2011-2-00356-MN Bab3001

22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2004: 11) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode survey, karena penelitian dilakukan kepada populasi besar, dan data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Sugiyono: 2004). Metode 23

Transcript of 2011-2-00356-MN Bab3001

Page 1: 2011-2-00356-MN Bab3001

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat eksplanasi, penelitian ini menggunakan jenis

penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2004: 11) penelitian asosiatif merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat

berfungsi untuk menjelaskan,meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

Metode penelitian yang digunakan merupakan metode survey, karena

penelitian dilakukan kepada populasi besar, dan data yang dipelajari adalah data

dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-

kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis

maupun psikologis (Sugiyono: 2004). Metode survey dalam penelitian ini melalui

penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada pelanggan.

Unit analisis yang diteliti adalah individu, yaitu orang-orang yang

menjadi pelanggan PT Phapros.

Cross section adalah penelitian yang dilakukan satu kali pengukuran saja

pada waktu yang sama (Zulganef: 2008).

23

Page 2: 2011-2-00356-MN Bab3001

24

Tabel 3.1 Metode yang Digunakan

Tujuan

Penelitian

Jenis

Penelitian

Metode

Penelitian

Unit Analisis Time

Horizon

T-1 Asosiatif Survey Individu

konsumen apotek

Cross section

T-2 Asosiatif Survey Individu

konsumen apotek

Cross section

T-3 Asosiatif Survey Individu

konsumen apotek

Cross section

Sumber: Peneliti

Keterangan:

T-1 = Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap

purchase intention pada PT Phapros Tbk.

T-2 = Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap

corporate image pada PT Phapros Tbk

T-3 = Untuk mengetahui pengaruh corporate image terhadap purchase intention

pada PT Phapros Tbk.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional atau sering dinamakan juga sebagai operasionalisasi

variabel adalah kegiatan atau proses yang dilakukan peneliti untuk mengurangi

tingkat abstraksi konsep sehingga konsep tersebut dapat diukur (Zulganef: 2008).

Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

Page 3: 2011-2-00356-MN Bab3001

25

1) Variabel bebas (independent variable)

Menurut Sugiyono (2004: 33) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Corporate

Social Responsibility (X)

2) Variabel terikat (dependent variable)

Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. (Sugiyono: 2004). Dalam penelitian ini variabel terikatnya

adalah purchase intention (Y)

3) Variabel Pemoderat (moderating variable)

Menurut Zulganef (2008: 69) Variabel pemoderat adalah variabel yang

mempunyai efek kontijensi kuat terhadap hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Umumnya variabel pemoderat adalah

variabel ketiga yang kehadirannya mengubah hubungan awal (originally)

antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini

yang digunakan sebagai variabel pemoderat adalah corporate image (Z).

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran SkalaCorporate Social Responsibility (X)

Perusahaan yang menunjukan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada kemajuan masyarakat, khususnya komunitas sekitar (people), serta lingkungan hidup/bumi (planet) dan peningkatan kualitas perusahaan (profit). (John Elkington)

Ekonomi Tingkat kualitas & keamanan produk

Ordinal

Sosial Tingkat kesejahteraan karyawan

Lingkungan Tingkat pencemaran lingkungan

Page 4: 2011-2-00356-MN Bab3001

26

Corporate Image (Z)

Pemikiran pelanggan tentang citra atau gambaran menyeluruh dari perusahaan berdasarkan pengalaman dan pemahaman pelanggan masing-masing.(Ratih)

Moralities Tingkat moral perusahaan

Ordinal

Management Tingkat pengelolaan baik perusahaan

Performance Tingkat kinerja perusahaan

Purchase Intention (Y)

Kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian.(Assael)

Rangsangan Tingkat ketertarikan konsumen

Ordinal

Kesadaran  TIngkat kesadaran konsumen

Pencarian informasi

 Tingkat ketertarikan konsumen

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

kuantitatif dengan sumber datanya adalah data primer.

Menurut Sekaran (2011: 61) data bisa diperoleh dari sumber primer atau

sekunder. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan

pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik

studi. Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber

yang telah ada.

Page 5: 2011-2-00356-MN Bab3001

27

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

No. Tujuan Jenis Data Sumber Data

1 T-1 Kuantitatif Primer

2 T-2 Kuantitatif Primer

3 T-3 Kuantitatif Primer

Sumber: Peneliti

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Berbagai teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2004: 135) "Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya".

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat

pernyataan tertulis kepada responden.

2) Wawancara

Menurut Sekaran (2011: 67) "Salah satu metode pengumpulan data adalah

mewawancara responden untuk memperoleh informasi mengenai isu yang

diteliti. Wawancara bisa terstruktur atau tidak terstruktur, dan dilakukan

secara tatap muka, melalui telepon, atau online".

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara terstruktur dan

dilakukan secara tatap muka dengan pihak PT. Phapros, Tbk berhubungan

Page 6: 2011-2-00356-MN Bab3001

28

dengan topik yang dibahas dalam skripsi ini untuk memperoleh data-data

yang dibutuhkan.

3) Observasi

Menurut Zulganef (2008: 169) "Dalam kondisi ini peneliti mengamati

kegiatan-kegiatan subjek atau kondisi alamiah suatu objek tanpa berusaha

untuk memunculkan respon dari siapapun". Peneliti melakukan observasi

langsung ke apotek.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sekaran (2011: 127) , Pengambilan sampel (sampling) adalah

proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian

terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan

membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada

elemen populasi. Ada dua tipe utama desain pengambilan sampel: pengambilan

sampel cara probabilitas dan nonprobabilitas. Dalam pengambilan sampel cara

probabilitas (probability sampling), besarnya peluang atau probabilitas elemen

populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel diketahui. Dalam pengambilan

sampel cara nonprobabilitas (nonprobability), besarnya peluang elemen untuk

terpilih sebagai subjek tidak diketahui.

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

nonprobabilitas dengan sampling aksidental. Menurut Sugiyono (2004: 77)

sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

Page 7: 2011-2-00356-MN Bab3001

29

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data. Dalam hal ini adalah konsumen yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti di apotek.

3.5.1 Penentuan Jumlah Sampel

Jumlah sampel total pada penelitian ini merujuk pada sampel minimal

dengan menggunakan alat analisis Structural Equation Models (SEM) yaitu 200

sampel seperti yang dikemukakan oleh Hair, Black, Babin, Anderson (2010: 661).

3.6 Metode Analisis

Structural Equation Models (SEM) atau model persamaan struktural,

menurut Maruyama (1998) yang dikutip oleh Wijaya (2009: 1) adalah sebagai

berikut: "SEM adalah sebuah model statistik yang memberikan perkiraan

perhitungan dari kekuatan hubungan hipotesis di antara variabel dalam sebuah

model teoritis, baik secara langsung atau melalui variabel antara( intervening or

mediating variables)".

Hair, Black, Babin, Anderson (2010: 634) memberikan definisi sebagai

berikut: "Multivariate technique combining aspects of factor analysis and multiple

regression that enables the researcher to simultaneously examine a series of

interrelated dependence relationships among the measured variables and latent

construct(variates) as well as between several latent construct".

Page 8: 2011-2-00356-MN Bab3001

30

Dengan demikian dapat diartikan bahwa SEM merupakan teknik statistik

yang mampu menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan indikatornya,

variabel laten yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah model statistik. SEM

sebenarnya merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek-aspek penegasan

(confirmatory) dari analisis faktor, analisis jalur dan regresi yang dapat dianggap

sebagai kasus khusus dalam SEM.

Dimana model penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram Lintasan

Data yang diperoleh peneliti, selanjutnya diolah dengan menggunakan

LISREL 8.80.

Untuk keperluan analisis ini, peneliti mengumpulkan dan mengolah data

yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot dari setiap

CSR Corporate image

Purchase intention

X3

y1X1

X2

X4

X5

X6

X7

X8

X9

x10

y2

y3

y4

y5

y6

y7

y8

y9

y10y11y12

11

2

21

11

21

11x

101x

11y

91y

102y122y

1

2

3

4

5

6

7

8

9

101112

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

2

Page 9: 2011-2-00356-MN Bab3001

31

pernyataan berdasarkan skala likert. Adapun bobot nilai jawabannya adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.5 Alternatif Jawaban Responden

Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sarjono dan Julianita (2011: 6)

3.6.1 Tahapan Dalam Prosedur SEM

Menurut Bollen dan Long (1993) yang dikutip oleh Wijanto (2008: 34)

Prosedur SEM secara umum akan mengandung tahap- tahap sebagai berikut :

1) Spesifikasi model (model specification)

Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan structural,

sebelum dilakukan estimasi.Model awal ini diformulakan berdasarkan suatu

teori atau penelitian sebelumnya.

2) Identifikasi (identification)

Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya

nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan

kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya.

3) Estimasi (estimation)

Page 10: 2011-2-00356-MN Bab3001

32

Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan

nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang

tersedia.Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan

berdasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis.

4) Uji kecocokan (testing fit)

Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data.

Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) dapat

digunakan untuk melaksanakan langkah ini.

5) Respesifikasi (respecification)

Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model berdasarkan atas hasil uji

kecocokan tahap sebelumnya.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan adalah corrected item-total correlation.

Menurut Kaplan dan Saccuzo (1993 : 106) : “Suatu item pertanyaan dikatakan

valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien

validitasnya lebih dari atau sama dengan dari rtabel", dimana pada penelitian ini

nilai rtabel dengan sampel 30 adalah sebesar 0,306.

Untuk pengujian validitas instrumen penelitian yang berupa skor yang

memliki tingkatan, rumus yang digunakan adalah koefisien validitas dengan

koefisien korelasi item-total, yaitu :

(Azwar, 2001:166).

Dimana rix merupakan korelasi product Moment :

Page 11: 2011-2-00356-MN Bab3001

33

(Azwar,2001:19)

Keterangan :

rix : korelasi antara instrumen pertanyaan secara keseluruhan

Si2 : Varians jawaban responden untuk instrumen ke i

Sx2 :Varians jawaban responden keseluruhan instrumen

:Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen

:Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke – i

:Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang

dikuadratkan.

: Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke – i yang

Dikuadratkan

Dasar pengambilan keputusan:

Jika r positif, serta r 0,306 maka item pertanyaan tersebut valid.

Jika r tidak positif, serta r < 0,306 maka item pertanyaan tersebut

tidak valid.

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan

pengukuran dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain

sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda

interpretasi dalam pemahaman pertanyaan tersebut. Kaplan dan Saccuzo (1993 :

123) menyatakan : “Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel

dikatakan reliabel dan berhasil mengukur variabel yang kita ukur jika koefisien

reliabilitasnya lebih dari atau sama dengan 0,600”.

Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan

koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, yaitu :

(Azwar, 2001 : 78)

Page 12: 2011-2-00356-MN Bab3001

34

Keterangan :

k : Jumlah Instrumen pertanyaan

: Jumlah varians dari tiap instrumen

: Varians dari keseluruhan instrumen

3.8 Metode Succesive Interval

Dalam teknik pengolahan data, peneliti menggunakan skala pengukuran

yang diperoleh dari hasil jawaban responden dalam penelitian ini yaitu skala

ordinal dan skala likert dengan rentang 1-4. Agar diperoleh hasil analisis

hubungan yang baik, data ordinal dari kuesioner perlu dinaikkan menjadi skala

interval berurutan (Method of Successive Interval). Peningkatan skala dari ordinal

ke interval ini dilakukan untuk setiap item per variabel. Tahapan-tahapan tersebut

menurut Harun Al-Rasyid (1993: 131) yaitu:

1. Menentukan frekuensi setiap respon

2. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah

sampel

3. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga

diperoleh proporsi kumulatif

4. Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap

menyebar mengikuti sebaran normal baku

5. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon dengan rumus :

Page 13: 2011-2-00356-MN Bab3001

35

Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga diperoleh transformed scale value (TSV).

3.9 Rancangan Uji Hipotesis

Berdasarkan tujuan utama penelitian ini, terdapat tiga hipotesis yaitu :

1) Hipotesis pertama

Ho : Tidak ada pengaruh antara Corporate Social Responsibility

terhadap purchase intention.

H1 : Terdapat pengaruh antara Corporate Social Responsibility

terhadap purchase intention.

Statistik Uji :

Kriteria uji :

Tolak hipotesis nol jika

Terima hipotesis nol jika

2) Hipotesis kedua

Page 14: 2011-2-00356-MN Bab3001

36

Ho : Tidak ada pengaruh antara Corporate Social Responsibility

terhadap corporate image.

H1 : Terdapat pengaruh antara Corporate Social Responsibility

terhadap corporate image.

Statistik Uji :

Kriteria Uji :

Tolak hipotesis nol jika

Terima hipotesis nol jika

3) Hipotesis ketiga

Ho : Tidak ada pengaruh antara corporate image terhadap

purchase intention.

H1 : Terdapat pengaruh antara corporate image terhadap

purchase intention.

Statistik Uji

Kriteria Uji :

Page 15: 2011-2-00356-MN Bab3001

37

Tolak hipotesis nol jika

Terima hipotesis nol jika

3.10 Rancangan Pemecahan Masalah

Rancangan pemecahan masalah penelitian ini adalah untuk memperoleh

informasi yang nantinya bisa digunakan sebagai referensi untuk PT. Phapros, Tbk.

dalam membuat kebijakan-kebijakan perusahaan serta untuk melakukan

perbaikan-perbaikan sehingga dapat meraih tujuan yang diharapkan.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Corporate Social

Responsibility yang diasumsikan memiliki hubungan secara positif terhadap

purchase intention, dan corporate image. Serta corporate image yang

diasumsikan memiliki hubungan secara positif terhadap purchase intention.