143357608-MAKALAH-SPEKTOFOTOMETRI-2.pdf
-
Upload
endahsasmita -
Category
Documents
-
view
73 -
download
0
description
Transcript of 143357608-MAKALAH-SPEKTOFOTOMETRI-2.pdf
Makalah Kimia Analitik Instrumen
Spektrometri UV-Vis
Disusun oleh:
Steven Suhandono 24030111130041
Jari Siti Handayani 24030111130056
Diana Amrina Rosyada 24030111130057
Anis Masiati 24030111130059
Ni Wayan Pratiwi Triandani 24030111130063
Jurusan Kimia
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro
Semarang
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analisis kimia bertujuan untuk mengeta-hui komposisi suatu zat atau campuran zat
yang merupakan informasi kualitatif mengenai ada atau tidak adanya suatu unsur atau
komponen dalam contoh. Selain itu juga untuk mengukur jumlah atau banyaknya unsur
yang diteliti atau dengan perkataan lain adalah untuk mengetahui data kuantitatif, juga
dapat dipakai untuk menentukan struktur suatu zat.
Dalam analisis kimia dikenal berbagai macam cara untuk mengetahui data
kualitatif dan kuantitatif baik yang menggunakan suatu peralatan optik (instrumen)
ataupun dengan cara basah. Alat instrumen biasanya dipergunakan untuk menentukan
suatu zat berkadar rendah, biasanya dalam satuan ppm (part per million) atau ppb (part
per billion). Salah satu metode sederhana untuk menentukan zat organik dan anorganik
secara kualitatif dan kuantitatif dalam contoh air laut, yaitu dengan metode
Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak. Prinsip kerjanya berdasarkan
penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi
radiasi yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan
secara kuantitatif (PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971).
Cahaya adalah suatu bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat sebagai
gelombang dan partikel. Sifatnya sebagai gelombang dapat dilihat dengan terjadinya
pembiasan dan pemantulan cahaya oleh suatu medium, sedangkan sifatnya sebagai
partikel dapat dilihat dengan terjadinya efek foto listrik.
Energi radiasi terdiri dari sejumlah besar gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang berbeda-beda. Bagian-bagian suatu radiasi dapat dipisah-
pisahkan menjadi spectrum elektro-magnetik
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan
mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi
polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk plastik dan elastomer.
Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer UV, gas dan liquid
kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan dari metoda pengukuran
termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti sebagai pilihan untuk analisis
kwalitatif dan kwantitatif bahan.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang
digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat
berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan
molekul namun yang lebih berperan adalah elektron yang adapada atom ataupun molekul
yang bersangkutan.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan dalam
mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan
pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi energi radiasi oleh
macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya pengukuran ciri-ciri serta
kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar (Day dan Underwood, 1993).
2. Tujuan
i. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia analisis instrumental.
ii. Mengetahui Komponen Spektrofotometer UV/VIS.
iii. Mengetahui Fungsi dari Bagian-Bagian Spektrofotometer UV/VIS.
iv. Mengetahui Cara Kerja Spektrofotometer UV/VIS.
v. Mengetahui Keuntungan Analisis Secara Spektrofotometer UV/VIS.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar makromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan fototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer,
yaitu suatu alat yang di gunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dengan mengukur transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan
sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan
merupakan satu berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang
lainnya, sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar.
Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomic (Hardjadi,
1990).
Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi. Kebetulan spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang
gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai
seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang
mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer
filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh
dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun
dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk
larutan sampel blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel
dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa dalam
larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa yang ada,
konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu
senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap.
A. Spektrometri Atomik
Pada spektrometri atomic melibatkan interaksi radiasi elektromagnetik dengan atom
dalam keadaan fasa gas pada tingkat energy yang paling rendah yang biasa disebut
keadaan groundstate. Zat monoatomic yang berada dalam keadaan gas mampu
mengabsorbsi radiasi elektromagnetik yang menyebabkan transisi elektronik dari satu
tingkat energy ke tingkat energy lainnya. Transisi elektronik ini dapat terjadi jika
foton mempunyai jumlah energy yang sama dengan perbedaan energy antara dua
tingkat energy yang terkuantitasi.
∆E = h.f
B. Spektometri Molekul
Pada spektrometri molekul melibatkan interaksi dari radiasi elektromagnetik dengan
electron dalam molekul yang menghasilkan transisi elektronik, perubahan vibrasi,
perubahan rotasi atau kombinasi dari ketiga hal tersebut.
2. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang
memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan
sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul
yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Spektroskopi UV/VIS merupakan metode penting yang mapan, andal dan akurat.
Dengan menggunakan spektroskopi UV/VIS, substansi tak dikenal dapat diidentifikasi
dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat ditentukan. Pelarut untuk spektroskopi UV
harus memiliki sifat pelarut yang baik dan memancarkan sinar UV dalam rentang UV
yang luas.
Spektrofotometer Uv-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi,
reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur
energi cahaya secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari
sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara cuplikan dengan blanko ataupun
pembanding.
Spektrofotometer Uv-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan untuk
pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah tampak. Semua metode spektrofotometri
berdasarkan pada serapan sinar oleh senyawa yang ditentukan, sinar yang digunakan
adalah sinar yang semonokromatis mungkin.
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah alat yang digunakan untuk
mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk
larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap
oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat
menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan.
Dibawah ini adalah persamaan Lamber beer:
A = - log T = ε.b.c
Dimana :
A = Absorbans
T = Transmitan
ε = absorvitas molar (Lcm-4
. mol-1
)
c = panjang sel (cm)
b = konsentrasi zat (mol/jam)
Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur
adalah warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui dari
larutan berwarna yang memiliki serapan maksimum pada warna komplementernya.
Namun apabila larutan berwarna dilewati radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut
pada panjang gelombang tertentu, akan secara selektif sedangkan radiasi yang tidak
diserap akan diteruskan (Day dan Underwood, 1986)
Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak dpakai ntuk
analisis kuantitatif dibanding kualitatif.
Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet
(200–350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv
atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron
dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi
lebih tinggi.
3. Perumusan Hukum Beer
Perumusan dasar hukum Beer berkaitan dengan pelemahan suatu radiasi sinar terhadap
panjang gelombang, frekuensi, atau jumlah gelombang. Dua aspek yang biasa digunakan
dalam pengukuran kuantitatif adalah transmitasi dan absorbansi.
- Syarat-syarat penggunaan hukum Beer
Hubungan antara absorbansi A dengan konsentrasi zat pengabsorbsi adalah linear.
Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan supaya hukum beer dapat dipakai,
yaitu syarat konsentrasi, syarat kimia, syarat cahaya, dan syarat kejernihan.
a. Syarat Konsentrasi
Hukum Beer baik untuk larutan encer. Pada konsentrasi tinggi (biasanya 0,01 M)
jarak rata-rata diantara zat-zat pengabsorbsi menjadi kecil sehingga masing-
masing zat mempengaruhi distribuusi muatan tetangganya. Interaksi ini dapat
mengubah kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya pada panjang gelombang
yang diberikan. Oleh karena itu reaksi ini bergantung pada konsentrasi. Pengaruh
serupa kadang-kadang terjadi didalam larutan yang mengandung konsentrasi zat
pengabsorbsi yang rendah dengan konsentrasi zat non-pengabsorbsi yang tinggi,
terutama elektrolit. Interaksi elektrostatis ion-ion yang berdekatan dengan zat
pengabsorbsi akan mempengaruhi harga absorbtivitas molar. Pengaruh ini dapat
dihindari dengan cara pengenceran.
b. Syarat kimia
Zat pengabsorbsi tidak boleh terdisosiasi, berasosiasi atau bereaksi dengan
pelarut yang menghasilkan suatu produk yang menyerap sinar ultraviolet pada
panjang gelombang yang berbeda dari zat yang dianalisis.
c. Syarat Cahaya
Hukum beer berlaku untuk cahaya yang betul-betul monokromatik (cahaya yang
mempunyai satu macam panjang gelombang).
d. Syarat kejernihan
Kejernihan larutan yang disebabkan oleh partikel-partikel koloid akan
menyebabkan penyimpangan hukum beer. Sebagian cahaya akan dihamburkan
oleh partikel-partikel koloid, akibatnya kekuatan cahaya yang diabsorbsi
berkurang dari yang seharusnya.
4. Sumber Radiasi
sumber radiasi daerah UV
Dalam pengukuran daerah UV hamper kebanyakan digunakan sebagai sumber radiasi
lampu hydrogen atau deuterium. Syarat sumber radiasi Visible:
a. Harus stabil
b. Lampu tersebut harus dapat menghasilkan intensitas yang cukup untuk energy yang
ditransmitasikan dan akhirnya dideteksi
c. Lampu tersebut harus dapat menghasilkan radiasi yang kontinyu sepanjang daerah
panjang gelombang yang digunakan
5. Absorbsi
Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi electron-
electron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi
berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap kemudian terbuang sebagai cahaya atau
tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet
meningkatkan energi elektronik sebuah molekul, artinya energi yang disumbangkan oleh
foton-foton memungkinkan electron-electron itu mengatasi kekangan inti dan pindah ke
luar ke orbital baru yag lebih tinggi energinya. Semua molekul dapat menyerap radiasi
dalam daerah UV-tampak karena mereka mengandung electron, baik sekutu maupun
menyendiri, yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Absorbsi untuk transisi electron seharusnya tampak pada panjang gelombang diskrit
sebagai suatu spectrum garis atau peak tajam namun ternyata berbeda. Spektrum UV
maupun tampak terdiri dari pita absorbsi, lebar pada daerah panjang gelombang yang
lebar. Ini disebabkan terbaginya keadaan dasar dan keadaan eksitasi sebuah molekul
dalam subtingkat-subtingkat rotasi dan vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi dari
subtingkat apa saja dari keadaan dasar ke subtingkat apa saja dari keadaan eksitasi.
Karena berbagi transisi ini berbeda energi sedikit sekali, maka panjang gelombang
absorpsinya juga berbeda sedikit dan menimbulkan pita lebar yang tampak dalam
spectrum itu.
Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada
konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel.
Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang
radiasi. Satuan a ditentukan oleh satuan-satuan b dan c. Jika satuan c dalam molar (M)
maka absorptivitas disebut dengan absorptivitas molar dan disimbolkan dengan ε dengan
satuan M -1
cm-1
atau liter.mol-1
cm-1
. Jika c dinyatakan dalam persen berat/volume
(g/100mL) maka absorptivitas dapat ditulis dengan E1%
1cmA1%
1cm (Gandjar dan Rohman,
2007)
6. Cara Kerja Spektrofotometer
Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan
larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan
dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih foto sel yang cocok 200nm-650nm (650nm-
1100nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang foto sel dalam
keadaan tertutup “nol” galvanometer didapat dengan menggunakan tombol dark-current.
Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan
“nol” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan
tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada
larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan
sampel.
7. Keuntungan Spektrofotometer
Keuntungan dari spektrofotometer adalah yang pertama penggunaannya luas, dapat
digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia yang diabsorpsi di daerah
ultra lembayung atau daerah tampak. Kedua sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk
mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6
sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi yang pasti. Ketiga selektivitasnya sedang
sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana analit mengabsorpsi
sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu. Keempat, ketelitiannya baik, kesalahan
relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada
jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh
persen dengan perlakuan yang khusus. Dan yang terakhir mudah, spektrofotometer
mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah
pembacaannya otomatis (Skoog, DA, 1996).
8. Komponen-komponen Pada spektrofotometer
Spektrofotometer meliputi bagian-bagian sebagai berikut: sumber radiasi/cahaya,
monokromator, sel absorpsi, detektor dan pencatat (read out).
Sumber cahaya dipergunakan untuk pengukuran absorpsi. Sumber cahaya ini harus
memancarkan sinar dengan kekuatan yang cukup untuk penentuan dan pengukuran, juga
harus memancarkan cahaya berkesinambungan yang berarti harus mengandung semua
panjang gelombang dari daerah yang dipakai. Kekuatan sinar radiasi harus konstan
selama waktu yang diperlukan. Sumber Cahaya Tampak yang paling umum dipakai
adalah lampu Wolfram. Sedangkan sumber radiasi Ultra-violet biasa dipergunakan
lampu Hidrogen atau Deuterium yang terdiri dari tabung kaca dengan jendela dari
kwartz yang mengandung Hidrogen dengan tekanan tinggi. Oleh karena kaca menyerap
radiasi Ultra-violet, maka sistim optik Spektrofotometer Ultra-Violet dan sel harus
dibuat dari bahan kwartz.
Monokromator dipergunakan untuk me-misahkan radiasi ke dalam komponen-
komponen panjang gelombang dan dapat memisahkan bagian spektrum yang diinginkan
dari lainnya.
Sel absorpsi dipakai dari bahan silika, kuvet dan plastik banyak dipakai untuk
daerah Sinar Tampak. Kualitas data absorbans sangat tergantung pada cara pemakaian
dan pemeliharaan sel. Sidik jari, lemak atau pengendapan zat pengotor pada dinding sel
akan mengurangi transmisi. Jadi sel-sel itu harus bersih sekali sebelum dipakai
(Glasston 1960; Pecksok et al. 1976; Skoog & West 1971).
Detektor dipergunakan untuk menghasil-kan signal elektrik. Dimana signal elektrik
ini sebanding dengan cahaya yang diserap. Sig-nal elektrik ini kemudian dialirkan ke alat
pengukur (Glasston 1960; Pecksok et al. 1976; Skoog & West 1971). Syarat-syarat
sebuah detektor : Kepekaan yang tinggi, Perbandingan isyarat atau signal dengan bising
tinggi, Respon konstan pada berbagai panjang gelombang, Waktu respon cepat dan
signal minimum tanpa radiasi, Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan
tenaga radiasi.
Read out dipergunakan untuk mencatat data hasil pengukuran dari detektor, yang
dinyatakan dengan angka.
9. Prinsip Kerja Spektrofotometer
Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat-sifat yang
berbeda. Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah ultra
lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di dalam
kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron valensi di
dalam molekul tersebut (Keenan 1992).
Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus
kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga jenis
elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromofor-kromofor organik
seperto karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan
sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya dapat berubah sesuai dengan pelarut
yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas
nseperti hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus kromofor akan mengakibatkan
pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar dan disertai
dengan peningkatan intensitas (Hart 2003).
Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya
discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar
dan energi eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran
absorbansi dalam spektrofotometer (Aisyah 2009).
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik
dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel).
Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh
detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009)
Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu.
Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang
diberikan. Secara kuantitatif, besarnya energi yang diserap oleh zat akan identik dengan
jumlah zat di dalam larutan tersebut. Secara kualitatif, panjang gelombang dimana energi
dapat diserap akan menunjukkan jenis zatnya (Cahyanto 2008).
10. Tipe Instrumen Spektrofotometer
Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer, yaitu single-beam dan
double-beam. gambar Single-beam instrument dan Double-beam instrument
1. Single-beam instrument
Single-beam instrument dapat digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur
absorbansi pada panjang gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai
beberapa keuntungan yaitu sederhana, harganya murah, dan mengurangi biaya yang ada
merupakan keuntungan yang nyata. Beberapa instrumen menghasilkan single-beam
instrument untuk pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang gelombang
paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800 sampai 1000 nm
(Skoog, DA, 1996).
2. Double-beam instrument
Double-beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190 sampai 750 nm.
Double-beam instrument dimana mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan
cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan
blangko dan sinar kedua secara serentak melewati sampel, mencocokkan foto detektor
yang keluar menjelaskan perbandingan yang ditetapkan secara elektronik dan
ditunjukkan oleh alat pembaca (Skoog, DA, 1996).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan “Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet”, dapat
diambil kesimpulan bahwa:
Ø Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara
relative jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi
dari panjang gelombang.
Ø dapat dipakai untuk tujuan analisis kualitatif (data sekunder) dan kuatitatif.
Ø Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengadsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
pengukur perbedaan adsorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.
2. Saran
Spektrometri ini merupakan metode pengukuran yang didasarkan pada interaksi
elektromagnetik dengan partikel, menggunakan alat spektrofotometer yang
menggunakan pembacaan skala absorbansinya, untuk itu diharapkan pembacaan dengan
teliti agar tidak terjadi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I. G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan II. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Hardjadi. 1990. Ilmu Kima Analitik Dasar. PT Gramedia: Jakarta
Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta
PECSOK, R.L.; L.D. SHILEDS; T. CAIRNS; and I.G. MCWILLIAM 1976. Modern me-
thods of chemical analysis. 2nd ed. John Wiley & Sons, Inc., New York.
Skoog, D. A. 1996. Fundamental of Analytical Chemistry. Seventh edition. USA: Saunders
College Publishing
SKOOG, D.A. and D.M. WEST 1971. Prin-ciples of instrumental analysis. Holt, Rinehart
and Winston, Inc., New York
Underwood, A. L dan R.A. Day. J. R. 1993. Analisis Kimia Kuantitatif edisi Kelima.
Penerbit Erlangga: Jakarta
.