New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB...

16
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone Addiction pada Mahasiswa 1. Pengertian kecenderungan smartphone addiction Menurut Kwon dkk (2013) istilah smartphone addiction adalah sebagai perilaku keterikatan terhadap smartphone yang memungkinkan menjadi masalah sosial seperti halnya menarik diri, dan kesulitan dalam performa aktivitas sehari-hari atau ganggunan kontrol impuls terhadap diri seseorang. Chiu (dalam Karuniawan & Cahyanti, 2013) menyebutkan bahwa smartphone addiction adalah salah satu kecanduan yang memiliki resiko lebih ringan dari alkohol ataupun kecanduan dari obat-obatan. Kecanduan smartphone merupakan gangguan kontrol pada hasrat atau keinginan untuk menggunakan smartphone dan ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu penggunaan smartphone itu sendiri sehingga menimbulkan perasaan cemas dan gangguan hubungan sosial (Freeman, 2008). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kecenderungan diambil dari kata cenderungan yang berarti kecondongan hati, kesudian, ataupun keinginan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Chaplin (2011) kecenderungan berasal dari kata tendency yang berarti satu set atau satu disposisi untuk bertingkah laku dengan satu cara tertentu yang dapat menimbulkan dasar kegemaran akan sesuatu.

Transcript of New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB...

Page 1: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecenderungan Smartphone Addiction pada Mahasiswa

1. Pengertian kecenderungan smartphone addiction

Menurut Kwon dkk (2013) istilah smartphone addiction adalah sebagai

perilaku keterikatan terhadap smartphone yang memungkinkan menjadi

masalah sosial seperti halnya menarik diri, dan kesulitan dalam performa

aktivitas sehari-hari atau ganggunan kontrol impuls terhadap diri seseorang.

Chiu (dalam Karuniawan & Cahyanti, 2013) menyebutkan bahwa smartphone

addiction adalah salah satu kecanduan yang memiliki resiko lebih ringan dari

alkohol ataupun kecanduan dari obat-obatan. Kecanduan smartphone

merupakan gangguan kontrol pada hasrat atau keinginan untuk menggunakan

smartphone dan ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu

penggunaan smartphone itu sendiri sehingga menimbulkan perasaan cemas dan

gangguan hubungan sosial (Freeman, 2008).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kecenderungan

diambil dari kata cenderungan yang berarti kecondongan hati, kesudian,

ataupun keinginan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Chaplin

(2011) kecenderungan berasal dari kata tendency yang berarti satu set atau satu

disposisi untuk bertingkah laku dengan satu cara tertentu yang dapat

menimbulkan dasar kegemaran akan sesuatu.

Page 2: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

14

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kecenderungan smartphone addiction adalah suatu perilaku yang mengarah

pada penggunaan smartphone berlebihan yang memungkinkan menjadi

masalah sosial seperti halnya menarik diri, dan kesulitan dalam performa

aktivitas sehari-hari atau ganggunan kontrol impuls terhadap diri seseorang.

2. Aspek – aspek Smartphone Addiction

Berdasarkan Griffiths (2015) telah membagi aspek – aspek smartphone

addiction. Aspek – aspek tersebut antara lain:

a. Saliance

Saliance terjadi jika sebuah kegiatan tertentu menjadi paling penting

dalam hidup, terlalu difokuskan, mendominasi pikiran hingga

menyebabkan penyimpangan pada kognitif, perasaan (ngidam), dan

perilaku (penggunaan berlebih).

b. Modifikasi suasana hati (Mood modification)

Modifikasi suasana hati adalah pengalaman subjektif sebagai

akibat sebuah kegiatan yang dijadikan sebagai strategi coping. Individu

akan mengalami peningkatan gairah untuk melarikan diri dari perasaan

yang tidak diinginkan.

c. Toleransi (Tolerance)

Toleransi merupakan proses adanya peningkatan aktivitas tertentu

yang diperlukan untuk mencapai efek kepuasan.

Page 3: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

15

d. Gejala Penarikan (Withdrawal)

Gejala Penarikan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan

atau efek fisik yang terjadi saat suatu aktivitas dihentikan atau tiba-tiba

berkurang misalnya gemetar, kemurungan, gelisah, cepat marah.

e. Konflik (Conflict)

Konflik merupakan konflik yang terjadi antara individu yang

teradiksi dengan orang di sekitar mereka, dengan pekerjaan, kehidupan

sosial, hobi dan minat atau dari individu itu sendiri terkait dengan kegiatan

tertentu.

f. Kekambuhan (Relapse)

Kekambuhan merupakan kecenderungan berulang pola

sebelumnya, kekambuhan yang terjadi setelah kegiatan telah diobati

bertahun-tahun.

Lin dkk (2014) mengemukan aspek-aspek kecanduan ponsel yaitu:

a. Perilaku Kompulsif (Compulsive behavior)

Individu melakukan tindakan berulang-ulang dalam menggunakan

ponsel, misalnya mengecek ponsel berulang kali meski tidak ada pesan

atau panggilan masuk.

b. Gangguan fungsional (Functional impairment)

Terganggunya fungsi-fungsi kehidupan individu karena penggunaan

ponsel.

Page 4: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

16

c. Menarik diri (Withdrawal)

Merasa panik dan cemas ketika tidak dapat menggunakan ponsel.

d. Toleransi (Tolerance)

Individu mengalami kegagalan untuk mengurangi penggunaan

ponselnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek – aspek

dalam kecenderungan smartphone addiction menurut Griffiths (2015) meliputi

saliance, modifikasi suasana hati (mood modification), toleransi (tolerance),

gejala penarikan (withdrawal), konflik (conflict), kekambuhan (relapse)

sedangkan menurut Lin dkk (2014) meliputi Perilaku Kompulsif (Compulsive

behavior, Gangguan fungsional (Functional impairment), Menarik diri

(Withdrawal), Toleransi (Tolerance). Pada penelitian ini, peneliti memilih

aspek- aspek yang dikemukakan oleh Griffiths (2015) karena aspek yang

dibuat lebih jelas sehingga memudahkan peneliti dalam pembuatan instrumen

pengumpulan data.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Smartphone Addiction

Menurut Yuwanto (2010) dalam penelitiannya, faktor – faktor

mempengaruhi smartphone addiction, antara lain:

a. Faktor situasional

Menurut Yuwanto (2010) faktor ini termasuk faktor yang mengarah ke

penggunaan smartphone sebagai sarana pengalihan stres ketika menghadapi

situasi yang tidak nyaman, seperti saat mengalami kesedihan, tidak ada

kegiatan saat waktu luang, kecemasan dan mengalami kejenuhan belajar. Chiu

Page 5: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

17

(dalam Karuniawan & Cahyanti, 2013) menyebutkan dalam penelitiannya

bahwa adanya kecenderungan smartphone addiction adalah sebagai salah satu

alasan untuk pengalihan rasa stres pada diri seorang individu dikalangan

remaja karena tidak adanya kontrol diri yang kuat terhadap pemakaian

smartphone sehingga menjadi awal mula terjadinya ketergantungan akan alat

komunikasi tersebut.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang menggambarkan karakteristik

individu, seperti tingkat sensation seeking yang tinggi, self esteem yang rendah

dan kontrol diri yang rendah. Sensation seeking merupakan kecenderungan

individu melakukan aktivitas yang bersifat tidak monoton untuk mencari

pengalaman baru. Individu dengan tingkat sensation seeking yang tinggi

cenderung mudah mengalami kebosanan ketika melakukan aktivitas yang

monoton, sehingga individu tersebut perlu pemuasan psikologis untuk

mengurangi kebosanan. Self esteem adalah kepercayaan diri individu terhdap

dirinya sendiri, individu dengan self esteem yang rendah mengevaluasi dirinya

negatif dan merasa dirinya memiliki banyak kekurangan serta merasa tidak

aman ketika berinteraksi dengan orang lain. Ketika individu dengan self esteem

rendah mendapatkan keamanan dan kepuasan secara psikologis makan ia

cenderung akan menggunakan ponsel untuk berkomunikasi daripada tatap

muka. Seseorang yang memiliki tingkat harga diri yang rendah akan menjadi

kurang percaya diri, kehilangan kontrol diri, perasaan gagal dan memiliki

Page 6: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

18

kepribadian yang lebih rentan untuk mengalami kecanduan (Aydin & Sari,

2011).

c. Faktor sosial

Faktor sosial terdiri atas faktor penyebab sebagai sarana interaksi

dengan orang lain. Faktor ini termasuk mandatory behavior dan connected

presence yang tinggi. Mandatory behaviour merupakan perilaku untuk

memuaskan kebutuhan berinteraksi yang distimulasi oleh orang lain sedangkan

connected presence merupakan perilaku interaksi dengan orang lain yang

berasal dari dalam diri. Kemunculan smartphone membuat banyak kalangan

lebih asik dan sibuk dengan fitur pada alat tersebut serta lebih menyukai

interaksi via smartphone (Karuniawan & Cahyanti, 2013). Sehingga apabila

hal tersebut tidak terkontrol maka dapat menimbulkan kecanduan.

d. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu,

meliputi tingginya paparan media tentang smartphone dan fasilitas yang

dimiliki smartphone tersebut. Menurut Agusta (2016) Pemaparan media

tentang smartphone baik dalam bentuk iklan, promo atau info pameran

smartphone terbaru dapat di akses atau dilihat oleh remaja kapanpun dan

dimanapun. Oleh karena itu pemaparan media yang tinggi terbukti berpengaruh

pada faktor eksternal penyebab kecanduan smartphone.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor

yang mempengaruhi kecenderungan smartphone addiction menurut Yuwanto

(2010) meliputi faktor situasional yang terdiri dari (stres akademik, saat

Page 7: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

19

mengalami kesedihan, tidak ada kegiatan saat waktu luang, kecemasan, dan

mengalami kejenuhan belajar), faktor internal yang terdiri (sensation seeking

yang tinggi, self esteem yang rendah, dan kontrol diri yang rendah), faktor

sosial yang terdiri dari (mandatory behavior dan connected presence yang

tinggi), dan faktor eksternal yang terdiri dari (paparan media tentang

smartphone dan fasilitas yang dimiliki smartphone). Berdasarkan faktor-faktor

yang mempengaruhi smartphone addiction, peneliti memilih dari faktor

situasional yang memiliki hubungan dengan stres akademik.

Oleh karena itu, peneliti memilih stres akademik sebagai variabel bebas

dalam penelitian ini. Karena ketika menjalani kehidupan perkuliahan,

mahasiswa memiliki tugas dan tanggungjawab yang cukup sulit dijalani.

Berbagai tugas yang harus dijalani serta tuntutan mata kuliah yang banyak

membuat mahasiwa sulit fokus dan berkonsentrasi dalam mendalami semua

materi. Ketidakmampuan mahasiswa untuk mengatasi tekanan akademik inilah

yang akan menimbulkan stres pada mahasiswa, sehingga berdasarkan

penelitian dari Karuniawan & Cahyanti (2013) bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara academic stres dengan smartphone addiction pada mahasiswa

pengguna smartphone di kota Surabaya. Demikian juga arah dari hubungan

yang menunjukkan arah positif, artinya jika variasi dari data variabel academic

stress meningkat, maka variasi dari data variabel kecenderungan smartphone

addiction juga meningkat.

Page 8: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

20

B. Stres Akademik

1. Pengertian Stres Akademik

Menurut Govarest & Gregoire (2004) stres akademik merupakan suatu

kondisi atau keadaan individu yang mengalami tekanan sebagai hasil persepsi

dan penilaian mahasiswa tentang stressor akademik, yang berhubungan dengan

ilmu pengetahuan dan pendidikan. Heiman & Kariv (dalam Nurmaliyah 2014)

menjelaskan stres akademik merupakan stres yang disebabkan oleh stressor

akademik dalam proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan

dengan kegiatan belajar, misalnya: tekanan untuk naik kelas, lama belajar,

kecemasan menghadapi ujian, banyaknya tugas yang harus diselesaikan,

mendapat nilai ulangan yang jelek, birokrasi yang rumit, keputusan

menentukan jurusan dan karir, dan manajemen waktu.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa stres akademik

merupakan suatu kondisi atau keadaan individu yang mengalami tekanan

sebagai hasil persepsi dan penilaian mahasiswa tentang stressor akademik yang

berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

2. Aspek – aspek Stres Akademik

Hardjana (1994) mengatakan bahwa aspek – aspek stres antara lain:

a. Fisikal

Kondisi stres berupa gejala fisik. Sakit kepala, pusing, susah tidur, sakit

punggung, mencret, sulit buang air besar, gatal-gatal, urat tegang, gangguan

pencernaan, tekanan darah tinggi, banyak berkeringat, selera makan berubah,

lelah, banyak melakukan kesalahan dalam kerja dan hidup.

Page 9: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

21

b. Emosional

Kondisi stres dapat mengganggu kestabilan emosi individu. Individu

yang mengalami stres akan menunjukkan gejala mudah marah kecemasan

berlebih terhadap sesuatu, sedih, depresi, mudah menangis, mood berubah-

ubah cepat, gugup, harga diri turun, merasa tidak aman, mudah tersinggung,

marah-marah, gampang bermusuhan, emosi mongering, burn out.

c. Intelektual

Kondisi stres dapat mengganggu proses berpikir individu. Individu

yang mengalami stres cenderung mengalami gangguan susah konsentrasi, sulit

membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun

secara berlebihan, kehilangan rasa humor, mutu kerja rendah.

d. Interpersonal

Kondisi stres dapat mempengaruhi tingkah laku sehari-hari yang

cenderung negatif sehingga menimbulkan masalah dalam hubungan

interpersonal seperti, kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mudah

menyalahkan orang lain, menyerang orang dengan kata-kata, mendiamkan

orang lain.

Menurut Sarafino (2002) membagi aspek stres ke dalam dua aspek

yaitu :

a. Aspek Biologis

Setiap orang yang dihadapkan pada kondisi atau situasi yang

mengancam atau berbahaya, maka akan ada reaksi fisiologis dari tubuh

terhadap stres yang ditimbulkan, seperti detak jantung yang meningkat. Seyle

Page 10: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

22

(dalam Sarafino, 2002) menyebutkan serangkaian reaksi fisiologis sebagai

General Adaptation Syndrome (GAS) yang terdiri dari tiga level, yaitu:

1. Reaksi Kegelisahan / Alarm Reaction

Merupakan tahap pertama respon tubuh (fight or flight) terhadap

bahaya yang berfungsi memobilisasi sumber-sumber daya tubuh.

2. Tahap Pertahanan / Stages of Resistence

Jika stresor yang kuat terus berlanjut, tubuh akan mencoba untuk

beradaptasi dengan stresor. Keterbangkitan fisik mulai berkurang, namun

masih tetap lebih tinggi dari kondisi normal.

3. Tahan Kelelahan / Stages of Exhaustion

Ketegangan fisiologis yang dihasilkan oleh stres yang lama dan

berulang menyebabkan kekebalan tubuh menurun dan berkurangnya

simpanan energi tubuh.

b. Aspek Psikososial

Stresor akan menghasilkan perubahan-perubahan psikologis dan juga

sosial individu. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:

1. Kognitif

Level stres yang cukup tinggi dapat mempengaruhi ingatan dan

perhatian. Stres bisa merusak fungsi kognitif dengan mengacaukan

perhatian individu. Tapi di sisi lain, stres juga dapat meningkatkan

perhatian, khususnya terhadap stressor. Hubungan stres dan kognitif bisa

berlangsung timbal balik. Cara berpikir seseorang juga mempengaruhi

stres yang dialaminya.

Page 11: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

23

2. Emosi

Emosi cenderung menyertai stres dan individu sering menggunakan

kondisi emosi mereka untuk menilai kondisi stres yang dialami. Rasa takut

adalah salah satu reaksi emosi umum yang sering dialami individu,

meliputi ketidaknyamanan psikologis dan keterbangkitan fisik ketika

dihadapkan pada situasi yang mengancam. Reaksi emosi lainnya adalah

rasa marah yang bisa menghasilkan prilaku agresif. Stres juga dapat

mengakibatkan perasaan sedih atau depresi muncul.

3. Perilaku Sosial

Stres dapat mengubah perilaku seseorang terhadap orang lain. Dalam

kondisi stres, sebagian orang bisa mengalami peningkatan dalam prilaku

menolongnya. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka memiliki tujuan

yang membutuhkan kerjasama satu dengan yang lain. Pada kondisi stress

yang lain, bisa menyebabkan seseorang kurang sosial, bahkan cenderung

bermusuhan dengan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Hardjana

(1994) aspek-aspek stres akademik meliputi fisikal, emosional, intelektual,

interpersonal. Sedangkan menurut Sarafino (2002) aspek-aspek stres akademik

meliputi aspek biologis yang dibagi dalam reaksi kegelisahan / alarm reaction,

tahap pertahanan / stages of resistence, tahan kelelahan / stages of exhaustion

dan aspek psikososial yang dibagi dalam kognitif, emosi, perilaku sosial. Pada

penelitian ini, peneliti memilih aspek- aspek yang dikemukakan Hardjana

Page 12: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

24

(1994) karena aspek yang dibuat lebih jelas sehingga memudahkan peneliti

dalam pembuatan instrumen pengumpulan data.

C. Hubungan antara Stres Akademik dan Smartphone Addiction

Menurut Govarest & Gregoire (2004) Stres akademik merupakan suatu

kondisi atau keadaan individu yang mengalami tekanan sebagai hasil persepsi

dan penilaian mahasiswa tentang stressor akademik, yang berhubungan dengan

ilmu pengetahuan dan pendidikan. Seperti diketahui pada saat ini, bahwa salah

satu fasilitas belajar yang aktif digunakan mahasiswa yaitu smartphone, dan

proses akademisi belajar mengajar menggunakan internet melalui media

smartphone merupakan bagian yang tidak dapat ditinggalkan mahasiswa

(Karuniawan & Cahyanti, 2013). Sehingga dapat dipastikan bahwa mahasiswa

merupakan okupasi yang dominan aktif menggunakan smartphone (Chiu,

2014). Oleh karena itu smartphone dipilih sebagai media untuk melampiaskan

stres akademik yang dialaminya. Menurut Hardjana (1994) aspek-aspek stres

akademik meliputi fisikal, emosional, intelektual, dan interpersonal.

Aspek Fisikal yaitu kondisi stres berupa gejala fisik. Stres yang tidak

mampu dikendalikan dan diatasi oleh seseorang akan memunculkan dampak

negatif. Menurut Safaria (2006) Dampak negatif stres secara fisiologis antara

lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit,

sering pusing, badan terasa lesu dan lemah, dan kesulitan tidur nyenyak. Ketika

mengalami dampak stres secara fisiologis, individu akan berusaha untuk

mengatasinya. Misalnya ketika mengalami susah tidur karena stres yang maka

Page 13: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

25

individu akan menggunakan smartphone untuk membuat pengguna sibuk

dengan sendirinya hingga lupa waktu (Sulistiyani,2012). Seperti diketahui,

keberadaan smartphone sebagai salah satu fasilitas yang aktif digunakan oleh

mahasiswa membuat smartphone dijadikan alat pelarian stres (Chiu, 2014).

Sehingga kebiasaan inilah yang dapat menimbulkan kecenderungan

smartphone addiction.

Aspek Emosional yaitu kondisi stres dapat mengganggu kestabilan

emosi individu. Individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala

mudah marah kecemasan berlebih terhadap sesuatu, sedih, depresi, mudah

menangis, mood berubah-ubah cepat, gugup, harga diri turun, merasa tidak

aman, mudah tersinggung, marah-marah, gampang bermusuhan, emosi

mongering, dan burn out. Secara emosi, seseorang yang mengalami stres akan

mengalami kecemasan yang mengakibatkan sukar dalam mengendalikan

emosinya (Alwin, 2007). Misalnya, ketika berada dalam lingkungan yang

penuh dengan stresor, individu akan berusaha keluar untuk mencari situasi

yang membuat dirinya nyaman. Salah satu cara praktis yang dapat dilakukan

adalah menggunakan aplikasi yang tersedia dalam smartphone dengan tujuan

mencari hiburan (Simangunsong & Sawitri, 2017). Individu akan merasakan

perasaan senang hanya dengan memainkan berbagai aplikasi yang terdapat

dalam smartphone, tetapi masalah yang sebelumnya dihadapi tidak

terselesaikan (Young, dalam Simangunsong & Sawitri, 2017). Penggunaan

smartphone memberikan kenyamanan sebagai reinforcement dan

meningkatkan kemungkinan penggunaan smartphone menjadi aktivitas sehari-

Page 14: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

26

hari sehingga perasaan nyaman ini mengakibatkan siswa kehilangan kontrol

dalam penggunaan smartphone (Song, dalam Simangunsong & Sawitri, 2017 ).

Aspek Intelektual yaitu kondisi stres dapat mengganggu proses berpikir

individu. Individu yang mengalami stres cenderung mengalami gangguan

susah konsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya

ingat menurun, melamun secara berlebihan, kehilangan rasa humor, dan mutu

kerja rendah. Sanderson (dalam Simangunsong & Sawitri, 2017)

mengemukakan siswa yang mengalami stres cenderung tergesa-gesa dalam

mengambil keputusan tanpa pemikiran serta pertimbangan yang matang.

Didukung dengan hasil penelitian Chiu (2014) yang menambahkan bahwa

individu pada umumnya menghadapi stresor akademik ketika merasakan

tekanan yang membuat mereka telah kehilangan kontrol dari stres tersebut,

seperti kesulitan dalam memahami pelajaran, maka individu akan mencari

kesenangan dengan mengakses social communication site tanpa menyadari

waktu yang dihabiskan dapat digunakan untuk meningkatkan performa

akademik. Levine (dalam Simangunsong & Sawitri, 2017) menambahkan

siswa yang berada dalam kondisi tertekan atau dalam lingkungan dimana

mereka tidak memiliki kendali atas stres ini, maka siswa akan cenderung

terlibat dalam penggunaan smartphone yang menuju ke adiksi.

Aspek Interpersonal yaitu kondisi stres dapat mempengaruhi tingkah

laku sehari-hari yang cenderung negatif sehingga menimbulkan masalah dalam

hubungan interpersonal seperti, kehilangan kepercayaan kepada orang lain,

mudah menyalahkan orang lain, menyerang orang dengan kata-kata, dan

Page 15: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

27

mendiamkan orang lain. Menurut Young (2015) salah satu masalah sosial

berupa masalah interpersonal dapat mempengaruhi munculnya smartphone

addiction. Morahan & Schumacher (dalam Pinasti & Kustanti, 2017)

menjelaskan bahwa individu yang mengalami masalah interpersonal cenderung

menghindar dari lingkungan sosial dan memilih menghabiskan waktunya untuk

online di smartphone. Hal ini didukung oleh pendapat Caplan (dalam Pinasti &

Kustanti, 2017) yang mengungkapkan bahwa rendahnya ketrampilan sosial dan

kemampuan mengekspresikan diri di dunia sosial membuat individu memilih

berinteraksi secara online dan hal tersebut berkorelasi dengan penggunaan

internet yang berlebihan melalui smartphone.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek – aspek

stres akademik memengaruhi kecenderungan smartphone addiction. Hal ini

didukung oleh pendapat Skinner (2009) yang menambahkan bahwa setiap

respon yang diikuti dengan stimulus yang menguatkan, maka akan cenderung

diulang. Sehingga ketika mengalami stres akademik dan melakukan coping

stres dengan menggunakan smartphone kemudian mendapatkan konsekuensi

positif dari penggunaan smartphone, maka kegiatan tersebut akan terus

diulangi hingga dapat menimbulkan kecenderungan smartphone addiction

dikarenakan stres akademik yang dialaminya. Terlebih lagi mahasiswa sebagai

kelompok akademisi, secara langsung menggunakan smartphone sebagai salah

satu media untuk menunjang akademiknya, namun akan beresiko tinggi untuk

mengalami kecenderungan kecanduan (Basri, 2014). Didukung oleh penelitian

yang telah dilakukan oleh Karuniawan & Cahyanti (2013) dimana ditemukan

Page 16: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4909/3/BAB II.pdf · 2019. 2. 22. · 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecenderungan Smartphone

28

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara academic stress dengan

kecenderungan smartphone addiction pada mahasiswa pengguna smartphone

di Kota Surabaya.

D. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara

stres akademik dengan kecenderungan smartphone addiction pada mahasiswa.

Sehingga semakin tinggi stres akademik, maka kecenderungan smartphone

addiction pada mahasiswa semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah stres

akademik, maka kecenderunga smartphone addiction pada mahasiswa semakin

rendah.