502016125repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/7210/1/502016125... · 2020. 3. 18. · pemberian...

21
PERBEDAAN JAMINAN KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Program Studi Program Sarjana Hukum VENY CANJEMIANA 502016125 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG FAKULTAS HUKUM 2020

Transcript of 502016125repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/7210/1/502016125... · 2020. 3. 18. · pemberian...

  • PERBEDAAN JAMINAN KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM

    TERHADAP NASABAH ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN

    BANK SYARIAH

    SKRIPSI

    Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

    Program Studi Program Sarjana Hukum

    VENY CANJEMIANA

    502016125

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

    FAKULTAS HUKUM

    2020

  • ii

  • iii

    SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

    Yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : Veny Canjemiana

    NIM 502016125

    Program Studi : Ilmu Hukum

    Program Kekhususan : Hukum Perdata

    Menyatakan bahwa karya Ilmiah/Skripsi yang berjudul :

    PERBEDAAN JAMINAN KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM

    TERHADAP NASABAH ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN

    BANK SYARIAH.

    Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, kecuali dalam bentuk kutipan

    yang telah saya sebutkan sumbernya. Apabila pernyataan ini tidak benar maka

    saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

    Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Palembang, Februari 2020

    Yang menyatakan,

    VENY CANJEMIANA

  • iv

    MOTTO :

    ‘’Berusahalah Memperbaiki Keadaan Dimanapun kita berada.

    Allah tidak Mensyaratkan harus berhasil. Tekad dan Usaha

    semampu kita, Sudah Cukup bagi Allah”

    ( QS. Hud: 88)

    Kupersembahkan Untuk:

    Ayahanda Slamet Mujiono

    dan Ibunda Karyawati Kakak saya Afikar Dona

    Sukamto, S.Farm., Apt

    Seluruh Keluarga Besar Saya yang tidak bisa saya sebutkan satu-peratu

    Almamaterku

  • v

    ABSTRAK

    PERBEDAAN JAMINAN KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM

    ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH

    VENY CANJEMIANA

    Bank sebagai agen of trust yang dapat diartikan dimana masyarakat akan

    menitipkan dananya di bank yang telah dipercayainya. Sehubungan dengan

    hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil

    judul “Perbedaan Jaminan Kredit dan Perlindungan Hukum Terhadap

    Nasabah Antara Bank Konvensional Dengan Bank Syariah ”. Tujuan

    dari penelitian ini untuk menjelaskan dan menganalisis bagaimana

    Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah Perbedaan Kredit dan

    Perlindungan Hukum Antara bank Konvensional dengan bank Syariah.

    Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Normatif yang di dukung

    dengan Data Skunder Kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa Perbedaan kredit Bank Konvensional dan Bank Syariah

    itu sendiri berupa Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan

    pedoman harus selalu dengan pihak bank, Besarnya persentase berdasarkan

    pada jumlah uang modal yang dipinjamkan, Jumlah pembayaran bunga

    tidak meningkat meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan

    ekonomi membaik. Pihak bank menerima pembayaran bunga pada pihak

    nasabah, meskipun kondisi ekonomi tidak stabil. Sedangkan Bank Syariah

    itu sendiri berupa:Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu

    akad dengan berpedoman bagi kemungkinan adanya untung dan rugi,

    Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh,

    Jumlah pembagian hasil meningkat sesuai dengan pendapatan, Bagi hasil

    tergantung dengan proyek yang dijalankan. Dan perlindungan hukumnya

    Bank Konvensional mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

    tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor. 10

    tahun 1998 dan peraturan Bank Indonesia (PBI). Sedangkan Bank Syariah

    mengacu pada Undang-Undang. Nomor 21 Tahun 2008.

    Kata Kunci :Perbankan, Kredit, Bank Konvensional, Bank Syariah, Perlindungan hukum.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Assalamu’alaikum, wr. wb.

    Pertama-tama disampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang Maha

    Pengasih Lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunianya sehingga

    skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi merupakan salah satu persyaratan bagi

    setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan studinya di Fakultas Hukum

    Universitas Muhammadiyah Palembang. Sehubungan dengan itu, disusun skripsi

    ini dengan judul: Perbedaan Jaminan Kredit dan Perlindungan Hukum

    Terhadap Nasabah Antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah.

    Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan

    skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun

    bagi semua pihak yang berkesempatan membaca skripsi demi kesempurnaan

    skripsi ini. Pada penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan

    serta dukungan dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan

    dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

    terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap :

    1. Bapak Dr. H. Abid Djazuli, S.E.,M.M,. selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Palembang beserta jajaranya;

    2. Bapak Nur Husni Emilson, S.H.,S. Pn.,M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum

    Universitas Muhammadiyah Palembang beserta stafnya;

  • vii

    3. Bapak H. Zulfikri Nawawi, S.H., M.H. selaku Wakil Dekan I dan III, Ibu Dr.

    Khalisah Hayatuddin, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan II dan Ibu Dr. Ani

    Aryati, S.Ag., M.Pd.I selaku Wakil Dekan IV Fakultas Hukum Universitas

    Muhammadiyah Palembang;

    4. Bapak Mulyadi Tanzili, S.H., M.H., sekalu Ketua Program Studi Hukum

    Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang;

    5. Terima kasih banyak kepada kedua orang tua saya Ayahanda Slamet

    Mujiono dan Ibunda Karyawati atas semangat dan kasih sayang dan doa yang

    tulus serta memberikan dukungan baik moril maupun materil selama hidup

    saya;

    6. Bapak Drs. Edi Kastro, M.Hum selaku Pembimbing Akademik yang terus

    memotifasi dan mendidik saya selama menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum

    Universitas Muhammadiyah Palembang;

    7. Ibu Dr. Khalisah Hayatuddin, S.H., M.Hum. selaku pembimbing I Skripsi

    saya yang telah sabar dan ikhlas membantu saya dalam mengerjakan skripsi

    saya;

    8. Bapak H. Saifullah Basri, SH, MH. Selaku pembimbing II Skripsi saya yang

    telah sabar dan ikhlas membantu saya dalam mengerjakan skripsi saya

    9. Seluruh dosen pengajar beserta staf dan karyawan Fakultas Hukum

    Universitas Muhammadiyah Palembang yang telah mengajarkan ilmu dan

    membantu saya selama menjadi mahasiswa;

    10. Kakak Saya Afikar Dona Sukamto, S.Farm., Apt. Yang telah mensuport dan

    selalu menasihati saya.

  • ix

    11. Sahabat seperjuanganku Rizky Agustini, Dian Yudawati, Sely Rahma

    Oktavia, Siti Megawati, Musdalifah, Zunnamah, Chrisliana Giantri, Sari

    Rahma, Titin, yang telah membantu dan mensuport dalam penyelesaian

    skripsi ini;

    12. Almematerku Tercinta, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

    Palembang;

    Demikianlah kata pengantar yang penulis buat atas adanya kesalahan dan

    kehilafan dalam penyajian ataupun pengantar skripsi ini saya mohon maaf

    yang sebesar-besarnya.

    Billahi Fii Sabililhaq Fastabiqul Khairat

    Wassalamualaikum wr. wb.

    Palembang, Febuari 2020

    Penulis, Veny Canjemiana

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ ii

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iii

    ABSTRAK .............................................................................................................

    KATA PENGANTAR ...........................................................................................

    DAFTAR ISI...........................................................................................................

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

    B. Permasalahan ......................................................................................... 9

    C. Ruang Lingkup dan Tujuan. ................................................................. 10

    D. Kerangka Konseptual .......................................................................... 10

    E. Metode Penelitian ................................................................................. 11

    F. Sistematika Penulisan. .......................................................................... 14

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Perbankan. .......................................................................... 15

    B. Jenis-Jenis Perbankan ........................................................................... 20

    C. Pengertian Kredit Dan Jenisnya ........................................................... 22

    1. Pengertian Kredit ............................................................................. 22

    2. Jenis-Jenis Kredit ............................................................................. 25

  • D. Jenis-Jenis Perikatan. ........................................................................... 28

    E. Perlindungan Hukum ........................................................................... 31

    BAB III : PEMBAHASAN

    A. Perbedaan Jaminan Kredit antara Bank Konvensional Dengan Bank

    Syariah ................................................................................................. 38

    B. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Antara Bank Konvensional

    Dengan Bank Syariah .......................................................................... 39

    BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 45

    B. Saran ................................................................................................... 46 DAFTR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Awal sejarah perbankan di tanah air tidak dapat dilepaskan kaitannya

    dengan digantikaannya kekuasaan VOC oleh pemerintah Belanda (di bawah

    Republik Bataaf) pada 1 Januari 1800. Dengan bentuk pemerintahan resmi setelah

    Pemerintah Rafles, Pemerintah Hindia Belanda ingin mencapai tujuan ekonomis

    dan politis lebih besar dan lebih mapan.Untuk memperbaiki keadaan keuangan

    sebagai warisan VOC dan pemerintahan Rafles, Pemerintah Hindia Belanda

    memerlukan kehadiran lembaga bank.1 Menurut Undang-Undang Nomor. 7

    Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dan ditambahkan kedalam Undang-Undang

    Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (untuk selanjutnya disebut UUP), yang

    dimaksud dengan bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari

    masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

    dalam bentuk kredit atau bisa jadi bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

    meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2 Sektor Perbankan mempunyai peranan

    yang sangat penting dalam pencapaian tujuan nasional yang berkaitan dengan

    peningkatan dan pemerataan taraf hidup masyarakat dan menunjang berjalannya

    roda perekonomian, dan penyelenggara transaksi pembayaran.

    Perbankan di Indonesia memberikan kemudahan kepada setiap masyarakat

    dalam pembiayaan berupa pembelian barang dan peminjaman uang dalam bentuk

    kredit. Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang pengertian kredit, antara

    lain: Menurut Pasal 1 Ayat 11 Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 1998,

    menjelaskan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

    dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

    meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

    untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga 3.

    Dalam pemberian fasilitas pembiayaan, dibutuhkan suatu jaminan dari

    nasabah. Ada beberapa macam jaminan kebendaan yang dikenal dalam hukum,

    antara lain: jaminan gadai, diatur dalam Pasal 1150 sampai Pasal 1160

    KUHPerdata, merupakan jaminan dalam penyerahan kebendaan bergerak ke

    dalam kekuasaan kreditur. Meskipun demikian, pranata jaminan tersebut kurang membantu masyarakat karena sebagaimana kita ketahui, hipotik dan hak

    tanggungan memerlukan jaminan berupa benda tidak bergerak sedangkan gadai

    mewajibkan diserahkannya benda bergerak untuk dijadikan jaminan kepada

    kreditur pada hal kebanyakan debitur masih memerlukan benda yang menjadi

    1Santi Suciningtyas, 2012, Peran Perbankan Dalam Perekonomian Indonesia,

    Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Volume. 9, Nomor. 1, hlm. 70.

    2Djoni S.Ghozali, Rachmadi Usman, 2012, Hukum Perbankan, Sinar Grafika,

    Jakarta, hlm. 1. 3Ahmad Abdullah, 2019, Pinjaman Kredit Dalam Persfektif Islam, Jurnal Hukum

    Ekonomi Syariah, Volume. 3, Nomor. 1, hlm. 42.

  • 2

    jaminan tersebut untuk kelancaran usahanya.4

    Perbankan terdapat suatu perikatan(verbintenis) yaitu sebuah hubungan

    hukum antara dua orang atau lebih di dalam lapangan harta kekayaan dimana satu

    (kreditur) pihak mempunyai hak dan pihak yang lain mempunyai kewajiban atas

    suatu prestasi, dan pihak yang lain(debitur) berkewajiban memenuhi prestasi. 5Sumber hukum perikatan dari mana datangnya orang atau pihak itu terikat satu

    sama lainnya atas hak dan kewajibannya disebutkan dan sekaligus sebagai

    sumber perikatan dalam Pasal 1233 KUHPerdata.6

    Pemberian kredit membantu masyarakat semakin berkembang khususnya

    pada sektor riil yang diusahakan oleh masyarakat, dan akan menciptakan

    kesempatan kerja sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Umumnya

    masyarakat tumbuh secara tradisional, kurangnya inovasi dan sulit dalam

    mengadopsi teknologi baru, serta sulitnya akses pemasaran ke pasar yang

    potensial. Terutama sekali kendala yang dihadapi masyarakat adalah lemahnya

    struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur modal

    tersebut. Untuk mengatasi hambatan kekurangan modal untuk kegiatan usahanya,

    masyarakat mengakses pembiayaan melalui perbankan, khususnya kredit

    perbankan.7

    Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam

    pelaksanaannya harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Agar

    pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan berdasarkan asas-asas

    perkreditan yang sehat, maka setiap bank diwajibkan membuat suatu kebijakan

    perkreditan secara tertulis yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam

    pemberian kredit sehari-hari. 8

    Adapun beberapa tujuan pemberian kredit yaitu mencari keuntungan yang

    didapat dari bunga, membantu nasabah, dan membantu pemerintah berupa

    penerimaan pajak dan meningkatkan devisa Negara. Dalam memberikan kredit,

    bank membagi kredit nya menjadi tiga macam menurut kegunaannya, yaitu: kredit

    modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Dengan pembagian kredit

    menurut kegunaannya ini bank dapat menyesuaikan layanan pemberian kreditnya

    dan manajemen resiko sesuai dengan maksud dan tujuan peminjamnya. 9

    Karena Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan

    pemberian kredit oleh perbankan, bisa dari faktor bank itu sendiri seperti resiko

    terhadap suatu sektor, tingkat kredit macet, kurangnya modal, dan sebagainya

    ataupun juga faktor makro seperti tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, target

    4Bahsan. M, 2008, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, PT.

    RajaGrafindo Persada, Jakarta. hlm. 4. 5Moch. Isnaeni, 2017, Hukum Perikatan, PT. Revka Petra Media, Surabaya, hlm. 24.

    6I Ketut Oka Setiawan, 2017, Hukum Perikatan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 5.

    7Chairuman Pasaribu, Suhrawadi K.Lubis, 2004, Hukum Perjanjian dalam Islam,

    Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 2. 8Agus Murdiyanto, 2012, Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Penentuan

    Penyaluran Kredit Perbankan, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Volume. 1, Nomor. 1, hlm.

    64. 9Janet Aprilia Siwi, 2019, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap

    Permintaan Kredit pada Bank Umum di Indonesia, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Volume.

    9, Nomor. 1, hlm. 2.

  • 3

    ekspor dan faktor lainnya. Oleh karena itu pemahaman yang baik mengenai

    pengaruh faktor–faktor tersebut khususnya faktor makro diharapkan dapat

    memberikan penjelasan mengenai dampak dari pergerakan indikator makro

    tersebut terhadap kredit di perbankan Indonesia yang terbagi menjadi tiga macam,

    yaitu: kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi. Menurut Undang-

    Undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Konvensional adalah bank yang

    melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.10

    Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang

    beragam diharapkan perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang

    kredibel dan dapat diminati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa

    kecuali. Namun kenyataannya sebagian besar penduduk Indonesia yang beragama

    Islam lebih condong menginvestasikan hartanya ke bank konvensional (belum ke

    bank syariah), dikarenakan adanya asumsi bank konvensional lebih aman dan

    mudah dalam melakukan transaksi dibanding bank syariah (anggapan umum). 11

    Namun, Pada dasarnya bentuk-bentuk produk pelayanan jasa perbankan yang

    ada pada bank konvensional maupun bank syariah itu semuanya sama. 12

    Bank

    Konvensional juga memiliki tujuan yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari

    kegiatan/bisnis yang dilakukannya. 13

    Kemunculan Bank dengan prinsip Syariah, tentu saja memicu persaingan

    antar bank. Keadaan tersebut menuntut manajemen bank untuk ekstra keras dalam

    meningkatkan kinerjanya. Industri perbankan merupakan usaha yang sangat

    mengandalkan kepercayaan, yaitu kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasa

    perbankan. Hal yang mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan

    konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian

    keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan atau yang

    diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah.14

    Bank Syariah juga di kenal

    sebagai bank yang tidak mengandalkan suku bunga. Sehingga, beberapa bank

    konvensional seperti Bank BRI, Mandiri, BNI dan Sumsel Babel juga mendirikan

    bank syariah yang berdiri dibawah bank konvensional tersebut, supaya

    masyarakat yang memiliki tuntutan terhadap riba atau bunga di bank konvensional

    memiliki pilihan lain selain bank yang ada.

    Keadaan bank syariah yang semakin berkembang sejak adanya Undang-

    Undang Nomor. 28 Tahun 2008 tentang perbankan syariah yang memberikan

    landasan yang lebih jelas bagi bank syariah. Pengertian mengenai Bank syariah

    yaitu sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana

    berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan

    10

    Tri Novika, Afrialita Widiastari, 2018, Analisa Rekomendasi Bank Konvensional

    Dengan Promethee Sebagai Solusi Cerdas Untuk Menabung, Volume. 3, Nomor. 1, hlm. 41. 11

    Marhainis Abdul, 1983, Hukum Perbankan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. hlm.

    132. 12

    Achasih Nur Chikmah, 2014, Analisis Sistem Pemberian Kredit Bank Konvensional

    Dengan Pembiayaan Bank Syariah Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Jurnal

    Akuntansi, Volume. 2, Nomor. 2, hlm. 3. 13 Ibid.

    14

    B.Thayib, S.Murni, J.B.Maramis, 2017, Analisis Perbandingan Kerja, Jurnal

    EMBA, Volume. 5, Nomor. 2, hlm. 1760.

  • 4

    dana kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan

    dana melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan

    kesejahteraan rakyat banyak.15

    Usaha perbankan syariah yang meningkat tentu menimbulkan

    pertanyaan,mengapa bank syariah bisa menguntungkan padahal tujuan utama

    bank syariah tidak mencari laba, mungkin karena produk pembiayaan yang

    menguntungkan sehingga membuat bank syariah mendapat keuntungan.

    Keuntungan ini dapat dilihat melalui profitabilitas (laba), rasio profitabilitas

    digunakan untuk melihat besarnya keuntungan yang didapat, rasio ini juga

    dapat digunakan untuk melihat keberhasilan kinerja suatu bank.

    Bank syariah sebagai prinsipal yang mempercayakan nasabah sebagai

    steward untuk mengelola dana yang idealnya mampu mengakomodasi semua

    kepentingan bersama antara principal dan steward yang mendasarkan pada

    pelayan yang memiliki perilaku dimana dia dapat dibentuk agar selalu dapat

    diajak bekerjasama dalam organisasi, memiliki perilaku kolektif atau

    berkelompok dengan utilitas tinggi dari pada individualnya dan selalu bersedia

    untuk melayani. 16

    Sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis

    mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan

    kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional.

    Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulai sebelum

    dikeluarkanya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan di

    Indonesia. 17

    Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-

    institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan

    syariah. Dalam beberapa hal, baik bank konvensional ataupun bank syariah

    memiliki persamaan terutama dalam sisiteknis penerimaan uang, mekanisme

    transfer, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan dan lain sebagainya.18

    Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat

    beroperasi secara optimal.

    Nasabah sebagai konsumen wajib mendapat perlindungan hukum atas

    pemanfaatan produk jasa yang ditawarkan oleh bank. Perlindungan hukum

    merupakan suatu upaya dalam mempertahankan serta memelihara kepercayaan

    masyarakat luas khususnya nasabah. Merujuk pada Pasal 37 B angka 1 Undang-

    Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang telah di ubah

    menyebutkan, “setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada

    15

    Nunung Indrawati, Edi Wibowo, 2018, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non

    Performing Financing To Deposit Ratio, Biaya Operasional, dan Pendapatan Operasional,

    dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return On Asset Bank Umum Syariah di Indonesia, Jurnal

    Ekonomi dan Kewirausahaan, Volume. 18, Nomor. 2, hlm. 253-255. 16

    Betri Sirajudin, 2018, Akuntansi Perbankan, Universitas Muhamadiyah Palembang,

    Palembang, hlm. 40. 17

    Nuryati, Amethysa Gendis Gumelar, 2012, Analisis Perbandingan Bank Umum

    Konvensional dan Bank Umum Syariah, Volume. 1, Nomor. 7, hlm. 3. 18

    Vivin Yeni Annor, Budi Wahono, 2017, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

    Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional, di Indonesia, Jurnal Riset Manajemen,

    Volume. 6, Nomor. 8, hlm. 17-19.

  • 5

    bank yang bersangkutan”. 19

    Perlidungan hukum terhadap nasabah dapat dilakukan dalam 2 cara yaitu:

    Pertama, perlindungan tidak langsung, yaitu perlindungan hukum yang diberikan

    kepada nasabah terhadap semua resiko kerugian yang mungkin timbul akibat

    suatu kebijaksanaan atau kegiatan usaha bank. Kedua, perlindungan langsung,

    yaitu perlindungan secara langsung terhadap nasabah terhadap kemungkinan

    resiko kerugian yang timbul dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank. Oleh

    karena itu diantara Bank Konvensional dan Syariah tentu terdapat perbedaan dan

    persamaan terkait ini maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh terkait

    masalah Perbedaan dan Perlindungan Hukum antara Bank Konvensional dan

    Bank Syariah sehingga saya mengambil judul “PERBEDAAN JAMINAN

    KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH

    ANTARA BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH”.

    B. Permasalahan

    Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Apa Perbedaan Jaminan Kredit Bank Konvensional dengan Bank

    Syariah?

    2. Bagaimana Perlindungan Hukum Bank Konvensional dengan Bank

    Syariah?

    C. Ruang Lingkup dan Tujuan

    Dalam rangka memperoleh pembahasan yang sistematis, sehingga

    sejalan dengan permasalahan yang dibahas, maka yang menjadi titik berat

    pembahasan dalam penelitian ini yang bersangkut paut dengan Perbedaan

    Kredit dan Perlindungan Hukum antara Bank Konvensional dengan Bank

    Syariah.

    Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi

    sebagai berikut:

    1. Perbedaan Jaminan Kredit Bank Konvensional dengan Bank Syariah.

    2. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Konvensional dengan Bank

    Syariah.

    19

    Reza Aditya Pamuji, 2018, Perlindungan Hukum Bagi Nasabah dan Tanggung

    Jawab Bank Dalam Kasus Card Skimming, Jurnal Lex Reinasance, Volume. 3, Nomor. 1,

    hlm. 28-35.

  • 6

    D. Kerangka Konseptual

    1. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

    mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam

    melaksanakan kegiatan usahanya.

    2. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

    dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

    antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

    melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga

    imbalan atau pembagian hasil keuntungan (Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Bab I, Pasal I, ayat

    12).20

    3. Bank Konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

    konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

    pembayaran.( Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998).

    4. Bank Syariah adalah bank yang melakukan segala aktifitas ekonomi dan

    transaksinya tanpa mengandalkan bunga dan dijalankan berdasarkan

    syariat agama islam yang berlaku. Sedangkan menurut Pasal 2 PBI No.

    6/24/PBI/2004 yang mengatur sistem perbankan syariah di Indonesia,

    menyebutkan bahwa bank Syariah adalah bank yang melaksanakan

    kegiatan usahanya dengan berdasarkan hukum syariah agama islam. 21

    E. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    20

    Anonim, 2007, Buku Undang-Undang Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta. hlm. 22.

    21

    Mardani, 2017, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, hlm.

    20.

    http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-bank-dan-jenisnya.html

  • 7

    Jenis Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis

    penelitian Hukum Normatif yang bersifat deskriptif / menggambarkan. 22

    Penelitian normatif biasa disebut penelitian hukum doktriner atau penelitian

    perpustakan.23

    Dinamakan Penelitian hukum doktriner dikarenakan penelitian

    ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian ini

    sangat erat hubungannya pada perpustakaan karena akan membutuhkan data-

    data yang bersifat sekunder pada perpustakaan.24

    2. Sumber Data

    Data yang didgunakan dalam penelitian ini diambil dari data sekunder

    yaitu bahan pustaka yang diperoleh penulis mencakup dokumen-dokumen

    resmi, buku-Buku perpustakaan, peraturan perundang-undangan, karya

    ilmiah, artikel-artikel, serta dokumen yang berkaitan dengan materi

    penelitian.

    3. Teknik pengumupulan data

    Dalam penelitian hukum ini teknik pengumpulan data yang digunakan

    adalah data sekunder. Data sekunder dikelompokan menjadi tiga jenis bahan

    hukum, yaitu:

    a. Bahan Hukum Primer yaitu bahan hukum yang mengikat terdiri

    dari peraturan perundang-undangan yang terkait dengan objek

    penelitian. Bersifat mengikat seperti Undang-Undang, Peraturan

    Pemerintah, dan semua ketentuan peraturan yang berlaku. Bahan-

    bahan hukum primer meliputi;

    a) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 atas perubahan Undang-

    Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

    b) Menurut Pasal 1352 KUH Perdata yaitu Perikatan yang lahir

    karena undang-undang timbul dari undang-undang atau dari

    undang-undang sebagai akibat perbuatan orang.

    c) Undang-Undang Nomor. 28 Tahun 2008 tentang perbankan syariah

    yang memberikan landasan yang lebih jelas bagi bank syariah.

    22

    Bambang Sunggono, 2016, Metode Penelitian Hukum, Cetakan Ke-16,

    PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta. Hlm. 27. 23

    Ibid. hlm. 42 24

    Ibid.

  • 8

    b. Bahan Sekunder, yaitu bahan hukum seperti buku-buku dan tulisan ilmiah

    hukum yang terkait dengan objek penelitian ini.

    c. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang menjelaskan mengenai

    bahan hukum primer atau bahan sekunder yang berasal dari kamus bahasa,

    ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

    4. Analisa data

    Data yang diperoleh dari sumber hukum yang dikumpulkan

    diklasifikasikan, baru kemudian dianalisis secara kualitatif, artinya

    menguraikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur,

    sistematis, logis, tidak tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan

    interprestasi data dan pemahaman hasil analisis. Selanjutnya hasil dari

    sumber hukum tersebut dikonstruksikan berupa kesimpulan dengan

    menggunakan logika berpikir induktif, yakni penalaran yang berlaku khusus

    pada masalah tertentu dan konkrit yang dihadapi. Oleh karena itu hal-hal

    yang dirumuskan secara khusus diterapkan pada keadaan umum, sehingga

    hasil analisis tersebut dapat menjawab permasalahan dalam penelitian.

    F. Sistematika Penulisan

    Sesuai dengan buku pedoman penyusunan skripsi Fakultas Hukum

    Universitas Muhamadiyah Palembang, Penulisan skripsi ini secara

    keseluruhan tersusun dalam 4 (empat) bab dengan sistematika sebagai

    berikut:

    Bab I : Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang, permasalahan,

    ruanng lingkup dan tujuan, definisi konseptual, metode penelitian,

    dan sistematika penulisan

    Bab II: Tinjauan pustaka yang menyajikan mengenai Pengertian

    perbankan, jenis-jenis perbankan, pengertian kredit dan jenisnya,

    Jenis-Jenis perikatan.

    Bab III: Pembahasan yang berkaitan dengan perbedaan Jaminan kredit

    Bank Konvensional dengan Bank Syariah dan perlindungan

    Hukum Bank Konvensional dengan bank Syariah.

    Bab IV: Berisikan Kesimpulan dan saran

  • DAFTAR PUSTAKA

    A. Buku

    Anonim. 2007. Buku Perundang-Undangan Tentang Perbankan. Jakarta: Sinar

    Grafika.

    Afrianto. 2016. Perlindungan Hukum Terhadap Pada Debitur Dalam Penerapan

    Klausula Baku Pada Perjanjian Modal Kerja Pada Bank Sumsel Babel.

    Skripsi. Program Studi Ilmu Hukum Universitas Muhamadiyah Palembang.

    Bambang Sunggono. 2016. Metode Penelitian Hukum. Cetakan ke-16. Jakarta:

    PT. RajaGRafindo Persada.

    Betri Sirajuddin. 2018. Akuntansi Perbankan. Palembang: Universitas

    Muhamadiyah Palembang.

    Chairuman Pasaribu dan Surahwadi K.Lubis. 2004. Hukum Perjanjian Islam.

    Jakarta: Sinar Grafika.

    Citra Novia Andini. 2016. Prosedur Penyaluran Kredit Usaha Mikro Pada Bank

    Sumsel Babel. Tesis. Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

    Sriwijaya Palembang.

    Djoni S. Gozali. 2012. Hukum Perbankan. Cetakan Ke-2. Jakarta: Sinar Grafika.

    Hermansyah. 2010. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta. Kencana

    Prenada.

    I Ketut Oka Setiawan. 2017. Hukum Perikatan. Jakarta: Sinar Grafika.

    Kasmir. 2004. Dasar-dasar Perbankan.. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

    Nanda Amalia, 2013, Hukum Perikatan, Nanggroe Aceh darussalam, Unimal

    Press.

    Mardani. 2017. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Cetakan Ke-2.

    Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.

    Muchsin, 2003, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia,

    Surakarta, Universitas Muhamadiyah Surakarta.

    Moch. Isnaeini. 2017. Hukum Perikatan. Jakarta: PT. Revka Petra Media.

    M. Hasibuan, 2011, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT. Bumi Aksara.

    Thomas Suyatno, H.A, Chalik, Made Sukada, Dkk, 1998, Dasar-Dasar

    Perkreditan, Jakarta, PT. Gramedia.

  • Wiroso, Untung Hendy Widodo. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah. Jakarta.

    PT. Raja Grafindo Persada.

    B. Jurnal/Karya Ilmiah

    Ahmad Abdullah. 2019. Pinjaman Kredit dalam Persfektif Islam. Jurnal Hukum

    Ekonomi Syariah. Volume. 3. Nomor. 1.

    Bagus Wanuntun, Sutrisno. 2018. Faktor Penentu Penyaluran Kredit Perbankan

    Studi Kasus Pada Bank Konvensional di Indonesia. Jurnal Bisma.

    Volume. 1, Nomor. 2.

    Agus Murdiyanto. 2012. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Penentuan

    Penyaluran Kredit Perbankan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.

    Volume. 1. Nomor. 1.

    Ari Setyaningsih dan Setyaningsih Sri Utami. 2013. Analisis Perbandingan

    Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional.

    Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Volume. 13. Nomor. 1.

    B. Thayib, S. Murni, J.B. Maramis. 2017. Aspek Hukum Perbankan Syariah dan

    Implementasinya di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum. Volume. 11.

    Nomor. 11.

    H. M. Ali Mansyur. 2011. Aspek Hukum Perbankan Syariah dan Implementasinya

    di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum. Volume. 11. Nomor. 11.

    Marulak Pardede. 2001. Efektivitas Pengawasan Perbankan (Committe on

    Bangking Supervision) dalam Perbankan Nasional Indonesia. Jurnal

    Hukum Bisnis. Volume. 15. Nomor. 15.

    Nunung Indrawati dan Edi Wibowo. 2018. Pengaruh Capital Adequancy Ratio,

    Non Performing Financing To Deposit Ratio, Biaya Operasional, dan

    Pendapatan Operasional, dan ukuran Perusahaan terhadap Return On

    Asset Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan

    Kewiraushaan. Volume. 18. Nomor. 2.

    Reza Aditya Pamuji. 2018. Perlindungan Hukum Bagi Nasabah dan Tanggung

    Jawab Bank dalam Card Skimming. Jurnal Lex Reinasance. Volume. 3.

    Nomor. 1.

  • Santi Suciningtyas. 2012. Peran Perbankan dalam Perekonomian Indonesia.

    Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Volume. 9. Nomor. 1.

    Slamet Riyadi. 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli,

    Financing To Deposit Ratio dan Non Performing Financing, terhadap

    Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Analisis Akuntansi. Volume. 3.

    Nomor. 4.

    Trisadini Prasastinah Usanti. 2012. Pengelolaan Resiko Pembiayaan Di bank

    Syariah. Jurnal Hukum. Volume. 3. Nomor. 2.

    Vivin Yeni Annor dan Budi Wahono. 2017. Analisis Perbandingan Kinerja

    Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional di

    Indonesia. Jurnal Riset Manajemen. Volume. 6. Nomor. 8

    C. Perundang-Undangan

    Undang-Undang Nomor. 10 Tahun 1998 atas Perubahan Undang-Undang

    Nomor. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

    Undang-Undang Nomor. 28 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang

    Memberikan Landasan yang Lebih jelas Bagi Bank Syariah.

    Undang-Undang Nomor. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan.