2011-1-00494-mn 3

19
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif, dimana penelitian deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan nilai-nilai variabel yang diteliti, sedangkan penelitian asosiatif untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Dengan unit analisis berupa karyawan PT. Promatcon Tepatguna, serta menggunakan time horizon berupa cross sectional yakni dimana informasi dikumpulkan hanya pada satu saat tertentu. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Individu Cross Sectional T-2 Asosiatif individu Cross Sectional Sumber: Peneliti Keterangan: T-1: mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT Promatcon Tepatguna secara individual maupun simultan. T-2: mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT Promatcon Tepatguna secara individual maupun simultan.

Transcript of 2011-1-00494-mn 3

Page 1: 2011-1-00494-mn 3

30 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan asosiatif, dimana

penelitian deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan nilai-nilai variabel yang diteliti,

sedangkan penelitian asosiatif untuk mengetahui hubungan antara variabel

independent dengan variabel dependent. Dengan unit analisis berupa karyawan PT.

Promatcon Tepatguna, serta menggunakan time horizon berupa cross sectional yakni

dimana informasi dikumpulkan hanya pada satu saat tertentu.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Desain Penelitian

Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon

T-1 Asosiatif Individu Cross Sectional

T-2 Asosiatif individu Cross Sectional

Sumber: Peneliti

Keterangan:

• T-1: mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi dan lingkungan kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan PT Promatcon Tepatguna secara individual

maupun simultan.

• T-2: mengidentifikasi seberapa besar pengaruh motivasi, lingkungan kerja, dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT Promatcon Tepatguna secara

individual maupun simultan.

Page 2: 2011-1-00494-mn 3

31 

 

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep

Variabel

Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Model

Skala

Pengukur

an

Motivasi Keinginan

untuk

mencapai

suatu tujuan

kerja dengan

mengarahkan

segala

kemampuan

yang dimiliki

(Robbins,

2003, p216)

Kebutuhan

akan

prestasi

- Orientasi tinggi

- Umpan balik

- Tanggung jawab

Interval Skala

Likert

Kebutuhan

akan

kekuasaan

- Berpengaruh

terhadap

lingkungan

- Kompetitif

- Prestise (gengsi)

Kebutuhan

akan

berafiliasi

- Hubungan

kooperatif

- Persahabatan

- Pemahaman

timbal balik

Lingkunga

n kerja

Segala

sesuatu yang

berada di

sekitar

karyawan

yang dapat

Fisik - Penerangan

- Temperatur

- Kelembaban

- Sirkulasi udara

- Kebisingan

- Getaran mekanis

Interval Skala

Likert

Page 3: 2011-1-00494-mn 3

32 

 

mempengaru

hi karyawan

baik secara

langsung

maupun tidak

langsung.

(Sedarmayan

ti, 2001, p21)

- Bau-bauan

- Tata warna

- Dekorasi

- Musik

- Keamanan

Non-fisik - Hubungan

dengan atasan

atau bawahan

- Hubungan

dengan rekan

kerja

Kepuasan

Kerja

Rasa puas

yang

dirasakan

karyawan

karena

kebutuhan

yang

terpenuhi

(Siagian,

2002, p107)

Faktor

Motivator

(Satisfier)

- Tanggung jawab

- Kemajuan

- Pencapaian

- Pengakuan

- Pekerjaan itu

sendiri

Interval Skala

Likert

Faktor

Hygiene

(Dissatisfie

r)

- Kebijakan

perusahaan

- Penyeliaan

- Gaji

- Hubungan antar

pribadi

- Kondisi kerja

Page 4: 2011-1-00494-mn 3

33 

 

Kinerja

Karyawan

Apa yang

dilakukan

atau tidak

dilakukan

oleh

karyawan

(Mathis-

Jackson,

2006, p114)

Kemampua

n

- Bakat

- Minat

- Faktor

kepribadian

Interval Skala

Likert

Usaha - Motivasi

- Etika kerja

- Kehadiran

- Rancangan

tugas

Dukungan - Pelatihan dan

pengembangan

- Peralatan dan

teknologi

- Standar kinerja

- Manajemen dan

rekan kerja

Sumber: Peneliti

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini akan menggunakan data primer yang diperoleh dari

pembagian kuesioner kepada karyawan PT. Promatcon Tepatguna.

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Tujuan Data Jenis Data Sumber Data

T-1 Karyawan PT. Promatcon Tepatguna Kuantitatif Primer-Kuesioner

T-2 Karyawan PT. Promatcon Tepatguna Kuantitatif Primer-Kuesioner

Sumber: Peneliti

Page 5: 2011-1-00494-mn 3

34 

 

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data melalui pembagian

kuesioner serta wawancara dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data primer

dan informasi terkait dengan masalah penelitian.

Selain itu peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui studi pustaka baik

melalui text book, media internet dan jurnal untuk memperoleh data sekunder dan

landasan teori.

3.5 Teknik Pengambilan Data

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber

data dan dapat mewakili seluruh populasi. Arikunto (2004, p120) mengemukakan

bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih

baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi dalam penelitian ini

kurang dari 100, maka sampel yang akan digunakan adalah sebesar jumlah populasi

yakni 66 responden.

3.6 Metode Analisis

Dalam penelitian ini analisis diawali dengan pengumpulan dan pengolahan data

yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan skala likert, yang kemudian diuji

validitas dan reliabilitas serta normalitasnya. Kemudian hasil pengolah data tersebut

dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian, dengan menggunakan

analisis korelasi pearson dan path analysis. Pengolahan data menggunakan program

SPSS versi 16.0.

Page 6: 2011-1-00494-mn 3

35 

 

Tabel 3.4 Metode Analisis Data

Tujuan Penelitian Metode Analisis

Jenis Penelitian Teknik Analisis

T-1 Asosiatif Korelasi Pearson dan Path Analysis

T-2 Asosiatif Korelasi Pearson dan Path Analysis

Sumber: Peneliti

3.6.1 Skala Likert

Menurut Sugiyono (2008, p132), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang

akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pertanyaan atau pernyataan. Data yang diperoleh dari skala Likert tersebut adalah

berupa data interval.

Setiap jawaban memiliki nilai (skor) masing-masing sesuai dengan pengukuran

skala likert, sebagai berikut:

Tabel 3.5 Bobot dan Kategori Pengukuran Data

Keterangan Nilai (Skor)

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (KS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Riduwan dan Kuncoro

Page 7: 2011-1-00494-mn 3

36 

 

3.6.2 Uji Validitas

Uji validitas digunakan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan

dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan dan Kuncoro (2004, p109-110)

menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan

atau kesasihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah.

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara

bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap

butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk

menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

Dimana:

r hitung = Koefisien korelasi

∑ = Jumlah skor item

∑ = Jumlah skor total

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

Dimana:

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

∑ – ∑ . ∑

. ∑ ∑ ² . . ∑ ∑ ² 

√²

 

Page 8: 2011-1-00494-mn 3

37 

 

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n – 2)

Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya

t hitung < t tabel berarti tidak valid

3.6.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan

atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas

instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu

menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan

adalah Alpha.

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:

Langkah 1 : menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana:

Si = Varians skor tiap-tiap item

∑Xi² = Jumlah kuadrat item Xi

(∑Xi)² = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2 : kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Dimana:

∑Si = Jumlah varians semua item

 = ∑ ² ∑ ²

 

∑  =   +   +   …….  

Page 9: 2011-1-00494-mn 3

38 

 

S1, S2, S3…n = Varians item ke-1,2,3……n

Langkah 3 : menghitung Varians total dengan rumus:

Dimana:

Si = Varians total

∑Xt² = Jumlah kuadrat X total

(∑Xt)² = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 4 : masukkan nilai Alpha dengan rumus:

Dimana:

r11 = Nilai reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus

Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

(Riduwan 2004, p115-116)

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut r awal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman Brown yakni:

 = ∑ ² ∑ ²

 

=  . 1 ∑ 

∑ – ∑ . ∑

. ∑ ² ∑ ² . . ∑ ² ∑ ² 

Page 10: 2011-1-00494-mn 3

39 

 

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan

distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01 dengan derajad kebebasan (dk=n-2).

Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan rtabel. Adapun kaidah

keputusan:

Jika r11 > rtabel berarti Reliabel dan r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel.

3.6.4 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk penelitian yang melakukan pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji-t atau uji F yang menuntut suatu asumsi yang harus diuji,

yaitu populasi data harus berdistribusi normal dimana apabila jumlah sampel

diperbesar, penyimpangan asumsi normalitas ini semakin kecil pengaruhnya.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan alat uji KOLMOGOROV-

SMIRNOV, serta gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS.

Menurut Singgih Santoso (2007, p154) dalam menjelaskan output test of

normality, terdapat pedoman pengambilan keputusan:

• Nilai Sig Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka distribusi adalah normal.

• Nilai Sig Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal

Selain itu pada gambar Q-Q Plot terlihat ada garis lurus dari kiri ke kanan atas.

Garis itu berasal dari nilai z. Jika berdistribusi data normal, maka data akan tersebar di

sekeliling garis.

.  

Page 11: 2011-1-00494-mn 3

40 

 

3.6.5 Analisis Korelasi

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (eksogen) dengan variabel

terikat (endogen) digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah

(PPM) Pearson Product Moment, dengan rumus:

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-

1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya

tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r

akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

0,60 – 0,799

0,40 – 0,599

0,20 – 0,399

0,00 – 0,199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

Sumber: Riduwan dan Kuncoro

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y

dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien determinasi adalah

kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut menentukan

variabel Y. Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus:

∑ – ∑ . ∑

. ∑ ² ∑ ² . . ∑ ² ∑ ² 

KP = r ² x 100% 

Page 12: 2011-1-00494-mn 3

41 

 

Dimana:

KP = Nilai koefisien diterminan

r = Nilai koefisien korelasi

Hipotesis:

Ho: Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

Ha: Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

Dasar Pengambilan Keputusan:

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

3.6.6 Path Analysis

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p2) model path analysis digunakan untuk

menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap

variabel terikat (endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan

sebab akibat atau “a set of hypothesized causal asymetric relation among the

variables”.

Adapun manfaat dari path analysis adalah:

1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau

permasalahan yang diteliti;

2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan

prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif;

3. Faktor diterminan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang

berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan

Page 13: 2011-1-00494-mn 3

42 

 

untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y);

4. Pengujian model, menggunakan theory triming, baik untuk uji reliabilitas (uji

keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

Asumsi-asumsi dalam path analysis menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p2-3)

adalah sebagai berikut:

1. Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier,

adaptif dan bersifat normal;

2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang

berbalik;

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau ratio;

4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel

untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel;

5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan

reliable) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung;

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan

teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau

diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu

menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.

Adapun langkah-langkah menguji path analysis sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

Struktur: Y=

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan

rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.

Page 14: 2011-1-00494-mn 3

43 

 

Hipotesis: naik turunya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan

oleh variabel eksogen (X dan X ).

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan:

Persamaan regresi ganda: +

Keterangan

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang

distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah

diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata =

0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized

path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan

memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang

diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan

oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai Standardized

Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana

mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel

endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengna koefisien korelasi r

sederhana.

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

Ha: = ……. = 0

Ho: = ……. = 0

a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual: Menggunakan Tabel F

11

 

Page 15: 2011-1-00494-mn 3

44 

 

Keterangan:

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel eksogen

=

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan

F hitung ≤ F tabel, terima Ho artinya tidak signifikan.

Dengan taraf signifikan ( ) = 0,05

Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus:

F tabel = , atau ,

Cara mencari F tabel : nilai atau v₁ disebut nilai pembilang

nilai 1 atau v₂ disebut nilai penyebut.

b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya signifikan.

4. Menghitung koefisien jalur secara individu

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:

Ha: > 0

Ho: = 0

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan

rumus (Schumacker & Lomax, 1996:44. Kusnendi, 2005:12)

Page 16: 2011-1-00494-mn 3

45 

 

Keterangan:

Statistik se x₁ diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi

setelah data ordinal ditransformasi ke interval.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai

probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima,

artinya signifikan.

5. Meringkas dan menyimpulkan.

Kemudian setelah didapat hasil perhitungan maka dibuatlah ringkasan dari hasil

penelitian tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan, kemudian baru diambil

keputusan penelitian. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Sunarto (2007), arti

harga Beta akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi Beta sebagai

berikut:

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Jalur Nilai Beta

;

Page 17: 2011-1-00494-mn 3

46 

 

Interval Koefisien Jalur Tingkat Kontribusi

0,05 Lemah

0,10-0,29 Sedang

> 0,30 Kuat

Sumber: Riduwan dan Sunarto

3.7 Rancangan Uji Hipotesis

Dasar pengambilan keputusan

Rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana tingkat presisi

( ) = 5% atau 0,05

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Untuk T-1

• Pengujian secara keseluruhan

Hipotesis:

Ho: Motivasi (X₁) dan lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara simultan

dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y)

Ha: Motivasi (X₁) dan lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara simultan dan

signifikan terhadap kepuasan kerja (Y)

• Pengujian secara individual antara motivasi (X₁) dengan kepuasan kerja (Y)

Hipotesis:

Ho: Motivasi (X₁) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja

(Y)

Ha: Motivasi (X₁) berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Y)

Page 18: 2011-1-00494-mn 3

47 

 

• Pengujian secara individual antara lingkungan kerja (X₂) dengan kepuasan

kerja (Y)

Hipotesis:

Ho: Lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

kepuasan kerja (Y)

Ha: Lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara signifikan terhadap kepuasan

kerja (Y)

Untuk T-2

• Pengujian secara keseluruhan

Hipotesis:

Ho: Motivasi (X₁), lingkungan kerja (X₂), dan kepuasan kerja (Y) tidak

berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan

(Z)

Ha: Motivasi (X₁), lingkungan kerja (X₂), dan kepuasan kerja (Y) berkontribusi

secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Z)

• Pengujian secara individual antara motivasi (X₁) dengan kinerja karyawan (Z)

Hipotesis:

Ho: Motivasi (X₁) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja

karyawan (Z)

Ha: Motivasi (X₁) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja karyawan (Z)

• Pengujian secara individual antara lingkungan kerja (X₂) dengan kinerja

karyawan (Z)

Hipotesis:

Ho: Lingkungan kerja (X₂) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja

karyawan (Z)

Page 19: 2011-1-00494-mn 3

48 

 

Ha: Lingkungan kerja (X₂) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja

karyawan (Z)

• Pengujian secara individual antara kepuasan kerja (Y) dengan kinerja karyawan

(Z)

Hipotesis:

Ho: Kepuasan kerja (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja

karyawan (Z)

Ha: Kepuasan kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja

karyawan (Z)

3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah data primer yang diperoleh

dari hasil pengisian kuesioner oleh karyawan PT Promatcon Tepatguna diolah

menggunakan SPSS 16 dengan teknik analisis jalur, kemudian akan diperoleh hasil

data-data mengenai hubungan antar tiap variabel motivasi, lingkungan kerja, kepuasan

kerja, dan kinerja karyawan. Apabila terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel motivasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan, serta

pengaruh yang postif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Promatcon

Tepatguna. Maka selanjutnya variabel-variabel tersebut perlu terus dipantau serta

ditingkatkan oleh pihak perusahaan, supaya kinerja karyawan dapat terus meningkat

baik, dan memberikan hasil yang baik bagi kemajuan perusahaan.