan GIZI BURUK tetapi sebagai
“warning” untuk konfirmasi dan tindak lanjutnya tetapi perlu diingat tidak
berlaku pada anak dengan berat badan awalnya memang sudah dibawah garis
merah.
Tabel 1.9 Balita BGM di Puskesmas Kecamatan Cilincing
Januari – Mei 2015
No Kelurahan Jumlah BalitaBGM
D BGM/D%
1 Semper Timur 91 8125 1.12
2 Semper Barat I 110 5506 1.99
3 Semper Barat II 156 9027 1.73
4 Semper Barat III 56 2676 2.09
5 Kalibaru 216 16242 1.33
6 Sukapura 106 17821 0.59
7 Rorotan 22 14397 0.15
8 Marunda 48 13053 0.37
9 Cilincing I 80 6184 1.29
10 Cilincing II 55 2788 1.97
Total 940 95819 0.98
39
Tabel 1.10 Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Kecamatan Cilincing
Januari – Mei 2015
No Kelurahan Jumlah Balita BGM(0-23 bulan)
Status Gizi (BB/TB)
Kurus
1 Semper Timur 23 52 Semper Barat I 18 163 Semper Barat II 3 554 Semper Barat III 21 185 Kalibaru 68 406 Sukapura 41 47 Rorotan 0 08 Marunda 5 209 Cilincing I 35 910 Cilincing II 15 31
Total 229 198
No Kelurahan Jumlah Balita BGM(24-59 bulan)
Status Gizi (BB/TB)
Kurus1 Semper Timur 62 21
2 Semper Barat I 62 31
3 Semper Barat II 92 74
4 Semper Barat III 20 25
5 Kalibaru 102 69
6 Sukapura 50 11
7 Rorotan 3 10
8 Marunda 45 10
9 Cilincing I 42 5
10 Cilincing II 34 45
Total 512 301
40
2. Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang
dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat.
Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi berdasarkan indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) dengan nilai z-score <-3 SD (Sangat Kurus) dan / atau terdapat tanda
klinis gizi buruk lainnya. Target Millenium Development Goals (MDGs) tahun
2015 adalah gizi buruk ditekan hingga 0 %. Sedangkan target untuk balita gizi
buruk yang mendapatkan perawatan adalah 100%.
Tabel 1.10 Gizi Buruk pada Balita di Puskesmas Kecamatan Cilincing
Januari - Mei 2015
No KelurahanJumlah Balita BGM
Status Gizi (BB/TB)
Pasien Gizi Buruk yang
DirawatSangat Kurus
1 Semper Timur 85 7 24
2 Semper Barat I 80 0 7
3 Semper Barat II 95 1 14
4 Semper Barat III 41 2 0
5 Kalibaru 170 1 11
6 Sukapura 91 2 9
7 Rorotan 3 0 5
8 Marunda 50 0 2
9 Cilincing I 77 0 5
10 Cilincing II 49 0 0
Total 1482 13 77
41
3. Balita Gizi Gemuk
Tabel 1.10 Gizi Gemuk pada Balita di Puskesmas Kecamatan Cilincing
Januari - Mei 2015
No Kelurahan Jumlah Balita Status Gizi (BB/TB)
Gemuk1 Semper Timur 13051 6
2 Semper Barat I 8195 4
3 Semper Barat II 10482 3
4 Semper Barat III 2828 0
5 Kalibaru 21686 0
6 Sukapura 46194 0
7 Rorotan 22756 0
8 Marunda 13658 0
9 Cilincing I 7374 0
10 Cilincing II 4873 0
Total 151097 13
C. Pemberian Vitamin A pada Balita
Dalam rangka mencegah terjadinya kekurangan Vitamin A di wilayah
Kecamatan Cilincing, dilakukan akselerasi Vitamin A yang bertujuan meningkatkan
cakupan pemberian vitamin A, kegiatan yang dilaksanakan adalah pemasangan
leapleat ditiap PKM kelurahan dan PKM kecamatan, penyebaran leaflet dan dengan
bantuan kader posyandu, mendatangi balita-balita yang pada bulan Maret dan
September yang belum mendapat vitamin A untuk diberikan vitamin A sesuai umur
balita. Untuk kegiatan pemberian vitamin A pada ibu nifas pelaksanaannya dengan
melakukan koordinasi dengan lintas program yaitu program Kesehatan Ibu & Anak
(KIA) dan Rumah Bersalin (RB).
42
Tabel 1.22 Sasaran Suplementasi Vitamin A
Sasaran Dosis Frekuensi
Bayi 6-11 bulan Kapsul biru (100.000 SI) 2 kali
Balita 12-59 bulan Kapsul merah (200.000 SI) 2 kali
Ibu Nifas (0-42 hari) Kapsul merah (200.000 SI) 2 kali
Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pemberian vitamin A di Kecamatan
Cilincing pada semester I tahun 2015 ialah sebagai berikut :
Tabel 1.12 Cakupan Pemberian Vitamin A Biru (6-11 Bulan) di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015
No Kelurahan Bayi ( 6 – 11 bulan )Target
(%)Jumlah Sasaran
Februari
Total Cakupan(%)
1 Semper Timur 399 345 86.47 80
2 Semper Barat I 213 231 108.45 80
3 Semper Barat II 353 303 85.84 80
4 Semper Barat III 112 116 103.57 80
5 Kalibaru 488 495 101.43 80
6 Sukapura 650 609 93.69 80
7 Rorotan 284 344 121.13 80
8 Marunda 241 220 91.29 80
9 Cilincing I 236 211 89.41 80
10 Cilincing II 169 175 103.55 80
Total 3145 3049 96.95 80
43
Tabel 1.13 Cakupan Pemberian Vitamin A Merah (12-59 Bulan) di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015
No Kelurahan Bayi ( 12 – 59 bulan )Target
(%)Jumlah Sasaran
Februari
Total Cakupan(%)
1 Semper Timur 2193 2312 105.43 80
2 Semper Barat I 1351 1356 100.37 80
3 Semper Barat II 1659 1788 107.78 80
4 Semper Barat III 715 796 111.33 80
5 Kalibaru 3367 3279 97.39 80
6 Sukapura 3117 3085 98.97 80
7 Rorotan 2861 2958 103.39 80
8 Marunda 1861 1845 99.14 80
9 Cilincing I 1106 11544 104.34 80
10 Cilincing II 1209 1285 106.29 80
Total 19439 19858 102.16 80
44
D. Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 Bulan
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 Bulan dilakukan pada bayi 0 – 6 bulan
yang di beri ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan
mineral berdasarkan recall 24 jam.
Tabel 1.14 Cakupan Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 Bulan
Periode Januari – Mei 2015
No Kelurahan Jumlah Bayi Jumlah Yang Diberi ASI Eksklusif
Asi Eksklusif %1 Semper Timur 380 195 51.32
2 Semper Barat I 416 272 65.38
3 Semper Barat II 412 247 59.95
4 Semper Barat III 193 81 41.97
5 Kalibaru 2185 1126 51.53
6 Sukapura 1559 1017 65.23
7 Rorotan 963 395 41.02
8 Marunda 75 30 40
9 Cilincing I 401 265 66.08
10 Cilincing II 208 82 39.42
Total 6792 3902 57.45
E. Penanggulangan Anemia Gizi Besi Pada Ibu Hamil
Penanggulangan Anemia Gizi Besi pada ibu hamil dilakukan melalui 2 kegiatan
yaitu Pemberian Tablet Besi dan Penyuluhan (Kelompok dan Individu). Pemberian
tablet besi untuk ibu hamil dilakukan di posyandu, PKM Kelurahan dan PKM
Kecamatan. Pemberiannya dimulai dari trimester pertama sebanyak 90 tablet.
45
Hasil Cakupan Fe 3 pada Ibu Hamil di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari – Mei Tahun 2015
No Puskesmas Kelurahan
Jumlah ibu hamil
Fe 1 (A) Fe 3 (B)
Jumlah % Jumlah %1 Semper Timur 106 97 91,50 100 94,3
2 Semper Barat I 85 77 90,58 83 97,64
3 Semper Barat II 76 70 92,10 72 94,37
4 Semper Barat III 191 188 98,42 188 98,42
5 Kalibaru 102 99 97,05 98 96,07
6 Sukapura 80 78 97,5 75 93,75
7 Rorotan 68 67 98,5 66 97,05
8 Marunda 75 70 93,33 70 93,33
9 Cilincing I 68 65 95,58 63 92,64
10 Cilincing II 260 255 98,07 254 97,69
Jumlah 1894 1812 95.67 181 96.14
F. Ibu dengan Resiko KEK
No Kelurahan Sasaran Jumlah Ibu Hamil KEK
dengan LiLA <23,5 cm
%
1 Semper Timur 3 1 33.33
2 Semper Barat I 9 8 88.89
3 Semper Barat II 1 0 0.00
4 Semper Barat III 9 7 77.78
5 Kalibaru 18 15 83.33
6 Sukapura 53 52 98.11
7 Rorotan 2 0 0.00
8 Marunda 17 13 76.47
9 Cilincing I 1 0 0.00
10 Cilincing II 3 0 0.00
Total 116 96 457.92
46
No Kelurahan Sasaran Jumlah Ibu Hamil KEK dengan LiLA
<23,5 cm yang Mendapat PMT
%
1 Semper Timur 1 0 0
2 Semper Barat I 8 0 0
3 Semper Barat II 0 0 0
4 Semper Barat III 7 0 0
5 Kalibaru 15 0 0
6 Sukapura 52 0 0
7 Rorotan 0 0 0
8 Marunda 13 0 0
9 Cilincing I 0 0 0
10 Cilincing II 0 0 0
Total 96 0 0
47
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas
Kecamatan Cilincing periode Januari – Mei 2015, terdapat satu program yang
dipilih dalam identifikasi masalah yaitu Program Gizi. Program ini dipilih karena
merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam
hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas.
Sasaran program Gizi adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berada di
wilayah Kecamatan Cilincing dan secara khusus adalah kelompok – kelompok Ibu
Hamil, bayi, dan balita. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan
program wajib dan pengembangan lainnya termasuk didalamnya tokoh masyarakat,
masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program
dan target sebagai berikut :
1. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kecamatan
Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 63,42 %
2. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita N/S di wilayah
Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 48,55 %
3. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita N/D di wilayah Puskesmas
Kecamtan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 76,56%
4. Cakupan Kelangsungan Penimbangan D/K di wilayah Puskesmas Kecamatan
Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 62.54%
5. Angka kejadian Balita Bawah Garis Merah di wilayah Puskesmas Kecamatan
Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 0,98%
6. Cakupan Pemberian Vitamin A Biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015 sebesar 96,95%
7. Cakupan Pemberian Vitamin A Merah (12-59 bulan) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015 sebesar 102,16%
8. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif bayi usia 0-6 bulan di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 57,45%
9. Cakupan Fe 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan
Januari – Mei 2015 sebesar 95.67%
10. Cakupan Fe 3 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing
Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 96.14%
48
1.3 Rumusan Masalah
Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada Puskesmas
Kecamatan Cilincing periode Januari – Mei 2015 terdapat 10 cakupan program
yang menjadi masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai
kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik
sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari program
kesehatan gizi di Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut :
1. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kecamatan
Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 63.42% diatas target 41.67%
2. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita N/S di wilayah
Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 48,55 %
diatas target 35.42%
3. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita N/D di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 76,56% diatas target
33.33%
4. Cakupan Kelangsungan Penimbangan D/K di wilayah Puskesmas Kecamatan
Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 62.54% diatas target 25%
5. Angka kejadian Balita Bawah Garis Merah di wilayah Puskesmas Kecamatan
Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 0,98% dibawah target 5%
6. Cakupan Pemberian Vitamin A Biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015 sebesar 96,95% diatas target 85%
7. Cakupan Pemberian Vitamin A Merah (12-59 bulan) di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015 sebesar 102,16% diatas target 85%
8. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif bayi usia 0-6 bulan di wilayah Puskesmas
Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 57,45% diatas target
33.33%
9. Cakupan Fe 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan
Januari – Mei 2015 sebesar 95.67% diatas target 41.66%
10. Cakupan Fe 3 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing
Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 96.14% dibawah target 39.58%
49