54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu...

35
54 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sarwono (2006) metode kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian – bagian dan fenomena serta hubungan – hubungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode kuantitatif ini adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial dijabarkan kedalam komponen masalah, variable dan indikator (Sumanto, 1995). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena dalam penelitian ini ingin mengetahui pengukuran hubungan antar variabel secara objektif. 3.2 Jenis Penelitian Menurut Sekaran (2003, p.18) desain penelitian adalah “suatu rencana penelaahaan atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah”. Penelitian dalam skripsi ini menggunakan jenis penelitian bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian asosiatif dapat ditemukan kejadian – kejadian relatif, distributif, dan hubungan – hubungan antar 54

Transcript of 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu...

Page 1: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

54

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang digunakan

Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode kuantitatif.

Menurut Sarwono (2006) metode kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

sistematis terhadap bagian – bagian dan fenomena serta hubungan –

hubungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode kuantitatif ini adalah

metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif

terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap

fenomena sosial dijabarkan kedalam komponen masalah, variable dan

indikator (Sumanto, 1995). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

karena dalam penelitian ini ingin mengetahui pengukuran hubungan antar

variabel secara objektif.

3.2 Jenis Penelitian

Menurut Sekaran (2003, p.18) desain penelitian adalah “suatu

rencana penelaahaan atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab

pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah”. Penelitian dalam skripsi ini

menggunakan jenis penelitian bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel atau lebih. Dengan penelitian asosiatif dapat ditemukan

kejadian – kejadian relatif, distributif, dan hubungan – hubungan antar

54

Page 2: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

55

variabel sosiologis maupun psikologis. Pada penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara variabel kompetensi pribadi(X1), faktor –

faktor individual(X2), role challenges of ethics officers (Y), dan kinerja

ethics officer(Z).

Unit analisis yang dituju dalam penelitian ini adalah para karyawan

yang berada dalam unit atau divisi perusahaan yang berada dibawah

pengawasan ethics officerpada PT. Indomuda Satria Internusa dantime

horizon yang digunakan pada penelitian kali ini menggunakan time horizon

cross sectional. Menurut Sekaran, Uma (2007, p.177) studi cross sectional

adalah sebuah studi yang pengumpulan datanya hanya dilakukan satu kali.

Desain peneltian dalam skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan

peneltian

Desain Penelitian

Jenis

Penelitian

Metode

Penelitian

Unit Analisis Time

Horizon

T-1 Assosiatif Survei Individual =

karyawan

Cross-

Sectional

T-2 Assosiatif Survei Individual =

karyawan

Cross-

Sectional

Sumber : (Penulis, 2012)

Keterangan :

- T-1 : Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh

Personal Competencies(X1) dan Individual Factors(X2)terhadap Ethics

Page 3: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

56

Officer’s Performance(Z)didalam PT. Indomuda Satria Internusa secara

parsial maupun simultan.

- T-2 : Untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh

Personal Competencies (X1), Individual Factors (X2)dan Role

Challenges of Ethics Officers(Y) terhadap Ethics Officer Performance

(Z) PT. Indomuda Satria Internusa secara parsial maupun simultan

Berdasarkan tabel 3.1, proses pengambilan informasi pada

penelitian ini didapat dari para karyawan dengan pengumpulan data

sebanyak satu kali pada waktu tertentu (cross sectional).

3.3 Operasionalisasi Variabel

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p.11). Definisi operasional

variabel merupakan penjelasan pengertian dari teori variabel, sehingga dapat

diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tertentu. Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati

dan sesuatu(objek), dan mampu memberikan macam-macam nilai atau

beberapa kategori.

Penggunaan skala pada awal penelitian adalah skala ordinal karena

data yang diperoleh dari kuesioner akan berbentuk ordinal, yaitu hanya

menyatakan peringkat tanpa disertai jarak atau interval antar peringkat

(Indriantoro dan Supomo, 2002, p.98). Kemudian dalam pengolahan akan

diubah menjadi data interval dengan transformasi data karena ini merupakan

salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala

Page 4: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

57

interval (Riduwan dan Kuncoro 2008, p.30). Kemudian pengukuran skala

sikap yang dipakai adalah skala Likert yang menurut Istijanto (2010, p.87)

berguna untuk mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan

responden terhadap pernyataan. Skala Likert ini menggunakan lima angka

penilaian yaitu 5 untuk alternative “sangat setuju”, angka 4 untuk “setuju,

angka 3 untuk “netral”, angka 2 untuk “tidak setuju”, dan angka 1 untuk

alternative “sangat tidak setuju” (Mudrajad, 2003:p.104). Untuk singkatnya

dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Dimensi/Sub Variabel

Indikator Skala Pengukuran

Model Skala Pengukuran

Kompetensi Pribadi (X1)

Pemahaman secara rinci yang dimiliki seseorang/individu tentang keahlian atau skill yang diterapkan dengan atau dalam bentuk apapun untuk setiap masalah atau aplikasi (Adobor, 2006)

Technical

Knowledge,

Business

Knowledge

(Technical Knowledge):

Pemahaman tentang hukum atau peraturan yang berlaku.

Pemahaman tentang keahlian yang dibutuhkan oleh ethics officer

(Business Knowledge):

Pengetahuan

Ordinal

yang

ditransfor

m menjadi

interval

Skala Likert

Page 5: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

58

tentang bisnis perusahaan.

Pengetahuan tentang peraturan & ketentuan yang terdapat didalam perusahaan.

Faktor – Faktor Individual (X2)

Faktor - faktor yang terdapat didalam diri seseorang yang nantinya dapat membantu mengurangi atau malah menimbulkan stress dalam pekerjaan yang terjadi didalam lingkungan kerja (Adobor, 2006).

Tolerance of

ambiguity,

Locus of

control,

Moral

Character,

Individual orientation and leadership behaviour

(Tolerance of

ambiguity):

Kemampuan

untuk bekerja

didalam

lingkungan

kerja yang

dipenuhi

informasi yang

tidak relevan.

Mampu bekerja

tanpa

bergantung

kepada

informasi.

(Locus of

Control):

Memberikan

hak kepada

pihak lain

untuk

Ordinal

yang

ditransfor

m ke

interval

Skala Likert

Page 6: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

59

menyumbangk

an ide sebelum

membuat

keptusan.

Berani

mengambil

resiko.

(Moral

Character):

Melihat efek

jangka panjang

dari keputusan

yang akan

diambil.

Mengambil

keputusan

dengan

memperhatika

n pihak

eksternal dan

internal

perusahaan.

(Individual

Orientation and

leadership

behaviour):

Penggunaan

gaya

kepimimpinan

Page 7: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

60

transformasion

al dalam

menjalankan

pekerjaan.

Role

Challenges

of Ethics

Officer (Y)

Hambatan -

hambatan yang

mungkin akan

dialami oleh

ethics officer

dalam

menjalankan

pekerjaannya,

hambatan –

hambatan ini

nantinya dapat

mempengaruhi

efektivitas kinerja

ethics officer

(Adobor, 2006).

Role Conflict,

Role

Ambiguity,

Task

Complexity,

Low Task Visibility

(Role Conflict):

Peraturan yang

bertentangan

dengan sifat

ethics officer.

Banyaknya

permintaan

dari beberapa

stakeholder.

(Role

Ambiguity):

Ketidakjelasan

tujuan ethics

officer.

Pemahaman

yang kurang

terhadap tugas

yang

dijalankan.

(Task

Complexity):

Ordinal

yang

ditransfor

m ke

interval

Skala Likert

Page 8: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

61

Tugas yang

tidak

terstruktur dan

membingungka

n.

Kinerja Ethics Officer (Z)

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. (Adobor, 2006).

Ethics

officer

effectiveness

(Ethics Officer’s

Effectiveness):

Keterampilan

komunikasi

yang baik.

Membentuk

kredibilitas.

Mampu bekerja

dengan

maksimal

didalam situasi

yang

menyulitkan.

Ordinal

yang

ditransfor

m ke

interval

Skala Likert

Sumber : (Penulis, 2012)

Berdasarkan tabel 3.2, telah didapatkan variabel personal

competencies, individual factors, role challenges of ethics officer, dan ethics

officer’s performance yang nantinya akan diolah dan hasilnya akan

Page 9: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

62

diinterpretasikan untuk mengetahui bagaimana variabel – variabel tersebut

mempengaruhi satu sama lain.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

subjektif yaitu jenis data berupa opini, pengalaman, karakteristik, atau sifat

dari individu atau kelompok yang menjadi subjek dalam penelitian ini

(responden).

Sumber data dan penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung

dari sumbernya data tanpa melalui perantara. Sedangkan data sekunder

adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau

melalui media dan perantara lain. Dalam penelitian ini, data yang lebih

banyak digunakan adalah data primer, data primer tersebut didapat dengan

cara menyebar kuesioner dan menggunakan data sekunder yang didapat dari

perusahaan sebagai bahan referensi. Jenis dan sumber data penelitian

dirangkum kedalam tabel berikut :

Tabel 3. 3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Variabel Sumber Data Jenis Data

Kompetensi Pribadi Kuesioner dan

wawancara

Kuantitatif

Faktor – Faktor

Individual

Kuesioner Kuantitatif

Page 10: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

63

Role Challanges of

Ethics officer

Kuesioner Kuantitatif

Kinerja Ethics Officer Kuesioner Kuantitatif

Sumber : (Penulis, 2012)

Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif yang menurut

Istijanto (2010, p39) yaitu data yang dikumpulkan dengan pertanyaan yang

terstruktur seperti menyediakan alternative jawaban terhadap pertanyaan

yang diajukan ke responden lalu jawaban para responden diubah menjadi

angka dan dipaparkan melalui pendekatan statistik (2010, p94).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Nasir dalam buku Riduwan & Kuncoro (2008, p213),

mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang

dipergunakan dalammelaksanakan suatu penelitian. Data yang akan

dikumpulkan dapat berupa angka-angka,keterangan tertulis, informasi lisan

dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.

Maka, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Library research (studi pustaka)

Penelitian ini dilakukan dengan membaca, mempelajari dan

mencatat dari text book serta berbagai sumber lain seperti jurnal dan

internet. Data ini berguna sebagai landasan teori pada penelitian ini.

Page 11: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

64

2. Field research

- Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan yang ditunjukan untuk

substansi dibawah ethics officer yang terdapat di PT. Indomuda

Satria Internusa guna mendapatkan informasi mengenai personal

competencies, individual factors , organization context,role

challengers of ethics officer dan ethics officer’sperformance. Data

kualitatif yang berasal dari kuesioner kemudian akan diolah

menjadi data kuantitatif. Kuisioner dalam penelitian ini dibuat

dengan skala likert dengan pemberian bobot sebagai berikut :

• (SS)Sangat Setuju =

5

• (S)Setuju = 4

• (KS) Kurang Setuju =

3

• (TS) Tidak Setuju =

2

• (STS) Sangat Tidak Setuju

= 1

- Wawancara

Dilakukan dengan tanya jawab secara langsung pada

observasi awal dengan pihak yang berkepentingan dalam

perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperluukan,

Page 12: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

65

sehingga mendukung penelitian.Karena metode yang digunakan

didalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, wawancara disini

digunakan hanya sebagai pendukung dari informasi literatur atau

teori yang ada dalam penelitian.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek

penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok

orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti.

Sementara itu, sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat

mewakili krakteristik populasi secara keseluruhan. (Sarjono & Julianita,

2011, p.21)

Berdasarkan Sarjono & Julianita (2011, p.22) peneliti tidak perlu

menggunakan sampel jika elemen populasi terlalu heterogen ataupun jumlah

populasinya relatif sedikit (kurang dari 100) karena penghitungan sampel

dengan jumlah populasi yang kurang dari 100 akan menghasilkan jumlah

sampel yang sangat sedikit. Jumlah sampel yang terlalu sedikit

dikhawatirkan akan membuat hasil penelitian menjadi kurang akurat

sehinga disarankan untuk mengambil seluruh anggota populasi sebagai

sampel.

Memperhatikan hal tersebut diatas, karena jumlah populasi yang

penulis teliti kurang dari 100 maka penulis mengambil seluruh populasi

untuk dijadikan sampel

Page 13: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

66

3.7 Metode Analisis

Setelah data diperoleh, akan dilakukan langkah-langkah analisis data

yang menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan SPSS v.17

untuk menyusun 2 subtruktur dalam penelitian ini :

Tabel 3.4 Metode Analisis

Tujuan Penelitian Metode Analisis

T-1 Path Analysis dan Pearson Corelation

T-2 Path Analysis dan Pearson Corelation

Sumber : (Penulis, 2012)

Berdasarkan tabel 3.4, didalam penelitian ini terdapat 2 tujuan

penelitian yang berbentuk sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, kedua

substruktur tersebut menggunakan dua metode analis, yaitu : analisa jalur

atau path analysis dan pearson corelation. Sub-struktur 1 dan 2 ini

nantinya akan menjalani beberapa tahap pengolahan data seperti

transformasi data ordinal menjadi interval, uji validitas & reliabilitas, uji

normalitas, analisa pengaruh, dan analisa jalur.

3.7.1 Sub-Struktur 1

Tujuan penelitian yang pertama disini adalah berupa sub-

struktur 1 yang didalamnya terdapat variabel Kompetensi Pribadi

(X1), Faktor – Faktor Individual (X2), dan Role Challenges of Ethics

officer (Y). Sub-struktur 1 ini, bertujuan untuk menganalisa

pengaruh antar variabel – variabel tersebut. Untuk mendapatkan

Page 14: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

67

hasil pengaruh antar variabel, perlu dilakukan tahap transformasi

data, uji validitas & reliabilitas, dan uji normalitas sebelum

melakukan tahap analisa pengaruh dan analisa jalur pada sub-

struktur 1 ini.

3.7.1.1 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Menurut Riduwan &Kuncoro (2008, p30)

menyatakan bahwa mentransformasi data ordinal menjadi

data interval berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat

analisis statistik parametrik yang mana data setidak-

tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling

sederhana dengan menggunakan MSI (method of successive

interval).

Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi

interval secara manual adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari

kuesioner yang disebarkan;

2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang

mendapat skor 1,2,3 dan 4 yang disebut frekuensi;

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden

dari hasilnya disebut proporsi;

4. Tentukan nilai proporsi komulatif dengan

menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan

perkolom skor;

Page 15: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

68

5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk

setiap proporsi kumulatif yang diperoleh;

6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z untuk

setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

7. Tentukan nilai skala (NS) dengan menggunakan rumus;

8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus Y= NS +

(1+(NSmin)

Sementara, metode transformasi data ordinal

menjadi data interval juga dapat dilakukan menggunakan

software Microsoft Excel. Metode MSI dengan bantuan

Microsoft Excel tersebut memerlukan program tambahan

stat97.xla (Sarwono, 2012, p241-242). Langkah-langkah

mengubah data ordinal menjadi data interval dengan

menggunakan Microsoft Excel tersebut adalah:

1. Buka excel

2. Klik file stat97.xla -> klik enable macro

3. Masukkan data yang akan diubah

• Pilih Add In ->Statistics ->Successive Interval

• Pilih Yes

• Pada saat kursor di Data Range, blok data yang ada

sampai selesai

• Kemudian pindah ke Cell Output

Page 16: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

69

• Klik di kolom baru untuk membuat output

• Tekan Next

• Pilih Select all

• Isikan minimum value 1 dan maximum value 9

• Tekan Next

• Tekan Finish

Hasil yang didapat dari proses transformasi data

ordinal menjadi interval ini nantinya akan dapat digunakan

untuk uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan

berguna untuk melakukan analisa pengaruh dan analisa

jalur.

3.7.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid (sah)

atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu

untukmengungkapkan variabel yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat

dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir

pernyataan dengan total skor variabel. Sedangkan untuk

mengetahui skor masing-masing item pernyataan valid

atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai

berikut(Sarjono & Julianita,2011) :

Page 17: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

70

1. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka

variabel tersebut valid

2. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak

valid

3. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka

Ho akan tetap ditolak dan Ha diterima.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang mempunyai indikator dari variabel,

suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji

reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS yang akan memberikan fasilitas

untuk mengukur reliabilitas dengan uji statisik

Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Sarjono &

Julianita, 2011, p45).

3.7.1.3 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel penggangu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan

Page 18: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

71

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji grafik normal

probability plot(Sarjono & Julianita, 2011).

Pada uji Kolmogorov-Smirnov, diajukan hipotesis

sebagai berikut:

Ho: Data berdistribusi normal

Ha: Data berdistribusi tidak normal

Pengambilan keputusan:

Jika Sig. > 0,05 maka H0 diterima

Jika Sig. < 0,05 maka H0 ditolak

Kemudian, uji grafik dilakukan dengan membentuk

satu satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual

akan dibandingkan dengan garis diagonal tersebut. Dasar

pengambilan keputusan memenuhi uji normalitas atau tidak,

adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya

menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogram

tidak menunjukan pola distribusi normal, makaregresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.7.1.4 Analisa Korelasi

Page 19: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

72

Analisis korelasi merupakan analisis mengenai kuat

lemahnya hubungan antar variabel yang diteliti. Untuk

mengetahui tingkat hubungan dalam korelasi, dapat dilihat

pada tabel interpretasi nilai r(Riduwan, 2005).

Tabel 3.5 Metode Analisis Data

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Riduwan (2005) dalam Sarjono dan Julianita (2011)

Selanjutnya, dasar pengambilan keputusan Uji Sig.

pada analisis korelasi adalah sebagai berikut:

• Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka Ho diterima, artinya

hubungan antar variabel tidak signifikan.

• Jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya

hubungan antar variabel signifikan.

Setelah mendapatkan analisa pengaruh dari antar

variabel yang mempunyai pengaruh satu sama lain, baru

Page 20: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

73

dapat dilakukan analisa jalur terhadap variabel X1, X2, Y

dan Z.

3.7.1.5 Analisa Jalur (Path Analysis)

Berdasarkan Riduwan & Kuncoro (2012, p1-2),

analisis jalur (path analysis), yang dikembangkan pertama

kali pada tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu

Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang digunakan

untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan

tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak

langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap

variabel terikat (endogen).

Manfaat analisis jalur adalah ( Riduwan & Kuncoro,

2012) :

• Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari atau

permasalahan yang diteliti

• Prediksi nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel

bebas, dan prediksidengan path analysis ini bersifat

kualitatif

• Faktor determinan, yaitu penentuan variabel bebas

mana yang berpengaruhdominan terhadap variabel

terikat, juga digunakan untuk menelusuri mekanisme

(jalur-jalur) pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Page 21: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

74

• Pengujian model, menggunakan theory triming, baik

untuk uji reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah

ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

Asumsi-asumsi path analysis( Riduwan & Kuncoro,

2008):

• Pada model path analysis, hubungan antar variabel

bersifat linier, adaptif danbersifat normal

• Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak

ada arah kausalitas yangterbalik

• Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur

interval dan ratio

• Menggunakan sampel probability sampling yaitu

teknik pengambilan sampeluntuk memberikan peluang

yang sama pada setiap anggota populasi untukdipilih

menjadi anggota sampel

• Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen

pengukuran valid danreliable artinya variabel yang

diteliti dapat diobservasi secara langsung.

• Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi)

dengan benar berdasarkanteori-teori dan konsep-konsep

yang relevan artinya model teori yang dikaji ataudiuji

dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang

Page 22: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

75

mampu menjelaskanhubungan kausalitas antar variabel

yang diteliti.

3.7.1.6 Analisis Jalur (Path Analysis) Berdasarkan Pendekatan

SPSS

Berdasarkan Sarjono dan Julianita (2011) terdapat 2

pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan jalur,

yaitu SPSS dan Lisrel. Penelitian dalam skripsi ini

menggunakan analisa jalur menggunakan pendekatan SPSS

karena SPSS dapat memberi tampilan data yang lebih

informatif, yaitu menampilkan data sesuai dengan nilainya.

Menurut Riduwan & Kuncoro (2012, p116-118), ada

beberapa langkah pengujian analisis jalur (path analysis)

yaitu sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

Persamaan Sub-struktural 1 :

Persamaan Sub-struktural 2 :

Page 23: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

76

Y = a + b1X1 + b2X2 +…..+ bnXn

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada

koefisien regresi

a) Gambarkan diagaram jalur lengkap, tentukan sub-

sub strukturnya dan rumuskan persamaan

strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.

Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y)

dipengaruhi secara signifikan oleh variabel

eksogen (X).

b) Menghitung koefisien jalur secara keseluruhan

Persamaan regresi berganda :

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan

(keseluruhan)

a. Kaidah pengujian signifikan secara manual:

menggunakan tabel F

b. Kaidah pengujian signifikan : program SPSS

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau

sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≤

sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau

sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥

Page 24: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

77

sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

signifikan.

4. Menghitung koefisien jalur secara individu

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan analisis jalur

bandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai

probabilitas sig dengan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama

dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≤ sig],

maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama

dengan nilai probabilitas sig atau [0.05 ≥ sig],

maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

signifikan.

5. Meringkas dan menyimpulkan

3.7.1.7 Korelasi Pearson

Berdasarkan Riduwan dan Ahmad Kuncoro

(2007,p61) untuk mengetahui hubungan antara variabelX1

dengan X2, X1 dengan Y,X2 dengan Y, dan X1 dan X2

terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi

yang digunakan adalah pearson Product Moment, dengan

rumus :

Page 25: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

78

Korelasi Pearson dilambangkan (r) dengan

ketentuan r ≥ -1 dan r ≤ + 1. apabila nilai r = -1 artinya

korelasinya negative sempurna; r =0 artinya tidak ada

korelasi; dan r =1 berarti korelasinya sangat kuat (Riduwan,

2005). Sedangkan arti harga r akan ditampilkan pada table

interpretasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.6 Arti Nilai r

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,80-1,000 Sangat kuat

0,60-0,799 Kuat

0,40-0,599 Cukup kuat

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat rendah

Sumber : Riduwan (2005) dalam Sarjono dan Julianita

(2011)

Untuk mencari makna generalisasi, maka perlu

melakukan uji signifikan dari hubungan antara variabel X

terhadap Y. uji signifikansi adalah sebagai berikut :

Hipotesis

Ho: Variabel X tidak Memiliki hubungan yang signifikan

dengan variabel Y

Page 26: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

79

Ha : Variabel X Memiliki hubungan yang signifikan dengan

variabel Y

Dasar Pengambilan keputusan

Sig ≥α Ho diterima, Ha ditolak

Sig <α Ho ditolak, Ha diterima

Ket : α(alpha) = tingkat presisi, batas ketidak akuratan (1-

tingkat kepercayaan)

Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y

dapat ditentukan dengan rumus Koefisien Determinan

sebagai berikut :

KP = r2 x 100%

Dimana KP adalah nilai koefisien determinasi, dan r adalah

koefisien korelasi ( Riduwan dan Kuncoro, 2011, p162).

3.7.2 Sub-struktur 2

Sub-struktur 2 merupakantujuan penelitian yang kedua,

variabel-variabel yang terdapat dalam sub-struktur ini sama dengan

sub-struktur 1 yang didalamnya terdapat variabel Kompetensi

Pribadi(X1), Faktor – Faktor Individual(X2), dan Role Challenges of

Ethics officer (Y) dan ditambah dengan kehadiran 1 buah variabel

lagi, yaitu Kinerja Ethics Officer (Z). Sub-struktur 2 ini, bertujuan

untuk menganalisa pengaruh seluruh variabel – variabel tersebut.

Untuk mendapatkan hasil pengaruh antar variabel, perlu dilakukan

tahap yang sama seperti sub-struktur 1, yaitu transformasi data, uji

Page 27: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

80

validitas & reliabilitas, dan uji normalitas sebelum melakukan tahap

analisa pengaruh dan analisa jalur pada sub-struktur 1 ini.

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Berdasarkan penelitian yyang telah diuraikan, hipotesis yang diuji

dalam penelitian ini adalah :

Dasar pengambilan keputusan :

Sig > 0,05 : Ho diterima, Ha ditolak

Sig < 0,05 : Ho ditolak, Ha diterima

Untuk T-1

T-1 terdiri dari variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor

individual (X2), dan role challenges of ethics officer(Y), yang mana nanti

hasilnya akan berupa sub-struktur penelitian yang pertama (sub-struktur 1).

T-1 akan menganalisa hubungan antara variabel – variabel tersebut.

• Pengujian secara simultan antara variabel kompetensi pribadi (X1) dan

faktor – faktor individual (X2)dengan role challenges of ethics officer

(Y)

Hipotesis :

Page 28: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

81

- Ho : kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2),

tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap role challenges

of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

- Ha : kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual(X2)

memiliki hubungan yang signifikan terhadap role challenges of

ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

• Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi (X1) dengan role

challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa

Hipotesis :

Ho : Kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki kontribusi yang

signifikan secara terhadap role challenges of ethics officer(Y)

pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Ha : Kompetensi pribadi (X1) memiliki kontribusi yang signifikan

secara terhadap role challenges of ethics officer (Y) pada PT.

Indomuda Satria Internusa.

• Pengujian secara parsial antara faktor – faktor individual (X2) dengan role

challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa

Hipotesis :

Ho : Faktor – faktor individual (X2) tidak memiliki kontribusi yang

signifikan denganrole challenges of ethics officer (Y) pada PT.

Indomuda Satria Internusa.

Page 29: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

82

Ha : Faktor – faktor individual(X2) memiliki kontribusi yang

signifikan dengan role challenges of ethics officer (Y) pada PT.

Indomuda Satria Internusa.

Untuk T-2

T-2 terdiri dari variabel kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor

individual(X2), dan role challenges of ethics officer(Y), dan kinerja ethics

Officer(Z) yang mana nanti hasilnya akan berupa sub-struktur penelitian

yang kedua (sub-struktur 2). T-2 akan menganalisa hubungan antara

variabel – variabel tersebut secara keseluruhan.

• Pengujian secara simultan antara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor

– faktor Individual (X2), danrole challenges of ethics officer (Y)

terhadap kinerja ethics officer (Z)

Hipotesis :

- Ho : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2), dan

role challenges of ethics officers (Y) tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda

Satria Internusa.

- Ha : kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2), dan

role challenges of ethics officers (Y) memiliki pengaruh yang

Page 30: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

83

signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda

Satria Internusa.

• Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi (X1) dengan kinerja

ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa

Hipotesis :

Ho : kompetensi pribadi(X1) tidak berkontribusi secara signifikan

terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria

Internusa.

Ha : kompetensi pribadi(X1) berkontribusi secara signifikan terhadap

Kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.

• Pengujian secara parsial antara faktor – faktor individual (X2) dengan

kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa

Hipotesis :

Ho : faktor – faktor Individual(X2)tidak berkontribusi secara

signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z)pada PT. Indomuda

Satria Internusa.

Ha : faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara signifikan

terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria

Internusa.

• Pengujian secara parsial antara role challenges of ethics officer (Y) dengan

kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa

Hipotesis :

Page 31: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

84

Ho : role challenges of ethics officer (Y) tidak berkontribusi secara

signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda

Satria Internusa.

Ha : role challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara

signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda

Satria Internusa.

Dasar Pengambilan Keputusan

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat

kesalahan (α) sebesar 5% atau 0.05

Bila sig ≥ 0.05 maka Ho diterima.

Bila sig ≤ 0.05 maka Ha diterima.

Page 32: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

85

3.9 Flow ChartMetodologi

Tahapan untuk analisa seluruh variabel – variabel dalam peneletian

skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Figure 3.1 Flow Chart Metodologi

Berdasarkan figure 3.1 data yang telah dikumpulkan akan dilakukan

analisis jalur (path analysis) terkait seberapa besar pengaruh kompetensi

pribadidan faktor – faktor individual terhadap role challenges of ethics

officer dan dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer pada PT.

Indomuda Satria Internusa.

Page 33: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

86

Apabila setelah data diolah menggunakan metode analisis jalur (path

analysis) kemudian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat

hubungan serta pengaruh yang kuat antara kompetensi pribadidan faktor –

faktor individual terhadap role challenges of ethics officer serta dampak

yang diperoleh terhadap efektivitas kinerja ethics officer yang baik (tinggi),

maka diharapkan perusahaan dapat terus mempertahankan ethics officer

yang ada terkait kompetensi pribadidan faktor – faktor individual agar dapat

terus meningkatkan kinerjanya agar tercipta aktivitas – aktivitas bisnis yang

tetap memperhatikan lingkungan sekitar sesuai dengan peraturan dan hukum

yang berlaku.

Apabila diperoleh pengaruh yang tidak signifikan antara variabel

kompetensi pribadidan faktor – faktor individual terhadap role challenges of

ethics officer serta dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer

maka berarti ada faktor lain yang menyebabkan rendahnya kinerja ethics

officer, diluar dari kompetensi pribadi, faktor – faktor individual, dan role

challenges of ethics officer.

Dengan ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi

bagi perusahaan yang dapat digunakan sebagai peningkatan keunggulan

bersaing perusahaaan.

3.10Rancangan Pemecahan Masalah

pertama – tama akan dilakukan akan dilakukan tahap pengamatan dan

peninjauan objek penelitian, pada tahap ini dilakukan peninjauan dan pengamatan

terhadap kondisi perusahaan secara umum. Dalam kegiatan ini dilakukan

Page 34: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

87

wawancara terhadap manager HRD perusahaan untuk mendapatkan gambaran

umum terhadap perusahaan. Setelah melakukan peninjauan dan pengamatan,

penulis kemudian melakukan identifikasi permasalahan berdasarkan informasi

yang telah didapatkan dari perusahaan. Setelah mengetahui permasalahan yang

terjadi pada perusahaan, maka penulis melakukan studi kepustakaan untuk

mencari metode yang sesuai untuk membantu penulis dalam menyelesaikan

permasalahan yang diteliti. Setelah melakukan studi pustaka penulis akan

mengumpulkan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada para karyawan

yang berada dibawah pengawasan ethics officer, data yang telah dikumpulkan

Setelah proses pengumpulan data telah selesai, akan langsung masuk proses

pengolahan data, apabila setelah data diolah menggunakan metode analisis jalur

(path analysis) kemudian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa terdapat

hubungan serta pengaruh yang kuat antara kompetensi pribadi dan faktor – faktor

individual terhadap role challenges of ethics officer serta dampak yang diperoleh

terhadap efektivitas ethics officer itu baik (tinggi), maka diharapkan perusahaan

dapat terus mempertahankan dan mengembangkan program-program (seperti

rekrutmen dan seleksi) yang berkaitan variabel kompetensi pribadi dan faktor –

faktor individual agar dapat terus meningkatkan efektivitas kinerja ethics officer

melalui peningkatan atau perbaikan role challenges of ethics officer.

Sementara, apabila diperoleh pengaruh yang tidak signifikan antara variabel

kompetensi pribadi dan faktor – faktor individual terhadap role challenges of

ethics officer serta dampaknya terhadap efektivitas kinerja ethics officer, dan

efektivitas kerja ethics officer tinggi atau baik maka berarti ada faktor lain yang

Page 35: 54 BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00167-MN Bab3001.pdf · salah satu syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala . 57 interval (Riduwan

88

menyebabkan kinerja ethics officer tinggi atau baik, diluar dari kompetensi

pribadi, faktor – faktor individual, dan role challenges of ethics officer. Dengan

telah didapatkanya hasil analisa data melalui analisa pengaruh dan analisa jalur,

penulis akan merangkum kesimpulan dan saran bagi perusahaan terkait dengan

masalah ethics officer yang terdapat pada PT. Indomuda Satria Internusa.

Dengan ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi

perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

pengangkatan seorang ethics officer yang bertugas untuk memonitori aktivitas –

aktivitas bisnis perusahaan agar tetap dapat memenuhi target dan profit yang ingin

dicapai sambil tetap memperhatikan peraturan dan batasan – batasan yang

berlaku. Dengan adanya ethics officer yang dapat bekerja dengan baik, diharapkan

perusahaan tetap dapat menjalani aktivitas bisnisnya tanpa harus melanggar

peraturan dan norma yang berlaku disekitarnya.