13. Strut n Tie Benjut (Kuliah XIII)
description
Transcript of 13. Strut n Tie Benjut (Kuliah XIII)
1
METODA STRUT AND TIE
Metode Strut and Tie, yang dikembangkan darimetode analogi model truss untuk balok, merupakan salah satu metode pendekatan untukmenganalisis struktur beton pada daerah-D. Metode Strut dan Tie adalah sebuah metode yang didasarkan pada sistem keseimbangan gaya-gayayang bekerja pada sebuah struktur ketika dibebani. Komponen utama dari metoda strut dan tie initerdiri atas daerah tekan (compressive struts), daerah tarik (tension ties), dan daerah nodal (nodal zone) sebagai daerah pertemuan.
PENDAHULUAN
2
a). Struktur yang dibebani gaya luar
b). Beban dan reaksi sesuai dengan hipotesis Bernoulli
c). Pengaruh gangguan ujung
d). Struktur dengan daerah–B dan daerah-D
D-Region and B-Region
3
Geometric Discontinuities
Loading and Geometric Discontinuities
4
BatasanBalok Tinggi
Analisis daerah-D dapat dilakukan secara duadimensi dan tiga dimensi. Untuk struktur yang memiliki ketebalan yang sama, seperti balok; konsol dan bukaan pada pelat, kondisi yang terjadi merupakan kondisi tegangan bidang, sehingga analisis dapat disederhanakanmenjadi dua dimensi. Sedangkan untukstruktur dimana kondisi tegangannya bersifattiga dimensi seperti efek punching akibatbeban terpusat pada pile cap maka analisisharus dilakukan secara tiga dimensi.
Analisis Daerah D
5
Pemodelan Strut-and-Tie Merupakan suatu prosedur iterasi yang
mencakup:• Pemilihan model strut-and-tie “trial”.• Pendimensian dan pendetailan struts, ties,
dan nodes.• Check dimension struts, nodes, dan tie
untuk menjamin pilihan STM adalahbenar.
• Lakukan iterasi model strut-and-tie biladiperlukan.
Pendekatan yang dapat dipakai untukmemudahkan pemilihan STMmodel adalah;
1.Metode Trayektori Tegangan Tekan
(Compressive Stress Trajektories).
2. Metode Lintasan Beban
Pemilihan Model Strut-and-Tie
6
Trajectori Teg pd Balok Tinggi
Gambaran Strut and Tie
7
Strut and Tie Model pada BalokTinggi Menerus
Penetapan STM pada Daerah D berdasarkan Lintasan Beban
• Identifikasi dan isolasi daerah D• Hitung teg internal pada perbatasan daerah D pada
level kekuatan dengan menggunakan pendekatankuat ultimit atau dengan asumsi perilaku elastik.
• Bagi daerah perbatasan menjadi sub-sub daerahdan tentukan resultan gaya di masing-masing sub daerah.
• Gambarkan rangka batang untuk mengalihkangaya-gaya dari satu daerah perbatasan kedaerahperbatasan yang lain. Untuk penggambaran rangka, sudut θ harus diasumsikan. Umumnya dapat diambilkemiringan 2:1.
8
Gaya pada Daerah Perbatasan
1. Arah sudut compression strut pada tiap bagian harus sesuai denganarah tegangan tekan utama pada daerah tersebut. Umumnya arahstrut adalah ± 15° dari arah tegangan tekan utama yang bersesuaian.
2. Model yang paling tepat adalah model yang membutuhkan tulanganyang paling sedikit. Beban akan berusaha mengikuti lintasan dengangaya dan deformasi yang paling sedikit. Dan karena tie lebih mudahterdeformasi daripada strut (regangan pada baja biasanya jauh lebihbesar daripada regangan beton), maka model yang terbaik adlh yang paling sedikit mengandung ties. Kriteria ini dinyatakan sebagai;
Iii lT ε∑ = minimum
dimana;= Gaya pada elemen ties= Panjang ties= Regangan rata-rata tie
iTil
Iε
Optimasi STM
9
1. Tentukan Model Strut-Tie yang akan digunakan, yaitu mulai daripenggambaran aliran gaya, pemilihan model dan optimasimodel. Tentukan letak dari nodal, strut dan tie
2. Tentukan dimensi dari masing-masing elemen sesuai batasangeometrik struktur seperti tinggi pengangkuran, luas daerahperletakan dan daerah pembebanan. Kemudian hitung semuagaya luar yang terjadi pada struktur.
3. Tentukan geometrik model strut-tie. Strut digambarkan dengangaris lurus pada sumbu strut. Tie digambarkan sebagai garislurus yang berimpit dengan sentroid tulangan. Nodal adalahdaerah tempat perpotongan strut, tie dan garis kerja beban. Dimensi nodal dibatasi oleh keadaan geometrik struktur sepertiluas daerah perletakan, tinggi pengangkuran dan luas pelattumpu (bearing plate).
Prosedur Umum
4. Tentukan gaya-gaya dalam pada setiap elemen strut-tie. Untukmodel strut-tie statis tak tentu, dilakukan estimasi terhadapkekakuan relatief struktur untuk menentukan gaya-gayanya.
5. Periksa apakah tegangan pada tiap strut dan nodal memenuhisyarat kapasitas tegangan efektif.
6. Tentukan luas tulangan yang dibutuhkan berdasarkan besarnyagaya pada tie dan luas daerah pengangkurannya.
10
Strut and Tie Model pada BalokTinggi
Klasifikasi Nodal
11
Nodal Hidrostatis
Extended Nodal Zone
12
Pembagian Nodal Zone
Nodal Truss
13
Jenis Strut
Strut yang Diangkur oleh Tulangan
14
Strut yang diangkur olehBearing dan Tulangan
Strut yang diangkur olehBearing dan Strut
Jenis Pengangkuran Strut Lainnya
Bottled Shape Strut
15
Penampang Kritis untuk DaerahNodal dan Strut Tekan
Interface antara Zona Lokal danStrut Tekan
16
Contoh
Contoh
17
Model yang Salah
Contoh Corbel
18
Alternatif Model Truss
Aspek Desain
• Sudut θ antara sumbu-sumbu strut dan tie yang bertemu di titik nodal tidak bolehkurang dari 25 derajat.
• Desain struts, ties, dan daerah nodal harus didasarkan pada
φFn ≥ Fu
dimana φ ditentukan berdasarkan faktorreduksi geser, yaitu = 0,75
19
Kuat Tekan Nominal Strut
• Kuat tekan nominal strut tanpa tulanganlongitudinal dapat diambil sebagai nilai Fnsterkecil dikedua ujung strut, yaitu:
Fns = fceAcs
fce merupakan nilai kuat tekan terkecilantara strut dan daerah nodal.
fce untuk Strutfce = 0.85βsfc′
• Untuk strut dengan penampang seragamdisepanjang strut tsb ............. βs = 1.0
• Untuk strut dengan penampang tengah lebihbesar drpd penampang ujung (bottle-shaped struts):- dgn tulangan ..... βs = 0.75- tanpa tulangan ..................... βs = 0.60λ
• Untuk strut pada elemen tarik βs = 0.40• Untuk kasus lain .................. βs = 0.60λ
20
Pengaruh Tulangan Tekan padaStrut
Tulangan tekan dapat diperhitungkan ikut berkontribusidalam meningkatkan kuat tekan strut bilamana tulangantersebut:- Terangkur dengan baik- Paralel dengan sumbu strut- Berada dalam strut yang ditinjau- Terikat oleh tulangan sengkang ikat atau spiral
Jika hal tsb terpenuhi, kuat nominal strut yang memilikitulangan pada arah longitudinalnya adalah:
Fns = fce Acs + As fs
Kuat Tarik Tie
• Kuat tarik nominal suatu tie, Fnt, dihitungsebagai:
Fnt = Atsfy
• Sumbu tulangan dalam suatu tie harussama dengan sumbu tie pada model STM
• Tulangan tie harus diangkur denganmechanical devices, kait standar ataupanjang penyaluran tulangan lurus.
21
Kuat Tekan Nominal Nodal Zone
• Kuat tekan nominal nodal zone dapat diambil sebagai:Fnn = fceAnz
fce adalah kuat tekan efektif beton pada nodal zone. Anzmerupakan nilai terkecil dari:(a) Luas muka nodal zone padamana Fu bekerja (diambiltegaklurus thd garis kerja Fu)(b) Luas penampang yang memotong nodal zone (diambil tegaklurus thd garis kerja gaya resultan padapenampang).
fce untuk Daerah Nodalfce = 0.85βnfc′
• Untuk nodal zone yang dibatasi oleh strut ataubidang tumpu atau keduanya ............. βn = 1.0
• Untuk nodal zone yang menjadi tempat angkursatu tie ..... …………………βn = 0.80
• Untuk nodal zone yang menjadi tempat angkurdua tie atau lebih ………………. βn = 0.60