LAPORAN PRAKTIKUM XIII

download LAPORAN PRAKTIKUM XIII

of 25

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM XIII

LAPORAN PRAKTIKUM MANDIRIIDENTITAS Judul : Analisis Kadar Klorida pada Air Kelapa Muda dan Kelapa Tua dengan Menggunakan Titrasi Argentometri Metode Volhard Tujuan Hari, Tanggal Jurusan/Fakultas Nama Kelompok : Menentukan kadar klorida pada air kelapa muda dan kelapa tua : Selasa, 31 Mei 2011 : Pendidikan Kimia/MIPA : Ni Wayan Krisna Windayani I Komang Triana Putra (0913031012) (0913031014)

I Gusti Ayu Agung Radhe Gayatri (0913031016)

I.

PENDAHULUAN Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae,

genus Cocos, dan merupakan palem besar, yang tumbuh sampai ketinggian 30 m, dengan daun menyirip yang panjangnya mencapai 60 sampai 90 sentimeter (Wikipedia, 2011). Terdapat banyak berbagai sumber ilmiah mengenai air kelapa, termasuk kelapa muda. Dari berbagai sumber tersebut, yang terpenting adalah bahwa air kelapa bernilai gizi tinggi karena kandungan karbohidrat, mineral kalium, natrium, magnesium, zat besi dan kalsium. Secara umum, air kelapa mengandung 4,7% total padatan, 2,6% gula, 0,55% protein, 0,74% lemak, serta 0,46% mineral. Jumlah air per butir kelapa muda sangat bervariasi, tergantung dari ukuran buahnya. Secara umum kadarnya tidak kurang dari 250 ml per butir. Secara alamiah, air kelapa terutama dari kelapa muda mempunyai komposisi mineral dan gula yang sempurna sehingga memiliki kesetimbangan elektrolit yang nyaris sempurna setara dengan cairan tubuh manusia. Susunan zat gizi yang ada pada air kelapa sangat mendekati komposisi cairan isotonik, yaitu cairan yang sangat sesuai dengan cairan tubuh. Itulah sebabnya cairan isotonik saat ini banyak diperjualbelikan sebagai salah satu jenis minuman bagi para olahragawan (sports drinks). Minuman isotonik diharapkan dapat menggantikan mineral tubuh yang hilang melalui keringat, selama aktivitas berolahraga ataupun kerja keras lainnya. Di tingkat industri, minuman isotonik umumnya dibuat dengan mencampur air, gula, aneka mineral (elektrolit), pencita rasa dan zat pewarna. Di dalam air kelapa terkandung unsur makro dan unsur mikro sehingga air kelapa dapat digunakan sebagai minuman isotonik alami1

Unsur makro yang terdapat pada air kelapa adalah karbon dan nitrogen. Unsur karbon dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lain-lain. Unsur nitrogen berupa protein, tersusun dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin. Sebagai gambaran, kadar asam amino air kelapa lebih tinggi dibandingkan dengan asam amino dalam susu sapi. Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro yang berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut di antaranya K, Na, Mg, P, Cl, Fe dan Cu (Wikipedia,2011). Jenis mineral terbanyak yang terdapat pada air kelapa adalah potasium (kalium). Menurut kepala PBB Organisasi Pangan dan Pertanian : 1 Air kelapa mengandung lebih banyak kalium yaitu sekitar 294 mg dibandingkan dengan minuman isotonik buatan yaitu sekitar 117 mg dan minuman berenergi. 2 Air kelapa mengandung memiliki lebih sedikit natrium yaitu kurang dari 25 mg dibandingkan dengan minuman isotonik buatan yaitu sekitar 41 mg dan minuman berenergi sekitar 200 mg. 3 Air kelapa mengandung gula alam yaitu sekitar 5 mg, dimana pada minuman isotonik dan minuman berenergi berkisar 10-25 mg. 4 Air kelapa mengandung kadar klorida yang sangat tinggi yaitu sekitar 118 mg, dibandingkan dengan minuman olahraga atau minuman isotonik sekitar 39 mg. Klorida adalah salah satu mineral yang paling penting dalam darah, bersama dengan natrium, kalium, dan kalsium. Data tersebut diatas didasarkan pada minuman 100 ml (Anuradha, 2010). Perbedaan mendasar antara buah kelapa muda dan tua adalah kandungan minyaknya. Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa disebut tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan santan dalam jumlah terbanyak. Sebaliknya, bila buah kelapa terlalu tua, kadar airnya akan semakin berkurang. Pada kondisi tersebut, hasil santan yang diperoleh menjadi sedikit. Buah kelapa tua terdiri dari empat komponen utama, yaitu: 35 % sabut, 12 % tempurung, 28 % daging buah, dan 25 % air kelapa. Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 30 %). Air kelapa mengandung kadar klorida yang sangat tinggi setelah kalium. Kadar klorida yang terkandung pada air kelapa dapat dianalisis menggunakan titrasi argentimetri metode Volhard.

2

Klasifikasi Ilmiah Buah Kelapa Kerajaan Ordo Famili Upafamili Bangsa Genus Spesies : Plantae : Arecales : Arecaceae : Arecoideae : Cocoeae : Cocos : Cocos nucifera Sumber : Dokumentasi pribadi

Titrasi argentometri dengan cara Volhard didasarkan atas pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat dengan menggunakan ion besi (III) untuk mengetahui adanya ion tiosianat berlebih. Cara ini digunakan untuk titrasi langsung atau tidak langsung. Cara titrasi langsung digunakan untuk menentukan kadar perak dan cara titrasi tidak langsung digunakan untuk menentukan kadar klorida. Cuplikan yang mengandung klorida direaksikan dengan perak nitrat berlebih, selanjutnya kelebihan perak nitrat dititrasi dengan larutan tiosianat standar yang diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi dapat diketahui dengan terbentuknya warna merah dari kompleks besi (III) tiosianat (Selamat, 2004). Metode Volhard pertama kali diperkenalkan oleh Jacobus Volhard, ahli kimia dari Jerman pada tahun 1874. Dengan metode ini, larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion halogen (misalnya Cl-). Kelebihan ion Ag+ dalam suasana asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (KSCN atau NH4SCN) menggunakan indikator larutan Fe3+. Sampai titik ekivalen, terjadi reaksi antara titran dan Ag+ membentuk endapan putih. Kelebihan titran menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk senyawa kompleks tiosianato ferrat (III) yang berwarna merah. Ag+ + SCNFe3+ + 6SCNAgSCN(s) [Fe(SCN)6]3-

Dalam proses titrasi ini terjadi pengendapan bertingkat, yaitu pengendapan ion halida (Cl-) menjadi AgCl dan pengendapan garam AgSCN. Kedua garam tersebut dalam sistem larutan ada dalam kesetimbangan sehingga persamaan berikut terpenuhi. [ [ ][ ][ ] ]3

Atau [Cl-]= 1.65 x 102[SCN-] Hal ini berarti bahwa, apabila kelebihan Ag+ telah bereaksi dengan SCN- maka setiap penambahan SCN- akan bereaksi dengan endapan AgCl sampai dalam larutan tercapai kondisi [Cl-]= 1.65 x 102[SCN-]. SCN- + AgCl AgSCN + ClReaksi tersebut terjadi sebelum reaksi antara SCN- dengan indikator (Fe3+), sehingga mengakibatkan konsumsi SCN- menjadi besar dan terjadi kesalahan titrasi. Untuk menghindari kesalahan ini dapat dilakukan hal-hal berikut (Selamat, dkk, 2008) : 1. Metode ini lebih baik digunakan untuk penentuan ion X- yang mempunyai kelarutan yang lebih rendah dari AgSCN, misalnya: AgCN, AgBr, dan AgI. 2. Untuk penentuan ion X- yang mempunyai kelarutan yang besar, misalnya AgCl dan AgIO3 dapat dilakukan dengan mengisolasi AgX untuk menghindari reaksi AgX dengan SCN-. Cara isolasi tersebut diantaranya seperti berikut: a. Endapan yang terbentuk disaring dan dicuci, serta filtrate yang didapat dititrasi dengan SCN-. b. Setelah endapan terbentuk ditambahkan eter atau nitrobenzene untuk

menggumpalkan AgCl. c. Untuk endapan yang dapat larut dalam asam kuat encer, maka endapan disaring dan dicuci, serta dilarutkan dalam asam. Larutan yang terbentuk ini dititrasi dengan SCN-, sehingga yang ditentukan adalah banyaknya Ag+ yang terikat oleh X-. 3. Menggunakan [Fe3+] yang lebih besar sehingga [SCN-] pada titik ekivalen menjadi terlalu rendah untuk bereaksi dengan AgX, karena terkompleks oleh indikator. Konsentrasi indikator yang umum digunakan adalah 0.2M.

4

II.

METODE PERCOBAAN

2.1 Alat 1. Buret dan statifnya 2. Labu ukur 250 mL 3. Pipet volume 4. Beaker gelas 100 mL 5. Erlenmeyer 6. Gelas arloji 7. Neraca analitik 8. Corong 9. Spatula 10. Pipet tetes 11. Gelas ukur 10 mL 1 buah 1 buah 1 buah 3 buah 4 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah

2.2 Bahan 1. Air kelapa 2. KSCN 3. HNO3 4. FeNH4SO4 5. AgNO3 6. Nitrobenzena 7. Kertas saring (secukupnya) (secukupnya) (secukupnya) (secukupnya) (secukupnya) (secukupnya) (secukupnya)

2.3 Prosedur Kerja Tahap persiapan a. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan. b. Alat dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Tahap penetapan normalitas AgNO3 a. Sebanyak 250 mL larutan KSCN 0,1 N dibuat secara kuantitatif b. Sebanyak 10 mL larutan AgNO3 dipipet (digunakan pipet volume) dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, selanjutnya ditambahkan 5 mL HNO3 0,1 N, 2 mL nitrobenzena, dan 1 mL indikator ferri amonium sulfat (0,5 M) dan dikocok kuatkuat.5

c. Larutan b dititrasi dengan larutan AgNO3 0,1 N sampai terbentuknya warna merah, dan volume titran yang digunakan dicatat. Proses titrasi diulangi sebanyak tiga kali. Tahap penetapan kadar klorida pada air kelapa muda a. Sampel kelapa disaring menggunakan kertas saring sehingga didapat sampel yang bersih dari sisa-sisa daging kelapa. b. Sebanyak 10 mL larutan sampel dipipet ke dalam labu erlenmeyer dan diasamkan dengan 5 mL HNO3 6 N. c. Sebanyak 25 mL larutan AgNO3 yang telah distandarisasi ditambahkan ke dalam larutan sampel. d. Sebanyak 2 mL nitrobenzena dan 1 mL indikator ferri amonium sulfat (0,5 M) ditambahkan dan di kocok dengan kuat. e. Larutan d dititrasi dengan larutan KSCN yang konsentrasinya telah diketahui. f. Volume titran yang digunakan dicatat dan proses titrasi diulangi sebanyak tiga kali. g. Konsentrasi ion klorida dalam sampel air kelapa muda ditentukan. Tahap penetapan kadar klorida pada air kelapa tua a. Sama dengan tahap penetapan kadar klorida pada sampel air kelapa muda di atas. b. Konsentrasi ion klorida dalam sampel air kelapa tua ditentukan.

6

III.

HASIL DAN DISKUSI

3.1 Hasil pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan Kadar Klorida pada Air Kelapa Muda dan Air Kelapa Tua No. 4.1 a Prosedur Kerja Penetapan normalitas AgNO3 Membuat 250 mL larutan KSCN 0,1 N secara kuantitatif Sebanyak 2,4304 gram kristal KSCN ditimbang dan dilarutkan ke dalam aquades. Didapat larutan yang berwarna bening Hasil Pengamatan Gambar

Proses penimbangan b. Sebanyak 10 mL larutan AgNO3 dimasukkan ke dalam Erlenmeyer + 5 mL HNO3 6 N + 2 mL nitrobenzene + 1 mL indikator ferri ammonium sulfat 0,5 M dikocok

Larutan KSCN

Sebanyak 4,2228 gram kristal AgNO3 ditimbang dan dilarutkan kedalam 250 mL aquades, di dapat larutan berwarna bening.

Setelah ditambah HNO3 larutan tetap bening, ditambah nitrobenzene terbentuk gumpalan minyak berwarna kuning,7

Proses penimbangan

AgNO3

nitrobenzene

kemudian setelah ditambah ferri amonium sulfat warna bening kecoklatan

HNO3

nitrobenzene AgNO3 + HNO3

AgNO3 + HNO3 + nitrobenzene

AgNO3 + HNO3+ nitrobenzene + ferri amonium sulfat

8

c.

Larutan dititrasi dengan Setelah dilakukan titrasi pada larutan AgNO3 Volume titran dicatat titrat terbentuk endapan Ag yang berwarna putih sedangkan larutan

(titrasi diulangi sebanyak berwarna merah kecoklatan 3 kali) Titrasi Volume ke titrat 1 10 mL 2 10 mL 3 10 mL Volume rata-rata Volume titran 10,28 mL 9,54 mL 10,18 mL 10,00 mL Sebelum titrasi 4.2 a. Penetapan kadar klorida pada sampel kelapa muda Menyaring sampel air kelapa muda dengan kertas saring Didapat sampel air kelapa yang lebih jernih Setelah titrasi

Sampel sebelum disaring9

Proses Penyaringan

Sampel setelah disaring

b.

Sebanyak 10 mL larutan sampel dipipet ke dalam Erlenmeyer diasamkan dengan 5 mL HNO3 6 M

Setelah ditambah HNO3 larutan tetap berwarna bening

Larutan sampel + HNO3 c Larutan b + 25 mL larutan AgNO3 yang telah distandarisasi Setelah ditambah AgNO3 terbentuk larutan berwarna putih keruh (terbentuk endapan putih)

Larutan b10

Larutan b + AgNO3

d.

Larutan

c

+

2

mL Setelah ditambah nitrobenzene

nitrobenzene dan 1 mL terbentuk gumpalan berwarna indikator ferri kuning sedangkan warna larutan

ammonium sulfat (0,5 tetap keruh dan setelah ditambah M) kocok dengan kuat ferri amonium sulfat tidak terjadi perubahan

Larutan c + nitrobenzene

Larutan c + nitrobenzene ferri ammonium sulfat +

e.

Larutan d dititrasi dengan larutan KSCN

Terbentuk endapan putih dan larutan menjadi berwarna kecoklatan

Sebelum titrasi11

Setelah titrasi

f.

Volume titran dicatat (titrasi diulangi sebanyak 3 kali) Titrasi Volume ke titrat 1 10 mL 2 10 mL 3 10 mL Volume rata-rata Volume titran 22,70 mL 22,65 mL 22,70 mL 22, 68 mL

g.

Kadar ion klorida dalam sampel air kelapa muda ditentukan

4.3 a.

Penetapan kadar klorida pada sampel kelapa tua Menyaring sampel air kelapa tua dengan kertas saring Didapat sampel air kelapa yang lebih jernih

Sampel sebelum disaring12

Proses Penyaringan

Sampel setelah disaring

b.

Sebanyak 10 mL larutan sampel dipipet ke dalam Erlenmeyer diasamkan dengan 5 mL HNO3 6 M

Setelah ditambah HNO3 larutan tetap berwarna bening

Larutan sampel + HNO3 c Larutan b + 25 mL larutan AgNO3 yang telah distandarisasi Setelah ditambah AgNO3 terbentuk larutan berwarna putih keruh (terbentuk endapan putih)

Larutan b13

Larutan b + AgNO3

d.

Larutan

c

+

2

mL Setelah ditambah nitrobenzene

nitrobenzene dan 1 mL terbentuk gumpalan berwarna indikator ferri kuning sedangkan warna larutan

ammonium sulfat (0,5 tetap keruh dan setelah ditambah M) kocok dengan kuat ferri amonium sulfat tidak terjadi perubahan

Larutan c + nitrobenzene e. Larutan d dititrasi dengan larutan KSCN Terbentuk endapan putih dan larutan menjadi berwarna kecoklatan

Larutan c + nitrobenzene ferri ammonium sulfat +

Sebelum titrasi14

Setelah titrasi

f.

Volume titran dicatat (titrasi diulangi sebanyak 3 kali) Titrasi Volume ke titrat 1 10 mL 2 10 mL 3 10 mL Volume rata-rata Volume titran 8,68 mL 8, 85 mL 8,92 mL 8,82 mL

g.

Kadar ion klorida dalam sampel air kelapa tua ditentukan

15

3.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar klorida pada air kelapa muda dan kelapa tua melalui titrasi argentometri metode volhard. Adapun tahapan dalam proses titasi ini adalah sebagai berikut. Pembuatan Larutan Standar KSCN 0,1 N Pembuatan larutan KSCN 0,1 N dilakukan secara kuantitatif. Pertama-tama dilakukan perhitungan untuk menentukan massa kristal KSCN yang diperlukan untuk membuat larutan KSCN 0,1 N sebanyak 250 mL. adapun perhitungannya adalah sebagai berikut. N=nxM M = N/n M = 0,1 N/1 ekiv/mol M = 0,1 M Volume larutan = 250 mL Massa molar KSCN = 97,19 g/mol [KSCN] =0,1M massa x 1000 volume (mL) Massa molar massa x 1000 250 mL 97,19 gram/mol

= 2,429 gram

Jadi, secara teoritis massa KSCN yang ditimbang adalah 2,429 gram. Namun secara praktik massa KSCN yang ditimbang adalah 2,4304. Setelah kristal KSCN ditimbang, kemudian ditambahkan aquades sebanyak 250 mL dan selanjutnya diaduk hingga bersifat homogen. Berdasarkan massa yang diperoleh pada saat penimbangan, maka normalitas KSCN adalah sebagai berikut. [KSCN] =massa x 1000 volume (mL) Massa molar 2,4304 x 1000 M 250 mL 97,19 gram/mol = 0,10 M N=nxM N = 1 ekiv/mol x 0,1 M N = 0,1 N16

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh larutan homogen yang tidak berwarna. Selanjutnya larutan ini akan digunakan untuk standarisasi larutan AgNO3 untuk titrasi penentuan kadar Cl- dalam sampel air kelapa.

Pembuatan Larutan Standar dan standarisasi AgNO3 Pembuatan larutan AgNO3 0,1 N dilakukan secara kuantitatif. Pertama-tama dilakukan perhitungan untuk menentukan massa kristal AgNO3 yang diperlukan untuk membuat larutan AgNO3 0,1 N sebanyak 250 mL. adapun perhitungannya adalah sebagai berikut. N=nxM M = N/n M = 0,1 N/1 ekiv/mol M = 0,1 M konsentrasi AgNO3 = 0,1 M Massa molar AgNO3 = 169,868 gram/mol Volume larutan = 250 mL= 0,25 L [AgNO3] = 0,1 M =massa x 1000 volume (mL) Massa molar

massa x 1000 250 mL 169,868 gram/mol

Massa AgNO3 = 4,2467 gram Jadi, secara teoritis massa AgNO3 yang ditimbang adalah 4,2467 gram. Namun secara praktik massa AgNO3 yang ditimbang adalah 4,2228. Setelah kristal AgNO3 ditimbang, kemudian ditambahkan aquades sebanyak 250 mL dan selanjutnya diaduk hingga bersifat homogen. Berdasarkan massa yang diperoleh pada saat penimbangan, maka normalitas AgNO3 adalah sebagai berikut.

[AgNO3] =M

massa x 1000 volume (mL) Massa molar

4,2228 x 1000 250 mL 169,868 gram/mol

= 0,099 M17

= 0,1 M N=nxM N = 1 ekiv/mol x 0,1 M N = 0,1 N Berdasarkan hasil pengamatan, larutan yang terbentuk merupakan larutan yang bening. Sebelum larutan standar AgNO3 digunakan dalam titrasi penentuan kadar Cl- pada sampel air kelapa maka sebelumnya perlu distandarisasi, karena larutan AgNO3 bukanlah larutan standar primer melainkan larutan standar sekunder. Larutan AgNO3 distandarisasi dengan larutan standar primer KSCN 0,1 N. Tahap pertama yang dilakukan dengan memasukan 10 mL larutan AgNO3 kedalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 5 mL HNO3 6 N, dengan mengencerkan HNO3 pekat (13 M) maka di dapat HNO3 6 N (6 N = 6 M). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : V1 . M1 = V2 . M2 V1 . 13 M = 100 mL . 6 M V1 =100 mL x 6 M 13 M

V1 = 46, 15 mL Jadi untuk membuat larutan HNO3 6 N sebanyak 100 mL diambil 46,15 mL HNO3 13 M dan diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 100 mL. Berdasarkan hasil pengamatan setelah ditambahkan 5 mL HNO3 6 N larutan tidak mengalami perubahan warna (tetap bening). Adapun tujuan dari penambahan HNO3 adalah untuk menghalangi pengendapan dari kation-kation lain yang menyebabkan kesalahan titrasi. Kemudian kedalam larutan ditambahkan 2 mL nitrobenze. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk butiran-butiran lemak berwarna kuning yang tidak larut dalam larutan. Tujuan dari penambahan nitrobenzene adalah untuk menggumpalkan endapan yang terbentuk sehingga tidak terjadi pengendapan bertingkat. Kemudian dilanjutkan dengan penambahan indikator ferri amonium sulfat 0,5 M. Untuk membuat indikator ferri amonium sulfat 0,5 M ditimbang sebanyak 6,0274 gram kristal ferri amonium sulfat. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : M= 0,5 mol/L = Massa = 0,5 mol/L x 482,19 g/mol x 0,025 L18

Massa = 6,0274 gram

Berdasarkan hasil pengamatan setelah ditambahkan 1 mL indikator ferri amonium sulfat 0,5 M larutan berwarna bening kecoklatan. Setelah penambahan indikator, kemudian dilakukan titrasi dengan larutan KSCN 0,1 N. Berdasarkan hasil pengamatan, setelah penambahan KSCN 0,1 N tetes demi tetes, terbentuk endapan putih yang diperkirakan adalah endapan AgSCN, kemudian titrasi dihentikan setelah warna larutan berubah menjadi merah kecoklatan. Hal ini menandakan titik akhir titrasi sudah tercapai, dimana warna merah larutan disebabkan terbentuknya kompleks [Fe(SCN)6]3- karena didalam larutan seluruh ion Ag+ sudah terendapkan menjadi AgSCN. Adapun reaksi yang terjadi selama titrasi berlangsung adalah sebagai berikut : Ag+ + SCNFe3+ + 6SCNAgSCN(s) (endapan putih) [Fe(SCN)6]3- (merah)

Adapun volume titran (KSCN) yang digunakan adalah sebagai berikut Titrasi ke 1 2 3 Volume AgNO3 10 mL 10 mL 10 mL Volume rata-rata Volume KSCN 10,28 mL 9,54 mL 10,18 mL 10,00 mL

Sehingga konsentrasi AgNO3 dari standarisasi dengan KSCN dapat ditentukan melalui perhitungan berikut: Diketahui Volume KSCN N KSCN Volume AgNO3 Pada titik akhir titrasi : m ekiv KSCN N KSCN x V KSCN 0,10 N x 10,00 mL N AgNO3 N AgNO3 = m ekiv AgNO3 = N AgNO3 x V AgNO3 = N AgNO3 x 10,00 mL =0,1 N x 10,00 mL 10 ,00 mL

= 10,00 mL = 0,10 N = 10,00 mL

= 0,1 N19

Penentuan Kadar Ion Klorida dalam Sampel Air Kelapa Muda dan Air Kelapa Tua Dalam praktikum penentuan kadar ion klorida dalam sampel air kelapa muda dan air kelapa tua, hal pertama yang dilakukan adalah menyaring sampel air kelapa muda menggunakan kertas saring agar sampel tidak bercampur dengan sisa-sisa daging buah kelapa yang dapat mengganggu proses analisis. Sampel pertama yang dianalisis adalah sampel air kelapa muda. Setelah sampel air kelapa muda disaring, langkah selanjutnya adalah mengambil sebanyak 10 mL larutan sampel dan kemudian meletakkannya ke dalam Erlenmeyer. kemudian ditambahkan 5 mL HNO3 6 N. Berdasarkan hasil pengamatan larutan tidak mengalami perubahan warna, tetap bening. Adapun tujuan dari penambahan HNO3 adalah untuk menghalangi pengendapan dari kation-kation lain yang menyebabkan kesalahan titrasi. Setelah sampel diasamkan, kemudian sampel ditambahkan dengan larutan standar AgNO3 berlebih. Berdasarkan hasil pengamatan larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan putih yang diduga merupakan endapan AgCl. Kemudian kedalam larutan ditambahkan 2 mL nitrobenze. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk butiran-butiran lemak yang tidak larut dalam larutan dan warna larutan tetap keruh. Tujuan dari penambahan nitrobenzene adalah untuk menggumpalkan endapan yang terbentuk sehingga tidak terjadi pengendapan bertingkat pada saat titrasi berlangsung. Kemudian dilanjutkan dengan penambahan indikator ferri amonium sulfat 0,5 M sebanyak 1 mL. Berdasarkan hasil pengamatan warna larutan tidak mengalami perubahan. Langkah selanjutnya adalah melakukan titrasi dengan KSCN. Berdasarkan hasil pengamatan setelah penambahan KSCN tetes demi tetes, larutan tetap keruh dan terbentuknya endapan putih yang menggumpal semakin banyak akibat terbentuknya endapan AgSCN. Setelah mencapai titik akhir titrasi, larutan berubah menjadi kecoklatan. Hal tersebut menandakan sudah semua ion Ag+ yang terendapkan menjadi AgCl maupun AgSCN sehingga dengan penambahan sedikit KSCN, maka ion SCN- akan bereaksi dengan indikator ferri amonium sulfat membentuk kompleks [Fe(SCN)6]3- yang menyebabkan warna kecoklatan pada larutan. Adapun reaksi yang terjadi selama proses berlangsung adalah sebagai berikut. Ag+berlebih + ClAg+sisa + SCNSCN + Fe3+

AgCl (endapan putih) + Ag+ sisa AgSCN (endapan putih) [Fe(SCN)]2+ (merah kecoklatan)

20

Adapun volume titran (KSCN) yang digunakan adalah sebagai berikut Titrasi ke 1 2 3 Volume Sampel 10 mL 10 mL 10 mL Volume rata-rata Volume KSCN 20,70 mL 20,65 mL 20,70 mL 20,68 mL

Sehingga kadar sampel air kelapa muda dapat ditentukan melalui perhitungan berikut: Diketahui Volume KSCN N KSCN Volume sampel mol SCN= [SCN-] x VKSCN = 0,10 M x 20,68 mL = 2,068 mmol mol Ag+sisa = mol SCN= 2,068 mmol Banyaknya ion Ag+berlebih yang direaksikan dengan sampel Cl- adalah sebagai berikut : mol Ag+total = [Ag+] x VAgNO3 = 0,10 M x 25 mL = 2,5 mmol Banyaknya ion Ag+ yang bereaksi dengan ion Cl- adalah sebagai berikut : mol Ag+ = mol Ag+total - mol Ag+sisa = 2,5 mmol - 2,068 mmol = 0,432 mmol mol Cl-

= 20,68 mL = 0,10 N = 10,00 mL

Banyaknya ion SCN- yang bereaksi dengan ion Ag+sisa adalah sebagai berikut :

= mol Ag+ = 0,432 mmol = mol Cl- / Vsampel = 0,432 mmol / 10 mL = 0,0432 M

[Cl ]

Kadar klorida dalam air kelapa muda dihitung dalam ppm = mgram klorida/ L Maka : Massa klorida dalam air kelapa muda:21

Massa = [Cl] x Vsampel x Mr Cl = 0,0432 M x 0,010 L x 35,5 g/mol = 0,015336 gram Jadi dalam 10 mL air kelapa muda terdapat 0,015336 gram klorida. Dalam 100 mL air kelapa muda terdapat 0,015336 gram x 10 = 0,15336 gram klorida. Kadar klorida dalam air kelapa muda = mgram klorida / L = 153,36 mgram/0,1 L = 1533,6 mgram/L Jadi, kandungan klorida dalam 100 mL air kelapa muda adalah 1533,6 mgram/L

Pada analisis sampel kedua yaitu sampel air kelapa tua dilakukan tahapan yanag sama pada analisis sampel air kelapa muda. Hal pertama yang dilakukan adalah menyaring sampel air kelapa tua menggunakan kertas saring agar sampel tidak bercampur dengan sisa-sisa daging buah kelapa yang dapat mengganggu proses analisis. Setelah sampel air kelapa tua disaring, langkah selanjutnya adalah mengambil sebanyak 10 mL larutan sampel dan kemudian meletakkannya ke dalam Erlenmeyer. kemudian ditambahkan 5 mL HNO3 6 N. Berdasarkan hasil pengamatan larutan tidak mengalami perubahan warna (tetap bening). Adapun tujuan dari penambahan HNO3 adalah untuk menghalangi pengendapan dari kation-kation lain yang menyebabkan kesalahan titrasi. Setelah sampel diasamkan, kemudian sampel ditambahkan dengan larutan standar AgNO3 berlebih. Berdasarkan hasil pengamatan larutan menjadi keruh dan terbentuk endapan putih yang diduga merupakan endapan AgCl. Kemudian kedalam larutan ditambahkan 2 mL nitrobenze. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk butiran-butiran lemak yang tidak larut dalam larutan dan warna larutan tetap keruh. Tujuan dari penambahan nitrobenzene adalah untuk menggumpalkan endapan yang terbentuk sehingga tidak terjadi pengendapan bertingkat pada saat titrasi berlangsung. Kemudian dilanjutkan dengan penambahan indikator ferri amonium sulfat 0,5 M sebanyak 1 mL. Berdasarkan hasil pengamatan warna larutan tidak mengalami perubahan. Langkah selanjutnya adalah melakukan titrasi dengan KSCN. Berdasarkan hasil pengamatan setelah penambahan KSCN tetes demi tetes, larutan tetap keruh dan terbentuknya endapan putih. Setelah mencapai titik akhir titrasi, larutan berubah menjadi kecoklatan. Hal tersebut menandakan sudah semua ion Ag+ yang terendapkan menjadi AgCl maupun AgSCN sehingga dengan penambahan sedikit KSCN, maka akan bereaksi22

dengan indikator ferri amonium sulfat membentuk kompleks [Fe(SCN)6]3- yang menyebabkan warna kecoklatan pada larutan larutan. Adapun reaksi yang terjadi selama proses berlangsung adalah sebagai berikut. Ag+berlebih + ClAg+sisa + SCNSCN- + Fe3+ AgCl (endapan putih) + Ag+ sisa AgSCN (endapan putih) [Fe(SCN)]2+ (merah kecoklatan)

Adapun volume titran (KSCN) yang digunakan adalah sebagai berikut.

Titrasi ke 1 2 3

Volume Sampel 10 mL 10 mL 10 mL

Volume KSCN 6,68 mL 6,85 mL 6,92 mL 6,82 mL

Volume rata-rata

Sehingga kadar sampel air kelapa tua dapat ditentukan melalui perhitungan berikut: Diketahui Volume KSCN N KSCN Volume sampel mol SCN= 6,82 mL = 0,10 N = 10,00 mL

Banyaknya ion SCN- yang bereaksi dengan ion Ag+sisa adalah sebagai berikut : = [SCN-] x VKSCN = 0,10 M x 6,82 mL = 0,682 mmol mol Ag+ sisa

= mol SCN= 0,682 mmol

Banyaknya ion Ag+berlebih yang direaksikan dengan sampel Cl- adalah sebagai berikut : mol Ag+total = [Ag+] x VAgNO3 = 0,10 M x 10 mL = 1,0 mmol Banyaknya ion Ag+ yang bereaksi dengan ion Cl- adalah sebagai berikut : mol Ag+ = mol Ag+total - mol Ag+sisa = 1,0 mmol 0,682 mmol = 0,318 mmol mol Cl= mol Ag+23

= 0,318 mmol [Cl-] = mol Cl- / Vsampel = 0,318 mmol / 10 mL = 0,0318 M Kadar klorida dalam air kelapa tua dihitung dalam ppm = mgram klorida/ L Maka : Massa klorida dalam air kelapa tua: Massa = [Cl] x Vsampel x Mr Cl = 0,0318 M x 0,005 L x 35,5 g/mol = 0,0056445 gram Jadi dalam 5 mL air kelapa tua terdapat 0,0056445 gram klorida. Dalam 100 mL air kelapa tua terdapat 0,0056445 gram x 20 = 0,11289 gram klorida. Kadar klorida dalam air kelapa tua = mgram klorida / L = 112,89 mgram/0,1 L = 1128,9 mgram/L Jadi, kandungan klorida dalam 100 mL air kelapa tua adalah 1128,9 mgram/L Dari perhitungan di atas dapat dilihat kandungan klorida dalam 100 mL sampel air kelapa muda adalah 1533,6 mgram/L dan pada kelapa tua 1128,9 mgram/L. Kandungan klorida pada air kelapa tua lebih sedikit dibandingkan pada air kelapa muda. Data empiris menunjukkan volume air pada kelapa tua lebih kecil dibandingkan dengan kelapa muda. Hal ini disebabkan selama perkembangannya, buah kelapa secara kontinyu mengalami kenaikan berat, maka dari itu air kelapa berkurang volumenya dan daging kelapa mengalami penebalan. Itulah yang menyebabkan kelapa tua akan berbunyi jika dikocokkocok (Nerazzurri, 2009).

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas, maka dapat dibuat kesimpulan yaitu kadar klorida pada air kelapa muda berbeda dengan kadar klorida pada air kelapa tua. Kandungan klorida dalam 100 mL air kelapa muda adalah 1533,6 mgram/L dan kandungan klorida dalam 100 mL air kelapa tua adalah 1128,9 mgram/L.

24

V.

SARAN Susunan zat gizi yang ada pada air kelapa sangat mendekati komposisi cairan

isotonik, yaitu cairan yang sangat sesuai dengan cairan tubuh.. Di tingkat industri, minuman isotonik umumnya dibuat dengan mencampur air, gula, aneka mineral (elektrolit), pencita rasa dan zat pewarna. Maka dari itu air kelapa memilki potensi besar untuk dikembangkan sebagai minuman isotonik alami.

VI.

REFERENSI

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga. Ibnu, Sodiq, Endang Budiasih, Hayuni Retno Widarti, dan Munzil. 2004. Common Text Book Kimia Analitik I. Malang: IMSTEP Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga Selamat, I Nyoman. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja : Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja Selamat, I Nyoman, dkk. 2008. Kimia Analitik Kuatitatif. Singaraja : Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Undiksha Skogg. 1965. Analytical Chemistry. Edisi keenam. Florida : Sounders College Publishing Svehla, E. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka Anuradha. 2010. Eight Health Benefits of Coconut Water. http://health.wikinut.com/EightHealth-Benefits-of-Coconut-Water/umgmfolm/. Diakses pada tanggal 12 Juni 2011 Wikipedia. 2011. Kelapa. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa. diakses pada tanggal 12 Juni 2011. Nerazzurri. 2009. Manfaat Kelapa Muda. http://internazzionale.wordpress.com

/2009/01/29/khasiat-kelapa-muda/. diakses pada tanggal 12 Juni 2011.

25