2007-3-00404-TI-Bab 2.pdf

50
24 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengumpulan Data Statistik deskriptif adalah metode – metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Perlu kiranya dimengerti bahwa statistik deskriptif memebrikan informasi hanya mengenai data yang dipunyai dan induknya lebih besar. (Ronald E walpole, 1995, p2) Jenis – jenis data: 1. Kualitatif : data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar 2. kuantitatif : data yang berbentuk angka. Angka ini dibagi menjadi diskrit dan kontinu 2.1.2 Pengukuran waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan yang mnengamati dan mencatat waktu- waktu kerja baik setiap element maupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi menjadi dua bagian, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran secara lngsung adalah pengukuran yang dilaksanaakan secara langsung ditempat dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. hal itu dilakukan dengan dua cara, yaitu cara jam henti dan sampling pekerjaan. Sedangkan pengukuran cara

Transcript of 2007-3-00404-TI-Bab 2.pdf

  • 24

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Tinjauan Pustaka

    2.1.1 Pengumpulan Data

    Statistik deskriptif adalah metode metode yang berkaitan dengan

    pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang

    berguna. Perlu kiranya dimengerti bahwa statistik deskriptif memebrikan informasi

    hanya mengenai data yang dipunyai dan induknya lebih besar.

    (Ronald E walpole, 1995, p2)

    Jenis jenis data:

    1. Kualitatif : data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar

    2. kuantitatif : data yang berbentuk angka. Angka ini dibagi menjadi diskrit dan

    kontinu

    2.1.2 Pengukuran waktu

    Pengukuran waktu adalah pekerjaan yang mnengamati dan mencatat waktu-

    waktu kerja baik setiap element maupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi

    menjadi dua bagian, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung.

    Pengukuran secara lngsung adalah pengukuran yang dilaksanaakan secara

    langsung ditempat dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. hal itu dilakukan dengan

    dua cara, yaitu cara jam henti dan sampling pekerjaan. Sedangkan pengukuran cara

  • 25

    tidak langsung dilakukan perhitungan waktu dan analisis data tanpa harus berada

    ditempat pekerjaan tersebut, yaitu dengan cara membaca tabel tabel yang tersedia

    sebagai media analisis asalkan peneliti juga mengtahui jalnya pekerjaan tersebut

    melalui elemen pekerjaan maupun elemen gerakan.

    Hal hal yang dikerjakan selama pengukuran baerlangsung adalah

    pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk

    mengtahui berpa hari pengukuran harus dilakuakan untuk tingkat ketelitian dan

    keyakinan yang diinginkan. Tingkat ketelitian dan keyakinan ini diterapkan pada saat

    langkah penetapan tujuan pengukuran. Untuk mengetahui berapa kali pengukuran

    yang harus dilakukan, harus dilakuakn beberapa tahap pengukuran pendahuluan.

    Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan,dengan melakukan beberapa

    buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur, biasanya sepuluh kali

    atau lebih. Setelah pengukuran tahap pertama ini dijalankan, ada tiga hal yang harus

    dilakukan : menguji keseragaman data, menghitung jumlah pengukuran yang

    diperlukan, dan bila belum cukup dilakukan pengukuran pendahuluan kedua. Jika

    tahap kedua telah selesai maka dilakukanlah ketigahal yang sama seperti diatas.

    Thap ini dilakuakn berulang dan begitu seterusnya sampai jumlah keseluruahn

    pengukuran mencukupi untuk tingkat tingkat ketelitian dan keyakinan yang

    dikehendaki. Istilah jumlah pengukuran pendahuluan terus dipakai selam jumlah

    pengukuran yang telah dilaksanakan pada tahap pengukuran belum mencukupi.

    (Sutalaksana, 1979, p131-132).

  • 26

    2.1.3 Uji Keseragaman Data

    Tugas mengukur adalah mendapatkan data yang seragam. Karena adanya

    ketidakseragaman data sering kali terjadi tanpa disadari oleh peneliti, maka

    diperlukan suatu alat yang dapat mendeteksi. Batas batas kontrol yang dibentuk

    dari data merupakan batas seragam tidak data. Data dikataka seragam yaitu bilamana

    berasal dari sistem sebab yang sama, bilamana berada dalam suatu batas kontrol.

    Sedangkan data yang tidak seragam yatu data yang berasal dari sebeb yang berbeda

    dan jika posisinya berada dalam luar bats kontrol kendali.

    Uji keseragaman data perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum menggunakan

    data yang diperoleh guna menetapkan waktu baku. Uji keseragaman data bisa

    dilaksanakan dengan cara visual atau mengaplikasikan peta kontrol (control chart).

    Peta kontrol adalah suatu alat yang tepat guna dalam menguji keseragaman data yang

    diperoleh dari hasil pengamatan.

    Uji keseraaman data secara visual dilakukan secara sederhana mudah dan

    cepat. Disini kita hanya sekedar melihat data yang terkumpul dan seterusnya

    mengidentifikasikan data yang terlalu ekstrim. Yang dimaksud dengan data yang

    terlalu ekstrim adalah data yang terlalu besar atau kecil dan menyimpang dari trend

    rata-ratanya. Data yang terlalu ekstrim ini dibuang jauh jauh dan tdak dimasukan

    kedalam perhitungan selanjutnya. (Sutalaksana,1979, p131-132)

    1. Hasil pengukuran dikelompokan kedalam subgrup subgrup dan hitung

    rata rata dari tiap subgrup.

  • 27

    nx

    x ik dimana n = ukuran subgrup, yaitu banyaknya data dalam 1

    grup. k = jumlah subgrup, Xi = data pengamatan

    2. Hitung rata rata keseluruhan, yaitu rata rata dari rata rata subgrup

    nx

    xk

    3. Hitung standar deviasi dari waktu pengukuran.

    1

    )( 2

    N

    xxi , dimana N = jumlah pengukuran pendahuluan yang

    telah dilakukan.

    4. Hitung standar deviasi dari distribusi harga subgup.

    nx

    5. Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)

    BKA : )(3x

    Zxx

    BKB : )(3x

    Zxx , dimana Z = koefisien pada distribusi normal sesuai

    dengan tingkat kepercayaan. Rumusnya :

    211 Z

    6. Jika seluruh data rata rata waktu subgrup berada dalam batas BKA dan

    BKB, maka data waktu dikatakan seragam.

  • 28

    2.1.4 Uji Kecukupan Data

    Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen kerja pada umumnya

    akan sedikit berbeda dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator bekerja pada

    kecakapan normal dan uniform, tiap element dalam siklus yang berbeda tidak selalu

    akan bisa dilaksanakan dlam waktu yang persis sama. Aktifitas pengukuran kerja

    pada dasarnya adlah merupakan proses sampling, konsekuensi yang diperoleh adalah

    bahwa semakin besar jumlah siklus kerja yang diamati / diukur, maka akan semakin

    mendekati kebenaran data waktu yang diperoleh. Pengukuran dlakukan dengan

    stopwatch. Semakin kecil variasi dari perbedaan waktu yang ada, maka jumlah

    pengukuran / pengmatan yang harus dilakukan juga akan cukup kecil. Sebaliknya

    jika semakin besar jumlah variabilitas dari waktu pengukuran, akanmenyebabkan

    jumlah siklus kerja yang diamati juga akan semakin besar agar diperoleh ketelitian

    yang dikehendaki.

    Perhitungan uji kecukupan data dapat terpenuh setelah semua harga rata-rata

    subgrup berada dalam batas kendali. Rumus dari kecukupan data :

    222 )(

    '

    Xi

    XiXiNsz

    N , dimana :

    N : jumlah pengukuran data minimum yang dibutuhkan

    N : jumlah pengukuran pendahuluan yang telah dilakukan setelah dikurangi data

    pengukuran pendahuluan yang telah dilakukan.

    Z : bilangan konversi pada distribusi normal sesuai dengan tingkat kepercayaan

  • 29

    S : tingkat ketelitian

    Jumlah pengukuran waktu dapat dikatakan cukup apabila jumlah pengukuran

    data minimum yang dibutuhkan secara teori lebih kecil atau sama dengan jumlah

    pengukuran pendahuluan yang telah dilakukan. (N < N)

    Jika pengukuran masih belum mencukupi, maka harus dilakukan pengukuran

    lagi sampai jumlah pengukuran tersebut cukup.

    2.1.5 Tingkat Ketelitian dan Keyakinan

    Pengukuran ini bertujuan untuk mencari waktu yang sebenarnya dibutuhkan

    untuk melakukan suatu pekerjaan. Waktu penyelesaian ini tidak pernah diketahui

    sebelumnya maka harus diadakan pengukuran. Idealnya dilakukan pengukuran

    pengukuran yang sangat banyak karena dengan demikian diperolah jawaban yang

    pasti. Ternyata hal ini jelas tidak memungkinkan karena keterbatasan waktu, tanaga,

    dan biaya yang ada. Namun sebaliknya bila tidak dilakukan beberapa kali

    pengukuran, akan dapat diduga hasilnya sangat kasar. Yang diperlukan adalah

    jumlah pengukuran yang tidak membebankan waktu, tenaga ataupun biaya yang lebih

    besar, tetapi hasilnya juga punya resiko tidak dapat dipercaya / diragukan.Dengan

    tidak dilakukan pengukuran yang banyak ini, pengukuran / pengamatan kana

    kehilangan sebagian kepastian.

    Tingkat ketelian dan kepercayaan adalah suatu tingkat kepastian yang

    diinginkan pengukur / peneliti setelah memutuskan tidak melakukan pengukuran

  • 30

    yang sangat banyak. Tingkat ketelitaian menunjukan penyimpangan maksimum hasil

    pengukuran dari waktu, hal ini biasanya dinyatakan dalam persen (%). Sedangkan

    tingkat kepercayaan menunjkan besarnya kepercayaan yang diinginkan pengukur,

    dimana hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Contohnya tingkat

    ketelitian 10 %, dan tingkat keyakinan 95 % memberi arti bahwa pengukur

    membolehkan rata rata hasil pengukurannya menyimpang sejauh 95 %. Hal ini

    berarti sebaliknya jika pengukur sampai memperbolehkan rata rata pengukuran

    yang menyimpang lebih dari 10 %, hal ini boleh terjadi bila hanya dengan

    kemungkinan 5 % (100% 95%).

    Pengaruh tingkat ketelitian dan keyakinan dalam jumlah pengukuranyang

    diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara intuitif hal ini dapat

    didugayaitu semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan,

    maka akan semakin banyak pengukuran yang diperlukan.

    (Sutalaksana, 1979, p135-136).

    Tingkat ketelitian dan keyakinan jumlahnya tergantung yang diinginkan

    peneliti. Dalam hal ini penulis mengasumsikan tingkan ketelitian dan keyakinan 0.95

    atau 95 % dan nilai error atau tingkat kesalahan sekitar 0.05 atau 5 %.

  • 31

    2.1.6 Analisis ABC / Pareto

    ABC Classification

    ABC Clasification atau biasa disebut juga analisis ABC adalah suatu cara /

    metode untuk menentukan prioritas / hal urgent berdasarkan kepentingan atau faktor

    faktor yang telah ditentukan perusahaan. Sedangkan pareto adalah menentukan

    kategori- kategori berdasarkan penglomp[okan kriteria kriteria tertentu. Kedua cara

    ini dinilai sama dalam memilih dan menglompokan part number (P/n) yang paling

    laku dll. Seperti menentukan barang mana yang sering diproduksi / diorder oleh

    konsumen dalam tiap bulannya, berarti barang / produk tersebut harus diutamakan

    dan menjadi prioritas untuk dipikirkan dan agar tidak terganggu produksinya.

    Analisis ini ditentukan berdasarkan bobot percentase berdasarkan data pesanaan

    Quantity order yang diterima perusahaan.

    Keputusan manajemen dalam mengelola persediaan seharusnya dibuat sesuai

    dengan produknya masing-masing. Stok yang telah dikelompokkan secara spesifik

    untuk dikontrol disebut stock keeping unit, dimana SKU akan dikelompokkan

    berdasarkan fungsi, ukuran warna, karakteristik, lokasi, style, dll. Sebagai contoh

    adalah terdapat dua sepatu dengan bentuk yang sama namun berbeda warna, maka

    kedua benda ini akan diletakkan pada SKU yang berbeda pula.

    Dari banyak penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 20%

    pemesanan barang merupakan 80% penggunaan dari total uang yang disediakan.

    Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk tidak semua SKU yang terdapat di

  • 32

    dalam gudang diperlakukan dengan tindakan yang sama. Nilai SKU dapat diperoleh

    dengan mengalikan nilai per unit dengan jumlah permintaan tahunan dari masing-

    masing SKU.

    Gambar 2.1 Distribusi Nilai SKU

    Dengan adanya konsep di atas maka para ahli menganjurkan menggunakan

    ABC classification dalam rangka mengontrol persediaan perusahaan dengan benar.

    ABC classification menggunakan pengelompokkan benda sesuai dengan jenisnya,

    yaitu:

    1. A items

    Benda pada kategori ini merupakan benda yang paling penting. Sejumlah 20%

    barang mengakibatkan 80% dari total pengeluaran inventory.

    2. B items

    Sejumlah 30% barang mengakibatkan 15% dari total pengeluaran inventory.

  • 33

    3. C items

    Sejumlah 50% barang mengakibatkan 5% dari total pengeluaran inventory.

    Untuk kategori ini dapat dilakukan pengambilan keputusan sesederhana

    mungkin. Benda-benda yang tergolong di dalam kategori ini biasanya

    berdasarkan tingkat penggunaan yang tinggi, mudah didapatkan dimana-

    mana, memiliki konsumen yang sama, lead times tidak lama, dll.

    Dalam pengaplikasiannya nilai presentase di atas tidak perlu digunakan secara

    mutlak, cukup hanya dalam jangkauan mendekati persentase di atas. Metode di atas

    dapat membantu dalam pengklasifikasian material.

    Dengan menggunakan pendekatan ABC classification, maka terdapat dua

    peraturan umum, yaitu:

    1. Memiliki sejumlah besar C items.

    C items mewakili 50% dari seluruh inventory namun hanya memerlukan 5%

    dari total nilai inventory. Oleh karena itu, sebaiknya buatlah safety stock

    dalam jumlah besar.

    2. Melakukan pengontrolan dengan benar terhadap A items.

    Sebaiknya untuk material A items dilakukan pengontrolan dalam frekuensi

    yang sering karena A items memerlukan sekitar 80% dari jumlah total nilai

    inventory yang ada.

  • 34

    Bisa dilihat dari contoh berikut ini :

    Inventory ABC AnalysisData Results

    VolumeUnit cost

    Dollar volume

    % Dollar volume

    Cumulative $-vol %

    10286 1000 90 90000 38.78% 38.78%11526 500 154 77000 33.18% 71.97%12760 1550 17 26350 11.35% 83.32%10867 350 42.86 15001 6.46% 89.78%10500 1000 12.5 12500 5.39% 95.17%12572 600 14.17 8502 3.66% 98.83%14075 2000 0.6 1200 0.52% 99.35%01036 100 8.5 850 0.37% 99.72%01307 1200 0.42 504 0.22% 99.94%10572 250 0.6 150 0.06% 100.00%

    Total 232057Tabel 2.1 contoh ABC analisis

    2.1.7 Peramalan / Forecasting

    Definisi Peramalan

    Peramalan (forecating) adalah Kegiatan untuk memperkirakan apa

    yang akan terjadi pada masa yang akan datang, meramalkan mengenai sesuatu

    yang belum terjadi dengan menggunakan dan mempertimbangkan data dari

    masa lampau.

    Pramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar

    yang stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan

    akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat komplek dan

    dinamis.

  • 35

    Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat

    komplek, dan dinamis karena permintaan tersebut akan tergantung dari keadaan

    sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan produk substitusi.

    Oleh karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat

    dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.

    Didalam forecasting kita selalu bertujuan agar forecast yang kita buat

    bisa meminimumkan pengaruh ketidakpastian dalam perusahaan. Dalam

    melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, haruslah

    diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia

    usaha pada masa yang akan datang. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang

    akan terjadi pada masa yang akan datang, kita kenal dengan apa yang disebut

    peramalan (forecasting).

    Setiap kebijakan ekonomi maupun kebijakan perusahaan tidak akan

    terlepas dari usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau

    meningkatkan keberhasilha perusahaan untuk mencapai tujuannya pada masa

    yang akan datang, di mana kebijakan tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu

    perlu dilihat dan dikaji situasi dan kondisi pada saat kebijakan tersebut

    dilaksanakan. Usaha untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi tersebut

    tidak terlepas dari kegiatan peramalan.

    Demikian pula halnya dalam penelitian, di mana salah satu tujuan

    penelitian adalah melakukan analisa terhadap situasi dan kondisi yang berlaku

  • 36

    sekarang atau tingkah laku dari sesuatu yang diteliti seperti, permintaan,

    produksi dan penjualan, yang digunakan untuk memperkirakan situasi dan

    kondisi yang akan terjadi atau tingkah laku dari sesuatu yang diteliti tersebut

    dimasa depan.

    Gambaran perkembangan pada masa depan diperoleh dari hasil analisa

    data yang didapat dari penlitian yang telah dilakukan. Perkembangan pada masa

    depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi, sehingga dapatlah dikatakan

    bahwa peramalan selalu diperlukan di dalam penelitian.

    Peramalan Produksi adalah suatu kegiatan untuk memprediksi

    permintaan produk pada suatu periode tertentu. Selain itu dalam beberapa

    bagian organisasi di mana peramalan kini memainkan peranan yang penting,

    antara lain:

    Penjadwalan sumber daya yang tersedia

    Menganalisa data yang lalu, tahap ini berguna untuk pola yang terjadi

    pada masa lalu. Ini digunakan denagan cara membuat tabulasi dari data

    yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola dari data

    tersebut.

    Penyediaan sumber daya tambahan

    Waktu tenggang untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerja

    baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari

  • 37

    sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan

    sumber daya di masa mendatang.

    Penentuan sumber daya yang diinginkan

    Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki

    dalam jangka panjang. Keputusan semacam itu bergantung pada kesempatan

    rasa, faktor-faktor lingkungan , dan pengembangan internal dari sumber daya

    finansial, manusia, produk, dan teknologis. Semua penentuan ini memerlukan

    peramalan yang baik dan manajer yang dapat menafsirkan pendugaan serta

    membuat keputusan yang tepat.

    Menurut Yamit (1999,p13) peramalan adalah prediksi, proyeksi,

    estimasi tingkat kejadian yang tidak pasti dimasa yang akan dating. Ketepatan

    secara mutlak dalam memprediksi dan tingkat kegiatan yang akan dating

    adalah tidak mungkin dicapai oleh karena itu ketika perusahaan tidak dapat

    melihat kejadian yang akan dating secara pasti, diperlukan waktu dan tenaga

    yang besar agar mereka dapat memiliki kekuatan untuk menarik kesimpulan

    terhadap kejadiaan yang akan datang.

    Menurut Herjanto (1999, p116) berdasarkan horizon waktu , peramalan dapat

    dibedakan atas :

    1. Peramalan jangka panjang

  • 38

    merupakan peramalan yang mencakup waktu lebih besar dari 24 bulan,

    misalnya peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman

    modal, perencanaan fasilitas.

    2. Peramalan jangka menengah

    yaitu antara 3-24 bulan, misalnya untuk perencanaan penjualan,

    perencanaan dan anggaran produksi.

    3. Peramalan jangka pendek

    yaitu untuk jangka waktu yang kurang dari 3 bulan, misalnya permalan

    dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material penjadwalan

    kerja dan penugasan.

    Kriteria peramalan yang baik adalah:

    1. Akurasi

    Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasaan dan

    kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila

    peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan

    kenyataan yang sebenarnya terjadi.

    2. Biaya

    Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah

    tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan,dan

    metode peramalan yang dipakai.

    3. Kemudahan

  • 39

    Pengguna metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan

    mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah

    percuma menggunakan metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan

    pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana, sumberdaya manusia,

    maupun peralatan teknologi.

    Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan,

    maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:

    1. Peramalan pasti mengandung kesalahan,artinya peramal hanya bisa

    mengrangi ketidak pastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan

    ketidak pastian tersebut.

    2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran

    kesalahan.artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka

    adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalaha

    yang mungkin terjadi.

    3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka

    panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, faktor-

    faktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan, sedangkan

    semakin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan

    terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan antara lain yaitu :

    Siklus bisnis

  • 40

    Penjualan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan produk

    terdebut, dan permintaan akan suatu produk akan dipengaruhi oleh

    kondisi ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase

    inflasi, resesi, depresiasi dan masa pemulihan.

    Siklus Hidup Produk

    Siklus hidup suatu produk bisanya mengikuti suatu suatu pola yang

    biasa disebut kurva S. kurva S menggambarkan besarnya permintaan

    terhadap waktu, dimana siklus hidup suatu produk akan dibagi

    menjadi fase pengenalan, fase pertumbuhan, fase kematangan dan

    akhirnya fase peburunan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka

    perlu dilakukan inovasi produk pada saat yang tepat.

    Faktor-faktor lain

    Beberapa factor lain yang mempengaruhi permintaan adalah reaksi

    balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan usaha-usaha

    yang dilakukan sendiri oleh perusahaan seperti peningkatan kualitas,

    pelayanan, anggaran periklanan, dan kebijaksanaan pembayaran secara

    kredit.

    Tujuan Peramalan

    Tujuan Peramalan secara khusus bertujuan untuk mendapatkan forecast

    yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error), yang

    biasanya diukur dengan mean squared error, mean absolute error, dan

  • 41

    sebagainya. Dengan peramalan, kita dapat melihat atau memperkirakan

    prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan

    terhadap propek tersebut, sehingga diperoleh informasi mengenai

    Kebutuhan suatu kegiatan usaha dimasa yang akan datang

    Waktu untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan skala

    produksi, pemasaran, serta target usaha

    Perencanaan skala produksi, pemasaran, anggaran, biaya produksi

    dan cash flow.

    Langkah Peramalan

    Langkah-langkah Peramalan sebagai berikut :

    1. Menganalisa data-data pada tahun lalu dan pada tahap ini

    menggunakan untuk pola yang terjadi pada masa yang lalu. Analisa

    ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi dari data-data yang lalu.

    Dengan tabulasi data maka dapat diketahui pola dari data tersebut.

    2. Menentukan metode yang akan digunakan dan pada masing-masing

    metode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda.

    3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang

    dipergunakan dan mempertimbangkan adanya beberapa faktor

    perubahan. Faktor perubahan ini terdiri dari perubahan kebijakan-

    kebijakan pemerintah, perkembangan potensi masyarakat dan

    penemuan-penemuan terbaru.

  • 42

    4. Penentuan tujuan, yaitu menentukan kebutuhan informasi -

    informasi bagi para pembuat keputusan seperti :

    Variabel - variabel yang akan diestimasi.

    Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan.

    Untuk tujuan apa hasil peramalan akan digunakan.

    Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan.

    Derajat ketepatan estimasi yang diinginkan.

    Kapan estimasi dibutuhkan.

    Bagian - bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan

    untuk kelompok pembeli, kelompok produk, atau daerah geografis.

    5. Pengembangan model, menentukan model yang merupakan

    penyederhanaan dari sistem dan merupakan kerangka analitik bagi

    masukan yang akan memperoleh pengeluaran. Model ditentukan

    berdasarkan sifat - sifat dan perilaku variabel.

    6. Pengujian model, dilakukan untuk menentukan tingkat akurasi,

    validitas dan reliabilitas, yang ditentukan dengan membandingkan

    hasil peramalan dengan kenyataan / aktual.

    7. Penerapan model, setelah lulus dalam pengujian, data historik akan

    dimasukkan ke dalam model untuk menghasilkan ramalan.

    8. Revisi dan evaluasi, ramalan yang telah dibuat harus senantiasa

    diperbaiki dan ditinjau kembali. Hal ini perlu dilakukan bila

  • 43

    terdapat perubahan dalam perusahaan dan lingkungannya (harga

    produk, karakteristik produk, periklanan, tingkat pengeluaran

    pemerintah, kebijaksanaan moneter, atau kemajuan teknologi) dan

    hasil perbandingan antara ramalan dengan data aktual.

    2.1.7.1 Kegunaan dan Peranan Peramalan

    Kegunaan dari peramalan adalah sebagai acuan untuk dalam

    mengambil keputusan yang berhubungan dengan berbagai keputusan

    mengenai masalah penjualan, permintaan persediaan keuangan dan

    sebagainya dan dari uraian tujuan peramalan diatas kita dapat lihat

    peramalan sangat memegang peranan penting baik dalam penelitian,

    perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan.

    Baik tidaknya keputusan dan rencana yang disusun sangat ditentukan

    oleh ketepatan ramalan yang dibuat. oleh sebab itu ketepatan ramalan

    tersebut meruapakan hal yang sangat penting.Walaupun demikian perlu

    disadari bahwa suatu ramalan adalah tetap ramalan, dimana selalu ada unsur

    kesalahan. Sehingga yang penting diperhatikan adalah usaha untuk

    memperkecil kemungkinan kesalahan tersebut. Dan baik tidaknya suatu

    ramalan yang disusun sangat tergantung pada orang yang melakukannya,

    langkah langkah peramalan yang dilakukan dan metode yang

    dipergunakan. Peranan Peramalan biasanya digunakan untuk melihat

    perklembangan dimasa depan, permalan dibutuhkan untuk menentukan

  • 44

    kapan suatu peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhab akabn timbul;

    sehingga bisa dipersiapkan kebijakan kebijakan yang perlu dilakukan

    demikian pula dalam hal penelitian, dimana tujuan penelitian adalah

    melakukan analisa terhadap situasi dan kondisi yang berlaku sekarang atau

    tingkah laku yang dari sesuatu yang diteliti seperti permintaan, produksi,

    dan penjualan, yang diperkirakan untuk memperkirakan kondisi dan situasi

    untuk masa yang akan datang.

    Kegunaan Peramalan:

    Menentukan apa uang dibutuhkan untuk perluasan pabrik

    Menentukan perencanaan lanjutna bagi produk produk yang ada untuk

    dikerjakan dengan fasilitas-fasilitas yang ada.

    Mementukan penjadwalan jangaka pendek produk-produk yang ada

    untuk dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada.

    Jenis-jenis Pola Data

    Data yang diplot adalah data masa lalu yang dipergunakan untuk

    meramalkan data di masa yang akan datang. Dari data yang telah diplot

    akan terlihat pola data untuk menentukan metode peramalan yang akan

    digunakan

    Menurut Makridakis (1999, p10) pola data dapat dibedakan menjadi :

    1. Pola horizontal (H)

  • 45

    Pola ini terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nlai rata-rata

    yang kinstan. (Deret seperti itu adalah stasioner terhadap nilai rata-

    ratanya.) Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau

    menurun selama waktu tertentu termasuk jenis ini. Demikian pula, suatu

    keadaan pengendalian kualitas yang menyangkut pengambilan contoh

    dari suatu proses produksi continue yang secara teoritis tidak mengalami

    perubahan juga termasuk jenis ini.

    Gambar 2.2 Permintaan berpola stasioner

    2. Pola musiman (S)

    Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman misalnya

    kuartalan, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu. Penjualan dari

    produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan baker, pemanas

    ruangan semuanya menunjukkan pola jenis ini.

  • 46

    Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi,p33

    Gambar 2.3 Permintaan berpola musiman

    3. Pola siklis (C)

    Yaitu pola yang terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi

    ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.

    Misalnya penjualan mobil, baja, dan peralatan lainnya.

    Pengaruh-pengaruh siklik atau sering disebut gelombang konjungtur,

    adalah komponen dasar runtun waktu. Pengaruh-pengaruh siklik ini

    mungkin merupakan komponen yang paling sulit ditentukan bila

    rentangan waktu tidak diketahui atau akibat siklus tidak dapat

    ditentukan. Pengaruh siklikal pada permintaan mungkin diakibatkan

    kejadian-kejadian seperti pemilihan politik, perang, kondisi-kondisi

    ekonomi, siklus bisnis, atau tekanan-tekanan sosiologik. Waktu fluktuasi

    siklik berbeda dengan fluktuasi musiman. Dalam grafik, gelombang

    fluktuasi siklik sedikit mirip dengan musiman, tetapi kedua hal itu tidak

    ada hubungannya. Bisa dilihat bentuk grafik ola datanya sbb :

  • 47

    Sumber : perencanaan dan pengendalian produksi,p34

    Gambar 2.4 Perminatan berpola siklis

    4. Pola trend

    Yaitu pola yang terjadi bila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler

    jangka panjang dalam data. Penjualan banyak perusahaan, produk

    nasional bruto (GNP) dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi

    lainnya mengikuti suatu pola trend selama perubahannya sepanjang

    waktu. Ini bisa dilihat dari contoh Grafik dibawah ini :

    05

    1015202530

    0 5 10 15

    Bulan

    Jum

    lah

    Gambar 2.5 Pola Trend (T)

    Banyak deret data yang mencakup kombinasi dari pola-pola data

    diatas. Metode peramalan yang dapat membedakan setiap pola harus dipakai

  • 48

    bila diinginkan adanya pemisahan komponen pola tersebu. Demikian pula,

    metode peramalan alternatif dapat digunakan untuk mengenal pola dan

    mencocokkan data secara tepat sehingga nilai mendatang dapat diramalkan.

    Metode-metode Peramalan

    Peramalan memiliki banyak metode yang tersedia dan beragam dalam

    hal ketepatan, ruang lingkup, horison waktu, dan biayanya. Tugas utamanya

    adalah menentukan metode mana yang digunakan untuk masing-masing

    keadaan, seberapa besar kepercayaan yang ditumpukan pada metode itu

    sendiri dan seberapa banyak modifikasi yang diperlukan untuk memasukan

    perkiraan pribadi sebelum pendugaan digunakan sebagai dasar untuk

    merencanakan kegiatan mendatang. Persoalan ini akan dibahas pada saat

    pengenalan tiap metode peramalan, dan kemudian pada saat membahas

    lingkungan organisasi untuk peramalan dan perencanaan terpadu.

    2.1.7.2.1. Metode DoubleExponential Smoothing Dua Parameter Dari Holt

    Metode pemulusan eksponensial ganda ( double exponential smoothing)

    menambahkan parameter dalam modelnya untuk mengurangi faktor

    kerandoman . Nilai perkiraan dapat dicari dengan :

    Inisialisasi Awal : S1 = X1

    b1 = X2 - X1

  • 49

    mbSFbSSbbSXS

    ttmt

    tttt

    tttt

    11

    11

    )1()())(1(

    Dimana : St = Pemulusan ke-t

    bt = Nilai trend ke-t

    mtF = Nilai peramalan ke-t

    = Faktor pemulusan

    2.1.7.2.2 Metode Triple Exponential Smoothing Metode Quadratik

    Inisialisasi Awal : S1 = S1 = S1 = X1

    1')1(.S' tt SX

    1")1('.S" tt SS

    1"')1(".S" tt SS

    ttt SSS '"".3'3a t

    ])34()810(')56[()1(2

    b '''''2t ttt SSS

    )"2'()1(

    c '''22

    t ttt SSS

    2

    21)( mcmbaFt ttt

    2.1.7.2.3 Metode Triple Exponential Smoothing Tiga Parameter Dari Winter

    Inisialisasi Awal : SL+1 = XL+1

  • 50

    It = XX t

    L

    XX

    L

    tt

    1

    )]XX(...)XX()XX()XX[(b LL22L11L11L21L Lt

    LX

    Pemulusan Keseluruhan :

    ))(1(S 1-t1-tt bSIX

    Lt

    t

    Pemulusan Trend :

    )1()1( )1()(b ttt bSS

    Pemulusan Musiman :

    L-tt )1(I ISX

    t

    t

    Peramalan :

    mLtttmt ImbSF )(()(

    2.1.7.2.3 Metode Double Moving Average

    Salah satu peramalan time series dengan melihat data trend adalah

    peramalan dengan metode double moving average. Pertama kali dilakukan

    moving average kemudian baru dilakukan lagi moving average untuk data

  • 51

    yang tadi yang sudah di moving average pertama kali. Berikut ini adalah

    rumus yang dipakai pada peramalan ini yaitu :

    Rumus untuk moving average yang pertama

    kYYYYYM ktttttt 1211

    ....

    Rumus untuk moving average yang kedua.

    kMMMMM kttttt 121

    ' ....

    Rumus untuk menghitung peramalan dengan double moving average

    mbaY

    MMk

    b

    MMMMMa

    pttpt

    ttt

    tttttt

    ^

    '

    ''

    )(1

    22)(

    2.1.7.2.4 Metode Peramalan Dekomposisi.

    Metode Dekomposisi mendasarkan penganalisaan untuk mengidentifikasi

    tiga faktor utama yang terdapat dalam suatu deret waktu, yaitu faktor

    trend, faktor musim, dan faktor siklus. Di dalam beberapa hal, peramal

    hanya mendasarkan penyusunannya pada dua faktor yang penting yaitu

    trend dan musiman. Faktor trend merupakan pergerakan yang mendasar

    pada jangka panjang dari deret waktu. Faktor ini dihitung sebagai suatu

    perkembangan garis lurus yang menaik atau menurun yang sifatnya statis

    dalam deret waktu. Pengukuran perkembangan faktor trend dilakukan

  • 52

    untuk periode waktu yang panjang dengan menghilangkan variasi musim

    dan variasi siklus.

    Ada beberapa pendekatan alternatif untuk mendekomposisi suatu deret

    waktu, dengan tujuan untuk mengisolasikan masing-masing komponen

    dari deret itu setepat mungkin. Konsep dasar dari dekomposisi ini adalah

    data empiris di mana yang pertama adalah pergeseran musim, kemudian

    trend dan terakhir adalah siklus.

    Simple =4

    321 tttt XXXX

    Centered =2

    1 tt SS

    Percent MA =CenteredPesaing

    Pesaing* =SeasonalPesaing

    Trend = a + b (periode)

    Fitted Values = Trend x Seasonal

    Error = Pesaing Fitted Values

    22 )( xxn

    yxxynb

    xbya

  • 53

    2.1.7.2 Statistik ketepatan peramalan

    Menurut Makridakis ukuran statistik standard adalah sebagai berikut :

    1.Error

    iii FXe

    2.Nilai tengah kesalahan absolut (mean error)

    n

    ii neME

    1/

    3.Nilai tengah galat absolut (mean absolute error)

    n

    iieMAE

    1

    4.Nilai tengah galat kuadrat ( mean squared error )

    n

    eMSE

    n

    ii

    12

    5.Deviasi standar galat (standard deviation of error)

    11

    2

    n

    eSDE

    n

    ii

    6.Nilai tengah deviasi absolut (mean absolute deviation)

    XXnMAD i1

  • 54

    2.1.7.3 Dua macam peramalan berdasarkan sifatnya yaitu :

    1. Peramalan subjektif adalah peramalan yang didasarkan atas perasaan

    atau intuisi dari orang yang menyusunnya.

    2. Peramalan objektif adalah peramalan yang didasarkan atas data yang

    relevan pada masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-

    metode dalam menganalisa data tersebut.

    Berdasarkan sifat peramalan yang telah disusun maka peramalan dapat

    dibedakan atas dua macam yaitu :

    1. Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data

    kualitatif pada masa lalu. Peramalan secara kualitatif ini didasrkan atas

    hasil penyelidikan seperti Delphi, S-curve, analogies dan penelitian

    bentuk atau didasarkan atas ciri-ciri normative seperti decision trees.

    2. Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data

    kuantitatif pada masa lalu. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan

    apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut :

    a. Adanya informasi tentang keadaan yang lain.

    b. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data.

    c. Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada

    masa yang akan datang.

  • 55

    2.1.7.4 Jenis metode peramalan pada peramalan kuantitatif sebagai berikut :

    1. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola

    hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel

    waktu, yang merupakan deret waktu atau time series.

    2. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola

    hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain

    yang mempengaruhinya, yang bukan waktu disebut metode korelasi atau

    sebab akibat.

    2.1.7.5 Metode-metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan

    antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu atau analisa

    deret waktu :

    a. Metode smoothing, yang meliputi metode data lewat, metode rata-rata

    kumulatif, metode rata-rata bergerak dan metode exponential smoothing.

    Pada metode smoothing ini digunakan untuk mengurangi

    ketidakteraturan musiman dari data yang lalu maupun kedua-duanya,

    dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data yang lalu.

    Ketepatan dari peramalan ini dengan metode ini akan dapat pada

    peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang

    sangat kurang ketepatannya. Pada metode ini biasanya digunakan untuk

    perencanaan dan pengendalian produksi dan persediaan, perencanaan

  • 56

    keuntungan dan perencanaan keuangannya lainnya. Data yang

    dibutuhkan pada metode ini minimal selama dua tahun.

    b. Metode Box Jenkins.

    Pada metode ini menggunakan dasar deret waktu dengan model

    matematis agar kesalahan yang terjadi dapat seminimal mungkin.

    Metode ini sangat baik ketepatannya untuk peramalan jangka pendek

    sedangkan untuk peramalan jangka panjang ketepatannya kurang baik.

    Data yang dibutuhkan minimal dua tahun dan lebih baik bila data yang

    dimiliki lebih dari dua tahun. Metode ini dipergunakan untuk peramalan

    dalam perencanaan dan pengendalian produksi, dan persediaan serta

    perencanaan anggaran.

    c. Metode Proyeksi Trend dengan Regresi.

    Pada metode ini merupakan dasar garis trend untuk suatu persamaan

    matematis, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat

    diproyeksikan hal yang diteliti untuk masa depan. Untuk jangka pendek

    maupun jangka panjang ketepatan peramalan dengan metode ini sangat

    baik. Data yang dibutuhkan pada metode ini adalah data tahunan dan

    makin banyak data yang dimiliki makin baik serta minimum data

    tahunan yang harus ada adalah lima tahun. Metode ini digunakan untuk

    peramalan bagi penyusunan rencana penanaman tanaman baru,

    perencanaan produk baru dan sebagainya.

  • 57

    Pemilihan Teknik dan Metode Peamalan

    Dalam pemilihan teknik dan metode peamalan, pertama-tama kita

    perlu mengetahui cirri-ciri yang penting yang perlu diperhatikan bagi

    pengambilan keputusan dan analisa keadaan, dalam mempersiapkan

    peramalan.

    Ada enam cirri utama yang perlu diperhatikan, yaitu :

    Horisan waktu (time horizon). Peiode waktu selama suatu keputusan atau

    analisa akan mepunyai pengaruh, dn untuk manager atau analisis harus

    merencanakan dan memperhitungkan pengaruh-pengaruh pemilihan

    teknik dan metode peramalan yang tepat. Horizon waktu umumnya dapat

    dibagi kedalam jangka pendek (satu sampai dengan tiga bulan) dan

    menengah (tiga sampai dengan satu setengah tahun).

    Tingkat perincian (level of detail). Tugas-tugas dalam pengambilan

    keputusan dan analisa umumnya dibagi-bagi (untuk memudahkan

    penanganannya menuruttingkat perincian yang dibutuhkan). Dalam suatu

    perusahaan misalnya terdapat bagian perencanaan yang mengerjakan

    perencanaan yang menyeluruh untuk perusahaan tersebut.

    Jumlah produk. Dalam keadaan dimana keputusan atau analisa yang

    dibuat mengenai berbagai produk perusahaan, maka hendaklah ada usaha

    pengembangan secara efektif atas aturan-aturan pengambilan keputusan

  • 58

    yang sederhana, yang dapat diapplikasikan secara mekanis untuk masing-

    masing produk.

    Pengawasan versus Perencanaan. Manager dan analisis yang membuat

    suatu keputusan dalam bidang pengawasan, mempunyai kebutuhan yang

    berbeda, bila dibandingkan dengan kebutuhan dari manager dan analis

    yang membuat keputusan dalam bidang perencanaan. Oleh karena itu

    metode peramalan yang dibutuhkan untuk pengawasan adalah metode

    peramalan yang mampu memperkirakan dan mengetahui sedini mungkin

    perubahan yang terdapat dalam pola pasar.

    Stabilitas. Peramalan dari keadaan yang secara ekstrim stabil sepanjang

    masa adalah berbeda dengan persoalan peramalan dari keadaan yang

    selalu berubah. Dalam keadaan stabil, metode peramalan dapat diterima

    dan diperiksa secara periodic untuk menentukan apakah hal tersebut masih

    berlaku.

    Prosedur Perencanaan yang ada. Suatu metode peramalan umumnya

    memasukan proses perubahan rencana perusahaan dan prosedur-prosedur

    pengambilan keputusan. Bila manager sangat berhati-hati, makaakan

    selalu dapat usaha untuk mengurangi perubahan dalam suatu organisasi.

    Hal yang sangat penting dalam penggunaan yang efektif dari suatu metode

    peramalan adalah usaha untuk memulai dengan hal-hal yang sangat erat

    dengan prosedur yang ada, dan kemudian melakukan pengerjaannya

  • 59

    denga pendekatan yang berkembang dari peningkatan metode-metode

    tersebut serta membuat perbaikan-perbaikan. Dengan cara ini, perubahan-

    perubahan dibuat dalam masing-masing model. Sehingga denga demikian

    manager perlu lebih hati-hati dengan prosedur yang ada dalam

    penggunaannya bagi pengambilan keputusan, dan membutuhkan metode

    peramalan yang berbeda dengan memilih metode yang berlaku pada saat

    dimulainya.

    2.1. Arti dan fungsi LINIER PROGRAMING

    Programa Linier (Linier programing / LP) adalah salah satu teknik riset

    operasi yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik. Secara umum dapat

    didefinsikan bahwa LP adalah merupakan metode matematik dengan mengalokasikan

    sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal yaitu maksimumkan provit /

    laba atau minimumkan pengluaran biaya / cost. Saaat ini LP banyak dipakai untuk

    menyelesaikan permasalahan ekonomi, industri, militer, sosial dan lain lain. LP

    dapat dikatakan sebagai suatu model matematik yang terdiri atas fungsi tujuan linier

    dan sistem kendala linier. Jadi suatu permasalahan akan terlihat jamak dan dapat

    dicar solusinya bila semua nilai variabel tujuan dan kendala mempunyai hubungan

    secara terkait / linier. Hubungan linier maksudnya saling berhungan / berkaitan satu

    sama lain.

  • 60

    George B. Dantzig diakui sebagai pionir LP, karena jasanya yang telah

    menemukan dan mengembangkan metode pemecahan untuk mencari nilai optimum /

    solusi dengan banyak variabel keputusan. Pada pertama kali Dantzig bekerja pada

    penelitian matematik untuk memecahkan masalah logistik militer di angkatan udara

    Amerika Serikat selama perang dunia ke-II. Penelitiannya didukung oleh ahli ahli

    lain seperti J Von Neumann, L. Hurwicz dan T.C. Koopmans, yang bekerja pada

    subjek yang sama. Nama asli dari teknik ini adalah program saling ketergantungan

    kegiatan kegiatan dalam suatu struktur linier yang kemudian dikenal manjadi

    Linier Programing.

    Setelah perang dunia ke II, banyak ahli yang bergabung dengan Dantzig

    dalam pengmbangan konsep LP. Paper pertama yang dupublikasikan oleh Dantzig

    yang sekarang dikenal dengan metode simpleks (berulang-ulang) pada tahun 1947.

    Pada saat itu Dantzig bekerjasama dengan Marshall Wood dan Alex Orden dalam

    mengembangkan metode simpleks. Untuk saat itu penelitian Dantzig dan rekan

    hanya sebatas secara umum untuk bidang militer seperti transportasi, logistik,

    perbekalan dan lain lain.

    Kemudian konsep linier programing segera diterapkan dalam bidang

    pemerintahan dan bisnis. Dengan LP dapat dicari solusi optimum yang sangat

    membantu dalam pengambilan keputusan dalam bidang bisnis. Pada saat ahirnya

    lambat laun seiring zaman, LP banyak dibantu dengan kemudahan komputer yatu

    dengan adanya software. Ahir tahun 80-an banyak ditemukan software yang meneliti

  • 61

    tentang LP dengan mudah, cepat dan akurat. Contohnya adlah QM (Quantitative

    management) atau LINDO (linier programing optimizing Discrit)

    Formulasi Model LP

    Masalah yang sering dihadapi peneliti adalah alokasi optimum sumber daya

    yang langka. Sumber daya tersebut dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah,

    kapasitas mesi, waktu, ruangan dan tekhnologi. Tugas dari peneliti tu adalah

    menganalisis penyelesaian permasalahan dengan hasil optimum yang mungkin dapat

    tercapai dengan keterbatasan sumber daya itu. Hasil yang ingin diperoleh seperti

    maksimasi provit, kesejahteraan,, nilai penjualan atau minimasi biaya, waktu dan

    jarak.

    Setelah masalah berhasil diidentifikasi, tujuan harus ditetapkan lalu

    memformulasikan manjadi formulasi model matematik yang meliputi 3 tahap berikut

    ini :

    1. Tentuakn variabel yang tidak diketahui (variabel keputusan) dan nyatakan

    dalam simbol matematik.

    2. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukan sebagai suatu hubungan linier dri

    variabel keputusan yang telah dibuat.

    3. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam

    bentuk persamaan dan pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier

    dari variabel keputusan tersebut. Kendala ini merupakan batasan batasan

    yang harus dilakukan untuk mencapai variabel keputusan.

  • 62

    Contoh sederhana dapat diilustrasiakan sebagai berikut :

    sebuah perusahaan memproduksi 3 produk dengan keterangan sebagai berikut :

    Jenis produk Keterbatasan sumber dayaTenaga krj(jam/pcs) Jumlah bahan(kg/pcs)

    Harga yang diinginkan

    Produk 1 5 4 3Produk 2 2 6 5Produk 3 4 3 2

    Dapat diketahui :

    1. Variabel keputusan

    X1 = produk 1, X2 = produk 2 dan X3 = produk 3.

    2. Fungsi tujuan

    Fungsi tujuan adalah hal hal yang hendak dicapai / diinginkan

    perusahaan, yaitu maksimasi harga atau provit / laba. Z = 3X1 + 5X2 +

    2X3

    3. Sistem kendala / batasan

    Dalam hal ini kendala dan batsannya hanya tenaga kerja dan bahan

    baku yang terbatas. Ini adalah yang dimaksud dengan sumber daya

    terbatas. Dapat dirumuskan : 5X1 + 2X2 + 4X3

  • 63

    juga kita gunakan untuk menyelesaikan permasalahan minimisasi yang biasanya

    mempunyai tanda dan atau = pada fungsi kendalanya.

    Pada saat ini akan dibahas penyelesaian permasalahan LP dengan fungsi tujuan

    minimisasi. Pembahasan akan dimulai dengan memformulasikan permasalahan sesuai

    dengan standard simpleks, kemudian dilanjutkan dengan melakukan iterasi atau

    perbaikan tabel hingga optimal. dan bagian terakhir pada akan dikemukakan beberapa

    issue teknis yang sering kita jumpai dalam metode simpleks

    Pada tahap awal dalam linier programming akan ditekankan :

    1. Memformulasikan permasalahan sesuai standard simpleks untuk

    fungsi kendala dengan tanda dan atau = .

    2. Menyelesaikan permasalahan linear programming dengan iterasi

    simpleks untuk fungsi tujuan minimisasi.

    3. Menginterpretasikan tabel optimal simpleks

    4. Memahami adanya kasus khusus di dalam metode simpleks

    2.1.8 Teknik pmecahan masalah dengan simplex

    Metode Simpleks

    Permasalahan Linier programing yang terdiri dari 2 kendala batasan, cukup

    hanya menggunakan metode grafis dalam penyelesaiannya. Tetapi untuk yang lebih

    dari 2 kendala batasan harus menggunakan simpleks. Metode simpleks adalah

    metode dalam pencarian solusi optimum berdasarkan fungsi tujuan yang hendak

  • 64

    dicapai apakah minmasi atau maksimasi. Metode ini biasa disebut metode dengan

    banyak iterasi atau kegiatan berulang-ulang. Metode Simpleks pertama kali

    diperkenalkan olah George B Dantzig pada tahun 1947 yang diperbaiki oleh ahli

    ahli lain.

    Dalam mengembangkan model matematis dapat dimulai dengan menjawab

    ketiga pertanyaan berikut :

    1) Variabel apa yang tidak diketahui dalam permasalahan tersebut ?

    2) Batasan apa yang harus diberikan pada variabel tersebut agar sistem terpenuhi ?

    3) Sasaran apa yang harus dicapai agar solusi menjadi optimum ?

    Di dalam menyelesaikan persoalan optimasi dengan menggunakan metode simpleks,

    harus memenuhi kriteria-kriteria berikut :

    1) Seluruh pembatas berbentuk persamaan ( = )

    a) Jika pembatas bertanda atau dapat dijadikan suatu persamaan yang bertanda

    dengan cara menambah atau mengurangi dengan suatu variabel (slack variable). Jika

    tanda pada persamaan tersebut adalah maka kita harus menambahkannya dengan

    slack S1 > 0, dan jika persamaan tersebut bertanda maka kita harus menguranginya

    dengan slack S2 > 0.

    Contoh :

    X1 + 2x2 6 ----------------------X1 + 2x2 + S1 = 6

    X1 + 2x2 5 ----------------------X1 + 2x2 - S2 = 5

  • 65

    b) Ruas kanan dari suatu persamaan dapat dijadikan bilangan non negatif jika kedua

    ruas dikalikan 1

    c) Arah ketidaksamaan dapat berubah jika kedua ruas dikalikan dengan 1

    d) Pembatas dengan ketidaksamaan yang ruas kirinya berada dalam tanda mutlak

    dapat diubah menjadi dua ketidaksamaan

    Contoh :

    | a1X1 + a2X2 | b--------------------------- a1X1 + a2X2 b dan a1X1 + a2X2 -b

    | a1X1 + a2X2 | b--------------------------- a1X1 + a2X2 b atau a1X1 + a2X2 -b

    2) Seluruh variabel merupakan variabel non negatif

    3) Fungsi tujuan berupa maksimum atau minimum. Meskipun begitu kadang-kadang

    masih diperlukan perubahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya. (Taha, 1996). Secara

    matematis, solusi yang diperoleh dari pengelolaan variabel tersebut disebut sebagai

    solusi basis. Jika suatu solusi basis dapat memenuhi pembatas-pembatas non negatif,

    maka solusi ini disebut sebagai solusi basis fisibel. Variabel-variabel yang dinolkan

    disebut sebagai variabel non basis dan sisanya disebut variabel basis. Jumlah iterasi

    maksimum dalam metode simpleks adalah sama dengan jumlah maksimum solusi

    basis dalam bentuk standart. Dengan demikian, jumlah itrasi metode simpleks ini

    tidak akan melebihi dari :

    mmnnC nm )!(!

    dimana n = jumlah variabel dan m = jumlah persamaan

    Algoritma Simpleks Untuk Kasus Maksimasi

    1. Konversikan persoalan ke dalam bentuk formula yang standart.

  • 66

    2. Cari solusi basis fisibel (BFS) dengan cara menambahkan variabel slack ke dalam

    ketidaksamaan (/ ) agar menjadi persamaan (=).

    3. Jika seluruh variabel non basis pada baris fungsi tujuan memiliki nilai yang positif

    maka BFS sudah optimal. Jika pada baris fungsi tujuan masih ada variabel dengan

    koefisien yang bernilai negatif, pilih salah satu variabel yang mempunyai koefisien

    paling kecil pada baris tersebut. Variabel ini akan masuk status variabel basis, karena

    itu variabel ini disebut entering variable (EV).

    4. Hitung rasio dari ruas kanan / (koefisien EV) pada setiap baris pembatas dimana

    EV-nya mempunyai koefisien positif. Variabel basis pada baris pembatas dengan

    rasio positif terkecil akan berubah status menjadi variabel non basis. Variabel ini

    kemudian disebut sebgai variabel yang meninggalkan basis atau leaving variabel

    (LV).

    5. Lakukan operasi baris elementer untuk membuat operasi EV pada baris dengan

    rasio positif terkecil ini menjadi berharga 1 dan berharga 0 pada baris baris yang

    lainnya.

    6. Kembali ke langkah 3

    Catatan : Bila ditemukan lebih dari satu baris yang mempunyai rasio positif terkecil,

    maka pilihlah sembarang, karena tidak akan mempengaruhi hasil perhitungan.

    Algoritma Simpleks Untuk Kasus Minimasi

    1. Ubahlah fungsi tujuan dari fungsi minimasi menjadi fungsi maksimasi, kemudian

    selesaikan dengan cara biasa

  • 67

    2. Modifikasi langkah ke-3 pada kasus maksimasi menjadi, Jika seluruh NBV pada

    baris tujuan mempunyai koefisien yang berharga non positif, maka BFS sudah

    optimal. Jika baris tujuan masih ada variabel dengan koefisien positif, pilihlah salah

    satu variabel yang berharga paling positif (paling besar) pada baris tujuan untuk

    menjadi EV

    2.1.3. Kasus Khusus Linier programing

    1. Degenerasi

    Kasus ini terjadi apabila satu atau lebih dari satu variabel basis berharga nol sehingga

    iterasi yang dilakukan selanjutnya bisa menjadi suatu loop yang akan kembali ke

    bentuk sebelumnya. Kasus ini disebut circling. Pertanyaan yang timbul adalah :

    Bagaimana menghentikan perhitungan saat iterasi simpleks menghasilkan suatu

    degenerate (salah satu variabel basisnya menghasilkan nol)?. Untuk solusinya cukup

    dilakukan iterasi hingga 3 kali, artinya jika ternyata masih terjadi suatu loop, maka

    hentikan. Hal ini dilakukan karena tidak semua persoalan menghasilkan solusi

    degenerate yang tetap. Dengan kata lain ada persoalan yang suatu saat bersifat

    degenerate, tetapi pada iterasi berikutnya degenerasi menghilang. Kasus ini disebut

    degenerasi temporer. bersifat tetap.

    2. Solusi Optimum Banyak

    Kasus ini terjadi apabila fungsi tujuan paralel dengan fungsi pembatas, dimana paling

    sedikit salah satu variabel non basis pada persamaan fungsi tujuan yang mempunyai

    koefisien nol. Akibatnya, walaupun variabel tersebut dinaikkan harganya, tidak akan

  • 68

    merubah nilai fungsi tujuan. Karena itu, solusi-solusi optimum yang lain ini biasanya

    dapat diidentifikasi dengan menunjukkan iterasiiterasi tambahan pada metode

    simpleksnya dan variabel-variabel non basis yang berkoefisien nol itu selalu dipilih

    menjadi entering variabel.

    METODE SIMPLEKS PERMASALAHAN MINIMISASI FORMULASI

    PERMASALAHAN MENURUT METODE SIMPLEKS UNTUK TANDA

    PERTIDAKSAMAAN DAN

    Pada topik ini akan dibahas mengenai penyelesaian permasalahan LP dengan

    fungsi tujuan minimisasi. Pada permasalahan minimisasi, biasanya kita jumpai tanda

    pada fungsi kendala. Kendati demikian tidak menutup kemungkinan fungsi kendala

    mempunyai tanda .

    Dalam menyelesaikan permasalahan LP dengan metode simpleks, langkah

    pertama yang harus kita lakukan adalah menyesuaikan formulasi permasalahan

    dengan standard simpleks. Dengan kata lain kita harus merubah tanda

    pertidaksamaan menjadi persamaan.

    Pada fungsi kendala dengan tanda kita harus menambahkan slack variabel

    yang menyatakan kapasitas yang tidak digunakan atau yang tersisa pada departemen

    tersebut. Hal ini karena ada kemungkinan kapasitas yang tersedia tidak semuanya

    digunakan dalam proses produksi. Pada permasalahan minimisasi kita jumpai fungsi

    kendala dengan tanda , artinya bahwa kita dapat menggunakan sumberdaya lebih

  • 69

    dari yang tersedia. Pertanyaan yang muncul adalah berapa besarnya kelebihan

    sumberdaya yang telah kita gunakan dari yang tersedia ?. Untuk menyatakan

    kelebihan sumberdaya yang digunakan dari yang tersedia ini, maka kita harus

    mengurangi kendala tersebut dengan surplus variabel. Surplus variabel ini sering juga

    disebut sebagai slack variabel yang negatif.

    Karena nilai solusi pada permasalahan LP harus non-negatif maka untuk

    mengatasi masalah ini kita harus menambahkan artificial variabel (A). Artificial

    variabel ini secara phisik tidak mempunyai arti, dan hanya digunakan

    untuk kepentingan perhitungan saja.

    2.1.4 Analisis Maksimasi Laba

    Laba adalah profit atau besarnya keuntungan yang hendak dicapai perusahaan,

    yang mana merupakan pengurangan dari nilai harga penjualan dengan HPP (Harga

    Pokok produksi). Dengan laba, maka prusahaan dapat dinilai apakah maju atau tidak.

    Laba merupakan goal / tujuan yang hendak dicapai.

    Keuntungan atau profit merupakan hal yang ingin dicapai oleh setiap industri,

    maka hal menuju jalan maksimalkan profit harus digapai. Profit sangat penting untuk

    menilai apakah perusahaan maju atau tidak atau bahkan mampu bersaing atau

    bangkrut. Ada perbadaan antara jenis produk yang laku / sering diproduksi dengan

    yang tidak. Karena produk yang fast moving akan sering diminta oleh konsumen,

    maka penyediaan sumber daya untuk memproduksi produk produk fast moving

  • 70

    jangan sampai terganggu. Dengan ini maka penciptaan Profit / Keuntungan

    perusahaan dapat diprediksi dan ditingkatkan oleh perusahaan melalui produk

    produk fast moving ini.

    Sebagai salah satu usaha untuk merencanakan pemenuhan permintaan

    produksi dan meningkatkan angka produksi agar selalu konstan, cukup dan efisien

    dan mengurangi cost yang ada, perusahaan melakukan pengontrolan persediaan

    bahan baku dan menyediakan sumber sumber daya utama pendukung yang tepat

    lalu mengalokaskan agar terciptanya kapasitas produksi yang memenuhi target.

    Dengan telah terciptanya alokasi sumber daya tersebut, maka produksi akan berjalan

    dengan lancar dan peningkatan efisinsi dapat terwujud.

    Jadi antara kapasitas alokasi yang mantap, dapat memberbesar kesempatan

    maksimasi laba.

    Tujuan

    Tujuan dari maksimasi laba adalah memperoleh keuntungan atau laba

    perusahaan yang sebesar-besarnya dengan kendala yang ada. kendala disini

    maksudnya adalah kendala atau batasan bahan baku, yang mana dengan kapasitas

    yang ada, berapakah keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan ?.

    Karena dengan pengalokasian sumberdaya dengan tepat maka pencapaian

    tujuan yaitu maksimasi laba dapat tercipta dengan baik dan terencana sehingga

    perusahaan tahu dan sadar dengan kapasitas yang ada, berapa jumlah laba

  • 71

    yang akan diperoleh. Bila hal itu talah diketahui benar maka tujuan maksimasi dapat

    dijadikan tolakukur kemajuan perusahaan.

    Optimasi

    OPTIMAL = YANG TERBAIK.

    MAKSIMUM / MAKSIMASI = NILAI TERTINGGI, BATAS ATAS.

    Jadi segala sesuatu yang maksimal / maksimum belum tentu optimal dan sebaliknya

    sesuatu yang optimal juga belum tentu maksimal / maksimum. Karena yang terbaik

    belum tentu yang tertinggi atau yang tertinggi belum terntu terbaik.

    Sebagai contoh : ada perusahaan yang angka penjualannya ditentukan oleh selera

    pasar seperti produk fashion. Baju T-shirt yang memiliki angka penjualan tertinggi

    mulai diproduksi karena murah dan banyak peminatnya yang mayorits anak muda

    domestik. tetapi disatu sisi perusahaan juga harus mempertahankan komoditi andalan

    perusahaan seperti tas-tas branded seperti Prada, lousvitton, versace dll yang

    notabennya sepi pembeli tapi sangat mahal bila dijual keluar negeri. Pihak

    perusahaan lebih mengutamakan memproduksi produk branded tersebut untuk pasar

    export dibandingkan dengan memproduksi T-shirt lokal.

    Jadi arti OPTIMASI adalah gabungan dari optimal dan maksimal. Yaitu

    segala sesuatu dengan kondisi yang terbaik dengan nilai yang tertinggi. Artinya

    dengan kondisi alokasi yang terbaik, efisinsi terbaik, maka bukan tidak mungkin

    dapat maksimalkan laba / Profit perusahaan. Optimasi adalah cara

  • 72

    berkesinambungan untuk aktivitas perusahaan dalam memproduksi dengan jalan /

    metode yang terbaiak yang bertujuan untuk maksimalkan laba agar diperoleh angka

    yang sebesar basarnya.

    Berikut bisa dilihat dariilustrasi grafiknya yang mana menunjukan keterkaitan

    terhadap maksimasi laba, tujuan, optimasi dll :

  • 73

    Gambar 1 : Keuntungan akan naik bila produktifitas perusahaan juga meningkat.

    Cara meningkatkan produktifitas dengan alokasi sumberdaya yang tepat, mengurangi

    pemborosan / ketidakefektivan dll.

    Gambar 2 : Aset / modal perusahaan pada waktu awal naik, tetapi seiring

    berjalannya waktu modal / aset tersebut akan habis atau mengalami penyusutan.

    Sedangkan bila perusahaan maju, maka nilai profit / laba akan naik. Berkurangnya

    modal / aset dapat ditutupi dengan bertambahnya nilai laba / profit perusahaan, yang

    mana dalam dunia ekonomi dosebut dengan istilah balik modal atau Break even

    point, atau titik dimana bertemunya penyusutan modal dan bertambahnya

    keuntungan / laba. Dengan kondisi inimaka perusahaan dapat menjalankan

    aktifitasnya dengan langgerng dan seimbang.

    2.1.13 Kerangka Pikir

    Dalam dunia nyata belum tentu semua variabel / parameter dapat diketahu

    secara pasti. Akan tetapi dengan linier programing akan selalu dicoba untuk

    menghasilkan solusi optimal dari suatu permasalahan. Apabila dalam

    perkembangannya parameter berubah, maka dapat diperbaiki secara lanjut dengan

    menggunakan analisa parameter sehingga dapat diperoleh lagi solus ioptimum

    berikutnya.