SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

91
i SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE TERHADAP MINAT KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT MENJADI NASABAH (Analisis Ekonomi Islam) Oleh : AYUB SETIAWAN NIM. 15.2200.026 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE 2019

Transcript of SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

Page 1: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

i

SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE

TERHADAP MINAT KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT

MENJADI NASABAH

(Analisis Ekonomi Islam)

Oleh :

AYUB SETIAWAN

NIM. 15.2200.026

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PAREPARE

2019

Page 2: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

ii

SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE

TERHADAP MINAT KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT

MENJADI NASABAH

(Analisis Ekonomi Islam)

Oleh :

AYUB SETIAWAN NIM. 15.2200.026

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

(S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu

Hukum Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PAREPARE

2019

Page 3: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

iii

SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE

TERHADAP MINAT KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT

MENJADI NASABAH

(Analisis Ekonomi Islam)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai

Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Program Studi

Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Disususn dan diajukan oleh

AYUB SETIAWAN

NIM: 15.2200.026

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PAREPARE

2019

Page 4: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

iv

ENGESAHAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Sistem Kerja BPJS Ketenagakerjaan Parepare

terhadap Minat Keikutsertaan Masyarakat

menjadi Nasabah (Analisis Ekonomi Islam)

Nama Mahasiswa : Ayub Setiawan

NIM : 15.2200.026

Fakultas : Syariah dan Ilmu Hukum Islam

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah

Dasar Penetapan Pembimbing : B.103/In.39/PP.00.09/12/2019

Disetujui Oleh:

Pembimbing Utama : Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag. (….........)

NIP : 19730129 200501 1 004

Pembimbing Pendamping : Dr. Andi Tenripadang, M.H. (.………)

NIP : 19710115 200501 2 004

Mengetahui:

Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam Dekan,

Dr. Hj. Muliati, M.Ag.

NIP: 19601231 199103 2 004

Page 5: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

v

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Sistem Kerja BPJS Ketenagakerjaan Parepare

terhadap Minat Keikutsertaan Masyarakat

menjadi Nasabah (Analisis Ekonomi Islam)

Nama Mahasiswa : Ayub Setiawan

NIM : 15.2200.026

Fakultas : Syariah dan Ilmu Hukum Islam

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah

Dasar Penetapan Pembimbing

Tanggal Kelulusan

:

:

B.103/In.39/PP.00.09/12/2019

22 Agustus 2019

Disahkan oleh Komisi Penguji

Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag. (Ketua) (……………...)

Dr. Andi Tenripadang, M.H. (Sekretaris) (………………)

Dr. H. Sudirman. L., M.H. (Penguji Utama I) (………………)

Dr. Hj. Saidah, M.H. (Penguji Utama II) (……………...)

Mengetahui:

Institut Agama Islam Negeri Parepare Rektor,

Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si.

NIP: 19640427 198703 1 002

SKRIPSI

Page 6: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

vi

SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE TERHADAP

MINAT KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT MENJADI NASABAH

(Analisis Ekonomi Islam)

Disusun dan diajukan oleh

AYUB SETIAWAN

NIM : 15.2200.026

Telah Dipertahankan di Depan Sidang Ujian Munaqasyah

Pada Tanggal 22 Agustus 2019 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Mengesahkan

Dosen Pembimbing

Pembimbing Utama : Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag.

NIP : 19730129 200501 1 004 (…………....)

Pembimbing Pendamping : Dr. Andi Tenripadang, M.H.

NIP : 19710115 200501 2 004 (…………....)

Institut Agama Islam Negeri Parepare Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam

Rektor, Dekan,

Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. Dr. Hj. Muliati, M.Ag.

NIP: 19640427 198703 1 002 NIP: 19601231 199103 2 004

Page 7: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt berkat hidayah, taufik, dan

perlindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Sarjana Hukum pada Fakultas

Syariah dan Ilmu Hukum Islam” Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.

Penulis menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada ibunda Sri

Wahyuni dan ayahanda Suparlan, dimana dengan pembinaan dan berkah doa

tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik

tepat pada waktunya.

Penulis telah menerima banyak arahan, bimbingan dan bantuan dari Bapak

Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag. dan Ibu Dr. Andi Tenripadang, M.H. selaku

Pembimbing Utama dan Pendamping, atas segala arahan, bantuan dan bimbingan

yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Selanjutnya, penulis juga mengucapkan, menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. sebagai Rektor IAIN Parepare yang telah

bekerja keras mengelola pendidikan di IAIN Parepare.

2. Ibu Dr. Hj.Muliati, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum

Islam yang telah banyak memberikan tenaga dan pemikirannya dalam memimpin

Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam, sehingga sampai saat ini masih

menjadi Fakultas yang paling sukses dan diminati oleh para calon mahasiswa

baru.

Page 8: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

viii

3. Bapak Andi Bahri S., M.E., M.Fil,I. sebagai Ketua Prodi Hukum Ekonomi

Syariah yang telah banyak memberi dukungan kepada kami sebagai mahasiswa

Prodi Hukum Ekonomi Syariah.

4. Bapak dan Ibu dosen, Prodi Hukum Ekonomi Syariah yang telah meluangkan

waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di IAIN Parepare

5. Kepala Akademik dan Perpustakaan IAIN Parepare beserta seluruh stafnya yang

telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN

Parepare, terutama dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh staf Administrasi Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam yang telah

memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN Parepare,

terutama dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh informan penulis di KCP BPJS Ketenagakerjaan Parepare, sebagai

lokasi penelitian, baik dari karyawan kantor, peserta BPJS dan dari pihak

pemerintah Kota Parepare dalam hal ini Kantor Dinas Permodalan yang telah

memberikan izin penelitian kepada penulis, yang sangat dibutuhkan untuk

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga besar saya yang selalu memberikan semangat dan doa selama

ini sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua teman-teman mahasiswa Fakulas Syariah dan Ilmu Hukum Islam,

terkhusus Prodi Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2015 yang telah memberikan

dorongan, semangat dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Page 9: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

ix

Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan, baik moral maupun material hingga tulisan ini dapat

diselesaikan. Semoga Allah Swt berkenaan menilai segala kebajikan sebagai amal

jariah dan memberikan rahmat dan pahala-Nya.

Akhirnya penulis menyampaikan kiranya prmbaca berkenaan memberikan

saran konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.

Parepare, 04 Juli 2019

Penulis

AYUB SETIAWAN

15.2200.026

Page 10: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

x

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Ayub Setiawan

NIM : 15.2200.026

Tempat/Tanggal Lahir : Parepare / 23 Oktober 1996

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas : Syariah dan Ilmu Hukum Islam

Judul Skripsi : Sistem Kerja BPJS Ketenagakerjaan Parepare

terhadap Minat Keikutsertaan Masyarakat menjadi

Nasabah (Analisis Ekonomi Islam)

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbuki ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal karena hukum.

Parepare, 04 Juli 2019

Penyusun

AYUB SETIAWAN

15.2200.026

Page 11: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................I

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................II

HALAMAN PENGAJUAN ...............................................................................III

HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................IV

HALAMAN PENGESAHAN REKTOR DAN DEKAN…………………….. V

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ...........................................VI

KATA PENGANTAR .......................................................................................VII

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................X

DAFTAR ISI ......................................................................................................XI

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................XIV

ABSTRAK .........................................................................................................XV

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................5

1.4 Kegunaan Penelitian..........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ..........................................................6

2.2 Tinjauan Teoritis ...............................................................................8

2.2.1 Teori Sistem………………………………………………... 8

2.2.2 Konsep BPJS Ketenagakerjaan……………………………. 12

2.2.3 Teori Keikutsertaan Masyarakat (Partisipasi)……………... 18

2.2.4 Teori Nasabah……………………………………………… 20

2.2.5 Teori Analisis………………………………………………. 22

Page 12: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

xii

2.2.6 Teori Ekonomi Islam...............................................................25

2.3 Tinjauan Konseptual ...........................................................................27

2.4 Kerangka Pikir ....................................................................................28

2.5 Bagan Kerangka Pikir .........................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................31

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................31

3.4 Fokus Penelitian ..................................................................................32

3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................33

3.6 Metode Analisis Data ..........................................................................33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum BPJS Ketenagakerjaan ..........................................35

4.2 Gambaran Umum dan Ranah Kerja BPJS Ketenagakerjaan

Parepare ................................................................................................36

4.2.1 Sejarah KCP BPJS Ketenagakerjaan Parepare ...........................36

4.2.2 Struktur Organisasi KCP BPJS Ketenagakerjaan Parepare ........37

4.2.3 Bagan Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Parepare ......38

4.2.4 Segmentasi Kepesertaan (Nasabah) ...........................................38

4.3 Pembahasan dan Hasil Penelitian........................................................39

4.3.1 Sistem Kerja BPJS Ketenagakerjaan Parepare ...........................39

4.3.2 Prosedur dan Siatem Kerja ..........................................................43

4.3.3 Minat Masyarakat menjadi nasabah dilihat dari sistem kerja BPJS

Ketenagakerjaan Parepare ...........................................................45

4.3.4 Analisis Ekonomi Islam terhadap Sistem Kerja

BPJS Ketenagakerjaan Parepare .................................................49

Page 13: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

xiii

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................59

5.2 Saran .....................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................62

LAMPIRAN

Page 14: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

NO Judul Lampiran

1 Surat Permohonan Izin Penelitian

2 Surat Rekomendasi Penelitian

3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

4 Surat Keteragan Wawancara

5 Dokumentasi Wawancara

6 Biografi Penulis

Page 15: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

xv

ABSTRAK

AYUB SETIAWAN, Sistem Kerja BPJS Ketenagakerjaan Parepare

terhadap Minat Keikutsertaan Masyarakat Menjadi Nasabah (Analisis Ekonomi

Islam) (dibimbing oleh Muhammad Kamal Zubair dan Andi Tenripadang). Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS) merupakan program publik

yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial

ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme. Sebagai

Lembaga Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial BPJS Ketenaga kerjaan

yang dahulu bernama PT Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana Undang-Undang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Field Research (penelitian lapangan)

yang diperoleh melalui data-data yang bersifat primer dan sekunder. Teknik

pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi

dan akan dianalisis dengan cara mereduksi data, verifikasi data dan penarikan

kesimpulan.

Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa: Sistem kerja yang diterapkan

oleh karyawan guna untuk memperkenalkan jenis jaminan dan prosedur kerja kepada

para pekerja (penerima upah, bukan penerima upah dan sektor jasa rekonstruksi) Ada

empat sistem kerja yang terlaksanakan yakni : (1) Sosialisasi dan edukasi secara

menyeluruh kepada pekerja dan masyarakat umum, (2) Grebek pasar, (3)

Menggandeng instansi-instansi terkait BPJS Ketenagakerjaan, (4) Menegakkan aturan

dengan bekerjasama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL). Sampai dengan tahun 2019 sebanyak 11.068 pekerja yang terdaftar

menjadi peserta di BPJS Ketenagakerjaan Parepare dengan rincian peserta yang aktif

sebanyak 8.907 dan yang tidak aktif sebanyak 2.161 kepesertaan, dilihat dari Minat

masyarakat menjadi nasabah atau peserta terhadap sistem kerja BPJS

Ketenagakerjaan Parepare, ada 2 jenis kepeminatan; Minat Pekerja, dilihat dari

(Segmentasi Penerima Upah dan Segmentasi Bukan Penerima Upah) menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan. Analisis Ekonomi Islam terhadap sistem kerja BPJS

Ketenagakerjaan, Islam menawarkan sistem sosial yang berkeadilan dan bermartabat.

Sistem yang ditawarkan Islam adalah sistem per pekerjaan, yang di dalamnya

mencakup hubungan majikan dengan buruh, dan konsep pemberian upah.

Kata Kunci : Sistem Kerja, Minat Keikutsertaan, Analisis Ekonomi Islam

Page 16: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara kesejahteraan adalah konsep pemerintahan ketika negara mengambil

peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan

sosial warga negaranya. Konsep ini didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan,

distribusi kekayaanyang setara, dan tanggung jawab masyarakat kepada orang-orang

yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal untuk menjalani kehidupan yang

layak. Istilah ini secara umum bisa mencakup berbagai macam organisasi ekonomi

dan sosial.

Negara kesejahteraan yang dimaksud sebagai konsep adalah suatu bentuk

pemerintahan demokratis yang menegaskan bahwa negara bertanggung jawab

terhadap kesejahteraan rakyat (setidaknya secara minimal), bahwa pemerintah harus

mengatur pembagian kekayaan negara agar tidak ada rakyat yang kelaparan, tidak ada

rakyat yang memenuhi ajalnya karena tidak memperoleh jaminan sosial.1Sistem

jaminan sosial merupakan cara (means) sekaligus tujuan untuk mewujudkan

kesejahteraan yang sekarang telah dikenal diseluruh dunia.2

Manusia memerlukan suatu tatanan hukum yang mengatur hubungan antara

hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, yang disebut dengan

mu‟amalah.Salah satu bentuknya adalah perjanjian atau kesepakatan kerja bersama

1Yudi Latief, Negara Paripurna: historisitas, rasionalitas, dan aktualitas Pancasila, (Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 584.

2Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi, (Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2008), h. 25.

Page 17: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

2

antara penyedia jasa tenaga di satu pihak dengan penyedia pekerjaan di pihak lain. Di

Indonesia, kerja sama ini disebut perjanjian perburuhan, seperti termaktub dalam UU

No.13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan3, Pasal 1 Ayat (21) bahwa perjanjian

kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat

pekerja atau serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di

bidang ketanegakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau

perkumpulan yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Namun, masih ada perbedaan pandangan tentang masalah perburuhan tersebut.

Pandangan Islam di tengah pandangan tersebut, Islam menawarkan sistem

sosial yang berkeadilan dan bermartabat.Sistem yang ditawarkan Islam adalah sistem

per pekerjaan, yang di dalamnya mencakup hubungan majikan dengan buruh, dan

konsep pemberian upah.Islam memberikan penghargaan tinggi terhadap pekerjaan,

dan buruh yang bekerja serta mendapatkan penghasilan dengan tenaganya sendiri

wajib dihormati.Karena dalam perspektif Islam, bekerja merupakan kewajiban mulia

bagi setiap manusia agar dapat hidup layak dan terhormat.Bahkan kedudukan buruh

dalam Islam menempati posisi terhormat.

Rasulullah saw pernah menjabat tangan seorang buruh yang bengkak karena

kerja keras, lalu menciumnya dan berkata: “Inilah tangan yang dicintai Allah dan

Rasul-Nya.” (HR. Bukhari). Tolok ukur pekerjaan dalam Islam adalah kualitas dari

hasil kerja tersebut, maka buruh yang baik adalah buruh yang meningkatkan kualitas

kerjanya.

Setiap masyarakat dan warga Negara Indonesia berhak untuk mendapatkan

kesehatan dan kesejahteraan baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya. Hal ini

3UU No.13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan

Page 18: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

3

tertuang pada UUD 1945 pasal 28H “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan

batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.4

Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk

memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan

keadilan. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat, Setiap orang

berhak mempunyai hak milik pribadi dan dan hak milik tersebut tidak boleh diambil

alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun”5.

Seperti diketahui bahwa menurut Jaminan sosial (Jamsos) Indonesia, “Fungsi,

Tugas dan Wewenang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)“Situs Resmi

Jamsos Indonesia.“Jaminan sosial merupakan hak setiap warga Negara yang

dilindungi oleh undang-undang”. Namun kenyataannya belum seluruh warga Negara

mendapatkan akses jaminan sosial nasional tersebut. Dalam Undang-Undang Dasar

1945, pada alinea kelima, dinyatakan bahwa keadilan sosial diperuntukkan bagi

seluruh rakyat Indonesia dan Sistem jaminan sosial tercantum dalam Pasal 34 UUD

Amandemen keempat Tahun 2002.

Sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 3 tahun

1992, maka semua tenaga kerja harus diikutsertakan dalam program jaminan sosial

tenaga kerja. Di dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja sudah dijelaskan bahwa setiap badan usaha yang mempekerjakan 10

3Jaminan sosial (Jamsos) Indonesia, “Fungsi, Tugas dan Wewenang BPJS”. Situs Resmi

Jamsos Indonesia.http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/268 (23 Desember 2018).

4UUD 1945 pasal 28H

Page 19: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

4

(sepuluh) orang atau lebih atau membayar total upah Rp 1.000.000,00 (satu juta

rupiah) per bulan, wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial

tenaga kerja. Program jaminan sosial tenaga kerja adalah perlindungan dasar bagi

pekerja yang sifatnya saling membantu.

Menurut sumber dari Jaminan sosial (Jamsos) Indonesia, “Fungsi, Tugas dan

Wewenang BPJS“ Situs Resmi Jamsos Indonesia. Masalah jaminan sosial tenaga

kerja merupakan hal yang paling prinsipil bagi setiap tenaga kerja dan sekaligus

merupakan beban yang harus dipikul oleh setiap pengusaha atau perusahaan yang

menaungi para pekerjanya.Oleh karena itu, tidak mustahil timbul kerawanan-

kerawanan pada perusahaan-perusahaan tertentu yang tidak melaksanakan ketentuan

tersebut. Mengingat bahwa di setiap perusahaan memiliki pekerja tetap dan pekerja

tidak tetap, maka dalam kenyataannya tidak setiap pekerja mendapatkan pelayanan

jaminan sosial tenaga kerja.

Setelah melakukan observasi di BPJS Ketenagakerjaan Parepare, saya

menemukan masalah yang saya temukan salah satunya tidak seluruh Perusahaan

mendaftarkan pekerjanya di BPJS ketenagakerjaan, hanya pekerja yang formal saja

informal tidak diikut sertakan. Kemudian mekanisme sistem kerja pada BPJS

Ketenagakerjaan masih perlu untuk di tingkatkan lagi dilihat dari upaya karyawan

harus lebih gencar mensosialisasikan sistem kerjanya kepada masyarakat umum

terlebih khusus bagi para pekerja untuk menjadi nasabah BPJS Ketenagakerjaan

Parepare.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun sub-sub masalah yang timbul antara lain:

1.2.1 Bagaimana sistem kerja di BPJS Ketenagakerjaan Parepare ?

Page 20: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

5

1.2.2 Apakah sistem kerja BPJS dapat meningkatkan minat masyarakat guna

menjadi nasabah BPJS Ketenagakerjaan ?

1.2.3 Bagaimana analisis ekonomi islam terhadap sistem kerja di BPJS

Ketenagakerjaan Parepare ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas, maka yang

menjadi tujuan pebelitian ini adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui sistem kerja di BPJS Ketenagakerjaan Parepare.

1.3.2 Untuk mengetahui minat masyarakat menjadi nasabah ditinjau dari sistem di

BPJS Ketenagakerjaan Parepare.

1.3.3 Untuk mengetahui analisis ekonomi islam terhadap sistem kerja BPJS

Ketenagakerjaan Parepare.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneliti ini dapat memberikan kegunaan

seperti berikut :

1.4.1 Agar masyarakat dan pekerja menjadi nasabah yang dapat memahami serta

mengetahui sistem kerja dan bentuk-bentuk produk yang di tawarkan oleh

BPJS Ketenagakerjaan Parepare.

1.4.2 Agar masyarakat dan pekerja mendapatkan kesejahteraan berupa hak tiap

warga Negara dalam keselamatan dan perlindungan akan jaminan sosial yang

sesuai dengan norma-norma hukum dan agama.

1.4.3 Agar masyarakat dan pekerja memahami sistem kerja BPJS Ketenagakerjaan

Parepare yang sesuai dengan syariat Islam.

Page 21: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian sebelumnya mengenai penelitian BPJS Ketenagakerjaan

telah dilakukan, diantaranya yaitu :

2.1.1 Muhammad Yusran Saad (Universitas Negeri Hasanuddin, 2016) melakukan

penelitian dengan berjudul “Tinjauan Yuridis Penyelenggaraan Program

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Ketenagakerjaan”Masalah pada

penelitian ini adalah peninjauan penyelenggaraan program jaminan

PT.Jamsostek setelah bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan.Hasil

penelitian ini menyatakan : BPJS Ketenagakerjaan Makassar, dinilai belum

sepenuhnya melaksanakan program kerjanya terkhusus pada program Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK). Karena disamping peningkatan layanan, juga ada

penambahan program yaitu RTW (Return To Work) dimana pengguna jasa

yang mengalami cacat fisik akan diberikan bantuan atau edukasi berupa

keterampilan sesuai dengan dirinya yang sekarang sehingga ia bisa kembali

bekerja.Dalam pelaksanaanya, ada beberapa hal yang penulis garis bawahi,

yaitu BPJS Ketenagakerjaan kurang melakukan monitoring terhadap pihak

rumah sakit/pelayanan kesehatan yang ia pilih untuk bekerja sama dengannya.

2.1.2 Nur Irma Yandani (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016)

melakukan penelitian dengan berjudul“Strategi Komunikasi Bpjs

Ketenagakerjaan Kcp Pangkep Dalam Menyosialisasikan Program Jaminan

Pensiun.Masalah yang ada pada penelitian ini adalah Kurangnya penerapan

komunikasi untuk menyosialisasikan program jaminan pensiun di BPJS

Page 22: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

7

Ketenagakerjaan KCP Pangkep. Hasil penelitian ini menyatakan : Hambatan

yang dihadapi BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep dalam menyosialisasikan

program jaminan pensiun yakni dalam menentukan audiens dimana peserta

sosialisasi yang hadir bukan pekerja yang bertugas mengolah data perusahaan,

dalam menyusun pesan karena bukan yang hadir bukan pekerja yang

berkompeten dalam mengolah data perusahaan sehingga materi pesan menjadi

tidak tepat sasaran, dalam menetapkan metode dimana kesesuaian

waktu/jadwal antara BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep.

2.1.3 Ervan Kurniawan (Universitas Bandar Lampung, 2017) melakukan penelitian

dengan berjudul“Pengaruh Kualitas Pelayanan Pada Kepuasan Peserta Bpjs

Ketenagaakerjaan Cabang Lhokseumawe Dengan Variabel Citra Merek

Sebagai Variabel Pemoderasi”,Masalah pada penelitian ini adalah Beberapa

peserta mengeluhkan tentang kebersihan toilet dan kenyamanan ruang tunggu

kantor. Hal tersebut dimungkinkan karena peserta BPJS Ketenagakerjaan

yang dari berbagai daerah di sekitar Lhokseumawe yang masih kurang

pemahaman tentang kebersihan, sehingga mengganggu kenyamanan peserta

lainnya. Rata-rata penilaian tentang kualitas pelayanan BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Lhokseumawe Aceh adalah Tangible memperoleh skor 4 (baik),

Reliability memperoleh skor 4 (baik), Responsiveness memperoleh skor 4

(baik), Emphaty 4 (baik) memperoleh skor 4 (baik), Assurance 4 (baik) .

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian yang akan diteliti oleh penulis

berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaanya adalah penulis ingin mengetahui

bagaimana sistem kerja BPJS Ketenagakerjaan Parepare terhadap minat keikutsertaan

masyarakat menjadi nasabah menurut analisis ekonomi islam.

Page 23: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

8

2.2 Tinjauan Teoritis

2.2.1 Teori Sistem

2.2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling terkait yang berfungsi

secara bersama-sama untuk mencapai beberapa hasil tertentu. Adapun pengertian

sistem menurut para ahli yaitu :

a. James Heavy.

Menurut L. Jame Heavy yaitu prosedur logis emosional untuk merancang

suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yng lainnya dengan

maksud untuk berfngsi sebagai kesatuan dalam usaha mencapai suatu usaha yang

telah ditentukan.

b. John Mc. Manama.

Menurut John Mc. Manama yaitu struktur konseptual yang tersusun dari

fungsi yang saling berhubungan dan bekerja serta sebagai organik untuk mencapai

suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efisien.

Dapat disimpulkan bahwa, sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang

berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk

mencapai tujuan. Karakter Sistem yaitu: Batas sistem, Lingkungan luar sistem,

Penghubung sistem/ Intervoce, Masukan / Input, Pengolah / Proses, Keluaran

(output), Sasaran (Obyektif) / Tujuan.6

6Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 327.

Page 24: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

9

2.2.1.2 Komponen Sistem

Sistem dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang membutuhkan input,

menerapkan seperangkat aturan atau proses ke dalam input dan menghasilkan output 7

a. Input. Input dapat mencakup data, serta sumber daya lainnya, yang merupakan titik

awal untuk sebuah sistem.

b. Proses. Proses adalah sekelompok aktivitas yang dilakukan pada input yang

dimasukkan ke dalam sistem.

c. Output. Output mengacu pada apa yang diperoleh dari sistem, atau hasil dari apa

yang dikerjakan sistem.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan

komponen yang saling terkait dan bekerja sama dalam mencapai beberapa hasil

tertentu melalui penerimaan input, pemrosesan input dan penghasilan output.

2.2.1.3 Pengertian Sistem Kerja

Sistem Kerja adalah sekumpulan komponen yang saling terkait yang

berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai beberapa hasil dan tahapan dalam

tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan

mau menuju mana, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang

harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.8

Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjuk pengertian metode

atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu

sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh. Metode sistem erat dikaitkan dengan

unsur tata kelola kerja disuatu organisasi maupun lembaga.Sebenarnya

7Onong Uchajana Effendy, Ilmu HukumTeori dan Praktek (Bandung: Pustaka Media, 2008)h.

33.

8Abdul Kadir dan Ika Yuliana, Prinsip dasar Sistem Ekonomi (Jakarta: PT.Grafindo), h. 288.

Page 25: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

10

penggunaannya lebih dari itu, tetapi kurang dikenal.Sebagai suatu himpunan, sistem

pun didefinisikan bermacam-macam pula.

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai

pengertian demikian :Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.

Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur

Jadi, dengan kata lain istilah “systema” itu mengandung arti sehimpunan bagian atau

komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan

(a whole).

2.2.1.4 Sistem bagi Organisasi

Prosedur Kerja. Prosedur kerja merupakan tahapan dalam tata kerja yang

harus dilalui suatu pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju

mana, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang harus

digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

Metode Kerja. Secara etimologis, metode berasal dari kata met dan hodes

yang berarti melalui. Dalam Bahasa Inggris, yaitu method. “a method is a way of

doing something, especially in accordance with a definite plan”, artinya metode

adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana

tertentu9.

2.2.1.5 Pekerja

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan

dalam bentuk lain. Pengertian buruh di masyarakat adalah orang yang bekerja di

wilayah-wilayah “kasar” seperti pekerja bangunan, pekerja yang bekerja dipabrik.

9Abdul Aziz Dahlan, Metodologi Sistem dan Komunikasi. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya: 2013) h. 39.

Page 26: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

11

Dalam Pasal 1 angka 3 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa pekerja/buruh

adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk

lain. Kemudian dalam Pasal 1 angka 11 UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional bahwa Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan

menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain. Dalam Pasal 1 angka 8 UU

Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dinyatakan

bahwa Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau

imbalan dalam bentuk lain.10

Sebagaimana ditulis oleh Payman J. Simanjuntak bahwa pengertian tenaga

kerja atau man power adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja,

yang sedang mencari kerja dan melakukan pekrjaan lain seperti sekolah dan

mengurus rumah tangga. Tenaga kerja yang telah melakukan kerja baik bekerja

membuka usaha untuk diri sendiri maupun bekerja dalam suatu hubungan kerja atau

dibawah perintah seseorang yang memberi kerja (seperti perseroan, pengusaha

maupun badan hukum) serta atas jasanya bekerja yang bersangkutan menerima upah

atau imbalan dalam bentuk lain ini disebut pekerja (bagian dari tenaga kerja).11

Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang

termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang dalam studi,

golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan penerima pendapatan yakni

mereka yang tidak melakukan aktivitas ekonomi tapi memperoleh pendapatan

(contoh : pensiunan, penerima bunga deposito dan sejenisnya). Kemudian angkatan

kerja terdiri dari yang bekerja dan yang masih mencari pekerjaan atau biasa di sebut

8Maiman, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar. (Bandung: PT Pradnya Pramita :2003)

h. 13.

11Maiman, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar h.14.

Page 27: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

12

pengangguran.Yang bekerja terdiri dari yang bekerja penuh dan setengah

menganggur.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pekerja adalah orang yang

bekerja kepada seseorang dengan perjanjian tertentu untuk mendapatkan upah dari

orang yang memperkerjakannya.

2.2.2 Konsep BPJS Ketenagakerjaan

2.2.2.1 Pengertian BPJS Ketenagakerjaan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS) merupakan

program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi

risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme.

Sebagai Lembaga Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial BPJS Ketenaga

kerjaan yang dahulu bernama PT Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana undang-

undang jaminan sosialtenaga kerja.

BPJS Ketenagakerjaan sebelumnya bernama Jamsostek (jaminan sosial tenaga

kerja), yang dikelola oleh PT. Jamsostek (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun

2011 tentang BPJS12

, PT.Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak

tanggal 1 Januari 2014. BPJS Kesehatan dahulu bernama Askes bersama BPJS

Ketenagakerjaan merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS

Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS

Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2015.13

12

UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS

13https://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaan

Page 28: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

13

2.2.2.2 Kewajiban Perusahaan Mendaftarkan Pekerjanya

Mengenai jaminan sosial tenaga kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor

24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (UU BPJS). Dengan

UU BPJS ini dibentuk 2 (dua) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yaitu

BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggarakan

program jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program

jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pension, dan jaminan kematian.

Pada dasarnya, setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat

6 (enam) bulan di Indonesia, wajib menjadi Peserta program Jaminan Sosial.

Pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai

peserta kepada BPJS, sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti dan pekerja

berhak untuk mendaftarkan diri sebagai peserta program jaminan sosial atas

tanggungan pemberi kerja apabila pemberi kerja telah nyata-nyata tidak mendaftarkan

pekerjanya pada BPJS. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10

orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp 1 juta sebulan, wajib

mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.14

Adapun sanksi jika perusahaan selain penyelenggara negara tidak

melaksanakan kewajiban mendaftarkan pekerjanya sebagai Peserta kepada BPJS

adalah sanksi administratif. Sanksi administratif itu dapat berupa: teguran tertulis;

denda; dan/atau tidak mendapat pelayanan publik tertentu.

14

Cahyaningtyas Mira, https://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl5324/kewajiban-

perusahaan-mendaftarkan-pekerja-dalam-program-bpjs- (diakses 16 Mei 2019)

Page 29: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

14

2.2.2.3 Tujuan dan Manfaat BPJS Ketenagakerjaan Secara Umum

Tujuan utama dari BPJS Ketenakerjaan tentunya adalah memberikan jaminan

dan perlindungan sosial bagi pekerja di seluruh Indonesia.Melalui berbagai

programnya, BPJS Ketenagakerjaan berusaha memberi kepastian perlindungan dan

kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan adanya jaminan dan

perlindungan sosial, tentunya para pekerja juga akan lebih merasa „aman‟ dan tidak

perlu khawatir jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Resiko yang mungkin terjadi

saat bekerja seperti sakit, pemutusan hubungan kerja, kecelakaan kerja, pensiun,

hingga kematian bisa menjadi lebih ringan jika kita mendaftarkan diri sebagai peserta

BPJS Ketenagakerjaan.

2.2.2.4 Program-program BPJS Ketenagakerjaan dan Iuran yang Wajib Dibayar

Terdapat 4 program mendasar yang memiliki manfaatnya masing-

masing.Sama halnya seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan juga

menetapkan iuran yang harus dibayarkan setiap bulannya.Besarannya iuran untuk

setiap program berbeda-beda. Berikut adalah penjelasan tentang program-program

BPJS Ketenagakerjaan beserta iuran yang wajib dibayarkan :

1. Program Jaminan Hari Tua (JHT)

Program pertama adalah Program Jaminan Hari Tua (JHT) yang bertujuan

untuk menjamin peserta agar menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun,

mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.Manfaat dari JHT sendiri adalah

berupa uang tunai sebesar nilai akumulasi iuran beserta dengan hasil

pengembangannya. Iuran yang harus dibayarkan untuk program JHT dari BPJS

Page 30: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

15

Ketenagakerjaan ini adalah sebesar 5,7% dari total gaji, rinciannya adalah sebanyak

3,7% ditanggung oleh perusahaan sedangakan 2% ditanggung oleh pekerja.

2. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Program kedua adalah Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Tujuan

dari Jaminan Kecelakaan Kerja ini adalah menjamin peserta agar memperoleh

pelayanan kesehatan dan juga santunan uang tunai jika menderita penyakit akibat

kerja dan mengalami kecelakaan kerja. Iuran yang wajib dibayarkan untuk JKK

adalah senilai 0,24 % hingga 1,74 % tergantung dari tingginya resiko kerja. Iuran

untuk JKK sepenuhnya merupakan tanggungan perusahaan.

3. Program Jaminan Kematian

Selanjutnya adalah Program Jaminan Kematian (JKM).Tujuan dari program

JKM sendiri adalah memberikan santunan kematian yang dibayarkan pada ahli waris

dari peserta yang meninggal dunia buka karena kecelakaan kerja. Iuran yang harus

dibayarkan untuk JKM adalah untuk peserta penerima upah sebesar 0,3% dari total

gaji, sedangkan untuk peserta yang tidak menerima upah sebesar Rp6.800,00.

4. Program Jaminan Pensiun

Program dasar keempat adalah Program Jaminan Pensiun. Program

ini bertujuan untuk mempertahankan kelayakan hidup peserta pada kehilangan atau

berkurangnya penghasilan karena memasuki usia pensiun atau karena mengalami

cacat total tetap. Iuran yang harus dibayarkan untuk Program Jaminan Pensiun BPJS

Ketenagakerjaan adalah sebesar 3% dari total gaji yang diberikan. Rinciannya adalah

2% ditanggung oleh perusahaan dan 1% ditanggung oleh pekerja.

Page 31: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

16

2.2.2.5 Takaful (Asuransi Syariah)

Dalam Islam BPJS Ketenagakerjaan dikenal sebagai asuransi Takaful,

asuransi tersebut berlandaskan dengan prinsip syari‟ah .

a. Pengertian Takaful

Menurut pengertiannnya, Takaful adalah solidaritas, mencukupi kebutuhan

hidup dan mengasuh, seperti kondisi kekurangan yang timbul pada salah satu pihak

yang mendesak hubungan saling mencukupi.Jadi takaful adalah interaksi antara dua

pihak atau lebih.Takaful (Bahasa Arab: التكافل) adalah konsep Asuransi Syariah

(berlandaskan Syariah Islam).15

Prinsip asuransi (secara umum) adalah memberikan kompensansi atas

kerugian finansial yang diderita oleh seseorang atas suatu musibah yang dideritanya.

Di Indonesia, sebutan bagi asuransi yang tidak (belum) sesuai syariat disebut sebagai

Asuransi Konvensional. Sedangkan yang sesuai syariat, di Indonesia disebut sebagai

Asuransi Syariah.Secara internasional dikenal sebagai Takaful.Di Arab Saudi

Asuransi harus menggunakan prinsip Cooperative.

b. Perbedaan antara Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah

Sebenarnya ada banyak pertimbangan dan dasar yang membedakan keduanya,

Singkatnya, dan yang paling utama adalah masalah Riba Sangat menyayangkan

transaksi riba ini begitu dahsyatnya menggerogoti sendi-sendi hidup dan kehidupan

kita (di Indonesia). Padahal perintah untuk menjauhi transaksi Riba telah disebutkan

didalam Al Quran secara berulang-ulang, mulai dari anjuran menjauhi Riba,

meninggalkan riba sampai larangan Riba.

15

https://id.wikipedia.org/wiki/Takaful

Page 32: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

17

Sayang juga kalau kebanyakan (atau hampir semua khutbah Jumat di

nusantara) bicara soal Fikihibadah, belum ada yang bicara soal fikih muamalah,

misalnya tentang bahaya Riba. Padahal begitu banyak dalil dari Hadits yang

menjelaskan akan besarnya dosa Riba. Contoh salah satunya, menyebutkan bahwa

dosa Riba itu ada 70, yang paling rendah adalah seakan seseorang berzina dengan ibu

kandungnya sendiri.Mengenai dampak dan dosa Riba, wallahu a‟lam bish shawab,

barangkali kita semua bisa membaca literasi lebih lanjut.

Sekilas memang terlihat tidak ada bedanya.Tapi jelas perbedaannya di niat

dan akad. Sekiranya di lapangan atau kasat mata terlihat sama, mohon maaf, bisa jadi

karena para pelaku sendiri belum memahami inti dan maksa dari Asuransi Syariah itu

sendiri, atau karena bisa jadi masih ada “oknum” yang belum melaksanakan prinsip

syariat secara kaffah.

1.Di exhibit 1, Asuransi Konvensional adalah transaksional.

2.Di exhibit 2, Asuransi Syariah menggunakan akad Tabarru.

3.Riba berlaku di transaksi. Tidak ada riba di Tabarru.

2.2.2.6 Prinsip dari asuransi syariah (takaful, cooperative)

Asuransi Syariah prinsipnya bukan transaksi (diulang, bukan transaksi).

Sistem yang digunakan adalah tabbaru (dana kebajikan). Semisal seorang Peserta

(bukan Tertanggung) memberikan dana kontribusi (bukan membayar klaim) sebesar

IDR 1.000.000 untuk mendapatkan jaminan atas mobilnya. Dana ini, bersama

kontribusi dari Peserta-peserta lain dikumpulkan dan dikelola oleh ke Pengelola

Asuransi Syariah. Dalam hal terjadi kemalangan, sesuai dengan kehendak Allah azza

Page 33: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

18

wa jalla, maka dari Dana Tabarru tersebut (bukan dari dana Pengelola Asuransi

Syariah) akan diberikan manfaat sebesar nilai mobil, misalnya IDR 100.000.000.16

2.2.3 Teori Standarisasi Keikutsertaan Masyarakat

2.2.3.1 Pengertian Partisipasi

Partisipasi sebenarnya berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata

“participation“ yang dapat diartikan suatu kegiatan untuk membangkitkan perasaan

dan diikut sertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu organisasi. Sehubungan

dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, partisipasi merupakan

keterlibatan aktif masyarakat atau partisipasi tersebut dapat berarti keterlibatan proses

penentuan arah dari strategi kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan

pemerintah. Dalam pelaksanaan pembangunan harus ada sebuah rangsangan dari

pemerintah agar masyarakat dalam keikutsertaannya memiliki motivasi.17

Menurut

Simatupang memberikan beberapa rincian tentang partisipasi sebagai berikut :

a. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang

dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk

membangun masa depan bersama.

b. Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama diantara

semua warga negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang beraneka

ragam dalam negara pancasila kita, atau dasar hak dan kewajiban yang sama

untuk memberikan sumbangan demi terbinanya masa depan yang baru dari

bangsa kita.

16

https://id.wikipedia.org/wiki/Takaful

17Sudiro Djajakusumo, Makro Ekonomi Teori Pengantar Partisipasi (Yogyakarta: Rajawali

Pers, 2012), h. 55

Page 34: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

19

c. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan-

pelaksanaan, perencanaan pembangunan. Partisipasi berarti memberikan

sumbangan agar dalam pengertian kita mengenai pembangunan kita nilai-nilai

kemanusiaan dan cita-cita mengenai keadilan sosial tetap dijunjung tinggi.

2.2.3.2 Teori Partisipasi Menurut Ahli

Pendapat Suryono partisipasi merupakan ikut sertanya masyarakat dalam

pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan dan ikut memanfaatkan dan

menikmati hasil-hasil pembangunan. Selanjutnya menurut Slamet menyatakan

bahwa, partisipasi Valderama dalam Arsito mencatat ada tiga tradisi konsep

partisipasi terutama bila dikaitkan dengan pembangunan masyarakat yang demokratis

yaitu18

: Partisipasi politik (political participation), partisipasi social (sosial

participation) dan partisipasi warga (citizen participation/citizenship).

2.2.3.3 Pengertian Masyarakat

Secara etimologis kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu

“musyarak” yang artinya hubungan (interaksi).Sehingga definisi masyarakat adalah

suatu kelompok manusia yang hidup bersama-sama di suatu tempat dan saling

berinteraksi dalam komunitas yang teratur.

Masyarakat adalah suatu sekelompok manusia yang telah memiliki tatanan

kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam

lingkungannya.Tatanan kehidupan norma-norma yang mereka miliki itulah yang

menjadi dasar kehidupan social dalam lingkungan mereka, sehingga dapat

membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri kehidupan yang khas.Dalam

18

Danung, https://materiekis.wordpress.com/2013/05/11/pengertian-teori-partisipasi -

menurut-beberapa-ahli/ (diakses 7 Desember 2018)

Page 35: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

20

limgkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan

cucu.Antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut malam suatu kehidupan yang yang

teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.19

2.2.3.4 Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli

a. Paul B. Harton

Menurut Paul B. Harton, pengertian masyarakat adalah sekumpulan manusia

yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu relatif cukup lama, mendiami

suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian

besar kegiatan dalam kelompok manusia tersebut.

b. Ralp Linton

Menurut Ralp Linton, pengertian masyarakat adalah sekelompok manusia

yang hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri

mereka dan menganggap diri mereka sebaga suatu kesatuan sosial dengan batas-batas

yang dirumuskan secara jelas..

c. Soerjono Soekanto

Menurut Soerjono Soekanto, pengertian masyarakat adalah proses terjadinya

interaksi sosial, suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak

memenuhi dua syarat yaitu interaksi sosial dan komunikasi.

2.2.4 Teori Nasabah

Menurut Kamus Perbankan, nasabah adalah orang atau badan yang

mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank.20

Pada tahun 1998 melalui

19

Noor Arifin H.M ,Ilmu Sosial Dasar (Bandung:CV Pustaka Setia, 1997), h. 85.

20Saladin Djaslim, Manajemen Pemasaran, (Bandung: PT. Linda Karya, 2002), hal. 7

Page 36: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

21

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 diintroduksilah rumusan masalah nasabah

dalam pasal 1 angka 16, yaitu pihak yang menggunakan jasa bank. Rumusan ini

kemudian diperinci pada angka berikutnya, sebagai berikut: Nasabah penyimpan dana

adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan

berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. (Pasal 1 angka 17

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998).

Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu

berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan (Pasal 1 angka 18

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998).21

Adapun pihak-pihak yang termasuk sebagai nasabah adalah:

2.2.4.1 Orang

Nasabah bank terdiri dari orang yang telah dewasa dan orang yang belum

dewasa.Nasabah orang dewasa hanya diperbolehkan untuk nasabah kredit dan atau

nasabah giro. Sedangkan nasabah simpanan dan atau jasa-jasa bank lainnya

dimungkinkan orang yang belum dewasa, misalnya nasabah tabungan dan atau

nasabah lepas (working customer)untuk transfer dan sebagainya. Terhadap perjanjian

yang dibuat antara bank dengan nasabah yang belum dewasa tersebut telah disadari

konsekuensi hukum yang diakibatkannya.

Konsekuensi hukum tersebut adalah tidak dipenuhinya salah satu unsur

sahnya perjanjian seperti yang termuat dalam pasal 1320 KUH Perdata, maka

perjanjian tersebut dapat dibatalkan, artinya perjanjian tersebut dapat dibatalkan oleh

21

Thy Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan Di Indonesia,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2006), h. 30.

Page 37: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

22

pihak yang dapat mewakili anak yang belum dewasa itu, yaitu orang tua atau walinya

melalui acara gugatan pembatalan. Dengan kata lain, selama orang tua atau wali dari

orang yang belum dewasa tersebut tidak melakukan gugatan, maka perjanjian tersebut

tetap berlaku dan mengikat terhadap para pihak. Nasabah kredit dan rekening giro

bisaaanya diwajibkan bagi nasabah yang telah dewasa. Hal ini disebabkan karena

resiko bank yang sangat besar jika dalam pemberian kredit dan atau pembukaan

rekening giro diperbolehkan bagi nasabah yang belum dewasa.

2.2.4.2 Badan Hukum

Untuk nasabah berupa badan, perlu diperhatikan aspek legalitas dari badan

tersebut serta kewenangan bertindak dari pihak yang berhubungan dengan bank.Hal

ini berkaitan dengan aspek hukum perseorangan. Berkaitan dengan kewenangan

bertindak bagi nasabah yang bersangkutan, khususnya bagi “badan”, termasuk apakah

untuk perbuatan hukum tersebut perlu mendapat persetujuan dari komisaris atau

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) agar diperhatikan anggaran dasar dari badan

yang bersangkutan.

Subjek hukum yang berbentuk badan, tidak otomatis dapat berhubungan

dengan bank.Untuk dapat berhubungan dengan bank, harus juga dilihat peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan bagaimana ketentuan internal yang berlaku

pada bank yang bersangkutan.

2.2.5 Teori Analisis

2.2.5.1 Pengertian Analisis

Secara umum, analisa diambil dari kata “ana” dan “Luein” yang artinya

adalah kembali dan melepas.Kedua suku kata tersebut diambil dari bahasa Yunani

Kuno.Secara umum, Analisis artinya adalah usaha yang dilakukan untuk mengamati

Page 38: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

23

benda atau suatu hal dengan menyusun komponen pembentuknya atau menguraikan

komponen tersebut agar bisa dikaji dengan rinci.22

Kata analisa identik dengan ilmu sosial, ilmu alam, ilmu bahasa yang

tergabung dalam bidang ilmu pengetahuan.Semua hal dalam kehidupan dapat

dianalisa oleh manusia. Yang membedakan hanyalah metode dan cara

menganalisanya. Metode yang dipakai untuk menganalisa suatu hal dikenal dengan

nama metode ilmiah.

2.2.5.2 Pengertian Analisis Menurut Ahli

Ada banyak ahli yang memberikan penjelasan tentang analisa. Berikut ini

adalah beberapa pengertian analisis menurut para ahli :

a. Gorys Keraf

Gorys berpendapat bahwa analisis adalah proses yang dilakukan untuk

memecahkan suatu hal ke dalam bagian-bagian penting yang sebenarnya saling

berkaitan dan terhubung satu sama lain.23

b. Harahap (20014)

Harahap menjelaskan bahwa analisa adalah kegiatan menguraikan atau

memecahkan suatu unit menjadi unit terkecil yang terbagi-bagi.

c. Komaruddin (2001)

Menurut Komaruddin, analisa atau analisis adalah suatu kegiatan atau proses

berfikir untuk membagi dan menguraikan sesuatu secara keseluruhan menjadi bagian

dari komponen yang berbeda sehingga tanda-tanda dan ciri dari setiap komponen bisa

22Alfian Maheza, https://materiekis.wordpress.com/2013/05/11/pengertian-perspektuf -

menurut-beberapa-ahli/ (diakses 15 November 2018)

23Ibid, https://materiekis.wordpress.com/2013/05/11/pengertian-perspektuf -menurut-

beberapa-ahli/ (diakses 15 November 2018)

Page 39: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

24

dikenal, dan dihubungkan satu sama lainnya. Masing-masing komponen memiliki

fungsi yang berbeda dan jika disatukan menjadi satu keseluruhan yang saling terpadu.

d. Hanif AL Fatta

Pengertian analisa juga dinyatakan oleh Hanif AL Fatta.Menurutnya, analisa

merupakan tahap awal yang dilakukan untuk pengembangan sistem.Tahapan ini

sangat fundamental sehingga sangat menentukan kualitas dari pengembangan sistem

informasi yang tengah dilakukan.

e. Minto Rahayu

Minto Rahayu berpendapat bahwa analisa merupakan suatu cara untuk

membagi sebuah atau suatu subjek menjadi komponen-komponen. Dalam hal ini,

analisa artinya menanggalkan, menguraikan dan melepaskan sesuatu hal yang pada

hakikatnya saling terikat padu.

f. Rifka Julianty

Pengertian analisis juga dikemukakan oleh Rifka Julianty.Ia berpendapat

bahwa analisis merupakan suatu proses penguraian pokok terkait dengan bagiannya.

Bagian ini kemudian ditelaah dan saling dihubungkan agar mendapatkan pengertian

dan pemahaman yang tepat secara keseluruhan.

Dari beberapa penjelasan yang diberikan oleh para ahli, diketahui bahwa

pengertian analisis adalah sebuah aktivitas, proses dan kegiatan yang saling

terhubung untuk memecahkan suatu komponen atau permasalahan agar lebih detail

kemudian digabungkan kembali supaya bisa ditarik kesimpulan yang tepat.

Kegiatan analisa ini salah satunya adalah merangkum informasi atau data

mentah agar bisa diolah da ditampilkan sebagai informasi yang dapat

dipertanggungjawabkan dan layak disampaikan kepada orang banyak.Dalam

Page 40: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

25

menganalisis, gambaran pola-pola yang ada di dalam data harus konsisten.Dengan

begitu, hasil analisa dapat diterjemahkan dan dipelajari dengan mudah, bermakna dan

singkat.

2.2.6 Teori Ekonomi Islam

2.2.6.1 Pengertian Analisis Menurut Ahli

Ekonomi Islam atau yang disebut ekonomi syariah adalah ilmu yang berkaitan

dengan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang per orang, kelompok orang

badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka

memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip

syariah. Ilmu ekonomi islam, singkatnya, merupakan kajian tentang perilaku ekonomi

orang islam representatif dalam masyarakat muslim modern.24

Umer Chapra Menjelaskan secara mendalam bahwa ekonomi Islam

merupakan cabang ilmu pengetahuan yang membantu manusia dalam mewujudkan

kesejahteraannya melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka

yang sesuai dengan al–„iqtisad al–syariah atau tujuan yang ditetapkan berdasarkan

syariah, tanpa mengekang kebebasan individu secara berlebihan, menciptakan

ketidakseimbngan makroekonomi dan ekologi, atau melemahkan solidaritas keluarga

dan sosial serta jalinan moral dari masyarakat.

24

Naqvi Haider Nawab Syed Menggagas Ilmu Ekonomi Islam.Yogyakarta, (Pustaka

Pelajar:2003) h. 28.

Page 41: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

26

2.2.6.2 Adapun pendapat para ahli yaitu :

a. Yusuf Qardhawi.

Ekonomi Islam adalah ekonomi yang didasarkan pada ketuhanan.Sistem ini

bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang

tidak lepas dari syari‟at Allah.

b. S.M. Hasanuzzaman.

Ekonomi islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-

aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran

sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan

mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.

c. Muhammad Abdul Mannan.

Dalam bukunya Islamic Economics, Theory and Practice, Mengatakan,

“Islamic Economics is Social science which studies the economics problems of a

people imbued with the value of Islam” “Ilmu ekonomi islam adalah ilmpengetahuan

sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh

nilai-nilai Islam.”25

2.3 Tinjauan Konseptual

2.3.1 Sistem Kerja

Sistem Kerja adalah sekumpulan komponen yang saling terkait yang

berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai beberapa hasil dan tahapan dalam

tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan

25

Suroso, https://materiekis.wordpress.com/2013/05/11/pengertian-ekonomi-islam -menurut-

beberapa-ahli/ (diakses 15 November 2018)

Page 42: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

27

mau menuju mana, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang

harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.26

2.3.2 Pekerja

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau

imbalan dalam bentuk lain.” (Pasal 1 Angka 11 UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional).

2.3.3 Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup bersama-sama di suatu

tempat dan saling berinteraksi dalam komunitas yang teratur.

2.3.4 BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan adalah merupakan program publik yang memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan

penyelenggaraan nya menggunakan mekanisme.27

2.3.5 Keikutsertaan Masyarakat (Partisipasi)

Partisipasi Masyarakat adalah suatu kegiatan untuk membangkitkan perasaan

dan diikut sertakan atau ambil bagian dalam kegiatan suatu organisasi28

.

2.3.6 Nasabah

Menurut Kamus Perbankan, nasabah adalah orang atau badan yang

mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank.

26

Abdul Kadir dan Ika Yuliana, Prinsip dasar Sistem Ekonomi (Jakarta: PT.Grafindo), h. 288.

27 https://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaan

28 Sudiro Djajakusumo, Makro Ekonomi Teori Pengantar Partisipasi (Yogyakarta: Rajawali

Pers, 2012), h. 55.

Page 43: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

28

2.3.7 Analisis Ekonomi Islam

Analisis Ekonomi Islam adalah sebuah aktivitas, proses dan kegiatan yang

saling terhubung untuk memecahkan suatu permasalahan terkait ekonomi masyarakat

yang berlandaskan syariat islam kemudian digabungkan kembali supaya bisa ditarik

menjadi kesimpulan.29

2.4 Kerangka Pikir.

Latar belakang masalah, dan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya,

peneliti merangkumkan bahwa kerangka pemikiran penelitian ini menggunakan

kerangka pikir teori sistem. Sistem dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang

membutuhkan input, menerapkan seperangkat aturan atau proses ke dalam input dan

menghasilkan output.

Input (Input dapat mencakup data, serta sumber daya lainnya, yang merupakan

titik awal untuk sebuah sistem), Proses (Proses adalah sekelompok aktivitas yang

dilakukan pada input yang dimasukkan ke dalam sistem) dan Output (Output

mengacu pada apa yang diperoleh dari sistem, atau hasil dari apa yang dikerjakan

sistem).

29

Bakri dan Usman, Analisis Ekonomi. Semarang, (Rajawali Pers:2012) h. 140.

Page 44: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

29

2.5 Bagan Kerangka Pikir

TEORI

SISTEM

OUTPUT PROSES INPUT

Sistem Kerja BPJS

Ketenagakerjaan Parepare

terhadap minat Keikutsertaan

Masyarakat menjadi Nasabah

Analisis Ekonomi

Islam

-Memastikan data

dari masalah-

masalah dari yang

terjadi di lapangan

-Melihat perilaku

dan mengamati

kejadian dilapangan

-Manajemen pengelolaan BPJS

Ketenagakerjaan Parepare

-Komunikasi dengan pihak

perusahaan

-Upaya karyawan untuk

mensosialisasikan sistem kerja

BPJS Ketenagakerjaan

-

BPJS

KETENAGAKERJAAN

Page 45: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian empiris, dimana

penelitian ini berisikan mengenai fakta-fakta kejadian atau penerapan langsung di

lapangan.30

Penelitian ini dilakukan secara sistematis dan mendalam dengan

memperoleh data-data yang ada di lapangan.Dengan melakukan observasi langsung

di lapangan, dapat menghayati langsung keadaan lokasi dan memberikan makna

dalam konteks yang sebenarnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di KCP BPJS Ketenegakerjaan Parepare, yang

berlokasi di Jl.Bau Massepe, Kelurahan Cappa Galung, Kecamatan Bacukiki Barat,

Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Adapun waktu penelitian membutuhkan waktu

selama kurang lebih dua bulan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif, data ini diperoleh

dengan menginput data yang sesuai fenomena-fenomena kejadian yang dialami oleh

subjek peneltian, seperti melihat perilaku, tindakan serta masalah yang

dihadapi.Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder.31

30

Husain Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:Rajawali

Pers,2000) h. 42.

31Amirudin H Zainal Asikin, PengantarMetode Penelitian Hukum, (Jakarta:Rajawali

Pers,2004) h. 25.

Page 46: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

31

3.3.1 Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dalam penelitian yang didapat

dengan cara melakukan tanya jawab dan pengamatan secara langsung atau

wawancara dan diperoleh melalui pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan fokus

penelitian yang dipersiapkan peneliti. Data primer pada penelitian ini adalah

karyawan dan nasabah BPJS Ketenagakerjaan Parepare.

3.3.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui beberapa sumber informasi

antara lain: Dokumen-dokumen,buku ilmiah, hasil penelitian dan media massa yang

relevan dengan fokus penelitian dan internet.

3.4 Fokus Peneltian

Dalam fokus penelitian, penulis harus menjelaskan apa saja yang menjadi

fokus didalam penelitian yang akan dilaksanakan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Parepare meliputi32

: Menejemen pengelolaan BPJS Ketenagakerjaan Parepare,

kemampuan berkomunikasi terhadap pihak perusahaan, usaha karyawan untuk

mensosialisasikan produk-produk BPJS Ketenagakerjaan Parepare terhadap

masyarakat, serta minat masyarakat menjadi nasabah di BPJS Ketenagakerjaan

Parepare .

32

Bambang Sugono, Metode Penelitian Hukum, (Bandung:Rajawali Pers,2008) h. 15.

Page 47: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

32

3.5 Metode Pengumpulan Data menggunakan Penelitian lapangan (Field Work

Research)

3.5.1 Observasi. Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan

penelitian langsung.

3.5.2 Wawancara. Wawancara adalah mengadakan tanya jawab untuk melengkapi

keterangan-keterangan yang berkaitan dengan penelitian.

3.5.3 Dokumentasi. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan

menggunakan dokumen sebagai sumber data.

3.6 Metode Analisis Data yang digunakan adalah Teknik analisis data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan peneliti untuk mengolah data guna

menjadi informasi. Karakteristik serta sifat-sifat analisis data itu bisa dengan mudah

untuk dipahami, serta dapat berguna untuk menjawab masalah yang terkait dengan

proses kegiatan penelitian.33

Berikut ini contoh teknik analisis data kualitatif

menurut analisis model interaktif Milles dan Huberman antara lain :

3.6.1 Pengumpulan data. Pengumpulan data adalah data pertama dan masih bersifat

mentah yang dikumpulkan dalam suatu penelitian.

3.6.2 Reduksi data. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catan tertulis di lapangan.34

3.6.3 Penyajian data. Sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, alasan

33

Mudrajat Kuncono, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, (Jakarta:Erlangga,2009) h. 157.

34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Bandung:Alfabeta,2013) h. 28.

Page 48: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

33

dasar dilakukan pada tahap ini adalah menyederhanakan informasi yang

kompleks keadaan suatu bentuk yang disederhanakan dan mudah dipahami.

Page 49: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum tentang BPJS Ketenagakerjaan

4.1.1 Visi dan Misi BPJS Ketenagakerjaan

Dalam menjalankan kegiatan BPJS Ketenagakerjaan mempunyai visi dan misi

yang harus dipahami oleh setiap karyawan, sebagai berikut:

4.1.1.1 Visi :

Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kebanggaan Bangsa, yang

Amanah, Bertatakelola Baik serta Unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

4.1.1.2 Misi :

Melalui Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan

berkomitmen Untuk:

a. Melindungi dan Menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya

b. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja

c. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional

4.1.2. Filosofi BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk

mengatasi risiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain

dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun

keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh

sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. Agar pembiayaan dan

manfaatnya optimal, pelaksanaan program BPJS Ketenagakerjaan dilakukan secara

Page 50: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

35

gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang

sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.

4.1.3 Motto dan Nilai (Etika) BPJS Ketenagakerjaan :

4.1.3.1Motto Institusi

Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja

4.1.3.2Nilai BPJS Ketenagakerjaan (ETHIKA) :

a. Iman e. Integritas

b. Ekselen f. Kepedulian

c. Teladan g. Antusias

d. Harmoni

4.2 Gambaran Umum dan Ranah Kerja tentang BPJS Ketenagakerjaan

Parepare

BPJS Ketenagakerjaan adalah merupakan program publik yang memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan

penyelenggaraan nya menggunakan mekanisme. BPJS Ketenagakerjaan diwajibkan

untuk melakukan perluasan layanan, kalau dulu itu semulanya ada ditingkat provinsi

atau dikota-kota besar.Sekarang sudah ada dikota/kabupaten disetiap provinsi di

Indonesia.

4.2.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan KCP Parepare

Berdasarkan amanah UU No.40 Tahun 2004 tentang Lembaga Jaminan Sosial

Negara (LJSN) dan pembentukan UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan

Page 51: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

36

Penyelenggaraan Jaminan Sosial35

(BPJS) maka BPJS itu harus hadir diseluruh

Kabupaten/Kota.

“Disitulah awal mulanya di Parepare dibentuklah Kantor Cabang Perintis

(KCP), dibawah naungan cabang Makassar. Seperti itu jadi dari tahun 2015

hampir diseluruh Kabupaten/Kota sudah terbuka kantor cabang perintis BPJS

Ketenagakerjaan salah satunya adalah di Kota Parepare. Nah untuk di Kota

Parepare sendiri itu dari tahun 2015 dia semula kantornya berada di jalan

Jendral Sudirman kemudian pindah ke jalan Bau Massepe sampai sekarang.

Tugas dari KCP ini sebetulnya adalah untuk memudahkan para peserta atau

seluruh stakeholder maupun seluruh perusahaan yang terdaftar menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan kordinasi langsung dengan

BPJS Ketenagakerjaan.Misalnya kalau ada masyarakat (peserta BPJS) mau

klaim tidak usah lagi ke Makassar, dia bisa datang ke KCP terdekat yang ada

di Kabupaten/Kota yang tersedia seperti itu. Untuk di Sulawesi Selatan ini

dibawah naungan cabang Makassar ada 12 KCP mulai dari Maros, Pangkep,

Parepare, Pinrang, Wajo, Soppeng, Gowa, Bantaeng, Bone, Bulukumba,

Sinjai dan Selayar . Kecuali Barru dan Sidrap, kalau Barru (dibawah naungan

cabang Pangkep) sedangkan Sidrap (dibawah naungan cabang Palopo)”.36

4.2.2 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Parepare

Jadi hampir diseluruh Kabupaten/Kota itu sudah tersedia KCP guna

memudahkan layanan kepada seluruh peserta BPJS. Kemudian struktur organisasi

disuatu KCP itu pastinya ada Kepala Kantor, Bidang Pemasaran, Bidang Keuangan

dan Tenaga Informatika, dan Bidang Pelayanan dan Umum.

35 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

36 Arfiany P, Kepala Cabang Perintis BPJS Ketenagakerjaan Parepare, wawancara di KCP

BPJS Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada senin 17 Juni 2019

Page 52: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

37

4.2.3Bagan Struktur Organisasi

4.2.4 Segmentasi Kepesertaan (Nasabah) BPJS Ketenagakerjaan Parepare

Mengenai segmentasi kepesertaan (nasabah) di BPJS Ketenagakerjaan itu

pengelolaannya ada 3 yaitu : penerima upah, bukan penerima upah, dan sektor jasa

rekronstruksi. Itulah 3 segmen kepesertaan yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan

dengan menjalankan 4 program jaminan, diantaranya: program kecelakaan kerja,

kematian, hari tua dan pensiun. Untuk kategori penerima upah tersebut contohnya

para pekerja yang bekerja disuatu perusahaan, untuk kategori bukan penerima upah

tersebut para pekerja yang sifatnya mandiri, seperti pedagang, tukang ojek, petani,

nelayan atau kata lain adalah usahanya mandiri.

Kemudian sektor jasa rekronstruksi biasanya perlindungan yang diberikan

kepada tenaga kerja yang bekerja pada saat pelaksanaan proyek jasa rekronstruksi,

contoh pembangunan jembatan berapa nilai proyek yang dikeluarkan pada saat

Arfiany P

Kepala KCP BPJS

Ketenagakerjaan

Parepare

Riska Amaliah

Syardani

Bidang

Pelayanan dan

Umum

Andrijanto Gunawan

Bidang Keuangan

dan Tenaga

Informatika

Ari Pranata

Agustya

Bidang

Pemasaran

Page 53: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

38

pembangunan jembatan itulah yang didaftarkan di BPJS Ketenagakerjaan

berdasarkan nilai proyek yang diperhitungkan kedalam iuran BPJS Ketenagakerjaan

dengan menggunakan jasa pekerja berapa banyak orang.

“Jadi proyeknya didaftarkan sesuai dengan nilai kontrak pekerjaan proyek

tersebut, yang dibayarkan sesuai dengan presentasinya masing-masing

kemudian berapa tenaga kerja yang mereka gunakan pada saat menjalankan

proyek tersebut. Contoh nih nilai proyeknya 1 Milyar terus tenaga kerja yang

digunakan 200 orang, jadi 200 orang tersebut yang akan kami berikan

perlindungan pada saat pelaksanaan proyek tersebut, mulai dari pelaksanaan,

pengerjaan sampai masa rehabilitasi”.37

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Sistem Kerja BPJS Ketenagakerjaan Parepare

Sistem kerja BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari proses pelayanan pendaftaran

peserta, menerima clamed dari peserta, mensosialisasikan produk jaminan,

memberikan pemahaman berupa edukasi dan model pendekatan langsung, dor to

dor,ke para pekerja formal (penerima upah) dan informal (bukan penerima upah) dan

melakukan kerjasama dengan Lembaga kepemerintahan terkait masalah BPJS

Ketenagakerjaan . Mengenai peroses clamed, hal yang perlu diperhatikan adalah

kendalapada saatclamed yang diterima karyawan Kantor oleh para peserta BPJS

Ketenagakerjaan terkait pada saat proses administrasi pendaftaran, data identitas

kepesertaan dan proses melakukan mitra kerja dengan perusahaan-perusahaan yang

menaungi pekerja.

Salah satu kendala yang sering diterima dari peserta BPJS Ketenagakerjaan

adalah mengenai pendaftaran administrasi peserta, ketika data yang diterima tidak

37

Arfiany P, Kepala Cabang Perintis BPJS Ketenagakerjaan Parepare, wawancara di KCP

BPJS Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada senin 17 Juni 2019

Page 54: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

39

sesuai dimana perusahaan dalam hal ini HRDnya mendaftarkan karyawan

(pekerjanya) menjadi peserta pada BPJS Ketenagakerjaan, HRDnya melakukan

reckap untuk melaporkan para pekerjanya untuk dijadikan sebagai peserta (nasabah)

BPJS Ketenagakerjaan.

“Biasanya Perusahaan melakukan pelaporan atau reckapke BPJS

Ketenagakerjaan hanya berdasarkan identitas pekerja berdasarkan, Nama atau

Nomor Induk Kependudukan (NIK)nya saja sehingga data-data kemungkinan

yang lain seperti tanggal lahir, nama ibu kandung dan lainnya kadang-kadang

tidak terinput dengan baik sehingga yang bersangkutan pada saat mencapai

usia pensiun atau sudah tidak bekerja lagi, ketika melakukan pencairan dana

JHTnya ataupun melakukan clamed untuk melakukan pencairan yang

lainnyaakan kesulitan karena datanya tidak sesuai”.38

Itulah yang sering merepotkan bukan hanya dikami tapi ditenaga kerja

(peserta) juga akan keropatan dimana mereka harus mengurus lagi yang namanya

surat penyesuaian data, koreksi data, karena memang data yang seharusnya adalah

data yang menggunakan KTP Elektronik (E-KTP) semua pencairan untuk dana dari

BPJS Ketenagakerjaan terutama untuk jaminan jaminan hari tua (JHT) harus

menggunakan KTP Elektronik. Dulunya BPJS ini adalah Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (Jamsostek), ketika Jamsostek dulu KTP yang mereka sodorkan atau serahkan

bukan KTP Elektronik, maka semua ada himbaun dari pihak BPJS Ketenagakerjaan

sendiri untuk dilakukan pembaruan data untuk NIK untuk E-KTP . Ketika perusahaan

belum melaporkan tersebut, maka pekerja yang akan melakukan clamed atau

pencairan di BPJS Ketenagakerjaan kami ajukan untuk dibuatkan surat koreksi

data,itulah yang menjadi kendala pada pihak BPJS sendiri.

38

Andrijanto, Penata Madya Keungan dan TI BPJS Ketenagakerjaan Parepare, wawancara di

KCP BPJS Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada rabu 29 Mei 2019

Page 55: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

40

Ada juga kendala yang lain yaitu nama yang tidak sesuai contohnya namanya

Panji setelah melakuka pembaruan identitas terdapat tambahan nama gelar seperti

“Panji S.E” Walaupun NIKnya tidak berubah namun namanya yang berubah, ketika

mereka mengajukan clamed maka kami tidak bisa terima karena datanya harus sesuai

dengan data yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, namun dengan KTP yang

barunya kami acuan unuk menerima berkasnya dan KTP yang lama sebagai penguat

bukti bahwa yang bersangkutan memang benar kepesertaan di BPJS

Ketenagakerjaan. Intinya adalah data peserta yang menjadi kendala paling utama bagi

para pihak BPJS Ketenagakerjaan.

Tata cara pendaftaran dan juga syarat yang harus dipenuhi. Pendaftaran

program BPJS Ketenagakerjaan seharusnya dilakukan oleh pemberi kerja

(perusahan), namun apabila pemberi kerja tidak mendaftarkan pekerja, maka pekerja

berhak untuk mendaftarkan diri atas tanggungan perusahaan. Berikut adalah dua jenis

keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan beserta persyaratan pendaftarannya :

1. Tenaga Kerja dalam Hubungan Kerja

Keanggotaan yang pertama adalah pekerja sektor formal non-mandiri seperti

PNS, TNI, POLRI, BUMN, swasta, yayasan, veteran, hingga pensiunan PNS, TNI,

POLRI. Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang satu ini kenggotaaannya didaftarkan

oleh pemberi kerja atau perusahaan terkait. Untuk persyaratannya sendiri meliputi

sebagai berikut :

Fotokopi dan dokumen asli Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Fotokopi dan dokumen asli NPWP perusahaan

Fotokopi dan dokumen asli Akta Perdagangan perusahaan

Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) masing-masing karyawan

Fotokopi Kartu Keluarga (KK) masing-masing karyawan

Pas foto berwarna karyawan ukuran 2×3 berjumlah 1 lembar

Page 56: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

41

2. Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja

Keanggotaan yang kedua adalah pekerja yang berasal dari sektor informal dan

juga pekerja mandiri seperti pekera lepas (freelance) maupun pengusaha yang belum

memiliki badan usaha. Agar dapat mendaftar maka pekerja harus membentuk sebuah

organisasi dengan jumlah anggota minimal 10 orang. Berikut adalah syarat dokumen

yang harus dipenuhi selanjutnya:

Surat izin usaha dari kelurahan setempat

Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) masing-masing pekerja

Fotokopi Kartu Keluarga (KK) masing-masing pekerja

Pas foto berwarna ukuran 2×3 masing-masing pekerja berjumlah 1 lembar

Kedua keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan ini bisa didaftarkan secara online

melalui laman resmi BPJS Ketenagakerjaan, lalu kemudian berkas yang telah lengkap

diserahkan langsung ke kantor BPJS terdekat.

3. BPJS Ketenagakerjaan untuk Karyawan Kontrak

Hingga saat ini, masih banyak sekali perusahaan yang mempekerjakan

karyawan dengan sistem kontrak.Menjadi karyawan kontrak bukan berarti kita tidak

bisa mendapatkan jaminan sosial sebagai pekerja.Pekerja kontrak atau pekerja dengan

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang bekerja berturut-turut selama tiga

bulan atau lebih wajib diiutsertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

Khusus bagi sektor jasa konstruksi, pemberi kerja wajib mendaftarkan para

pekerja dalam program JKK dan JKM BPJS Ketenagakerjaan.Semua pekerja

konstruksi wajib didaftarkan baik itu meliputi pekerja dengan PKWT, pekerja

borongan, hingga pekerja harian.Ketentuan tentang BPJS Ketenagakerjaan untuk

karyawan kontrak atau pekerja dengan PKWT selengkapnya dialur dalam

Permenaker nomor 44 tahun 2015.

Page 57: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

42

Jaminan soaial memang merupakan hak bagi seluruh pekerja. Maka dari itu,

program-program dalam BPJS Ketenagakerjaan ini mencoba menjamin para pekerja

agar lebih merasa aman untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan ataupun

yang akan terjadi di kemudian hari. Jamian soaial untuk pekerja tentunya tidak hanya

membantu para pekerja, tetapi memberikan banyak manfaat bagi perusahaan.

4.3.2 Prosedur dan Sistem Kerja BPJS Ketenagakerjaan

Prosedur pembayaran iuran di BPJS Ketenagakerjaan, standar upah pekerja

sebesar Rp.1.000.000 baru bisa didaftarkan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan,

dari hal tersebut, BPJS memotong 3% dari standar upah pekerja yang diterima. Pihak

Lembaga atau perusahaan tempat dimana pekerja bekerja akan membayar 2% dari

upah pekerjanya, serta pekerjanya akan membayar iurannya sebesar 1% dari upah

yang diterimanya.

Dilihat dari segmentasi kepesertaan nasabah BPJS Ketenagakerjaan,

kepengelolaan dibagi menjadi 3 yaitu: penerima upah, bukan penerima upah, dan

sektor jasa rekronstruksi. Disemua jenis segmentasi kepesertaan tersebut mereka

wajib terdaftar 2 jaminan, diantaranya jaminan kecelakaan kerja dan jaminan

kematian .

Sistem kerja yang diterapkan oleh karyawan guna untuk memperkenalkan

jenis jaminan dan prosedur kerja kepada para pekerja (penerima upah, bukan

penerima upah dan sektor jasa rekonstruksi) Ada empatsistem kerja yang kami

laksanakan yakni :

Page 58: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

43

1. Sosialisasi dan edukasi secara menyeluruh kepada pekerja dan masyarakat

umum.

Sosialisasi dan edukasi terus dilakukan untuk meningkatkan jumlah

kepesertaan, untuk segmentasi kepesertaan penerima upah misalnya ada perusahaan

baru yang belum terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, kami berikan surat undangan

untuk melakukan sosialisasi pengenalan terhadap BPJS Ketenagakerjaan sebagai

jaminan sosial ketika mereka bekerja sehari-hari dan ketika mereka menerima kita

mengadakan sosialisasi diperusahaan tersebut .

2. Grebek pasar

Grebek pasar bertujuan untuk kepesertaan bukan penerima upah seperti

pedagang dan lain-lain, biasanya kita berikan brosur-brosur dan sekalian menawarkan

jaminan-jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan terhadap ibu-ibu dan bapak-bapak

bukan penerima upah .dari segi pekerja informal kita melakukan pendekatan lebih

mendalam contoh berikutnya seperti kelompok nelayan di Ujung Lero, kita pernah

menggarap disana kita kumpulkan dulu petingginya, ketua-ketuanya kita dekati

mereka berikan penjelasan agar kiranya para anggota-anggota kelompok lain bisa

didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan .

3. Menggandeng instansi-instansi terkait BPJS Ketenagakerjaan

Untuk pekerja formal dibawah naungan perusahaan kita melibatkan instansi-

instansi terkait seperti Dinas Tenaga Kerja, Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSP),

jika mereka tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, maka tidak akan

diterbitkan ijinnya .

Page 59: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

44

4. Menegakkan aturan dengan bekerjasama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL)

Sistem kerja ini lebih cenderung mengarah pada saat proses iuran, Perusahaan

wajib membayarkan iuran pekerjanya di BPJS setiap bulannya dan ketika kita

menemukan perusahaan yang sulit untuk membayar iuran terkait pekerja yang

didaftarkan sebagai peserta, ketika terjadi seperti pembayarannya tidak baik atau

kurang lancar, ketika sudah lewat dari tiga bulan, rawan terjadi piutang tidak tertagih.

Maka kita melalakukan pembinaan dan komunikasi namun ketika hal tersebut

dihiraukan kami buatkan surat penagihan piutang atau biasa dikenal SP 1 kemudian

jika sudah lewat 6 bulan setelah diberikannya SP 1 dan pemberian SP 2 setelah 12

bulan piutang belum juga terbayarkan maka kita serahkan berkas yang bersangkutan

ke KPKNL, jadi KPKNL yang melakukan penagihan secara hukum terhadap peserta-

peserta yang kurang lancar pada saat pembayaran iuran .

“Jika untuk segmentasi bukan penerima upah (pedagang, petani dan lain-lain)

kita tidak ada istilah piutang atau status menunggak, karena itu sifatnya

kesadaran individunya masing-masing. Contoh pedagang nasi goreng awalnya

dia lancar pembayarannya dari tanggal 1 Juni sampai dengan bulan Agustus

namun kemudian usahanya tidak berjalan lancar dan mengakibatkan bulan

kemudian sampai seterusnya tidak membayar maka tiga bulan kedepan dia

akan close by system, jadi kalau ada apa-apa tidak bisa di cover .Jadi

perlakuan pekerja formal dan informal berbeda, kalau pekerja formal

(penerima upah) ada badan hukum yang mengatur dan wajib ditaati

sedangkan pekerja informal sesuai kesadaran tiap-tiap masyarakat”.39

39

Arya Pranata, Penata Madya Pemasaran dan Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Parepare,

wawancara di KCP BPJS Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada senin 17 Juni 2019

Page 60: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

45

4.3.3 Minat Masyarakat menjadi nasabah dilihat dari sistem kerja BPJS

Ketenagakerjaan Parepare

Jaminan sosial tenaga kerja memang sudah seharusnya menjadi hak untuk

setiap pekerja. Di Indonesia sendiri, pemerintah telah memfasilitasi jaminan dan

perlindungan sosial tenaga kerja melalui program BPJS Ketenagakerjaan. Manfaat

dari BPJS Ketenagakerjaan ini tidak hanya bisa dirasakan bagi para pekerja formal,

tetapi juga bagi para pekerja informal di seluruh Indonesia.BPJS Ketenagakerjaan

sendiri merupakan transformasi dari PT Jamsostek (Persero) dan mulai beroperasi

sejak 1 Juli 2015.

Dalam pelaksanaannya, BPJS Ketenagakerjaan diatur oleh berbagai peraturan

pemerintah dan juga Undang-undang yang juga mengatur tentang BPJS

Kesehatan.Pada dasarnya, semua pekerja di Indonesia diwajibkan untuk menjadi

perserta BPJS Ketenagakerjaan, tak terkecuali juga bagi warga negara asing yang

berdomisili dan menjadi pekerja di Indonesia.

Selain sebagai pelaksana undang-undang, BPJS Ketenagakerjaan juga sebagai

lembaga,atau wadah bagi para pekerja yang akan memberikan perlindungan baik

perlindungan yang berupa jaminana kecelakaan kerja, kematian, hari tua dan pensiun.

Hal tersebut merupakan beberapa pilihan yang di sediakan oleh BPJS

Ketenagakerjaan kepada peserta dan mewajibkan peserta untuk terdaftar di jaminan

kecelakaan kerja dan kematian, karena program jaminan tersebut merupakan jaminan

dasar yang wajib dimiliki oleh para peserta BPJS Ketenagakerjaan .

Page 61: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

46

4.3.3.1 Minat Pekerja, dilihat dari (Segmentasi Penerima Upah) menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan

Dari kebijakan dan ketentuan tersebut, minat pekerja guna menjadi peserta

BPJS Ketenagakerjaan dilihat dari segmentasi pekerja penerima upah yakni,

kebanyakan dari sektor pekerja buruh disuatu perusahaan atau pabrik, mereka sangat

antusias menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan selain mendaftarkan dirinya di 2

jaminan yang wajib yaitu (jaminan kecelakaan kerja dan kematian), mereka juga

mendaftarkan dirinya pada jaminan pensiun dan hari tua . Sejauh ini sampai ditahun

2019 jumlah peserta anggota di BPJS Ketenagakerjaan Parepare berjumlah 11.068

kepesertaan, dengan rincian tenaga kerja yang aktif sebanyak 8.907 dan yang tidak

aktif sebanyak 2.161 peserta.40

Beberapa pendapat para peserta BPJS Ketenagakerjaan Parepare mengenai

minat menjadi peserta :

“saya tertarik menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan ini dan disini selain 2 jaminan yang wajib kita daftar, kita juga bisa memilih jaminan yang lain, saya mengambil Jaminan hari tua, karena dimasa mendatang saya bisa merasakan atas jaminan tersebut, selain jaminan kecelakaan kerja dan kematian yang kita dapat sewaktu bekerja”.

41

Dari pendapat bapak Hamarullah tersebut, dengan adanya program jaminan

yang lain, pak Hamarullah bisa mengansurkan tabungannya berupa iuran tambahan

untuk memilih jaminan hari tua selain jaminan dasar yang wajib didaftar.

“Mengenai BPJS Ketenagakerjaan ini, kami selaku pekerja diwajibkan untuk menjadi peserta karena sudah menjadi kewajiban kantor/perusahaan kami

40

Andrijanto, Penata Madya Keungan dan TI BPJS Ketenagakerjaan Parepare, wawancara di

KCP BPJS Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada rabu 29 Mei 2019

41 Hamarullah, Peserta (Nasabah) BPJS Ketenagakerjaan Parepare, wawancara di KCP BPJS

Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada senin 10 Juni 2019

Page 62: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

47

untuk didaftarkan. Itu dari sisi kami selaku pekerja (karyawan) kantor dan dari pribadi saya sendiri, saya tertarik juga menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan ini, ada yang mewadai kita sebagai para pekerja jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi yang menimpa kita ketika sedang bekerja”

.42

Pendapat bapak Husni, selaku pekerja segmentasi penerima upah, dengan

adanya BPJS Ketenagakerjaan seperti ini, para pekerja sudah mendapatkan tempat

pertolongan nantinya jika disaat bekerja terjadi musibah.Dengan pernyataan tersebut,

sitem kerja BPJS Ketenagakerjaan atas produk jaminan yang ditawarkan kepada

peserta (nasabah) ini membuat para pekerja penerima upah sangat di untungkan

dengan adanya jaminan hari tua dan pensiun mereka dapat menikmati jaminan

tersebut setelah masa kerjanya telah selesai dan ketika masuk usia lanjut mereka tetap

akan menerima jaminan yang mereka pilih.

4.3.3.2 Minat Pekerja dilihat dari (Segmentasi Bukan Penerima Upah) menjadi

peserta BPJS Ketenagakerjaan

Berbeda dengan beberapa pendapat dari segmentasi penerima upah, dari segi

pekerja bukan penerima upah lebih memilih jaminan-jaminan dasar yang wajib untuk

didaftarkan yaitu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Dikarenakan

mereka pekerja bukan penerima upah dalam hal ini pekerja yang mandiri, yang

menghasilkan penghasilan dari usaha mereka sendiri seperti, pedagang, petani,

nelayan, tukang ojek dan wiraswasta.

Beberapa pendapat pekerja bukan penerima upah mengenai ketertarikan

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan diantaranya :

“saya berminat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan ini karena dampaknya

saya sudah rasakan, karena sebelum saya menjadi peserta BPJS ini saya telah

42

Husni, Peserta (Nasabah) BPJS Ketenagakerjaan Parepare, wawancara di KCP BPJS

Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada rabu 10 Juni 2019

Page 63: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

48

merasakan manfaatnya dari keluarga saya, kebetulan Bapak saya juga dulunya

mendaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan ini, saya pekerja dari

golongan bukan penerima upah, tapi saya mengambil jaminan dasar

(Kecelakaan Kerja dan Kematian) ini untuk saya jadikan jaminan disaat

sesuatu hal yang mungkin terjadi kedepannya, selain menjadi peserta saya

juga menjadi perisai disini (saya sebagai mitra BPJS Ketenagakerjaan) yang

bertugas membantu memperkenalkan ke masyarakat luas tentang BPJS

Ketenagakerjaan ini akan produk jaminan yang ditawarkan”43

.

Dengan pernyataan tersebut bapak Musakkar, selaku nasabah (peserta BPJS

Ketenagakerjaan) juga sebagai mitra kerja berminat menjadi peserta BPJS

dikarenakan sebelumnya, dia telah merasakan dampak yang didapatkan didalam

keluarganya.

“Saya seorang wiraswasta, saya tertarik menjadi peserta BPJS

Ketenagakerjaan ini dikarenakan saya berharap mendapatkan jaminan, untuk

melindungi saya jika saya sedang bekerja kemudian saya mendapati musibah

pada saat kerja. Dengan kata lain semacam asuransi keselamatan saya ji

nantinya”44

Dari beberapa pendapat pekerja dari segmentasi bukan penerima upah dalam

hal ini (wiraswasta) mereka berminat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan karena

ada yang sebelum menjadi peserta telah merasakan manfaat-manfaat jaminan BPJS

Ketenagakerjaan dan ada juga yang berminat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan

sebagai asuransi dirinya pada saat mengalami kecelakaan kerja.

4.3.4 Analisis Ekonomi Islam terhadap Sistem Kerja BPJS Ketenagakerjaan

Parepare

Di latar belakang masalah telah diungkapkan bahwa Negara yang sejahtera

adalah Negara yang menggunakan konsep pemerintahan ketika negara mengambil

43

Musakkar, Peserta (Nasabah) BPJS Ketenagakerjaan Parepare, wawancara di KCP BPJS

Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada senin 17 Juni 2019

44Awaluddin, Peserta (Nasabah) BPJS Ketenagakerjaan Parepare, wawancara di KCP BPJS

Ketenagakerjaan Parepare, Jln.Bau Massepe pada rabu 10 Juni 2019

Page 64: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

49

peran penting dalam perlindungan dan pengutamaan kesejahteraan ekonomi dan

sosial warga negaranya.Konsep ini didasarkan pada prinsip kesetaraan kesempatan,

distribusi kekayaanyang setara, dan tanggung jawab masyarakat kepada orang-orang

yang tidak mampu memenuhi persyaratan minimal untuk menjalani kehidupan yang

layak.

Islam menawarkan sistem sosial yang berkeadilan dan bermartabat. Sistem

yang ditawarkan Islam adalah sistem per pekerjaan, yang di dalamnya mencakup

hubungan majikan dengan buruh, dan konsep pemberian upah. Islam memberikan

penghargaan tinggi terhadap pekerjaan, dan buruh yang bekerja serta mendapatkan

penghasilan dengan tenaganya sendiri wajib dihormati.

4.3.4.1Sistem Sosial yang Berkeadilan dan Sejahtera

Konsep sosial yang berkeadilan dan sejahtera menurut pandangan islam

adalah konsep yang dilandasi dengan nilai-nilai agama dan memperhatikan kebutuhan

setiap individu. Salah satu dari kewajiban negara ialah melindungi hak-hak

perorangan manusia menurut syariat dan menjamin agar hak-hak itu memenuhi

kewajiban-kewajiban mereka terhadap masyarakat sebagaimana ditetapkan oleh

hukum. Beginilah Islam mengadakan keseimbangan antara individualisme dan

kolektivisme.45

عال الغيب وست ردون إلى وقل اعملوا فسي رى اللو عملكم ورسولو والمؤمنون هادة ف ي نبئكم با كنتم ت عملون والش

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu

45

Abu A‟la Al-Maudūdī, Islamic Way of Life, diterjemahkan oleh Osman Raliby dengan judul

Pokok-pokok pandangan Hidup Muslim, (Bandung : PT. Al-Ma‟arif), hal. 86-89

Page 65: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

50

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Surat At-Taubah Ayat 105)

46

Konsepnya pun telah diterapkan dengan baik, mulai dari zaman Rasulullah

Saw, sampai para Khalifah penggantinya. Kesejahteraan dalam pandangan Islam

bukan hanya dinilai dengan ukuran material saja; tetapi juga dinilai dengan ukuran

non-material; seperti, terpenuhinya kebutuhan spiritual, terpeliharanya nilai-nilai

moral, dan terwujudnya keharmonisan sosial.

Dalam pandangan Islam, masyarakat dikatakan sejahtera bila terpenuhi dua

kriteria: Pertama, terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu rakyat; baik pangan,

sandang, papan, pendidikan, maupun kesehatannya. Kedua, terjaga dan terlidunginya

agama, harta, jiwa, akal, dan kehormatan manusia. Dengan demikian, kesejahteraan

tidak hanya buah sistem ekonomi semata; melainkan juga buah sistem hukum, sistem

politik, sistem budaya, dan sistem social.

4.3.4.2 Sistem Pepekerjaan

Islam menawarkan sistem sosial yang berkeadilan dan bermartabat. Sistem

yang ditawarkan Islam adalah sistem per pekerjaan, yang di dalamnya mencakup

hubungan majikan dengan buruh, dan konsep pemberian upah.

Kesejahteraan Sosial atau social welfare adalah keadaan sejahtera

masyarakat. Dalam Mu‟jam Musthalahmtu al-la mûlU„-Ijtimm‟iyyah dijelaskan:

الرفاىية الاجتماعية: نسق منظم من الخدمات الاجتماعية والدؤسسات يرمى ال الافراد والجماعات للوصول ال مستويات ملا ئمة للمعيشة والصحة كما مساعدة

اجتماعية سوية بين الافراد بتنمية قدراتهم وتحسين الحياة يهدف ال قيام علاقات تفق مع حاجات المجتمع.الانسانية با ي

45Kementerian Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya

Page 66: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

51

“Kesejahteraan sosial adalah sistem yang mengatur pelayanan sosial

dan lembaga-lembaga untuk membantu individu-individu dan kelompok-

kelompok untukmencapai tingkat kehidupan, kesehatan yang layak

dengan tujuan menegakkan hubungan kemasyarakatan yang setara antar

individu sesuai dengan kemampuan pertumbuhan mereka, memperbaiki

kehidupan manusia sesuai dengan kebutuhan- kebutuhan masyarakat”.47

a. Konsep Pemberian Upah

Upah dan hak pekerja dalam etika bisnis islam disini kita tentunnya jika

berkedudukan sebagai manajer harus dapat memerhatikan karyawan nya. Seorang

manajer harus dapat saling memahami apa yang diinginkan oleh karyawan sehingga

kita sebagai manajer dan karyawan istilahnya menjadi akrab bahkan dapat dibilang

dengan rekan kerja. Menyikapi hal tersebut tentunya kita sebagai manajer tidak ingin

karyawan kita khususnya karyawan teladan itu tidak berpindah atau pun keluar dari

perusahaan kita, nah bagaimana upaya cara untuk mempertahankan karyawan kita.

Sebagaimana Allah swt berfirman :

ة من الناس يسقون ووجد من دونم امرأت ين ا ورد ماء مدين وجد عليو أم ولم( 32تذودان قال ما خطبكما قالتا لا نسقي حت يصدر الرعاء وأبونا شيخ كبير )

( 32ول إل الظل فقال رب إن لما أن زلت إل من خير فقير )فسقى لذما ث ت فجاءتو إحداها تشي على استحياء قالت إن أب يدعوك ليجزيك أجر ما سقيت

ا جاءه وقص عليو القصص قال لا ( 32تف نوت من القوم الظالمين ) لنا ف لمر من استأجرت القوي المين ) ( قال 32قالت إحداها يا أبت استأجره إن خي

جج فإن أتمت إن أريد أن أنكحك إحدى اب نت ىات ين على أن تأجرن ثان ح عشرا فمن عندك وما أريد أن أشق عليك ستجدن إن شاء اللو من الصالحين

47

Dr. Ahmad Zaki Badawi, Mu‟jam Mushthalahâtu al-„Ulûm al-Ijtimâ‟iyyah, (Beirut:

Maktabah Lubnan, New Impression 1982), hal. 399

Page 67: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

52

ا الجلين قضيت فلا عدوان علي واللو على ما 32) نك أي ( قال ذلك ب ين وب ي 32كيل )ن قول و

Terjemahnya :

23. Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana

sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai

di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat

(ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?”

kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami),

sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang

bapak Kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”

24. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya,

kemudian Dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku

Sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau

turunkan kepadaku”.

25. Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu

berjalan kemalu-maluan, ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil

kamu agar ia memberikan Balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum

(ternak) kami”. Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu‟aib) dan

menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu‟aib berkata:

“Janganlah kamu takut. kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”.

26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia

sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang

paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat

lagi dapat dipercaya”.

27. Berkatalah Dia (Syu‟aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan

kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu

bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun Maka

itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, Maka aku tidak hendak memberati

kamu. dan kamu insya Allah akan mendapatiku Termasuk orang- orang yang

baik”.

28. Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. mana saja

dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, Maka tidak ada

tuntutan tambahan atas diriku (lagi). dan Allah adalah saksi atas apa yang kita

ucapkan”. (QS. Al-Qashas: 23-28)48

48Kementerian Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya

Page 68: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

53

Salah satu nya dengan pemberian gaji, disini gaji merupakan hal yang paling

pokok dan disenangi oleh para karyawan, selain untuk mencukupi kebutuhan gaji

tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan kita.

Kita sebagai manajer yang islam tentunya kita pun tahu cara yang layak agar

memanusiakan manusia dalam pemberian upah, ada prinsip prinsip dalam islam

tentang upah yakni terdapat tiga hal yaitu:49

Adil

Adil disini yaitu meratakan upah pekerja sesuai dengan kedudukan atapun

jabatan dan sesuai dengan tingkatan pekerjaan nya. Contohnya : seorang buruh

karyawan pabrik tentunya gajinya lebih besar terhadap seorang manajer.

Mencukupi

Kita sebagai manajer tentunya harus memberikan gaji kepada karyawan

jangan terlalu berpelit pelit dan usahakan dalam pemberian gaji, tambahkanlah agar

karyawan kita mampu meningkatkan produktivitas dalam pekerjaannya.

Cepat

“Berikanlah pekerja upahnya sebelum keringatnya kering” (HR. Ibnu

Majah).Didalam hadist ini dijelaskan bahwa kita seharusnya cepat dan tepat dalam

melakukan pemberian gaji karyawan karena jika kita menunda-nunda adalah suatu

kezaliman terdapat hadistnya yaitu Menunda penunaian kewajiban (bagi yang

mampu) adalah kezaliman” (HR. Al-Bukhari & Muslim).

49

https://geotimes.co.id/opini/upah-dan-hak-pekerja-dalam-islam/ (diakses, minggu 14 juli

2019)

Page 69: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

54

b. Hubungan Majikan dengan Buruh

Dalam menempatkan suatu kedudukan antara majikan dan pekerjaharuslah

pada kedudukan yang setara, keduanya saling membutuhkan satu denganyang

lainnya. Hubungan keduanya adalah kemitraan dalam bekerja, majikanadalah orang

yang memiliki dana dan membutuhkan tenaga manusia, sementarapekerja adalah

pemilik tenaga yang memerlukan dana. Keduanya salingmembutuhkan, karenanya

harus diatur agar masing-masing dari keduanyamenjalankan tugasnya dengan baik

dan mendapatkan bagiannya secara benar.50

Sebagaimana Allah swt berfirman :

ن يا أىم ي قسمون رحت ربك ن هم معيشت هم ف الحياة الد نن قسمنا ب ي ورحت ربك ورف عنا ب عضهم ف وق ب عض درجات ليتخذ ب عضهم ب عضا سخريا

ر ما يمعون خي Terjemahnya:

”Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.(Al-Zuhruf: 32)

51

Ada beberapa hadis yang menunjukkan penghargaan Islam terhadap hak

masyarakat pekerja. Sebagian besar hadis itu konteksnya adalah berbicara tentang

budak. Sehingga kita bisa menyimpulkan, bahwa jika budak saja diperlakukan sangat

indah oleh Islam, tentu pembantu dan buruh yang bukan budak, posisinya jauh lebih

terhormat.

50

Ahmad Hasan, Nazhariyat al-Ujur fi al-Fiqih al-Islamy, Suria, Dar Iqra‟, 2002, (cet; I)

hlm.34-35

51Kementerian Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya

Page 70: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

55

c. Hak Buruh dalam Islam

Pertama, Islam memposisikan pembantu sebagaimana saudara majikannya.

Dari Abu Dzar radhiallahu „anhu, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

لكن ، جعلن الله تحت أيديكن اكن خ إخ

“Saudara kalian adalah budak kalian. Allah jadikan mereka dibawah

kekuasaan kalian.” (HR. Bukhari no. 30) Nabi shallallahu „alaihi wa sallam

menyebut pembantu sebagaimana saudara majikan agar derajat mereka setara

dengan saudara.52

Kedua, beliau shallallahu „alaihi wa sallam melarang memberikan beban tugas

kepada pembantu melebihi kemampuannya. Jikapun terpaksa itu harus dilakukan,

beliau perintahkan agar sang majikan turut membantunya. Dalam hadis Abu Dzar

radhiallahu „anhu, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

لا تكلفن ها يغلبن، فإى كلفتون فأعين

“Janganlah kalian membebani mereka (budak), dan jika kalian memberikan

tugas kepada mereka, bantulah mereka.” (HR. Bukhari no. 30)53

Ketiga, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam mewajibkan para majikan untuk

memberikan gaji pegawainya tepat waktu, tanpa dikurangi sedikit pun. Dari Abdullah

bin Umar radhiallahu „anhu Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

52

https://konsultasisyariah.com/14145-hak-buruh-dalam-islam.html (diakses 29 Agustus

2019)

53 http://Islamstory.com, oleh Dr. Raghib As-Sirjani (diakses 29 Agustus 2019)

Page 71: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

56

أعطا الأجير أجر قبل أى يجف عرق

“Berikanlah upah pegawai (buruh), sebelum kering keringatnya.” (HR. Ibn

Majah dan dishahihkan al-Albani).

Keempat, Islam memberi peringatan keras kepada para majikan yang

menzalimi pembantunya atau pegawainya. Dalam hadis qudsi dari Abu Hurairah

radhiallahu „anhu, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam meriwayatkan, bahwa Allah

berfirman:

م القياهة لن يعط أجر …ثلاثة أا خصون ي فى ه رجل استأجر أجيرا فاست

“Ada tiga orang, yang akan menjadi musuh-Ku pada hari kiamat: … orang

yang mempekerjakan seorang buruh, si buruh memenuhi tugasnya, namun dia

tidak memberikan upahnya (yang sesuai).” (HR. Bukhari 2227 dan Ibn Majah

2442) . Bisa Anda bayangkan, di saat kita sangat butuh kepada ampunan

Allah, tetapi justru Allah menjadi musuhnya.

Kelima, Islam memotivasi para majikan agar meringankan beban pegawai dan

pembantunya. Dari Amr bin Huwairits, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

ازيك كاى لك أجرا في ه ها خففت عي خادهك هي عول

“Keringanan yang kamu berikan kepada budakmu, maka itu menjadi pahala di

timbangan amalmu.” (HR. Ibn Hibban dalam shahihnya dan sanadnya

dinyatakan shahih oleh Syuaib al-Arnauth).54

54

Didin Hafiduddin dan Henri Tanjung, Sistem Penggajian Islam, Raih Asa Sukses,

Jakarta,2008, hlm.79.

Page 72: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

57

1. Pekerja di berikan waktu untuk beristirahat.

Dalam hal ini pekerja harus mendapatkan jam istirahat agar stamina perkerja

pulih dan dalam kembali bekerja lebih fresh, karena pekerja kita adalah manusia

bukan robot yang dapat terus menerus melakukan pekerjaan tanpa henti. Apalagi jika

karyawan kita adalah seorang muslim yang harus menunaikan kewajiban yaitu shalat,

maka berikanlah pekerja waktu untuk beristirahat dan menjalankan kewajiban yang

lain.

2. Berikanlah pekerja subsidi ataupun tunjangan.

Setelah mengabdi kepada perusahaan kita maka berikanlah uang pesangon

ataupun setengah gaji nya untuk memenuhi kebutuhan di masa pensiun nya mereka

karena mereka telah menaruh setengah hidupnya kepada kita.

3. Berikanlah pekerja itu dengan rasa aman dan nyaman.

Disini rasa aman dan nyaman yaitu memberikan asuransi kepada pekerja

dengan demikian pekerja pun tidak takut untuk menjalani pekerjaannya karena

jiwanya sudah terjamin jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

4. Hak untuk berserikat atau berkumpul.

Disini para pekerja selayaknya dapat mensosialisasikan kepada sesama

pekerja ataupun buruh untuk mengungkapkan aspirasinya kepada pemerintah untuk

menaikkan gaji kepada pekerja ataupun karyawan.Kita ambil fenomena sekarang

yaitu tentang adanya hari buruh, dimana para buruh se Indonesia bersatu untuk

mengeluarkan aspirasi nya.

Page 73: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

58

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa

5.1.1 Sistem kerja yang diterapkan oleh karyawan BPJS Ketenagakerjaan Parepare

guna untuk memperkenalkan jenis jaminan dan prosedur kerja kepada para

pekerja (penerima upah, bukan penerima upah dan sektor jasa rekonstruksi)

Ada empat sistem kerja yang dilaksanakan yakni :

1. Sosialisasi dan edukasi secara menyeluruh kepada pekerja dan masyarakat

umum

2. Grebek pasar

3. Menggandeng instansi-instansi terkait BPJS Ketenagakerjaan

4. Menegakkan aturan dengan bekerjasama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL)

5.1.2 Minat masyarakat menjadi peserta (nasabah) dilihat dari sistem kerja BPJS

Ketenagakerjaan Parepare, ada 11.068 jumlah kepesertaan yang terdaftar

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Parepare dengan rincian, tenaga kerja

yang aktif sebanyak 8.907 peserta dan tenaga kerja yang tidak aktif sebanyak

2.161 peserta. Dari jumlah keselurahan peserta ada 2 jenis kepeminatan; (1)

Minat Pekerja, dilihat dari (Segmentasi Penerima Upah) . Kebanyakan dari

sektor pekerja buruh disuatu perusahaan atau pabrik, mereka sangat antusias

menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan selain mendaftarkan dirinya di 2

jaminan yang wajib yaitu (jaminan kecelakaan kerja dan kematian), mereka

juga mendaftarkan dirinya pada jaminan pensiun dan hari tua . (2) Minat

Page 74: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

59

Pekerja, dilihat dari (Segmentasi Bukan Penerima Upah) . Pekerja bukan

penerima upah lebih memilih jaminan-jaminan dasar yang wajib untuk

didaftarkan yaitu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan

kematian.Dikarenakan mereka pekerja bukan penerima upah dalam hal ini

pekerja yang mandiri, yang menghasilkan penghasilan dari usaha mereka

sendiri seperti, pedagang, petani, nelayan, tukang ojek dan wiraswasta.

5.1.3 Analisis Ekonomi Islam terhadap sistem kerja BPJS Ketenagakerjaan, dari

penelitian dan pembahasan sistem kerja di BPJS Ketenagakerjaan Parepare

tersebut dapat dianalisis ke prinsip ekonomi islam, yaitu (1) Konsep yang

dilandasi dengan nilai-nilai agama dan memperhatikan kebutuhan setiap

individu. Salah satu dari kewajiban negara ialah melindungi hak-hak

perorangan manusia menurut syariat dan menjamin agar hak-hak itu

memenuhi kewajiban-kewajiban mereka terhadap masyarakat sebagaimana

ditetapkan oleh hukum. (2) Islam menawarkan sistem sosial yang berkeadilan

dan bermartabat. Sistem yang ditawarkan Islam adalah sistem per pekerjaan,

yang di dalamnya mencakup hubungan majikan dengan buruh, dan konsep

pemberian upah.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran untuk pihak di BPJS

Ketenagakerjaan Parepare dan Peserta (Nasabah) BPJS Ketenagakerjaan yang

menjadi objek dalam penelitian skripsi ini.Untuk pihak BPJS Ketenagakerjaan lebih

gencar dan kreatif ketika melaksanakan sistem kerjanya untuk merekrut pekerja-

pekerja baik dari segmentasi (penerima upah, bukan penerima upah dan rekonstruksi)

Page 75: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

60

demi menjadi wadah atau lembaga yang melindungi para pekerja-pekerja formal

maupun informal. Untuk peserta, ketika memilih dan mengambil produk jaminan-

jaminan di BPJS Ketenagakerjaan, terlebih dahulu memperhitungkan resiko yang

kemungkinan terjadi dimasa mendatang, dan proses pendaftaran administrasi

kepesertaan patut diperhatikan, karena jika data kita tidak sesuai dengan E-KTP yang

telah terdaftar maka konsekuensinya claim yang kita ajukan atau pada saat pencairan

dana, maka tidak akan mendapat layanan .

Page 76: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

lxi

DAFTAR PUSTAKA

AL-Qur‟anul Karim

Abdul, Dahlan Aziz. 2013. Metodologi Sistem dan Komunikasi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Abdul, Kadirdan YulianaIka. 2010. Prinsip dasar Sistem Ekonomi Jakarta:

PT.Grafindo

Al-Maudūdī, Abu A‟la. 2012. Pokok-pokok pandangan Hidup Muslim. Bandung :

PT. Al-Ma‟arif

Amirudin, Asikin Zainal.2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

Rajawali Pers.

Badawi Ahmad Zaki. 1982. Mu‟jam Mushthalahâtu al-„Ulûm al-Ijtimâ‟iyyah. Beirut:

Maktabah Lubnan, New Impression

Bakri dan Usman. 2012. Analisis Ekonomi. Semarang; Rajawali Pers.

Bambang,Sugono. 2008. Metode Penelitian Hukum. Bandung: Rajawali Pers.

Dedy,Mulyana. 2013.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Effendy Uchajana Onong. 2008. Ilmu HukumTeori dan Praktek. Bandung: Pustaka

Pelajar

Endangwati. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar.Jakarta: Rajawali Pers.

H.M Arifin Noor. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia

H.R Baihaqi, H.R Bukhari, H.R Thabrani dan H.R Ibnu Hibban

Henri TanjungdanDidin Hafiduddin. 2008. Sistem Penggajian Islam. Jakarta: Raih

Asa Sukses

Husain, Ali. 2015. Metodologi Riset Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Page 77: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

lxii

Husain,Umar. 2000. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis

Bisnis.Jakarta:Rajawali Pers.

Kementerian Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya

Kuncono Mudrajat.2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Maiman. 2003. Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar. Bandung: PT Pradnya

Pramita.

Mustaq Ahmad. 2003. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Sudiro, Djajakusumo. 2012. Makro Ekonomi Teori Pengantar Partisipasi,

Yogyakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Bandung:Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: Rajawali Pers.

Sulastomo. 2008. Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi, Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Sutopo. 2009. Pengantar Ilmu Sosial. Semarang: Rajawali Pers

Syed Nawab Haider Naqvi. 2003. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Usman dan Bakri. 2012. Perspektif Ekonomi. Semarang: Rajawali Pers

Widiyono Thy. 2006. Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan Di

Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia

Yudi, Latief. 2011. Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, Dan Aktualitas

Pancasila. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal :

Jaminan sosial (Jamsos) Indonesia. Fungsi, Tugas dan Wewenang BPJS. Situs Resmi

Jamsos Indonesia.http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/ 268 (23

Desember 2018).

Page 78: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

lxiii

Jaminan sosial (Jamsos) Indonesia. Kebijakan Khusus atau Tindakan Khusus

Pemerintah. Situs Resmi Jamsos Indonesia.http:// www.jamsosindonesia.

Com/cetak/printout/290 (23 Desember 2018).

Undang-Undang :

UU RI No.13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan

UU RI No.40 Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial

UU RI No.24 Tahun 2011 tentang BPJS

Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/Takaful (diakses 8 Mei 2019)

https://geotimes.co.id/opini/upah-dan-hak-pekerja-dalam-islam/ (diakses, minggu 14

juli 2019)

https://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaan (diakses 7 Desember 2018)

https://materiekis.wordpress.com/2013/05/11/pengertian-teori-partisipasi -menurut-

beberapa-ahli/ (diakses 7 Desember 2018)

https://konsultasisyariah.com/14145-hak-buruh-dalam-islam.html

http://Islamstory.com, oleh Dr. Raghib As-Sirjani

Page 79: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

LAMPIRAN

Page 80: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 81: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 82: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 83: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 84: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 85: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 86: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 87: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 88: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 89: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 90: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …
Page 91: SISTEM KERJA BPJS KETENAGAKERJAAN PAREPARE …

BIOGRAFI PENULIS

Ayub Setiawan, lahir di Parepare, pada tanggal

23 Oktober 1996 . Anak kedua dari Dua

bersaudara pasangan Suparlan dan Sri

Wahyuni di Parepare, Kecamatan Bacukiki

Barat, Kota Parepare. Penulis mulai masuk

pendidikan non formal pada TK

„Dharmawanita‟ di Kabupaten Trenggalek

pada tahun 2003-2006. Kemudian masuk

pendidikan formal pada Sekolah Dasar Negeri

(SDN) 1 Sukowetan Kabupaten Trenggalek

kemudian pindah ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 79 Parepare pada tahun 2006-

2009, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Parepare pada tahun 2009-2012,

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Parepare pada tahun 2012-2015.

Kemudian pada tahun 2015, melanjutkan pendidikan di Insititut Agama Islam Negeri

(IAIN) Parepare dengan mengambil Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam,

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah). Untuk memperoleh gelar Sarjana

Hukum (SH), penulis mengajukan skripsi dengan judul “Sistem Kerja BPJS

Ketenagakerjaan Parepare terhadap Minat Keikutsertaan Masyarakat Menjadi

Nasabah (Analisis Ekonomi Islam)”