19. STUDI PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN - OK(1).pdf
-
Upload
wahib-ibrahim -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of 19. STUDI PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN - OK(1).pdf
-
7/25/2019 19. STUDI PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN - OK(1).pdf
1/5
1
Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap
Perkecambahan Benih Tanaman
Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli Pertama)Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya
I. Pendahuluan
Hormon tumbuh atau zat pengatur tumbuh merupakan sekumpulan
senyawa organik, baik yang terbentuk secara alami maupun buatan. Hormon
tumbuh dalam kadar sangat kecil mampu menimbulkan suatu reaksi atau
tanggapan baik secara biokimia, fisiologis maupun morfologis, yang berfungsi
untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat
pengatur tumbuh berbeda dengan unsur hara atau nutrisi tanaman, baik dari
segi fungsi maupun senyawa penyusunnya (Anonim1, 2012).
Hormon tumbuh pada tanaman adalah senyawa organik yang bukan
termasuk unsur hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung (promote),
menghambat (inhibit) dan dapat merubah proses fisiologis tumbuhan.
Hormon tumbuh tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada
hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu padatanaman, terutama titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar.
Selanjutnya hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya, ditranslokasi
ke bagian tanaman yang lain untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon
dapat terjadi melalui pembuluh tapis, dan pembuluh kayu.
Secara individu tanaman akan memproduksi sendiri hormon setelah
mengalami rangsangan. Proses produksi hormon dilakukan secara endogen
oleh tanaman. Lingkungan merupakan faktor penting yang dapat memicu
tanaman untuk memproduksi hormon. Setelah menghasilkan hormon hingga
pada ambang konsentrasi tertentu, maka sejumlah gen yang semula tidak
aktif akan memulai menunjukkan reaksi sehingga akan menimbulkan
perubahan fisiologis pada tanaman (Anonim1, 2012).
Winarno (2011) menyatakan bahwa pada perbanyakan secara
generatif, masalah utama yang dihadapi adalah lamanya waktu yang
diperlukan benih untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor
antara lain keadaan benih pada awal perkecambahan, permeabilitas kulit
benih, dan tersedianya air di sekeliling benih.
Jika ketiga faktor tersebut tidak mendukung benih untuk melakukan
perkecambahan maka benih memiliki kemampuan untuk memundurkan
fase perkecambahannya yang disebut dormansi. Peranan hormon tumbuh
(salah satunya giberellin) di dalam benih yang mengalami dormansi adalah
-
7/25/2019 19. STUDI PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN - OK(1).pdf
2/5
2
dapat menstimulasi sintesis ribonuklease, amilase dan protease di dalam
benih.
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian giberellin
terhadap perkecambahan benih tanaman.
II. Hormon Giberellin
2.1. Apa itu Hormon Giberellin ?
Giberellin merupakan senyawa diterpenoit. Struktur dasar kimia
giberellin adalah kerangka giban dan kelompok karboksil bebas. Terdapat
bermacam-macam bentuk giberellin yaitu GA1, GA2, GA3, , GA52. Zat ini
memiliki sifat-sifat antara lain : berbentuk kristal, sedikit larut dalam air, larut
dengan bebas alam methanol, ethanol, aseton, dan larut sebagian dalam etilasetat (Gardner, Pearce dan Mitchel, 1991 dalam Saut, 2002).
Menurut Hutty dan Philips (1995) dalam Saut (2002) menyebutkan
bahwa GA3 adalah satu kelompok dari giberellin yang mengontrol proses-
proses perkembangan tanaman yang meliputi : perkecambahan,
perpanjangan sel, dan perkembangan bunga dan biji.
Literatur lain menambahkan giberellin mampu mengatasi dormansi
benih pada berbagai spesies dan berlaku sebagai pengganti suhu rendah,
panjang hari dan cahaya merah. Salah satu efek giberellin pada benih adalah
mendorong pemanjangan sel sehingga radikula dapat menembus endopserm
kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan (Sallisbury & Ross,
1995 dalamFatimah dan Junairiah, 2004).
2.2. Fungsi Hormon Giberellin
Manfaat pemberian giberellin pada tanaman (anonim2, 2013) :
a) Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga
tanaman dapat tumbuh normal dengan cara mempercepat proses
pembelahan sel.
b) Merangsang pemanjangan sel.
c) Meningkatkan proses pembungaan.
d) Menyebabkan perkembangan buah tanpa benih/partenokapri.
e) Dapat menunda penuaan daun dan buah.
f) Memacu proses perkecambahan benih dan pertumbuhan perikarp.
2.3. Mekanisme Kerja Hormon Giberellin
1. Proses perkecambahan benih. Salah satu efek giberellin adalah
mendorong proses terjadinya sintesis enzim dalam benih seperti amilase,
protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel
endosperm benih dan menghidrolisis pati dan protein yang akan
memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah
radikula yang akan mendobrak endopsperm, kulit biji atau kulit buah yang
-
7/25/2019 19. STUDI PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN - OK(1).pdf
3/5
3
membatasi pertumbuhan/perkecambahan benih sehingga benih
berkecambah (Anonim3, 2011).
Winarno (2011), menambahkan fase akhir dari dormansi adalah
fase berkecambah. Permulaan fase perkecambahan ini ditandai dengan
penghisapan air (imbibisi) kemudian terjadi pelunakan kulit benih
sehingga terjadi hidratasi protoplasma. Setelah fase istirahat berakhir,
maka aktivitas enzimatik mulai berlangsung. Di dalam aktivitas
metabolisme, giberellin yang dihasilkan oleh embrio ditranslokasikan ke
lapisan aleuron sehingga menghasilkan enzim amilase. Proses
selanjutnya yaitu enzim tersebut masuk ke dalam cadangan makanan
dan mengkatalis proses perubahan cadangan makanan yang berupa patimenjadi gula sehingga dapat menghasilkan energi yang berguna untuk
aktivitas sel dan pertumbuhan.
2. Berperan dalam pemanjangan sel, dengan cara :
a) Peningkatan kadar auksin
- Giberellin akan memacu pembentukan enzim yang melunakkan
dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan melepaskan
amino triptofan (prekusor/pembentuk auksin) sehingga kadar
auksin meningkat.
- Giberellin merangsang pembentukan polihidroksi asam sinamat
yaitu senyawa yang menghambat kerja dari enzim IAA oksidase
dimana enzim ini merupakan enzim perusak auksin.
b) Giberellin merangsang terbentuknya enzim amilase dimana enzim ini
akan menghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik
yang akan menyebabkan air lebih banyak lagi masuk ke sel sehingga
sel memanjang.
3. Berperan dalam partenokapri. Pada beberapa kasus pembentukan buah
dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai
partenokapri.
4. Pemberian giberellin di bawah tajuk tanaman dapat meningkatkan laju
fotosintesis. Daun berkembang secara signifikan karena hormon ini
memacu pertumbuhan daun, terjadi peningkatan pembelahan sel dan
pertumbuhan sel yang mengarah pada perkembangan daun. Selain itu
juga memacu pemanjangan batang tanaman.
III. Penelitian Mengenai Pegaruh Pemberian Giberellin
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dan Junairiah (2004)
menunjukkan bahwa prosentase perkecambahan benih jati tertinggi sebesar
40 % diperoleh dari perlakuan giberellin 10 ppm. Perlakuan ini menyebabkan
batang menjadi lebih tinggi, daun yang terbentuk lebih banyak, serta lebih
-
7/25/2019 19. STUDI PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN - OK(1).pdf
4/5
4
panjang dibandingkan dengan kontrol maupun kelompok perlakuan yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara pemberian
giberellin dengan perlakuan lainnya terhadap kecepatan dan prosentase
perkembangan serta pertumbuhan tanaman jati.
Maryani dan Irfandri (2008) menyatakan bahwa terdapat interaksi
antara skarifikasi dan perendaman benih aren dalam larutan giberellin
terhadap prosentase kecambah, tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan. Perlakuan
skarifikasi dan perendaman dalam larutan giberellin 50 ppm memperlihatkan
pertumbuhan bibit aren yang terbaik dibandingkan kombinasi perlakuan
lainnya. Perendaman dalam larutan giberellin dapat meningkatkan
pertumbuhan bibit aren. Pertumbuhan tertinggi pada perendaman dalamkonsentrasi 50 ppm.
Pada penelitian tanaman rotan yang dilakukan oleh Sugiharti dalam
Maryani (2008) melaporkan bahwa pemberian giberellin dengan konsentrasi
50 ppm mampu memberikan daya kecambah terbaik yaitu 85,55 % dan
apabila konsentrasi giberellin ditingkatkan menjadi 75 ppm dan 95 ppm
menyebabkan daya kecambah semakin menurun.
Saut (2002) menyatakan bahwa pada penelitian perendaman benih
tomat varietas Ratna pada larutan GA3dan Shiimarocks berpengaruh sangat
nyata terhadap daya berkecambah, berat kering kecambah normal dan
kecepatan tumbuh, serta berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh
maksimum dan tinggi tanaman. Perlakuan GA3150 ppm selama 48 jam dan
Shiimarocks 500 ppm 24 jam merupakan perlakuan yang paling banyak
menghasilkan viabilitas benih tertinggi berdasarkan peubah yang diamati.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurshanti (2009), diperoleh hasil
bahwa pemberian zat pengatur tumbuh GA3 dengan kepekatan 75 ppm
memberikan pengaruh terhadap perkecambahan benih palem raja lebih tinggi
yaitu 32 % dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
IV. Penutup
Berdasarkan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, hormon
giberellin terbukti mempengaruhi perkecambahan benih tanaman. Perlunya
penelitian yang lebih mendalam mengenai pengaruh pemberian larutan
giberellin terhadap benih-benih tanaman perkebunan yang masih jarang
dilakukan. Sehingga dapat menjadi acuan dalam mengecambahkan benih-
benih tanaman perkebunan terutama benih yang mengalami masa dormansi.
-
7/25/2019 19. STUDI PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN - OK(1).pdf
5/5
5
Daftar Pustaka
Anonim1. 2012. Hormon Tumbuhan atau ZPT (Zat Pengatur Tumbuh).
http://tanijogonegoro.com.Diakses Pada Tanggal 8 Nopember 2013.
Anonim2. 2013. Giberellin. http://sigmaorganik.blogspot.com. Diakses Pada
Tanggal 6 Nopember 2013.
Anonim3. 2011. Pengaruh dan Fungsi Hormon. http://henvikaekaade. Blogspot
.com. Diakses Pada Tanggal 6 Nopember 2013.
Fatimah dan Junairiah. 2004. Peranan Hormon Giberellin Dalam Pemecahan
Dormansi Bibit Jati (Tectona grandis linn. F). http://infolitbang.
ristek.go.id/index.php. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2013.
Maryani, A. T. 1998. Pengaruh Skarifikasi dan Giberellin Terhadap
Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Bibit Rotan Manau. Thesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Andalas, Padang.
Maryani, A.T dan Irfandri. 2008. Pengaruh Skarifikasi dan Pemberian Giberellin
Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman Aren (Arenga pinnata
(Wurmb.) Merr.). Sagu, Vol. 7 No. 16.
Nurshanti, D, F. 2009. Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberellin (GA3) dan
Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonearegia).Agronobis, Vol. 1 No.2, September 2009.
Saut, L. 2002. Pengaruh Perlakuan Perendaman Benih Dalam Larutan GA3 dan
Shiimarocks Terhadap Viabilitas Benih Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill.), Terung (Solanum melongena L.) dan Cabai
(Capsicum annuum L.). Skripsi. Jurusan Budi Daya Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Winarno, E. 2011. Pengaruh Lama Waktu Perendaman Benih Kacang Hijau
(Phaseolus vulgaris) Dalam Air Kelapa Terhadap Kecepatan
Perkecambahan.
http://tanijogonegoro.com/http://tanijogonegoro.com/http://sigmaorganik.blogspot.com/http://sigmaorganik.blogspot.com/http://sigmaorganik.blogspot.com/http://tanijogonegoro.com/