258371331 Laporan Tutor Modul 5 Psikologi Kesehatan

19
1. Konsep dan peranan perilaku kesehatan terhadap derajat kesehatan masyarakat Konsep Perilaku Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku manusia mempunyai arti yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Skinner ( 1933 ) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon. Terdapat dua stimulus : 1. Respondent response atau reflektife response ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsang semacam ini disebut elicting stimuli karena menimbulkan respon yang relatif tetap misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka merah karena marah dan lain sebagainya. 2. Operant response atau instrumental response ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu . Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat perilaku yang sudah dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah melakukan suatu perbuatan kemudian dia

description

aa

Transcript of 258371331 Laporan Tutor Modul 5 Psikologi Kesehatan

1.Konsep dan peranan perilaku kesehatan terhadap derajat kesehatan masyarakat

Konsep Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Perilaku manusia mempunyai arti yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Skinner ( 1933 ) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon.

Terdapat dua stimulus :

1. Respondent response atau reflektife response ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsang semacam ini disebut elicting stimuli karena menimbulkan respon yang relatif tetap misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka merah karena marah dan lain sebagainya.

2. Operant response atau instrumental response ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu . Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat perilaku yang sudah dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah melakukan suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia akan lebih giat belajar atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respon yang diberikannya akan lebih intensif dan kuat. Di dalam kehidupan sehari hari respon yang pertama sangat terbatas keberadaanya hal ini disebabkan hubungan yang pasti antara stimulus dan respon sehingga kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin.Sebaliknya respon yang kedua merupakan bagian besar daripada perilaku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasinya sangat besar.

Bentuk Perilaku

Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme terhadap rangsangan tertentu dari luar subyek. Respon ini berbentuk dua macam yaitu :

1. Bentuk pasif atau covert behaviour adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan, sikap atau pengetahuan. Misalnya seorang ibu yang tahu bahwa membawa anak untuk diimunisasi dapat mencegah penyakit tertentu akan tetapi dia tidak membawa anaknya ke puskesmas atau posyandu.

2. Bentuk aktif atau overt behaviour , apabila perilaku ini jelas bisa dilihat. Misalnya pada contoh di atas si ibu membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk diimunisasi.

Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :

a.Perilaku pemeliharaan kesehatan

Merupakan perilaku atau usaha seseorang untuk menjaga/memelihara kesehatan agar tidak sakit atau merupakan upaya penyembuhan selama sakit.

Perilaku ini terbagi dalam 3 aspek :

Perilaku pencegahan penyakit

Perilaku peningkatan kesehatan

Perilaku gizi (makanan dan minuman)

b.Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan

Perilaku ini menyangkut upaya/ tidakan seseorang saat menderita penyakit. Contohnya mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan atau mengobati diri sendiri.

c.Perilaku kesehatan lingkungan

Perilaku seseorang dalam merespon lingkungan meliputi lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya.

Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan, diantaranya :

a.Perilaku hidup sehat

Merupakan kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. perilaku ini mencakup : Menu seimbang

Olahraga teratur

Tidak merokok

Tidak minum minuman keras dan narkoba

Istirahat yang cukup

Mengendalikan stress

Perilaku atau gaya hidup lalin yang positif bagi kesehatan

b.Perilaku sakit

Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan lain-lain.

c.Perilaku peran sakit

Perilaku ini mencakup :

1.Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2.Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak

3.Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan

Terbagi atas 2, yakni :

1.Faktor internal

Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan, yaitu :

a.Kecerdasan

Makin tinggi tingkat intelegensi seseorang biasanya perilaku orang tersebut lebih baik.

b.Tingkat emosional

c.Jenis kelamin

d.Bakat

2.Faktor eksternal

a.Pendidikan

b.Agama

c.Sosial-budaya

Jika seseorang dalam keadaan sosial yang baik maka biasanya terbentuk perilaku sehat yang baik pula

d.Politik

e.Ekonomi

Faktor Penentu ( Determinan ) perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

Faktor pembawa ( predisposing factor ) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai nilai dan lain sebagainya

Faktor pendukung ( enabling factor ) yang terwujut dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.

Faktor pendorong ( reinforcing factor ) yang terwujut di dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain , teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari perilaku masyarakat.Dari faktor faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan olehpengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku petugas kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Indikator lain : pengetahuan, sikap

PengetahuanPengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.). Pada dasarnya pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal.

Menurut Notoatmodjo (1993), pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

Sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bagian yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, mendefenisikan, mengatakan.

2. Pemahaman (Comprehension)

Berarti sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah memahami terhadap objek atau materi atau harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyampaikan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan buku, rumus, metode, prinsip dalam konteks, atau situasi lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan-kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

SikapSikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.(Notoadmojo, 1993).

Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih dan sebagainya). Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci, dan sebagainya). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Sebab sering kali terjadi bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap sesorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Allport (1954) dalam Soekijo (1993), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan (kenyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Sikap ini terdiri dari 4 (empat) tingkatan yaitu :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperlihatkan stimulus yang diberikan (objek.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya. Mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3.Perubahan perilaku kesehatan

Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

a) Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara alamiah

b)Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan

c) Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.

Pendekatan Untuk Mengubah Perilaku

a. Informasi

b. Pemasaran

c. Insentif

d. Restriksi (memberikan pembatasan untuk mencegah perilaku tertentu)

e. Indoktrinasi (Memberikan paksaan untuk perilaku tertentu)

f. Peraturan

Strategi Perubahan Perilaku

a) Inforcement (Paksaan):

- Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau perundangan.

- Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)

b) Persuasi

Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi.

c) Fasilitasi

Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi. Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan aksi dan kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku.

d) Education :

Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

Tahapan Perubahan Perilaku Model Transteoretikal (Simon-Morton, Greene & Gottlieb, 1995)

Terdapat 6 tahapan perubahan :

a. Prekontemplasi

Pada tahap ini klien belum menyadari adanya permasalahan ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu memerlukan informasi dan umpan balik untuk menimbulkan kesadaran akan adanya masalah dan kemungkinan untuk berubah. Nasehat mengenai sesuatu hal/informasi tidak akan berhasil bila dilakukan pada tahap ini.

b. Kontemplasi

Sudah timbul kesadaran akan adanya masalah. Namun masih dalam tahap keraguraguan. Menimbang-nimbang antara alasan untuk berubah ataupun tidak. Konselor mendiskusikan keuntungan dan kerugian apabila menerapkan informasi yang diberikan.

c. Preparasi (Jendela kesempatan untuk melangkah maju atau kembali ke tahap kontemplasi).

d. Aksi (Tindakan)

Klien mulai melakukan perubahan. Goalnya adalah dihasilkannya perubahan perilaku sesuai masalah.

e. Pemeliharaan

Pemeliharaan perubahan perilaku yang telah dicapai perlu dilakukan untuk terjadinya pencegahan kekambuhan.

f. Relaps

Saat terjadi kekambuhan, proses perubahan perlu diawali kembali. Tahapan ini bertujuan untuk kembalinya upaya aksi.

TEORI PERUBAHAN PERILAKU

a)Teori S-O-R

Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus Organisme Respons.

Perubahan perilaku terjadi dgn cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus).

Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process).

Materi pembelajaran adalah stimulus.

Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:

( Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak

( Apabila diterima (adanya perhatian) mengerti (memahami) stimulus.

( Subyek (organisme) mengolah stimulus, dan hasilnya:

( Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude)

( Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice)

b)Teori Dissonance : Festinger

Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance). Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).

c)Teori fungsi: Katz

Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).

Prinsip teori fungsi:

> Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)

> Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan (bila hujan, panas)

> Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala sosial)

> Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi (marah, senang)

d)Teori Driving forces: Kurt Lewin

Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces).

Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut.

Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:

> Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.

> Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

> Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun4.Metode dan strategi pendidikan kesehatanPendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perseorangan dan masyarakat. Pendidikan kesehatan bukanlah sesuatu yang dapat diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan bukan pula sesuatu rangkaian tata laksana yangakan dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai, melainkan suatu proses perkembangan yang selalu berubah secara dinamis dimana seseorang dapat menerima atau menolak keterangan baru, sikap baru dan perilaku baru yang ada hubungannya dengan tujuan hidup sehat (Nyswander, 1947 dalam Azwar 1983 ).

Tujuan dan Sasaran Pendidikan Kesehatan

Tujuan program pendidikan kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatnya peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Dahroni, 1996)

Adapun sasaran program pendidikan kesehatan yang ditetapkan oleh Depkes RI (1998) antara lain:

a. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.

b. Meningkatnya pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan perilaku seperti AIDS, Kanker, penyakit jantung, ketergantungan obat dan minuman keras sehingga angka kesakitan terhadap penyakit tersebut berkurang.

c. Meningkatnya peran swasta / dunia usaha dalam berbagai upaya pembangunan kesehatan terutama pelayanan kesehatan pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan yang selama ini masih dibiayai pemerintah seperti imunisasi, foging untuk DBD, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

d. Meningkatnya kreatifitas, produktifitas dan peran serta generasi muda dalam mengatasi masalah kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat

e. Meningkatnya dan lebih rasionalnya pembiayaan kesehatan yang berasal dari masyarakat termasuk swasta terutama melaui penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan masyarakat dan dikelola berdasarkan JPKM.

Metode Pendidikan Keshatan

Pendidikan kesehatan mempunyai beberapa unsur, yaitu: input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik (pelaku pendidikan), proses (upaya yang dilakukan) dan output. Metode pendidikan merupakan salah satu unsur input yang berpengaruh pada pelaksanaan pendidikan kesehatan ( Soekidjo, 2003)

1. Metode Pendidikan Individu (perseorangan)

Bentuk pendekatan ini antara lain :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) Cara ini memungkinkan kontak antara petugas dan klien lebih intensif, sehingga petugas dapat membantu penyelesaian masalah klien.

b. Interview (wawancara)

Metode ini bertujuan untuk menggali informasi dari klien mengenai perilaku klien

2. Metode pendidikan kelompok

a. Ceramah

Metode ini diperuntukan untuk kelompok besar dan baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah

b. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok ini dimungkinkan apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang dan termasuk ke dalam metode kelompok kecil

c. Curah Pendapat

Metode ini merupakan modifikasi dari diskusi kelompok dan mempunyai prinsip yang sama dengan diskusi kelompok. Perbedaannya terletak pada permulaannya, dimana peserta diberikan suatu masalah dan peserta kemudian memberikan tanggapannya.

d. Bola Salju

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang dan dua orang) kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Kemudian tiap 2 pasang bergabung, mediskusikan masalah yang sama dan menarik kesimpulan. Begitupun seterusnya sampai terjadi suatu diskusi seluruh peserta.

e. Kelompok-kelompok kecil (buzz group)

f. Memainkan peran (role playing)

Beberapa anggota kelompok memainkan suatu peran, kemudian mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam menjalankan tugas

g. Permainan stimulasi

Metode ini merupakan gabungan dari metode diskusi kelompok dan role play

3. Metode Pendidikan Massa

a. Ceramah umum

Penyajian materi di depan khalayak publik yang berjumlah besar dan terutama disampaikan secara lisan

b. Siaran Radio

Metodanya sama dengan ceramah, tetapi anak didik tidak berada di dalam ruangan yang sama

c. Siaran TV

Sama dengan radio, tetapi ditambah dengan gerakan

d. Media cetak

Penyajian materi disampaikan secara tulisan

Strategi Pendidikan Kesehatan

Menurut Soekidjo (2003) untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan kesehatan dilakukan strategi kegiatan sebagai berikut :

1. Penyebarluasan Informasi Kesehatan

Kegiatan ini meliputi pengkajian sosial budaya kesehatan, sistem komunikasi dan teknologi yang tepat dalam pengembangan masyarakat. Pengembangan penciptaan dan penyebarluasan bahan pendidikan kesehatan melalui media massa agar pesan kesehatan menjadi bagian yang terpadu dengan pesan pembangunan nasional.

2. Pengembangan Potensi Swadaya Masyarakat di Bidang Kesehatan

Kegiatan ini meliputi pengembangan sikap, kemampuan dan motivasi LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya dalam pembudayaan hidup sehat dan penyebarluasan metodologi pengembangan masyarakat melalui ormas dan kelompok potensial lainnya. Pengembanagan kerja sama yang paling menguntungkan antara pemerintah dan masyarakat berpenghasilan tinggi guna menopang kesehatan masyarakat miskin serta mengembangkan kelompok keluarga mandiri sebagai teladan.

3. Pengembangan Penyelenggaraan Penyuluhan

Di selenggarakan melalui pengembanagan sikap, kemampuan dan motivasi petugas kesehatan baik pemerintah maupun swasta di bidang penyuluhan, institusi pendidikan dan litbang serta pembentukan kemitraan antara pemerintah, kelompok profesi dan masyarakat dalam penyelenggaraan penyuluhan.