PENCEMARAN MERKURI

15
PENCEMARAN MERKURI DARI TAMBANG EMAS RAKYAT DI DUNIA A. Merkuri di Alam Para penambang emas tradisional menggunakan merkuri untuk menangkap dan memisahkan butir-butir emas dari butir-butir batuan. Endapan Hg ini disaring menggunakan kain untuk mendapatkan sisa emas. Endapan yang tersaring kemudian diremas-remas dengan tangan. Air sisa-sisa penambangan yang mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan pertanian. Selain itu, komponen merkuri juga banyak tersebar di karang, tanah, udara, air, dan organisme hidup melalui proses fisik, kimia, dan biologi yang kompleks. Mercury dapat terakumulasi dilingkungan dan dapat meracuni hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Acidic permukaan air dapat mengandung signifikan jumlah raksa. Bila nilai pH adalah antara lima dan tujuh, maka konsentrasi raksa di dalam air akan meningkat karena mobilisasi raksa dari dalam tanah. Setelah raksa telah mencapai permukaan air atau tanah dan bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa Hg organik oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Senyawa Hg organik yang paling umum adalah methyl mercury, suatu zat yang dapat diserap oleh sebagian besar organisme dengan cepat dan

description

pengetahuan lingkungan

Transcript of PENCEMARAN MERKURI

Page 1: PENCEMARAN MERKURI

PENCEMARAN MERKURI

DARI TAMBANG EMAS RAKYAT DI DUNIA

A. Merkuri di Alam

Para penambang emas tradisional menggunakan merkuri untuk menangkap

dan memisahkan butir-butir emas dari butir-butir batuan. Endapan Hg ini disaring

menggunakan kain untuk mendapatkan sisa emas. Endapan yang tersaring

kemudian diremas-remas dengan tangan. Air sisa-sisa penambangan yang

mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan

pertanian. Selain itu, komponen merkuri juga banyak tersebar di karang, tanah,

udara, air, dan organisme hidup melalui proses fisik, kimia, dan biologi yang

kompleks.

Mercury dapat terakumulasi dilingkungan dan dapat meracuni hewan,

tumbuhan, dan mikroorganisme. Acidic permukaan air dapat mengandung signifikan

jumlah raksa. Bila nilai pH adalah antara lima dan tujuh, maka konsentrasi raksa di

dalam air akan meningkat karena mobilisasi raksa dari dalam tanah. Setelah raksa

telah mencapai permukaan air atau tanah dan bersenyawa dengan karbon

membentuk senyawa Hg organik oleh mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah.

Senyawa Hg organik yang paling umum adalah methyl mercury, suatu zat yang

dapat diserap oleh sebagian besar organisme dengan cepat dan diketahui

berpotensi menyebabkan toksisitas terhadap sistem saraf pusat.

Bila mikroorganisme (bakteri) itu kemudian termakan oleh ikan, ikan tersebut

cenderung memiliki konsentrasi merkuri yang tinggi. Ikan adalah organisme yang

menyerap jumlah besar methyl raksa dari permukaan air setiap hari. Akibatnya,

methyl raksa dapat ikan dan menumpuk di dalam rantai makanan yang merupakan

bagian dari mereka. Efek yang telah raksa pada hewan adalah kerusakan ginjal,

gangguan perut, intestines kerusakan, kegagalan reproduksi DNA dan perubahan.

Page 2: PENCEMARAN MERKURI

B. Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan

Sulit untuk menduga seberapa besar akibat yang ditimbulkan oleh adanya

logam berat dalam tubuh. Namun, sebagian besar toksisitas yang disebabkan oleh

beberapa jenis logam berat seperti Pb, Cd, dan Hg adalah karena kemampuannya

untuk menutup sisi aktif dari enzim dalam sel. Hg mempunyai bentuk kimiawi yang

berbeda-beda dalam menimbulkan keracunan pada mahluk hidup, sehingga

menimbulkan gejala yang berbeda pula. Toksisitas Hg dalam hal ini dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu toksisitas organik dan anorganik.

Pada bentuk anorganik, Hg berikatan dengan satu atom karbon atau lebih,

sedangkan dalam bentuk organik, dengan rantai alkil yang pendek. Senyawa

tersebut sangat stabil dalam proses metabolisme dan mudah menginfiltrasi jaringan

yang sukar ditembus, misalnya otak dan plasenta. Senyawa tersebut mengakibatkan

kerusakan jaringan yang irreversible, baik pada orang dewasa maupun anak

(Darmono, 1995). Toksisitas Hg anorganik menyebabkan penderita biasanya

mengalami tremor. Jika terus berlanjut dapat menyebabkan pengurangan

pendengaran, penglihatan, atau daya ingat. Senyawa merkuri organik yang paling

populer adalah methyl mercury yang berpotensi menyebabkan toksisitas terhadap

sistem saraf pusat. Kejadian keracunan metil merkuri paling besar pada makhluk

hidup timbul di tahun 1950-an di Teluk Minamata, Jepang yang terkenal dengan

nama Minamata Disease

Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui

dengan jelas, beberapa hal mengenai daya racun merkuri dapat dijelaskan sebagai

berikut (Fardiaz, 1992) :

Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup, beracun terhadap tubuh.

Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik

dalam daya racun, distribusi, akumulasi, atau pengumpulan, dan waktu

retensinya di dalam tubuh.

Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh,

saat komponen merkuri diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Page 3: PENCEMARAN MERKURI

Pengaruh buruk merkuri di dalam tubuh adalah melalui penghambatan kerja

enzim dan kemampuannya untuk berikatan dengan grup yang mengandung

sulfur di dalam molekul enzim dan dinding sel.

Kerusakan tubuh yang disebabkan merkuri biasanya bersifat permanen, dan

sampai saat ini belum dapat disembuhkan.

Penting untuk diketahui, air raksa sangat beracun bagi manusia! Hanya

sekitar 0,01 mg dalam tubuh manusia dapat menyebabkan kematian. Sayangnya

setelah air raksa yang sudah masuk ke dalam tubuh manusia, tidak dapat dibawa

keluar.

Kontaminasi dapat melalui inhalasi, proses menelan atau penyerapan melalui

kulit. Dari tiga proses tersebut, inhalasi dari raksa uap adalah yang paling

berbahaya. Jangka pendek terpapar raksa uap dapat menghasilkan lemah, panas

dingin, mual, muntah, diare,  dan gejala lain dalam waktu beberapa jam. Jangka

panjang terkena uap raksa menghasilkan getaran, lekas marah, insomnia,

kebingungan, keluar air liur berlebihan,  ritasi paru-paru, iritasi mata, reaksi alergi,

dari kulit rashes, nyeri dan sakit kepala  dan lainnya.

Mercury memiliki sejumlah efek yang sangat merugikan pada manusia, di

antaranya sebagai berikut :

Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya

fungsi ginjal dan hati.

Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan

dengan kelompok sulfur di dalam protein dan enzim.

Merkuri (Hg) organik dari jenis methyl mercury dapat memasuki placenta dan

merusak janin pada wanita hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan,

kerusakan DNA dan Chromosom, mengganggu saluran darah ke otak serta

menyebabkan kerusakan otak.

Karena bahaya proses raksa bagi kesehatan dan lingkungan yang serius,

larangan penggunaannya  semakin ketat. Pada tahun 1988, diperkirakan 24 juta lb /

yr dari raksa yang dilepaskan ke udara, tanah, dan air di seluruh dunia sebagai hasil

dari aktivitas manusia. Ini termasuk raksa yang dilepaskan oleh pertambangan raksa

Page 4: PENCEMARAN MERKURI

dan memperbaiki berbagai operasi manufaktur, dengan pembakaran batu bara, dan

sumber lainnya.

Pada tahun 1980-an, dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran

akan dampak penggunaan air raksa yang lebih banyak membahayakan kesehatan

dan lingkungan  dari pada manfaat, membuat penggunaannya mulai turun tajam.

Pada tahun 1992, yang digunakan dalam baterai telah menurun menjadi kurang dari

5% dari tingkat pada tahun 1988, dan secara keseluruhan digunakan dalam

perangkat listrik dan cahaya bulbs telah turun 50% pada periode yang

sama. Penggunaan raksa produksi cat, fungisida, dan pestisida telah dilarang di

Amerika Serikat, dan penggunaannya dalam pengerjaan dan proses produksi  kaca

secara sukarela telah dihentikan.

Dampak negatif pada lingkungan yang terkontaminasi merkuri sangat

membahayakan kehidupan manusia karena adanya rantai makanan. Jalur utama

pajanan metilmerkuri pada manusia adalah melalui konsumsi ikan (Barkay, 2005).

Merkuri terakumulasi dalam mikroorganisme yang hidup di air sungai, danau,

dan laut melalui proses metabolisme. Bahan-bahan mengandung merkuri yang

terbuang ke dalam sungai atau laut dimakan oleh mikroorganisme tersebut dan

secara kimiawi terubah menjadi senyawa metilmerkuri. Mikroorganisme dimakan

ikan sehingga metilmerkuri terakumulasi dalam jaringan tubuh ikan. Ikan kecil

menjadi rantai makanan ikan besar dan akhirnya dikonsumsi oleh manusia.

Berdasarkan penelitian, konsentrasi merkuri yang terakumulasi dalam tubuh

ikan diperkirakan 40-50 ribu kali lipat dibandingkan konsentrasi merkuri dalam air

yang terkontaminasi (Stwertka,1998).

Sifat penting merkuri lainnya adalah kemampuannya untuk melarutkan logam

lain dan membentuk logam paduan (alloy) yang dikenal sebagai amalgam. Emas

dan perak adalah logam yang dapat terlarut dengan merkuri, sehingga merkuri

dipakai untuk mengikat emas dalam proses pengolahan bijih sulfida mengandung

emas (proses amalgamasi).

Amalgam merkuri-emas dipanaskan sehingga merkuri menguap

meninggalkan logam emas dan campurannya. Merkuri adalah unsur kimia sangat

beracun (toxic). Unsur ini dapat bercampur dengan enzyme didalam tubuh manusia

Page 5: PENCEMARAN MERKURI

menyebabkan hilangnya kemampuan enzyme untuk bertindak sebagai katalisator

untuk fungsi tubuh yang penting. Logam Hg ini dapat terserap kedalam tubuh

melalui saluran pencernaan dan kulit. Karena sifat beracun dan cukup volatil, maka

uap merkuri sangat berbahaya jika terhisap, meskipun dalam jumlah yang sangat

kecil.

Merkuri bersifat racun yang kumulatif, dalam arti sejumlah kecil merkuri yang

terserap dalam tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya. Bahaya

penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa merkuri diantaranya adalah kerusakan

rambut dan gigi, hilang daya ingat dan terganggunya sistem syaraf.

Laporan yang dikeluarkan oleh GMP (2007) menyatakan bahwa kandungan

merkuri pada ikan di sekitar area pertambangan emas rakyat di wilayah Kalimantan

Tengah adalah sekitar 0.09 sampai dengan 1.6 ppm. Beberapa penelitian yang

dilakukan di Jambi pada 1977, Kalimantan Barat (2000), Sulawesi Utara (2002),

Jawa Barat (2003) dan Palu, Sulawesi Tengah (2008, 2010) mengungkapkan

konsentrasi merkuri yang cukup tinggi di sungai, tanah dan ikan, menimbulkan

pengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat dan khususnya para penambang.

Pengaruh toksisitas merkuri terhadap ikan dan biota perairan dapat bersifat

lethal dan sublethal. Pengaruh lethal menyebabkan gangguan pada saraf pusat

sehingga ikan tidak bergerak atau bernapas akibatnya cepat mati. Pengaruh sub

lethal terjadi pada organ-organ tubuh, menyebabkan kerusakan pada hati,

mengurangi potensi untuk berkembangbiak, pertumbuhan dan sebagainya. Selain

itu pencemaran perairan oleh merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem

setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya

yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap serta terakumulasi dalam

jaringan tubuh organisme air (Alfian, 2006).

Page 6: PENCEMARAN MERKURI

Sumber: Media litbang kesehatan, 2003.blogspot.

Gambar 1.Siklus Hg di Lingkungan

C. Kesadaran Global Terhadap Bahaya Merkuri

Perairan yang telah tercemar logam berat merkuri bukan hanya

membahayakan komunitas biota yang hidup dalam perairan tersebut, tetapi juga

akan membahayakan kesehatan manusia. Hal ini karena sifat logam berat yang

persisten pada lingkungan, bersifat toksik pada konsentrasi tinggi dan cenderung

terakumulasi pada biota (Kennish dalam Masriani, 2003). Merkuri terakumulasi

dalam mikro-organisme yang hidup di air (sungai, danau, laut) melalui proses

metabolisme. Bahan-bahan yang mengandung merkuri yang terbuang kedalam

sungai atau laut dimakan oleh mikro-organisme tersebut dan secara kimiawi terubah

menjadi senyawa methyl-merkuri.

Kasus toksisitas metil merkuri pada manusia, baik anak maupun orang

dewasa, diberitakan besar-besaran pasca Perang Dunia ke-2 di Jepang, yang

disebut “Minamata Disease”. Tragedi yang dikenal dengan Penyakit Minamata,

berdasarkan penelitian ditemukan penduduk di sekitar kawasan tersebut memakan

ikan yang berasal dari laut sekitar Teluk Minamata yang mengandung merkuri yang

berasal dari buangan sisa industri plastik (Pervaneh dalam Alfian, 2006). Tragedi ini

telah memakan korban lebih kurang 100 orang pada tahun 1953 sampai 1960. Dari

korban ini ada yang meninggal atau mengalami cacat seumur hidup (Hutabarat,

Page 7: PENCEMARAN MERKURI

1985:198). Gejala keanehan mental dan cacat syaraf mulai tampak terutama pada

anak-anak.

Penyakit minamata adalah penyakit gangguan sistem syaraf pusat yang

disebabkan oleh keracunan metil merkuri. Tidak ditemukan kerusakan pada organ

lain kecuali pada sistem syaraf pusat (Martono, 2005). Sistem syaraf pusat

merupakan target organ dari toksisitas metil merkuri tersebut, sehingga gejala yang

terlihat erat hubungannya dengan kerusakan sistem syaraf pusat.

Di seluruh dunia, produksi raksa hanya dibatasi untuk beberapa negara-

negara dengan undang-undang lingkungan hidup yang santai. Di Spanyol, semua

pertambangan merkuri telah dihentikan, dimana Spanyol pernah menjadi produsen

merkuri terbesar di dunia sampai 1989. Di Amerika Serikat, raksa pertambangan

juga telah dihentikan, meskipun dalam jumlah kecil adalah raksa kembali sebagai

bagian dari proses pengilangan emas untuk menghindari pencemaran

lingkungan. Cina, Rusia (dulu dikenal dengan USSR), Meksiko, dan Indonesia

merupakan produsen terbesar raksa pada tahun 1992. 

Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) telah melarang

penggunaan raksa untuk banyak aplikasi. EPA yang telah menetapkan tujuan

mengurangi tingkat raksa ditemukan di kota menolak IB dari 1,4 juta / thn (0,64 juta

kg / thn) pada tahun 1989 menjadi 0,35 juta lb / yr (0,16 juta kg / thn) pada tahun

2000. Hal ini akan dicapai oleh penurunan penggunaan raksa dalam meningkatkan

produk dan pengalihan dari raksa dari kota menolak melalui daur ulang. Mercury

masih sebuah komponen penting di banyak produk dan proses, walaupun

penggunaannya diharapkan untuk terus menurun. Untuk itu, penanganan yang tepat

dan daur ulang dari raksa diharapkan signifikan mengurangi lepaskan ke lingkungan

dan dengan demikian mengurangi bahaya kesehatan.

Mengingat bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan air raksa seperti yang

diuraikan di atas, Anda  harus benar-benar memperhatikan keselamatan kerja!

Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai.

Penandatanganan Konvensi ini dilakukan setelah empat tahun proses

negosisasi Perjanjian Internasional (Konvensi) merkuri yang dimulai dengan

persetujuan Menteri-menteri Lingkungan sedunia di Nairobi pada 2009 untuk

Page 8: PENCEMARAN MERKURI

mengurangi dampak merkuri sebagai pencemar global. Setelah ditandatangani

konvensi ini, akan dilakukan entry into force pada tahun 2017. Konvensi Minamata

ini mengatur tentang perdagangan, produk dan prosesnya, pertambangan emas

skala kecil, pengelolaan limbah merkuri, pendanaan, dan transfer teknologi.

Dalam sambutan pembukaan, Menteri Lingkungan Hidup Jepang

menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap para korban yang kehilangan

nyawa dan juga menyampaikan simpati kepada para korban yang menderita akibat

penyakit Minamata (minamata disease) ini serta keluarganya. Nobuteru Ishihara

menyampaikan bahwa dahulu sebelum tragedi terjadi, Minamata merupakan

perairan yang sangat indah, akan tetapi ketika laut dicemarkan oleh merkuri dari

pabrik kimia petaka penyakit minamata terjadi.

Tragedi Minamata yang terjadi di Teluk Minamata merupakan pelajaran yang

berharga bagi pengelolaan lingkungan dan kesehatan manusia akibat ketidakhati-

hatian industri dan pemerintah. Pencemaran metil merkuri akibat air limbah dari

pabrik kimia PT Chisso telah merubah kehidupan di Teluk Minamata, Kumamoto

Jepang. Tragedi ini terjadi akibat masyarakat yang mengkonsumsi hasil laut (ikan

dan kerang) yang mengandung metil merkuri yang dapat menyebabkan Penyakit

Minamata akibat akumulasi metil merkuri di dalam tubuh. Penyakit Minamata

menyerang sistem syaraf yang tidak hanya menyebabkan penderitaan dan kematian

korban penyakit Minamata, akan tetapi mewariskan dampak kepada anak-anak yang

dilahirkan menjadi cacat.

Belajar dari tragedi Pencemaran Merkuri di Minamata, saatnya bangsa

Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius terhadap penggunaan merkuri di

Indonesia. Menteri Lingkungan Hidup RI, Prof. Balthasar Kambuaya menekankan,

“penyakit Minamata dapat terjadi dimana saja termasuk di Indonesia akibat

kecerobohan kita. Untuk itu, Indonesia harus segera mengurangi bahkan

menghilangkan penggunaan merkuri pada kegiatan industri di Indonesia, termasuk

yang digunakan pada pertambangan emas skala kecil”. Sebagai

negara kepulauan, Indonesia sangat rawan terhadap perdagangan merkuri yang

ilegal.

Page 9: PENCEMARAN MERKURI

Setelah mendengar pengalaman langsung dari korban penyakit Minamata,

yaitu Masami Ogata dan berbagai film tentang penyakit Minamata, MenLH

menyatakan, “penyakit akibat pencemaran merkuri nyata adanya dan apabila tidak

dicegah, maka tidak mustahil penyakit Minamata akan terjadi di Indonesia 10-15

tahun ke depan”. Apalagi sejak beberapa tahun ini pertambangan emas skala kecil

yang menggunakan merkuri marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia seperti

Solok (Sumatera barat), Pongkor (Jawa Barat), Sekotong (NTB), Katingan (Kalteng).

Page 10: PENCEMARAN MERKURI

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas tentang pencemaran merkuri akibat tambang emas

rakyat di berbagai tempat, menyebabkan polusi ekologi (lingkungan) baik itu di air,

udara, di darat. Sehingga meinmbulkan banyak hal negatif pada mahluk hidup.

Merkuri yang berasal dari penambangan emas rakyat ini berasal dari proses

pencucian dan penangkapan untuk bijih-bijih logam seperti emas. Bijih emas senidir

yang di tambang dengan cara mendulang di sungai-sungai masih menempel dengan

mineral pengikut (gangue mineral), dan harus dipisahkan dengan memanfaatkan

sifat kimia dari mineral tersebut. Bijih emas yang masih bersatu dengan mineral

ikutannya itu di campur (dilarutkan) dengan Hg (Cinabar) yang biasa disebut dengan

bahan merkuri, merkuri akan membantu melepaskan emas dari pengotornya.

Namun merkuri sendiri merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya bagi

mahluk hidup, terutama bagian dalam pada organ-organ tubuh manusia. Gejala

yang timbul adalah sebagai berikut:

Gangguan syaraf sensori: paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit

menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya

pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.

Gangguan syaraf motorik: lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor,

gerakan lambat dan sulit bicara.

Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala dan hipersalivasi (Alfian,

2006).

Page 11: PENCEMARAN MERKURI

DAFTAR PUSTAKA

Janes pelamonia, 2012. Dampak Penambangan Emas Tradisional. Malang, Jawa

Timur.

tambangmineral.org. Pencemaran Merkuri Dari Tambang Emas Rakyat. Blogspot.

www.menlh.go.id Upaya Penanggulangan Dampak Merkuri Sebagai Pencemar

Global. Blogspot.