17

3
1. Rinitis Rinitis diartikan sebagai proses inflamasi yang terjadi pada membranmukosa hidung, yang ditandai dengan gejala-gejala hidung seperti rasa panas di rongga hidung, rinore, dan hidung tersumbat.1 Secara garis besar, rinitis dibagi kepada 2 bagian yaitu rinitis nonalergik dan alergi. Gejala-gejala hidung yang berlangsung kronis tanpa penyebab alergi disebut rinitis nonalergik. Sedangkan bila didapati adanya penyebab alergi (alergen) dikenal dengan rinitis alergik.1 Karaktieristik gejala pada rinitis nonalergik sering susah dibedakan dengan rinitis alergik. Oleh karena itu, hasil negative dari tes sensitivitas yang diperantarai Ig-E terhadap aeroallergen yang releven, penting untuk menkonfirmasi diagnosis.1 Dan perlu diketahui bahwa tes kulit positif pada aeroallergen yang tidak relevan dapat terjadi pada rinitis nonalergik.1 BAB II RINITIS RINITIS AKUT 1. Rinitis virus Rinitis virus terbagi 3, yaitu: Rinitis simplek (pilek, Selesema, Comman Cold, Coryza) Etiologi. Rinitis simplek disebabkan oleh virus. Infeksi biasanya terjadi melalui droplet di udara. Beberapa jenis virus yang berperan antara lain, adenovirus, picovirus, dan subgrupnya seperti rhinovirus, coxsakievirus, dan ECHO. Masa inkubasinya 1-4 hari dan berakhir dalam 2-3 minggu. Gambaran klinis. Pada awalnya terasa panas di daerah belakang hidung, lalu segera diikuti dengan hidung tersumbat, rinore, dan bersin yang berulang-ulang. Pasien merasa dingin, dan terdapat demam ringan. Mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Awalnya, secret hidung (ingus) encer dan sangat banyak. Tetapi bisa jadi mukopurulen bila terdapat invasi sekunder bakteri, seperti Streptococcus Haemolyticus, pneumococcus, staphylococcus, Haemophillus Influenzae, Klebsiella Pneumoniae, dan Mycoplasma Catarrhalis. Pengobatan. Tirah baring sangat diperlukan untuk mencegah penyakit semakin berat. Pasien disarankan minum air lebih dari biasanya. Gejala-gejalanya dapat diatasi dengan pemberian antihistamin dan dekongenstan. Analgesikberguna untuk mengatasi sakit kepala, demam dan myalgia. Analgesik yang tidak mengandung aspirin lebih dianjurkan karena aspirin dapat menyebabkan virus semakin berkembang biak. Antibiotik diberikan bila terdapat infeksi sekunder bakteri. Komplikasi. Rinitis akut biasanya dapat sembuh sendiri (self- limiting) dan membaik secara spontan setelah 2-3 minggu, tetapi

description

jawaban dk

Transcript of 17

1. Rinitis

Rinitis diartikan sebagai proses inflamasi yang terjadi pada membranmukosa hidung, yang ditandai dengan gejala-gejala hidung seperti rasa panas di rongga hidung, rinore, dan hidung tersumbat.1 Secara garis besar, rinitis dibagi kepada 2 bagian yaitu rinitis nonalergik dan alergi. Gejala-gejala hidung yang berlangsung kronis tanpa penyebab alergi disebut rinitis nonalergik. Sedangkan bila didapati adanya penyebab alergi (alergen) dikenal dengan rinitis alergik.1 Karaktieristik gejala pada rinitis nonalergik sering susah dibedakan dengan rinitis alergik. Oleh karena itu, hasil negative dari tes sensitivitas yang diperantarai Ig-E terhadap aeroallergen yang releven, penting untuk menkonfirmasi diagnosis.1 Dan perlu diketahui bahwa tes kulit positif pada aeroallergen yang tidak relevan dapat terjadi pada rinitis nonalergik.1

BAB II

RINITIS

RINITIS AKUT

1. Rinitis virus

Rinitis virus terbagi 3, yaitu:

Rinitis simplek (pilek, Selesema, Comman Cold, Coryza)

Etiologi. Rinitis simplek disebabkan oleh virus. Infeksi biasanya terjadi melalui droplet di udara. Beberapa jenis virus yang berperan antara lain, adenovirus, picovirus, dan subgrupnya seperti rhinovirus, coxsakievirus, dan ECHO. Masa inkubasinya 1-4 hari dan berakhir dalam 2-3 minggu.

Gambaran klinis. Pada awalnya terasa panas di daerah belakang hidung, lalu segera diikuti dengan hidung tersumbat, rinore, dan bersin yang berulang-ulang. Pasien merasa dingin, dan terdapat demam ringan. Mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Awalnya, secret hidung (ingus) encer dan sangat banyak. Tetapi bisa jadi mukopurulen bila terdapat invasi sekunder bakteri, seperti Streptococcus Haemolyticus, pneumococcus, staphylococcus, Haemophillus Influenzae, Klebsiella Pneumoniae, dan Mycoplasma Catarrhalis.

Pengobatan. Tirah baring sangat diperlukan untuk mencegah penyakit semakin berat. Pasien disarankan minum air lebih dari biasanya. Gejala-gejalanya dapat diatasi dengan pemberian antihistamin dan dekongenstan. Analgesikberguna untuk mengatasi sakit kepala, demam dan myalgia. Analgesik yang tidak mengandung aspirin lebih dianjurkan karena aspirin dapat menyebabkan virus semakin berkembang biak. Antibiotik diberikan bila terdapat infeksi sekunder bakteri.

Komplikasi. Rinitis akut biasanya dapat sembuh sendiri (self-limiting) dan membaik secara spontan setelah 2-3 minggu, tetapi kadang-kadang, komplikasi seperti sinusitis, faringitis, tonsiitis, bronchitis, pneumonia dan otitis media dapat terjadi.

Rinitis Influenza

Virus influenza A,B atau C berperan dalam penyakit ini. Tanda dan gejalanya mirip denagn common cold. Komplikasi sehubungan dengan infeksi bakteri sering terjadi.

Rinitis Eksantematous

Morbili, varisela, variola, dan pertusis, sering berhubungan dengan rinitis, dimana didahului dengan eksantemanya sekita 2-3 hari. Infeksi sekunder dan komplikasi lebih sering dijumpai dan lebih berat.

2. Rinitis Bakteri

Rinitis bakteri dibagi 2, yaitu:

Infeksi Non-spesifik

Infeksi non-spesifik dapat terjadi secara primer ataupun sekunder.

Rinitis bakteri primer. Tampak pada anak dan biasanya akibat dari infeksi pneumococcus, streptococcus atau staphylococcus. Membrane putih keabu-abuan yang lengket dapat terbentuk di rongga hidung, yang apabila diangkat dapat menyebabkan pendarahan.

Rinitis bakteri sekunder. Merupakan akibat dari infeksi bakteri pada rinitis viral akut

Rinitis difteri

Penyakit ini disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Rinitis difteri dapat bersifat primer pada hidung atau sekunder pada tenggorokan dan dapat terjadi dalam bentuk akut atau kronis. Dugaan adanya rinitis difteri harus dipikirkan pada penderita dengan riwayat imunisasi yang tidak lengkap. Penyakit ini semakin jarang ditemukan karena cakupan program imunisasi yang semakin meningkat. Gejala rinitis akut ialah demam, toksemia, terdapat limfadenitis, dan mungkin ada paralisis otot pernafasan. Pada hidung ada ingus yang bercampur darah. Membrane keabu-abuan tampak menutup konka inferior dan kavum nasi bagian bawah, membrannya lengket dan bila diangkat dapat terjadi perdarahan. Ekskoriasi berupa krusta coklat pada nares anterior dan bibir bagian atas dapat terlihat. Terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik, dan antitoksin difteri.

3. Rinitis Iritan

Tipe rinitis akut ini disebabkan oleh paparan debu, asap atau gas yang bersifat iritatifseperti ammonia, formalin, gas asam dan lain-lain. Atau bisa juga disebabkan oleh trauma yang mengenai mukosa hidung selama masa manipulasi intranasal,contohnya pada pengangkatan corpus alienum. Pada rinitis iritan terdapat reaksi yang terjadi segera yang disebut dengan immediate catarrhal reaction bersamaan dengan bersin, rinore, dan hidung tersumbat. Gejalanya dapat sembuh cepat dengan menghilangkan faktor penyebab atau dapat menetap selama beberapa hari jika epitel hidung telah rusak. Pemulihan akan bergantung pada kerusakan epitel dan infeksi yang terjadi karenanya.

Tanda dan Gejala

Rinitis akut pada dasarnya memiliki tanda dan gejala yang sulit dibedakan antara tipe yang satu dengan tipe yang lainnya. Rasa panas, kering dan gatal di dalam hidung, bersin, hidung tersumbat, dan terdapatnya ingus yang encer hingga mukopurulen. Mukosa hidung dan konka berubah warna menjadi hiperemis dan edema. Biasanya diikuti juga dengan gejala sistemik seperti demam, malaise dan sakit kepala.23

Pada rinitis influenza, gejala sistemik umumnya lebih berat disertai sakit pada otot. Pada rinitis eksantematous, gejala terjadi sebelum tanda karekteristik atau ruam muncul. Ingus yang sangat banyak dan bersin dapat dijumpai pada rinitis iritan.