2.3 MERKURI c
-
Upload
dahlia-ardhyagarini-p -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of 2.3 MERKURI c
Metil merkuri (MeHg) bersifat lebih reaktif dan toksik dibandingkan merkuri jenis
lainnya. MeHg dapat diabsorbsi dengan baik dalam saluran gastrointestinal dan secara aktif
diangkut ke jaringan oleh asam amino pembawa protein. Selanjutnya MeHg didistribusikan
secara luas setelah pembentukan kompleks methylmercury-sistein. Efek merkuri terhadap
kardiovaskular dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.3.5 Dampak merkuri pada kardiovaskular
Efek Sistemik
1. Memicu pembentukan radikal bebas dan spesies reaktif oksigen
2. Menginhibisi eticu antioksidan (glutation peroksidase, katalase,
superoksida dismutase
3. Meningkatkan lipid peroksidase (misalnya LDL, kolesterol)
4. Meningkatkan koagulasi darah
5. Menginhibisi migrasi sel endotel
Efek Kardiovaskular
1. Mereduksi kontraktilitas miokardium
2. Meningkatkan pelepasan kalsium dari eticulum sarkoplasma
miokardium
3. Mereduksi aktifitas myosin ATPase pada ventrikel kiri
4. Menurunkan variabilitas denyut jantung dan meningkatan tekanan
darah
(Houston, 2011)
Tabel tersebut dapat dijelaskan dalam empat mekanisme. Pertama, posisi merkuri sebagai
logam transisi dapat bertindak sebagai katalisator dalam konversi H202 (oksidan kuat) menjadi
radikal hidroksil, (reactive oxygen species / ROS yang paling berbahaya). Reaksi ini dinamakan
reaksi Fenton yang akan meningkatkan stres oksidatif (Virtanen, 2011).
Kedua, penelitian terbaru in vitro menemukan ion merkuri dalam konsentrasi mikromolar
meningkatkan produksi anion superoksida (02-) di neutrofil manusia. 02
- adalah satu jenis reactive
oxygen species (ROS). Normalnya, oksigen akan diubah menjadi 02- sekitar tiga hingga lima
persen tiap harinya. 02- yang meningkat akan dikonversi menjadi oksidan kuat seperti hidrogen
peroksida (H202) yang oleh enzim mieloperoksidase pada neutrofil akan dikatalisis menjadi
oksidan yang lebih kuat yaitu asam hipoklorat (HCLO). Akibatnya, timbul aterosklerosis..
Dalam studi lain, ion merkuri (satu sampai enam umol/L) menyebabkan peningkatan konsentrasi
sampai lima kali lipat dalam produksi H2O2 di mitokondria (Naqui et al., 1995). Mitokondria
terdapat pada sel-sel yang memerlukan banyak ATP, seperti otot jantung / miokardium. Bila H202
meningkat, terjadi disfungsi mitokondria dan menyebabkan gangguan persediaan ATP untuk
miokardium. Selain itu, terjadi gangguan homeostatis dan sinyal Ca2+ yang sangat diperlukan
dalam proses transmisi sinapsis, plastisitas dan ketahanan sel (Lu, 2009).
Ketiga, merkuri memiliki afinitas yang sangat tinggi pada kelompok sulfhidril, yang pada
protein plasma telah diperkirakan sebanyak 10 % sampai 50 % dari kapasitas antioksidan dari
plasma. Dengan mengikat kelompok sulfhidril, merkuri menginaktivasi senyawa antioksidan
thiolic seperti glutathione katalase, dan superoksida dismutase dimana glutathione memiliki
peran sentral dalam regenerasi tocopheroxyl radikal menjadi tokoferol. Tokoferol adalah
antioksidan vitamin yang bersifat lipolitik dan dapat mencegah lipid peroksidase (Virtanen et al.,
2011).
Keempat, merkuri melawan manfaat selenium dengan membentuk kompleks tak larut
dengan selenium, yakni selenide-merkuri. Selanjutnya mengikat selenium dalam bentuk tidak
aktif sehingga tidak dapat berfungsi sebagai kofaktor untuk glutation peroksidase (GPx), dimana
fungsinya sebagai pusat katalitik (selenosistein) (Virtanen et al., 2011). GPx adalah peroksidase
yang mengandung selenium (Se) pada sisi aktifnya, enzim ini bekerja dengan memecah H2O2
dan lipid peroksida dengan mereduksinya menjadi H2O (Winarsi dan Suhartono, 2007).
Inaktivasi GPx dapat memicu produksi reactive oxygen species (ROS) yang menyebabkan
oksidasi lipid, protein dan DNA. Endotel vaskular sangat sensitif terhadap oksidatif stres dan
menjadi penyebab utama dari disfungsi endotel pada penyakit kardiovaskular seperti hipertensi
dan aterosklerosis (Vasallo et al., 2011)
(Houston, 2011)