251617461 Transformasi PT Jamsostek Persero Menjadi BPJS Ketenagakerjaan
-
Upload
trywahyudi -
Category
Documents
-
view
22 -
download
0
description
Transcript of 251617461 Transformasi PT Jamsostek Persero Menjadi BPJS Ketenagakerjaan
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN & PENILAIAN ASET
UTS
Transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan
Oleh :
Gadis Cornelia A. 125020300111005
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
2014
TRANSFORMASI PT JAMSOSTEK
MENJADI BPJS KETENAGAKERJAAN
Amanah UU No. 40 tahun 2004 tentang system jaminan sosial nasional (SJSN)
mendorong terintegrasinya system jaminan sosial yang mengikat seluruh warga negara
Indonesia.Sebagai bagian dari system jaminan sosial yang dimiliki oleh Negara, PT
JAMSOSTEK (Persero) juga mendapat amanah melakukan transformasi menjadi satu
kesatuan SJSN.
Proses transformasi yang terhitung cukup singkat tentu saja memberikan berbagai
dampak dalam berbagai proses operasional maupun kinerja, terutama dalam hal kinerja
keuangan.
PENUGASAN :
Sebagai seorang analis, maka berikanlah analisis saudara terkait berbagai dampak yang
timbul dalam proses transformasi kelembagaan ini, diantaranya :
1. Bagaimana implikasi kelembagaan dan operasional setelah terjadi transformasi ?
2. Bagaimana analisis anda terkait aktivitas investasi yang terjadi pasca transformasi ?
3. Bagaimana analisis anda terkait kinerja keuangan terutama dari aspek kinerja
investasi ?
4. Bagaimana analisis anda terkait dampak transformasi kelembagaan ini terhadap
laporan keuangan yang disusun oleh BPJS Ketenagakerjaan ?
BAB I
PENDAHULUAN
A. Profil BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi
tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraan nya
menggunakan mekanisme asuransi sosial.
Sebagai Lembaga Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial BPJS
Ketenagakerjaan yang dahulu bernama PT Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana
undang-undang jaminan sosial tenaga kerja.
BPJS Ketenagakerjaan sebelumnya bernama Jamsostek (jaminan sosial tenaga
kerja), yang dikelola oleh PT. Jamsostek (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun
2011 tentang BPJS, PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak
tanggal 1 Januari 2014.
B. Pengertian Jaminan Sosial
Jaminan sosial menurut sudut pandang BPJS-KT merupakan bentuk perlindungan
sosial untuk menjaminseluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
yang layak.Perlindungan ini bertujuan untuk menjamin kemandirianbila terjadi risiko
sosial dalam hal terjadinya kehilangan atau berkurang-nya pendapatan berupa uang (in-
cash benefit) atau pelayanan (in-kind benefit).
Dalam melaksanakan jaminan sosial ini pemerintah memiliki keterbatasan-
keterbasan, ditambah lagi dengan kondisi penduduk, kondisi pekerja dan sebaran
geografis yang sulit untuk diatasi dan dijangkau.Oleh sebab itu pemerintah harus
memilih program jaminan sosial yang tepat dan menjadi prioritas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implikasi Kelembagaan dan Operasional Setelah Terjadi Transformasi
Transformasi Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) menjadi BPJS-KT
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) tentu saja bukan perubahan
nama semata.
Menurut Undang-undang No 24 tahun 2011, terdapat 5 implikasi kelembagaan
dan operasional pasca transformasi, yaitu :
1. BUMN menjadi Badan Hukum Publik
2. Cakupan bersifat Wajib menjadi Lebih Luas
3. Perubahan Sistem Penyelenggaraan
4. Perubahan Program dan Manfaat
5. Perubahan Pelaporan Keuangan
Sejalan dengan UU BPJS tersebut Kepala Kantor PT Jamsostek Cabang Dumai
Asril mengatakan, dalam transformasi PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan,
terdapatlima (5) perubahan yang mendasar :
1) Perubahan badan hukumdari organisasi BUMN menjadi badan hukum
publik,
2) Perubahan perlakuan keuangan pada badan penyelenggara baik dalam
hal pemisahan aset, badan penyelenggara dan peserta maupun sistem
pelaporan keuangan.
3) Perubahan cakupan kepesertaan wajib dari tenagakerja formal menjadi
perlindungan untuk seluruh tenaga kerja, meliputi pekerja swasta dan
informal yang terdiri dari 117,8 tenaga kerja.
4) Perubahan pengalihan wewenang pelaksanaan inspeksi kepatuhan
kepesertaan dalam sistem penegakan hukum dari Kementerian Tenaga
Kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan
5) Perubahan manfaat dari JHT, JKM, JKK, JPK menjadi JHT, JKM, JKK,
dan Jaminan Pensiun.
Berikut analisis saya mengenai 5 perubahan yang terjadi dalam hal kelembagaan
dan operasional tersebut :
1) BUMN menjadi Badan Hukum Publik
Badan usaha merupakan kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari labayang permodalannya seluruh atau
sebagian dimiliki olehPemerintah.
Sedangkan badan hukumpublik merupakan organisasi yang
berorientasi pada kepentingan publik dan tidak berorientasi laba atau
nirlaba.
Jadi, perubahan badan hukumdari organisasi BUMN menjadi badan
hukum publik berarti perubahan orientasi yang sebelumnya beorientasi
laba menjadi nirlaba.
Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
tentangSistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), BPJS merupakan badan
hukum nirlaba.
2) Cakupan bersifat Wajib menjadi Lebih Luas
Cakupan kepesertaan dari tenagakerja formal menjadi seluruh tenaga
kerja, meliputi pekerja swasta dan informal.Hal ini berarti BPJS
memberikan jaminannya bagi seluruh tenaga kerja Indonesia tanpa
terkecuali.
Berdasarkan UU BPJS Pasal 3 ayat 1, Pemberi Kerjaselain
Penyelenggara Negarawajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya (sesuai
tahapan pada Perpres 109/2013) serta memberikan data diri dan pekerja
(beserta keluarganya) secara lengkap dan benar.
Berdasarkan UU BPJS Pasal 4 ayat 1, setiap orangselain pemberi
kerja, pekerja dan PBI (Penerima Bantuan Iuran) wajib mendaftarkan
dirinya dan pekerjanya serta memberikan data diri dan pekerja (beserta
keluarganya) secara lengkap dan benar.
3) Perubahan Sistem Penyelenggaraan
Perubahan sistem penyelenggaraan yang terjadi yaitu perusahaan
harus melakukan administrasi dengan 2 BPJS dan semua tenaga kerja juga
dilayani oleh 2 BPJS.
Dua BPJS yang dimaksud yaitu BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
Kesehatan (Lembaga lama bernama ASKES).Hal ini sangat baik bagi
masyarakat karena mereka dijamin oleh pemerintah dari segi sosial dan
kesehatan sekaligus.
Selain itu, pelaksanaan inspeksi kepatuhan kepesertaan dalam sistem
penegakan hukum juga beralih dari Kementerian Tenaga Kerja kepada
BPJS Ketenagakerjaan.Artinya, BPJS punya kewenangan sendiri dalam
menangani pesertanya.
4) Perubahan Program dan Manfaat
Program Lama Program Baru
JHT
( Jaminan Hari Tua )
JHT
( Jaminan Hari Tua )
JKM
( Jaminan Kematian )
JKM
( Jaminan Kematian )
JKK
( Jaminan Kecelakaan Kerja )
JKK
( Jaminan Kecelakaan
Kerja )
JPK
( Jaminan Pemerikaan
Kesehatan )
Jaminan Pensiun
Jika diamati perubahan yang terjadi adalah penghapusan program JPK
dan munculnya program baru yaitu Jaminan Pensiun yang direncanakan
beroperasi mulai 1 Juli 2015.
Sedangkan bagi program lain yang tidak mengalami perubahan
nama, terdapat perubahan sebagai berikut :
1. Jaminan Hari Tua (JHT)
Iuran yang harus disetorkan sebers 3,7% untuk pemberi kerja dan
2% bagi pekerja.
2. Jaminan Kematian (JKM)
Iuran Iuran yang harus disetorkan sebersar 0,3% oleh Pemberi
Kerja sesuai dengan UU No. 3 Tahun 1992.
3. Jaminan Kecelakaan Kerja(JKK)
Iuran ditentukan atas 5 kelompok risiko jenis usahasesuai dengan
UU No. 3 Tahun 1992.Jumlah santunan dan perawatan kesehatan
maksimal 20 juta.
5) Perubahan Pelaporan Keuangan
Pelaporan Keuangan yang dilakukan oleh BPJS tidak hanya dalam
lingkup lembaga, tapi juga pada masing-masing program secara tersendiri.
Pelaporan keuangan ini akan saya jelaskan lebih lanjut pada pembahasan
poin 4.
B. Analisis terkait Aktivitas Investasi yang Terjadi Pasca Transformasi
Berdasarkan pemaparanKepala Divisi Pasar Uang Pasar Modal BPJS
Ketenagakerjaan,Dodo Suharto,teknis investasi yang dilakukan BPJS berdasarkan
alokasi asset yang tepat dan dilakukan evaluasi atas pencapaiannya setiap 3 bulan
(triwulan). Sedangkan dalam hal strategi, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Risk and Return Tradeoff
BPJS percaya bahwa semakin tinggi resiko atas investasi yang diambil
maka pengembalian atas investasinya (return of investment) juga semakin tinggi.
Menurut BPJS, deposito merupakan pilihan investasi yang paling rendah tingkat
resikonya. Disusul dengan obligasi, reksadana dan saham yang paling tinggi
tingkat resikonya.
2. Pengelolaan Risiko
Don’t put all eggs in one basket
Tidak menaruh dana yang besar pada satu investasi, sehingga apabila terjadi
kegagalan atau kerugian tidak terlalu berdampak pada organisasi.
Take a long-term outlook
Melihat secara jangka panjang dalam mengambil keputusan yang berhubungan
dengan investasi.Tidak hanya melihat tren pasar jangka pendek, tapi juga
mempertimbangkan faktor-faktor lain secara jangka panjang.
Never time the market
Tidak ada waktu yang paling tepat untuk berinvestasi, karena kapanpun waktu
yang dipilih semua memiliki resiko.
Monitor and rebalance
Investasi yang telah diambil harus selalu diawasi dan diseimbangkan.
(add/reduce/hold) Portfolio
Setiap keputusan untuk menambah, mengurangi atau menahan investasi harus
dipertimbangkan dengan benar.
3. Assets Allocation, Securities Selection, dan Market Timing
Assets Allocationmerupakan strategi yang dilaksanakan dengan menaruh
atau mengalokasikan secara tepat dan menguntungkan.Securities
Selectionmerupakan strategi pemilihan sekuritas agar investasi yang dipilih
memberikan pengembalian seperti yang diharapkan.Market Timingstrategi untuk
memilih waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas investasi, entah itu
menambah, menghentikan atau menahan investasi.
Pengelolaan investasi BPJS-TK didasarkan pada paradigma “Value Bridge
Operasional Dan Pelayanan”yang apabila dijabarkan terdiri dari 3 nilai utama, yaitu :
1. Mendukung Pertumbuhan Kepesertaan.
2. Bagian dari Peningkatan Kualitas Pelayanan.
3. Memberikan Total Benefit ke Peserta.
Sedangkan untuk kebijakan dan strategi investasi yang terapkan terdiri dari :
1. Profesional dan prudent untuk kepentingan peserta
2. Memperhatikan kesesuaian profil liabilitas (JHT, JKK, JK) dengan aset
investasi – ALMA
3. Mematuhi Prinsip GCG
4. Hasil investasi yang bertumbuh dan berkelanjutan
5. Investasi Langsung :
Total Benefit (Financial – Non Financial)
Support Core Bussines
6. Pasar Uang Dan Pasar Modal:
Total Value Relationship
Bussines Reciprocal
Sustainibility YOI / ROI
Sustainibility Growth
C. Analisis terkait Kinerja Keuangan ( Kinerja Investasi )
Berikut merupakan data yang diperoleh ketika seminar BPJS-KT Mengajar.
Portfolio 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Agt 2014
Deposito 20,513 27,257 31,198 32,867 41,743 40,190 59,692 Obligasi 29,893 35,864 39,744 46,668 53,712 64,809 75,463 Saham 8,846 14,044 21,921 23,440 27,436 31,811 28,501 Reksadana 1,947 3,014 5,618 8,370 9,558 12,011 9,868 Properti 510 487 469 447 370 358 1,113 Penyertaan 43 37 38 39 47 45 41 Total 61,752 80,703 98,988 111,832 132,866 149,224 174,678
DANA
Portfolio 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Agt 2014
Deposito 1,683 2,839 1,973 2,728 2,714 2,714 3,033 Obligasi 3,840 4,395 4,285 4,712 5,260 6,011 4,558 Saham 1,543 1,594 2,191 3,548 4,214 4,868 7,663 Reksadana 104 119 279 794 907 1,159 2,226 Properti 75 77 75 88 108 123 84 Penyertaan 0 5 1 2 4 1 2 Total 7,244 9,029 8,806 11,872 13,207 14,877 17,566
HASIL
Analisis :
Tahun Dana Pertumbuhan Hasil Pertumbuhan Hasil % Hasil atas
Dana Dana
2008 61.752 7.244 11,73%
2009 80.703 31% 9.029 25% 11,19%
2010 98.988 23% 8.806 -2% 8,90%
2011 111.832 13% 11.872 35% 10,62%
2012 132.866 19% 13.207 11% 9,94%
2013 149.224 12% 14.877 13% 9,97%
2014 174.678 17% 17.566 18% 10,06%
Rata-rata 115.720 19% 11.800 16% 10%
Berdasarkan tabel diatas, sejak tahun 2008-2014 dana yang dikeluarkan BPJS-KT
untuk berinvestasi terus meningkat. Sedangkan untuk hasil atau pengembalian investasinya
sempat mengalami penurunan pada tahun 2010, yakni sebesar 2% ( dari 9.029 menjadi
8.806 ).
Apabila dihitung, persentase hasil atas dana yang dikeluarkan mengalami fluktuasi
setiap tahunnya. Presentasi hasil atas dana yang tertinggi diperoleh pada tahun 2008, dengan
dana 61.752 mampu menghasilkan pengembalian sebesar 7.244 (11.73%). Pada tahun 2013,
persentasi hasil atas dana hanya sebesar 9,97%. Setelah terjadi transformasi tahun 2014,
persentasinya meningkat menjadi 10,06%. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh positif
atas transformasi yang dilakukan BPJS-KT terhadap aktivitas investasinya.
Rata-rata pertumbuhan dana yang dikeluarkan BPJS-KT sebesar 19% dan rata-rata
pertumbuhan hasilnya sebesar 16%. Berarti dana yang ditambahkan kurang sebanding
dengan hasil yang diperoleh, tapi hasil ini sepertinya sudah cukup bagus karena mengalami
peningkatan setiap tahunnya.
D. Analisis Dampak Transformasi Kelembagaan terhadap
Laporan Keuangan yang Disusun oleh BPJS Ketenagakerjaan
Selain menyusun laporan keuangan tingkat lembaga, setelah transformasi tahun
2014 ini BPJS-KT juga harus menyusun laporan atas masing-masing programnya.
Sehingga secara lengkap laporan keuangannya terdiri dari :
1. Laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan :
Laporan posisi keuangan
Laporan kinerja keuangan [pengganti laporan laba rugi komprehensif]
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan
2. Laporan keuangan Program Jaminan Hari Tua :
Laporan aset neto
Laporan perubahan aset neto
Catatan atas laporan keuangan
3. Laporan keuangan Program Jaminan Pensiun :
Laporan aset neto
Laporan perubahan aset neto
Catatan atas laporan keuangan
4. Laporan keuangan Program Kecelakaan Kerja :
Laporan posisi keuangan
Laporan aktivitas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan
5. Laporan keuangan Program Kematian :
Laporan posisi keuangan
Laporan aktivitas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan merupakan kemajuan
yang luar biasa atas usaha pemerintah untuk memberikan kesejahteraan bagi
rakyatnya.Namun dalam transformasinya tidak bisa dilakukan secara langsung, harus
dilakukan secara bertahap karena dampak perubahannya cukup besar. Lima aspek yang
berubah meliputi :
1. BUMN menjadi Badan Hukum Publik
2. Cakupan bersifat Wajib menjadi Lebih Luas
3. Perubahan Sistem Penyelenggaraan
4. Perubahan Program dan Manfaat
5. Perubahan Pelaporan Keuangan
Selain lima perubahan diatas, BPJS-KT juga mengalami peningkatan dalam
aktivitas investasi dan kinerja keuangannya. Dalam hal pelaporan keuangan juga
mengalami perbaikan karena adanya laporan per program jaminan, sehingga semakin
mudah untuk dilakukan pengawasan dan pengambilan keputusan.
B. Saran
Pemerintah dan BPJS harus terus bersinergi untuk menjalankan jaminan sosial ini
dengan baik demi kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan BPJS harus seusai dengan klaim Pemerintah bahwaBadan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) I yang berlaku pada 2014 akan menjadi program
jaminan sosial terbaik dan terbesar di Asia.
Juga harus sesuai dengan pernyataan Dirjen Perlindungan Jaminan Sosial
Kementerian Sosial Kementerian Sosial, Andi Z.A. Dulung bahwa puluhan juta rakyat
miskin di Indonesia akan mendapatkan asuransi kesehatan secara gratis dari
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Suharto, Dodo. (2014). Transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS
Ketenagakerjaan.Malang : Seminar BPJS Ketenagakerjaan Mengajar.
Berita (10 Januari 2014).Jamsostek Berubah BPJS
Ketenagakerjaan.http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/(Diakses :30 November 2014).
BPJS Ketenagakerjaan.http://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaan
(Diakses :30 November 2014).
Badan Usaha. http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha . (Diakses :9 Desember 2014).
Jamsostek: Manfaat dan Penggunaannya. http://www.pustakasekolah.com/jamsostek-
manfaat-dan-penggunaannya.html . (Diakses :9 Desember 2014).
Mahardika,Danu.(25 June 2013 ). Kemensos: BPJS Indonesia Akan Jadi yang Terbesar
dan Terbaik di Asia. http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2686957_4202.html
(Diakses : 10 Desember 2014).