2006-2-01054-TI-bab 2

34
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarakan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mecapai tujuan secara ekonomis dan aman (Apple, 1990, p2) Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan, disamping itu akan menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat meningkat bila penyusunan tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif. 2.1.1 Tujuan Perencanaan Tata Letak Pabrik Secara garis besar tujuan dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi untuk menggambarkan sebuah susunan yang ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan, dimana barang-barang dapat

Transcript of 2006-2-01054-TI-bab 2

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

    Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis,

    membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa.

    Rancangan ini pada umumnya digambarakan sebagai rancangan lantai, yaitu

    satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lain)

    untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran

    informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mecapai tujuan secara ekonomis

    dan aman (Apple, 1990, p2)

    Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan

    daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan, disamping itu akan

    menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat

    meningkat bila penyusunan tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif.

    2.1.1 Tujuan Perencanaan Tata Letak Pabrik

    Secara garis besar tujuan dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja

    dan segala fasilitas produksi untuk menggambarkan sebuah susunan yang

    ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan, dimana barang-barang dapat

  • 14

    diproduksi secara ekonomis, maka seyogyanya dirancang dengan memahami

    tujuan penata letak. Tujuan utama tadi adalah (Apple, 1990, p5)

    1. Memudahkan proses manufaktur

    Harus dirancang sedemikian rupa sehingga proses manufaktur dapat

    dilaksanakan dengan cara yang sangkat sangkil.

    2. Meminimumkan pemindahan barang

    Tata letak yang baik harus dapat menekan pemindahan barang diturunkan

    sampai batas minimum

    3. Memelihara keluwesan susunan dan operasi

    Adakalanya sebuah pabrik atau departemen memerlukan perubahan

    kemampuan produksinya. Dengan tata letak yang baik, dapat ditanggulangi

    dengan memasang/membangun sistem utilitas pada tempat-tempat yang

    pelayanannya dapat dipasangkan dengan mudah ketika bangunan didirikan.

    Contoh : Saluran elktrik dan jalur pipa.

    4. Memelihara perputaran barang-setengah jadi yang tinggi

    Hal ini dimaksudkan jika penyimpanan barang setengah jadi diturunkan

    sampai sekecil mungkin, waktu peredaran total akan berkurang, jumlah

    barang setengah jadi akan berkurang persediaan akan menurun, akhirnya

    menurunkan biaya produksi.

    5. Menekan modal tertanam pada peralatan

    Kecermatan dalam memilih metode pemrosesan kadang-kadang dapat

    menghemat pembelian sebuah mesin. Misal: 2 komponen yang berbeda dan

  • 15

    memerlukan peralatan yang sama dapat dilewatkan pada mesin yang sama

    pula, sehingga dapat mengurangi biaya mesin kedua.

    6. Menghemat pemakaian ruang bangunan

    7. Meningkatkan kesangkilan tenaga kerja

    8. Memberi kemudahan, keselamatan bagi pegawai, dan memberi kenyamanan

    dalam melaksanakan pekerjaan.

    2.1.2 Prinsip-prinsip Dasar didalam Perencanaan Tata Letak Pabrik

    Prinsip dasar perencanaan tata letak pabrik merupakan merupakan tujuan

    dari perencanaan tata letak pabrik itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut antara

    lain:

    1. Prinsip integrasi secara total

    Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah integrasi secara total

    dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.

    2. Prinsip jarak pemindahan bahan yang paling minimal

    Dalam proses pemindahan bahan dari satu unit operasi ke unit operasi yang

    lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak pemindahan

    tersebut.

    3. Prinsip aliran dari suatu proses kerja

    Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik,

    gerakan memotong.

  • 16

    4. Prinsip pemanfaatan ruangan

    Dalam merencanakan tata letak pabrik, kita harus mempertimbangkan

    faktor-faktor dimensi ruang serta gerakan-gerakan dari orang, bahan atau

    mesin.

    5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja

    Kepuasan dan keselamatan kerja yang terjamin akan memberikan moral

    kerja yang lebih baik dari karyawan dan hal ini akan mengurangi ongkos

    produksi serta meningkatkan kemampuan kerja dari karyawan sehingga

    otomatis perusahaan akan mendapatkan keuntungan ganda.

    2.2 Tipe Tata Letak Pabrik

    Dilihat dari pengurutan mesin-mesin dan peralatan, bentuk tata letak pabrik

    dibagi dalam empat macam:

    1. Proses tata letak

    Penyusunan tata letak pabrik tipe ini adalah berdasarkan proses pengerjaan

    yang sama, dimana mesin-mesin atau peralatan yang sama terletak pada suatu

    daerah, misalnya mesin bor dipasang pada antar ruang tersebut. Demikian

    juga dengan mesin-mesin dan peralatan lainnya.

  • 17

    Gambar 2.1 Proses Lay Out

    2. Fixed tata letak

    Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan tempat, dimana produk yang

    dikerjakan tetap tinggal pada tempat nya, dengan demikian semua fasilitas

    yang diperlukan seperti manusia, mesin-mesin atau peralatan dan bahan

    bergerak menuju produk, misalnya pembuatan kapal.

    Gambar 2.2 Fixed Lay Out

  • 18

    3. Produk tata letak

    Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan urutan proses produksi, dimana

    mesin-mesin atau peralatan disusun menurut urutan proses, dengan demikian

    suatu pengerjaan akan diikuti oleh pengerjaan berikutnya, sesuai dengan

    urutan-urutan prosesnya.

    Gambar 2.3 Produk tata letak

    4. Kombinasi atau Mix tata letak

    Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan pada penggabungan dari proses

    tata letak, yaitu penyusunan tata letak pabrik menurut pengerjaan komponen

    benda kerja dimana mesin-mesin atau peralatan-peralatan disusun berdasarkan

    urutan pengerjaan komponen tertentu.

    5. Tata letak kelompok produk

    Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen

    yang dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan

    langkah-langkah pemrosesan, bentukm mesin atau peralatan yang dipakai.

  • 19

    Pada tipe ini pula, mesin-mesin atau fasilitas produksi akan dikelompokkan

    dan ditempatkan dalam sebuah manufacturing cell.

    Gambar 2.4 Tata letak kelompok produk

    2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Letak Pabrik

    Didalam merancang tata letak suatu pabrik perlu ditinjau faktor-faktor

    yang akan mempengaruhi pada masing-masing perancangan tersebut. Faktor-

    faktor ini adalah sebagai berikut (Apple, 1990, p26) :

    1. Faktor bahan

    Faktor bahan disini adalah meliputi jumlah bahan, rencana produk, macam

    pengolahan, serta urutan-urutan prosesnya. Faktor-faktor ini mempengaruhi

    hal-hal yang berhubungan dengan :

    a) Perencanaan dan spesifikasi produk

    b) Jumlah dan jenis bahan

    c) Faktor mesin dan peralatan

  • 20

    2. Faktor mesin dan peralatan

    Adalah semua alat-alat dan perlengakapannya yang diperlukan untuk proses

    produksi. Faktor yang harus diperhatikan pada mesin dan peralatan ini

    adalah sebagai berikut:

    a) Kapasitas mesin dan peralatan

    b) Efisiensi pemakaian

    c) Jumlah mesin dan peralatan yang digunakan

    d) Pemeliharaan yang diperlukan

    3. Faktor buruh

    Faktor buruh disini adalah meliputi pekerja langsung, pengawas, dan

    pelayan. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain:

    a) Keselamatan dan kondisi kerja

    b) Jumlah tenaga kerja yang diperlukan

    c) Efisiensi kerja

    d) Kesejahteraan dari buruh

    4. Faktor aliran barang

    Faktor aliran bahan disini adalah meliputi pengangkutan didalam dan diluar

    pabrik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam faktor aliran bahan antara

    lain :

  • 21

    a) Berat, volume dan jenis aliran bahan

    b) Bentuk aliran dan gerakan yang perlu

    c) Cara pemindahan bahan

    d) Ruangan yang tersedia untuk material handling

    e) Alat-alat yang digunakan dalam pemindahan

    5. Faktor gedung

    Faktor gedung adalah seluruh bangunan yang tersedia untuk menampung

    bermacam-macam aktivitas di dalam pabrik. Hal-hal yang perlu

    diperhatikan antara lain:

    a) Kapasitas dan bentuk gedung

    b) Manfaat bangunan gedung

    6. Faktor menunggu

    Faktor menunggu disini adalah meliputi penyimpanan sementara dan tetap

    yang disebabkan oleh hambatan-hambatan yang terjadi didalam proses. Hal-

    hal yang perlu diperhatikan disini antara lain:

    a) Lokasi untuk penyimpanan

    b) Luas daerah yang tersedia untuk penyimpanan

    c) Cara-cara penyimpanan yang efisien

  • 22

    7. Faktor fleksibilitas

    Faktor fleksibilitas meliputi perubahan-perubahan untuk penyesuaian

    kondisi pabrik. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

    a) Perubahan tata letak mesin akibat perubahan proses pengerjaan

    b) Perubahan ruangan, pengangkutan, penyimpanan dan pelayaran

    c) Perubahan orang-orang yang bekerja, sistem organisasi, pengawasan,

    dan keahlian.

    2.2.2 Prosedur Perancangan Tata Letak Pabrik

    Perencanaan suatu tata letak pabrik, perlu diambil langkah-langkah

    perencanaan yang sistematis sehingga mendapatkan hasil perencanaan yang

    terperinci dan baik. Dimana prosedur perancangan suatu fasilitas melibatkan

    perencanaan dan perancangan suatu susunan yang terdiri atas:

    a) Peralatan produksi

    b) Peralatan pemindah

    c) Peralatan penunjang

    d) Ruang

    e) Lahan

    f) Bangunan

  • 23

    2.3 Aliran Bahan (Material Handling)

    Pada hampir setiap perusahaan orang berpendapat bahwa produktifitas dapat

    ditunjang dengan sangat baik oleh aliran unsur yang bergerak melalui fasilitas

    dengan efisien. Tujuan utama dalam perencanaan perusahaan yang efisien adalah

    memperoleh aliran unsur yang akan mempermudah perpindahan unsur yang

    efisien, lewat kegiatan.

    2.3.1 Keuntungan aliran barang terencana

    Sebuah pola aliran barang yang direncanakan dengan baik dan cermat

    mempunyai beberapa keuntungan, keuntungan itu antara lain :

    1. Menaikkan efisiensi produksi, produktifitas.

    2. Pemanfaatan ruangan pabrik yang lebih baik.

    3. Kegiatan pemindahan yang lebih sederhana.

    4. Pemanfaatan peralatan lebih baik, mengurangi waktu menganggur.

    5. Mengurangi waktu dalam proses

    6. Mengurangi persediaan dalam proses

    7. Pemanfaatan tenaga kerja lebih efisien

    8. Mengurangi kerusakan produk.

    9. Kecelakaan minimal

    10. Mengurangi jarak jalan kaki.

    11. Mengurangi kemacetan lalu lintas di gang

    12. Dasar bagi tata letak yang efisien.

  • 24

    2.3.2 Faktor-faktor untuk dipertimbangkan dalam perencanaan aliran bahan

    Tidak semua faktor dapat dipertimbangkan dengan tepat pada satu waktu,

    Beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut :

    A. Bahan atau produk

    o Karakteristik : penerimaan, pengiriman.

    o Volume produksi

    o Jumlah komponen yang berbeda

    o Jumlah operasi

    o Kebutuhan gudang

    B. Pemindahan (gerakan)

    o Kekerapan

    o Kecepatan

    o Laju

    o Volume kegiatan

    o Cakupan

    o Wilayah

    o Jarak

    o Tujuan

    o Simpangan

  • 25

    C. Proses

    o Jenis

    o Urutan operasi

    o Tuntutan khusus kegiatan

    o Jumlah peralatan

    o Kebutuhan ruang

    o Jumlah rakitan-bagian

    2.3.3 Pola aliran bahan

    Jika sebuah fasilitas mempunyai tempat penerimaan dan pengiriman, dapat

    dilihat bahwa tidak banyak ragam pola aliran bahan yang dapat menghubungkan

    kedua tempat itu. Tentu saja sifat pola aliran akan menggambarkan jumlah

    komponen dalam produk, atau proses yang sedang dilaksanakan. Tetapi

    umumny, pola aliran bahan akan sangat mungkin menyerupai salah satu dari

    pola-pola di bawah ini (Apple, 1990, p121) :

    1. Pola garis lurus

    Dapat digunakan jika proses produksi pendek, relatih sederhana, dan

    hanya mengandung sedikit komponen atau beberapaperalatan produksi.

  • 26

    Gambar 2.5 Pola garis lurus

    2. Seperti ular

    Dapat diterapkan jika lintasan lebih panjang dari ruangan yang dapat

    digunakan untuk ditempatinya, dan karenanya berbelok-belok dengan

    sendirinya untuk memberikan lintasan aliran yang lebih panjang dalam

    bangunan dengan luas, bentuk, dan ukuran yang lebih ekonomis.

    Gambar 2.6 Pola ular atau zig-zag

    3. Bentuk U

    Dapat diterapkan jika diharapkan produk jadinya mengakhiri proses

    pada tempat yang relatif sama dengan awal proses karena fasilitas

    transportasi (luar pabrik), pemakaian mesin bersama, dan sebagainya.

    (juga karena alasan yang sama seperti bentuk ular).

  • 27

    Gambar 2.7 Pola bentuk U

    4. Melingkar

    Dapat diterapkan jika diharapkan barang atau produk kembali ke tempat

    yang tepat waktu memulai.

    Gambar 2.8 Pola melingkar

    5. Bersudut ganjil

    Pola tak tentu, tetapi sangat sering ditemui jika tujuan utamanya untuk

    memperpendek lintasan aliran antar kelompok dari wilayah yang

    berdekatan , pemindahanya mekanis, keterbatasan ruang tidak memberi

  • 28

    kemungkinan pola lain, atau lokasi permanen dari fasilitas yang ada

    menuntut pola seperti itu.

    Gambar 2.9 Pola sudut ganjil

    2.4 Perencanaan Tata Letak Sistematis

    Model Perancangan Tata Letak Sistematis (Systematic Layout Planning)

    (Francis,1974,p37-38). Diperkenalkan oleh Richard Muther (1973). Langkah

    sistematic layout planning ini diaplikasikan untuk berbagai macam permasalahan

    tata letak seperti produksi, transportasi, pergudangan, perakitan, dan aktifitas-

    aktifitas perkantoran. Secara ringkas prosedur pelaksanaan systematic layout

    planning dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut ini :

  • 29

    Gambar 2.10 Prosedur Systematic Layout Planning

  • 30

    2.4.1 Operation Process Chart

    Operation Process Chart (OPC) atau peta proses operasi ini bertujuan

    untuk menentukan langkah-langkah pekerjaan dari komponen part atau

    memetakan proses dan inspeksi dari komponen. Pada pembuatan peta proses

    operasi ini garis vertikal akan menggambarkan aliran umum dari proses yang

    dilaksanakan, sedangkan garis horisontal yang menuju kearah garis garis

    vertikal akan menunjukkan adanya material yang akan bergabung dengan

    komponen yang akan dibuat.

    Beberapa keuntungan dan kegunaan dari Operation Process Chart ini

    adalah (Apple, tahun 1990:140):

    1. Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap komponen

    2. Menunjukkan urutan operasi untuk tiap komponen

    3. Menunjukkan urutan pabrikasi dan rakitan untuk tiap komponen

    4. Menunjukkan hubungan antar komponen

    5. Membedakan antara komponen yang dibuat dengan yang dibeli.

    Untuk bisa menggambarkan peta proses operasi dengan baik, ada

    beberapa prinsip yang perlu diikuti sebagai berikut:

    Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan Peta Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: Nama objek, nama pembuat

  • 31

    peta, tanggal dipetakan, cara lama atau sekarang, nomor peta dan

    nomor gambar.

    Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.

    Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.

    Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan

    operasi.

  • 32

    Adapun simbol-simbol yang biasa digunakan dalam pembuatan peta

    proses operasi ini antara lain:

    Tabel 2.1 Simbol-simbol dalam peta proses operasi

    Simbol Pengertian

    Operasi. Operasi terjadi bilamana sebuah benda kerja

    mengalami perubahan bentuk baik secara fisik maupun

    kimiawi

    Pemeriksaan. Pemeriksaan terjadi jika suatu obyek

    diuji atau diperiksa untuk perincian atau untuk

    pemeriksaan mutu atau jumlah sesuai sifat-sifatnya.

    Penyimpanan. Penyimpanan terjadi bilamana obyek

    disimpan dalam jangka waktu cukup lama

    Kegiatan gabungan. Jika diinginkan untuk

    menunjukkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

    baik kebersamaan maupun oleh operator yang sama

    pada suatu tempat kerja yang sama

    Seperti yang telah diuraikan diatas maka dalam peta proses operasi yang

    dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan atau inspeksi saja.

    Kadang-kadang pada akhir proses bisa ditambahkan tentang penyimpanan

  • 33

    (storage). Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta

    proses operasi, banyak manfaat yang bisa diperoleh yaitu (Apple, 1990, p148) :

    1) Data kebutuhan jenis proses operasi atau inspeksi, macam dan

    spesifikasi mesin atau fasilitas produksi, serta urut-urutan prosesnya.

    2) Data kebutuhan bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi pada

    setiap elemen operasi kerja atas inspeksi.

    3) Pola tata letak fasilitas operasi aliran permindahan bahannya.

    4) Alternatif-alternatif perbaikan prosedur dan tata kerja yang sedang

    dipakai.

    Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan OPC ini adalah sebagi berikut :

    1. Urutan pengerjaan komponen tidak boleh terbalik

    2. Tidak boleh lupa

    Semua langkah dan syarat pengerjaan harus dipenuhi karena OPC ini

    mempengaruhi pengerjaan konsep selanjutnya.

    2.4.2 Perhitungan Luas Lantai

    Perhitungan luas lantai dilakukan terhadap luas lantai yang dibutuhkan

    perusahaan untuk menempatkan mesin-mesin produksi dengan ruang keluasaan

    dari mesin dan kelonggaran gang, area gudang penyimpanan bahan baku, dan

    gudang barang jadi.

  • 34

    Adapun perhitungan luas lantai produksi diberikan perhitungan

    kelonggaran sebagai berikut :

    1. Luas seluruh mesin (m)

    = Luas permesin x 100

    mesinantar n kelonggara % x jumlah mesin sebenarnya

    2. Luas total mesin (m)

    = Luas seluruh mesin x ( 1 + ( % kelonggaran antar mesin / 100 ))

    2.4.3 From to Chart (FTC)

    From to chart atau peta dari ke-, biasanya sangat berguna apabila barang

    yang mengalir pada suatu wilayah berjumlah banyak. Hal ini juga berguna jika

    terjadi keterkaitan antara beberapa kegiatan dan jika diinginkan adanya

    penyusunan kegiatan yang optimum.

    From to chart menggambarkan besarnya kekerapan hubungan aliran antar

    mesin yang terjadi. Melalui FTC frekuensi ini kita dapat melakukan perhitungan

    untuk langkah selanjutnya, yaitu untuk perhitungan FTC inflow dan FTC

    outflow.

    From to chart inflow/outflow dibuat berdasarkan hasil perhitungan From to

    chart frekwensi dengan rumus (yang dimasukan ke dalam setiap kotak matriks)

    sebagai berikut :

  • 35

    From to chart inflow

    beradaebut kotak tersdimanakolom Totalfrekuensi)chart tofrom (dari terisiyangmatrik kotak pada Nilai=

    Form to chart outflow

    beradaebut kotak tersdimanabaris Totalfrekuensi)chart tofrom (dari terisiyangmatrik kotak pada Nilai=

    2.4.4 Skala Prioritas

    Skala prioritas hubungan antar mesin (skala prioritas inflow dan skala

    prioritas outflow) merupakan skala yang digunakan untuk mengetahui

    derajat kepentingan hubungan antar mesin-mesin produksi, dimana tingkat

    kedekatan hubungannya dapat dilihat pada from to chart inflow dan from to

    chart outflow. Disini angka yang paling besar yang terdapat pada kedua peta

    tersebut menunjukkan hubungan yang paling dekat.

    Adapun tanda dari derajat kedekatan adalah sebagai berikut:

    A = Hubungan mutlak diperlukan (untuk aktivitas yang dipertimbangkan

    saling berkelanjutan).

    E = Hubungan sangat penting (untuk aktivitas yang saling berhubungan).

    I = Hubungan penting (untuk aktivitas berdampingan).

    O = Hubungan biasa/umum (umum aktivitas yang mempunyai hubungan

    biasa).

  • 36

    U = Hubungan tidak penting (untuk hubungan geografis).

    X = Hubungan tidak diinginkan (untuk hubungan yang tidak diha-rapkan

    terjadi).

    Dalam pelaksanaannya, pembuatan skala prioritas, dimasukkan

    kedalam tabel seperti berikut:

    2.4.5 Activity Relationship Chart

    Atau disebut juga dengan peta keterkaitan kegiatan adalah teknik idela

    untuk merencanakanketerkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang

    saling berkaitan. Peta ini berguna dalam :

    1) Penyusunan urutan pendahuluan bagi satu peta dari ke-

    2) Lokasi nisbi dari pusat atau departemen dalam satu kantor.

    3) Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan.

    4) Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan.

    5) Lokasi nisbi dari daerah pelayanan dalam satu fasilitas produksi.

    6) Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya, serta

    alasannya.

    7) Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.

  • 37

    Peta keterkaitan kegiatan serupa dengan peta dari ke-, tetapi hanya satu

    perangkat lokasi saja yang ditunjukkan. Kenyataan peta ini serupa dengan

    tabel jarak sebuah peta jalan; jaraknya digantikan dengan huruf sandi

    kualitatif, dan angka menunjukkan alasan bagi huruf sandi tadi. Huruf sandi

    tadi adalah satu jenis dengan sandi pada peta dari ke-.

    Sandi-sandi dan alasan yang mendukung setiap kedekatan hubungan

    tersebut antara lain adalah :

    Sandi warna kedekatan: o A Merah mutlak perlu

    o E Jingga sangat penting

    o I Hijau penting

    o O Biru kedekatan biasa

    o U Tak berwarna tidak perlu

    o X Coklat tidak diharapkan

    Alasan keterkaitan produksi : 1. Urutan aliran kerja

    2. Mempergunakan peralatan yang sama

    3. menggunakan catatan yang sama

    4. Menggunakan ruangan yang sama

    5. Bising, kotor, debu, getaran, dsb

    6. Memudahkan pemindahan barang

  • 38

    Alasan keterkaitan pegawai: 1. Menggunakan pegawai yang sama

    2. Pentingnya berhubungan

    3. Derajat hubungan kepegawaian

    4. jalur perjalanan normal

    5. Kemudahan pengawasan

    6. Disukai pegawai

    7. Perpindahan pegawai

    8. Gangguan pegawai

    Alasan aliran informasi: 1. Menggunakan catatan yang sama

    2. Derajat hubungan kertas-kerja

    3. Menggunakan alat komunikasi(dsb.) yang sama

    Pada daftar isian (formulir) peta keterkaitan kegiatan, kolom alasan

    dibiarkan kosong untuk memberi tempat bagi alasan pendukung yang

    tersedia bagi setiap situasi.

  • 39

    Proses perencanaan keterkaitan kegiatan dapat berjalan sebagai

    berikut:

    1. Kenali semua kegiatan pelayanan penting atau kegiatan tambahan yang

    diperlukan untuk mendukung fungsi produktif utama dalam perusahaan.

    2. Bagilah kedalam kelompok-kelompok: bagian produksi dan bagian

    pelayanan (administrasi, kepegawaian,dll)

    3. Himpun data tentang aliran barang / bahan, informasi, pegawai, dsb

    4. Tentukan faktor-faktor atau sub-faktor mana saja yang menentukan

    keterkaitan barang, peralatan, aliran informasi, keterkaitan pegawai,

    keterkaitan fisik.

    5. Siapkan formulir isian.

    6. Masukkan kegiatan yang sedang dianalisis kesebelah kiri bawah.

    Urutannya tidak mengikat, meski dapat juga diurut menurut urutan logis.

    7. Masukkan derajat kedekatan yang diinginkan, untuk tiap pasang

    kegiatan, dalam kotak pada perpotongan garis dengan huruf yang

    menunjukkan pentingnya keterkaitan nisbi.

    8. Angka sandi untuk menunjukkan alasan, penilaian harus didasarkan

    pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan yang sedang dihadapi,

    dan nilai-nilai keterkaitan tadi, akan labih bijaksana jika penilaian ini

    dibicarakan dengan orang-orang yang berkepentingan tadi.

    9. Tinjau kembali peta keterkaitan kegiatan dengan orang lain, untuk

    meyakinkan adanya kesempatan tentang pentingnya keterkaitan dengan

  • 40

    orang lain, untuk meyakinkan adanya kesempatan tentang pentingnya

    keterkaitan, akan bijaksana jika diminta persetujuan dari orang yang

    tepat.

    Jika analis telah mengerjakan beberapa peta dengan beberapa orang

    yang meliput kegiatan yang saling terkait, seseorang dapat bertindak sebagai

    penengah bagi setiap perbedaan pendapat yang serius. Setelah selesai

    membuat suatu peta, selesaikanlah tugas analis dalam melakukan pencatatan

    informasi.

    2.4.6 Diagram Keterkaitan Kegiatan (Activity Relationship Diagram)

    Sementara peta keterkaitan kegiatan berguna untuk perencanaan dan

    penganalisisan keterkaitan kegiatan, informasi yang dihasilkan hanya

    berguna jika diolah ke dalam suatu diagram. Diagram keterkaitan kegiatan,

    yang menjadi dasar perencanaan keterkaitan antar pola aliran barang barang

    dan lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi

    Diagram keterkaitan kegiatan dibentuk, mulai dengan satu analisis peta

    keterkaitan kegiatan dan dengan bantuan lembar kerja yang ditunjukan

    sebagai berikut penyusunannya:

  • 41

    1. Daftarlah semua kegiatan dalam kolom kiri.

    2. Masukkan nomer kegiatan dari peta keterkaitan kegiatan pada setiap

    kolom untuk menunjukkan derajat kedekatan dengan kegiatan pada

    baris.

    3. Lanjutkan prosedur untuk setiap baris pada lembar kerja, sampai seluruh

    keterkaitan telah tercatat.

    4. Masukkan nama-nama kegiatan yang telah ditentukan dengan

    menggunakan formulir isian template untuk ARD.

    5. Alihkan angka-angka dari kolom-kolom pada lembar kerja ke sudut-

    sudut model kegiatan tadi dengan menggunakan formulir tadi. Yang

    mempunyai U tidak dialihkan karena telah di perhitungkan di lembar

    kerja, dan tidak diperlukan lagi selanjutnya.

    6. Pindahkan model kegiatan dari formulir.

    7. Susun model ke dalam sebuah diagram keterkaitan kegiatan, pasangkan

    yang A lebih dulu, kemudian E, dst. Sebagaimana teknik lain, tidak

    mungkin ada susunan terbaik. Percobaan lain harus dilakukan sampai

    semua keterlibatan terpenuhi.

    8. Salin susunan akhir ke atas kertas berkotak.

    9. Gambarka pola aliran sementara pada aliran sementara, jika diinginkan

    pada diagram.

  • 42

    Jika terdapat sejumlah besar kegiatan dan keterkaitan, mungkin lebih baik

    dipecah ke dalam kelompok-kelompok yang kegiatan berkaitan dan terlebih

    dulu bekerja dengan kelompok-kelompok yang besar seakan-akan fungsi

    produksi terdiri atas sejumlah besar kegiatan, atau terdapat sejumlah kegiatan

    pelayanan yang lebih besar.

    2.4.7 Material Handling Evaluation Sheet (MHES)

    MHES adalah tabel perhitungan biaya penangan bahan yang berdasarkan

    jarak antar mesin dan area produksi. Diharapakan dari MHES ini dapat

    diperkirakan jarak pemindahan material yang aktual, agar dapat meminimasi

    biaya material.

    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan MHES antara

    lain :

    Bobot material yang diangkut Biaya pemindahan Alat transportasi yang digunakan Jarak perpindahan

    Hal-hal tersebut diatas merupakan tolak ukur penentu biaya pemindahan

    bahan.

  • 43

    2.4.8 Area Allocation Diagram (AAD)

    AAD produksi dan gudang merupakan diagram yang menggambarkan tata

    letak produksi dan gudang-gudang yang sebenarnya. Dengan adanya

    penggambaran fasilitas produksi dan gudang yang lebih jelas, maka AAD

    produksi-gudang sudah dapat memperlihatkan luas tanah yang diperlukan

    Gudang-gudang (Storage-Warehouse) merupakan tempat yang akan

    digunakan untuk menyimpan barang-barang, baik barang yang akan digunakan

    dalam proses produksi, maupun barang yang telah selesai diproduksi.

    Sebagaimana dipahami bahwa pentingnya AAD produksi-gudang dapat

    meminimumkan transportasi bahan baku dan barang jadi dari dan gudang atau

    mesin, dengan memperhatikan hubungan kedekatan antara fasilitas produksi

    dan gudang yang telah ditentukan dalam ARD produksi.

    2.4.9 Template

    Berdasarkan peta-peta atau diagram yang telah diuraikan sebelumnya,

    langkah terakhir dari tata letak pabrik adalah membuat template.

    Template adalah suatu skala representasi dalam bentuk dua dimensi dari

    suatu obyek fisik yang dibuat untuk keperluan desain layout. Yang dimaksud

    dengan obyek fisik disini bisa berupa mesin, peralatan material handling,

    manusia dan fasilitas kerja lain. Template disini akan berguna untuk

    mengembangkan alternatif-alternatif yang dapat diterapkan untuk pengaturan

  • 44

    mesin dan peralatan produksi lainnya. Dengan demikian pemakaian template

    akan memberikan dua keuntungan utama, yaitu :

    a) Memudahkan didalam pengaturan perubahan-perubahan pengaturan tata

    letak yang direncanakan untuk kemudian di susun alternatif-alternatif

    pengaturan yang dianggap lebih baik.

    b) Akan memudahkan didalam analisa dan pengamatan tata letak yang

    dirancang.

    2.5 Teori Antrian

    Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-

    antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu

    sajamerupakan suatu fenomena biasa yang terjadi apabila kebutuhan akan suatu

    pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan

    itu.

    2.5.1 Proses antrian dasar

    Suatu garis penungguan tunggal (yang pada suatu saat bisa saja kosong)

    terbentuk di depan suatu fasilitas pelayanan tunggal, dimana ada satu atau

    beberapa pelayan. Setiap unit (langganan) yang diturunkan oleh suatu

    sumber input dilayani oleh salah satu dari pelayan-pelayan yang ada,

    mungkin setelah unit itu menunggu dalam antrian (garis penungguan). Perlu

    diketahui yang dimaksud dengan pelayan disini tidak hanya berupa individu

    (perseorangan), tetapi dapat pula berupa sekelompok orang, mesin, atau

  • 45

    peralatan. Demikian pula yang dimaksud dengan langganan atu init yang

    membutuhkan pelayanan bukan hanya berupa orang, tetapi dapat berupa,

    item-item yang menunggu operasi tertentu, atau mobil yang sedang

    menunggu didepan gerbang tol.

    Mengenai baris penunggu, tidak perlu ada penungguan secara fisik di

    depan fasilitas pelayanan. Dengan kata lain anggota antrian boleh tersebar

    diseluruh area, menunggu seorang (atau sekelompok) pelayan

    mendatanginya.

    2.5.2 Terminologi dan Notasi

    Terminologi dan notasi yang biasa digunakan dalam sistem antrian

    adalah sebagai berikut :

    Keadaan sistem Jumlah langganan (unit) pada sistem antrian

    Panjang antrian Jumlah langganan (unit) yang menunggu pelayanan.

    Pn (t) Kemungkinan tepat ada n calling unit pada sistem antrian saat t.

    S (Server) Jumlah pelayan (untuk saluran pelayanan paralel) pada sistem antrian.

  • 46

    n Tingkat kedatangan rata-rata dari n calling unit baru jika ada n unit

    dalam sistem.

    n Tingkat pelayanan rata-rata jika ada n unit dalam sistem

    Jika suatu sistem antrian telah mulai berjalan, keadaan sistem (jumlah unit

    dalam sistem) akan sangat dipengaruhi oleh keadaan awal dan waktu yang

    telah dilalui. Dalam keadaan seperti ini, sistem dikatakan dalam kondisi

    transien. Tetapi, lama-kelamaan keadaan sistem akan independen terhadap

    keadaan awal teresbut, dan juga terdapat waktu yang dilaluinya. Notasi-

    notasi berikut digunakan untuk sistem dalam kondisi steady state :

    Pn : Kemungkinan bahwa tepat ada n calling unit dalam sistem

    antrian

    L : Ekspektasi panjang garis

    Lq : Ekspektasi panjang antrian

    W : Ekspektasi waktu menunggu dalam sistem

    Wq : Ekspektasi waktu menunggu dalam antrian.