Fitoremediasi Merkuri

24
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Oleh karena itu, para ilmuan diseluruh dunia telah berupaya untuk mencari cara agar seluruh pencemaran dimuka bumi dapat diminimalisir dengan biaya yang minim. Seperti yang kita ketahui, kemajuan jaman membuat seluruh hal menjadi instan dan menghasilkan zat sisa yang dapat merusak lingkungan. Fitoremediasi adalah sebuah cara yang instan dan efisien dalam menurunkan kadar polutan yang terdapat di lingkungan saat ini. 1

description

fitoremediasi perairan

Transcript of Fitoremediasi Merkuri

Page 1: Fitoremediasi Merkuri

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk

hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga

bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan

proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi

lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap

lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan

pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu

lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju

yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah

industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

Oleh karena itu, para ilmuan diseluruh dunia telah berupaya untuk mencari

cara agar seluruh pencemaran dimuka bumi dapat diminimalisir dengan biaya yang

minim. Seperti yang kita ketahui, kemajuan jaman membuat seluruh hal menjadi

instan dan menghasilkan zat sisa yang dapat merusak lingkungan. Fitoremediasi

adalah sebuah cara yang instan dan efisien dalam menurunkan kadar polutan yang

terdapat di lingkungan saat ini.

Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang secara biologi yang

memanfaatkan  tumbuhan atau mikroorganisme yang dapat berasosiasi untuk

mengurangi polutan lingkungan baik pada air, tanah dan udara yang diakibatkan oleh

logam atau bahan organik. Salah satu keuntungan utama dari fitoremediasi adalah

biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan metode perbaikan lainnya seperti

penggalian.  Dalam banyak kasus fitoremediasi telah ditemukan kurang dari setengah

harga dari metode alternatif.

1

Page 2: Fitoremediasi Merkuri

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Fitoremediasi?

2. Apakah bahaya merkuri bagi kehidupan?

3. Apa khasiat yang terdapat pada Bayam Duri?

4. Bagaimana mekanisme Fitoremediasi dengan Bayam Duri?

5. Apakah keunggulan Bayam Duri dibanding tanaman lain dalam mengakumulasi

Merkuri?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui difinisi dari Fitoremediasi

2. Untuk mengetahui bahaya dari Merkuri

3. Untuk mengetahui khasiat yang ada pada Bayam Duri

4. Untuk mengetahui mekanisme fitoremediasi di Bayam Duri

5. Untuk mengetahui keunggulan Bayam Duri dibanding tanaman lain

1.4 Ruang Lingkup

Makalah ini ditujukan kepada Mahasiswa S-1 Manajemen Sumberdaya Perairan

dan seluruh pihak yang membutuhkan informasi mengenai Fitoremediasi pada Bayam

Duri (Amaranthus spinosus L.)

2

Page 3: Fitoremediasi Merkuri

2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi fitoremediasi

Phyto berasal dari kata Yunani/ greek “phyton” yang berarti

tumbuhan/tanaman (plant), Remediation asal kata

latin remediare ( to remedy) yaitu memperbaiki/

menyembuhkan  atau membersihkan sesuatu. Jadi

Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan suatu

sistim dimana tanaman tertentu yang bekerjasama

dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral

dan air) dapat mengubah zat kontaminan

(pencemar/pollutan) menjadi kurang atau tidak

berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.

Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang secara biologi yang

memanfaatkan  tumbuhan atau mikroorganisme yang dapat berasosiasi untuk

mengurangi polutan lingkungan baik pada air, tanah dan udara yang diakibatkan oleh

logam atau bahan organik. Salah satu keuntungan utama dari fitoremediasi adalah

biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan metode perbaikan lainnya seperti

penggalian.  Dalam banyak kasus fitoremediasi telah ditemukan kurang dari setengah

harga dari metode alternatif. Fitoremediasi juga menawarkan

remediasi permanen bukan sekadar pemindahan masalah. 

Namun fitoremediasi bukan tanpa kesalahan, itu adalah proses yang

bergantung pada kedalaman akar dan toleransi tanaman terhadap kontaminan.

Paparan dari hewan ke tanaman yang bertindak sebagai hyperaccumulators juga dapat

menjadi perhatian lingkungan sebagai hewan herbivora dapat terakumulasi

mengkontaminasi partikel dalam jaringan mereka yang pada gilirannya dapat

mempengaruhi rantai makanan secara keseluruhan.

Fitoremediasi adalah proses bioremediasi yang menggunakan berbagai

tanaman untuk menghilangkan, memindahkan, dan atau menghancurkan

kontaminandalam tanah dan air bawah tanah. Konsep penggunaan tanaman untuk

penanganan limbah dan sebagai indikator pencemaran udara dan air sudah lama ada,

3

Page 4: Fitoremediasi Merkuri

yaitu fitoremediasidengan sistem lahan basah, lahan alang-alang dan tanaman apung.

Selanjutnya konsepfitoremediasi berkembang untuk penanganan masalah pencemaran

tanah.(Subroto, MA. 1996)

Fitoremediasi teknologi saat ini tersedia untuk hanya sebagian kecil masalah

polusi, seperti arsenik. Pengurangan arsen mempekerjakan alami dipilih pakis

hiperakumulator, yang menghimpun konsentrasi yang sangat tinggi arsenik khusus

pada jaringan atas tanah. Elegan dua gen pendekatan transgenik telah dirancang untuk

pengembangan teknologi fitoremediasi merkuri atau arsen. Pada tanaman yang secara

alami hyperaccumulates seng dalam daun, sekitar sepuluh gen logam kunci

homeostasis disajikan pada tingkat yang sangat tinggi. Ini menguraikan tingkat

perubahan dalam kegiatan gen yang dibutuhkan dalam rekayasa tanaman transgenik

untuk tanah pembersihan.(Kramer, Ute.2005)

Gambar 2. Mekanisme Fitoremediasi

Fitoremediasi menggunakan bantuan tumbuhan atau tanaman untuk

membersihkan lingkungan yang tercemar atau polutan berbahaya (logam berat,

pestisida, dan senyawa organik beracun dalam tanah atau air) karena biayanya murah.

(Ludang dkk, 2008 dalam Irsyad, 2014). Beberapa jenis tanaman tingkat tinggi

memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam berat dalam kisaran yang tinggi

sehingga disebut sebagai tanaman yang toleran terhadap logam berat. Lokasi

akumulasi logam berat pada tanaman terdistribusi hampir di seluruh bagian tanaman,

yaitu akar, daun, dan bunga (Krause dkk dalam Azidi dkk, 2008).

4

Page 5: Fitoremediasi Merkuri

2.2 Bahaya merkuri

Merkuri merupakan logam berat bahan

pencemar yang paling berbahaya. Salah satu sumber

pencemaran logam merkuri dalam tanah dapat

berasal dari proses pelapukan batuan termineralisasi

atau akibat penggarangan pada penambangan atau

pengolahan emas dalam tahap penggilingan,

pencucian maupun penggarangan. Penggilingan

menyebabkan merkuri terpecah menjadi butiran

halus yang sifatnya sukar dipisahkan, sehingga dapat lepas dari tromol atau

gelendung. Pencemaran tersebut terjadi ketika sebagian merkuri yang digunakan

sebagai bahan pengikat unsur emas, terbuang bersama air limbah pencucian ke lokasi

pembuangan, baik di tanah maupun di air sungai (Juliawan dkk, 2005 dalam Irsyad,

2014).

Pertambangan adalah aktivitas pembongkaran, penggalian, serta

pengangkutan endapan mineral yang terkandung dalam suatu area. Pertambangan ini

mempunyai beberapa tahapan kegiatan secara efektif dan ekonomis menggunakan

beberapa peralatan mekanis dan beberapa peralatan sesuai yang dibutuhkan dengan

mengikuti teknologi saat ini. Pada hakikatnya, pembangunan sektor pertambangan

dan energy adalah mengupayakan suatu proses pengembangan energi dan sumber

daya mineral yang memiliki potensial yang dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.

Sumber daya mineral ini bersifat tidak terbaharui (wasting asset or unrenewable).

Dengan demikian dalam aplikasinya diharapkan dapat keselamatan kinerja dan

kelestarian lingkungan hidup serta masyarakat sekitar (Warino, 2015)

Sebagai contoh proses penambangan emas dengan teknik amalgamasi adalah

dengan menggunakan merkuri (Hg). Setiap satu lokasi pengolahan bijih emas

menggunakan 1–6 gelondong (setiap gelondong dapat mengolah 12-25 kg bijih dalam

sehari). kemudian bijih dimasukkan ke dalam gelondong yang ditambahkan air dan

merkuri (diputar selama 4-8 jam) dengan menggunakan mesin diesel (mesin

generator). Setelah proses amalgamasi selesai, kemudian amalgam dipisahkan dari

tailingnya (diperas dengan kain parasut). Setelah itu tailingnya dialirkan ke sungai

5

Page 6: Fitoremediasi Merkuri

dan tanah sehingga menyebabkan lingkungan tersebut tercemar(terkontaminasi).

Penambangan yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan

terakumulasinya merkuri pada lingkungan sehingga kadar merkuri akan semakin

tinggi. Konsentrasi atau kadar merkuri disebabkan oleh pelarutan dari sedimen sungai

yang mengandung merkuri serta partikel halus yang terbawa oleh limbah akibat

proses amalgamasi. Jangka waktu yang cukup lama, logam merkuri dapat teroksidasi

dan terlarut dalam air permukaan sehingga membahayakan lingkungan.

Logam merkuri atau air raksa (Hg) berwarna perak cair dengan nama kimia

hydrargyrum. Merkuri bersifat sangat beracun sehingga U.S. Food and

Administration (FDA) menentukan Nilai Ambang Batas (pembakuan) kadar merkuri

yang berada dalam jaringan tubuh yaitu sebesar 0,005 ppm. Merkuri adalah suatu

jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan senyawa organik dan anorganik

yang terkandung dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah, air dan udara.

Pada umumnya kadar merkuri dalam tanah, air dan udara relatif rendah. Akan

tetapi karena adanya aktivitas manusia sehingga dapat meningkatkan kadar ini

misalnya aktivitas penambangan. Aktivitas penambangan dapat menghasilkan

merkuri sebanyak 10.000 ton /tahun. Apabila pekerja terpapar secara terus menerus

terhadap kadar 0,05 Hg mg / menyebabkan neutratenia, sedangkan pada kadar 14 0,1

– 0,2 akan menyebabkan Tremor (Penyakit gemetar). Sedangkan dosis fatal adalah 1

gram merkuri.

Merkuri dengan konsentarasi yang tinggi sangat berbahaya untuk lingkungan

maupun manusia sendiri. Dengan adanya merkuri dengan konsentrasi yang tinggi

pada tanah, air dan udara menyebabkan organisme yang berada di daerah tersebut

mengandung merkuri atau bahkan menyebabkan organism e mengalami kematian

karena tidak bisa bertahan hidup karena adanya merkuri yang bersifat toksik. Ikan

atau bahan lainnya yang mengandung merkuri dikonsumsi oleh manusia juga sangat

berbahaya dan apabila mengkonsumsi terus menerus akan menyebabkan penyakit

yang berujung pada kematian.

Apabila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan

kerusakan permanen pada hati, otak dan ginjal. Efek toksitas merkuri tergantung jalan

masuknya ke dalam tubuh, pada bentuk komposisi merkuri dan lamanya berkembang.

6

Page 7: Fitoremediasi Merkuri

Sebagai contoh bentuk merkuri (HgCl2) lebih beracun (toksik) dari bentuk merkuri

(HgCl). Dampak adanya merkuri yang teraakumulasi pada lingkungan akan

mempunyai dampak terhadap ekonomi yaitu penurunan hasil panen disebabkan

berkurang produksi pertanian (pendapatan menurun), ikan dan hasil sungai lainnya

yang terkontaminasi (tidak dapat dipasarkan) dengan demikian mengurangi

pendapatan dari sektor perikanan serta biaya program kesehatan dan pendidikan

khusus akan mengalami peningkatan.

2.3 Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)

Bayam (Amaranthus spp.) merupakan tumbuhan yang biasa

ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau.

Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang

tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai

sayuran sumber zat besi yang penting. Bayam sebagai sayur

hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia Tenggara,

sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese

amaranth. Di Indonesia dan Malaysia, bayam sering

disalahartikan menjadi "spinach" dalam bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat

penerjemahan yang dalam film kartun Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis

sayuran daun lain - lihat Bayam (Spinacia).

Tanaman ini termasuk familia Amaranthaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh

liar di kebun-kebun, tepi jalan, tanah kosong dari dataran rendah sampai dengan

ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Tingginya dapat mencapai 1 meter.

Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui bijinya yang bulat, kecil dan

hitam.Sebagai tanda khas dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang,

tepatnya di pangkal tangkai daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai

bayam duri. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari

dengan suhu udara antara 25 - 35 Celcius.

Akar tanaman bayam duri sama seperti akar tanaman bayam pada umumnya,

yaitu memiliki sistem perakaran tunggang. Batang tanaman bayam duri ini kecil

berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan

percabangannya monopodial. Batangnya berwarna merah kecoklatan. Yang menjadi

7

Page 8: Fitoremediasi Merkuri

ciri khas pada tanaman ini adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang

tanaman ini. Memiliki daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur

memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai 3,2

cm. Ujung daun obtusus dan pangkal daun acutus. Tangkai daun berbentuk bulat dan

permukaannya opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun

bayam duri penninervis dan tepi daunnya repandus. Bunga terdapat di axilaar batang.

Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau. Setiap bunga memiliki 5

mahkota. panjangnya 1,5-2,5 mm. Kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga

jantannya. Sedangkan bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang.

Bunga ini termasuk bunga inflorencia.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Hamamelidae Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman) Genus : Amaranthus Spesies : Amaranthus spinosus L

Kandungan pada Bayam Duri : Amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan,

tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin. Bayam

duri, terkadang dianggap sebelah mata. Di bandingkan bayam sayur biasa, meski

rasanya sama, tumbuhan ini jarang disentuh. Padahal, banyak yang tidak menyadari,

selain enak, tumbuhan ini penuh khasiat, menyembuhkan berbagai macam penyakit

seperti disentri, bisul, keputihan, gangguan pernafasan, bronchitis, serta mperlancar

dan memperbanyak produksi ASI. Tanaman ini juga mempunyai sifat masuk

meridien jantung dan ginjal. Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh kemih

(diuretik), menghilangkan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak, menghentikan

diare dan membersihkan darah. Tanaman ini juga bersifat : Rasa manis, pahit dan

sejuk.

8

Page 9: Fitoremediasi Merkuri

Menurut Mohamad (2011) dalam Irsyad (2015) tanaman bayam duri dapat

meremediasi kadmium, namun penelitian tentang remediasi merkuri dalam tanah

pernah dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian itu dilakukan penggunaan jenis

tanaman bayam duri sebagai fitoremediator merkuri dalam tanah.

2.4 Mekanisme Fitoremediasi Bayam Duri

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irsyad (2015), tentang

Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Bayam Duri (Amaranthus Spinosus

L) Dari Tanah Tercemar, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan acuan bahwa

translokasi merkuri pada daun Tanaman Bayam Duri telah terjadi. Beberapa hal yang

diperhatikan adalah: ; Memperhitungkan kadar Merkuri (Hg) awal, Waktu Remediasi,

dan Jumlah Merkuri (Hg) yang Terakumulasi.

a. Kadar Awal Merkuri di Tanah

Secara alami merkuri merupakan salah satu unsur yang terdistribusi pada lapisan

kerak bumi dengan kelimpahan rata – rata 0,08 mg/Kg (Larkin dalam Khalifah,

2007). Selain pengaruh alam, keberadaan Hg di lingkungan dapat berasal dari

berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan limbah Hg di lingkungan dapat

meningkat seiring dengan kemajuan teknologi dan pertambahan jumlah penduduk

(Ruslan dalam sutriono 2012).

Tekstur tanah sangat penting untuk penentuan karakteristik tanah, air yanng

tersimpan, ukuran pori dan perkembangan akar tanaman akan mempengaruhi

kecepatan penarikan air, aerasi dan kesuburan tanah (Hayati, 2010). Sedangkan pH

tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman bayam yaitu pH

berkisar 6 – 7 (Ecko, 2006). Hasil analisis pH tanah untuk penelitian ini adalah 6,8.

Jadi sesuai digunakan untuk penanaman.

Berdasarkan data uji tingkat kesuburan tanah yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa tanah yang telah diuji layak dijadikan sebagai media tumbuh tanaman bayam

duri (A. spinosus L), Suriadi dkk dalam Sutriono (2012) mengemukakan bahwa

umumnya pupuk anorganik yang dihasilkan dari bahan galian tambang mengandung

berbagai macam unsur ikutan seperti logam Cd, Cr, Hg Pb dan U dengan kadar yang

9

Page 10: Fitoremediasi Merkuri

cukup tinggi, sehingga analisis kuantitatif perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya

konsentrasi merkuri.

Kandungan merkuri yang terdapat dalam tanah dan pupuk anorganik, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Komposisi tekstur tanah Sampel

Konsentrasi merkuri (mg/kg)

TanahTSPKClUrea

0.23020.00840.03070.0003

b. Waktu Remediasi (Durasi)

Pengaruh waktu remediasi terhadap konsentrasi merkuri pada daun bayam duri

dalam penelitian ini diperoleh konsentrasi merkuri yang terdistribusi pada daun bayam

duri meningkat dan mencapai waktu maksimum pada waktu remediasi 14 hari dan

mengalami penurunan pada waktu remediasi selanjutnya yaitu 21 hari dan 42 hari.

Gambar 3. Hubungan waktu remediasi terhadap konsentrasi rata- rata merkuri pada daun tanaman

bayam duri

Peningkatan konsentrasi tersebut disebabkan tanaman bayam duri berada dalam

proses pertumbuhan sehingga proses penyerapan dan akumulasi merkuri masih

berlangsung hingga tercapai kondisi optimum (jenuh) (Chussetijowati dkk, 2012).

Penurunan konsentrasi pada waktu remediasi selanjutnya, terjadi disebabkan oleh akar

tanaman yang mengalami stres atau jenuh sehingga penyerapan merkuri berkurang yang

akibatnya transfer ke bagian daun tanaman pada minggu tersebut sangat kecil dan juga

10

Page 11: Fitoremediasi Merkuri

diakibatkan karena tanaman telah mengalami dampak toksisitas dari konsentrasi logam

berat yang tinggi sehingga mengganggu penyerapan pada tanaman tersebut (Munawar,

2010). Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa waktu remediasi 14 hari, 21 hari

dan 42 hari berbeda nyata

c. Jumlah Merkuri yang Terakumulasi

Jumlah merkuri yang terakumulasi pada daun tanaman bayam duri sebagai fungsi

konsentrasi yang ditambahkan dalam media tanam ditunjukan pada gambar 2. Variasi

konsentrasi yang digunakan adalah 25, 50, 75 dan 100 ppm dan waktu remediasi

dilakukan mulai 14 hari, 21 hari dan 42 hari. Dari hasil penelitian diperoleh konsentrasi

rata-rata tertinggi merkuri pada daun bayam duri pada waktu remediasi 14 hari sehingga

waktu remediasi dilakukan mulai 14 hari sesuai dengan konsentrasi maksimum merkuri

yang dapat diakumulasi oleh daun bayam duri pada variasi waktu.

Gambar 4. Hubungan konsentrasi rata -rata merkuri pada daun tanaman bayam duri terhadap

konsentrasi media

Hubungan antara konsentrasi merkuri pada daun bayam duri terhadap konsentrasi

media tanam menunjukkan bahwa jumlah konsentrasi merkuri yang terakumulasi

oleh tanaman dan ditranslokasikan ke bagian daun meningkat dengan naiknya

konsentrasi merkuri yang ditambahkan. Hal ini dapat disebabkan pula karena pada

media tanam dengan konsentrasi 100 ppm kepadatan populasi logam lebih besar

dibandingkan pada konsentrasi 25 ppm, 50 ppm dan 75 ppm. Pada grafik di atas,

hasil yang diperoleh dalam penelitian sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sukamto (1995) menyatakan bahwa konsentrasi logam yang ditambahkan dalam

11

Page 12: Fitoremediasi Merkuri

media penanaman mempengaruhi penyerapan tanaman, dimana jumlah konsentrasi

logam yang ditambahkan dalam media tanam berbanding lurus dengan akumulasi

logam pada tanamannya.

Syahputra (2005) menyatakan akumulasi logam merkuri ke dalam tanaman

tergantung pada konsentrasi logam tersedia, semakin tinggi jumlah merkuri dalam

media tanam akan semakin besar konsentrasi yang diserap oleh tanaman.

Berdasarkan hasil uji Duncan menunjukkan bahwa konsentrasi media tanam dalam

meningkatkan serapan merkuri yang terdistribusi ke bagian daun tanaman bayam duri

berada pada kolom subset yang berbeda. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan

bahwa konsentrasi media tanam 75 ppm dan 100 ppm berbeda nyata sedangkan 25

ppm dan 50 ppm tidak berbeda nyata.

2.5 Alasan Penggunaan Tanaman Bayam Duri Remediator

Sifat hipertoleran terhadap logam berat adalah kunci karakteristik yang

mengindikasikan sifat hiperakumulator suatu tumbuhan. Suatu tumbuhan dapat

disebut hiperakumulator apabila memiliki karakter-karakter sebagai berikut: (i)

Tumbuhan memiliki tingkat laju penyerapan unsur dari tanah yang lebih tinggi

dibanding tanaman lainnya, (ii) Tumbuhan dapat mentoleransi unsur dalam tingkat

yang tinggi pada jaringan akar dan tajuknya dan (iii) Tumbuhan memiliki laju

translokasi logam berat dari akar ke tajuk yang tinggi sehingga akumulasinya pada

tajuk lebih tinggi dari pada akar (Brown dalam Juhaeti dkk, 2005).

Semua tumbuhan memiliki kemampuan menyerap logam tetapi dalam jumlah

yang bervariasi. Sejumlah tumbuhan dari banyak famili terbukti memiliki sifat

hipertoleran, yakni mampu mengakumulasi logam dengan konsentrasi tinggi pada

jaringan akar dan daunnya sehingga bersifat hiperakumulator (Hardiani, 2009).

Beberapa karakteristik tanaman hiperakumulator yaitu pertumbuhannya cepat,

biomassa besar, termasuk hasil panen, dan mampu mengakumulasi logam ke bagian

daun tanaman (Reeves dalam Hidayati, 2004).

Dari hasil Penelitian menunjukkan bahwa nilai penarikan merkuri (Hg) atau

kemampuan merkuri yang terdistribusi ke daun tanaman bayam duri baik pengaruh

waktu remediasi maupun konsentrasi memberikan nilai lebih besar dari 10 mg/Kg,

12

Page 13: Fitoremediasi Merkuri

dengan konsentrasi merkuri (Hg) yang ditarik untuk pengaruh waktu remediasi yaitu

waktu remediasi pertama (14 hari) pada kontaminasi merkuri (Hg) 100 ppm sebesar

70.6901 mg/kg BK. Dari data tersebut, bahwa tanaman bayam duri dikategorikan

sebagai tanaman hiperakumulator merkuri. Menurut Lasat dkk dalam Sabaruddin

(2011), tanaman hiperakumulator merkuri adalah tanaman yang dapat menarik logam

merkuri dalam jumlah konsentrasi yang sangat tinggi yaitu 10 ppm Hg.

Hasil Penelitian yang telah dilakukan terhadap translokasi mekuri ke bagian

tanaman bayam duri dapat disimpulkan bahwa kemampuan penyerapan maksimum

merkuri (Hg) pada daun bayam duri terjadi pada remediasi 14 hari dengan jumlah

konsentrasi daun rata-rata 70.6901 mg/kg BK, konsentrasi merkuri (Hg) yang

terdistribusi pada daun bayam duri berbanding lurus dengan konsentrasi media tanam,

dan tanaman bayam duri berpotensi sebagai tanaman hiperakumulator terhadap

merkuri (Hg).

13

Page 14: Fitoremediasi Merkuri

3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa referensi penelitian, dapat disimpulkan bahwa Tanaman Bayam

Air dapat mengakumulasi Merkuri (Hg) melalui pengamatan terhadap daunnya.

Terdapat beberapa hal yang diperhatikan ketika melakukan pengukuran penurunan

kadar Merkuri (Hg) di tanah, yaitu dengan memperhatikan kadar Hg awal, Durasi

waktu penelitian, dan Penghitungan kadar Hg akhir pada media tanaman dengan

perlakuan-perlakuan khusus.

3.2 Saran

Merkuri ditanah yang terpapar dialam sebagian besar disebabkan oleh

pemurnian emas, oleh sebab itu sebaiknya kita kalangan akademisi dan pemerintah

saling bekerja sama menemukan cara yang lebih efektif dan efisien dimasa depan

dalam meminimalisir bahaya polusi yang terjadi akibat peambangan.

14

Page 15: Fitoremediasi Merkuri

DAFTAR PUSTAKA

Azidi, I., Noer, K., dan E. N. Yenny. 2008. Kajian penyerapan logam Cd, Ni, dan Pb dengan

Varietas Konsentrasi Pada Akar, Batang dan Daun tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L). Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.

Chussetijowati, J., Tjahaya, P. I., dan P. Sukmabuana, 2012. Fitoremediasi Radionuklida 134Cs

dalam Tanah Menggunakan Tanaman Bayam (Amaranthus sp). Hasil Seminar Nasional ke – 16 Teknologi dan Kesehatan PLTN serta Fasilitas Nuklir : 282 – 289.

Hardiani, H. 2008. Pemulihanm Lahan Terkontaminasi Limbah B3 dari Proses Deinking Industri

Kertas Secara Fitoremediasi. Jurnal Riset Industri 2 (2) : 64-75

Hayati, F. 2010. Karakterisasi Abu Terbang (FLY ASH) dan Eksplorasi Vegetasi Fitiremediator di

Area Langfill Abu Terbang untuk Pengelolaan Ramah Lingkungan. Tesis Program

Pascasarjana Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor. Bandung.

Irsyad,M., Rismawati, S., Dan Musafira. Translokasi merkuri (hg) pada daun tanaman Bayam duri (Amaranthus spinosus l) Dari Tanah Tercemar. Jurnal Universitas Tadulako Fakultas MIPA. Palu. Vol.3(1): 8-17

Juhaeti, T., Hidayati, N., dan F. Syarif. 2005. Inventarisasi Tumbuhan Potensial Untuk Fitoremediasi

Lahan dan Air Terdegradasi Penambangan Emas. Biodiversitas 6 (1) : 31-33.

Juliawan, N., Widiayatna, D., dan J, Jatim. 2005. Pendataan Penyebaran Unsur Merkuri Pada

Wilayah Pertambangan Cibaliung, Kabupaten Pandegelan, Provinsi Banten. Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.

15

Page 16: Fitoremediasi Merkuri

Khalifah, S, N. 2007. Studi Keseimbangan adsorpsi Merkuri (II) pada Biomassa Daun Enceng Gondok (Eichornia crasipes) yang Diimmobilisasi pada Matriks Polisiklat. Skripsi Sarjana Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang. Malang. Ludang,

Mohamad, E. 2011. Fitoremediasi Logam Berat Kadmium (Cd) dalam Tanah dengan Menggunakan Bayam Duri (Amaranthus spinosus L). Tesis Program Pascasarjana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Malang.

Munawar., dan A. Rina. 2010. Kemampuan Tanaman Mangrove Untuk Menyerap Logam Berat Merkuri (Hg) dan Timbal (Pb). J. ilmu Teknik Lingkungan 2 (2)

Sabaruddin. 2011. Kajian kemampuan Akar Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptan poir) dalam Menyerap Logam Merkuri pada Tanah Tercemar. Skripsi sarjana FMIPA UNTAD. Palu.

Sukamto. 1995. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Penanaman Terhadap Penyerapan Logam Berat vCd dan Pb oleh Kangkung Air (Ipomoea aquatica. Skripsi Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sutriono, D. 2012. Translokasi Merkuri (Hg) Pada Daun Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir) Dari Tanah Tercemar. Skripsi sarjana FMIPA UNTAD. Palu.

Syahputra, R. 2005. Fitoremediasi Logam Cu dan Zn dengan Tanaman Enceng Gondok (Eichhornia Crassipes (Mart.) Solms). Fakultas MIPA Jurusan Kimia. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta

16