13. JURNAL Kepatuhan KB Suntik
Transcript of 13. JURNAL Kepatuhan KB Suntik
Halaman | 72
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 72-78
Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor
Melakukan KB Suntik
Ida Rafidah dan Arief Wibowo Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR
Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115
Alamat korespondensi :
Arief Wibowo
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
One of the factors which influence family planning injection acceptor
obidience is husband support. Less support to use contraceptor makes the
obedience degree of doing family planning injection low. Basically husbands
support are needed to support wives to increasing the obedience doing family
planning injection so they will not drop out. The successfulness of family planning
program wished for decreasing the rate of population which predicted achieve
450 million in 2045. This means one of 20 person in the word is Indonesian.
Research design that used was cross sectional. The population was all of
old family planning injection acceptor which come an April 2012. Sampling
technique which used was simple random sampling for 63 respondents based on
inclusion criteria. Independent variable was husband support. Dependent
variabel was the obedience acceptor doing family planning injection.
Founded data re tested using logistic regression analysis and the result
was ρ = 0,011 as significant result which mean husband support influence family
planning injection acceptor obedience in BPS Siti Aisyah Amd.Keb Kendangsari
Surabaya.
The conclusion of this research is husband support influence toward the
obedience of family planning injection acceptor in BPS Siti Aisyah Amd.Keb
Kendangsari Surabaya.
Keywords : husband support, acceptor obedience
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah
satu negara berkembang dengan
berbagai jenis masalah yang dihadapi
di Indonesia salah satunya adalah
dibidang kependudukan yaitu masih
tingginya pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan sensus tahun 2010
diketahui bahwa pertumbuhan
penduduk melebihi proyeksi nasional
yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan
laju pertumbuhan penduduk (LPP)
1,49 per tahun. Jika laju
pertumbuhan penduduk 1,49 % per
tahun maka setiap tahunnya akan
terjadi pertumbuhan penduduk
sekitar 3,5 juta. Jika di tahun 2010
jumlah penduduk 237,6 juta jiwa
Halaman | 73
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 72-78
maka di tahun 2011 bertambah 3,5
juta yakni sekitar 241,1 juta jiwa.
Jika laju pertumbuhan tidak ditekan
maka jumlah penduduk di Indonesia
pada tahun 2045 menjadi sekitar 450
juta jiwa. Ini berarti 1 dari 20
penduduk dunia adalah orang
Indonesia (BKKBN,2011).
Data yang diperoleh dari Bidan
Praktek Swasta (BPS) Siti Aisyah
Amd.Keb Kendangsari Surabaya
tahun 2010 menunjukkan hasil
pencapaian peserta Keluarga
Berencana (KB) menurut jenis
kontrasepsi yang paling banyak
digunakan pada tahun 2009 dan
tahun 2010 adalah jenis kontrasepsi
suntik. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan di
Bidan Praktek Swasta (BPS) Siti
Aisyah Amd.Keb Kendangsari
Surabaya pada bulan Maret 2012
dengan metode wawancara dari 10
orang akseptor lama Keluarga
Berencana (KB) suntik, didapatkan
hasil 4 orang (40%) terlambat dalam
melakukan suntik ulang.
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik antara lain pendidikan,
pekerjaan, tingkat pengetahuan,
sikap, jumlah anak, fasilitas
kesehatan, fasilitas umum, dukungan
tenaga kesehatan dan dukungan
suami. Peran suami dalam Keluarga
Berencana (KB) antara lain sebagai
peserta Keluarga Berencana (KB)
dan mendukung pasangan
menggunakan alat kontrasepsi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan di Bidan Praktek
Swasta (BPS) Siti Aisyah Amd.Keb
Kendangsari Surabaya pada bulan
Maret 2012 dengan metode
wawancara dari 10 orang akseptor
lama Keluarga Berencana (KB)
suntik, didapatkan hasil 6 orang
(60%) tidak mendapat dukungan
suami untuk melakukan kunjungan
ulang Keluarga Berencana (KB)
suntik.
Maka dipandang penting
diadakan suatu penelitian tentang
pengaruh dukungan suami terhadap
kepatuhan akseptor melakukan
Keluarga Berencana (KB) suntik di
Bidan Praktek Swasta (BPS) Siti
Aisyah Amd.Keb Kendangsari
Surabaya tahun 2012.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang
digunakan adalah analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik
sampling menggunakan simple
random sampling. Jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 63
responden, data yang dikumpulkan
menggunakan kuesioner. Penelitian
ini dilakukan di BPS Siti Aisyah
Amd.Keb Kendangsari Surabaya.
Analisis data menggunakan analisis
regresi logistik. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah dukungan
suami sedangkan variable terikat
dalam penelitian ini adalah
kepatuhan akseptor melakukan
Keluarga Berencana (KB) suntik.
HASIL
Dukungan suami tentang
kepatuhan akseptor melakukan
Keluarga Berencana (KB) suntik
diklasifikasikan menjadi dua yaitu
mendukung dan tidak mendukung.
Ditunjukkan pada tabel 1.
Halaman | 74
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 72-78
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Dukungan Suami
Dukungan Suami n %
Mendukung 39 61,9
Tidak Mendukung 24 38,1
Total 63 100,0
Tabel 1 menunjukkan sebagian
besar suami responden mendukung
yaitu sebanyak 39 orang (61,9%) dan
hanya 24 orang (38,1%) yang tidak
mendukung.
Kepatuhan akseptor melakukan
Keluarga Berencana (KB) suntik
diklasifikasikan menjadi dua yaitu
sesuai jadwal dan tidak sesuai
jadwal. Ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kepatuhan
Kepatuhan n %
Sesuai Jadwal 39 61,9
Tidak Sesuai Jadwal 24 38,1
Total 63 100,0
Tabel 2 menunjukkan sebagian
besar responden melakukan Keluarga
Berencana (KB) suntik sesuai jadwal
yaitu sebanyak 39 orang (61,9%)
dan hanya 24 orang (38,1%) yang
tidak sesuai jadwal.
Analisis data pengaruh
dukungan suami terhadap kepatuhan
akseptor melakukan Keluarga
Berencana (KB) suntik ditunjukkan
pada tabel berikut.
Tabel 3 Dukungan Suami Terhadap Kepatuhan Akseptor Keluarga Berencana
(KB) Suntik
Kepatuhan
Dukungan suami Total
Tidak mendukung Mendukung
n % n % n %
Tidak Sesuai Jadwal 14 58,3 10 41,7 24 100,0
Sesuai Jadwal 10 25,6 29 74,4 39 100,0
Jumlah 24 38,1 39 61,9 63 100,0
Uji Regresi Logistik Nilai Sig = 0,011
Berdasarkan Tabel 3 di atas
dapat diketahui bahwa dari 24
responden yang tidak sesuai jadwal
didapatkan sebagian besar suaminya
tidak mendukung kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik yang sebanyak 14
responden (58,3%), sedangkan dari
39 responden yang sesuai jadwal
didapatkan paling banyak suaminya
mendukung kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik yaitu sebanyak 29
responden (74,4%). Berdasarkan
tabulasi silang di atas dapat diketahui
bahwa suami yang mendukung
kepatuhan sesuai jadwal cenderung
mempengaruhi kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik sesuai jadwal.
Dilakukan perhitungan
menggunakan analisis regresi
logistic didapatkan nilai signifikasi
ρ= 0,011 dengan α = 0,05 sehingga
Halaman | 75
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 72-78
dukungan suami berpengaruh
terhadap kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik di Bidan Praktek Swasta
(BPS) Siti Aisyah Amd.Keb
Kendangsari Surabaya.
PEMBAHASAN
Dukungan dapat diartikan
sebagai satu diantara fungsi pertalian
atau ikatan sosial segi fungsionalnya
mencakup dukungan emosional,
mendorong adanya ungkapan
perasaan, memberi nasihat atau
informasi, pemberian bantuan
material. Sebagai fakta sosial yang
sebenarnya sebagai kognisi
individual atau dukungan yang
dirasakan melawan dukungan yang
diterima. Dukungan sosial terdiri atas
informasi atau nasihat verbal dan
atau non verbal, bantuan nyata atau
tindakan yang diberikan oleh
keakraban sosial atau didapat karena
kehadiran mereka dan mempunyai
manfaat emosional atau efek perilaku
bagi pihak penerima (Ninuk, 2007).
Sebagian besar suami menyarankan
ibu untuk melakukan kunjungan
ulang Keluarga Berencana (KB)
suntik sesuai jadwal. Namun pada
dukungan penghargaan, sebagian
besar suami tidak memberikan
semangat untuk ibu agar melakukan
kunjungan ulang Keluarga
Berencana (KB) suntik sesuai
jadwal. Pada dukungan instrumental
lebih banyak suami mengantarkan
ibu melakukan kunjungan ulang
Keluarga Berencana (KB) suntik
hanya menunggu diluar klinik dan
hanya sebagian kecil suami
mendampingi ibu sampai kedalam
ruang praktek bidan. Pada dukungan
emosional sebagian besar suami
menanyakan bagaimana kondisi
kesehatan ibu setelah melakukan
kunjungan ulang Keluarga
Berencana (KB) suntik. Namun
sebagian besar suami dalam
dukungan emosional tidak
mendukung seperti suami tidak
pernah mendengarkan keluhan-
keluhan yang ibu sampaikan selama
menggunakan Keluarga Berencana
(KB) suntik. Hal tersebut dapat
menyebabkan ibu merasa kurang
diperhatikan secara emosional oleh
suami sehingga dapat menggurangi
semangat ibu untuk melakukan
kunjungan ulang Keluarga
Berencana (KB) suntik sesuai
jadwal. Dukungan suami pada
masing-masing akseptor Keluarga
Berencana (KB) suntik sangat
berbeda jika dilihat berdasarkan data
karakteristik responden. Berdasarkan
tabulasi silang antara usia ibu dengan
dukungan suami ternyata usia tidak
mempengaruhi dukungan suami
sedangan berdasarkan pekerjaan ibu
rumah tangga paling banyak medapat
dukungan suami. Berdasarkan data
penghasilan, didapatkan paling
banyak penghasilan ibu Rp.
1.000.000-Rp.1.500.000 tidak
mendapat dukungan dari suami.
Berdasarkan data pendidikan paling
banyak suami mendukung istrinya
yang berpendidikan SMU.
Responden yang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi lebih mudah
memahami informasi tentang
Keluarga Berencana (KB) suntik
sehingga informasi yang telah
diperoleh diberitahukan kepada
suaminya untuk mendukung dalam
penggunaan alat kontrasepsi suntik.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Koenjoroningrat (1991) yang dikutip
oleh Nursalam (2001) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi
Halaman | 76
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 72-78
tingkat pendidikan seseorang
semakin mudah dalam menerima
informasi sehingga semakin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki.
Berdasarkan data jumlah anak
didapatkan ibu yang mempunyai 1
anak paling banyak mendapatkan
dukungan dari suaminya.
Lawrence green (1980)
mengemukakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan
adalah dukungan sosial dari
masyarakat sekitarnya, terutama
dukungan sosial dari keluarga
terdekat terutama suami. Hal ini di
dukung oleh pendapat Notoatmodjo
(2003) bahwa keluarga (suami) dan
teman merupakan salah satu unsur
pendukung dalam perilaku
kepatuhan. Secara umum orang
merasa bahwa menerima
penghiburan, perhatian dan
pertolongan yang mereka butuhkan
dari seseorang biasanya cenderung
lebih mudah mengikuti atau
mematuhi nasehat daripada
pengguna Keluarga Berencana (KB)
suntik yang kurang mendapat
dukungan suami.
Kepatuhan adalah suatu
kondisi yang tercipta dan berbentuk
melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-
nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. Sikap
atau perbuatan yang dilakukan bukan
lagi atau sama sekali tidak dirasakan
sebagai beban, bahkan sebaliknya
akan membebani dirinya bila mana ia
tidak dapat berbuat sebagaimana
lazimnya (Prijodarminto,2003).
Kepatuhan akseptor melakukan
Keluarga Berencana (KB) suntik
sangat diperlukan untuk mencegah
kehamilan serta menyukseskan
program keluarga berencana nasional
untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk indonesia.
Kepatuhan akseptor melakukan
Keluarga Berencana (KB) suntik
diklasifikasikan menjadi dua yaitu
sesuai jadwal dan tidak sesuai
jadwal. Berdasarkan usia didapatkan
paling banyak ibu yang berusia 26-
30 tahun lebih banyak melakukan
kunjungan ulang Keluarga
Berencana (KB) suntik sesuai
jadwal. Usia individu terhitung mulai
saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja (Azwar, 2009). Semakin
cukup umur akseptor Keluarga
Berencana (KB) suntik akan semakin
matang dalam berpikir bahwa
kunjungan ulang Keluarga
Berencana (KB) suntik sesuai jadwal
sangat penting untuk dilakukan.
Berdasarkan pekerjaan ternyata tidak
mempengaruhi kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik sedangkan berdasarkan
data penghasilan didapatkan paling
banyak penghasilan ibu Rp.
1.000.000-Rp.1.500.000 lebih
banyak melakukan kunjungan ulang
Keluarga Berencana (KB) suntik
sesuai jadwal. Semakin tinggi
penghasilan semakin tinggi pula
status ekonomi. Status sosial
ekonomi berpengaruh terhadap
tingkah laku seseorang
(Latipun,2006). Pengguna Keluarga
Berencana (KB) suntik yang berasal
dari keluarga yang status sosial
ekonominya baik lebih memiliki
sikap positif memandang diri dan
masa depannya dibandingkan dengan
mereka yang berasal dari keluarga
Halaman | 77
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 72-78
dengan status sosial ekonomi rendah.
Berdasarkan data pendidikan di
dapatkan bahwa pendidikan terakhir
tamat SLTP lebih banyak melakukan
kunjungan ulang Keluarga
Berencana (KB) suntik tidak sesuai
jadwal. Responden yang memiliki
tingkat pendidikan yang rendah tidak
mudah memahami informasi tentang
(KB) suntik sehingga masih banyak
yang melakukan kunjungan ulang
Keluarga Berencana (KB) suntik
tidak sesuai jadwal. Hal ini sesuai
dengan pendapat Koenjoroningrat
(1991) yang dikutip oleh Nursalam
(2001) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang semakin mudah dalam
menerima informasi sehingga
semakin banyak pula pengetahuan
yang dimiliki begitupun sebaliknya
semakin rendah tingkat pendidikan
seseorang semakin tidak mudah
dalam menerima informasi .
Berdasarkan data jumlah anak
didapatkan ibu yang mempunyai 1
anak lebih banyak melakukan
kunjungan ulang Keluarga
Berencana (KB) suntik sesuai
jadwal.
Kepatuhan akseptor Keluarga
Berencana (KB) suntik dipengaruhi
beberapa hal yaitu 1)Pendidikan, 2)
Pekerjaan, 3) Tingkat Pengetahuan,
4) Sikap, 5) Jumlah Anak dan 6)
Dukungan Suami. Berdasarkan teori
faktor dukungan suami merupakan
dorongan terhadap ibu secara moral
maupun material, dimana dukungan
suami mempengaruhi ibu untuk
menjadi akseptor Keluarga
Berencana (KB) suntik. Berdasarkan
hasil penelitian dukungan suami
mempunyai andil yang besar bagi
seorang istri untuk melakukan
kunjungan ulang sesuai jadwal.
Dukungan suami sangatlah
penting dalam memberikan semangat
istrinya untuk melakukan kunjungan
ulang Keluarga Berencana (KB)
suntik sesuai jadwal. Hal tersebut
terbukti pada hasil penelitian yang
membuktikan hipotesis bahwa
terdapat pengaruh dukungan suami
terhadap kepatuhan akseptor
Keluarga Berencana (KB) suntik,
namun yang perlu diperhatikan
adalah dukungan suami tersebut
tidak dapat diberikan secara
setengah-setengah seperti hanya
memberikan dukungan instrumental
saja, informatif saja, emosional saja
atau penghargaan saja sebaiknya
dukungan suami diberikan secara
sepenuhnya mencakup semua aspek
didalamnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Sebagian besar suami mendukung
terhadap kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik yaitu sebanyak 39
orang (61,9%)
2. Sebagian besar responden patuh
dalam melakukan kunjungan
ulang Keluarga Berencana (KB)
suntik sesuai jadwal yaitu
sebanyak 39 responden (61,9%).
3. Dukungan suami berpengaruh
terhadap kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik di Bidan Praktek
Swasta (BPS) Siti Aisyah
Amd.Keb Kendangsari Surabaya.
Saran
Bagi masyarakat khususnya ibu
yang menggunakan alat kontrasepsi
Keluarga Berencana (KB) suntik
agar meningkatkan kepatuhan
akseptor dengan melakukan
Halaman | 78
Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 72-78
kunjungan ulang Keluarga
Berencana (KB) suntik sesuai
jadwal. Dukungan suami dalam
bentuk dukungan emosional,
dukungan penghargaan, dukungan
instrumental dan dukungan
informatif seperti menemani ibu
melakukan kunjungan ulang
Keluarga Berencana (KB) suntik
sangat diperlukan agar ibu dapat
melakukan kunjungan ulang
Keluarga Berencana (KB) suntik
sesuai jadwal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2010. ”Prosedur
Penelitian”. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, S. 2009. “Sikap Manusia
Teori Dan
Pengukuranya”. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional.2011.
“Perkembangan Pencapaian
Peserta KB baru Menurut Alat
Kontrasepsi”. Di akses pada
tanggal 20 November 2011 jam
09.00 WIB melalui
http://bkkbn.go.id
Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. 2010.
“Riset Kesehatan Dasar”. Jakarta.
Di akses pada tanggal 20
November 2011 jam 10.00 WIB
melalui
http://www.riskesdas.litbang.depk
es.go.id
Glasier, A. 2005. “Keluarga
Berencana dan Kesehatan
Reproduksi”. Jakarta: EGC.
Hartanto, H. 2006. “Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi”.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Hidayat A.Aziz.2007. “Metode
Penelitian Kebidanan Teknik
Analisi Data”. Jakarta: Salemba
Medika.
Kuntoro, H. 2010. “Metode Sampling
dan Penentuan Besar Sampel”.
Surabaya: Pustaka Melati
Kurniawati, Ninuk dian,
2007.”Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Terinfeksi HIVAIDS”.
Jakarta. SalembaMedika
Latipun. 2006. “Psikologi
Konseling”. Malang: UMM Press
Notoadmodjo, S. 2003. “Ilmu
Perilaku Kesehatan”. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. 2003. “Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan”. Jakarta:
Rineka Cipta
Nursalam & Pariani. (2001).
“Pendekatan Praktis Metodologi
Riset Keperawatan”. Surabaya:
FK UNAIR
Nursalam. 2008. “Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen
Penelitian Keperawatan”.
Jakarta: Salemba Medika.
Prijodarminto, S. 2003. “Disiplin
Kiat Menuju Sukses”. Jakarta :
PT. Pradnya Paramita
Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.
Bandung: Alfabeta”
Saifuddin, AB. 2006. “Buku
Pedoman Praktis Pelayanan
Kontrasepsi”. Jakarta:
YBP–SP.