XIII Integral

16
12/7/2015 1 Sesi XIII INTEGRAL e-Mail : [email protected] www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 MataKuliah :Matematika RekayasaLanjut KodeMK :TKS8105 Pengampu :Achfas Zacoeb Integral Garis Dari Gambar 6.1, sebuah obyek bergerak dengan lintasan tidak lurus dari titik A ke titik B. Jika gaya yang diberikan berubah nilai dan arahnya, maka usaha yang dilakukan adalah seperti Pers. (6.1). Gambar 6.1. Obyek dengan lintasan tidak lurus

Transcript of XIII Integral

Page 1: XIII Integral

12/7/2015

1

Sesi XIII

INTEGRAL

e-Mail : [email protected]

www.zacoeb.lecture.ub.ac.id

Hp. 081233978339

Mata Kuliah : Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb

Integral Garis

Dari Gambar 6.1, sebuah obyek bergerak dengan lintasan

tidak lurus dari titik A ke titik B. Jika gaya yang diberikan

berubah nilai dan arahnya, maka usaha yang dilakukan

adalah seperti Pers. (6.1).

Gambar 6.1. Obyek dengan lintasan tidak lurus

Page 2: XIII Integral

12/7/2015

2

Integral Garis (lanjutan)

𝑾 = π‘­π’Š. πš«π’“π’Šπ’Š (6.1)

Jika perubahannya kontinu untuk perpindahan dari titik a ke

titik b sepanjang lintasan C, maka Pers. (6.1) berubah

menjadi bentuk integral seperti Pers. (6.2).

𝑾 = 𝑭. 𝒅𝒓𝒃

𝒂 (6.2)

Usaha yang dihasilkan merupakan integral garis dari fungsi

vektor F.

Integral Garis (lanjutan)

Integral garis dari suatu fungsi vektor A(t) sepanjang kurva

C yang terdefinisi pada a t b, dapat didefinisikan seperti

Pers. (6.3).

𝑨. 𝒅𝒓π‘ͺ

= 𝑨. 𝒅𝒓𝒃

𝒂

= 𝐴1𝐒 + 𝐴2𝐣 + 𝐴3𝐀 . 𝐒𝑑π‘₯ + 𝐣𝑑𝑦 + 𝐀𝑑𝑧𝑏

π‘Ž

= 𝐴1dx + 𝐴2𝑑𝑦 + 𝐴3𝑑𝑧𝑏

π‘Ž (6.3)

Page 3: XIII Integral

12/7/2015

3

Integral Garis (lanjutan)

Untuk obyek yang bergerak dengan lintasan tertutup dimana

A = B seperti ditunjukkan Gambar 6.2, maka digunakan

Pers. (6.4).

Gambar 6.2. Obyek dengan lintasan tertutup

𝑨. 𝒅𝒓π‘ͺ

= 𝐴1𝐒 + 𝐴2𝐣 + 𝐴3𝐀 . 𝐒𝑑π‘₯ + 𝐣𝑑𝑦 + 𝐀𝑑𝑧π‘ͺ

= 𝐴1dx + 𝐴2𝑑𝑦 + 𝐴3𝑑𝑧𝐢

(6.4)

Integral Garis (lanjutan)

Contoh : Hitung usaha yang dihasilkan sebuah obyek yang

bergerak dalam vektor F = yi + x2j, sepanjang kurva x = 2t,

y = t2 – 1 dari t = 0 hingga t = 2.

Penyelesaian :

𝑭. 𝒅𝒓π‘ͺ

= π’šπ’ + π’™πŸπ£ . 𝒅𝒙𝐒 + π’…π’šπ£π‘ͺ

= π’šπ’…π’™ + π’™πŸπ’…π’šπŸ

𝟎

= π’•πŸ βˆ’ 𝟏 πŸπ’…π’• + πŸπ’• πŸπŸπ’•π’…π’•πŸ

𝟎

= πŸπ’•πŸ βˆ’ 𝟐 + πŸ–π’•πŸ‘ π’…π’•πŸ

𝟎

=𝟐

πŸ‘π’•πŸ‘ βˆ’ πŸπ’• + πŸ–π’•πŸ’ 𝟐

𝟎=

𝟏𝟎𝟎

πŸ‘ satuan panjang

Page 4: XIII Integral

12/7/2015

4

Integral Permukaan

Definisi : Jika S suatu permukaan 2 sisi yang demikian

mulus dan n adalah vektor normal satuan positif, maka fluks

(massa yang mengalir per satuan waktu) dari A(x,y,z)

melalui permukaan S adalah seperti Pers. (6.5) yang disebut

dengan integral permukaan.

Fluks 𝑭 yang melintasi 𝑺 = 𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺

(6.5)

Untuk menghitung integral permukaan akan lebih sederhana

dengan memproyeksikan S pada salah satu bidang

koordinat, kemudian menghitung integral lipat 2 dari

proyeksinya.

Integral Permukaan (lanjutan)

Jika permukaan S memiliki proyeksi pada bidang xy, maka

integral permukaan diberikan oleh Pers. (6.6).

𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺

= 𝑨. 𝒏.𝒅𝒙.π’…π’š

𝒏.𝐀𝑺 (6.6)

Sedangkan jika proyeksi pada bidang xz, maka integral

permukaan diberikan oleh Pers. (6.7).

𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺

= 𝑨. 𝒏.𝒅𝒙.𝒅𝒛

𝒏.𝐣𝑺 (6.7)

Dan proyeksi pada bidang yz, maka integral permukaan

diberikan oleh Pers. (6.8).

𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺

= 𝑨. 𝒏.π’…π’š.𝒅𝒛

𝒏.𝐒𝑺 (6.8)

Page 5: XIII Integral

12/7/2015

5

Integral Permukaan (lanjutan)

Contoh :

Hitunglah 𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺𝑺

dimana A = 18zi – 12j + 3yk, S

adalah bagian dari bidang 2x + 3y + 6z = 12 yang terletak

pada oktan pertama dan n adalah normal satuan pada S.

Penyelesaian :

Suatu normal untuk S adalah 𝛁 πŸπ’™ + πŸ‘π’š + πŸ”π’› βˆ’ 𝟏𝟐 =𝟐𝐒 + πŸ‘π£ + πŸ”π€, sehingga :

𝒏 =𝟐𝐒+πŸ‘π£+πŸ”π€

πŸπŸ‘+πŸ‘πŸ+πŸ”πŸ=

𝟐𝐒+πŸ‘π£+πŸ”π€

πŸ•

Integral Permukaan (lanjutan)

maka :

𝑨. 𝒏 = πŸπŸ–π’›π’ βˆ’ 𝟏𝟐𝐣 + πŸ‘π’šπ€ .𝟐𝐒+πŸ‘π£+πŸ”π€

πŸ•

=πŸ‘πŸ”π’›βˆ’πŸ‘πŸ”+πŸπŸ–π’š

πŸ•

=πŸ‘πŸ”

πŸπŸβˆ’πŸπ’™βˆ’πŸ‘π’š

πŸ”βˆ’πŸ‘πŸ”+πŸπŸ–π’š

πŸ•

=πŸ‘πŸ”βˆ’πŸπŸπ’™

πŸ•

Page 6: XIII Integral

12/7/2015

6

Integral Permukaan (lanjutan)

Permukaan S proyeksi R nya terhadap bidang xy. Sehingga

integral permukaan yang diinginkan adalah seperti gambar

berikut :

Integral Permukaan (lanjutan)

𝑨. 𝒏. 𝒅𝑺 =𝑺

𝑨. 𝒏.𝒅𝒙.π’…π’š

𝒏.𝐀𝑹

= πŸ‘πŸ”βˆ’πŸπŸπ’™

πŸ•.

𝒅𝒙.π’…π’šπŸπ’+πŸ‘π£+πŸ”π€

πŸ•.𝐀𝑹

= πŸ‘πŸ”βˆ’πŸπŸπ’™

πŸ•.𝒅𝒙.π’…π’š

πŸ”

πŸ•π‘Ή

= πŸ” βˆ’ πŸπ’™πŸπŸβˆ’πŸπ’™

πŸ‘π’š=𝟎

πŸ”

𝒙=πŸŽπ’…π’™. π’…π’š

= πŸ”π’š βˆ’ πŸπ’™π’š πŸπŸβˆ’πŸπ’™

πŸ‘πŸŽ

πŸ”

𝒙=πŸŽπ’…π’™

= πŸ”πŸπŸβˆ’πŸπ’™

πŸ‘βˆ’ πŸπ’™

πŸπŸβˆ’πŸπ’™

πŸ‘

πŸ”

𝒙=πŸŽπ’…π’™

= πŸπŸ’ βˆ’ πŸπŸπ’™ +πŸ’π’™πŸ

πŸ‘

πŸ”

𝒙=πŸŽπ’…π’™

= πŸπŸ’π’™ βˆ’ πŸ”π’™πŸ +πŸ’π’™πŸ

πŸ— πŸ”

𝟎= πŸπŸ’ satuan luas

Page 7: XIII Integral

12/7/2015

7

Integral Volume (lanjutan)

Pandang sebuah permukaan tertutup dalam ruang yang

menutup volume V, maka :

𝑨 𝒅𝑽𝑽

= 𝑨 π’…π’™π’…π’šπ’…π’›π‘½

(6.9)

dan

𝝓 𝒅𝑽𝑽

= 𝝓 π’…π’™π’…π’šπ’…π’›π‘½

(6.10)

Pers. (6.10) dapat dinyatakan sebagai limit dari jumlah.

Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 6.3 yang membagi

ruang V ke dalam M buah kubus-kubus dengan volume

πš«π‘½π’Œ = πš«π’™π’Œπš«π’šπ’Œπš«π’›π’Œ, π’Œ = 𝟏, 𝟐, … , 𝑴.

Integral Volume (lanjutan)

Gambar 6.3. Integral volume

Jika π’™π’Œ, π’šπ’Œ, π’›π’Œ sebuah titik

dalam kubus, dapat didefnisikan

𝝓 π’™π’Œ, π’šπ’Œ, π’›π’Œ = π“π’Œ . Pandang

jumlah :

π“π’Œβˆ†π‘½π’Œ

𝒏

π’Œ=𝟏

yang diambil untuk semua

kubus yang ada dalam ruang

yang ditinjau.

Page 8: XIII Integral

12/7/2015

8

Integral Volume (lanjutan)

Limit dari jumlah tersebut, jika 𝑴 β†’ ∞, sehingga kuantitas-

kuantitas terbesar βˆ†π‘½π’Œ akan mendekati nol, dan jika limit ini

ada, yang dinyatakan oleh Pers. (6.10) adalah integral

volume.

Integral Volume (lanjutan)

Contoh :

Hitung 𝒇(𝒙)𝒅𝑽𝑽

dengan V

adalah ruang yang dibatasi oleh

permukaan-permukaan x + y +

z = 5, x = 0, y = 0, dan z = 0,

jika 𝒇 𝒙 = π’™πŸ + π’šπŸ + π’›πŸ.

Penyelesaian :

Page 9: XIII Integral

12/7/2015

9

Integral Volume (lanjutan)

π’™πŸ + π’šπŸ + π’›πŸπ‘½

= π’™πŸ + π’šπŸ + π’›πŸπŸ“βˆ’π’™βˆ’π’š

𝒛=𝟎

πŸ“βˆ’π’™

π’š=πŸŽπ’…π’›π’…π’šπ’…π’™

πŸ“

𝒙=𝟎

= π’™πŸπ’› + π’šπŸπ’› +𝟏

πŸ‘π’›πŸ‘ πŸ“βˆ’π’™βˆ’π’š

𝟎

πŸ“βˆ’π’™

π’š=𝟎

πŸ“

𝒙=πŸŽπ’…π’šπ’…π’™

= π’™πŸ + π’šπŸ πŸ“ βˆ’ 𝒙 βˆ’ π’š +πŸ“βˆ’π’™βˆ’π’š πŸ‘

πŸ‘

πŸ“βˆ’π’™

π’š=𝟎

πŸ“

𝒙=πŸŽπ’…π’šπ’…π’™

= π’™πŸ πŸ“ βˆ’ 𝒙 βˆ’π’™πŸπ’šπŸ

𝟐+

πŸ“βˆ’π’™

πŸ‘π’šπŸ‘ βˆ’

π’šπŸ’

πŸ’

πŸ“

𝒙=𝟎

βˆ’πŸ“βˆ’π’™βˆ’π’š πŸ’

𝟏𝟐 πŸ“βˆ’π’™

πŸŽπ’…π’™

= π’™πŸ πŸ“βˆ’π’™ 𝟐

𝟐+

πŸ“βˆ’π’™ πŸ’

πŸ”π’…π’™

πŸ“

𝟎

=πŸπŸ“π’™πŸ‘

πŸ”βˆ’

πŸ“π’™πŸ’

πŸ’+

π’™πŸ“

πŸπŸŽβˆ’

(πŸ“βˆ’π’™)πŸ“

πŸ‘πŸŽ πŸ“

𝟎=

πŸ”πŸπŸ“

πŸ’ satuan volume

Teorema Gauss

Definisi :

Jika V adalah volume yang dibatasi oleh suatu permukaan

tertutup S dan A sebuah fungsi vektor dengan turunan-turunan

yang kontinu, maka :

𝛁.𝐀𝐝𝐕𝐕

= 𝐀. 𝐧𝐝𝐒𝐒

= 𝐀. 𝐝𝐒𝐒

(7.1)

Dari Pers. (7.1), integral permukaan dari sebuah vektor A

yang mengelilingi sebuah permukaan tertutup sama dengan

integral dari divergensi A dalam volume yang diselubungi oleh

permukaan di atas. Jadi, dalam mencari integral permukaan

dapat juga digunakan Teorema Gauss.

Page 10: XIII Integral

12/7/2015

10

Teorema Gauss (lanjutan)

Agar lebih memahami teorema Gauss, lihat contoh soal berikut :

Contoh Soal :

Hitunglah 𝐀.𝐧. 𝐝𝐒𝐒

dengan 𝐀 = 2π‘₯ βˆ’ 𝑧 𝐒 + π‘₯2𝑦𝐣 βˆ’ π‘₯𝑧2𝐀

dan S adalah permukaan kubus yang dibatasi oleh x = 0, x = 1,

y = 0, y = 1, z = 0, z = 1.

Penyelesaian :

Teorema Gauss (lanjutan)

Menurut teorema divergensi Gauss :

𝐀. 𝐧𝐝𝐒𝐒

= 𝛁. 𝐀𝐝𝐕𝐕

Maka,

𝛁. 𝐀𝐝𝐕𝐕

= πœ•

πœ•π‘₯𝐒 +

πœ•

πœ•π‘¦π£ +

πœ•

πœ•π‘§π€

1

0

1

0. 2π‘₯ βˆ’ 𝑧 𝐒 + π‘₯2𝑦𝐣 βˆ’ π‘₯𝑧2𝐀

1

0𝑑π‘₯𝑑𝑦𝑑𝑧

= 2 + π‘₯2 βˆ’ 2π‘₯𝑧1

0

1

0𝑑π‘₯𝑑𝑦𝑑𝑧

1

0

= 2π‘₯ +π‘₯3

3βˆ’ π‘₯2𝑧 1

0

1

0𝑑𝑦𝑑𝑧

1

0=

7

3βˆ’ 𝑧

1

0𝑑𝑦𝑑𝑧

1

0

= 7

3𝑦 βˆ’ 𝑧𝑦 1

0𝑑𝑧

1

0=

7

3βˆ’ 𝑧 𝑑𝑧

1

0

=7

3𝑧 βˆ’

1

2𝑧2 1

0=

𝟏𝟏

πŸ”

Jadi,

𝐀. 𝐧𝐝𝐒𝐒

= 𝛁. 𝐀𝐝𝐕𝐕

=𝟏𝟏

πŸ” satuan

Page 11: XIII Integral

12/7/2015

11

Teorema Stokes

Definisi :

Jika S adalah permukaan berarah dalam ruang dengan batas-

batasnya adalah kurva C yang tertutup, dan misalkan F(x,y,z)

adalah fungsi vektor kontinu yang mempunyai turunan parsial

pertama yang kontinu dalam domain yang memuat S, maka :

𝐅. 𝐝𝐫𝐂

= 𝛁 Γ— 𝐅𝐒

. 𝐧. 𝐝𝐒 (7.2)

Dari Pers. (7.2) dapat disimpulkan, integral garis dari sebuah

vektor yang mengelilingi sebuah kurva tertutup sederhana C

sama dengan integral permukaan dari curl melalui sembarang

permukaan S dengan C sebagai batasnya.

Teorema Stokes (lanjutan)

Agar lebih memahami teorema Stokes, lihat contoh soal berikut :

Contoh Soal :

Hitunglah 𝛁 Γ— 𝐀 .𝐝𝐒𝐒

dengan 𝐀 = 2π‘₯ βˆ’ 𝑦 𝐒 + 𝑦𝑧2𝐣 βˆ’

𝑦2𝑧𝐀 dimana S adalah separuh dari permukaan bola π‘₯2 + 𝑦2 +

𝑧2 = 1 bagian atas dan C batasnya.

Penyelesaian :

Page 12: XIII Integral

12/7/2015

12

Teorema Stokes (lanjutan)

Batas C dari S adalah suatu lingkaran dengan persamaan π‘₯2 + 𝑦2 = 1, 𝑧 = 0

dan persamaan parameternya adalah π‘₯ = cos 𝑑 , 𝑦 = sin 𝑑 , 𝑧 = 0, dimana 0 t

2. Berdasarkan teorema Stokes 𝛁 Γ— 𝐀𝐒

. 𝐧. 𝐝𝐒 = 𝐀. 𝐝𝐫𝐂

.

𝐀. 𝐝𝐫𝐂

= 2π‘₯ βˆ’ 𝑦 𝐒 βˆ’ 𝑦𝑧2𝐣 βˆ’ 𝑦2𝑧𝐀C

. 𝑑 π‘₯𝐒 + 𝑦𝐣 + π‘§π’Š

= 2π‘₯ βˆ’ 𝑦 𝑑π‘₯ βˆ’ 𝑦𝑧2𝑑𝑦 βˆ’ 𝑦2𝑧𝑑𝑧2πœ‹

0

= 2 cos 𝑑 βˆ’ sin 𝑑 βˆ’ sin 𝑑 𝑑𝑑2πœ‹

0

= βˆ’2 sin 𝑑 cos 𝑑 + 𝑠𝑖𝑛2 𝑑 𝑑𝑑2πœ‹

0

= βˆ’ sin 2𝑑 +1

2βˆ’

cos 2𝑑

2𝑑𝑑

2πœ‹

0

=1

2cos 2𝑑 +

1

2𝑑 +

1

4sin 2𝑑 2πœ‹

0= πœ‹

Jadi, 𝛁 Γ— 𝐀𝐒

. 𝐧. 𝐝𝐒 = 𝐀. 𝐝𝐫𝐂

= 𝝅 satuan

Teorema Green

Teorema Stokes berlaku untuk permukaan-permukaan S dalam

ruang yang memiliki kurva C sebagai batasnya, sedangkan

teorema Green berlaku pada daerah tertutup dalam bidang xy

yang dibatasi oleh kurva tertutup C. Istilahnya, teorema Green

dalam bidang adalah hal khusus dari teorema Stokes. Jadi ada

satu cara lagi untuk mencari besar usaha dalam bidang, yaitu

dengan menggunakan teorema Green.

Page 13: XIII Integral

12/7/2015

13

Teorema Green (lanjutan)

Definisi :

Jika R adalah suatu daerah tertutup dalam bidang xy yang

dibatasi oleh sebuah kurva tertutup sederhana C. M dan N

adalah fungsi-fungsi kontinu dari x dan y yang memiliki

turunan-turunan kontinu dalam R, maka :

πŒππ±π‚

+ 𝐍𝐝𝐲 = 𝛛𝐍

π››π±βˆ’

π››πŒ

𝛛𝐲𝐝𝐱𝐝𝐲

𝐑 (7.3)

Teorema Green (lanjutan)

Jika A menyatakan medan gaya yang bekerja pada sebuah

partikel dimana A = Mi + Nj, maka 𝐀.𝐝𝐫𝐂

adalah usaha yang

dilakukan dalam menggerakkan partikel tersebut mengelilingi

suatu lintasan tertutup C β†’ integral garis, yaitu :

𝐀.𝐝𝐫𝐂

= M𝐒 + N𝐣𝐂

. 𝑑π‘₯𝐒 + 𝑑𝑦𝐣 + 𝑑𝑧𝐀

= M𝑑π‘₯ + N𝑑𝑦𝐂

Dengan menggunakan teorema Green, maka usaha yang

dilakukan adalah :

= 𝛛𝐍

π››π’™βˆ’

π››πŒ

π››π’šπ‘‘π‘₯𝑑𝑦

𝐑

Page 14: XIII Integral

12/7/2015

14

Teorema Green (lanjutan)

Agar lebih memahami teorema Green, lihat contoh soal berikut :

Contoh Soal :

Periksa teorema Green pada bidang untuk 2π‘₯𝑦 βˆ’ π‘₯2 𝑑π‘₯ +𝐂

π‘₯ + 𝑦2 𝑑𝑦, dimana C adalah kurva tertutup yang dibatasi oleh

𝑦 = π‘₯2 dan 𝑦2 = π‘₯.

Penyelesaian :

Kurva-kurva bidang tersebut

berpotongan di (0, 0) dan

(1,1), arah positif dalam

menjalani C ditunjukkan

pada gambar di samping.

Teorema Green (lanjutan)

Sepanjang 𝑦 = π‘₯2, integral garisnya adalah :

2π‘₯ π‘₯2 βˆ’ π‘₯2 𝑑π‘₯1

π‘₯=0+ π‘₯ + π‘₯2 2 𝑑 π‘₯2

= 2π‘₯3 + π‘₯2 + 2π‘₯5 𝑑π‘₯1

π‘₯=0=

7

6

Sepanjang 𝑦2 = π‘₯, integral garisnya adalah :

2𝑦2 𝑦 βˆ’ 𝑦2 2 𝑑 𝑦20

𝑦=1+ 𝑦2 + 𝑦2 𝑑y

= 4𝑦4 βˆ’ 2𝑦5 + 2𝑦2 𝑑π‘₯0

𝑦=1= βˆ’

17

15

Maka integral garis yang diinginkan adalah :

=7

6βˆ’

17

15=

𝟏

πŸ‘πŸŽ satuan

Page 15: XIII Integral

12/7/2015

15

Teorema Green (lanjutan)

Dengan teorema Green :

𝛛𝐍

π››π’™βˆ’

π››πŒ

π››π’šπ‘‘π‘₯𝑑𝑦

𝐑=

𝛛 𝒙+π’šπŸ

π››π’™βˆ’

𝛛 πŸπ’™π’šβˆ’π’™πŸ

π››π’šπ‘‘π‘₯𝑑𝑦

𝐑

= 𝟏 βˆ’ πŸπ’™ 𝑑π‘₯𝑑𝑦𝐑

= 𝟏 βˆ’ πŸπ’™ 𝑑π‘₯𝑑𝑦π‘₯

𝑦=π‘₯2

1

π‘₯=0

= 𝑦 βˆ’ 2π‘₯𝑦 π‘₯π‘₯2 𝑑π‘₯

1

π‘₯=0

= π‘₯1

2 βˆ’ 2π‘₯3

2 βˆ’ π‘₯2 + 2π‘₯3 𝑑π‘₯1

π‘₯=0

=𝟏

πŸ‘πŸŽ satuan

(Pemeriksaan selesai dan terbukti sama!)

Latihan

1. Teorema Gauss :

Hitunglah 𝐀. 𝐧. 𝐝𝐒𝐒

dengan𝐀 = 2π‘₯𝑦 βˆ’ 𝑧 𝐒 + 𝑦2𝐣 βˆ’ π‘₯ + 3𝑦 𝐀 pada

daerah yang dibatasi oleh 2x + 2y + z = 6, x = 0, y = 0, z = 0.

2. Teorema Stokes :

Hitunglah 𝛁 Γ— 𝐀 . 𝐧. 𝐝𝐒𝐒

dengan 𝐀 = 3𝑦𝐒 βˆ’ π‘₯𝑧𝐣 + 𝑦𝑧2𝐀, dimana S

adalah permukaan paraboloida 2𝑧 = π‘₯2 + 𝑦2 yang dibatasi oleh z = 2 dan

C sebagai batasnya.

3. Teorema Green :

Hitunglah π‘₯2 βˆ’ π‘₯𝑦3 𝑑π‘₯ + 𝑦3 βˆ’ 2π‘₯𝑦 𝑑𝑦𝐂

dengan C adalah suatu

bujursangkar dengan titik sudut (0,0), (0,2), (2,2), (2,0).

Page 16: XIII Integral

12/7/2015

16

Thanks for your kind attention!