191114341 Gangguan Afektif Bipolar

10
Gangguan Bipolar Gangguan bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguanpada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasanaperasaan, dan proses berfikir. Disebut bipolar karena penyakit kejiwaan inididominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi manik (bergairahtinggi yang tidak terkendali) dan depresi. Episode Depresif pada Gangguan Bipolar Depresi bipolar sama pada kelompok pria dan wanita dengan angka kejadiansekitar 5 per 1000 orang. Penderita depresi bipolar dapat mengalami bunuh diri 15kali lebih banyak dibandingkan dengan orang awam. Bunuh diri pertama-tamasering terjadi ketika tekanan pada pekerjaan, studi, tekanan emosional dalamkeluarga terjadi pada tingkat yang paling berat. Risiko bunuh diri dapat meningkatselama menopause BAB II Etiopatofisiologi Dahulu virus sempat dianggap sebagai penyebab penyakit ini. Dianggap serangan virus pada otak berlangsung pada masa janin dalam kandungan atau tahun pertama sesudah kelahiran. Namun, gangguan bipolar bermanifestasi 15-20 tahun kemudian. Telatnya manifestasi itu timbul karena diduga pada usia 15 tahun kelenjar timus dan pineal yang memproduksi hormon yang mampu mencegahgangguan psikiatrik sudah berkurang 50%. Sekarang, penyebab gangguan bipolar diketahui multifaktor. Mencakup aspek bio- psikososial. Secara biologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masakana kanak, stres yang menyakitkan, stres kehidupan yang berat danberkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya Faktor Biologi  Herediter Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) tipe bipolar (adanyaepisode manik dan depresi) memiliki kecenderungan menurun kepadagenerasinya, berdasar etiologi biologik. 50% pasien bipolar memiliki satu orangtuadengan gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar(depresi saja). Jika seorang  orang tua mengidap gangguan bipolar maka 27%anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. Bila kedua orangtuamengidap gangguan bipolar maka 75% anaknya memiliki resiko mengidapgangguan alam perasaan. Keturunan pertama dari seseorang yang menderitagangguan bipolar berisiko menderita gangguan serupa sebesar 7 kali. Bahkanrisiko pada anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar monozigot (40- 80%), sedangkan kembar dizigot lebih rendah, yakni 10-20. Genetik Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolardengan kromosom 18 dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus manadari kromosom tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapa diantaranya yangtelah diselidiki adalah 4p16, 12q23-q24, 18 sentromer, 18q22, 18q22-q23, dan21q22. Yang menarik dari studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down(trisomi 21) berisiko rendah menderita gangguan bipolar. Penelitian terbaru menemukan gen lain yang berhubungan dengan penyakit iniyaitu gen yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor (BDNF). BDNFadalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesisdan perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam pengaturan mood.

Transcript of 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

Page 1: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 1/10

Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguanpada fungsi otak yangmenyebabkan perubahan yang tidak biasa padasuasanaperasaan, dan proses berfikir. Disebut bipolar karena penyakit kejiwaan inididominasi adanya fluktuasi

periodik dua kutub, yakni kondisi manik (bergairahtinggi yang tidak terkendali) dan depresi.

Episode Depresif pada Gangguan Bipolar

Depresi bipolar sama pada kelompok pria dan wanita dengan angka kejadiansekitar 5 per 1000 orang.Penderita depresi bipolar dapat mengalami bunuh diri 15kali lebih banyak dibandingkan dengan orang awam.Bunuh diri pertama-tamasering terjadi ketika tekanan pada pekerjaan, studi, tekanan emosionaldalamkeluarga terjadi pada tingkat yang paling berat. Risiko bunuh diri dapat meningkatselama menopause

BAB II Etiopatofisiologi

Dahulu virus sempat dianggap sebagai penyebab penyakit ini. Dianggap serangan virus pada otak berlangsung

pada masa janin dalam kandungan atau tahun pertama sesudah kelahiran. Namun, gangguan bipolarbermanifestasi 15-20 tahun kemudian. Telatnya manifestasi itu timbul karena diduga pada usia 15 tahunkelenjar timus dan pineal yang memproduksi hormon yang mampu mencegahgangguan psikiatriksudah berkurang 50%. Sekarang, penyebab gangguan bipolar diketahui multifaktor. Mencakup aspek bio-psikososial. Secara biologis dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secarapsikososial dikaitkan dengan pola asuh masakana kanak, stres yang menyakitkan, stres kehidupan yangberat danberkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya

Faktor Biologi

Herediter

Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) tipe bipolar(adanyaepisode manik dan depresi) memiliki kecenderungan menurun kepadagenerasinya, berdasar etiologibiologik. 50% pasien bipolar memiliki satuorangtuadengan gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar(depresi saja). Jika seorang orang tua mengidap gangguan bipolar maka 27%anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan.Bila kedua orangtuamengidap gangguan bipolar maka 75% anaknya memiliki resiko mengidapgangguan alamperasaan. Keturunan pertama dari seseorang yang menderitagangguan bipolar berisiko menderita gangguanserupa sebesar 7 kali. Bahkanrisiko pada anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar monozigot (40-80%), sedangkan kembar dizigot lebih rendah, yakni 10-20.

Genetik

Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolardengan kromosom 18 dan 22,namun masih belum dapat diselidiki lokus manadari kromosom tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapadiantaranya yangtelah diselidiki adalah 4p16, 12q23-q24, 18 sentromer, 18q22, 18q22-q23, dan21q22. Yangmenarik dari studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down(trisomi 21) berisiko rendah menderitagangguan bipolar.

Penelitian terbaru menemukan gen lain yang berhubungan dengan penyakit iniyaitu gen yang mengekspresibrain derived neurotrophic factor (BDNF). BDNFadalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitassinaps, neurogenesisdan perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam pengaturan mood.

Page 2: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 2/10

Neurotransmitter

Sejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejalabipolar,peneliti mulai menduga adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguanbipolar. Neurotransmitertersebut adalah dopamine, serotonin, dan noradrenalin.Gen-gen yang berhubungan dengan neurotransmiter

tersebut pun mulai ditelitiseperti gen yang mengkode monoamine oksidase A (MAOA), tirosinhidroksilase,catechol-Ometiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT).

Kelainan otak

Kelainan pada otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini.Terdapatperbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar.Melalui pencitraanmagnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emissiontomography (PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yangberkurang pada korteksprefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003 pun menemukan volumeyang kecil pada amygdala danhipokampus. Korteks prefrontal, amygdala dan hipokampus merupakanbagiandari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek).

Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang pada otakpenderita bipolar. Sepertidiketahui, oligodendrosit menghasilkan membranmyelinyang membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksiantar saraf. Bila jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikankomunikasi antar saraf tidak berjalan lancar.

Faktor Psikososial

Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan

Satu pengamatan klinis yang telah lama yang telah direplikasi adalah bahwaperistiwa kehidupan yang

menyebabkan stress lebih sering mendahului episodepertama gangguan suasana perasaan daripada episodeselanjutnya. Hubungantersebut telah dilaporkan untuk pasien gangguan depresif berat dan gangguanbipolar I.

Faktor psikoanalitik dan psikodinamika

Dalam upaya untuk mengerti depresi, Sigmund Freud mendalilkan suatuhubungan antara kehilangan suatuobjek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkansecara internal karenaidentifikasi dengan objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksimungkinmerupakan satu satunya cara bagi ego untuk melepaskan suatu objek. Ia membedakan melankoliaatau depresi dari duka cita atas dasar bahwa pasienterdepresi merasakanpenurunan harga diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan mencela

diri sendiri, sedangkan orang yangberkabung tidak demikian.

Melanie Klein selanjutnya menghubungkan depresi dengan posisi depresif. Iamengerti siklus manik-depresifsebagai pencerminan kegagalan pada masa anak-anak untuk mendapatkan introjeksi mencintai. Di dalampandangannya, pasiendepresi menderita akibat permasalahan bahwa mereka mungkin memilkiobjekcinta yang dihancurkan melalui destruktivitas dan ketamakan mereka sendiri.Sebagai akibat daridestruksi yang dikhayalkan tersebut, mereka berguna yangkarakteristik untuk pasien depresi melebihiperasaan bahwa orang tua internalmereka yang baik telah ditransformasikan menjadi penyiksa karenakhayalan danimpuls destruktif pasien. Klien memandang mania sebagai kumpulan operasi defensif yangdisusun untuk mengidealisasikan orang lain, menyangkal adanya agresi atau destruktivitasterhadap orang lain,dan mengembalikan objek cinta yang hilang. Bibring memandang depresi sebagai suatu keadaan afektif primer

yang tidakdapat melakukan apa-apa terhadap agresi yang dihadapkan ke dalam. Selain itu,ia memandangdepresi sebagai suatu afek yang berasal dari ketegangan di dalamego antara aspirasi seseorang dan kenyataan

Page 3: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 3/10

seseorang. Jika pasien terdepresimenyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan idealnya, sebagaiakibatnyamereka putus asa dan sebagai akibatnya mereka merasa putus asa dan tidakberdaya. Pada intinya,depresi dapat disimpulkan sebagai keruntuhan parsial ataulengkap dari harga diri di dalam ego.Heinz Kohutmendefinisikan kembali depresi di dalam istilah psikologi diri. Jikaobjek diri yang diperlukan untuk bercermin,kekembaran, atau idealisasi tidak datang dari orang yang bermakna, orang yang terdepresi merasakan suatu

ketidaklengkapan dan putus asa karena tidak menerima respon yang diinginkan.Di dalam pengertiantersebut, respon tertentu di dalam lingkungan adalahdiperlukan untuk mempertahankan harga diri danperasaan kelengkapan

Ketidak berdayaan yang dipelajari (learned helplessness)

Di dalam percobaan dimana binatang secara berulang dipaparkan dengan kejutanlistrik yangtidak dapat dihindarinya, binatang akhirnya menyerah dan tidakmelakukan usaha sama sekali untukmenghindari kejutan selanjutnya. Merekabelajar bahwa mereka tidak berdaya. Pada manusia yang terdepresi,kita dapat menemukan keadaan ketidak berdayaan yang mirip. Menurut teori ketidakberdayaan yangdipelajari, depresi dapat membaik jika klinisi mengisi padapasien yang terdepresi suatu

rasa pengendalian dan penguasaan lingkungan.Klinisi menggunakan teknik perilaku berupa dorongan yangmenyenangkan danpositif di dalam usaha tersebut

Teori kognitif

Menurut teori kognitif, interpretasi yang keliru (misinterpretation) kognitif yangsering adalah melibatkandistorsi negatif, pengalaman hidup, penilaian diri yangnegatif, pesimisme, dan keputusasaan. Pandangannegatif yang dipelajari tersebutselanjutnya menyebabkan perasaan depresi. Seorang ahli terapi kognitifberusaha muntuk mengidentifikasi hal yang negatif dengan menggunakan tugas perilaku,seperti mencatat dansecara sadar memodifikasi pikiran pasien.

BAB III Kriteria Diagnostik dan Pemeriksaan Fisik

Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III , gangguan afektif bipolar inibersifat episode berulang yang menunjukkan suasanaperasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu,dan gangguan ini padawaktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energidanaktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunansuasana perasaan serta penguranganenergi dan aktivitas (depresi). Yang khasadalah terdapat penyembuhan sempurna antar episode. Episodemanik biasanyamulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan,sedangkan depresicenderung berlangsung lebih lama.

Episode pertama bisa timbul pada setiap usia dari masa kanak-kanak sampai tua.Kebanyakan kasus terjadipada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin diniseseorang menderita bipolar maka risiko penyakit akan

lebih berat, kronik bahkanrefrakter.

Kriteria Diagnostik

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolardibedakan menjadi 2 yaitu gangguanbipolar I dan II. Gangguan bipolar I atau tipeklasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu manik dan depresi,sedangkangangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi. PPDGJ IIImembaginyadalam klasifikasi yang berbeda yaitu menurut episode kini yang dialamipenderita.

Page 4: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 4/10

F31 Gangguan Afektif Bipolar

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (yaitu sekurang-kurangnya dua) yang menunjukkansuasana perasaan (mood) pasien dan tingkataktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktutertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta peningkatan enersi danaktivitas (mania atau

hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunansuasana perasaan (mood) serta pengurangan energi danaktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antarepisode. Episodemanik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsungantara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresicenderung berlangsunglebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahunkecuali padaorang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadisetelah peristiwa hidup yang penuh stres atautrauma mental lain (adanyastres tidak esensial untuk penegakkan diagnosis).

F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, episode kini Depresif Ringan atau Sedang

a)Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episodedepresif ringan (F32.0) ataupunsedang (F32.1), dan

b)Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik atau campuran di masalampau.

Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya gejala somatic dalam episode depresifyang sedang berlangsung.

F31.30 Tanpa gejala somatik F31.31 Dengan gejala somatik

F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat tanpa GejalaPsikotik

a)Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episodedepresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2),dan

b)Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik atau campuran di masa lampau.

F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat denganGejala Psikotik

a)Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episodedepresif berat dengan gejala psikotik (F32.3),dan

b)Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik atau campuran di masa lampau.

Jika dikehendaki, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasiatau tidak serasi dengan afeknya.

Episode Depresif

Walaupun banyak penelitian telah berusaha untuk menemukan perbedaan yangdapat dipercaya antaraepisode depresif gangguan bipolar dan episode gangguandepresif, perbedaan tersebutsulit ditemukan. Di dalam situasi klinis, hanyariwayat penyakit pasien, riwayat keluarga, dan perjalanan penyakit di masa mendatang dapat membantu membedakan kedua kondisi tersebut.

Page 5: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 5/10

F32 Episode Depresif

Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum dibawah ini, ringan (F32.0), sedang (F32.1),dan berat (F32.2 dan F32.3),gejala utama yang ditemukan adalah :

-Afek depresif-Kehilangan minat dan kegembiraan-Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

Gejala lainnya adalah :a)Konsentrasi dan perhatian berkurangb)Harga diri dan kepercayaan diri berkurangc)Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode tipe ringan sekali pun)d)Pandangan masa depan yang suram dan pesimistise)Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh dirif)Tidur terganggug)Nafsu makan berkurang

F32.0 Episode Depresif Ringan

Suasana perasaan (mood) yang depresif, kehilangan minat dankesenangan, dan mudah menjadi lelah biasanyadipandang sebagai gejaladari depresi yang paling khas, dan sekurang-kurangnya dua gejala dari ini,ditambahsekurang-kurangnya dua gejala lain (untuk F32.-) harus ada untukmenegakkan diagnosis pasti.

Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

Lamanya episode berlangsung ialah sekurang kurangnya sekitar 2 minggu. Individu yang mengalami episodedepresif ringan biasanya resah tentanggejalanya dan agak sukar baginya untuk meneruskan pekerjaan biasa

dankegiatan sosial, namun mungkin ia tidak akan berhenti berfungsi samasekali.Karakter kelima dapatdigunakan untuk menentukan adanya sindrom somatik :

F32.00 Tanpa gejala somatik

Kriteria untuk episode depresif ringan telah dipenuhi, dan tidak ada atauhanya sedikit sekali gejala somatik

F32.01 Dengan gejala somatik

Kriteria untuk episode depresif ringan telah dipenuhi, dan empat atau lebihgejala somatik juga ditemukan.(jika hanya dua atau tiga gejala somatikditemukan tetapi luar biasa beratnya, maka penggunaan kategoriinimungkin dapat dibenarkan)

F32.1 Episode Depresif Sedang

Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala paling khas yangditentukan untuk episode depresif ringan(F32.0), ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan sebaiknya empat) gejala lainnya. Beberapa gejalamungkinamat menyolok, namun tidak esensial apabila secara keseluruhanada cukup banyak variasi gejalanya.Lamanyakeseluruhan episode berlangsung ialah sekurang-kurangnyasekitar 2 minggu.Individu yang mengalami episodedepresif taraf sedang biasanyamenghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan,danurusan rumah tangga.Karakter kelima dapat digunakan untuk menentukan adanya sindrom somatik :

F32.10 Tanpa gejala somatik

Kriteria untuk episode depresif sedang telah dipenuhi, dan tidak ada atauhanya sedikit sekali gejala somatik

Page 6: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 6/10

F32.11 Dengan gejala somatik

Kriteria untuk episode depresif sedang telah dipenuhi, dan ada empat ataulebih gejala somatik jugaditemukan. (jika hanya dua atau tiga gejalasomatik ditemukan tetapi luar biasa beratnya, maka penggunaankategoriini mungkin dapat dibenarkan)

F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik

Pada episode depresif berat, penderita biasanya menunjukkan keteganganatau kegelisahan yang amat nyata,kecuali apabila retardasi mentalmerupakan ciri terkemuka. Kehilangan harga diri dan perasaan dirinya takberguna mungkin mencolok, dan bunuh diri merupakan bahaya nyataterutama pada beberapa kasus berat.Anggapan disini ialah bahwa sindromsomatik hampir selalu ada pada episode depresif berat.

Semua ketiga gejala khas yang ditentukan untuk episode depresof ringandan sedang harus ada, ditambahsekurang-kurangnya empat gejala lainnya,dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat. Namun,apabila gejalapenting (misalnya agitasi atau retardasi) menyolok, maka pasien mungkintidak mau atau tidakmampu untuk melaporkan banyak gejalanya secaraterinci. Dalam hal demikian, penentuan menyeluruh dalam

sub kategori episode berat masih dapat dibenarkan.

Episode depresif biasanya seharusnya berlangsung sekurang-kurangnya 2minggu, akan tetapi jika gejala amatberat dan beronset sangat cepat,maka mungkin dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktukurangdari 2 minggu.

Selama episode depresif berat, sangat tidak mungkinpenderita akanmampu meneruskan kegiatan sosial,pekerjaan atau urusan rumah tangga,kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Kategori ini hendaknya digunakan untuk episode depresif berat tunggal tanpa gejala psikotik, untuk episodeselanjutnya harus digunakansubkategori dari gangguan depresif berulang.

F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebutdiatas, disertai waham, halusinasi ataustupor depresif. Wahamnyabiasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetakayangmengancam, dan pasien dapat merasa bertanggung jawab atas hal itu.Halusinasi auditorik atau olfaktorikbiasanya berupa suara yang menghinaatau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yangberatdapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapatditentukan sebagai serasi atautidak serasi dengan suasana perasaan(mood).

Pemeriksaan Fisik

Penampilan

Orang yang menunjukkan suatu periode depresi mungkin menunjukkan sedikitsampai tidak ada kontak mata.Pakaian mereka mungkin tidak terawat, kotor,berlubang, kumal, serta tidak cocok dengan ukuran badan. Bilaseseorangkehilangan berat badan secara signifikan, ukuran pakaiannya tidak akan cocok.Kebersihan diritercermin dari mood mereka yang rendah, yang ditunjukkandengan badan yang kurus, tidak bercukur, dantidak membersihkan diri. Padawanita, kuku jari tangannya mungkin terdapat lapisan warna yang berbedaatausebagian warna yang rusak pada kuku mereka, bahkan cenderung kotor juga padatangannya. Rambutmereka juga tidak terurus. Bila orang ini bergerak, afek depresi jelas terlihat. Mereka bergerak dengan lambatdan sangat sedikit yangmenunjukkan retardasi psikomotor. Mereka juga berbicara dengan suara yangpelanatau suara yang monoton.

Page 7: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 7/10

Afek/Suasana Perasaan

Afek depresi. Kesedihan mendominasi suasana hati seseorang dalam episodedepresi. Penderita merasa sedih,tertekan, kehilangan, kosong dan terisolasi.

Pikiran

Penderita mempunyai pemikiran yang mencerminkan kesedihan mereka. Gagasanyang negatif, perhatiannihilistik, dan mereka mempunyai suatu istilah bahwa “mereka bagaikan gelas yang separuh kosong”.

Pemikiran mereka lebih berfokustentang kematian dan tentang bunuh diri.

Persepsi

Terdapat 2 format dari tipe depresi yang dijelaskan. Dengan psikotik dan tanpapsikotik. Dengan psikotik,penderita mempunyai khayalan dan halusinasi yangsesuai atau tidak dengan suasana hati. Penderita merasatelah berdosa, bersalah,dan merasakan penyesalan yang sangat dalam.

Bunuh Diri

Angka kejadian bunuh diri banyak terjadi pada penderita depresi. Mereka adalahindividu yang mencoba danberhasil dalam usaha bunuh diri.

Pembunuhan/Kekerasan

Pembunuhan yang dilakukan oleh penderita biasanya diikuti dengan bunuh diri.Pada beberapa penderitadepresi biasanya merasa dunia sudah tidak berguna lagiuntuknya dan untuk orang terdekatnya/orang lain.

Tilikan/Insight

Depresi dapat mempengaruhi penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri.Penderita biasanya gagal dalammelakukan tindakan yang penting sebab merekasangat jatuh dan menurun dalam mengenali diri merekasendiri. Meraka memilikisedikit pengertian terhadap diri mereka sendiri.

Kognitif

Pada depresi dan manik yang berat, penderita dapat mengalami kesulitan dalamberkonsentrasi danmemusatkan perhatiannya.

BAB IVPenatalaksanaan

Penentuan Kegawatdaruratan

Pengobatan dari gangguan bipolar secara langsung terkait pada fase dariepisodenya, seperti depresi ataumanik, dan derajat keparahan fase tersebut.Contoh, seseorang dengan depresi yang ekstrim dan menunjukkanperilaku bunuhdiri memerlukan/mengindikasikan pengobatan rawat inap. Sebaliknya, seseorangdengandepresi moderat yang masih dapat bekerja, diobati sebagai pasien rawat jalan.

Rawat Inap

Pasien yang terutama dengan episode depresif, dapat terlihat denganresiko yang signifikan untuk bunuh diri.Percobaan bunuh diri yang seriusdan idea spesifik dengan rencana menghilangkan bukti,

memerlukanobservasi yang ketat dan perlindungan pencegahan. Namun, bahaya bagipenderita bisa datangdari aspek lain dari penyakit, contohnya seorangpenderita depresi yang tidak cukup makan beresiko kematian.

Page 8: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 8/10

Berbahaya bagi orang lain

Penderita gangguan bipolar dapat mengancam nyawa orang lain, contohnyaseorang penderita yangmengalami depresi yang berat meyakini bahwadunia itu sangat suram/gelap, sehingga ia berencana untukmembunuhanaknya untuk membebaskan mereka dari kesengsaraan dunia.

Hendaya Berat

Adakalanya depresi yang dialami terlalu dalam, sehingga orang tidak dapatmelakukan fungsinya sama sekali,meninggalkan orang seperti ini sendiriansangat berbahaya dan tidak menyembuhkannya.

Kondisi medis yang harus dimonitor

Contohnya penderita gangguan jiwa yang disertai gangguan jantung harusberada di lingkungan medis, dimanaobat psikotropik dapat dimonitor dandiobservasi.

Rawat inap parsial atau program perawatan sehari

Secara umum, penderita ini memiliki gejala yang berat namun memiliki tingkatpengendalian dan lingkunganhidup yang stabil.Contohnya, penderita dengan depresi berat yang berpikir akan bunuh diri tapitidakberencana untuk melakukannya dan dapat memiliki tingkat motivasi yangtinggi bila diberi banyak dukunganinterpersonal, terutama sepanjang hari dandengan bantuan dan keterlibatan dari keluarga. Keluarga harusselalu berada dirumah setiap malam dan harus peduli terhadap penderita. Rawat inap parsial jugamenjembatani untuk bisa segera kembali bekerja. Kembali secara langsung kepekerjaan seringkali sulit bagipenderita dengan gejala yang berat, dan rawat inapparsial memberi dukungan dan hubungan interpersonal.

Rawat jalan

Pengobatan rawat jalan memiliki 4 tujuan utama.

i.Mencari stressornya dan mencari cara untuk menanganinya. Stressor inidapat berasal dari keluarga ataupekerjaan, dan bila terkumpul dapatmendorong penderita menjadi depresi. Hal ini merupakan bagiandaripsikoterapi.

ii.Memonitor dan mendukung pemberian obat. Pengobatan membuatperubahan yang luar biasa. Kuncinyaadalah mendapatkan keuntungan danmencegah efek samping. Penderita memiliki rasa yangbertentangandengan pengobatan mereka. Mereka mengetahui bahwa obat membantudan mencegah merekauntuk dirawat inap, namun mereka jugamenyangkal memerlukannya. Oleh karena itu, harus dibantuuntukmengarahkan perasaan mereka dan membantu mereka untuk maumelanjutkan pengobatan.

iii.Membangun sekumpulan orang yang peduli. Hal ini merupakan satu daribanyak alasan bagi para praktisisetuju dengan ambivalensi penderitatentang pengobatan. Seiring perjalanan waktu, kekuatan sekumpulanorangyang peduli membantu mempertahankan gejala penderita dalam keadaanminimum dan membantupenderita tinggal dan diterima di masyarakat.

iv.Edukasi. Klinisi harus membantu edukasi bagi penderita dan keluargatentang penyakit bipolar. Mereka harussadar dan waspada terhadapbahaya penyalahgunaan zat, situasi yang mungkin memicu kekambuhan,danperan pengobatan yang penting. Dukungan kelompok bagi penderitadan keluarga memiliki arti penting yangsangat luar biasa.

Keadaan kesehatan tubuh penderita gangguan bipolar juga harusdiperhatikan oleh para praktisi, termasukkeadaan kardiovaskular, diabetes,masalah endokrin, infeksi, komplikasi sistem urinari, dangangguankeseimbangan elektrolit.

Page 9: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 9/10

Terapi

Terapi Farmakologi

Pengobatan yang tepat tergantung pada stadium gangguan bipolar yang dialamipenderita. Pilihan obattergantung pada gejala yang tampak, seperti gejalapsikotik, agitasi, agresi, dan gangguan tidur. Antipsikosisatipikal semakin seringdigunakan untuk episode manik akut dan sebagai mood stabilizer. Antidepresan danECT juga dapat digunakan untuk episode depresi akut (contoh, depresi berat).Selanjutnya, terapipemeliharaan/maintenance dan pencegahan juga harus diberikan.

Pengalaman klinis menunjukkan bahwa jika diterapi dengan obat mood stabilizer , penderita gangguan bipolarakan mengalami lebih sedikit periode manik dandepresi. Obat ini bekerja dengan cara menstabilkan moodpenderita (sesuainamanya), juga dapat menstabilakn manik dan depresi yang ekstrim. Antipsikosisatipikalseperti ziprasidone, quetiapine, risperidone, aripiprazole dan olanzapine,kini juga sering digunakan untukmenstabilkan manik akut, bahkan untukmenstabilkan mood pada depresi bipolar.

Table 1 FDA-Approved Bipolar Treatment Regimens

a)Terapi Non Farmakologi

Konsultasi

Suatu konsultasi dengan seorang psikiater atau psikofarmakologis selalu sesuaibila penderita tidak

menunjukkan respon terhadap terapi konvensional danmedikasi.

Diet

Terkecuali pada penderita dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs), tidakada diet khusus yangdianjurkan. Penderita dianjurkan untuk tidak merubahasupan garam, karena peningkatan asupan garammembuat kadar litium serummenurun dan menurunkan efikasinya, sedangkan mengurangi asupangaramdapat meningkatkan kadar litium serum dan menyebabkan toksisitas.

Aktivitas

Penderita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitasfisik. Jadwal aktivitas fisikyang reguler harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwalyang reguler meupakan kunci untuk bertahan daripenyakit ini. Namun, bila

Page 10: 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

8/13/2019 191114341 Gangguan Afektif Bipolar

http://slidepdf.com/reader/full/191114341-gangguan-afektif-bipolar 10/10

aktivitas fisik ini berlebihan dengan peningkatan respirasi dapat meningkatkankadar litium serum danmenyebabkan toksisitas litium.

Edukasi

Terapi pada penderita gangguan bipolar melibatkan edukasi awal dan lanjutan. Tujuan edukasi harusdiarahkan tidak hanya langsung pada penderita, namun jugamelalui keluarga dan sistem disekitarnya. Faktamenunjukkan edukasi tidak hanyameningkatkan ketahanan dan pengetahuan mereka tentang penyakit,namun jugakualitas hidupnya.

Penjelasan biologis tentang penyakit harus jelas dan benar. Hal inimengurangi perasaan bersalah danmempromosikan pengobatanyang adekuat.

Memberi informasi tentang bagaimana cara memonitor penyakitterutama tanda awal, pemunculankembali, dan gejala. Pengenalanterhadap adanya perubahan memudahkan langkah-langkahpencegahan yang baik.

Membantu penderita mengidentifikasi dan mengatasi stressor didalam kehidupannya.

Informasi tentang kemungkinan kekambuhan penyakitnya.

BAB V Prognosis

Prognosis pada penderita dengan gangguan bipolar I lebih buruk daripadapenderita dengan depresi berat.Dalam 2 tahun pertama setelah episode awal, 40 – 50 % penderita mengalami serangan manik lain.

Hanya 50 – 60 % penderita gangguan bipolar I dapat dikontrol dengan litiumterhadap gejalanya.Pada 7 %penderita, gejala tidak kembali/mengalami penyembuhan, 45 %penderita mengalami episode berulang, dan40 % mengalami gangguan yangmenetap.

Seringkali perputaran episode depresif dan manik berhubungan dengan usia.Faktor-faktor yang membuat

prognosis menjadi lebih buruk antara lain :i.Riwayat pekerjaan yang burukii.Penggunaan alkoholiii.Gambaran psikotikiv.Gambaran depresif diantara episode manik dan depresiv.Adanya bukti keadaan depresifvi.Jenis kelamin laki-laki

Indikator prognosis yang baik adalah sebagai berikut :i.Fase manik (dalam durasi pendek)ii.Onset terjadi pada usia yang lanjut

iii.Pemikiran untuk bunuh diri yang sedikitiv.Gambaran psikotik yang sedikitv.Masalah kesehatan (organik) yang sedikit