BAB 2 LANDASAN TEORI -...

27
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut ini :

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk

Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti

yang ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut ini :

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Gambar 2.1 Proses Perancangan dan Pengembangan Produk

Karena keterbatasan waktu dalam penulisan skripsi ini dan begitu luasnya

tahap – tahap dalam proses perancangan dan pengembangan produk, maka tahap –

tahap proses perancangan dan pengembangan produk dalam penulisan skripsi ini

dibatasi dari tahap perencanaan produk, identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi

produk, penyusunan konsep, seleksi konsep, pengujian konsep, arsitektur produk,

desain industri, desain untuk manufaktur dan yang terakhir prototype.

2.1.1.1 Perencanaan Produk

Proses perencanaan produk mengidentifikasikan portfolio produk – produk

yang dikembangkan oleh organisasi dan waktu pengenalannya ke pasar. Proses

perencanaan mempertimbangkan peluang – peluang pengembangan produk. Peluang

– peluang itu diidentifikasikan oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian

pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk, dan analisis

keunggulan para pesaing.

Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek,

ada 5 tahapan yang harus dilakukan antara lain :

1. Mengidentifikasi peluang.

2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek.

3. Mengalokasi sumber daya dan rencana waktu.

4. Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

5. Merefleksikan kembali hasil dan proses.

Rencana proses dimulai dengan mengidentifikasikan peluang – peluang

pengembangan produk. Ide – ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari

beberapa sumber (secara pasif), antara lain :

• Personal pemasaran dan penjualan.

• Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi.

• Tim pengembangan produk saat ini.

• Manufaktur dan operasional organisasi.

• Pelanggan sekarang atau potensial.

• Pihak ketiga seperti pemasok, pencipta dan partner – partner bisnis.

Proses identifikasi peluang pengembangan produk sangat berhubungan

dengan kegiatan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Identifikasi kebutuhan

pelanggan dapat dilakukan dengan pendekatan proaktif, yang meliputi :

• Mencatat kegagalan dan keluhan yang di alami pelanggan dengan

produk yang ada sekarang.

• Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses

inovasi oleh pengguna – pengguna ini dan modifikasi – modifikasi yang

dilakukan oleh para pengguna terhadap produk yang ada.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

• Mempertimbangkan implikasi terhadap adanya kecenderungan -

kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk

kategori produk yang ada dan peluang – peluang kategori produk baru.

• Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis

melalui tenaga penjualan dan sistem pelayanan pelanggan.

• Studi para pesaing produk yang dilakukan secara hati - hati dengan

berdasarkan pada basis sekarang (keunggulan – keunggulan pesaing).

• Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk memfasilitasi

perpindahan teknologi yang tepat dari penelitian ke arah pengembangan

produk.

Pernyataan misi mungkin mencakup beberapa dari keseluruhan informasi

berikut :

• Uraian produk ringkas (satu kalimat) : Uraian ini mencakup manfaat

produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep

produk secara spesifik. Mungkin saja berupa pernyataan visi produk.

• Sasaran utama bisnis : Sebagai tambahan sasaran proyek yang

mendukung strategi perusahaan, sasaran ini biasanya mencakup waktu,

biaya, dan kualitas (contoh, penentuan waktu pengenalan produk,

performansi finansial yang diinginkan, target pangsa pasar).

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

• Pasar target untuk produk : Terdapat beberapa pasar target untuk

produk. Bagian ini mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang

perlu dipertimbangkan dalam usaha pengembangan.

• Asumsi - asumsi dan batasan - batasan untuk mengarahkan usaha

pengembangan : Asumsi – asumsi harus dibuat dengan hati – hati,

meskipun mereka membatasi kemungkinan jangkauan konsep produk,

mereka membantu untuk menjaga lingkup proyek yang terkelola. Untuk

itu dibutuhkan informasi – informasi untuk pencatatan keputusan

mengenai asumsi dan batasan.

• Stakeholder : Satu cara untuk menjamin bahwa banyak permasalahan

pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh

stakeholder dari produk, yaitu sekumpulan orang yang dipengaruhi oleh

keberhasilan dan kegagalan produk. Daftar stakeholder dimulai dari

pengguna akhir (pelanggan eksternal akhir) dan pelanggan eksternal

yang membuat keputusan tentang produk. Stakeholder juga mencakup

pelanggan produk yang mendampingi perusahaan, seperti tenaga penjual,

organisasi pelayanan, dan departemen produksi. Daftar stakeholder

menyediakan bayangan bagi tim untuk mempertimbangkan kebutuhan

setiap orang yang akan dipengaruhi oleh produk.

2.1.1.2 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Identifikasi kebutuhan pelanggan bertujuan untuk meyakinkan bahwa

produk telah difokuskan terhadap kebutuhan pelanggan, mengidentifikasikan

kebutuhan pelanggan yang tersembunyi dan tidak terucapkan (latent needs) seperti

halnya kebutuhan yang eksplisit, menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk,

memudahkan pembuatan arsip dari aktifitas identifikasi kebutuhan untuk proses

pengembangan produk, menjamin tidak ada kebutuhan pelanggan penting yang

terlupakan, menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan pelanggan di

antara anggota tim pengembangan.

Lima tahap dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah :

1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan.

2. Menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan.

3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi beberapa hierarki, yaitu

kebutuhan primer, sekunder dan (jika diperlukan) tertier.

4. Menetapkan derajat kepentingan relatif setiap kebutuhan.

5. Menganalisa hasil dan proses.

2.1.1.3 Penyusunan Konsep

Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi,

prinsip kerja, dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat

bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Proses penyusunan konsep

dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir.

Penyusunan konsep yang baik memberikan keyakinan pada tim bahwa seluruh

kemungkinan telah digali.

Lima langkah metode penyusunan konsep, yaitu :

1. Memperjelas masalah.

2. Pencarian secara eksternal.

3. Pencarian secara internal.

4. Menggali secara sistematis.

5. Merefleksikan pada hasil dan proses.

2.1.1.4 Seleksi konsep

Dengan menggunakan bermacam – macam metode, tim kemudian

menghasilkan konsep solusi alternatif sebagai respon terhadap kebutuhan ini. Seleksi

konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan

pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari

konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk menyelidiki, pengujian dan

pengembangan selanjutnya.

Penyaringan dan penilaian konsep terdiri dari enam langkah, yaitu :

1. Menyiapkan matrik seleksi.

2. Menilai konsep.

3. Merangking konsep – konsep.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

4. Menggabungkan dan memperbaiki konsep – konsep.

5. Memilih satu atau lebih konsep.

6. Merefleksikan hasil dan proses.

2.1.1.5 Pengujian Konsep

Pada tahap pengujian konsep, tim pengembang meminta respon dari

pelanggan potensial terhadap target pasar yang dituju mengenai uraian dan gambar

konsep produk. Tipe pengujian seperti ini bisa digunakan, antara lain untuk memilih

di antara dua atau lebih konsep yang akan dilanjutkan ke tahap berikutnya,

mengumpulkan informasi dari pelanggan potensial tentang cara memperbaiki konsep

dan memperkirakan potensial penjualan produk. Beberapa pengujian lain dengan

menggunakan pelanggan potensial juga mungkin dilakukan pada waktu diluar fase

pengembangan konsep. Sebagai contoh, beberapa alat pengujian pelanggan yang

hanya didasarkan pada deskripsi verbal tentang konsep dapat digunakan dalam

mengidentifikasi peluang produk yang sebenarnya, yang menjadi dasar penetapan

misi proyek. Pengujian juga dapat dilakukan untuk memprediksi permintaan setelah

proses pengembangan produk mendekati akhir.

Metode pengujian konsep terdiri dari tujuh langkah, yaitu :

1. Mendefinisikan maksud dari pengujian konsep.

2. Memilih populasi survei.

3. Memilih format survei.

4. Mengkomunikasikan konsep.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

5. Mengukur respons pelanggan.

6. Menginterpretasikan hasil.

7. Merefleksikan hasil dan proses.

2.1.1.6 Arsitektur Produk

Sebuah produk dianggap terdiri dari elemen fungsional dan fisik. Elemen –

elemen fungsional dari produk terdiri atas operasi dan transformasi yang

menyumbang terhadap kinerja keseluruhan produk. Elemen fisik dari sebuah produk

adalah bagian – bagian produk (part), komponen dan sub – rakitan yang pada

akhirnya diimplementasikan terhadap fungsi produk. Elemen – elemen fisik diuraikan

lebih rinci, ketika usaha pengembangan lebih lanjut. Beberapa elemen fisik

ditentukan oleh konsep produk, dan yang lainnya ditentukan selama fase perancangan

detail. Elemen fisik ini tidak mungkin melepaskan diri dari keterkaitan dari konsep

produk dan merupakan elemen yang penting dari proyek pengembangan.

Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan menjadi beberapa building

block utama yang disebut chunks. Setiap chunk terdiri dari sekumpulan komponen

yang mengimplementasikan fungsi dari produk. Arsitektur produk adalah skema

elemen – elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisikal

dan menjelaskan bagaimana setiap chunk berinteraksi.

Dalam menetapkan arsitektur produk terdapat tiga langkah, yaitu:

1. Membuat skema produk.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Skema adalah diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap

elemen – eleman penyusun produk.

2. Mengelompokkan elemen – elemen pada skema.

Tantangan pada langkah 2 ini adalah menugaskan setiap elemen yang

terdapat pada skema menjadi chunk.

2.1.1.7 Desain Industri

Para desainer industri adalah yang paling bertanggung jawab terhadap aspek

– aspek suatu produk yang berhubungan dengan pemakai seperti daya tarik estetis

produk (tampilan, suara, perasaan dan baunya) dan fungsi interfasenya (bagaimana

cara penggunaannya).

Desain industri adalah jasa profesional dalam menciptakan dan

mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi – fungsi, nilai

dan penampilan produk serta sistem untuk mencapai keuntungan yang mutual antara

pemakai dan produsen.

Ada lima tujuan penting yang didapat dari desain industri, yaitu :

• Kegunaan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Hasil produksi manusia harus selalu aman, mudah digunakan, dan

intuitif. Setiap ciri harus dibentuk sedemikian rupa sehingga

memudahkan pemakainya mengetahui fungsinya.

• Penampilan

Bentuk, garis, proporsi, dan warna digunakan untuk menyatukan produk

menjadi satu produk yang menyenangkan.

• Kemudahan pemeliharaan

Produk harus juga didesain untuk memberitahukan bagaimana mereka

dapat dirawat dan diperbaiki.

• Biaya – biaya rendah

Bentuk dan ciri memegang peranan besar dalam biaya peralatan dan

produksi. Karena itu, hal ini harus diperhatikan secara bersama – sama

oleh tim.

• Komunikasi

Desain produk harus dapat mewakili filosofi desain perusahaan dan misi

perusahaan melalui visualisasi kualitas produk.

Kebanyakan produk dipasaran diperbaiki dengan beberapa cara atau dengan

desain industri yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan atau dilihat

oleh orang – orang amat bergantung pada desain industri untuk mencapai kesuksesan

komersial.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Dengan adanya pemikiran ini, akan mudah menilai pentingnya desain

industri terhadap suatu produk tertentu. Untuk menjelaskan pentingnya desain

industri, ada dua dimensi yaitu ergonomik dan estetis.

Kebutuhan – kebutuhan ergonomik :

• Seberapa penting kemudahan pemakaian ?

• Seberapa pentingnya kemudahan perawatan ?

• Berapa banyak interaksi pemakai yang diperlukan untuk fungsi – fungsi

produk ?

• Berapa pembaruan yang interaksi pemakai perlukan ?

• Apa pokok permasalahan keamanan ?

Sedangkan kebutuhan – kebutuhan estetis mencakup hal – hal seperti :

• Apakah diferensiasi produk visual diperlukan ?

• Seberapa penting gengsi kepemilikan, kesan, dan model ?

• Akankah suatu produk estetis memotivasi tim ?

Setelah kebutuhan – kebutuhan ergonomik dan estetis dibuat, Penilaian

kualitas desain industri untuk produk yang sudah jadi dapat dinilai secara kualitatif

untuk mengetahui apakah desain industri telah mengerjakan tujuannya dengan

menimbang setiap aspek dari produk yang dipengaruhi oleh desain industri. Di bawah

ini ada 5 kategori untuk mengevaluasi sebuah produk, yaitu :

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

• Kualitas dari antarmuka pengguna.

• Daya tarik emosional.

• Kemampuan untuk memelihara dan memperbaiki produk.

• Penggunaan yang tepat dari sumber.

• Diferensiasi produk.

2.1.1.8 Design For Manufacturing

Kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk berguna untuk menuntun fase

pengembangan konsep, tetapi pada aktifitas pengembangan selanjutnya, tim sering

kesulitan untuk mengaitkan kebutuhan dan spesifikasi dengan isu – isu desain

tertentu yang mereka hadapi. Perancangan untuk proses manufaktur merupakan salah

satu dari pelaksanaan yang paling terintegrasi yang terlibat dalam pengembangan

produk. Desain untuk proses manufaktur / design for manufacturing (DFM)

menggunakan informasi dari beberapa tipe, termasuk diantaranya : 1) sketsa, gambar,

spesifikasi produk, dan alternatif – alternatif rancangan; 2) suatu pemahaman detail

tentang proses produksi dan perakitan; serta 3) perkiraan biaya manufaktur, volume

produksi dan waktu peluncuran produk.

Metode desain untuk proses manufaktur terdiri dari 5 langkah, yaitu :

1. Memperkirakan biaya manufaktur.

2. Mengurangi biaya komponen.

3. Mengurangi biaya perakitan.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

4. Mengurangi biaya pendukung produksi.

5. Mempertimbangkan pengaruh keputusan DFM pada faktor lainnya.

Karena desain untuk proses manufaktur bertujuan untuk memperkirakan

biaya manufaktur, mengurangi biaya komponen, mengurangi biaya perakitan,

mengurangi biaya pendukung produksi, mempertimbangkan pengaruh keputusan

DFM pada faktor lainnya. Maka diperlukan hal – hal di bawah ini untuk mencapai

tujuan tersebut, yaitu :

• Daftar list komponen.

Daftar list komponen bertujuan untuk mendaftar komponen – komponen

yang diperlukan untuk menyusun sebuah produk beserta penjelasan dari

tiap – tiap komponen penyusun tersebut.

• Struktur produk

Struktur produk merupakan gambaran secara grafis atau diagram yang

membentuk sebuah pohon yang menunjukkan bagaimana sebuah produk

dibuat secara bertahap dari berbagai komponen yang mengandung

informasi tentang kuantitas komponen yang digunakan.

• Bill of Material

Bill of Material (BOM) adalah tabel yang berisi daftar (list) komponen

yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk yang menggambarkan

hubungan induk – komponen.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

2.1.1.9 Prototype

Prototype adalah sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi

yang menjadi perhatian. Dengan definisi ini, setiap wujud yang memperhatikan

sedikitnya satu aspek produk yang menarik bagi tim pengembang dapat ditampilkan

sebagai sebuah prototype. Membuat prototype merupakan proses pengembangan

perkiraan – perkiraan semacam itu dari produk.

Prototype dapat berguna diklasifikasikan di antara dua dimensi. Dimensi

yang pertama adalah tingkat di mana sebuah prototype merupakan bentuk fisik

sebagai lawan dari analitik. Prototype fisik merupakan benda nyata yang dibuat untuk

memperkirakan produk. Aspek – aspek produk yang diminati oleh tim pengembang

secara nyata dibuat menjadi sebuah produk untuk pengujian dan percobaan. Contoh

prototype fisik model yang tampilannya seperti produk, bukti bahwa prototype

konsep digunakan untuk menguji sebuah pemikiran secara cepat, dan hardware

percobaan digunakan untuk membenarkan fungsi dari sebuah produk. Prototype

analitik meliputi simulasi komputer, sistem persamaan penulisan pada kertas

komputer dan model komputer tiga dimensi.

Dimensi kedua adalah tingkatan dimana sebuah prototype merupakan

prototype yang menyeluruh sebagai lawan dari terfokus. Prototype yang menyeluruh

mengimplementasikan sebagian besar atau semua atribut dari produk. Prototype yang

menyeluruh dapat disamakan dengan pemakaian sehari – hari dari kata prototype,

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

merupakan sebuah skala keseluruhan, versi kerja keseluruhan dari produk. Sebuah

contoh prototype menyeluruh adalah yang diberikan kepada pelanggan untuk

mengidentifikasikan kekurangan dari desain sebelum memutuskan diproduksi.

Berlawanan dengan prototype menyeluruh, prototype terfokus mengimplementasikan

satu atau sedikit sekali atribut produk. Contoh prototype terfokus meliputi model busa,

untuk menggali bentuk dari prototype rancangan produk. Sebuah praktek umum

dimaksudkan untuk menggunakan dua atau lebih prototype terfokus secara bersama –

sama untuk menyelidiki performansi produk secara keseluruhan. Satu dari prototype

ini seringkali merupakan prototype yang “mirip tampilannya”, dan yang lainnya

merupakan prototype yang “mirip kerjanya”. Dengan membuat dua prototype

terfokus yang terpisah, tim dapat menjawab pertanyaan lebih cepat daripada jika

membuat satu prototype menyeluruh.

Dalam proyek pengembangan produk, prototype digunakan untuk empat

tujuan, yaitu :

• Pembelajaran

Prototype sering digunakan untuk menjawab dua tipe pertanyaan

“Akankah dapat bekerja ?” dan “Sejauh mana dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan ?” Saat harus menjawab pertanyaan semacam ini,

prototype diperlakukan sebagai alat pembelajaran.

• Komunikasi

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Prototype memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual,

mitra, keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar

karena sebuah gambaran, alat, tampilan tiga dimensi dari produk lebih

mudah dimengerti daripada sebuah penggambaran verbal, bahkan

sebuah sketsa produk sekalipun.

• Penggabungan

Prototype digunakan untuk memastikan bahwa komponen – komponen

dan subsistem – subsistem dari produk bekerja bersamaan seperti yang

diharapkan.

• Milestone

Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototype digunakan

untuk mendemonstrasikan bahwa produk telah mencapai tingkat

kegunaan yang diinginkan. Prototype milestone menyediakan hasil

nyata, memperlihatkan kemajuan dan disiapkan untuk menjalankan

jadwal.

Ada empat langkah dalam merencanakan membuat sebuah prototype selama

usaha pengembangan produk, yaitu :

• Menetapkan tujuan Prototype.

• Menetapkan tingkat perkiraan konsep.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

• Menggariskan rencana percobaan.

• Membuat jadwal untuk perolehan, pembuatan dan pengujian.

2.1.2 Pengambilan Sampel

Sampel atau sample adalah wakil dari populasi yang cukup besar jumlahnya.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Sedangkan sampling adalah aktifitas

mengumpulkan sampel. Tujuan peneliti mengambil sampel ialah memperoleh

keterangan mengenai obyeknya, dengan jalan hanya mengamati sebagian saja dari

populasi. Pengambilan sampel ini dilakukan karena sering tidak dimungkinkan untuk

mengamati setiap anggota dari populasi yang sangat besar jumlahnya seorang demi

seorang. Oleh karena itu perlu diadakan pengambilan sampel dari satu populasi,

dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengadakan reduksi terhadap kuantitas obyek yang diteliti; reduksi

dalam artian pengurangan. Tidak semua populasi atau peristiwa yang

akan diteliti; akan tetapi hanya sebagian saja.

2. Mengadakan generalisasi terhadap hasil penelitian. Generalisasi di sini

berarti membuat konklusi ringkas terhadap fenomena yang sangat

banyak jumlahnya.

3. Menonjolkan sifat – sifat umum dari populasi. Untuk ini orang berusaha

mengeliminasi ciri – ciri yang khas individuil. Dalam bahasa bilangan,

hal ini bisa dinyatakan sebagai berikut : setiap anggota populasi

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

dianggap berbeda dari keadaan rata – rata populasi. Sebagian dari

anggota populasi, kondisinya ada lebih kecil dari harga rata – rata;

sedang sebagian lagi lebih besar dari harga rata – ratanya. Akan tetapi

jika dilihat secara keseluruhan, sifat – sifat yang berbeda (yang khas dan

yang individuil) tadi tidaklah ditampakkan secara menonjol. Sedang

yang lebih dikemukakan ialah sifat – sifat umumnya; dalam hal ini ialah

harga rata – ratanya. Namun demikian, untuk menjaga agar supaya ciri –

ciri khas individuil itu tidak banyak dihilangkan, perlu diusahakan agar

jumlah sampel cukup besar.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini

adalah sampel probabilitas dengan metode sampel probabilitas area / pemilihan

sampel area (area sampling). Metode pemilihan sampel area pada dasarnya

merupakan metode pemilihan sampel acak bedasarkan kelompok yang digunakan

untuk memilih sampel dari populasi yang lokasi geografisnya terpencar. Metode ini

diterapkan jika faktor lokasi menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan sampel.

Area pemilihan sampel dapat dibagi berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan

(propinsi, kabupaten, kotamadya atau area yang lebih kecil), berdasarkan wilayah

pemasaran produk perusahaan, atau menggunakan dasar pembagian area yang lain.

Metode ini digunakan untuk menghemat biaya pemilihan sampel dan tidak tergantung

pada kerangka sampel.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Berapa banyak desa yang diambil dari setiap kecamatan, berapa kecamatan

yang mesti ditetapkan sebagai sampel dalam satu daerah kabupaten, dan berapa

jumlah kabupaten yang dipilih dalam satu propinsi, semua ini tidak ditentukan secara

prinsipil. Penetapan jumlah sampel dapat tergantung pada situasi dan tuntutan –

tuntutan khusus dalam tujuan penelitian, dan bergantung pula pada pola rencana dari

penelitian.

Untuk keperluan ini, teknik random sampling bisa diterapkan guna

penentuan subyek sampelnya. Atau dengan kata lain, suatu survei untuk mengetahui

perilaku konsumen terhadap produk tertentu di suatu wilayah kotamadya memilih

subyek sampel penelitian berupa rumah tangga dengan menggunakan metode area

sampling. Penelitian menggunakan peta wilayah kotamadya untuk mengidentifikasi

dan memilih secara acak kecamatan – kecamatan yang dijadikan sampel penelitian.

Selanjutnya peneliti memilih sampel kelurahan secara acak dari kecamatan –

kecamatan terpilih. Berdasarkan kelurahan yang terpilih, peneliti dapat memilih

sampel rukun tetangga (RT) secara acak dari rukun warga (RW) yang terpilih.

Akhirnya responden penelitian berupa rumah tangga dipilih secara acak dari RT yang

terpilih.

Untuk lebih jelasnya, pengambilan sampel dengan metode sampel

probabilitas area / pemilihan sampel area (area sampling) akan dijelaskan dengan

diagram berikut, yaitu :

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Diagram 2.1 Diagram Pengambilan Sampel

2.1.3 Ukuran Sampel yang Dibutuhkan

Penentuan besarnya sampel dengan persentase seperti yang dahulu banyak

digunakan tampaknya kini sudah harus ditinggalkan. Agar diperoleh hasil penelitian

lebih baik, diperlukan sampel yang baik pula, yakni betul – betul mencerminkan

populasi. Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan rumus – rumus

penentuan besarnya sampel. Untuk menentukan berapa minimal jumlah sampel yang

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

diambil jika jumlah populasi diketahui, maka dapat menggunakan rumus Slovin

dibawah ini :

)(1 2eNNn⋅+

=

Ket : n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang dapat ditolerir, misalnya 5%

2.1.4 Pengujian Data

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid

dan reliabel. Hal ini dikarenakan benar tidaknya data sangat menentukan bermutu

tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik

tidaknya instrumen pengumpul data.

Pengujian data dilakukan sebelum alat ukur dibagikan kepada responden

untuk menguji reliabilitas dan validitas data. Pengujian data dilakukan terhadap

minimal 30 responden agar distribusi nilai (skor) mendekati kurva normal.

2.1.4.1 Uji Reliabilitas Data

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut cukup baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban tertentu. Instrumen yang

sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya

juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali

pun diambil, tetap akan sama. Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen

penelitian harus reliabel. Dengan pengertian ini sebenarnya kita dapat salah arah (mis

leading). Yang diusahakan dapat dipercaya adalah datanya, bukan semata – mata

instrumennya. Ungkapan yang menyatakan bahwa instrumen harus reliabel

sebenarnya mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu

mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila pengertian ini sudah tertangkap maka

akan tidak begitu menjumpai kesulitan dalam menentukan cara menguji reliabilitas

instrumen.

Secara garis besar ada dua reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan

reliabilitas internal. Seperti halnya pada pembicaraan validitas, dua nama ini

sebenarnya menunjukkan pada cara – cara menguji tingkat reliabilitas instrumen. Jika

ukuran atau kriteriumnya berada di luar instrumen maka dari hasil pengujian ini

diperoleh reliabilitas eksternal, sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan

data dari instrumen tersebut saja, akan menghasilkan reliabilitas internal. Pada

penulisan skripsi ini, penulis menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan cara

menganalisa data dari satu kali hasil pengetesan dengan menggunakan rumus

Spearman – Brown, yaitu :

b

b

rr

r+⋅

=12

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

2.1.4.2 Uji Validitas Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan

sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel

yang dimaksud.

Untuk memperoleh instrumen yang valid, peneliti harus bertindak hati – hati

sejak awal penyusunannya. Dengan mengikuti langkah – langkah penyusunan

instrumen, yakni memecah variabel menjadi sub – variabel dan indikator baru

memuaskan butir – butir pertanyaan, peneliti sudah bertindak hati – hati. Apabila cara

dan isi tindakan ini sudah betul, dapat dikatakan bahwa peneliti sudah boleh berharap

memperoleh instrumen yang memiliki validitas logis. Dikatakan validitas logis

karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati – hati melalui cara – cara yang

benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki.

Selain memperoleh validitas logis, peneliti juga menguji validitas instrumen

yang disusun melalui pengalaman. Dengan mengujinya melalui pengalaman akan

diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Ada dua macam validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas

eksternal dan validitas internal.

1) Validitas eksternal instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan

dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang

mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Rumus korelasi yang

dapat digunakan adalah yang dikemukan oleh Pearson yang di kenal

dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

})()}{()(){())(()(

2222 YYnXXnYXXYnrb

Σ−Σ⋅Σ−Σ⋅

ΣΣ−Σ⋅=

2) Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian –

bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan kata

lain sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila

setiap bagian instrumen mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. Jadi kerangka pemikiran adalah konsep proses berpikir yang dilakukan

penulis dalam menyelesaikan skripsi yang di mulai dari suatu variabel, yaitu suatu

masalah atau hambatan dan kemudian variabel tersebut akan diatasi dengan teori –

teori yang berhubungan dengan variabel tersebut dan diakhiri dengan result (hasil),

yaitu solusi yang didapat dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

Menurut Uma Sekaran (1992), kerangka berpikir yang baik perlu

dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat

memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian. Berikut adalah

diagram kerangka pemikiran tersebut, yaitu :

Diagram 2.2 Diagram Kerangka Pemikiran

Untuk lebih jelasnya, tahapan dalam kerangka pemikiran ini akan dijelaskan

sebagai berikut, yaitu :

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01095-TI-Bab 2.pdf · kecenderungan dalam gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori

• Variabel

Variabel atau permasalahan dalam skripsi ini adalah suatu kebutuhan

akan topi yang tidak saja menahan silau matahari dari arah atas tetapi

juga dapat menahan silau dari hasil pantulan atau sinar sejajar dan juga

topi yang memperhatikan sisi hiburan.

• Ide

Berawal dari variabel atau masalah tersebut, maka timbul suatu ide

untuk mengembangkan suatu topi yang dapat mengatasi kekurangan

pada topi yang ada saat ini.

• Resources search

Berangkat dari ide yang disebut di atas, maka dicari perangkat –

perangkat yang dapat memenuhi ide – ide yang disebut di atas.

• Selection

Pada tahap ini, penulis memilih perangkat – perangkat yang telah

didapat dalam tahap Resources search. Pemilihan ini didasarkan dari

hasil kuisioner atau keinginan responden.

• Result.

Hasil yang didapatkan adalah merancang dan mengembangkan produk

topi yang baru yang dapat menggabungkan kelebihan – kelebihan dan

menghilangkan kekurangan – kekurangan jenis – jenis topi yang telah

ada serta menggabungkan perangkat yang didapat pada hasil Selection.