2011-2-00070-MN Bab3002

download 2011-2-00070-MN Bab3002

of 29

description

ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

Transcript of 2011-2-00070-MN Bab3002

79

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan nilai-nilai dari variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam pelaksanannya metode penelitian yang dilakukan adalah survey. Unit yang dituju adalah individu karyawan CV. Raksa Wastu Kencana dan informasi yang didapat tersebut hanya dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu atau disebut juga dengan cross sectional. Tabel 3.1 Desain PenelitianTujuan

PenelitianDesain Penelitian

Jenis

PenelitianMetode

PenelitianUnit Analisis

Time

Horizon

T-1

AsosiatifSurveyIndividu:

Karyawan CV. Raksa Wastu KencanaCross

Sectional

T-2Asosiatif

Survey

Individu:

Karyawan CV. Raksa Wastu KencanaCross

Sectional

Sumber : penulis

Keterangan :T-1 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan (X1) dan lingkungan kerja (X2) terhadap motivasi kerja karyawan (Y) pada CV. Raksa Wastu Kencana secara individual maupun simultan.

T-2Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan (X1) dan lingkungan kerja (X2) serta motivasi kerja karyawan (Y) terhadap prestasi kerja karyawan (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana secara individual maupun simultan.3.2Operasionalisasi Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Menurut Masri S, (2003) dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2011, p.182), memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Ada empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kerja dan prestasi kerja karyawan yang akan diuraikan menurut dimensi dan indikator serta instrumen pengukuran, skala dan model pengukuran dari keempat variabel tersebut, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

VariabelDimensiIndikatorSkala

Skala

Pengukuran

Gaya Kepemimpinan (X1)OtoriterWewenang mutlak berpusat pada pimpinanOrdinal(IntervalLikert

Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan

Pengawasan terhadap para bawahannya dilakukan secara ketat

Demokratis

Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan Ordinal(IntervalLikert

Kebijaksanaan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan

Pengawasan terhadap para bawahan dilakukan secara wajar

Tugas tugas kepada bawahan diberikan lebih bersifat permintaan daripada instruktif

Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati dan saling menghargai

Laissez-faireKebijkasanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan

Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya

Hampir tidak ada pengawasan terhadap para bawahan

Lingkungan

Kerja

(X2)

http://cokroaminoto.wordpress.com/2007/05/27/membangun-kinerja-karyawan-melalui-perbaikan-lingkungan-kerja/

a. Struktur tugas

Ordinal(IntervalLikert

b. Desain pekerjaan

c. Pola kepemimpinan

d. Rekan kerja

e. Pola Kerjasama

f. Sarana kerja

Motivasi Kerja (Y)

Faktor Motivatora. PengakuanOrdinal(IntervalLikert

b. Keberhasilan pekerjaan

c. Pengembangan

d. Pekerjaan itu sendiri

Faktor

Hygienea. Gaji dan UpahOrdinal( IntervalLikert

b. Kondisi Kerja

Prestasi Kerja Karyawan

(Z)

KesetiaanKesetiaan karyawan terhadap organisasiOrdinal(IntervalLikert

Hasil KerjaHasil kerja sesuai dengan target

KedisiplinanKesesuian dengan peraturan

KreativitasKemampuan, pengaruh & memotivasi

KerjasamaPartisipasi dengan pihak lain

KepemimpinanKemampuan, pengaruh

KepribadianSikap dan tindakan

PrakarsaInisiatif atas masalah yang dihadapi

KecakapanKemampuan

menyelasaikan

pekerjaan

Tanggung

JawabRespon atas pekerjaan dan hasil kerja

Sumber : Penulis

3.3 Sumber Data Penelitian

Data yang diperlukan untuk kepentingan penelitian ini dikelompokan dalam dua golongan, yaitu :1) Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung berupa tanggapan, saran, kritik, pertanyaan, dan penilaian dari karyawan sebagai responden, penjelasan dan keterangan pihak CV. Raksa Wastu Kencana serta keterangan hasil pengamatan secara langsung atas wawancara terhadap karyawan CV. Raksa Wastu Kencana.2) Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung, didapatkan dari data atau arsip CV. Raksa Wastu Kencana. Mengenai Jenis dan Sumber Data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data PenelitianDataJenis DataSumber DataTujuan Penelitian

T-1T-2

Gaya KepemimpinanKuantitatifData Primer dari kuesioner karyawan

Lingkungan KerjaKuantitatifData Primer dari kuesioner karyawan

Motivasi KerjaKuantitatifData Primer dari kuesioner karyawan

Prestasi KerjaKuantitatifData Primer dari kuesioner karyawan

Sumber:Penulis3.4 Teknik Pengumpulan Data Menurut Nasir (2003, p.238) dalam buku Riduwan dan Kuncoro (2011, p.213), mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang dipergunakan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu :1) Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain (Umar, 2008, p51). 2) Studi kepustakaan

Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai landasan teori. Penulis melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel di internet.3) Kuesioner

Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008, p49).3.5 Teknik Pengambilan Sampel

(Menurut Riduwan dan Kuncoro, 2008, p37) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yamg menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p39).

Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi dimana pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p40).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang mana pangambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2010, p64).3.6 Teknik Pengolahan Sampel Dalam penelitian ini menggunakan rumus berdasarkan pendapat Surakhmad (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p45) yang menyatakan bahwa apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnnya 15% dari ukuran populasi, yang dirumuskan sebagai berikut: Keterangan :

S = Jumlah sampel yang diambil

n = Jumlah anggota populasi

Diketahui jumlah populasi karyawan CV. Raksa Wastu Kencana sebesar n = 105 orang. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel yang diambil (S) sebagai berikut :

S = n x 50%S = 105 x 0.5

S = 52, 5 = 52 Responden

3.7 Metode Analisis

Dalam penelitian, data merupakan hal yang terpenting karena menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktikan hipotesis.

Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dan program software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0

Berikut ini adalah tabel mengenai metode analisis berdasarkan Tujuan Penelitian yaitu :Tabel 3.4 Tabel Metode Analisis BerdasarkanTujuan Penelitian

Tujuan

PenelitianAlat Analisis

T-1Path Analysis dan Korelasi Pearson

T-2Path Analysis dan Korelasi Pearson

Sumber : PenulisTeknik analisis mencakup sebagai berikut :

3.7.1Model Skala Sikap

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p20), berdasarkan model atau tipe skala pengukuran tersebut, maka dalam pembahasan ini hanya dikemukakan skala untuk mengukur sikap. Perkembangan ilmu sosiologi dan psikologi, maka instumen penelitian akan lebih menekankan pada pengkuran sikap, yang menggunakan skala sikap.

Bentuk-bentuk model skala sikap yang perlu diketahui dalam melakukan penelitian. Berbagai skala sikap yang sering digunakan ada lima macam, yaitu skala likert, skala guttama, skala semantic differensial, rating scale, skala thurstone. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model skala sikap yaitu skala likert.3.7.1.1 Skala Likert Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p20),Pernyataan Positif

Pernyataan NegatifSangat Setuju

(SS) = 5 Sangat Setuju (SS) = 1Setuju

(S) = 4 Setuju

(S) = 2Cukup Setuju

(RR) = 3 Cukup Setuju (RR) = 3Tidak Setuju

(TS) = 2 Tidak Setuju (TS) = 4Sangat Tidak Setuju(STS) = 1 Sangat Tidak Setuju (STS) = 5Sangat Puas = 5Sangat Baik= 5Sangat Tinggi/Sangat penting= 5Puas = 4Baik

= 4Tinggi/Penting

= 4Cukup Puas= 3 Sedang = 3Cukup Tinggi/Cukup penting = 3Kurang Puas= 2Buruk

= 2Rendah/Kurang penting= 2Tidak Puas= 1Buruk Sekali= 1Rendah Sekali/Tidak Penting = 1 Tabel 3.5 Nilai dan Kategori Batas Penelitian

BatasanKeterangan

1-1,8Sangat Tidak Setuju

1,81-2,61Tidak Setuju

2,62-3,42Ragu-Ragu

3,43-4,22Setuju

4,23-5,03Sangat Setuju

Sumber: Andi Supangat (2007, p.19)

3.7.2 Transformasi data ordinal menjadi interval

Berdasarkan pendapat Riduwan Kuncoro (2008, p30), mentransformasikan data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Succesive Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke interval sebagai berikut :a. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan

b. Pada setiap butir ditentukan beberapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensic. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi

d. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan proporsi secara berurutan perkolom skor.

e. Gunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

f. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas)

g. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

NS = (Density at Lower Limit) (Density at Upper Limit)

(Area Below Upper Limit) (Area Below Lower Limit)

h. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :

Y= NS + [1+NS min ]3.7.3 Uji Validitas dan Realibilitas

3.7.3.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009, p348- 350), hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti, misalnya dalam obyek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris yang telah ada. Sedangkan Instrumen yang memiliki validitas internal dikembangkan menurut teori yang relevan, maka validitas eksternal instrument dikembangkan dari fakta emipiris.Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka variabel tersebut valid

Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka variabel tidak valid3.7.3.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2009, pp 348-354), hasil penelitian yang reliable, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah. Instrumen yang reliable belum tentu valid, reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu dilakukan. Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :Jika r alpha positif dan r alpha > r table, maka variabel tersebut reliabelJika r alpha tidak positif dan r alpha < r table, maka variabel tersebut tidak reliabel3.7.4Uji Normalitas

Menurut Singgih Santoso (2007, p154) uji normalitas data adalah hal yang lazim sebelum sebuah metode statistik diterapkan. Uji normalitas sebuah sampel data dilakukan dengan bantuan alat uji SHAPIRO-WILK, LILLIEFORS atau KOLMOGROV-SMIRNOV, serta gambar NORMAL PROBABILITY PLOTS. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas adalah sebagai berikut:

Nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas < 0.05,distribusi tidak normal

Nilai Sig atau signifikasi atau nilai probabilitas > 0.05, distribusi

normal

Angka signifikasi dapat diperoleh melalui perhitungan test of normality atau plot melalui alat bantu SPSS. Angka 0.05 merupakan tingkat kesalahan.3.7.5Pengertian Path Analysis

Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis yang diartikan oleh Bohmstedt (1974 dalam Kusnedi, 2005,p1) yang dikutip oleh Riduwan dan Kuncoro (2008, p1) bahwa a technique for estimating the effects a set of independent variables has on a dependent variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized causal asymmetric relation among the variables. Sedangkan tujuan dari path analysis adalah method of measuring the direct influence along each separate part in such a system and thus of finding degree to which variation of a give effect is determined by each particular cause.The method depend on the combination of knowledge og the degree of correlation among the variables in a system with such knowledge as may possessed of the causal relation (Maruyama, 1998).Jadi model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008, p115), teknik analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2 terhadap Y serta dampaknya kepada Z.3.7.5.1 Manfaat Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, p2) manfaat lain model path analysis adalah untuk:

1) Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalhan yang diteliti.2) Prediksi nilai varibel terikat (Y) berdasarkan nilai varibel bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif

3) Faktor determinan yaitu penentu variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

4) Pengujian model, menggunakan theory trimming baik uji reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.3.7.5.2 Asumsi-Asumsi Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, p2), asumsi yang mendasari path analysis adalah :

1) Hubungan antar variabel bersifat linier, adaptif dan bersifat normal

2) Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada azrah kausalitas yang berbalik

3) Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio4) Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

5) Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable)6) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mapu menjelaskan hubungan kausalitas antgar variabel yang diteliti.3.7.5.3 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis

Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). diagram jalur berikut menunjukan struktur hubungan kausal antar varibel.

1

2

zx1 r12

yx2r13

zy r23

yx3

zx3

Sumber : Riduwan dan Kuncoro, 2008, p5

Gambar 3.1 Diagram JalurPersamaan struktural untuk diagram jalur yaitu :

Y = yx1 X1 + yx2 X2 + yx3 X3 + 1Z = zx1 X1 + zx3 X3 + zy Y + 2

Keterangan : = koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukan pengaruh langsung varabel eksogen terhadap variabel endogen

= faktor residual, yang menunjukan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel

Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisisen beta yang diuraikan pada Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.6 Kategori Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis

Nilai koefisien BetaKategori Pengaruh

0,05-0,09Lemah

0,10-0,29Sedang

>0,30Kuat

Sumber : Riduwan dan Sunarto, 20073.7.5.4 Langkah-Langkah Pengujian Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, pp116-118), ada beberapa langkah pengujian path analysis yaitu sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural

Struktur Y = yx1 X1 + yx2 X2 + y 12. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresia. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X1 dan X2).

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan:

Persamaan regresi ganda: Y= a + b1X1 + b2X2 + 1

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan debagai variabel terikat (endogen).Koefisien path ditunjukan oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai Standardized Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut :

Ha: yx1 = yx2 = ..= yxk 0Ho: yx1 = yx2 =...= yxk = 0a. Kaidah pengujian signifikasi secara manual : Menggunakan Tabel FF = ( n k 1 ) R YXk

K ( 1 - R YXk )Keterangan :

n = jumlah sampelk = jumlah variabel eksogen

R YXk =RsquareJika Fhitung > Ftable, maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya signifikan

Jika Fhitung < Ftable, maka Ho diterima yang artinya tidak signifikanDengan taraf signifikan () = 0.05

Carilah nilai F tabel menggunakan tabel F dengan rumus:

F tabel {(1-)(dk =k), (dk = n-k-1)} atau F{(1-)(v1 = k ),(v2 =n-k-1)}

Cara mencari F tabel: nilai (dk=k) atau v1 disebut nilai pembilang

nilai (dk=n-k-1) atau v2 disebut nilai penyebut

b. Kaidah pengujian signifikasi: Program SPSS Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05Sig], maka Ho ditolak Ha diterima, artinya signifikan.4. Menghitung koefisien jalur secara individu

Secara individu uji statistik yang digunakan uji t yang dihitung dengan rumus (Schumacker & Lomax, 1996. Kusnendi, 2005 )

t k = k ; ( dk = n k -1 )

Se k

Keterangan :

Statistik sex1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasikan ke interval.Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05Sig], maka Ho diterima, artinya signifikan.

5. Meringkas dan menyimpulkan.3.7.6 Korelasi PearsonBerdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2008, pp.61-62), korelasi Pearson Product Moment (PPM) kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Rumus yang digunakan korelasi PPM (sederhana):rxy =

n ( XY) (X).(Y) { n. X - ( X)}. {n. Y - ( Y) }Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 < r < + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negative sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

Tabel 3.7 Interpretasi koefisien korelasi Nilai r

Interval koefisienTingkat Hubungan

0.80 - 1.000Sangat kuat

0.60 - 0.799Kuat

0.40 - 0.599Cukup kuat

0.20 - 0.399Rendah

0.00 - 0.199Sangat rendah

Sumber : Riduwan (2005:136)Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien sebagai berikut:

KP = r x 100%

Dimana :KP = Nilai Koefisien Determinan

r = Nilai koefisien korelasiPengujian signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikasi sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikasi antara variabel X dengan variabel Y

Ha : Ada hubungan yang signifikasi antara variabel X dengan variabel Y

Dasar Pengambilan Keputusan:

Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.Analisa Korelasi Ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Rumus Korelasi Ganda sebagai berikut:Selanjutnya, untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda bandingkan antara probabilitas 0.05 dengan probabilitas Sig , sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara varabel X1 dan X2 dengan variabel YDasar Pengambilan Keputusan

Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0.05sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan3.8Rancangan Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian, Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

Untuk T-1

Pengujian secara keseluruhanHipotesis:

Ho Gaya Kepemimpinan (X1), dan Lingkungan Kerja (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Motivasi Kerja (Y) Karyawan pada CV Raksa Wastu Kencana.

Ha Gaya Kemimpinan (X1), dan Lingkungan Kerja (X2) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Motivasi Kerja (Y) Karyawan pada CV Raksa Wastu Kencana. Pengujian secara individual antara gaya kepemimpinan (X1) dengan motivasi kerja (Y)Hipotesis:

Ho: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) karyawan pada CV. Raksa Wastu Kencana

Ha: Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) karyawan pada CV. Raksa Wastu Kencana Pengujian secara individual antara Lingkungan Kerja (X2) dengan Motivasi Kerja (Y), Hipotesis :Ho: Variabel Lingkungan Kerja (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) karyawan pada CV. Raksa Wastu Kencana

Ha: Variabel Lingkungan Kerja (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) karyawan pada CV. Raksa Wastu Kencana Untuk T-2 Pengujian secara keseluruhan

Hipotesis :

Ho:Gaya kepemimpinan (X1), Lingkungan Kerja (X2), Serta Motivasi Kerja (Y) karyawan tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Prestasi Kerja (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana

Ha:Gaya kepemimpinan (X1), Lingkungan Kerja (X2), Serta Motivasi Kerja (Y) karyawan memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Prestasi Kerja (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana Pengujian secara individual antara Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Prestasi Kerja (Z)Hipotesis :

Ho:Variabel Gaya kepemimpinan (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana

Ha:Variabel Gaya kepemimpinan (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana Pengujian secara individual antara Lingkungan kerja (X2) dengan Prestasi kerja (Z)

Hipotesis :

Ho:Variabel Lingkungan Kerja (X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana

Ha:Variabel Lingkungan Kerja (X2) memiliki pengruh yang signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana

Pengujian secara individual antara Motivasi Kerja Karyawan (Y) dengan Prestasi Kerja Karyawan (Z)

Hipotesis:

Ho: Variabel motivasi kerja karyawan (Y) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana.

Ha: Variabel motivasi kerja karyawan (Y) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel prestasi kerja karyawan (Z) pada CV. Raksa Wastu Kencana. Dasar Pengambilan keputusan

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat kesalahan () sebesar 5% atau 0.05

Bila sig > 0.05 maka Ho diterimaBila sig < 0.05 maka Ho ditolak3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah semua data selesai diolah, maka selanjutnya data dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada seluruh karyawan CV. Raksa Wastu Kencana, akan didapatkan gambaran mengenai gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kerja, dan prestasi kerja karyawan, yaitu gambaran mengenai bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan CV. Raksa Wastu Kencana, lingkungan kerja,dan motivasi kerja karyawannya, serta pimpinan dan karyawan juga dapat menilai prestasi kerjanya melalui kuesioner yang dibagikan. Rancangan implikasi untuk penelitian ini adalah bahwa CV. Raksa Wastu Kencana dapat mengevaluasi apakah gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja yang diterapkan selama ini dapat berjalan dengan baik serta dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan CV. Raksa Wastu Kencana. Apabila dari hasil penelitian diketahui bahwa gaya kepemimpinan, lingkungan kerja mempunyai kontribusi terhadap motivasi kerja karyawan serta dampaknya pada prestasi kerja karyawan maka CV. Raksa Wastu Kencana perlu melakukan usaha untuk meningkatkan motivasi kerja dan kemudian prestasi kerja karyawan melalui faktor-faktor tersebut, dilihat dari aspek-aspek yang merupakan indikator dari setiap variabel.

Hasil akan disajikan dalam simpulan, simpulan tersebut berdasarkan pertnyaan yang terdapat dalam identifikasi masalah. Kemudian saran yang diberikan diharapkan dapat membantu pihak CV. Raksa Wastu Kencana agar dapat melakukan peningkatan di masa yang akan datang.

X1

X2

X3

Y

Z

50