2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif -...

10
2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif Yaitu analisis yang menjelaskan/mendeskripsikan data masing- masing variabel. Analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi, rata- rata (mean), minimum dan maksimum, serta standart deviasi. Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan cara menghitung selisih jumlah kadar BOD sebelum dan sesudah perlakuan, dibagi dengan jumlah kadar BOD sebelum perlakuan, kemudian dikalikan 100%. b. Analisis Analitik Uji normalitas data dengan uji Kolmogorof Smirnov. Diperoleh data berdistribusi normal dan asumsi varians sama maka digunakan uji Annova One Way. Kemudian untuk mengetahui perbedaan penurunan dari masing- masing perlakuan analisis yang dipakai adalah Posthoc Test. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui variasi dosis serbuk biji kelor (Moringa Oleifera) yang paling efektif dalam menurunkan kadar BOD, yang ditunjukan dengan rata-rata perbedaan (Mean Difference) yang paling tinggi dari masing-masing perlakuan.

Transcript of 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif -...

Page 1: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

2. Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Yaitu analisis yang menjelaskan/mendeskripsikan data masing-

masing variabel. Analisis yang digunakan adalah distribusi frekuensi, rata-

rata (mean), minimum dan maksimum, serta standart deviasi. Untuk

mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan cara menghitung

selisih jumlah kadar BOD sebelum dan sesudah perlakuan, dibagi dengan

jumlah kadar BOD sebelum perlakuan, kemudian dikalikan 100%.

b. Analisis Analitik

Uji normalitas data dengan uji Kolmogorof Smirnov. Diperoleh data

berdistribusi normal dan asumsi varians sama maka digunakan uji Annova

One Way.

Kemudian untuk mengetahui perbedaan penurunan dari masing-

masing perlakuan analisis yang dipakai adalah Posthoc Test. Dari hasil

analisis tersebut dapat diketahui variasi dosis serbuk biji kelor (Moringa

Oleifera) yang paling efektif dalam menurunkan kadar BOD, yang

ditunjukan dengan rata-rata perbedaan (Mean Difference) yang paling

tinggi dari masing-masing perlakuan.

Page 2: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

c. Ditunggu sampai basah sempurna (3 menit) kemudian angkat dan

cocokkan dengan standar warna universal.

d. Nilai pH dicatat pada standar warna yang paling cocok.

5. Pengukuran Suhu

Alat dan bahan : thermometer, air sampel

Prosedur Kerja :

a. Dimasukkan Thermometer air raksa ke dalam air sampel.

b. Didiamkan selama 5 menit

c. Thermometer diangkat, kemudian dibaca pada skalanya

d. Hasil pembacaan dicatat sebagai derajat Celcius

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data terdiri dari :

a. Editing yaitu menyeleksi dan mengoreksi data yang dikumpulkan dari hasil

pengukuran pada setiap percobaan.

b. Coding Memberikan kode pada atribut variabel untuk memudahkan dalam

analisa data pada penelitian ini:

1) Variabel terikat (kadar BOD limbah cair tahu) :

1 = Di bawah ambang batas (BOD ≤ 150 mg/L)

2 = Di atas ambang batas (BOD > 150 mg/L)

2) Variabel bebas (konsentrasi larutan biji kelor 1%) :

1 = 10 ml

2 = 12 ml

3 = 15 ml

c. Entry Data yaitu memasukkan data penelitian ke dalam program komputer.

d. Tabulating yaitu penyajian data hasil penelitian berupa tabel-tabel.

Page 3: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

e. Titrasi dengan Na Thio Sulfat (Na2S2O3) 0,1 dengan indikator amylum.

1) Ketika warna masih coklat titrasi dengan Na2S2O3 0,1N dengan cara

digrojokkan dan dikocok pelan-pelan sampai warna kuning muda

2) Ditambahkan amylum 2-3 tetes dan dikocok dengan kuat sampai

warna biru muda.

3) Titrasi kembali dengaan Na2S2O2 sampai warna biru hilang.

Perhitungan :

DO (mi/l) = 1000 X ml thio sulfat X 0,2 X 0.950

(vol sampel-4)

Keterangan

4 : jumlah penambahan MnSO4 dan pereaksi O2.

0,2 : 1 ml larutan Na thio Sulfat 0.025-0.2mgO2.

0,959 : factor koreksi Na thio Sulfat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan DO diatas, dilakukan pengenceran.

Setelah dibuat pengenceran sesuai dengan kandungan DO awalnya.

Selanjutnya sampel dibagi 2 masing-masing dimasukkan kedalam botol BOD

sampai penuh. Kemudian botol yang satu langsung diperiksa DO segera

campuran (limbah + pengencer), sedang botol satunya dieramkan selama 5

hari dalam incubator pada suhu 200 C. setrelah dieramkan 5 hari, lakukan

pemeriksaan DO 5 hari pada sampel campuran tersebut.

Perhitungan :

BOD5(mg/l) = (DOair camp segera - Oair camp 5hari x pengenceran.

4. Pengukuran pH

Alat dan bahan : kertas lamus, air sampel

Prosedur Kerja :

a. Diambil 1 buah kertas lakmus

b. Dicelupkan ke dalam air sampel kurang lebih ½ dari pajanan dan

digoyang-goyangkan.

Page 4: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

2. Penambahan Konsentrasi Larutan Biji Kelor 1%

Alat dan bahan : wadah atau tempat pengadukan, gelas ukur, pengatur waktu,

air sampel, larutan biji kelor 1%.

Prosedur kerja :

a. Disiapkan wadah atau tempat untuk mencampur sampel dengan ukuran

1,5 liter kemudian isi dengan air sampel.

b. Dimasukkan larutan biji kelor 1% dengan variasi penambahan kedalam

wadah perlakuan yang telah diisi air sampel.

c. Diaduk secara pelan 60 rotasi per menit selama 5 menit dan diendapkan

selama 60 menit.

d. Air yang jernih setelah melewati proses adsorpsi dipisahkan dari endapan.

Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak ikut naik.

e. Pemeriksaan kadar BOD melalui pemeriksaan laboratorium.

3. Pemeriksaan Kadar BOD

Alat dan bahan : Elenmeyer, pipet, karet penghisap, botol oksigen, incubator

suhu 20 0C gelap, labu takar, gelas. : air sampel, H2SO4

pekat, indicator amylum 1%, pereaksi oksigen, Natrium

Thio Sulfat (Na2S2O4),

Prosedur Kerja :

a. Dimasukkan sampel kedalam botol oksigen sampai penuh secara hati-hati

jangan sampai timbul gelembung udara.

b. Dimasukkan 2.0 ml MnSO4 20 % ke dalam botol.

c. Botol ditutup kemudian dihomogenkan sampai muncul endapan coklat.

Kemudian botol disimpan dalam tempat gelap selama 15 menit.

d. Isi botol dibagi dua (pada waktu meuang minimalkan kontak dengan

udara) kemudian masing-masing botol ditambah H2SO4 pekat 1 ml,

ditutup lalu dihomogenkan.

Page 5: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

a. Tahap Pembuatan Serbuk Biji Kelor Biji kelor

Serbuk biji kelor

Gambar 3.1 Diagram alir pembuatan serbuk biji kelor

b. Tahap Pembuatan Larutan Biji Kelor 1%

5 gram serbuk biji kelor

10 mL aquadest

Ditambah aquadest

sampai tanda batas

Larutan biji kelor 1%

Gambar 3.2 Diagram alir pembuatan larutan biji kelor 1%

Penyortiran

Penggerusan

Pengayakan 100 mesh

Pencampuran 1

Dalam labu ukur 500 mL

Pencampuran 2

Pengocokan selama 5 menit

Page 6: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

d. Waktu kontak

Waktu kontak adalah lama waktu kontak yang dibutuhkan pada saat

pengendapan yaitu 60 menit. Lama pengendapan mempengaruhi proses

adsorpsi larutan biji kelor, untuk menghindari pengaruh waktu

pengendapan maka dilakukan dengan waktu kontak yang sama.

Satuan : menit

Skala : rasio

E. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari

hasil pemeriksaan BOD sampel limbah cair tahu sesudah perlakuan

penambahan larutan biji kelor (Moringa Oleifera) 1% dengan volume yang

berbeda dan tanpa perlakuan terhadap air sampel.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data penunjang yang diperoleh dari

panduan buku dan jurnal.

F. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Larutan Biji Kelor (Moringa Oleifera) 1%

Alat dan bahan : Gelas ukur, botol pengocok, timbangan, ayakan 100 mesh,

alat pengaduk, blender, biji kelor (Moringa Oleifera),

Aquadest.

Pembuatan larutan biji kelor terdiri dari 2 tahap, yaitu : tahap pembuatan

serbuk biji kelor dan tahap pembuatan larutan biji kelor 1%. Proses

pembuatan larutan serbuk biji kelor 1% tersaji paada gambar dibawah ini:

Page 7: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

kelor1% dengan jumlah yang berbeda yang diukur di Laboratorium BBTPPI

Semarang.

Satuan : %

Skala : rasio

3. Variabel Pengganggu

a. pH

pH adalah kadar keasaman air sampel yang dapat mempengaruhi

penurunan BOD dalam air. Untuk menghindari pengaruh pH pada proses

penurunan BOD maka digunakan sampel air yang sama dan pada waktu

yang sama. pH diukur menggunakan kertas lakmus.

Satuan : -

Skala : Interval

b. Suhu

Suhu adalah angka yang menunjukkan tinggi rendahnya panas udara di

suatu tempat. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

penurunan BOD, maka penelitian pemeriksaan air sampel dilakukan pada

suhu kamar. Suhu diukur menggunakan termometer sebelum dan sesudah

perlakuan air limbah.

Satuan : Derajat Celcius

Skala : interval

c. Proses pengadukan

Proses pengadukan adalah banyaknya pengadukan yang dilakukan pada air

sampel yaitu 100 rotasi/menit selama 5 menit. Proses pengadukan

mempengaruhi proses adsorpsi larutan biji kelor, untuk menghindari

pengaruh proses pengadukan maka dilakukan dengan rotasi yang sama.

Satuan : rpm

Skala : rasio

Page 8: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

C. Populasi dan Sampel (Subyek Penelitian)

1. Subyek

Subyek dalam penelitian ini adalah limbah cair tahu yang berasal dari

industri tahu di desa Gebangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah air limbah tahu yang diambil dari

tempat penampungan air limbah industri tahu di desa Gebangan Kecamatan

Purwodadi Kabupaten Grobogan pada pukul 12.00 WIB, penentuan sampel

berdasarkan pada waktu produksi telah selesai dan limbah cair telah

terkumpul dalam bak penampungan.

Jumlah limbah cair tahu yang digunakan sebagai sampel sebanyak 1000

ml (1 liter) untuk setiap perlakuan. Sedangkan untuk uji BOD digunakan

sampel 250 ml dari setiap perlakuan.

D. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel bebas : konsentrasi larutan biji kelor (Moringa Oleifera) 1%.

Variabel terikat : kadar BOD air limbah tahu.

Variabel Pengganggu : pH, suhu, proses pengadukan, waktu kontak.

Definisi operasional variabel-variabel di atas adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Konsentrasi larutan biji kelor adalah banyaknya konsentrasi larutan biji kelor

1% (1 gram sebuk biji kelor dalam 100 ml Aquadest) dengan volume

penambahan sebanyak 10 ml, 12 ml, dan 15 ml dalam setiap satu lier sampel..

Satuan : ml

Skala : ordinal

2. Variabel Terikat

Penurunan kadar BOD limbah cair pembuatan tahu adalah selisih kadar BOD

dalam % yang diperoleh sebelum dan sesudah penambahan larutan biji

Page 9: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

Untuk menghindari kesalahan sekecil mungkin maka banyaknya

replikasi/ulangan terhadap eksperimen digunakan rumus sebagai berikut26.:

(t-1) (r-1) ≥ 15

(3-1) (r-1) ≥ 15

(2) (r-1) ≥ 15

2r – 2 ≥ 15

2r ≥ 15 + 2

2r = 17

r = 8,5

r = 9

t = Perlakuan

r = Ulangan

Jadi dalam penelitian ini banyaknya perlakuan adalah 3 kali dan ulangan

sebanyak 9 kali. Jumlah sampel untuk setiap perlakuan sebanyak 1000 ml (1

liter), total sampel yang akan diperiksa adalah 30 unit terdiri dari 3 sampel

sebagai kontrol tanpa perlakuan dan 27 sampel dengan perlakuan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Agustus 2011,

terdiri dari penyusunan proposal, pengumpulan data, pengolahan data, dan

penyusunan laporan akhir. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Gizi

Universitas Muhammadiyah Semarang dan Laboratorium Pengujian Balai Besar

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPPI) Jl. Ki Mangunsarkoro

No.6 Semarang.

Page 10: 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-suyotoa2a2...Untuk mengetahui penurunan kadar BOD dihitung dengan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen murni dengan metode

pendekatan Completely Randomized Design, yaitu subyek dibagi dalam dua

kelompok. Kelompok pertama merupakan unit percobaan untuk perlakuan dan

kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kemudian dicari perbedaan

pengukuran antara kelompok 1 dan kelompok 2, perbedaan dianggap sebagai

akibat dari perlakuan25.

Skema rancangan penelitian yang timbul dapat digambarkan sebagai berikut :

XA PA (1-9)

Air baku XB PB ( 1-9)

XC PC (1-9)

Xo Po (1-9)

Keterangan :

XA : Perlakuan dengan penambahan larutan biji kelor 1% sebanyak 10 ml.

XB : Perlakuan dengan penambahan larutan biji kelor 1% sebanyak 12 ml.

XC : Perlakuandengan penambahan larutan biji kelor 1% sebanyak 15 ml.

Xo : Tanpa perlakuan (kontrol)

pA (1-9) : Pengukuran kadar BOD air setelah perlakuan dengan penambahan

larutan biji kelor 1% sebanyak 10 ml .

pB (1-9) : Pengukuran kadar BOD air setelah perlakuan dengan penambahan

larutan biji kelor 1% sebanyak 12 ml.

pC (1-9) : Pengukuran kadar BOD air setelah perlakuan dengan penambahan

larutan biji kelor 1% sebanyak 15 ml .

Po : Pengukuran kadar BOD tanpa perlakuan.