‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

66
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi selalu berputar mencari titik-titik baru untuk mengembangkan diri. Perkembangan itu meliputi perkembangan kebutuhan akan berbagai jenis jasa telekomunikasi dan juga kebutuhan akan perangkat sistem telekomunikasi yang lebih canggih. Seiring dengan kemajuan teknologi tersebut, maka diperlukan pula sumber daya manusia yang handal, terampil dan langsung dapat memenuhi tuntutan dalam dunia industri. Akan tetapi yang lebih penting adalah sumber daya tersebut harus siap pakai dan sudah terbiasa dengan iklim dunia kerja. PT. Telkom sebagai salah satu penyelenggara jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik dan terdepan demi memanjakan para pelanggannya dengan berbagai fitur yang inovatif dan modern. Adapun hal tersebut bertujuan agar para pelanggan dapat mengakses informasi dengan mudah, cepat, akurat, kapanpun, dan dimanapun mereka berada. PT. Telkom sebagai aset bangsa merasa perlu untuk memikirkan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil di Indonesia. Oleh karena itu, PT. Telkom memberikan kesempatan belajar bagi mahasiswa untuk ikut serta dalam dunia kerja, Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 1

Transcript of ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

Page 1: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia telekomunikasi selalu berputar mencari titik-titik baru untuk

mengembangkan diri. Perkembangan itu meliputi perkembangan kebutuhan akan berbagai jenis

jasa telekomunikasi dan juga kebutuhan akan perangkat sistem telekomunikasi yang lebih

canggih.

Seiring dengan kemajuan teknologi tersebut, maka diperlukan pula sumber daya manusia

yang handal, terampil dan langsung dapat memenuhi tuntutan dalam dunia industri. Akan tetapi

yang lebih penting adalah sumber daya tersebut harus siap pakai dan sudah terbiasa dengan iklim

dunia kerja.

PT. Telkom sebagai salah satu penyelenggara jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia

bahkan di Asia Tenggara, selalu berusaha memberikan layanan yang terbaik dan terdepan demi

memanjakan para pelanggannya dengan berbagai fitur yang inovatif dan modern. Adapun hal

tersebut bertujuan agar para pelanggan dapat mengakses informasi dengan mudah, cepat, akurat,

kapanpun, dan dimanapun mereka berada.

PT. Telkom sebagai aset bangsa merasa perlu untuk memikirkan pengembangan sumber

daya manusia yang berkualitas dan terampil di Indonesia. Oleh karena itu, PT. Telkom

memberikan kesempatan belajar bagi mahasiswa untuk ikut serta dalam dunia kerja, khususnya

dalam bidang telekomunikasi melalui kegiatan kerja praktek lapangan. Dalam kerja praktek ini,

PT. Telkom diharapkan berperan aktif dalam memberian ilmu kepada mahasiswa sesuai dengan

bidang pendidikan yang ditempuh dan juga memberikan pengetahuan tentang hal-hal yang

menyangkut dalam dunia kerja sesungguhnya, khususnya dalam bidang telekomunikasi.

Sedangkan untuk mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mempraktekan ilmu yang

didapatkan dari kampus maupun dari pembimbing lapangan. Sehingga dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman tersendiri bagi mahasiswa dalam dunia kerja.

Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan sesuai dengan kurikulum Akademi

Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta. Dan bertujuan menciptakan sumber daya manusia

yang siap pakai, memiliki penguasaan teori yang baik, didukung oleh keterampilan dan wawasan

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 1

Page 2: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

yang luas tentang dunia kerja khususnya di bidang telekomunikasi. Sedangkan Akademi Teknik

Telekomunikasi Sandhy Putra Jakarta ini merupakan sebuah akademi yang bergerak dalam bidang

telekomunikasi, yang setiap mahasiswany dididik dan dibina baik mental maupun keahlian untuk

menciptakan sumber daya manusia atau ahli dalam telekomunikasi yang tidak hanya handal tetapi

juga memiliki tingkah laku yang baik dalam kehidupannya.

Wilayah PT. Telkom khususnya di ARNET SUKABUMI tempat dimana team penulis

melakukan PKL (Praktek Kerja Lapangan), memberikan kesempatan kepada team penulis untuk

mempelajari konfigurasi dan system kerja dalam STO GAMBIR khususnya pada divisi infratel

multimedia.Selain itu, agar team penulis dapat mengenal dan mengkondisikan diri dalam dunia

kerja sebenarnya.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai sarana

menerapkan seluruh pengetahuan yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan yang diadakan

kampus ke dalam dunia kerja. Tentunya amat berbeda antara belajar teoritis di kampus dengan

mempelajarinya langsung melalui praktek.

Adapun maksud dan tujuan dari praktek kerja lapangan ini, secara lebih detail adalah :

1. Mengetahui elemen sistem Perusahaan yang berjalan.

2. Untuk mengembangkan dan meningkatan sikap profesionalisme mahasiswa untuk

memasuki lapangan kerja yang sebenarnya sesuai dengan bidangnya setelah

menyelesaikan pendidikannya.

3. Menambah dan meningkatkan wawasan mahasiswa dalam menggali pengalaman baru

terutama dengan bidang yang ditugaskan.

4. Membiasakan mahasiswa dalam mengenal dan mengkondisikan diri dengan

dunia kerja sebenarnya.

5. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan ilmu yang diperoleh dari kampus

maupun dari pembimbing lapangan.

6. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran yang

diperoleh dibangku kuliah.

7. Mempelajari konfigurasi dan system kerja dalam Unit Network Regional (UNR).

8. Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman mengenai perangkat multimedia.

9. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan S1 Teknik Elektro Universitas Pakuan

Bogor.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 2

Page 3: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

1.3 Pembatasan Masalah

Adanya pembatasan masalah dalam laporan PKL ini bertujuan agar penulisan laporan

PKL ini dapat lebih terarah sesuai dengan yang dikerjakan selama PKL berlangsung. Adapun

pembatasan masalah pada laporan ini adalah :

yang meliputi

1.4 Waktu dan Tempat Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan di wilayah di kota Jakarta,. Penulis melaksanakan kerja di

PT. Telkom Divisi Transmisi . Praktek kerja lapangan di PT. Telkom ini dilaksanakan pada

tanggal 01 Novenber 2011 sampai dengan 30 November 2011.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penulisan laporan ini penyusun banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak

lain sedangkan metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah

sebagai berikut :

1. Studi Literature

Melalui metode ini penulis melakukan pengumpulan data yang

diperlukan didalam pembuatan laporan ini melalui buku-buku yang ada.

2. Analisis

Pada tahap ini, penulis menganalisis data yang berkaitan dengan

materi PKL yang dibahas dalam laporan praktek kerja lapangan ini.

3. Studi Lapangan

Pada tahap ini, penulis melakukan pengamatan dan pelaksanaan secara langsung

sesuai dengan yang terjadi di lokasi kerja praktek sehingga dapat mengetahui situasi

dan kondisi yang sebenarnya.

4. Metode Diskusi

Melakukan konsultasi, sharing secara langsung dengan staff ahli di PT. Telkom

mengenai keseluruhan dari materi dalam praktek kerja lapangan ini.

1.6 Sistematika Penyusunan Laporan

Penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dibagi menjadi 5 bab, dimana pada setiap

bab saling berkaitan langsung dalam membahas inti, permasalahan, dan penyelesaian materi

Praktek Kerja Lapangan ini. Bab-bab tersebut meliputi

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 3

Page 4: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

BAB I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, waktu dan

tempat kerja praktek, metode pengumpulan data, dan sistematika

penulisan.

BAB II Profil Perusahaan

Profil PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk. berkaitan dengan semua hal,

meliputi: sejarah, visi, misi, motto, arti logo, peran, strategi bisnis di

PT. Telkom, struktur organisasi Area Network Semanggi II, kondisi

tempat praktek kerja lapangan.

BAB III Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang materi yang diperoleh selama kerja

praktek lapangan dan materi yang berhubungan dengan praktek serta

pembahasan mengenai Speedy Broadband Access

BAB IV Permasalahan dan Pemecahan Masalah

Bab ini berisikan mengenai standar operatsional prosedur,

permasalahan dan penyelesaian masalah yang muncul dilapangan pada

pekerjaan selama kegiatan praktek kerja lapangan yang dijadikan

sebagai materi laporan ini.

BAB V Penutup

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran dari laporan praktek

kerja lapangan ini.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 4

Page 5: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 PROFIL PERUSAHAANNama Perusahaan : PT. Telekomunikasi IndonesiaTbk.

Bagian : Unit Network Regional (UNR)

Alamat : Jln. K.S. Tubun Kav. 14A Pasar Baru

Tangerang

Telepon : (021) 5580500

2.2 Ruang LingkupUnit Network Area Tangerang menanganani 25 STO, Diantaranya :

1. Sentral Tangerang

2. Sentral Cipondoh

3. Sentral Cikokol

4. Sentral Pasar Kemis

5. Sentral Sepatan

6. Sentral Pakulonan

7. Sentral Rajeg

8. Sentral Serpong

9. Sentral Parung Panjang

10. Sentral Legok

11. Sentral Lengkong

12. Sentral Rumping

13. Sentral Mauk

14. Sentral Kronjo

15. Sentral Cisoka

16. Sentral Tenjo

17. Sentral Balaraja

18. Sentral Cikupa

19. Sentral Tiga Raksa

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 5

Page 6: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

20. Sentral Kresek

21. Sentral Saga

22. Sentral Ganda Sari

23. Sentral Curug

24. DLU Taman Cibodas

25. DLU Gajah Mada

2.3 Sejarah PT. Telkom

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. ( yang selanjutnya disebut juga Perseroan atau

Perusahaan Telkom ) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi serta

penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap ( full service and network provider )

yang tersebar di Indonesia. PT. Telkom menyediakan jasa telepon tidak bergerak ( fixed wireline ),

jasa telepon tidak bergerak nirkabel ( fixed wireless ), jasa telepon bergerak ( cellular ), data dan

internet, jaringan dan interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.

Berdasarkan pada staatsblad No.52 tahun 1884 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

dulunya adalah suatu badan usaha bernama post-en Telegraafdlenst pemerintah kolonial Belanda

mendirikan perusahaan swasta yang bergerak di bidang ekspedisi surat menyurat untuk domestik

dan jasa layanan telegraf internasional. Hingga tahun 1905 diambil alih oleh pemerintah Hindia

Belanda dengan berdasarkan staatsblad No. 395 tahun 1906. Sejak saat itulah berdirilah Post,

Telegraafen Telefoodients atau disebut PTT-Dients, yang kemudian ditetapkan sebagai perusahaan

negara pada tahun 1927. Pada perkembangan selanjutnya dengan ordonansi tahun 1934, PTT

ditetapkan sebagai perusahaan negara mulai 1 Januari 1932. Karena pemerintah mengeluarkan

perpu No.19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, maka PTT berubah menjadi PN Pos &

Telekomunikasi dengan peraturan pemerintah No.240 tahun 1961.

Pada tahun 1961, jasa pos dan telepon baru berdiri dengan bentuk perusahaan pemerintah

pertama untuk jasa pos dan telekomunikasi di wilayah Sumatra, dimana mulai terbentuk pada

tahun 1970 secara nasional. Pemerintah memisahkan jasa pos dan telekomunikasi pada tahun 1965

ke dalam dua perusahaan milik negara, yaitu PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi, kemudian

pada tahun 1974, PN Telekomunikasi terbagi menjadi dua perusahaan milik negara, Perusahaan

Umum Telekomunikasi ( PERUMTEL ) dan PT. Inti, untuk peningkatan jasa

telekomunikasi dalam dan luar negeri juga pembuatan berbagai peralatan telekomunikasi pada

khususnya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 6

Page 7: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Pada tahun 1980 bisnis telekomunikasi internasional dipisahkan pengelolaan

telekomunikasi dalam negeri dan internasional. PERUMTEL ditetapkan sebagai penyelenggara

jasa telekomunikasi untuk dalam negeri sedangkan PT. Indosat ( PT. Indonesian Satellite

Corporation ) yang masih berstatus perusahaan asing yakni Cable & Radio Coporation suatu

perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan perundangan Delaware Amerika Serikat. Pada

tahun 1980 pemerintah mengambil kebijaksanaan membeli seluruh saham PT. Indosat, sebuah

perusahaan swasta yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang kemudian diubah

statusnya menjadi suatu BUMN ( Badan Usaha Milik Negara ) sebagai penyelenggara

telekomunikasi untuk internasional. Pada tahun 1991 pemerintah mengubah perumtel dari

“Perusahaan Umum” menjadi perusahaan negara dengan layanan untuk masayarkat umum sebagai

tujuan utama perusahaan, yaitu “Persero”, perusahaan negara mempunyai keterbatasan kewajiban

untuk tujuan komersial, dan berubah nama menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telkom

yang disahkan pada tahun 1995. Bisnis Telkom terbagi menjadi 12 unit operasi regional yang

dikenal dengan nama “witel” dimana secara terpusat dikontrol oleh Telkom di bandung, Jawa

Barat.

Pada tanggal 1 Juli 1995, PT. Telekomunikasi Indonesia menghilangkan struktur witeldan

membuat delapan divisi operasi, termasuk tujuh divisi regional dimana penyediaan jasa telepon

tidak berdasarkan wilayahnya dan divisi jasa jaringan tetapi juga menyediakan jasa sambungan

lokal jarak jauh melalui operasi secara nasional infrastruktur jaringan transmisi. Fungsi tiap divisi

adalah terpisah, bergerak dalam desentralisasi management dan aspek biaya dan keuntungan

dibagi terpisah, dengan menjaga internal aspek keuntungan masing-masing.

Perusahaan juga mengorganisasikan jasa pendukung bisnis untuk penyedia jasa informasi,

memperbaiki, pelatihan, dan pendukung management dalam Divisi Regional PT. Telkom Divisi I

sampai VII mewakili wilayah geografis Indonesia seperti; Divisi I Sumatera, Divisi II Jakarta dan

wilayah sekitarnya, Divisi III Jawa Barat, Divisi IV Jawa Tengah, Divisi V Jawa Timur termasuk

Surabaya, Divisi VI Kalimantan, Divisi VII Indonesia Timur.

Pada tahun 1999 pemerintah mengesahkan undang-undang No.36 Tahun 1999 tentang

penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. Oleh karena itu, PT. Telkom membeli

35% saham Telkomsel dari PT. Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri

jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan

kepemilikan silang antara PT. Telkom dengan PT. Indosat. Dengan transaksi ini, PT. Telkom

menguasai 72,72% saham Telkomsel. PT. Telkom membeli 90,32% saham Dayamitra dan

mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan PT. Telkom. PT.

Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 7

Page 8: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

penandatanganan perjanjian jual-beli tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September

2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. PT. Telkom menjual 12,72% saham

Telkomsel kepada Singapore Telecom dan dengan demikian PT. Telkom memiliki 65% saham

Telkomsel. Jadi, sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.

PT.Telekomunikasi Indonesia membagi wilayahnya menjadi beberapa divisi regional

yang telah terbagi lagi menjadi beberapa daerah telekomunikasi atau Datel yang mempunyai

kantor daerah telekomunikasi (Kandatel) dan kantor cabang telekomunikasi di sebagian wilayah

Indonesia.

PT.Telekomunikasi Divisi Regional II dengan wilayah Jakarta dan sekitarnya merupakan

salah satu daerah operasi dari PT.Telkom yang semua berjumlah 7 Divre terbagi atas :

1. Divre I meliputi wilayah sumatera

2. Divre II meliputi wilayah jakarta dan sekitarnya

3. Divre III meliputi wilayah jawa barat

4. Divre IV meliputi wilayah jawa tengah dan DIY

5. Divre V meliputi wilayah jawa timur

6. Divre VI meliputi wilayah kalimantan

7. Divre VII meliputi wilayah timur Indonesia yang terdiri dari Sulawesi, Bali,

Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.

Bisnis utama PT Telekomunikasi DIVRE II sampai saat ini adalah menyediakan jaringan

PSTN. Jenis Jasa telekomunikasi yang telah beroperasi sampai saat ini adalah :

Jasa telepon dalam negeri.

Jasa interkoneksi kepada penyelenggara telekomunikasi lain.

Jasa Satelit.

Jasa Internet / Komunikasi data.

2.4 Visi, Misi dan Motto

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 8

Page 9: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2.4.1 Visi PT. Telkom

“To become a Dominant Infocom Player in the Region”

PT. Telkom bukan lagi perusahaan yang memonopoli pasar telekomunikasi Indonesia.

Sejak karpet globalisasi digelar, kompetisi menjadi ajang yang perlu dijalani oleh perusahaan

manapun. Masing-masing akan memperebutkan perhatian pelanggan, yang paling kopetitif tentu

saja yang akan menang.

Menjadi infocom player mengandung arti bahwa PT. Telkom bergerak dalam bisnis

informasi dan komunikasi secara konkret yang diwujudkan dalam bentuk keragaman produk jasa.

Semula layanan yang disajikan hanya POTS ( Plain Ordinary Telephone Service ).

Menjadi dominan infocom player di kawasan regional” mengandung pengertian bahwa

PT. Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan infocom berpengaruh di

kawasan Asia Tenggara, yang kemudian akan berlanjut di kawasan Asia, Asia Pasifik. Menjadi

perusahaan yang berpengaruh tersebut mengandung arti: apabila dibandingkan dengan perusahaan

terkemuka pada area bisnis yang sama di kawasan regional dengan menggunakan indikator-

indikator tertentu maka kinerja bisnis dan finansialnya akan berkembang atau bahkan lebih baik

lagi.

2.4.2 Misi PT. Telkom

Adapun misi yang berusaha dicapai PT. TELKOM adalah :

Menyediakan layanan One Stop Service dengan kualitas prima dan harga yang

kompetitif.

Pengelolaan bisnis melalui Best Practices, mengoptimalkan sumber daya manusia

yang unggul, teknologi yang kompetitif, dan mensinergikan bussines partners.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 9

Page 10: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Maskot Be Bee

Antenna lebah sensitive terhadap segala keadaan dan perubahan

Mahkota kemenangan

Mata yang tajam dan cerdas

Sayap yang lincah dan praktis

Tangan kuning memberikan karya terbaik

Filosofi dibalik sifat dan perilaku Be Bee

Lebah tergolong makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras hewan berupa

pembagian peran operasional dan berfungsi menghasilkan yang terbaik berupa madu yang

bermanfaat bagi berbagai pihak. Di habitatnya lebah mempunyai dengung sebagai tanda

keberadaannya dan loyal terhadap kelompok berupa lindungan bagii koloninya, maka akan

menyerang bersama bila diganggu.

Lebah memiliki potensi diri yang terbaik berupa tubuh yang sehat, liat, dan kuat sehingga

dapat bergerak dengan cepat, gesit, dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah

berpandangan jauh kedepan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan efisien. Lebah

berwarna biru merupakan gambaran insan PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk..

2.4.3 Motto PT. Telkom

Commited 2 U

Arti Kredo:

Memperkukuh persatuan dan kesatuan

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 10

Page 11: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Memperlancar kegiatan pemerintah dan mendukung tercapainya tujuan

pembangunan

Mendorong upaya mencerdaskan bangsa

Memperlancar pertumbuhan ekonomi nasional memperkuat hubungan antar bangsa

2.5 Arti Logo PT. Telkom

Adapun Arti dari simbol-simbol logo tersebut yaitu:

Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan  dalam portofolio

bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media &

Edutainment). Expertise.

Tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi

ke luar. Empowering.

Jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta

kepercayaan dan hubungan yang erat. Assured.

Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah

perubahan dan awal yang baru. Progressive.

Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan.

Heart.

Warna-warna yang digunakan adalah :

Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang tinggi

Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan

dinamis

Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan inovasi

dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 11

Page 12: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2.6. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Dalam pengelolaan organisasinya, PT. TELKOM Indonesia Tbk memiliki dewan komisaris yang terdiri dari satu orang ketua dan empat orang anggota serta sebuah dewan direksi yang beranggotakan satu orang Presiden Direktur atau CEO dan empat orang direksi lainnya yang memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda seperti Direktur bisnis jaringan Telekomunikasi, Direktur bisnis dan jasa Telekomunikasi dan Direktur Keuangan (CFO).

Sebagai sebuah holding Company PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki berupa buah anak perusahaan terafiliasi seperti PT.Telekomunikasi Seluler Indonesia sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak seluler, PT. Indonusa Telemedia yang menangani bisnis multimedia penyiaran dan internet dengan nama produk TELKOM Vision dan PT.Infomedia Nusantara yang mengelola bisnis penerbitan buku penunjuk Yellow Pages yang mengelompokkan unit-unit yang dalam organisasi keadaan divisi, center dan yayasan.

Setiap Unit Network Regional (UNR) dipimpin oleh seorang kepala bagian (manager) Sentral, Transmisi, dan Catu daya yang membawahi Sentral Telepon Otomat (STO).

Semanggi 1B ( SM1B)

Semanggi 2B (SM2B)

Semanggi 2C ( SM2C)

Slipi (SLPC)

Kedoya (KDYA)

Meruya (MRYA)

Buish (JIAA)

Tegal Alur (TGAA)

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 12

Page 13: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

STRUKTUR ORGANISASI PT.TELKOM UNIT AREA NETWORK (UNR)

TANGERANG

Kondisi Tempat PKL

UNIT NETWORK REGIONAL AREA 7 STO TANGERANG mempunyai

masing-masing kantor bagian Multimedia, Sentral, Transmisi dan Catu Daya.

Ruangan di bagian Sentral, Transmisi, dan Catu daya Full AC.

Ruangan Sentral dan Transmisi berdekatan dengan ruang General Manager.

Mempunyai dapur, Tempat ibadah (Mushola), Lobby, Satu Toilet dan satu ruang

rapat.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 13

Manager Area Network

Tangerang

Ass.Man Multimedia

Tangerang

Ass.Man Sentral

Tangerang

Ass.Man CME

Tangerang

Ass.Man Transmisi

Tangerang

Ass.Man Admin

Tangerang

Page 14: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2.7. BUDAYA PERUSAHAAN

The TELKOM way 135 sebagai budaya koperasi yang dikembangkan Telkom merupakan bagian terpenting dari upaya untuk menegukan hati, merajut pikiran dan menyerasikan langkah semua insan Telkom dalam menghadapi bisnis Infokom.

Di dalamnya terkandung beberapa unsur yang secara integral harus menjiwai insan Telkom, yakni:

Satu asumsi dasar yang disebut Commited 2U

Tiga nilai inti, mencakup:

o Customer Value

o Excellent Service

o Competent People

Lima langkah perilaku untuk memenangkan persaingan, yang terdiri dari:

o Strech The Goal

o Simplify

o Involve Everyone

o Quality is My Job

o Reward The WinnersThe Telkom Way 135 adalah hasil penggalian dari perjalanan Telkom dalam

mengurangi lingkungan yang terus berubah, dan dikristalisasi dan dirumuskan dengan dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai tantangan dari luar.

dengan akar yang kuat dan kesadaran kolektif organisasi diharapkan The Telkom Way 135 dapat cepat tertanam dalam jiwa insan Telkom.

Telkom berharap dengan tersosialisasinya The Telkom Way 135 maka akan tercipta pengendalian cultural yang efektif terhadap cara merasa, memandang, cara berfikir, dan cara berprilaku sesuai insan telkom.

Dalam model budaya koprasi Telkom. Commited 2u adalah asumsi dasar dan keyakinan yang senag tiasa harus diteguhkan oleh setiap insan telkom di dalam hati mereka bahwa hanya dengan memberikan pelayanan dan kelangsungan hidupnya.

2.8 Peran Telekomunikasi

Peranan PT. Telkom dalam dunia industri jasa telekomunikasi adalah :

Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa

Memperlancar kegiatan pemerintah dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan

Mendorong upaya mencerdaskan bangsa

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 14

Page 15: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Memperlancar pertumbuhan ekonomi nasional

Memperkuat hubungan antar bangsa

2.9 Kegiatan Usaha

Penyelenggaraan jasa telepon dalam negeri adalah kegiatan usaha PT. Telkom yang

memberikan pendapatan terbesar. Jasa telepon dalam negeri ini mencakup juga penyediaan

telepon umum, baik koin maupun kartu. PT. Telkom juga menerima pendapatan interkoneksi dari

penyelenggaraan telekomunikasi lainnya seperti pada STBS ( System Telepon Bergerak Selular )

dan penyelenggara telekomunikasi internasional. Jenis jasa telekomunikasi yang sudah beroperasi

sampai tahun 2003 ada tujuh bidang yaitu :

1. Pelayanan jasa telekomunikasi

Pelayanan jasa telekomunikasi ini terdiri atas :

- Sambungan Telepon Otomat ( STO )

- Sentral Telepon Digital ( STD )

2. Pelayanan TV Kabel

3. Pelayanan jasa Leased Chanel

4. Wireless Lokal Loop ( WLL )

5. Intenet Service Provider ( Telkomnet Instan )

6. Telepon Fixed Wireless CDMA ( Telkom Flexi )

7. Sambungan Langsung Jarak Jauh ( SLJJ ), Sambungan langsung Unternasional ( SLI

).

PT. Telkom juga menerima pendapatan interkoneksi dari penyelenggara telekomunikasi

lainnya seperti dari penyelenggara internasional dan STBS ( Sistem Telepon Bergerak Selular ).

Pendapatan Interkoneksi diantaranya didapat dari PT. Indosat dan Satelindo. Selain pendapatan

Interkoneksi PT. Telkom juga berprestasi dalam penyelenggaraan STBS melalui usaha patungan

ataupun melalui pola bagi hasil. Penyewaan transponder satelit melalui 1996 sudah beralih kepada

Satelindo, namun PT. Telkom harus melanjutkan jasa stasiun bumi untuk hubungan

telekomunikasi melalui system satelit komunikasi. PT. Telkom juga tetap merencanakan

peluncuran satelit palapa B5 pada tahun 1999 untuk menggantikan palapa B2R.

2.10 Strategi Bisnis

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 15

Page 16: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2.10.1 Multi Service Building

Untuk mengembangkan bisnis infocom, TELKOM harus dapat memberikan layanan

yang terpadu dalam memasarkan sambungan telepon misalnya harus sudah mencakup layanan

secara paket. Dalam hal ini akan mengikutsertakan TELKOM-Group, sebagai pelanggan

TELKOM berarti sekaligus menjadi npelanggan perusahaan yang tergabung dalam TELKOM-

Group.

2.10.2 Service Exellent

Service excellent sudah menjadi keharusan dalam berkompetisi. Layanan prima baik dari

sisi kualitas produk, delivery, price, dan layanan purna jual menjadi bagian pentiang yang harus

mendapat perhatian jajaran TELKOM.

2.10.3 Build Bisnis Scale

Membangun bisnis skala besar sangat penting bagi TELKOMyang sudah dikenal sebagai

National Wide. Untuk itulah Central Policy harus diperkuat dan produk harus mencakup National

Wide. Produk-produk dengan branding lokal perlu dihentikan kemudian dibuatkan standarisasinya

sehingga apabila di implementasikan secara nasional akan membentuk business scale yang besar

dan kompetitif

2.10.4 Strong Financial Growth

Pertumbuhan perusahaan secara financial sudah sangat perlu ditingkatkan dan akan

semakin menjadi kuncikesinambungan dan pertumbuhan perusahaan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 16

Page 17: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

BAB III

TEORI DASAR

2.2.1 Fiber Optik

A. Definisi Fiber Optik

Kabel fiber optic merupakan kabel jaringan yang dapat mentransmisi cahaya.

Dibandingkan dengan jenis kabel lainnya, kabel ini lebih mahal. Namun, fiber optic

memiliki jangkauan yang lebih jauh dari 550 meter sampai ratusan kilometer, tahan

terhadap interferensi elektromagnetik dan dapat mengirim data pada kecepatan yang

lebih tinggi dari jenis kabel lainnya. Kabel fiber optic tidak membawa sinyal elektrik,

seperti kabel lainnya yang menggunakan kabel tembaga. Sebagai gantinya, sinyal yang

mewakili bit tersebut diubah ke bentuk cahaya.

B. Elemen Dasar Fiber Optik

Komposisi Kabel Fiber Optik terdiri dari 3 elemen dasar :

Gambar 2.4 Komposisi Fiber Optik

1. Core

Elemen utama dari Fiber Optik adalah konduktor yang disebut sebagai Core

, Core Fiber Optik ini biasanya terbuat dari material kelas tinggi yang bebas air.

2. Cladding

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 17

Page 18: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Cladding merupakan lapisan pada core , cladding juga terbuat dari gelas

tetapi memiliki indeks bias yang berbeda dengan core . hal ini memungkinkan terjadinya

pemantulan total berkas cahaya sewaktu di lewatkan sepanjang optik.

3. Coating

Coating merupakan pembalut dari Core dan Cladding . Coating berfungsi

sebagai pelindung Optik dari tekanan luar . dalam kenyataannya ada 3 jenis coating yang

digunakan yaitu primer sekunder dan pembungkus pelindung.

C. Jenis Serat Optik

Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar

dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

Single Mode Fiber

Gambar 2.5 Single Mode Fiber

Bahannya terbuat dari silica glass baik untuk cladding maupun corenya.

Diameter core jauh lebih kecil 10 mm) dibandingkan dengan diameter cladding,

konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi rugi-rugi transmisi akibat adanya fading.

Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh karena

di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga mempunyai band frekuensi yang lebar.

Misalnya untuk ukuran 10/125 mm, pada panjang gelombang cahaya 1300 nm, redaman

maksimumnya 0,4 – 0,5 dB/km dan lebar band frekuensi minimum untuk 1 km sebesar

10 GHz .

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 18

Page 19: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Multi Mode Fiber

Gambar 2.6 Multi Mode Fiber

Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besar (50 – 400

um) dibandingkan dengan diameter cladding (125 – 500 um ). Karakteristik penampilan

serat optik ini sangat bergantung pada macam material/bahan yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase bahan silica pada serat optik ini

akan meningkatkan penampilan (performance). Tetapi jenis serat optik ini tidak populer

karena meskipun kadar silicanya ditingkatkan, rugi-rugi dispersi sewaktu transmit tetap

besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan data/informasi dengan

kecepatan rendah dan jarak relatif dekat.

Berdasarkan susunan index biasnya optik multimode memiliki 2 profil yaitu :

(a) Step Index

Serat optik step index terbuat dari core yang relative besar . Step index

digunakan untuk jarak pendek , seperti Local Area Network ( LAN ) , dan bitrate Step

index juga relative rendah . Redaman pada step index sekitar 5dB/km sampai dengan

30dB/km dan bandwidth antara 10 MHz sampai dengan 100 MHz .

(b) Graded Index

Serat optik graded index terdiri dari berlapis lapis gelas , dimana di tiap lapisan

memiliki index yang berbeda . redaman pada graded index mulai dari 3 dB/km sampai

dengan 10 dB/km .

D. Jenis Konektor Fiber Optik

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 19

Page 20: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Konektor digunakan untuk menghubungkan perangkat jaringan dan

berguna untuk kelancaran komunikasi , ada beberapa konektor yang biasa

digunakan yaitu :

FC (Fiber Connector)

Gambar 2.7 Fiber

Connector

Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam

menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan

sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke

perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.

SC (Subsciber Connector)

Gambar 2.8

Susciber

Connector

Digunakan untuk kabel single

mode, dengan sistem dicabut-pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan

dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.

LC ( Lucent Connector)

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 20

Page 21: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Gambar 2.9 Lucent Connector

Digunakan untuk kabel single mode , hampir sama dengan konektor SC tetapi

konektor LC memliki pengunci dibagian atasnya .

E . Kelebihan dan Kekurangan Serat Optik

Kelebihan

1. Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari

tembaga, terutama pada frekuensi yang mempunyai panjang

gelombang sekitar 1300 nm yaitu 0,2 dB/km.

2. Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik terbuat

dari kaca atau plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari

interferensi medan magnet, frekuensi radio dan gangguan listrik.

3. Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi.

4. Kemampuan fiber optik dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi,

sangat cocok untuk pengiriman sinyal digital.

5. Pada sistem multipleks digital dengan kecepatan beberapa Mbit/s

hingga Gbit/s.

6. Ukuran dan berat fiber optik kecil dan ringan.

7. Diameter inti fiber optik berukuran micro sehingga pemakaian ruangan

lebih ekonomis.

8. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang.

9. Non- penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api.

Kekurangan

1. Untuk segi biaya fiber optik lebih mahal.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 21

Page 22: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2. Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan

lapisan penguat sebagai proteksi.

3. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang

berlebihan

4. Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan

pada pemasangan repeater.

5. Dibutuhan tenaga atau teknisi khusus baik saat dari penarikan

kabel,penggalian hingga instalasi.

6. Kabel Fiber Optik harus stabil dalam (db) standar iso

F. Pengkodean warna serat optik

A. Kode Warna Serat

Cara pengurutan core serat optic adalah : Tabel 1.0

No. Urutan Warna Serat1 Biru2 Orange3 Hijau4 Cokelat5 Abu – abu6 Putih7 Merah8 Hitam9 Kuning

10 Violet11 Pink12 Hijau Toska

B. Kode Warna Tube

Cara pengurutan tube optic adalah : Tabel 1.1

No Urutan Warna Tube

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 22

Page 23: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

1 Biru

2 Orange

3 Hijau

4 Cokelat

5 Abu – abu

6 Putih

7 Merah

8 Hitam

9 Kuning

10 Violet

11 Pink

12 Hijau Toska

Contoh : Diketahui kabel serat optic mempunyai 8 tube. Tiap – tiap tube berisi

12 serat. Tentukan warna tabung dan warna serat, dengan no serat sebagai berikut

12,21,32,43,54,65,76,80.

Tabel Hasil Pengkodean Serat : Tabel 1.2

No Serat Warna Tube Warna Serat

12 Biru Toska

21 Orange Kuning

32 Hijau Hitam

43 Cokelat Merah

54 Abu – abu Putih

65 Putih Abu – abu

76 Merah Cokelat

80 Merah Hitam

G. Terminasi Kabel Serat Optik

A. Pengertian

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 23

Page 24: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Pekerjaan terminasi kabel optic adalah menghubungkan serat optic dari ujung

kabel dengan patch panel, melalui elemen pig tail dan konektor. Terminasi kabel serat

optic disentral maupun digedung, masing-masing dilaksanakan pada Fiber Distribution

Frame ( FDF ) atau Optical Terminal Box ( OTB ). Sedangkan untuk terminasi kabel serat

optic diperangkat outdoor, dilaksanakan pada terminal yang ada didalam perangkat

tersebut.

Terminasi kabel serat optic maupun pencabangan kabel serat optic, harus

dilaksanakan dengan baik dan teratur, agar dapat memudahkan dalam pelaksanaan

administrasi kabel, maka setiap titik terminasi harus diberikan identitas yang jelas

meliputi nama / nomor kabel, nama / nomor fiber dan nama / nomor terminal.

B. Optical Terminal Box

Optical Terminal Box ( OTB ) merupakan titik terminasi kabel serat optic

outdoor (out side plant) dengan kabel serat optic dari arah luar dengan kabel serat optic

didalam terminal remote. OTB terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian yang menuju jaringan

dan bagian yang menuju perangkat transmisi.

C. Pemilihan Lokasi OTB

Pertimbangan pemilihan lokasi untuk penempatan OTB sebagai berikut :

a. OTB dipasang pada ruangan khusus yang lebih bersih dan mempunyai

ventilasi udara yang baik.

b. Ruangan yang dipilih harys direncanakan secara terpadu dan cukup untuk

pengembangan dikemudian hari.

c. Penempatan OTB harus dipasang teratur dan berurutan disesuaikan

dengan hasil survey yang telah dilakukan.

d. Pemasangan OTB sebaiknya dekat dengan perangkat JARLOKAF sehingga

dapat mengurangi rugi – rugi transmisi, dan patch chord tidak terlalu

panjang.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 24

Page 25: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

e. Lokasi OTB dipilih pada tempat yang aman, mudah dijangkau, serta tidak

mengganggu perangkat existing ( bila ada )

D. Cara Pemasangan OTB

Langkah – langkah pemasangan FDF sebagai berikut :

1. Pasang rak OTB dengan kokoh dan tidak miring pada lokasi yang benar

dan tidak mengganggu lalu-lintas petugas.

2. Pasang bagian bawah rak OTB dengan angker agar terpasang mati pada

lantai.

3. Pasang kabel tray dari dan ke OTB untuk lintasan kabel.

E. Prosedur Terminasi Kabel Serat Optik

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan terminasi kabel serat optic

adalah :

1. Penanganan kabel optic pada saat membuat lengkungan tidak

boleh melebihi bending radius kabel yang di ijinkan ( >20 x diameter kabel ).

2. Ikat kabel pada runway dan rack terminal dengan kuat

menggunakan tie wrap / kabel ties.

3. Jaga kebersihan adaptor dan konektor dari kotoran dan debu.

4. Hati – hati jangan mengganggu kabel dan peralatan lain yang

sedang beroperasi.

Tahapan – tahapan dalam terminasi kabel serat optic :

1. Kupas kabel serat optic sesuai OTB yang digunakan.

2. Tambatkan strength member pada rack

3. Pasang konektor pig tail pada patch panel, ujung

pigtail diberi tanda (bisa berupa nomor) sesuai dengan urutan pemasangan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 25

Page 26: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

4. Sambungkan pigtail dan serat sesuai urutan.

5. Sisipkan sleeve protection pada sleeve holder sesuai

urutan / nomor serat pada tray / cassette.

6. Susun serat pada tray / cassette dengan

memperhatikan sarat minimum bending serat (>3cm) secara berurutan, jaga

agar serat tidak terpulir.

7. Tutup tray / cassette

F. Konektor Dan Adapter

Serat Optik yang kedua ujung seratnya dipasang konektor disebut patch cord.

Patch cord berfungsi untuk menghubungkan serat di patch panel dengan perangkat

transmisi atau alat ukur.

Gambar 3.0 Patch cord

Sedangkan serat optic yang salah satu ujungnya dipasang konektor disebut

pigtail. Pigtail berfungsi untuk menghubungkan serat optic dari arah jaringan luar dan

diterminasikan pada patch panel di OTB.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 26

Page 27: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Gambar 3.1 Pig Tail

2.2.2 Komponen Optical Power Meter

Komponen aktif yang diperlukan untuk pengukuran total loss adalah :

a. Sumber Cahaya Optik ( Optical Light Source )

1. Sumber cahaya stabil

2. Panjang gelombang yang sesuai

3. Konektor yang tepat

4. Jenis serat yang dapat diukur ( SM/MM )

5. Sumber cahaya menggunakan Laser atau LED

6. Daya keluaran cahaya yang memadai

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 27

Page 28: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Gambar 3.2

Optical Light Source

b. Optical Power Meter

1. Panjang gelombang yang sesuai

2. Konektor yang tepat

3. Jenis serat yang dapat diukur

4. Dikalibrasi dalam dBm

Gambar 3.3Optic Power Meter

2.2.3 Pengukuran Dengan Power Meter

a. Rugi – rugi Patch Cord

1. Tiap Patch Cord yang akan di pakai harus di tes

2. Hasil ukur patch cord dibandingkan dengan spek pabrik

3. Bersihkan seluruh konektor sebelum pengetesan

b. Pengukuran Link Optik

1. Informasi pengukuran dipakai untuk menentukan optical link budget dan

optical margin.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 28

Page 29: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2. Ada dua konfigurasi yang dapat dipakai :

Loop back

End to end

c. Optical Link Budget

1. Merupakan jumlah dari seluruh loss ( atau gain ) dalam sebuah link

2. Loss tersebut disebabkan oleh seluruh komponen dalam suatu link optic,

meliputi :

Kabel

Konektor

Sambungan

Rata – rata daya pancar cahaya

Sensitifitas penerima

Daya optic yang diterima

3. Loss ini berguna untuk memonitor degradasi optic

BAB IV

‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

Materi yang penulis pilih dalam pembuatan laporan prakerin ini adalah ‘Instalasi

Tie Line Untuk Metro Ethernet 24 Core’. Pengertian daripada kegiatan ini adalah

melakukan instalasi tie line untuk metro Ethernet 24 core untuk kebutuhan user. Kali ini

instalasi dilakukan untuk membangun jaringan / link antara STO Arnet Tangerang dan

STO Pakulonan. Instalasi dilakukan karena antara STO Arnet Tangerang dan STO

Pakulonan belum terbangun jaringan / link Tie Line, sedangkan user sudah

memerlukannya untuk keperluan tertentu. Oleh karena itu instalasi tie line untuk metro

Ethernet perlu dilaksanakan. Dan instalasi tie line ini melibatkan sebuah alat yaitu OTB

( Optical Terminal Box ) .

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 29

Page 30: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Gambar 3.4 OTB ( Optical Terminal Box )

Selain itu juga ada faktor – faktor lain yang menyebabkan perlu dilakukannya

‘Instalasi Tie Line’ diantaranya adalah :

1. Belum tersedianya jaringan / link

2. Kebutuhan user yang memerlukan koneksi data yang lebih cepat dan besar

3. Melengkapi / Membangun jaringan Tie Line untuk kebutuhan selanjutnya

Berikut ini penulis akan menjelaskan tentang langkah – langkah dalam

melaksanakan Instalasi Tie Line Untuk Metro Ethernet 24 Core.

2.3.1 Mempersiapkan Peralatan

Hal pertama yang harus dilakukan dalam melakukan instalasi Tie Line adalah

mempersiapkan peralatan. Mempersiapkan peralatan sangat penting agar pada saat

dilakukan instalasi peralatan dan bahan – bahan sudah tersedia. Sehingga mempercepat

proses instalasi dan memperlancar dalam proses penyelesaian. Peralatan yang

dipersiapkan harus dapat dipastikan bahwa semuanya layak pakai dan memenuhi

standar untuk dioperasikan, agar dapat beroperasi dengan baik dan memuaskan

hasilnya.

Berikut adalah Peralatan dan Bahan – bahan yang perlu disiapkan dalam

pelaksanaan instalasi tie line :

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 30

Page 31: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Tabel Alat – Alat dan Bahan yang perlu disiapkan : Tabel 1.3

No Nama Alat Gambar Alat

1 Kabel Fiber Optik

2 Box OTB

3 Patch Cord

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 31

Page 32: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

4 Patch Panel

5 Pig Tail

6 Cassete

7 Fusion Splicer

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 32

Page 33: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

8 Tube Cutter

9 Fiber Striper

10 Fiber Cleaver

11 Sleeve Protection

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 33

Page 34: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

12 Alcohol

13 Tisu / Majun

14 Tie Warp

2.3.2 Penyambungan Kabel Serat Optik

Setelah semua peralatan yang dibutuhkan telah terpenuhi, kita bisa segera

melakukan instalasi tie line. Berikut adalah langkah – langkah yang harus dilakukan

dalam pelaksanaan instalasi ( Lokasi STO Pakulonan ) :

1. Siapkan 2 buah OTB

2. Tarik kabel fiber optic dari OTB A ( di ruang Transmisi ) ke OTB B di ruang MDF

STO Pakulonan, lalu kabel tersebut dikeluarkan dari rack untuk dilakukan

penyambungan.

3. Kupas kabel fiber optic sesuai dengan ukuran OTB.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 34

Page 35: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

4. Bersihkan kabel fiber optic dari jelly menggunakan minyak tanah atau bensin.

5. Kupas tube kabel fiber optic sesuai dengan ukuran OTB.

Gambar 3.5 Pengupasan tube kabel fiber optic

6. Kupas lapisan pelindung serat ( plastic coating ) dengan Fiber Stripper kira – kira 3

cm.

7. Bersihkan serat optic tersebut dengan alcohol

8. Masukan sleeve protection pada salah satu serat.

Gambar 3.6 Memasukan sleeve protection

9. Potong ujung serat optic dengan

menggunakan Fiber Cleaver

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 35

Page 36: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Gambar 3.7 Pemotongan ujung serat optic menggunakan fiber cleaver

10. Ujung serat optic yang dipotong tidak boleh menyentuh alat apapun dan serat

optic yang sudah dipotong tidak boleh dibersihkan lagi.

Proses Penyambungan Serat

1. Nyalakan Fusion Splicer

Gambar 3.7.1

Tampilan Fusion Splicer

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 36

Page 37: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2. Setelah siap buka V Groove dan tarik kunci mekanikal chuck sehingga kedua

mekanikal chuck terbuka.

Gambar 3.8 Tampilan V Groove

3. Letakkan kedua ujung serat optic yang akan disambungkan pada V Groove dari

setiap mekanikal chuck dari splicing machine. ( Pada saat penempatan harus

tepat pada lengkuk V Groove ).

Gambar 3.9 Penempatan serat optic pada V Groove

4. Tutup mekanikal chuck secara perlahan sehingga serat tadi terjepit oleh

mekanikal chuck

5. Tutup V Groove kemudian tekan tombol set sehingga Fusion Splicer

melaksanakan alignment-nya secara otomatis dan melakukan peleburan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 37

Page 38: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

6. Jika peleburan telah selesai jalankan perintah penyambungan sesuai dengan

Fusion Splicer yang digunakan.

7. Periksa hasil penyambungan dengan melihat layar monitor Fusion Splicer.

8. Penyambungan core dikatakan berhasil apabila redaman yang terjadi pada

sambungan adalah berkisar dari 0,00 dB sampai 0,3 dB. Jika hasil sambungan

melebihi batas redaman maka penyambungan harus diulang.

Gambar 4.0 Tampilan hasil dari penyambungan

9. Setelah selesai penyambungan, buka canopy dan pindahkan fiber tersebut ke

alat heater ( pemanas ) kemudian geser sleeve protection tepat ditengah –

tengah sambungan.

10. Tutup alat heater kemudian tekan tombol heat

Gambar 4.1 Proses pemanasan sleeve protection

11. Tunggu selama beberapa menit, setelah terdengar bunyi ‘alarm/bel’ bertanda

bahwa pemanasan sleeve protection selesai.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 38

Page 39: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

12. Angkat sleeve protection dari heater, susun secara rapid an penyambungan

telah selesai

13. Lakukan penyambungan ini sebanyak 24 kali pada 24 core ( karena instalasi tie

line metro Ethernet sebanyak 24 core ) atau sesuai yang dibutuhkan.

2.3.3 Terminasi Kabel Serat Optik

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan terminasi kabel serat optic adalah :

Penanganan kabel optic pada saat membuat lengkungan tidak boleh melebihi

bending radius kabel yang di ijinkan ( >20 x diameter kabel ).

Ikat kabel pada runway dan rack terminal dengan kuat menggunakan tie wrap /

kabel ties.

Jaga kebersihan adaptor dan konektor dari kotoran dan debu.

Hati – hati jangan mengganggu kabel dan peralatan lain yang sedang beroperasi.

Tahapan – tahapan dalam terminasi kabel serat optic :

1. Kupas jacket optic

sesuai OTB yang digunakan.

2. Tambatkan strength

member pada rack

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 39

Page 40: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Gambar 4.2 Penempatan Strength Member

3. Pasang konektor pig tail

pada patch panel, ujung pigtail diberi tanda (bisa berupa nomor) sesuai dengan

urutan pemasangan.

Gambar 4.3 Pemasangan konektor pigtail pada patch panel

4. Sambungkan pigtail dan

serat sesuai urutan.

5. Sisipkan sleeve

protection pada sleeve holder sesuai urutan / nomor serat pada tray / cassette.

6. Susun serat pada tray /

cassette dengan memperhatikan sarat minimum bending serat (>3cm) secara

berurutan, jaga agar serat tidak terpulir.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 40

Page 41: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Gambar 4.4 Susunan serat pada cassete dan pemasangan patch panel

7. Tutup tray / cassette

dan rapihkan kembali OTB

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 41

Page 42: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

Gambar 4.5 Serat yang telah rapi dan selesai di terminasi

2.3.4 Pengecekan & Pengukuran Hasil Instalasi

Setelah instalasi selesai dilakukan, hal utama yang harus dilakukan selanjutnya

adalah pengukuran. Pengukuran sangat penting dilakukan untuk memeriksa apakah

hasil instalasi sudah layak di operasikan atau belum, dan mengukur besaran level yang

diterima pada kabel optic.

A. Persiapan Pengukuran

Adapun yang harus dipersiapkan dalam melakukan pengukuran, adalah :

1. Alat ukur OLS dan OPM

2. Alat VLS ( Visual Light Source )

3. Patch Cord

4. Buku catatan dan alat tulis ( untuk pendataan )

B. Proses Pengukuran dan Pelurusan

Proses pengukuran harus dilakukan minimal oleh 2 orang. Satu untuk di OTB ruangan A

dan lainnya berada di OTB ruangan B. Pada saat pelurusan dan pengukuran kita harus

berhati – hati, jangan sampai sinar laser mengenai mata, karena berbahaya.

Berikut adalah proses pelurusan dan pengukuran :

Proses Pelurusan

1. Siapkan alat pengirim sinar laser atau VLS ( Visual Light Source )

Gambar 4.6 Tampilan alat VLS

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 42

Page 43: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2. Siapkan patch cord, lalu sambung / koneksikan VLS dengan OTB ( patch

panel ) menggunakan patch cord sebagai media.

Gambar 4.7 VLS yang sudah terhubung dengan patch cord

3. Selanjutnya hidupkan VLS, sebelum mengirim sinyal laser pastikan orang

yang berada di OTB ruang B sudah siap.

4. Kemudian tekan tombol ‘oke/power’ pada VLS, selanjutnya kita tengok atau

bertanya pada orang yang ada di OTB ruang B. Apakah sinar lasernya

tembus atau tidak.

5. Jika sinar laser berhasil tembus di OTB ruang B ( penerima ) berarti proses

pelurusan berhasil.

6. Lakukan proses ini sebanyak 24 kali, karena kabel yang digunakan 24 core.

Proses Pengukuran

1. Siapkan OLS ( Optical Light Source ) untuk OTB di ruang A

Gambar 4.8 Tampilan OLS

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 43

Page 44: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

2. Siapkan OPM ( Optical Power Meter ) untuk OTB di ruang B

Gambar 4.9 Tampilan OPM

3. Siapkan Patch cord, lalu bersihkan menggunakan cletop atau cleaner

4. Hubungkan OLS dengan OTB di ruang A dengan menggunakan patch cord

sebagai medianya.

5. Hubungkan OPM dengan OTB di ruang B dengan menggunakan patch cord

sebagai medianya.

6. Jika sudah terhubung, lalu nyalakan kedua alat tersebut dengan menekan

tombol power / on.

Gambar 5.0 Tampilan OLS saat sudah terhubung dan posisi ON

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 44

Page 45: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

7. Atur lamda ( λ ) 1310 nm atau panjang gelombang agar kedua alat tersebut

ter-setting sama

8. Jika sudah, lalu tekan laser/on untuk melakukan pengukuran

9. Hasil dari pengukuran akan tampil pada OPM yang berada di OTB ruang B.

10. Instalasi Tie Line dikatakan berhasil apabila hasil dari pengukuran masih

berada dibawah pada batas range maksimal yaitu -0,00 sampai -0,03 dB

11. Lakukan pengukuran ini sebanyak 24 kali, karena kabel optik yang

digunakan dalam instalasi 24 core.

12. Lihat dan catat hasil dari tiap pengukuran untuk pendataan.

Berikut ini adalah hasil pengukuran dari Instalasi Tie Line untuk Metro Ethernet

24 core :

DATA HASIL PENGUKURAN TIE LINE

STO TANGERANG

DARI RUANGAN DESLAM - MULTIMEDIA

No STO Hari Tanggal Hasil Terima Keterangan

1 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,07 Dikirim

menggunakan

Source dan

diterima dengan

level meter

(kirim = -3 dBm)

2 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,01

3 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,00

4 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -4,05

5 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,61

6 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -4,04

7 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,12

8 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,04

9 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -4,04

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 45

Page 46: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

10 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,00

11 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -4,00

12 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -3,59

13 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,00

14 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,04

15 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -4,00

16 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -3,08

17 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,01

18 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,00

19 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -3,06

20 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -5,00

21 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -3,09

22 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -3,07

23 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -4,02

24 Tangerang Jum’at 08-10-2010 -4,04

Tabel 1.4

DATA HASIL PENGUKURAN TIE LINE

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 46

Page 47: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

STO PAKULONAN

DARI RUANGAN TRANSMISI - MDF

No STO Hari Tanggal Hasil Terima Keterangan

1 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,25 Dikirim

menggunakan

Source dan

diterima dengan

level meter

(kirim = -3 dBm)

2 Tangerang Senin 11-10-2010 -6,57

3 Tangerang Senin 11-10-2010 -5,80

4 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,08

5 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,68

6 Tangerang Senin 11-10-2010 -5,00

7 Tangerang Senin 11-10-2010 -5,91

8 Tangerang Senin 11-10-2010 -6,11

9 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,52

10 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,65

11 Tangerang Senin 11-10-2010 -6,40

12 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,80

13 Tangerang Senin 11-10-2010 -3,37

14 Tangerang Senin 11-10-2010 -5,08

15 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,69

16 Tangerang Senin 11-10-2010 -3,40

17 Tangerang Senin 11-10-2010 -3,81

18 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,07

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 47

Page 48: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

19 Tangerang Senin 11-10-2010 -3,54

20 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,44

21 Tangerang Senin 11-10-2010 -5,00

22 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,52

23 Tangerang Senin 11-10-2010 -3,81

24 Tangerang Senin 11-10-2010 -4,48

Tabel 1.5

2.3.5 Hasil Instalasi Tie Line

Setelah semua proses instalasi tie line dilakukan maka terlihat hasil dari

pekerjaan ini semua.

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 48

Page 49: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

1. Kini di STO Tangerang dan STO Pakulonan sudah terdapat jaringan / koneksi tie

line. Sehingga kebutuhan user untuk koneksi yang cepat dan bandwidth lebar

sudah dapat terpenuhi.

2. OTB di STO Tangerang dan STO Pakulonan kini lebih rapih dan sudah terkoneksi

jaringan tie line.

Gambar 5.1 OTB yang sudah selesai dilakukan instalasi dan tersusun rapih kembali

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 49

Page 50: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

1) System telekomunikasi adalah gabungandari beberapa subsistem masing-

masing adalah subsistem jaringan, subsistem switching, subsistem

transmisi yang terimtegrasi dalam suatu system untuk suatu tujuan

tertentu.

2) Secara umum sistem telekomunikasi terbagi dalam tiga bagian penting

yaitu jaringan, sentral, transmisi.

3) Tranmisi adalah satu subsistem dalam telekomunikasi yang berungsi untuk

menyalurkan atau menyabungkan komunikasi dari satu node ke node yang

lain.

4) Serat optic adalah media saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau

plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu

tempat ke tempat lain.

5.2 Saran

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 50

Page 51: ‘INSTALASI TIE LINE UNTUK METRO ETHERNET 24 CORE’

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Jl.Pakuan Po.Box.452 BOGOR

1) Kegiatan praktek ini diharapkan tidak dilakukan hanya sekali dengan

waktu yang lebih panjang, agar kami lebih optimal dalam menyerap ilmu

yang didapat di lapangan.

2) Kepada PT.TEKOM yang telah memberi kesempatan kepada kami

untuk melaksanakan PKL semoga kegiatan ini dapat terus berlangsung di

tahun mendatang

3) Teori – teori yang diterima mahasiswa di kampus juga perlu dipahami

agar dapat diaplikasikan di lapangan atau bahkan diperdalam lagi

sehingga dapat menjadi pengetahuan tambahan yang berguna bagi

mahasiswa

Laporan Praktek Kerja Lapangan PT. Telkom ARNET SUKABUMI 51