Bab 4 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00494-mc 4.pdf · Kalau sepuluh tahun...
Transcript of Bab 4 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00494-mc 4.pdf · Kalau sepuluh tahun...
87
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab III telah dibahas mengenai metodologi penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini, yaitu strategi public relation dalam membangun customer relationship
management dalam CV. Ultima Print Indonesia. Oleh karena itu, pada bab IV ini akan
ditampilkan hasil penelitian berupa data-data yang telah didapat dari hasil wawancara
dengan Bapak Toni Tan (Supervisory Director) dan Bapak Simon Darmawan (Director
Operation) pada tanggal 21 Mei 2011, wawancara dengan bapak Purwanto (staf
produksi perusahaan) pada tanggal 22 Mei 2011 serta tiga pelanggan (pelanggan tetap,
pelanggan baru, dan pelanggan sementara) pada tanggal 23 Mei 2011 bertempat di
kantor perusahaan masing – masing.
Tujuan dari diadakannya wawancara terhadap narasumber internal-eksternal
adalah memperoleh sejumlah informasi penting yang dibutuhkan, serta mengukur aspek
perilaku tertentu yang mengacu pada strategi public relation dalam penerapan customer
relationship management oleh marketing CV. Ultima Print Indonesia. Berikut
pemaparan hasil wawancara yang telah dilaksanakan:
88
4.1 Penyajian Data Penelitian
4.1.1 Wawancara
4.1.1.1 Wawancara Dengan Operational Director
Data untuk penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara
penulis dengan Operational Director CV. Ultima Print Indonesia yakni Bapak Simon
Darmawan pada tanggal 21 Mei 2011. Bapak Simon Darmawan memiliki latar belakang
di bidang design grafis, dan telah memiliki pengalaman dalam menjabat sebagai kepala
sales-marketing di perusahaannya yang dahulu selama 5 tahun. Selain memiliki
pengalaman dibidang sales- marketing beliau juga sering mengikuti seminar public
relation yang umumnya diadakan oleh perusahaan atau sekolah public relation. Melihat
perjalanan CV. Ultima Print Indonesia yang tidak jarang menghadapi kendala, setelah
menjabat sebagai operational director pada bulan November 2010, beliau segera
menerapkan sistem customer relationship management yang melibatkan strategi PR
didalamnya, pada CV. Ultima Print Indonesia.
Ketika peneliti menanyakan apa yang melatar belakangi tindakan beliau
menerapkan sistem customer relationship management dalam perusahan, beliau
menjelaskan secara Print Indonesia dilatar belakangi oleh persaingan bisnis yang
semakin ketat, dan perusahaan harus mempertahankan eksistensi nya di masyarakat.
“Sebelum diterapkannya sistem itu, sales-marketing hanya tau yang namanya
berjualan produk. Kalau sepuluh tahun yang lalu mungkin tidak ada masalah. Tapi
dimulai dari beberapa tahun belakangan ini, banyak muncul pesaing – pesaing
perusahaan yang lain. “
89
Penerapan sistem customer relationship management ini pun merupakan suatu
upaya untuk mengurangi krisis komunikasi antara internal dan eksternal yang terjadi
dalam perusahaan. Krisis komunikasi tersebut sering terjadi, dan apabila dibiarkan
secara terus menerus akan menjadi kendala besar bagi perusahaan.
“Selain sistem asal jualan juga, sales marketing tidak mau tahu kemampuan
intern perusahaan. Seberapa besar kemampuan kita bisa memenuhi permintaan klien.
Kalau ini terjadi terus menerus, dan si sales marketing tidak mau mengerti, cepat atau
lambat akan menjadi kendala. Kendalanya apa saja? Satu, hilangnya customer.
Pelanggan sudah tidak lagi percaya dengan kita karena dengan sistem kerja asal-asalan
si sales marketing tersebut, sudah banyak pelanggan yang komplain dengan entah
keterlambatan produksi, atau hal lain. Akhirnya melahirkan rentetan menuju, terlambat
finishing produk, telat mengantar produk ke pelanggan, dan krisis kesalah pamaham
komunikasi dengan pelanggan.”
Dalam penerapan sistem customer relationship management ini, peneliti
menanyakan, mengapa tidak adanya divisi public relation dalam CV. Ultima Print
Indonesia dan justru divisi tersebut tergabung dalam divisi sales-marketing, beliau
merespons bahwa sudah menjadi job description sales-marketing, mereka tidak hanya
memfokuskan pada pelayanan purna jualan terhadap pelanggan, tetapi juga harus bisa
menjadi PR bagi perusahaannya. Divisi sales-marketing tidak hanya bertugas sebagai
penjual atau pemasar jasa serta produk, tetapi mereka juga harus dapat bertindak sebagai
pemberi problem solving, dan menjembatani hubungan antara pelanggan dengan
perusahaan.
90
“Sales – marketing ibarat ujung tombak perusahaan kemanapun dia pergi, sama
seperti staf PR di perusahaan-perusahaan besar lainnya. Selain mereka menjadi sumber
yang mendatangkan penghasilan bagi perusahaan, mereka juga membawa bendera
perusahaan. Kalau dia attitude nya tidak baik, pelanggan tentu akan men-cap perusahaan
yang ia wakili tidak baik”.
“jika kesalahan tersebut memang berasal dari perusahaan. Maka sales-marketing
tersebut harus mampu meminta maaf, memberikan penjelasan yang masuk akal kepada
pelanggan mengenai kondisi perusahaan kita, dan yang terpenting adalah memberikan
solusi atas kesalahan yang kita buat atau kesalahan yang terjadi”.
Dalam menerapkan sistem customer relationship management, Bapak Simon
Darmawan selaku operational director CV. Ultima Print Indonesia telah
mempersiapkannya dengan berbagai strategi.
Strategi paling mendasar adalah melalui SDM yang berkualitas dan memenuhi syarat.
Para sales-marketing yang baru bergabung dengan CV. Ultima Print Indonesia akan
dikirim ke kantor pusat yakni Grup Mustika yang bertempat di kompleks ruko Duta
Harapan Indah blok II. Kantor pusat Grup Mustika juga merupakan gudang material CV.
Ultima Print Indonesia. Para sales-marketing akan mendapatkan bimbingan
pengetahuan material produksi, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam digital printing
seperti warna, dan jenis-jenis mesin yang ada dan dipakai. Selain bimbingan material
tersebut, para sales juga akan mempelajari cara penghitungan produk, cost yang
dibutuhkan, dan bagaimana melakukan penawaran harga dengan pelanggan.
“Pertama, untuk mendidik para sales marketing yang baru masuk. Kita kirim
mereka ke kantor Mustika Group untuk mempelajari material dasar yang dipakai
produk kita. Itu ada banyak sekali jenisnya, tidak mungkin hafal dalam 1 hari. Kedua,
91
kita briefing mereka mengenai campuran warna tinta. Karena ada beberapa pelanggan
yang suka meminta custom color pada cetakan mereka. Ketiga, kita ajarkan mereka
cara penghitungan harga. Agar nantinya waktu mereka terjun ke lapangan, mereka
tidak perlu bertanya – tanya kepada atasan mereka mengenai harga” ungkap Bapak
Simon Darmawan dalam menerangkan strateginya.
Strategi ke dua, para sales-marketing diminta untuk bekerja sama dengan divisi
produksi. Yakni dimana para sales-marketing tersebut diwajibkan untuk membuat
laporan dalam setiap kegiatan produksi yang mereka pesan ke ruang produksi. Laporan
tersebut berisikan, tanggal produksi, material dan ukuran yang dipesan, quantity yang
mereka pesan, finishing produk yang diinginkan, tanggan dan jam dateline serta tanda
tangan para sales-marketing tersebut sebagai bukti bahwa mereka yang bertanggung
jawab atas pesanan tersebut. Dari segi me-maintain klien pun, Bapak Simon Darmawan
menjelaskan bahwa tidak semua klien dapat diperlakukan sama. Oleh karena itulah,
dibuat sebuah database pelanggan yang menjadi pegangan setiap sales-marketing
perusahaan. Database tersebut mencakup setiap contact person perusahaan yang dapat
dihubungi oleh sales-marketing ketika terjadi hambatan-hambatan dalam pelayanan
ataupun penjualan. Misalnya contact person bagian finance pelanggan, contact person
divisi purchasing, dan contact person yang menangani kerja sama dengan CV. Ultima
Print Indonesia. Database tersebut memegang peran dominan dalam me-maintain
pelanggan, yang dimaksudkan disini adalah dengan database tersebut, perusahaan dapat
menentukan skala prioritas dalam mengelola pelanggannya. Hal tersebut dilakukan
karena perusahaan tidak dapat dikelola dengan cara yang sama, sementara semua
pelanggan ingin diperlakukan sama. Mengingat sumber daya perusahaan yang terbatas,
92
sales-marketing harus dapat menentukan perusahaan mana yang dapat didahulukan
terlebih dahulu, dan perusahaan atau pelanggan mana yang dapat menunggu, tanpa
meninggalkan pelanggan yang tidak menjadi prioritas. Maka dari itulah database
pelanggan menjadi senjata yang diandalkan.
“Semua pelanggan tidak bisa dikelola sama, akhirnya kita harus menetapkan
skala prioritas. Sementara semua pelanggan ingin diperlakukan sama. Kalau mengingat
sumber daya yang terbatas, akhirnya kita harus memilih menetapkan skala prioritas
tanpa meninggalkan pelanggan yang tidak menjadi prioritas. Contoh kasusnya sudah
sering terjadi, dengan PT. M misalnya, mereka maunya cetak cepat, materi?
Memberikannya jam 9 pagi, sore mau selesai. Sementara kita sendiri juga ada
permintaan produksi dari PT. G. sekarang saja produksi sudah full loaded. Kalau
pekerjaan tidak dibagi-bagi dan kita lihat siapa yang bisa didahulukan siapa yang tidak,
bisa kacau semua. Maka dari itulah database pelanggan menjadi senjata yang
diandalkan. “
Dalam mengelola pelanggannya, tentunya hubungan perusahaan dengan
pelanggan tidak selalu dapat berjalan dengan mulus. Peneliti pun bertanya, strategi apa
yang dibuat CV. Ultima Print Indonesia dalam menangani hal tersebut. Menurut Bapak
Simon Darmawan, sales-marketing tidak hanya bertindak sebagai penjual saja, tetapi
mereka juga harus dapat menjadi juru bicara perusahaan, ibarat PR di perusahaan-
perusahaan lainnya. Selain menjadi tugas sales-marketing sebagai PR dalam
memperkenalkan perusahaan ke masyarakat atau calon pelanggan lainnya, sales-
marketing tidak hanya diharapkan menjadi juru bicara handal dalam membela
perusahaannya, namun juga sebagai problem solving ketika terjadi masalah dengan
pelanggan. Jika terjadi kesalahan yang disebabkan perusahaan, sales-marketing
93
diharapkan meminta maaf, menjelaskan kondisi perusahaan dan juga memberikan solusi
penyelesaian atas masalah yang terjadi. Dalam setiap masalah yang terjadi, sales-
marketing diwajibkan untuk mencatat masalah-masalah tersebut, dan penyelesaian apa
yang mereka buat. Sehingga dapat menjadi catatan bagi perusahaan untuk menghindari
masalah yang sama lagi. Hal tersebut dilakukan agar hubungan dengan pelanggan tidak
terputus karena tersangkut dalam suatu masalah.
Briefing atau review laporan kerja pun selalu diadakan setiap akhir
minggu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan perusahaan setiap minggunya,
tahapan-tahapan pekerjaan yang sudah sejauh mana dilakukan, bimbingan kepada sales-
marketing, serta mendiskusikan masalah atau hambatan yang sedang terjadi. Briefing
tersebut dilakukan agar masalah atau hambatan yang terjadi tidak berlarut-larut dan
memakan waktu dalam proses penyelesaiannya. Apabila sales-marketing sudah
berusaha namun tetap tidak dapat menyelesaikan hambatan dengan pelanggan yang ada,
supervisor director yakni Bapak Toni Tan bertugas untuk turun tangan langsung,
menghadapi kendala yang ada dengan mendampingi sales-marketing yang terlibat dalam
hambatan tersebut.
“Setiap minggu saya usahakan untuk selalu mengadakan briefing dengan anak-
anak. Yang saya inginkan dari briefing tersebut, supaya mereka dapat mengungkapkan
apa yang menjadi kendala mereka, pelanggan mana yang bermasalah. Karena tidak
semua hal bisa kita diskusikan dengan enak pada jam kerja atau hari-hari padat biasa.
Saya juga harus meng-up date pekerjaan mereka sudah sampai tahap mana. Kalau ada
hambatan dengan briefing dan diskusi yang baik pasti bisa terselesaikan, kalau mereka
tidak dapat menyelesaikan kendala, saya dan Pak Toni akan memberikan masukan
terbaik untuk mereka atau kami yang akan turun tangan sendiri ke lapangan.”
94
Dengan adanya sistem customer relationship management ini, Bapak Simon
Darmawan menjelaskan juga, ia berharap perusahaan dapat lebih menjawab keinginan
pelanggan dan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Karena itulah, sistem customer
relationship management ini harus terintegrasi dengan semua pendukung internal-
eksternal perusahaan. Dari tahapan-tahapan proses pekerjaan dapat terlihat implementasi
dari strategi bisnis yang diterapkan. Mengenai tingkat keberhasilan customer
relationship management ini pun, Bapak Simon Darmawan melihat adanya
perkembangan perusahaan yang lebih baik. Seluruh SOP perusahaan terlihat dengan
jelas, sehingga kesalahan sekecil apapun dapat terlacak. Dari situlah sumber masalah
dapat terlihat. Selama 7 bulan masa pengaplikasian sistem customer relationship
management ini, terlihat perusahaan dapat meminimalisir krisis-krisis internal-
eksternal yang selama ini sering terjadi. Dengan adanya kelengkapan-kelengkapan data
yang dibuat, perkembangan perusahaan dapat disimpulkan. Pelanggan semakin puas
dengan pelayanan CV. Ultima Print Indonesia, yakni dengan adanya catatan pembelian
berulang yang dilakukan oleh pelanggan. Bapak Simon Darmawan juga menambahkan,
sistem customer relationship management yang diterapkan, membantu pelanggan untuk
tetap loyal kepada perusahaan dan menahan pelanggan untuk beralih ke vendor digital
printing lainnya.
Namun, disamping keberhasilan yang beliau sebutkan, terdapat juga dampak
negatif dari diberlakukannya sistem customer relationship management ini. Beberapa
SDM CV. Ultima Print Indonesia sulit dalam beradaptasi dengan penerapan customer
relationship management tersebut, tekanan emosional dalam pekerjaan semakin
meningkat. Hal ini terlihat dari dalam 7 bulan penerapan customer relationship
management ini, terhitung beberapa SDM, terutama sales-marketing mengundurkan
95
diri. Selain sulitnya beradaptasi dengan sistem baru, para sales-marketing tersebut juga
dihadapkan dengan kondisi menghadapi karakter dan sifat pelanggan yang berubah-
ubah. Dalam berjualan, sales-marketing tersebut tidak hanya harus mendapatkan empati
pelanggannya, tetapi juga harus dapat menilai pelanggan, menahan emosi diri dan
pandai menempatkan diri dalam segala situasi. Hal ini pun disadari oleh Bapak Simon
Darmawan, dan menjadi suatu perhatian khusus baginya.
“Saya mengalami nya juga, karena saya juga pernah bekerja di divisi marketing.
Seorang sales marketing, selain berjualan juga harus bisa mengambil empati pelanggan,
menahan emosi kita, dan menyesuaikan diri”, ungkapnya.
Hal positif yang dapat diambil dari kejadian tersebut adalah, perusahaan dapat menilai
seberapa kreatif SDM mereka dalam menimbulkan empati dan alokasi mereka
mendapatkan pujian, serta menilai kualitas pelayanan mereka, apakah baik atau buruk.
Dengan melihat karakteristik pelanggan, seperti latar belakang sosial dan budaya,
tingkat pendidikan, cara berperilaku dan berbicara, akan tercermin pula bagaimana cara
mereka berpikir. Hal itulah yang selalu ditekankan Bapak Simon Darmawan kepada
sales-marketing perusahaan. Ketika menghadapi kerekatakan hubungan dengan
pelanggan, perusahaan harus mengetahui apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi
dengan melihat berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: keberatan harga,
pelayanan (pelayanan tersebut juga meliputi: cara berbicara sales marketing, cara
berpakaian, dan attitude) yang diberikan sales-marketing buruk, ataukah dari pelanggan
tersebut sendiri, seperti telat membayar tagihan, dengan melewati term of payment yang
perusahaan berikan. Jika menyangkut harga, hal tersebut sudah merupakan hal yang
sensitive. Beliau mengungkapkan:
96
“ Memang, kalau sudah menyangkut masalah harga, itu hal yang cukup sensitive.
Kadang juga mereka langsung menolak tanpa mengetahui manfaat produk, gara-gara
harga. Solusinya? Kalau bisa menunda pembicaraan tentang harga, lebih baik ditunda
saja. Kita amati dulu isyarat-isyarat nonverbal mereka, ajukan pertanyaan, dengarkan,
dan berikan respons positif pada pertanyaan tentang harga kalau ditanya. Tunjukkan
kalau produk yang kita tawarkan punya kelebihan ciri yang lebih efektif dan efisien
dalam hal tertentu. Begitulah cara yang lebih mudah. “.
Jika hubungan dengan pelanggan tidak mulus karena hal lainnya, Bapak Simon
pun memberikan solusi agar setiap kali sales-marketing mengadakan kunjungan ke
pelanggan, sales-marketing meninjau kembali keberatan atau kendala apa yang
pelanggan alami. Kemudian bedakan antara alasan yang sebenarnya dengan alasan
diplomatis yang mereka berikan. Sales-marketing diharapkan untuk berinisiatif seperti
mencari solusi untuk mengatasinya. Namun tidak lupa untuk memberikan feedback
secara wajar dan positif, agar pelanggan tidak tersinggung.
Peneliti pun ingin menanyakan, tidak ada pelanggan yang sempurna, strategi apa
yang perusahaan lakukan dalam menghadapi pelanggan blacklist. Menurut Bapak
Simon, dalam setiap perusahaan tentu terdapat pelanggan blacklist, entah perusahaan
besar ataupun kecil. Karena itu, dengan database pelanggan yang dimiliki perusahaan,
beliau juga menandai pelanggan mana yang tidak ber-prospek, sehingga sales-marketing
tidak akan terperangkap dengan pelanggan tersebut. Bapak Simon Darmawan pun selalu
memberikan pengarahan kepada sales-marketing bagaimana menghindari pelanggan
97
blacklist. Pada umumnya, pelanggan blacklist ini merupakan pelanggan yang memiliki
track record yang buruk. Tidak hanya di CV. Ultima Print Indonesia ataupun di
perusahaan lainnya. Track record yang buruk tersebut meliputi track record pembayaran
yang telat atau menunggak, alias wanprestasi, pelanggan mencicil piutang yang sudah
menjadi tanggung jawab mereka namun tetap tidak memiliki itikad baik, seperti sulit
untuk ditemui ketika pembayaran telah melewati tanggal jatuh tempo (yakni 30 hari
setelah barang diterima).
4.1.1.2 Wawancara Dengan Supervisor Director
Bapak Toni Tan selaku supervisor director melaksanakan serta merancang
strategi public relation dalam penerapan customer relationship management CV. Ultima
Print Indonesia. Menurut beliau, pelaksanaan customer relationship management dapat
berjalan dengan baik apabila seluruh pihak internal perusahaan, terutama sales
marketing dapat bekerja sama dengan melaksanakan prosedur SOP (Standart
Operational Procedure) yang telah disusun dan berlaku dalam perusahaan. Serta, sales-
marketing diharapkan agar dapat meningkatkan inisiatif dan kemauan untuk belajarnya
agar terjaga keharmonisan dalam perusahaan. Banyaknya krisis dan hambatan yang
terjadi selama ini disebabkan karena divisi sales-marketing terlalu bergantung kepada
operational dan supervisor director. Krisis dasar yang terjadi disebabkan karena sales-
marketing tidak menguasai pengetahuan akan material produk, sehingga kembali
supervisor director yang menjelaskan kepada pelanggan mengenai material tersebut.
Pemberian harga produk kepada pelanggan juga menjadi salah satu kendalanya. Sales-
marketing tidak dapat memberikan harga yang menguntungkan kepada perusahaan dan
pelanggan, sehingga kembali supervisor director yang harus memberikan pengertian
98
kepada pelanggan akan harga yang diberikan. Sales-marketing tidak mengetahui alur
ruang kerja produksi, sehingga yang sering terjadi adalah kesalahan dalam pengiriman
produk kepada pelanggan. Sales-marketing juga tidak mencatat dan menangani setiap
keluhan pelanggan sehingga pada akhirnya, pelanggan beralih ke perusahaan lain karena
merasa kecewa dan tidak dihargai.
Selain hal-hal tersebut, sales-marketing juga tidak mengingatkan pelanggan akan
tenggat waktu pembayaran, sehingga akhirnya terjadi keterlambatan pembayaran oleh
pelanggan yang mengakibatkan kerugian perusahaan. Inilah krisis internal-eksternal
yang sering terjadi.
Bapak Toni Tan pun menjelaskan ”Sebenarnya rancangan strategi PR yang
diterapkan dalam sistem customer relationship management CV. Ultima Print Indonesia
ditujukan untuk mengurangi hambatan dan krisis yang selama ini terjadi. Karena selama
ini kita lihat, dari tahun 2006 sampai 2010, permasalahan yang terjadi dengan pelanggan
ya sama saja, itu-itu saja dan terulang terus. Sebenarnya, apa yang terjadi? Maka dari itu
kita terapkan program customer relationship management agar terlihat dari mana akar
permasalahan dengan pelanggan, supaya bisa diperbaiki” Selain mengetahui dan
memahami kebutuhan pelanggan, sales-marketing juga harus dapat menganggap
pelanggan bukan hanya sebagai prospek, namun sebagai rekan. Dengan dianggap
sebagai rekan, pelanggan akan merasa lebih dihargai dan timbul ikatan kekeluargaan.
Ikatan kekeluargaan tersebut diciptakan melalui tanggung jawab sales-marketing dalam
setiap penanganan pesanan pelanggan, dan pemberian pelayanan yang baik. Sales-
marketing pun harus dapat menjadi jembatan antara perusahaan dengan pelanggan.
Apabila pelanggan tidak mampu menyatakan aspirasi atau kendala yang mereka alami
terhadap perusahaan, ia dapat menyampaikannya kepada sales-marketing. Sehingga
99
sales-marketing dapat menyampaikan apa yang diinginkan oleh pelanggan kepada
perusahaan. Kemudian perusahaan akan memberikan penjelasan serta pengertian kepada
sales-marketing untuk disampaikan kembali kepada pelanggan. Dengan begitu akan
tertanam itikad baik (good will), serta pengertian antar kedua belah pihak (mutual
understanding). Maka dari kedua hal tersebut akan muncul kepercayaan, toleransi dan
penghargaan pelanggan kepada perusahaan. Penilaian pelanggan sekecil apapun dapat
mempengaruhi citra perusahaan di mata masyarakat.
Selain hal tersebut, sales-marketing juga harus dapat memberikan pengetahuan
kepada pelanggannya mengenai material produk yang diinginkannya, memberitahu
kelebihan dan kekurangan material tersebut, untuk menghindari kesalahan di ruang
produksi. Apabila pelanggan sulit untuk memutuskan material apa yang harus ia pilih,
disinilah peran sales-marketing untuk dapat memberikan solusi terbaik kepada
pelanggan. Sales-marketing pun juga harus dapat mempengaruhi pelanggan.
Mempengaruhi disini berarti, meyakinkan pelanggan bahwa pelayanan dan produk yang
diberikan CV. Ultima Print Indonesia memiliki kelebihan dan nilai tambah yang lebih.
Sehingga meskipun pelanggan yang awalnya merasa keberatan akan harga yang
diberikan, namun ia puas akan produk dan pelayanan yang diberikan.
4.1.1.3 Wawancara dengan Divisi Produksi
Wawancara berikutnya dilakukan dengan kepala divisi produksi, yakni Bapak
Purwanto. Bapak Purwanto mengawali karir nya di CV. Ultima Print Indonesia sebagai
karyawan biasa. Setelah 4 tahun berkarir, pada bulan Januari 2011 kemarin, ia telah
resmi menjabat sebagai kepala divisi produksi. Pengalaman 4 tahun di CV. Ultima Print
Indonesia memberikan pengetahuan kepada Bapak Pur solusi atas masalah-masalah
100
yang dihadapi. Dimulai dari masalah teknis mesin, tinta, produksi lainnya, hingga krisis
sosial internal yang terjadi dalam perusahaan, ia telah mengalaminya.
Pertanyaan pertama diawali dengan perubahan apa yang ia rasakan setelah 4
tahun bekerja dan pada 7 bulan lalu CV. Ultima Print Indonesia menerapkan sistem
customer relationship management dalam perusahaan. Menurut Bapak Purwanto,
“Perubahan yang saya alami ya? Jujur kalau dari segi penjualan sih, penjualan makin
banyak, sepertinya para sales marketing lagi dapat banyak project. Dan dalam 2 minggu
bisa dari perusahaan yang sama yang order. Bedanya dengan dulu yang sekali “nyetak”
terus ga pernah nyetak lagi”.
Dari segi penerapan standart operational procedure ia pun menjelaskan, sejak
diterapkannya sistem customer relationship management ini, prosedur kerja sedikit
menjadi rumit. Seperti laporan produksi dan material harus di update setiap harinya. Ia
harus membuat laporan perintah kerja yang juga ditanda tangani oleh sales-marketing
yang menangani klien yang memesan. Namun, terdapat hal positif dari penerapan sistem
tersebut, adanya tenggat waktu cetak yang diberikan menimbulkan keteraturan dalam
produksi, sehingga alur kerja pun dapat terlihat dan tidak berantakan. Dan juga melalui
sistem ini, divisi produksi sudah jarang mengalami krisis dengan divisi sales-marketing.
Dengan sistem customer relationship management , setiap sales-marketing yang
mengajukan permohonan produksi harus mengantri. Hambatan lainnya yang telah
berkurang juga kesalah pahaman divisi produksi dengan divisi sales-marketing. Sales-
marketing yang biasanya hanya menyerahkan material cetak kepada divisi produksi,
tanpa menjelaskan ukuran, tenggat waktu, dan hal lainnya, kini diwajibkan untuk
mencatat materiap produk apa yang diinginkan, ukuran, tenggat waktu, quantity, serta
101
keterangan lainnya. Hal ini pun mempermudah kinerja divisi produksi serta
mempercepat proses produksi itu sendiri.
Dengan adanya sistem customer relationship management ini, pelatihan dan
mental para karyawan pun terlatih, mereka terdidik untuk bekerja secara efisien dan
tidak lepas dari tanggung jawabnya. “Sekarang sih, jadi ga sering berantem sama sales-
marketing. Ada juga pelanggan telpon komplain, sales-marketingnya nya kabur kemana,
terpaksa divisi produksi yang meng handle klien tersebut. Sekarang sih sudah ngga
karena sales-sales sudah tahu material produk, dan lebih tanggung jawab ya. Jadi tidak
merepotkan divisi produksi”. Bapak Purwanto menambahkan penjelasan akan jawaban
yang ia berikan sebelumnya. Ia pun menyimpulkan, dibandingkan dengan sistem
prosedur kerja dahulu, ia lebih memilih prosedur kerja seperti saat ini. Walaupun harus
sedikit lebih repot, namun hasilnya lebih memuaskan. Divisi produksi dapat lebih fokus
dalam menjalankan tugasnya, tidak seperti dahulu yang harus membantu divisi sales-
marketing secara langsung, sekarang ia hanya membantu dari belakang. Menyokong
divisi sales-marketing dan memastikan semua proses pengerjaan, sesuai dengan surat
perintah kerja yang diberikan sales-marketing. Dengan customer relationship
management ini pun, terlihat kualitas sales-marketing CV. Ultima mengalami
peningkatan. Sales-marketing yang tadinya tidak mengetahui apapun tentang digital
printing dan malas bertanya, sekarang menjadi lebih pro-aktif. Apabila ada hal yang
mengganjal mengenai produksi, sales-marketing dapat bertanya langsung dan mencari
tahu ke divisi produksi. Berbeda dengan dahulu, ketika pelanggan menyatakan keberatan
atas cacat produk yang diberikan, sales marketing meminta divisi produksi yang
menjelaskan secara langsung kepada pelanggan.
102
Peneliti pun bertanya kepada Bapak Purwanto, apakah sistem customer
relationship management ini merupakan suatu tindakan objektif yang dilaksanakan oleh
perusahaan untuk menghindari krisis internal yang kadang terjadi dan dapat berlangsung
lama dalam perusahaan. Bapak Purwanto pun menjelaskan. Ia merasakan sistem
customer relationship management ini merupakan suatu kebijakan tepat yang
dilaksanakan perusahaan. “Keras namun sebenarnya lembut, dimana semua orang harus
mematuhinya” ungkapnya. Dulu, apabila terjadi masalah, ketika klien meng-komplain,
sales-marketing akan menyalahkan divisi produksi. Namun dengan sistem customer
relationship management , dimana semua database pelanggan tersimpan, hal-hal sekecil
apapun dapat terlacak. Seperti apakah semua pesanan produk di jalankan oleh sales-
marketing sesuai dengan permintaan pelanggan. Apakah sales-marketing memberikan
jawaban yang memuaskan dalam menghadapi keberatan pelanggannya atau kesalah
pahaman yang terjadi, kesalahan cetak misalnya. Semua itu dapat terlacak siapakah yang
salah, apakah pelanggan, sales marketing, atau divisi produksi.
4.1.1.4 Wawancara dengan Pihak Eksternal
4.1.1.4.1 Wawancara dengan Pelanggan yakni, PT. Metrodata Electronics. Tbk
Wawancara dengan pelanggan yakni dilakukan dengan pihak dari
PT.Metrodata Electronics. Tbk, yaitu Ibu Florencia wakil dari divisi purchasing yang
telah melakukan kerjasama dengan CV. Ultima Print Indonesia selama 3 tahun terakhir.
PT. Metrodata Electronics. Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penyedia
produk dan jasa berbasis teknologi informasi, yang telah sering mengadakan event
international maupun event nasional. Menurut Ibu Florencia, CV. Ultima Print
Indonesia selalu senantiasa membantu PT.Metrodata dalam melengkapi kebutuhan item
103
promosi mereka. Dimulai dari kebutuhan untuk spanduk promosi, banner, hoarding,
bahkan dari produk yang tidak tersedia pun, CV.Ultima Digital Prnt tetap membantu
PT. Metrodata melengkapi permintaan atas kebutuhan item promosinya, dan menjadi
satu-satunya vendor PT.Metrodata yang terpercaya.
Ibu Florencia dengan senantiasa selalu menyarankan CV. Ultima Print Indonesia
sebagai vendor tidak hanya untuk perusahaan PT.Metrodata sendiri, tetapi juga ke
perusahaan lainnya, seperti Petronas, dan Pertamina. Hal itu didasarkan karena
kepercayaan Ibu Florencia bahwa CV. Ultima Print Indonesia adalah salah satu vendor
terbaik dan bertanggung jawab tidak hanya dalam menyediakan produk, tetapi juga jasa.
“ Saya selalu mencoba untuk menawarkan CV. Ultima Print Indonesia kepada
perusahaan lainnya, seperti IBM, Petronas, Pertamina, yang juga punya hubungan kerja
sama dengan Metrodata. CV. Ultima Print Indonesia sudah banyak membantu kami.
Menawarkan ke perusahaan lainnya? Kenapa tidak? “ ungkap Ibu Florencia.
Bisa dikatakan, bahwa CV. Ultima Print Indonesia menawarkan harga yang bisa
dibilang diatas rata-rata, namun sesuai dengan kualitas yang diberikan. Ibu Florencia
menyukai quality control CV. Ultima Print Indonesia, yang dimaksudkan dengan hal ini
adalah, sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia sendiri yang datang untuk
mengantarkan barang, membuka dan memeriksa produk yang ia tawarkan langsung
dihadapan pelanggan. Sehingga, ketika adanya cacat produk, dengan inisiatif nya sendiri
sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia menawarkan untuk mengganti produk yang
cacat tersebut dengan yang baru, tanpa harus menunggu komplain, dan lepas dari
tanggung jawab atau mengelak.
Ibu Florencia pun menjelaskan, ia menyukai sistem pelayanan baru diterapkan
oleh CV. Ultima Print Indonesia.
104
“Awalnya saya sempat kaget, dan tidak terbiasa dengan dokumen-dokumen yang
harus saya lengkapi seperti tanda tangan penerimaan produk-jasa, dan komentar atau
saran yang harus diberikan secara tertulis, dan beberapa rangkap copy dokumen, seperti
pernyataan telah menerima barang dalam kondisi baik, dokumen pemberitahuan telah
melakukan pembayaran, dan lainnya, keterangan tertulis bahwa sales-marketing turut
hadir dalam pengawasan pemasangan produk . Walaupun sedikit memberatkan dan
menyita waktu saya, saya percaya dengan pelayanan baru dari CV. Ultima Print
Indonesia . Dan semakin percaya lagi kalau CV. Ultima Print Indonesia tidak hanya
meningkatkan kualitas dengan pihak eksternal, namun juga internal perusahaannya, yang
lebih terbuka, transparan, dan juga lebih bertanggung jawab dari sebelumnya.”
Hal ini memberikan keyakinan kepada Ibu Florencia, bahwa ia tidak salah dalam
memilih vendor dan semakin bangga dengan pilihannya, CV. Ultima Print Indonesia.
Sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia pun telah membantu nya dalam
melengkapi kebutuhan item promosi yang diinginkan oleh PT.Metrodata, seperti acrylic,
piagam, piala, flashdisk sebagai bentuk souvenir kepada pelanggan PT.Metrodata,
meskipun ia tahu bahwa CV. Ultima Print Indonesia adalah perusahaan yang berfokus
dalam digital printing, namun dengan setia tetap membantu PT.Metrodata. Hal ini pula
yang membantu Ibu Florencia dalam menghemat tenaga, waktu dan meringankan beban
pekerjaannya dalam mencari vendor promotional item yang sulit ditemui di Jakarta.
Ibu Florencia pun turut menceritakan bahwa pelayanan sales-marketing CV.
Ultima Print Indonesia pun tidak hanya berfokus dalam hal produk, tetapi juga
pelayanan. “contoh kasus yang pernah terjadi ya, waktu itu pihak kita sudah memasang
baliho event di sepanjang jalan sudirman namun pada pukul 8 malam, baliho yang telah
kita pasang menghilang. Saya pun segera kontak pihak CV. Ultima Print Indonesia.
105
Sales-marketing yang bertugas pun segera mencari solusi atas hilangnya baliho tersebut,
kemudian mengkontak satpol-pp yang bertugas sepanjang jalan sudirman. Dengan
komunikasi yang baik dan lancar, akhirnya baliho yang dicabut oleh pihak satpol-pp pun
dikembalikan dan petugas CV. Ultima Print Indonesia pun segera membantu
memasangnya kembali di jalan sudirman, sesuai dengan spot yang kami sebelumnya”.
Ibu Florencia bercerita sambil tertawa mengingat kejadian tersebut.
Dengan jawaban yang diberikan oleh Ibu Florencia, peneliti pun bertanya,
unutuk ke depannya, bentuk pelayanan eperti apa dari dari CV. Ultima Print Indonesia
yang diharapkan oleh Ibu Florencia selaku wakil dari PT.Metrodata. Ibu Florencia pun
menerangkannya dengan tersenyum. Ia ingin agar CV. Ultima Print Indonesia tetap
meningkatkan kualitas pelayanannya seperti sekarang, dan tidak menurun, seperti
kebanyakan vendor promotional item lainnya, yang setelah satu project memberikan
produk kemudian hilang ketika krisis datang.
4.1.1.4.2 Wawancara dengan pelanggan, yakni PT. M
PT. M telah menjalin kerjasama dengan CV. Ultima Print Indonesia terhitung
Juli 2010. Bapak T selaku wakil dari divisi visual merchandising yang secara langsung
berhubungan dengan sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia memberikan
kontribusinya dalam penelitian ini, dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti.
PT. M telah menjadi pelanggan CV. Ultima Print Indonesia selama 11 bulan
terakhir. Dimulai dari perkenalan perusahaan CV. Ultima Print Indonesia kepada PT.M
pada Juli 2010 lalu, PT. M turut melakukan transaksi kerja sama dengan CV. Ultima
Print Indonesia dalam kurun waktu setiap 2 minggu sekali. PT.M merupakan salah satu
106
perusahaan retail di Indonesia yang bergerak dalam fashion retail. Kebutuhan mereka
akan item promosi terus membanjir seiring dengan season baru item fashion yang terus
berjalan. PT. M tidak hanya menuntut pelayanan yang baik dari CV. Ultima Print
Indonesia, tetapi juga kualitas atas produk dan harga yang diberikan. PT. M memiliki
kebijakan untuk tidak memberikan atau mempromosikan vendor yang mereka miliki
terhadap perusahaan lainnya.
Untuk melengkapi kebutuhan item promosi yang banyak, PT. M tidak hanya
bergantung pada CV. Ultima Print Indonesia selaku vendor item promosi, tetapi juga
kepada vendor lainnya. Hal ini dikarenakan bila PT.M hanya berpaku pada satu vendor
saja, PT.M tidak dapat mengejar kebutuhan item promosi brand yang mereka miliki
dalam jumlah tak terhitung dan harus dikerjakan tepat waktu sebelum satu season
bergulir menuju season fashion berikutnya.
Peneliti pun menanyakan keingintahuannya akan produk dan pelayanan yang
diberikan CV. Ultima Print Indonesia kepada PT.M. Bapak T pun menjelaskan, “dalam
segi kualitas, CV. Ultima Print Indonesia terkadang meleset dalam hal cetak warna, hal
ini hal yang sudah saya sering sampaikan, dan saya juga selalu mendukung sales-
marketing CV.Ultima untuk terus melakukan peningkatan kualitas warna dalam setiap
proof-print yang diberikan kepada kami”. Bapak T tidak ragu dengan pelayanan yang
diberikan, seperti pengawasan pemasangan item promosi di mall-mall ternama Jakarta
hingga subuh, namun satu yang menjadi perhatiannya, yakni pengiriman barang. “
Pengiriman barang dari CV. Ultima Print Indonesia terhitung suka melewati batas waktu
yang diberikan, terutama ke luar kota. Entah dimulai dari telat nya waktu pengiriman,
juga jumlah produk yang dipesan oleh PT. M tidak sebanding dengan jumlah produk
107
yang diminta, terkadang melebihi permintaan ataupun kurang dari jumlah yang
ditentukan.”
Peneliti pun menanyakan pertanyaan berikutnya, yakni bagaimana pelayanan
baru yang diberikan oleh CV. Ultima Print Indonesia dalam 7 bulan terakhir. Bapak T
menjawabnya dengan spontan, bahwa pelayanan yang diberikan bagus, ia cukup
mengerti bahwa CV. Ultima Print Indonesia berusaha untuk lebih menggali kemauan
akan pelanggannya. Tetapi di satu sisi, itu juga memberatkannya, ia begitu sibuk setiap
harinya, dan tidak yakin bahwa pelayanan yang baru dari sales-marketing CV. Ultima
Print Indonesia cukup sesuai dengan waktu yang ia miliki. Menurutnya, CV. Ultima
Print Indonesia sebaiknya berpikir ulang, apakah dengan sistem pelayanan baru yang
diterapkan memberatkan, menyita waktu pelanggan, bukannya meringankan dan
menghemat waktu pelanggannya. Seperti menandatangani dokumen pengantaran barang,
meminta tanda bukti pembayaran atau tanda bukti pemotongan pajak pemasangan,
Bapak T tidak memiliki waktu serta wewenang atas perihal yang berhubungan dengan
finance, sehingga ia memperkenalkan sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia untuk
berhadapan langsung dengan pihak finance PT. M yang menangani hal tersebut. Perihal
quality control, dan product knowledge, Bapak T pun mengakui, adanya peningkatan
drastis dengan sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia. Perbedaan yang ada, “ dulu
waktu saya menanyakan akan warna cetakan atau material produk, sales-marketing
selalu meng-over pertanyaan tersebut kepada supervisor atau operational director. Pada
awal-awal bekerja sama dengan CV. Ultima Print Indonesia, saya sangat meragukan
kinerja CV. Ultima Print Indonesia karena kurangnya product knowledge sales-
marketing CV. Ultima Print Indonesia”. Sekarang hal tersebut sudah tidak terjadi lagi,
sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia dinilai sudah lebih bisa mandiri, dan
108
menciptakan image yang baik, sebagai sales-marketing yang mengetahui kekurangan
dan kelebihan produk di mata PT. M
Bapak T tidak menolak untuk mengisi atau memberitahu kekurangan atau
komplain produk kepada CV. Ultima Print Indonesia. Hal tersebut selalu dinyatakan
secara terus terang kepada sales-marketing yang bertanggung jawab, sehingga dirasa
sudah tidak dibutuhkan lagi penjelasan atas keberatan produk atau jasa diatas kertas.
Mengenai pelayanan yang diberikan oleh sales-marketing CV. Ultima Print
Indonesia, Bapak T pun tidak ragu. Ketika terjadi krisis atas produk atau kekurangan
yang dibutuhkan oleh PT. M, sales-marketing yang bertanggung jawab tidak lari dari
tugasnya dan tetap bersedia untuk diganggu pada saat di luar jam kerja, dan tetap turut
hadir dalam pengawasan pemasangan item promosi baik ketika dibutuhkan atau tidak. ia
cukup salut akan hal tersebut. CV. Ultima Print Indonesia pun turut membantu
kebutuhan item promosi PT. M, meskipun tidak semua dapat disediakan karena
pertimbangan harga , Bapak T cukup puas dengan produk yang diberikan.
Bapak T pun mengharapkan agar sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia
untuk tetap lebih bertanggung jawab dalam pelayanan dan pemberian produknya. Ia juga
berpesan agar sales-marketing untuk lebih flexible dalam mengetahui kemauan dan
prosedur PT. M, tidak semua perusahaan dapat diperlakukan sama. Dalam PT. M ada
standar dan sejumlah aturan yang harus diikuti. Seperti kasus yang sering terjadi adalah,
kesalahan penulisan nama PT. M dalam invoice atau faktur pajak yang diberikan CV.
Ultima Print Indonesia. CV. Ultima Print Indonesia harus mengetahui kemana
pemberian invoice tersebut diberikan, tidak langsung kepadanya, namun kepada
langsung ke divisi finance, dikarenakan Bapak T tidak menangani hal tersebut secara
109
langsung. Apabila ada kendala dalam hal pembayaran pun, Bapak T menyarankan untuk
langsung menanyakannya ke divisi finance PT.M, bukan langsung kepada dirinya.
“Pengantaran barang harus lebih diperhatikan waktunya, agar tidak melewati
batas, karena jika item promosi tersebut dikirimkan melewati batas waktu yang
diberikan PT.M, item promosi tersebut tidak akan berlaku lagi di toko-toko serta
masyarakat”. Itulah saran yang ia berikan sembari menutup wawancara dari peneliti.
4.1.1.4.3 Wawancara dengan Pelanggan, yakni Garsen Indonesia.
Garsen merupakan perusahaan visual communication berbasis di Malaysia dan
sedang melakukan ekspansi nya di Indonesia, dengan pusatnya di Jakarta. Bapak Steven
selaku project director dari Garsen Indonesia menjadi informan dari penelitian ini.
Garsen Indonesia tercatat sebagai pelangan baru dalam CV. Ultima Print
Indonesia, yakni dalam kurun waktu 2 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, Garsen
Indonesia tercatat telah melakukan transaksi pembelian dengan CV. Ultima Print
Indonesiasebanyak 5 kali.
Peneliti pun menanyakan, apakah Bapak Steven, selaku pihak yang berwajib
dalam menangani pembelian item promosi untuk melengkapi kebutuhan perusahaan
serta pelanggannya senantiasa memesan produk dari CV. Ultima Print Indonesia. Bapak
Steven pun merespons dengan tersenyum, ia akan memesan produk dari CV. Ultima
Print Indonesia, sesuai dengan kebutuhaan yang ia perlukan, dan juga bergantung pada
klien perusahaannya. Walaupun sempat kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh
CV. Ultima Print Indonesia pada saat pertama kali ia melakukan kerja sama, ia tetap
memberikan kesempatan kepada CV. Ultima Print Indonesia dalam membuktikan
kinerja nya. Peneliti pun menanyakan, kasus apakah yang terjadi pada saat itu. Bapak
110
Steven menjawab, “ pada saat pertama kali saya melakukan transaksi, saya memesan
sticker ritrama untuk dipasang pada mobil box perusahaan klien saya. saya cukup puas
dengan produk cetakan yang dihasilkan, yang saya kecewakan adalah pelayanan
pemasangan sticker pada mobil box tersebut”. Mobil box tersebut tercatat baru keluar
dari dealer nya dan masih belum disentuh. Pada saat pemasangan sticker, semua
berjalan dengan lancar, hingga pada hari ke tiga setelah pemasangan tersebut, sticker
yang dipasang mengelupas pada setiap sisi nya. Ia kemudian mengkomunikasikan
dengan sales-marketing yang bertanggung jawab. Sales-marketing pun menjelaskan,
bahwa pengelupasan tersebut disebabkan karena pihak pemasangan CV. Ultima Print
Indonesia telah lalai dan tidak memberikan lem hit gun pada setiap sisi-sisi mobil box
tersebut, agar sticker menempel lebih rekat. Sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia
menjanjikan untuk memperbaiki sticker yang mengelupas tersebut, namun mobil box
telah dikirimkan ke batam, tempat klien Garsen Indonesia, sales-marketing CV. Ultima
Print Indonesia pun tidak dapat berbuat apa-apa selain meminta maaf atas kelalaian
tersebut dan berjanji tidak akan terulang lagi untuk ke dua kalinya.
Bapak Steven pun cukup kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh sales-
marketing, disamping sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia tidak dapat menjaga
kualitas pelayanan pemasangannya dan hanya meminta maaf secara personal saja.
Namun Bapak Steven memberikan kesempatan kedua kepada CV. Ultima Print
Indonesia untuk membantunya dalam melengkapi kebutuhan item promosi pelanggan
Garsen Indonesia. Ia menilai sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia cukup
bertanggung jawab, baik dalam mengkomunikasikan harga produk, harga tersebut sesuai
dengan kualitas produk yang diberikan. Sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia pun
dinilai cukup objektif dalam memberikan saran atau masukan atas pemilihan produk
111
yang diinginkan oleh Bapak Steven. “Sales-marketing memberikan saran akan
keunggulan akan produk yang saya butuhkan, dan kekurangannya, ia pun menyarankan
kepada saya produk mana yang sebaiknya dipilih setelah mengetahui dimana produk
tersebut akan diletakkan, dalam jangka waktu berapa lama, dan berapa m2 produk
tersebut dibutuhkan”.
Bapak Steven mengharapkan agar pelayanan yang diberikan CV. Ultima Print
Indonesia lebih ditingkatkan kembali, dan lebih berhati-hati ketika menjanjikan sesuatu
kepada pelanggannya. Seperti menjanjikan waktu pemasangan yang dibutuhkan, namun
ternyata tidak sesuai pada lapangan. Dalam hal kualitas, Bapak Steven sudah tidak ragu
lagi. Dalam hal tanggung jawab, respons sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia
dinilai cukup cepat dan tanggap, penguasaan bahan material produk pun dikuasai dengan
baik.
4.1.2 Hasil Observasi Peneliti Terhadap Perusahaan berupa Data Arsip yang
Diperoleh.
Berdasarkan hasil oberservasi peneliti pada arsip perusahaan, setiap hambatan atau
krisis yang terjadi antara pelanggan atau perusahaan harus tercatat dalam laporan guna
menjadi catatan bagi perusahaan. Kegunaan catatan atau data tersebut sebagai salah satu
cara mengukur kinerja perusahaan dalam memberikan pelayanan atau produknya kepada
pelanggan. Dan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggannya serta
sebagai sarana untuk menghindari krisis yang sama untuk terjadi lagi.
Berikut akan dilampirkan contoh data keberatan yang terjadi pada lapangan, dan
telah di arsipkan oleh sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia sebagai dokumen
perusahaan. Data keberatan pelanggan tersebut memuat :
112
- Tanggal : Tanggal terjadinya pelanggan mengemukakan keberatannya
- Perusahaan : Pelanggan perusahaan mana yang mengemukakan
keberatannya atau ketidakpuasannya atas produk – jasa yang
diberikan oleh CV. Ultima Print Indonesia dan yang telah
melakukan transaksi kerja sama.
- Problem : Mengemukakan kendala, hambatan, atau krisis yang terjadi,
dan keluhan apa yang disampaikan oleh pelanggan.
- Solusi : Yakni memuat solusi yang telah diberikan oleh sales-
marketing CV. Ultima Print Indonesia kepada pelanggan yang
mengemukakan keberatannya.
- Puas / Tidak : Merupakan tanggapan apakah pelanggan puas atau tidak
terhadap kinerja atau solusi yang telah diberikan sales-marketing
CV. Ultima Print Indonesia. Table puas/tidak juga harus memuat
komentar dan saran pelanggan terhadap kinerja atau solusi yang
diberikan.
113
Tabel4.1.2 Contoh Data KeluhanPelanggan
Tanggal 09 Januari 2011
Perusahaan PT. M*** A** P**. Tbk
Problem
1.Pemasangan di Plaza Indonesia
kasus :pemasangantidakrapi, terlihatsteplesdimana – mana.
Penyebab :menurutteknisi, rangka yang adadi outlet di outlet
tersebutcukuptua / rentan,
sehinggasekruppenopangnyamudahcopot.
Diatidakberanimembetulkannya, karenaitudiluarwewenangnya.
Sehinggapemasangan pun tidakbisamaksimal
2. Keterlambatanpemasangandi outlet ninewestseibu
Solusi
1.Pemasangan di Plaza Indonesia
solusidarikami : membuatrangkabaru agar
pengerjaannyarapidanmaksimalsebagaimanana yang diharapkan.
2. Keterlambatanpemasangandi outlet ninewestseibu
setelahkamikonfirmasi, teknisikamiternyatasudahberada di tempat
dari pagi, danbersamapakloisjuga.
Namuntidakbisamasukkarenapintuoutlettersebutmasih di kunci.
sehinggaharusmenunggupintuuntukdibukakanolehpetugas yang
114
Sumber : Data Arsip Perusahaan; DatabaseKeluhanPelanggan
CV. Ultima Print Indonesia
bersangkutan
Puas /
TidakPuas
Pelanggantidakpuas, tanggapanpelanggansebagaiberikut:
1. Untuk kontraktor sebelumnyamerekapakai double tape,lemsillentdansteplesrapih di
dalam list stainlessjdtidakkeliatandantidakadakeluhangypsumnyarentan. FYI, NW
PlzIndbarudibuka 12 Desember 2008 jdkayunyapastimasihkuat.
Untuk point no 2 kalaudatangpagisemestinyabslapor security unkdipanggilanak nine west.
Sewaktukaryawanseibudiijinkanmasuk jam 9
dananaknwsdhmasukkefloor,tidakadasamasekali info drpihak security
kaloadakontraktorygdatang. Pas datengtelatketokoalesannya ban motornyapecah??Ada 1
ygnunggudiluarmalahmintamasuk.
Semuaharuslewatpintukaryawandanharusmengikutiaturanseibugakbisaseenaknyaajamasuk.
Sayaharapkankedepannyasebelum kontraktor datang survey duluapalagi kontraktor
baruygbelum tau aturandept.store.
Regards,
Monique
116
Dari data di atas dapat terlihat, bagaimana sistem kinerja sales-marketing CV.
Ultima Print Indonesia dalam menangani setiap keluhan pelanggannya. Meskipun
keluhan pelanggan hanya disampaikan melalui e-mail, namun sales-marketing tetap
harus memasukkan keluhan tersebut pada data keluhan pelanggan, agar terjadi
transparansi komunikasi dengan pelanggan dalam perusahaan.
Tujuan lain dibuatnya data tersebut adalah, agar pesan yang tidak tersampaikan
oleh pelanggan dapat tersampaikan kepada sales-marketing untuk disampaikan lebih
lanjut kepada perusahaan. Hal ini agar tercipta komunikasi dua arah antara pelanggan
dan perusahaan. Dengan data keluhan pelanggan tersebut, perusahaan akan berusaha
semaksimal mungkin memenuhi dan menindak lanjuti keluhan pelanggan. Sehingga
akan tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggannya, dan
pelanggan pun akan merasa puas karena kebutuhannya telah dipenuhi oleh CV. Ultima
Print Indonesia. Dari hal tersebut pun, perusahaan mengharapkan agar terciptanya
kesetiaan pelanggan terhadap CV. Ultima Print Indonesia melalui transaksi pembelian
selanjutnya, dan tercipta image CV. Ultima Print Indonesia sebagai perusahaan yang
baik dan bertanggung jawab.
4.2 Pengolahan Data Hasil Penelitian
Bagi CV. Ultima Print Indonesia, marketing merupakan salah satu divisi yang
memegang peranan peting dalam perusahaan yakni dalam mengenalkan CV. Ultima
Print Indonesia kepada masyarakat. Divisi marketing telah dibentuk sejak berdirinya
CV. Ultima Print Indonesia, yakni pada tahun 2006. Tujuan dari dibentuknya divisi
marketing adalah untuk meningkatkan profit perusahaan CV. Ultima Print Indonesia
sendiri. Berdasarkan wawancara dengan supervisory director, Bapak Toni Tan,
117
perusahaan menyadari bahwa divisi marketing bukan semata-mata membuat dan
menjual sesuatu tanpa menerapkan teknik-teknik modern sama sekali. Pemasaran yang
baik membutuhkan dan menuntut rasa tanggung jawab serta kesadaran dari perusahaan
yang terlibat akan perlunya kegiatan-kegiatan PR dalam menujang operasinya.
Manajemen perusahaan memahami, bahwa dalam mengejar laba, mereka juga harus
memperhatikan kepentingan konsumen, bukan memanipulasi atau mengorbankan
konsumennya. Oleh karena itulah, divisi marketing juga berfungsi sebagai PR yaitu
sebagai negosiator dari pihak perusahaan untuk mencapai kesepakatan pemasaran baik
dalam bentuk kerja sama, dan kesepakatan jual beli yang menguntungkan.
Tujuan lain dari marketing sebagai PR perusahaan adalah kemampuan marketing
dalam mendidik pasar, menjadikan khalayak mengetahui keberadaan serta kegunaan
produk dari CV. Ultima Print Indonesia yang keberhasilannya ditentukan melalui
marketing dalam perusahaan. Dikutip dari Ruslan (2006: 61-63). Marketing sebagai
public relation berperan sebagai penjelasan. PR sebagai bentuk dalam marketing public
relation adalah PR sebagai individu yang bekerja sebagai konsultan untuk
mendefinisikan masalah, menyarankan pilihan dan memantau implementasi kebijakan.
PR sebagai fasilitator pemecahan masalah, bertugas untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah. Baik masalah yang terjadi dalam internal public perusahaan
maupun dengan pelanggan (external public).
Seiring berjalannya waktu dan krisis yang sering terjadi di dalamnya, CV. Ultima
Print Indonesia menyadari, perlunya dibangun suatu sistem untuk menghindari dan
mengurangi krisis yang sering terjadi. Maka dari itulah dibentuk dan diterapkannya
sistem customer relationship management yang didukung dengan strategi public relation
dalam pengaplikasiannya pada divisi marketing. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
118
Bapak Simon Darmawan selaku operational director CV. Ultima Print Indonesia. Krisis
yang serting terjadi adalah krisis komunikasi antara internal dan eksternal perusahaan.
Tidak adanya komunikasi dua arah antara perusahaan dengan pelanggannya, keluhan
pelanggan tidak tersampaikan kepada perusahaan dan dibiarkan begitu saja. Selain
disebabkan oleh krisis komunikasi tersebut, kriris lainnya adalah kurangnya
pengetahuan divisi marketing dalam menanggulangi krisis tersebut. Pernyataan tersebut
diperkuat dengan oleh Bapak Toni tan selaku supervisory director yang mengawasi
kinerja divisi marketing.
Meskipun tidak mengerahkan strategi public relation secara sepenuhnya di
dalam sistem customer relationship management, diharapkan customer relationship
management dan strategi public relation yang diaplikasikan sudah menjadi bekal yang
cukup bagi divisi marketing dan perusahaan sendiri dalam menanggulangi dan
mengurangi krisis yang selama ini terjadi serta dalam mengelola pelanggan perusahaan.
Krisis yang selama ini terjadi, mengakibatkan hilangnya kepercayaan pelanggan,
sehingga pelanggan beralih ke perusahaan lainnya. Hal ini tidak hanya menyebabkan
kerugian secara profit bagi perusahaan, tetapi juga mengurangi citra perusahaan di mata
masyarakat.
Divisi marketing tidak hanya berperan sebagai penjual terhadap pelanggannya,
tetapi juga sebagai PR perusahaannya. Hal ini dimaksudkan bahwa divisi marketing juga
dapat menjalin relasi yang disertai komunikasi harmonis dengan pelanggannya,
sehingga pelanggan pun tetap setia terhadap CV. Ultima Print Indonesia dan selalu
melakukan pembelian berulang. Program-program yang dilakukan antara lain marketing
sebagai problem solver ketika krisis terjadi, memberikan saran dan masukan baik kepada
perusahaan dan pelanggannya. Sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan
119
pelanggannya, melalui mengungkapkan pesan pelanggan yang tidak tersampaikan
kepada perusahaan kepada dirinya.
4.2.1. Penerapan Customer Relationship Management dalam CV. Ultima Print
Indonesia
Setelah sales-marketing mendapatkan pelanggan baru, sales marketing
diwajibkan untuk terus melakukan pelayanan purna penjualan atau after sales service
terhadap pelanggan yang ia tangani. Hal itu dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini:
a. Setelah penutupan penjualan terjadi, pastikan dan lengkapi semua rincian yang
diperlukan. Rincian tersebut meliputi:
- Produk yang diinginkan oleh pelanggan
- Quantity produk yang diinginkan oleh pelanggan
- Berikan rincian atas harga yang telah di sepakati dengan pelanggan
- Material produk apa yang diinginkan
b. Proses yang dilakukan antara lain:
- Menjadwalkan waktu produksi produk tersebut
- Menjadwalkan waktu pengiriman produk
- Pastikan produk tersebut terselesaikan tepat waktu, dengan mengawasi ruang
produksi
- Setelah produk selesai diproses, cek ulang kembali hasil produksi produk tersebut.
Apabila terdapat kecatatan, segera minta ruang produksi untuk mencetak ulang.
- Pastikan produk telah siap di packaging untuk dikirimkan ke pelanggan.
120
- Kirimkan produk kepada pelanggan sesuai dengan jadwal dan komunikasi dengan
kurir.
- Lengkapi pula dengan surat jalan dan surat tanda terima barang.
- Sales-marketing hadir pada saat pemasangan produk guna mengawasi kinerja
petugas lapangan.
c. Berikan invoice 1 minggu sebelum tanggal jatuh tempo
d. Lakukan jadwal kunjungan kembali.
Hal-hal yang dilakukan dalam kunjungan tersebut antara lain:
- Memastikan bahwa pelanggan puas dengan produk dan pelayanan yang diberikan
- Apabila terjadi keberatan oleh pelanggan, sales-marketing wajib untuk mencatat
keberatan tersebut dan melaporkannya kepada supervisory dan operational director
nantinya.
- Memberikan solusi atas keberatan pelanggan. Menjelaskan kondisi lapangan, ruang
produksi, Dan meminta maaf atas krisis atau kendala yang terjadi yang
bersangkutan dengan keberatan pelanggan.
- Menggali informasi apa yang dibutuhkan oleh pelanggan selanjutnya. Agar terus
terjalin kerjasama antara pelanggan dengan perusahaan.
Dalam penerapan customer relationship management pada CV. Ultima Print Indonesia
itu sendiri, diakui bahwa setiap konsumen adalah individu-individu yang memiliki
kebutuhan, aspirasi dan keinginan. Dengan mengakui konsumen sebagai individu, CV.
Ultima Print Indonesia dapat memulai memperlakukan mereka dengan cara mereka
ingin diperlakukan, bukan hanya sebagai suatu objek yang mendatangkan keuntungan
semata bagi perusahaan.
121
4.2.2 Pengolahan data berdasarkan hasil wawancara dan observasi.
Dalam setiap kegiatan atau hubungan dengan pelanggan tentunya akan
terjadi hambatan dan tidak selalu berjalan mulus. Demikian pula hambatan yag
tersampaikan dan tidak tersampaikan melalui komunikasi. Guna menghinari hambatan
tersebut, CV. Ultima Print Indonesia membuat sebuah database pelanggan berupa data
keluhan. Setiap keluhan pelanggan baik yang tersampaikan secara langsung kepada
perusahaan atau hanya disampaikan secara personal kepada sales-marketing secara
pribadi harus tercatat dalam data keluhan pelanggan ini. Keluhan-keluhan atau hambatan
ini, apabila tidak didata ditakutkan dapat berakibat kepada kekecewaan pelanggan secara
terus menerus, dan akhirnya pelanggan akan meninggalkan CV. Ultima Print Indonesia
dan beralih ke vendor digital printing lainnya.
Harapan, saran dan keluhan tersebut dapat menjadi masukan bagi CV. Ultima Print
Indonesia dalam membenahi setiap krisis yang terjadi, baik krisis yang disebabkan oleh
CV. Ultima Print Indonesia atau krisis oleh pelanggan sendiri.
Berdasarkan data di atas, menurut penelitii data tersebut dapat menunjukkan bahwa
CV. Ultima Print Indonesia menerapkan strategi public relation dalam sistem customer
relationship management ketika menangani setiap keluhan pelanggan nya, melalui
penyelesaian hambatan atau krisis dengan pelanggannya, sales-marketing CV. Ultima
Print Indonesia juga memberikan solusi dalam penyelesaian masalah. Masalah atau
solusi tersebut juga dibuat dokumentasinya yaitu berupa data-data dalam dokumen.
Yang berguna sebagai acuan perusahaan untuk meminimalisir krisis tersebut untuk
terjadi lagi. Hal ini pun dinyatakan secara langsung oleh Bapak Toni Tan dalam
wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. “Apabila pelanggan tidak mampu
menyatakan aspirasi atau kendala yang mereka alami terhadap perusahaan, ia dapat
122
menyampaikannya kepada sales-marketing. Sehingga sales-marketing dapat
menyampaikan apa yang diinginkan oleh pelanggan kepada perusahaan. Setiap pesan
yang tidak tersampaikan oleh pelanggan secara langsung ke perusahaan namun telah
diterima oleh sales-marketing, sales marketing wajib mendata setiap keluhan tersebut.
Kemudian perusahaan akan memberikan penjelasan serta pengertian kepada sales-
marketing untuk disampaikan kembali kepada pelanggan. Dengan begitu akan tertanam
itikad baik (good will), serta pengertian antar kedua belah pihak (mutual
understanding), dan kepercayaan konsumen tersebut kepada perusahaan, sehingga ia
akan menjadi pelanggan setia CV. Ultima Print Indonesia.”
Dikutip dari Frans.M Royan dalam bukunya yang berjudul “The Power of
Database”. Kunci utama dalam customer relationship management sebenarnya adalah
mengandung unsur konsumen itu sendiri, hubugan individu yang harmonis dan semakin
meningkat dari waktu ke waktu, adanya pemenuhan keinginan dan kebutuhan
konsumen, serta bagaimana perusahaan mengelola mereka agar tetap menjadi konsumen
yang setia. Bentuk pemmberian perusahaan adalah memenuhi keinginan dan
kebutuhannya, sebagai bentuk meminta adalah mengharapkan konsumen itu loyal pada
perusahaan. Namun yang lebih penting lagi, semua tercipta dan berakar dari adanya
database customer. Tanpa dabase customer apa yang diberikan dan diharapkan dari
konsumen tentunya tidak akan tercipta (2011:72-73).
Berdasarkan tujuan dari penelitian yang digunakan yaitu untuk mengetahui
strategi public relation dalam membangun customer relationship management dalam
CV. Ultima Print Indonesia sebagai strategi bisnis dan filosofi dalam mengelola
pelanggannya, maka peneliti menyimpulkan bahwa strategi public relation yang
diterapkan dalam membangun customer relationship management dalam CV. Ultima
123
Print Indonesia telah diimplementasikan dengan baik, meskipun CV. Ultima Print
Indonesiabelum menerapkan strategi public relation secara menyeluruh di dalamnya.
Strategi public relation yang diterapkan dalam customer relationship management CV.
Ultima Print Indonesia dapat mereduksi permasalahan baik secara internal dan hambatan
atau krisis dengan pihak eksternal. Kesimpulan tersebut didasarkan atas tujuan CV.
Ultima Print Indonesia dan hasil penelitian berupa observasi lapangan yaitu database
keluhan pelanggan yang tersedia dan wawancara dengan narasumber, yaitu narasumber
internal dan narasumber eksternal.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah keseluruhan data yang ditemukan oleh peneliti pada latar penelitian dan
proses analisis antar informan wawancara maupun berdasarkan data dokumentasi hasil
observasi, selanjutnya peneliti menyajikan kesimpulan tentang strategi public relation
yang diterapkan dalam customer relationship management pada CV. Ultima Print
Indonesia.
Berdasarkan analisis peneliti melalui wawancara dengan key informan yaitu
supervisory dan operational director, ’“jika terjadi krisis dengan pelanggan, dan setelah
dicari akar permasalahan, ternyata letak kesalahan berasal dari perusahaan kita. Maka
sales-marketing tersebut harus mampu meminta maaf, memberikan penjelasan yang
masuk akal kepada pelanggan mengenai kondisi perusahaan kita, dan yang terpenting
adalah memberikan solusi atas kesalahan yang kita buat atau kesalahan yang terjadi”.
Dari wawancara tersebut, terdapat kesamaan dengan teori yang digunakan oleh
peneliti yaitu, public relation dalam fungsi marketing berperan sebagai fasilitator
komunikasi dan pemecahan masalah (Ruslan 2006:20). Marketing sebagai public
124
relation bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak
manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh
pelanggannya. Di lain pihak, ia juga dituntut untuk mampu menjelaskan kembali
keinginan, kebijakan dan harapan perusahaan terhadap pelanggannya. Dengan
komunikasi timbal balik tersebut, tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai,
mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. Sehingga hambatan atau
krisis yang terjadi selama ini dengan pelanggan dapat direduksi dan dihindari.
Marketing sebagai public relation berfungsi sebagai fasilitator pemecahan
masalah. Marketing sebagai public relation bertugas untuk membina hubungan baik
dengan pelanggan perusahaan, apabila terjadi krisis atau hambatan antara pelanggan
dengan perusahaan, marketing sebagai public relation berkewajiban untuk
menginvestigasi permasalahan tersebut. Investigasi akan diselidiki lebih lanjut dari mana
masalah tersebut muncul, akan dicari solusi pemecahan masalah tersebut. Apabila
kesalahan muncul dari staf CV.Ultima Print Indonesia, maka perusahaan tidak akan
lepas dari tanggung jawabnya, yaitu melalui pemberian ganti rugian terhadap pelanggan.
Dengan penerapan kedua fungsi public relation tersebut, divisi marketing dapat menjalin
hubungan dengan pelanggannya secara harmonis, pemeliharaan, dan pengoptimalan
suatu hubungan jangka panjang dan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap
perusahaan sehingga tercipta kesetiaan pelanggan. Pelanggan yang setia akan terus
mengkonsumsi produk dan jasa pelayanan CV.Ultima Print Indonesia.
Berdasarkan analisis peneliti dari hasil wawancara dengan informan eksternal,
yakni informan utama, yaitu para pelanggan: pelanggan yang telah lama bekerja sama
dengan CV. Ultima Print Indonesia, selama 3 tahun dalam penelitian ini adalah PT.
Metrodata. Pelanggan sedang, yaitu pelanggan yang telah melakukan transaksi kerja
125
sama dengan CV. Ultima Print Indonesia dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan, yakni
PT. M, dan pelanggan baru, yaitu Garsen Indonesia, yang baru bekerja sama dengan CV.
Ultima Print Indonesia dalam kurun waktu 2 bulan. Disimpulkan bahwa pada awalnya,
mereka kecewa, namun untuk selanjutnya, mereka puas dalam pelayanan sales-
marketing CV. Ultima Print Indonesia. PT. Metrodata pun sebagai pelanggan lama,
menyatakan keinginannya untuk terus bekerja sama dengan CV. Ultima Print Indonesia.
Dengan strategi public relation yang diterapkan dalam sistem customer relationship
management, sales-marketing CV. Ultima Print Indonesia dapat mengetahui hal-hal apa
saja yang diperlukan dalam menghadapi pelanggannya. Hal ini juga diungkapkan oleh
Bapak Simon Darmawan, selaku operational director dalam wawancara dengan
peneliti, bahwa sales-marketing tidak hanya berperan sebagai penjual. sales-marketing
harus bisa berperan sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan pelanggan,
menyampaikan aspirasi pelanggan terhadap perusahaan,sebagai problem solver ketika
krisis atau hambatan datang.
Dalam menghadapi setiap masalah, yang dipertanyakan bukanlah siapa yang
benar, namun dicari solusi yang tepat untuk menyelesaikannya . Strategi public relation
melalui pendekatan kerjasama, strategi pendekatan persuasif, dalam customer
relationship management inilah yang dinilai lebih efektif guna menjalin hubungan
dengan pelanggan dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Bila strategi
tersebut dapat diterapkan, maka sales-marketing dapat melakukan komunikasi dua arah
dengan baik. Sehingga kata sepakat dapat dengan mudah kita capai dalam negosiasi.
Jika dilihat dari teori yang dipakai penulis dalam penelitian ini, yaitu strategi
public relation pendekatan kerja sama dan kegiatannya, maka sangatlah sesuai.
126
Dikarenakan strategi public relation pendekatan kerja sama diterapkan
denganmenyediakan forum untuk dialog dan diskusi. Seluruh director yang
berpartisispasi dalam proses manajemen ikut terlibat dalam diskusi dan negosiasi dengan
organisasi yang mempengaruhi mereka. Nilai dan masalah organisasi maupun publik
dinilai sama-sama penting. Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Simon Darmawan dan
Bapak Toni Tan dalam wawancara dengan peneliti.
Strategi public relation pendekatan kerja sama memusatkan pada program-
program komunikasi dalam pembangunan customer relationship management. Strategi
public relation pendekatan kerjasama tersebut berfungsi untuk membangun dan
mempertahankan hubungan serta mengatasi masalah dengan pelanggan dan pihak
internal perusahaan.
Dikutip dari Ruslan (2003: 119-120) ”public relation atau humas berfungsi untuk
menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta
partisipasi untuk mewujudkan tujuan bersama. Fungsi tersebut dapat diwujudkan
melalui strategi public relation, yaitu strategi operasional, pendekatan persuasif dan
edukatif, pendekatan tanggung jawab sosial, dan pendekatan kerja sama.”
Dengan strategi public relation dalam pembangungan customer relationship
management, CV. Ultima Print Indonesia berusaha menerapkan strategi tersebut
melalui:
- strategi operasional.
Sales-marketing sebagai public relation antara CV. Ultima Print Indonesia mutlak
berkemampuan untuk mendengarkan (listening) dan bukan sekedar mendengar
(hear) mengenai aspirasi para pelanggannya. Dengan diciptakan data keluhan
127
pelanggan, dimana seluruh keluhan, kebutuhan , dan harapan pelanggan kepaada
CV.Ultima Print Indonesia tersimpan dan dicari solusinya oleh CV. Ultima Print
Indonesia. Dengan keluhan data pelanggan tersebut, tercipta komunikasi dua arah
antara pelanggan dengan perusahaan.
- Pendekatan persuasif dan edukatif
Sales-marketing CV.Ultima Print Indonesia melakukan pendekatan persuasif dan
edukatif kepada pelanggannya. Dengan memperhatikan formula AIDA (attention,
interest, desire, action), minat, hasrat atau keinginan, dan tindakan pelanggannya. Sales-
marketing lebih menekankan keuntungan yang didapat pelanggannya daripada
berorientasi pada produk yang dijual, misalnya daya tahan suatu produk, manfaat, dan
harga yang terjangkau. Hal tersebut juga diterapkan ketika pelanggan kesulitan
menentukan material produk yang diinginkan. Sales-marketing akan membantu
pelanggan dalam memilih material produk melalui penjelasan akan keunggulan dan
kekurangan material produk tersebut. Dengan memberikan penjelasan tersebut,
CV.Ultima Print Indonesia akan dinilai sebagai suatu perusahaan yang informatif, dan
memposisikan perusahaan sebagai leader atau expert dalam bidangnya kepada
pelanggannya, bukan hanya sebagai perusahaan yang mementingkan keuntungan
semata.
- Pendekatan tanggung jawab sosial
Setiap keluhan pelanggan di data dan disampaikan kepada perusahaan melalui data
keluhan pelanggan, yang berguna sebagai bahan acuan untuk dipelajar dan menghindari
krisis yang sama selanjutnya. sales-marketing juga memberikan solusi pemecahan
128
masalah atas krisis yang terjadi. Dengan kegiatan tersebut, sales-marketing CV. Ultima
Print Indonesia menumbuhkan sikap tanggung jawab atas masalah yang terjadi bukan
menghindar atau mengabaikan setiap masalah yang terjadi. Hal tersebut dilakukan bukan
untuk mengambil keuntungan sepihak, namun untuk memperoleh keuntungan bersama
yakni keuntungan bagi perusahaan dan keuntungan bagi pelanggan sendiri. Dengan
tanggung jawab sales-marketing sebagai problem solver dan jembatan komunikasi
antara perusahaan dengan konsumennya akan terbangun kepercayaan konsumen kepada
perusahaan. Sehingga pelanggan tidak akan segan-segan untuk melakukan pembelian
berulang lagi.
- Pendekatan kerja sama
pendekatan kerja sama dilakukan dengan membina hubungan yang harmonis
antara perusahaan dengan berbagai kalangan yakni internal dan eksternal perusahaan.
Dibukanya forum diskusi yaitu melalui briefing yang diselenggarakan setiap minggu
antara board of director dengan karyawan CV.Ultima Print Indonesia dari segala divisi.
Melalui diskusi tersebut akan terlihat krisis apa saja yang menjadi hambatan dalam
pelaksanaan kerja internal perusahaan. Apa yang tidak dapat disampaikan oleh karyawan
selama ini dapat disampaikan secara terbuka dalam briefing ini. Dengan diskusi tersebut
pun, akan muncul masukan-masukan dari berbagai sumber sebagai sarana pemecahan
masalah. Board of director akan mendengarkan masukan-masukan yang diberikan dari
berbagai pihak karyawan dan mempertimbangkannya sebagai alternatif pemecahan
masalah. Dengan forum diskusi tersebut, para karyawan termotivasi dalam bekerja
secara maksimal, dan sales-marketing pun akan terdorong untuk melakukan proses
penjualan kepada pelanggan.
129
Pendekatan kerja sama dengan pihak eksternal (pelanggan) perusahaan,
dilakukan melalui mendengarkan masukan atau kritik dari para pelanggan, apa yang
menjadi kekurangan perusahaan akan diperbaiki dan ditunjukkan kembali kepada
pelanggan untuk memperoleh opini pelanggan serta perubahan sikap yang positif bagi ke
dua belah pihak.