13. BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2010-1-00107-IF BAB 3.pdfANALISIS DAN...
Transcript of 13. BAB 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2010-1-00107-IF BAB 3.pdfANALISIS DAN...
44
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Latar Belakang Studi Kasus
Kendaraan umum yang beroperasi di Jakarta sangat banyak dan beraneka
ragam, baik rute/trayeknya maupun tarif yang dibayar. Kendaraan umum yang
ada antara lain : bus, busway, mikrolet, taksi, ojeg, bajaj, becak, dan lain-lain.
Diantara kendaraan umum tersebut yang mempunyai rute tetap adalah bus,
busway dan mikrolet. Kendaraan umum yang mempunyai rute yang tetap ini
kerap kali disebut juga dengan kendaraan umum yang bertrayek.
Untuk bepergian dari suatu lokasi menuju tempat yang lain, pengguna
kendaraan umum biasanya dihadapkan dengan 2 pilihan : naik kendaraan umum
yang memiliki trayek dengan tarif yang murah atau naik kendaraan umum yang
tidak bertrayek dengan harga yang relatif lebih mahal.
Apabila pilihannya adalah kendaraan umum yang tidak bertrayek,
misalnya taksi, maka penumpang tidak perlu mengalami kesulitan untuk mencari
rute yang tepat, dan kemungkinan sampai di tujuan yang salah pun lebih kecil.
Akan tetapi, biaya yang dibutuhkan pun lebih mahal.
Untuk menghemat ongkos, cenderung yang dipilih adalah kendaraan
umum dengan tarif yang lebih murah yaitu kendaraan dengan trayek tertentu.
Untuk itu yang perlu dilakukan pertama adalah menentukan jenis dan kendaraan
umum mana yang tepat untuk mencapai lokasi yang dituju. Hal ini sulit
dilakukan mengingat banyaknya jenis kendaraan umum dengan trayeknya
masing-masing. Terlebih lagi untuk mendapatkan informasi mengenai rute-rute
45
yang dilalui kendaraan umum bertrayek sangat sulit. Hal ini disebabkan karena
sistem informasi yang ada kurang dapat diterima secara luas oleh pengguna
angkutan umum.
Sebagai contoh, untuk mencapai suatu lokasi X, seseorang perlu untuk
naik beberapa jenis kendaraan umum, karena lokasi asal dan tujuan belum tentu
dilalui oleh satu jenis kendaraan umum. Masalah yang sering dihadapi adalah
pengguna kendaraan umum salah menaiki kendaraan umum atau kendaraan
umum bertrayek yang ditumpanginya mempunyai trayek yang tidak efisien yang
pada akhirnya akan menambah biaya yang dibutuhkan.
Pada saat ini, informasi mengenai rute kendaraan umum biasanya
diperoleh secara lisan, baik dari teman, saudara, supir, atau kondektur kendaraan
umum. Walaupun saat ini sudah terdapat informasi mengenai kendaraan umum
melalui suatu buku panduan, hal tersebut masih kurang efektif karena pengguna
harus mencari trayek satu per satu di buku panduan tanpa bisa mendapatkan jalur
yang paling efisien.
Untuk mencapai ke suatu lokasi tujuan, bisa terdapat lebih dari satu rute
yang dapat dilalui. Hal yang paling sulit adalah untuk menentukan jalur mana
yang paling efisien untuk mencapai tujuannya, berdasarkan tingkat kemacetan
yang biasanya terjadi pada ruas jalan tertentu, tingkat padatnya kendaraan, waktu
yang diperlukan untuk sampai ke tujuan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
selain informasi rute kendaraan umum, diperlukan juga statistik hasil survey
terhadap jalan-jalan tersebut.
46
3.2 Analisis Kondisi Berjalan
Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi yang sedang berjalan,
maka dilakukan survey, penyebaran kuesioner, dan penyebaran kuisioner.
3.2.1 Survei dan Kuesioner
Survei dilakukan ke Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta, sedangkan
kuesioner dilakukan kepada pengguna kendaraan umum.
3.2.1.1 Survei
Survei dilakukan ke Dinas Perhubungan Propinsi DKI Jakarta sub bagian
Program pada tanggal 21 Oktober 2009. Survei ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi trayek kendaraan umum yang ada di DKI Jakarta.
Tabel 3.1 Trayek PT. Mayasari Bakti (Bus Besar)
NO NO TRAYEK T R A Y E K 1 42 PULOGADUNG - KP. RAMBUTAN 2 44 PULOGADUNG - KP. RAMBUTAN 3 50 PULOGADUNG - TJ. PRIOK Via PEMUDA
4 51 PULOGADUNG - TJ. PRIOK Via PERINTIS K.
5 56 KP. MELAYU - BEKASI 6 57 PULOGADUNG - BLOK M 7 107 BLOK M - KP. MELAYU 8 300 RAWAMANGUN - BLOK M 9 507 PULOGADUNG - TANAH ABANG
10 905 BEKASI - KOTA Via PEMUDA 11 906 PULOGADUNG - PS. BARU 12 925 BLOK M - KALIDERES 13 927 PULOGADUNG - TANAH ABANG 14 928 KLENDER - PASAR BARU 15 929 KP. RAMBUTAN - PASAR BARU 16 PAC 02 KP. RAMBUTAN - KALIDERES 17 PAC 03 PULOGADUNG - KALIDERES
47
10 PAC 04 KP. RAMBUTAN - KOTA MANGGA DUA 11 PAC 05 BLOK M - BEKASI Via TOLL 12 PAC 06 PULOGADUNG - BLOK M 13 PAC 07 KP. RAMBUTAN - TJ. PRIOK 14 PAC 24 SENEN - BEKASI 15 PAC 25 TJ. PRIOK - BEKASI 16 PAC 26 GROGOL - BEKASI 17 PAC 27 KOTA - BEKASI 18 PAC 28 BLOK M - BEKASI 19 PAC 29 KALIDERES - BEKASI 20 PAC 33 KOTA - TANGERANG 21 PAC 34 BLOK M - TANGERANG 22 PAC 35 SENEN - CILEDUG 23 PAC 42 PULOGADUNG - KALIDERES 24 PAC 43 GROGOL - CIBINONG 25 PAC 49 TJ. PRIOK - BLOK M 26 PAC 50 KP. MELAYU - KALIDERES 27 PAC 51 PULOGADUNG - KALIDERES 28 PAC 52 TN. ABANG - BEKASI 29 PAC 61 PULOGADUNG - CILEDUG 30 PAC 62 SENEN - TANGERANG 31 PAC 63 PASAR BARU - BEKASI 32 PAC 69 BLOK M - KALIDERES 33 PAC 70 KP. RAMBUTAN - TANAH ABANG 34 PAC 71 SENEN - DEPOK 35 PAC 73 KP. RAMBUTAN - CILEDUG 36 PAC 74 KP. RAMBUTAN - CIMONE 37 PAC 81 KALIDERES - DEPOK 38 PAC 82 TJ. PRIOK - DEPOK 39 PAC 84 PULOGADUNG - DEPOK 40 PAC 115 PULOGADUNG - CIMONE 41 PAC 116 S E N E N - BSD SERPONG 42 PAC 121 BLOK M - CIKARANG 43 PAC 122 SENEN - CIKARANG 44 PAC 123 GROGOL - CIKARANG 45 PAC 125 KALIDERES - CIKARANG 46 PAC 126 TG. PRIOK - CIKARANG 47 PAC 128 KOTA - CIKARANG 48 PAC 129 LBK. BULUS - CIKARANG 49 PAC 131 PS. BARU - CIKARANG 50 PAC 132 LBK. BULUS - BEKASI 51 PAC 133 TN.ABANG - CIMONE 52 PAC 134 SENEN - DEPOK 53 PAC 135 TG. PRIOK - CIPUTAT 54 PAC 137 BLOK M - CIBINONG
55 PAC 137A BLOK M - CILEUNGSI
56 P 4 BLOK M - PULOGADUNG 57 P 5 PULOGADUNG - KOTA 58 P 6 KP. RAMBUTAN - GROGOL 59 P 6 A KP. RAMBUTAN - KALIDERES 60 P 6 B KP. RAMBUTAN - MUARA ANGKE
48
61 P 7 PULOGADUNG - GROGOL 62 P 7 A PULOGADUNG - KALIDERES 63 P 8 KP. RAMBUTAN - TJ. PRIOK Via TOLL 64 P 8 A KP. RAMBUTAN - TJ. PRIOK / KRAMAT JATI 65 P 9 PONDOK GEDE - PASAR BARU 66 P 9 A BEKASI - SENEN Via TOLL 67 P 9 B KP. RAMBUTAN - BEKASI Via CIKARANG 68 P 10 BEKASI - SENEN 69 P 13 PULOGADUNG - BLOK M
70 P 13 A PERUM KLENDER - BLOK M
71 P 14 TJ. PRIOK - TANAH ABANG 72 P 15 KP. RAMBUTAN - BLOK M 73 P 15 A KP. RAMBUTAN - CIPUTAT 74 P 16 KP. RAMBUTAN - TANAH ABANG 75 P 17 KP. RAMBUTAN - KOTA 76 P 17 A KP. RAMBUTAN - KOTA Via MANGGA DUA 77 P 18 BLOK M - KALIDERES 78 P 18 A PONDOK LABU - GROGOL 79 P 18 B PS. BARU - CIPUTAT 80 P 19 B KP. RAMBUTAN - CILEDUG 81 P 27 BLOK M - BEKASI Via TOLL 82 P 39 GROGOL - BEKASI Via TOLL 83 P 40 TJ. PRIOK - BEKASI Via TOLL 84 P 49 KALIDERES - BEKASI Via TOLL 85 P 50 TANAH ABANG - BEKASI Via TOLL 86 P 51 KOTA - BEKASI Via TOLL
87 P 55 KP. MELAYU - GROGOL Via CASABLANCA
88 P 56 PASAR BARU - CILEDUG 89 P 58 JAKARTA KOTA - BEKASI 90 P 59 LEBAK BULUS - BEKASI Via SIMATUPANG 91 P 75 PULOGADUNG - MUARA ANGKE 92 P 80 TJ. PRIOK - DEPOK 93 P 83 PULOGADUNG - KOTA 94 P 98 KP. RAMBUTAN - PULOGADUNG 95 P 121 PINANG RANTI - DAAN MOGOT BARU
Tabel 3.1 di atas menunjukkan contoh data trayek kendaraan umum dari
Dinas Perhubungan pada tahun 2009. Data lebih lengkap dapat dilihat pada
halaman Lampiran.
49
3.2.1.2 Kuesioner
Selanjutnya juga dilakukan penyebaran kuisioner kepada pengguna
kendaraan umum. Penyebaran kuisioner dilakukan menggunakan 2 media, yaitu
melalui media cetak dan melalui media digital (internet) yang disebar di BINUS
University, dan sebagian dilakukan langsung di dalam kendaraan umum.
Kuisioner dilakukan pada tanggal 1-5 November 2009 dengan total responden
berjumlah 230 orang, dengan pembagian 17% berasal dari kalangan karyawan,
74% mahasiswa, 3% wiraswasta, dan 6% lainnya. Dari seluruh responden, 22%
berusia dibawah 20 tahun, 75% berusia 20-30 tahun, 2% berusia 30-40 tahun,
dan sisanya berusia 40 tahun keatas. Responden terdiri dari 45% wanita dan 55%
laki-laki.
Dari hasil penyebaran kuisioner, dapat diambil beberapa analisis dari tiap
pertanyaan :
1. Domisili Anda?
36%
12%2%4%17%
29% Jakarta Barat
Jakarta Timur
Jakarta Pusat
Jakarta Utara
Jakarta Selatan
Luar Jakarta
Gambar 3.1 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-1
50
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa cukup banyak (29%) responden yang
berasal dari luar Jakarta, sehingga informasi tentang rute kendaraan umum
dibutuhkan tidak terpaku hanya pada pengguna kendaraan wilayah DKI Jakarta
saja, tetapi juga dibutuhkan oleh pengguna kendaraan umum dari luar Jakarta.
Oleh karena itu aplikasi ini ditujukan bukan terbatas bagi pengguna kendaraan
umum DKI Jakarta saja, tapi bisa untuk pengguna kendaraan umum mana saja
yang datang ke Jakarta, dan butuh informasi tentang rute kendaraan umum.
2. Kendaraan umum apa yang paling sering anda gunakan di bawah ini?
21%
20%
43%
16%
Bus besar
Bus sedang
Mikrolet
Lainnya
Gambar 3.2 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-2
Hasil prosentase jawaban dari kuesioner, kendaraan umum bertrayek (mikrolet,
bus besar, bus sedang) merupakan kendaraan umum yang paling sering
digunakan, seperti yang terlihat pada grafik. Oleh karena itulah, aplikasi ini
51
ditujukan untuk menyediakan informasi rute bus, termasuk busway, dan
mikrolet, yang merupakan kendaraan umum yang paling banyak digunakan.
3. Darimanakah Anda mendapatkan informasi mengenai rute kendaraan
umum?
2%
58%15%
7%
14%
4%
Halte
Teman dan saudara
Kondektur
Media Informasi
Mencoba‐coba
Lainnya
Gambar 3.3 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-3
Hasil pembobotan jawaban kuesioner (570/230=2.48), informasi rute kendaraan
umumnya diperoleh dari teman dan saudara, sedikit yang mengarah ke
kondektur. Padahal teman, saudara, dan kondektur tidak mengetahui seluruh
trayek kendaraan umum di Jakarta. Dan juga terlihat ada sekitar 14% berusaha
mencoba-coba rute kendaraan umum tanpa informasi yang jelas. Grafik ini
memperlihatkan bahwa tidak adanya sumber informasi yang dapat selalu
diandalkan.
52
4. Apakah Anda merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi rute
kendaraan umum untuk berpergian ke tempat yang anda belum pernah
kunjungi sebelumnya?
Gambar 3.4 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-4
Dari hasil pertanyaan di atas (621/230=2.7), Jawaban mengarah kepada
kesulitan. Dari grafik dan hasil pembobotan jawaban, dapat diketahui bahwa,
sebagian besar responden (49%) mengalami kesulitan dan sangat kesulitan (6%)
untuk mendapatkan informasi rute kendaraan umum. Pertanyaan ini
menggambarkan bahwa masalah yang diamati sesuai dengan masalah yang
dialami juga oleh sebagian besar pengguna kendaraan umum.
8%
37%49%
6%
Sangat Mudah
Mudah
Kesulitan
Sangat kesulitan
53
5. Apakah Anda pernah salah naik kendaraan umum?
Gambar 3.5 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-5
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa banyaknya responden yang pernah salah
naik kendaraan umum sebesar 77%. Ini berarti hanya sebagian kecil responden
(23%) yang tidak pernah mengalami masalah dengan kendaraan umum. Analisis
ini mendukung analisis pada pertanyaan sebelumnya yang menyatakan sebagian
besar pengguna kendaraan umum mengalami kesulitan mendapatkan informasi
rute kendaraan umum.
77%
23%
Pernah
Tidak Pernah
54
6. Apakah Anda yakin kalau rute yang anda gunakan saat ini adalah rute
yang tercepat?
Gambar 3.6 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-6
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa hampir dari separuh responden merasa
tidak yakin bahwa rute yang digunakan merupakan rute tercepat. Artinya
sebagian besar dari responden membutuhkan informasi lebih akurat yang dapat
menjamin bahwa pengguna kendaraan umum akan mendapatkan rute yang
tercepat, dan penggunaan Algoritma Dijkstra akan sangat membantu pengguna
kendaraan umum.
52%
48%Ya
Tidak
55
7. Apakah Anda mengetahui rute alternatif dari rute yang anda gunakan
saat ini?
Gambar 3.7 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-7
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa hampir dari separuh responden tidak
mengetahui, bahwa mungkin ada rute alternatif yang lebih cepat dan lebih
pendek daripada rute sekarang yang digunakan, yang mungkin juga dapat
digunakan untuk menghindari kemacetan yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya. Algoritma Dijkstra akan mencari jalur-jalur alternatif, dan akan
memilih rute yang paling efisien diantaranya.
53%
47%Ya
Tidak
56
8. Apakah Anda memiliki dan menggunakan koneksi Internet? (PC,
Notebook, Handphone)
Gambar 3.8 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-8
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa hampir semua responden memiliki dan
menggunakan koneksi internet baik di PC, Notebook, atau Handphone. Hal ini
sangat mendukung bagaimana cara pengguna kendaraan umum bisa mengakses
aplikasi informasi rute kendaraan umum ini, yang basisnya adalah WEB. Dan
dengan semakin pesatnnya penggunaan internet di Indonesia, terutama di kota-
kota besar seperti Jakarta, maka semakin banyak juga hotspot-hotspot yang
memungkinkan pengguna kendaran umum dapat mengakses informasi rute
kendaraan secara mobile.
94%
6%
Ya
Tidak
57
9. Bagaimana menurut Anda jika Anda dapat memperoleh informasi
mengenai rute kendaraan umum via web (koneksi internet)?
Gambar 3.9 Diagram Jawaban dari Pertanyaan Ke-9
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa hampir semua responden berpikir aplikasi
mengenai informasi kendaraan umum akan membantu dan mereka berpikir
mungkin akan menggunakannya. Hal ini melengkapi analisis-analisis
sebelumnya mengenai kebutuhan pengguna kendaraan umum akan aplikasi
informasi kendaraan umum.
3.2.2 Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan langsung di jalan-jalan dan halte-halte untuk
mengamati seberapa sulit mendapatkan informasi rute kendaraan umum. Studi
lapangan dilakukan pada beberapa wilayah yang mencakup wilayah sekitar
BINUS University, halte bus wilayah pasar baru dan Grogol. Studi lapangan ini
92%
8%
Membantu danmungkin digunakan
Kurang membantudan tidak beruna
58
dilakukan pada tanggal 3-7 November 2009. Hasil pengamatan lapangan antara
lain sebagai berikut :
1. Kurangnya informasi rute kendaraan umum di jalan-jalan dan halte-halte.
Jarang sekali ditemukan informasi mengenai rute kendaraan umum di jalan.
Dan, tidak semua halte menyediakan informasi rute kendaraan umum yang
melalui halte tersebut. Meskipun ada, informasi yang tersedia juga sangat
minim, hanya menginformasikan tempat asal dan tujuannya saja, tidak
memberikan informasi jalan-jalan yang dilewatinya.
2. Tidak tersedianya informasi mengenai rute sambungan.
Misalnya untuk sampai ke tempat tertentu, maka dari halte tertentu terkadang
perlu disambung ke kendaraan lain dengan nomor tertentu. Dan, tidak semua
kondektur bus mengetahui informasi tersebut.
3. Tidak mengetahui rute paling efisien.
Untuk mencapai tujuan tertentu, terkadang terdapat beberapa alternatif
pilihan jalur, tetapi tidak diketahui rute mana yang lebih paling pendek dan
efisien.
4. Informasi rute yang terbatas
Informasi rute yang tersedia sekarang ini tidak menyediakan nama-nama
gedung yang dilewati, melainkan hanya berupa nama-nama jalan saja.
59
3.3 Analisis Permasalahan yang Dihadapi
Pengamatan ini didapatkan dari studi lapangan dan penyebaran kuesioner
yang telah dilakukan. Pengamatan yang dapat diambil dari analisis kondisi yang
berjalan antara lain :
1. Kesulitan pengguna mendapatkan informasi rute kendaraan umum
Masalah utama yang dihadapi oleh pengguna kendaraan umum adalah
kesulitan untuk mendapatkan informasi rute kendaraan umum, sehingga
terkadang para pengguna kendaraan umum mengalami salah naik kendaraan
dan bahkan tersesat.
2. Kesulitan pengguna mendapatkan rute yang paling efisien
Masalah lain yang dihadapi adalah kesulitan pengguna kendaraan umum
untuk menemukan rute yang paling efisien dari beberapa alternatif pilihan
yang ada. Rute tersebut menjadi tidak efisien karena mengalami kemacetan,
sehingga waktu yang dibutuhkan pun semakin banyak.
3. Keterbatasan Sistem Informasi yang sekarang
Sistem Informasi yang sekarang tidak menyediakan rute sambungan,
melainkan hanya menyediakan informasi mengenai rute yang dilalui oleh
satu kendaraan umum saja. Sehingga untuk mendapatkan informasi rute
sambungan harus dilakukan pencarian secara manual. Selain itu, sistem
informasi yang sudah ada tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian
berdasarkan nama gedung/tempat. Dengan demikian perlu dicari terlebih
dahulu di jalan mana suatu gedung berada.
60
Dan Selama ini, untuk mendapatkan informasi rute kendaraan umum ada
beberapa cara, antara lain :
1. Buku panduan rute kendaraan umum
Cara pertama adalah dengan membeli buku panduan rute kendaraan
umum yang tersedia di toko buku. Setelah itu, pengguna akan mencari
secara manual berdasarkan indeksnya.
2. Electronic Guide
Cara kedua, adalah dengan membuka panduan rute kendaraan umum
elektronik yang tersedia pasa situs internet seperti di
http://www.cybermap.co.id Cara ini lebih mudah daripada mencari di
buku panduan, karena pencarian akan dilakukan secara elektronik, tidak
perlu mencari satu persatu seperti pada buku panduan. Namun, pada situs
ini hanya memberikan informasi trayek yang bisa yang bisa diambil tanpa
mendapatkan jalur paling efisien.
3. Ask a person
Cara terakhir adalah dengan bertanya kepada kerabat, atau teman. Cara
ini merupakan cara yang paling mudah dan paling sering dilakukan.
Namun, kadang tidak berhasil karena tidak semua orang mengetahui rute
kendaraan umum yang ditanyakan.
3.4 Analisis Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang didapatkan dari
pengamatan lapangan dan hasil kuesioner, maka dirancang sebuah solusi yang
dapat memecahkan masalah-masalah yang ada. Berdasarkan hasil kuesioner,
61
dapat dilihat bahwa pengguna kendaraan umum kebanyakan sudah memiliki dan
menggunakan koneksi internet. Berdasarkan hal itu, maka media web merupakan
media yang tepat, karena sifatnya juga yang mobile, sehingga dapat dilakukan
kapan saja dan di mana saja.
Solusi yang dirancang yaitu Aplikasi Rute Kendaraan Umum berbasiskan
Web. Aplikasi ini bertujuan untuk menyediakan informasi rute kendaraan umum
melalui Web. Dengan mengakses Web yang berisi tempat asal dan tempat yang
akan dituju, maka Aplikasi Rute Kendaraan Umum akan mencari rute kendaraan
umum yang sesuai, dan juga menginformasikan bus/mikrolet nomor berapa saja
yang harus dinaiki agar sampai ke tempat tujuan. Aplikasi Rute Kendaraan
Umum ini juga memungkinkan :
1. Pergantian rute kendaraan
Dengan adanya kemampuan untuk memberikan informasi pergantian rute
kendaraan, jika rute kendaraan umum yang dinaiki tidak sampai ke
tempat tujuan yang dikehendaki, maka dimungkinkan pergantian ke
kendaraan umum lainnya.
2. Pemilihan rute yang paling efisien
Pemilihan rute yang paling efisien berdasarkan waktu atau biaya,
menggunakan Algoritma Dijkstra dengan memperhitungkan faktor-faktor
sebagai berikut :
• Waktu tempuh
Semakin cepat waktu tempuh suatu trayek, semakin tinggi prioritas
trayek tersebut akan dipilih sebagai rute yang paling efisien.
62
• Jarak
Jarak merupakan ukuran kejauhan yang dilewati oleh suatu trayek
dari satu tempat ke tempat lainnya. Semakin kecil nilai jarak suatu
trayek, semakin tinggi prioritas trayek tersebut akan dipilih sebagai
rute yang paling efisien.
• Tingkat pelayanan ruas jalan / tingkat kemacetan
Tingkat pelayanan ruas jalan yang karateristiknya terdiri dari kondisi
arus, kecepatan kendaraan, dan volume lalu lintas , digunakan dalam
memilih rute yang paling efisien dengan tingkat pelayanan ruas jalan
yang paling baik.
Data waktu tempuh, jarak dan tingkat pelayanan ruas jalan /
tingkat kemacetan di atas didapat dari data Dinas Perhubungan dan
beberapa sumber lainnya.
3. Penggunaan media Web sebagai penyampaian informasi
Dengan perkembangan teknologi, saat ini koneksi internet tidak lagi
menjadi barang mahal, sehingga memiliki sebuah gadget (telepon selular
atau notebook) yang terkoneksi dengan internet pada saat ini sudah
merupakan suatu hal yang umum. Dapat dilihat dari hasil kuesioner
bahwa 92% responden menggunakan koneksi internet, sehingga aplikasi
ini dapat digunakan oleh banyak orang.
Aplikasi ini akan mencari kendaraan umum mana saja yang melalui rute
perjalanan pengguna, dan sekaligus mencari jalur yang paling efisien dengan
menggunakan Algoritma Dijkstra, sehingga akhirnya akan memberikan rute yang
63
paling cepat dan efisien. Didukung dengan pengguna dalam memecahkan
masalah penyediaan informasi Rute Kendaraan Umum.
Data rute kendaraan umum diperoleh dari Buku Informasi Transportasi
DKI Jakarta terbitan tahun 2009. Sedangkan, untuk perhitungan waktu dalam
pencarian rute yang paling efisien, digunakan data V/C (Volume lalu
lintas/kapasitas jalan) Ratio dari Laporan Survei Dinas Perhubungan Propinsi
DKI Jakarta 2009 data dinamis yang telah dikonversi ke dalam kecepatan rata-
rata berdasarkan Tabel Klasifikasi Kecepatan Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Jalan (Umar Mansyut, 1998). Tabel 3.9 di bawah ini menunjukkan contoh data
V/C Ratio dari Dinas Perhubungan yang telah dikonversi ke dalam kecepatan
rata-rata.
Tabel 3.2 Contoh Perhitungan Kecepatan Rata-rata dari V/C Ratio
No
Nama Jalan Arah Lokasi Saat Sibuk
Waktu V/C
Kecepatan Rata‐rata
Jarak (km)
1 Cideng S‐U RS Tarakan Pagi 08.00‐09.00 0,396 50
6,2 Siang 12.45‐13.45 0,458 45
Sore 17.00‐18.00 0,669 36
2 Cideng U‐S RS Tarakan Pagi 07.45‐08.45 0,986 26
6,2 Siang 12.30‐13.30 0,985 26
Sore 16.00‐17.00 0,88 30
3 Gajah Mada S‐U Masjid Krukut
Pagi 08.00‐09.00 0,43 45
0,5 Siang 14.00‐15.00 0,48 45
Sore 16.45‐17.45 0,884 36
4 Gatot Subroto B‐T Balai Sidang Pagi 07.00‐08.00 0,886 30
6,6 Siang 12.45‐13.45 0,826 30
Sore 17.00‐18.00 0,534 30
5 Gatot Subroto T‐B Balai Sidang Pagi 07.15‐08.15 0,759 45
6,6 Siang 12.00‐13.00 0,638 36
Sore 17.00‐18.00 0,681 36
64
6 Gunung Sahari S‐U H. Alpine Pagi 07.15‐08.15 0,579 36
2,3 Siang 12.00‐13.00 0,628 45
Sore 16.15‐17.15 0,833 36
7 Gunung Sahari U‐S H. Alpine Pagi 08.00‐09.00 0,809 30
2,3 Siang 12.00‐13.00 1,061 30
Sore 16.30‐17.30 0,491 20
8 Kyai Tapa B‐T Univ. Trisakti Pagi 07.00‐08.00 0,499 45
1,4 Siang 16.00‐17.00 0,444 45
Sore 16.00‐17.00 0,428 45
9 Kyai Tapa T‐B Univ. Trisakti Pagi 08.00‐09.00 0,346 50
1,4 Siang 14.00‐15.00 0,387 50
Sore 17.00‐18.00 0,552 45
10 Juanda B‐T Auto 2000 Pagi 08.00‐09.00 0,445 45
3,8 Siang 12.15‐13.15 0,57 45
Sore 17.00‐18.00 0,459 45
11 KH. Hasyim
Ashari T‐B
Ruko Sang Aji
Pagi 08.00‐09.00 0,399 50
2,2 Siang 14.00‐15.00 0,369 50
Sore 16.45‐17.45 0,618 36
12 KH. Hasyim
Ashari T‐B
Ruko Sang Aji
Pagi 08.00‐09.00 0,471 45
2,2 Siang 14.00‐15.00 0,485 45
Sore 17.00‐18.00 1,124 20
13 Daan Mogot B‐T Gang Macan Pagi 07.30‐08.30 0,746 36
2,7 Siang 12.00‐13.00 0,837 26
Sore 17.00‐18.00 1,094 20
14 Daan Mogot T‐B Gang Macan Pagi 07.45‐08.45 0,834 26
2,7 Siang 12.30‐13.30 1,081 20
Sore 17.00‐18.00 1,061 26
Setelahdidapatkan kecepatan rata-rata, maka dilakukan perhitungan waktu
berdasarkan kecepatan rata-rata dan panjang jalan menggunakan rumus
kecepatan sebagai berikut :
s = v x t
65
Misalkan panjang jalan Cideng ke RS Tarakan adalah 6,2 km, maka untuk
menghitung waktu yang diperlukan untuk menempuh sepanjang jalan Cideng ke
RS Tarakan pada pagi hari adalah sebagai berikut :
t = 6,2 km = 0,124 jam = 7.44 menit 50 km / jam
Perhitungan waktu tercepat dilakukan dengan membandingkan total waktu
yang diperlukan untuk menempuh seluruh jalan yang dilalui oleh setiap rute.
Total waktu yang paling kecilah yang dipilih sebagai solusi untuk waktu
tercepat.
3.4.1 Kriteria Jalur Paling Efisien
Untuk mendapatkan rute yang paling efisien maka dibutuhkan beberapa
criteria yang ada. Pemilihan rute berdasarkan waktu atau biaya, menggunakan
Algoritma Dijkstra dengan memperhitungkan faktor-faktor sebagai berikut :
• Pergantian kendaraan umum
Semakin sedikit pergantian kendaraan umum akan semakin tinggi
prioritasnya sebagai jalur paling efisien. Setiap pergantian kendaraan akan
dimasukkan ke dalam bobot pada Algoritma Dijkstra. Nilai bobot pergantian
akan disesuaikan dengan nilai bobot waktu tempuh, jarak dan tingkat
pelayanan ruas jalan.
• Waktu tempuh
66
Semakin sedikit waktu tempuh yang dibutuhkan, semakin tinggi prioritas
trayek tersebut akan dipilih sebagai rute yang paling efisien. Nilai waktu
tempuh akan dimasukkan ke dalam bobot pada Algoritma Dijkstra.
• Jarak
Semakin kecil nilai jarak suatu trayek, semakin tinggi prioritas trayek
tersebut akan dipilih sebagai rute yang paling efisien. Nilai jarak akan
dimasukkan ke dalam bobot pada Algoritma Dijkstra.
• Tingkat pelayanan ruas jalan / tingkat kemacetan
Tingkat pelayanan ruas jalan yang karateristiknya terdiri dari kondisi arus,
kecepatan kendaraan, dan volume lalu lintas , digunakan dalam memilih rute
yang paling efisien dengan tingkat pelayanan ruas jalan yang paling baik.
Tingkat pelayanan ruas jalan sendiri memiliki 6 tingkatan yang mana makin
besar nilai tingkatan menunjukkan makin buruk tingkat pelayanan ruas jalan
tersebut. Semakin kecil nilai tingkat pelayanan ruas jalan, semakin tinggi
prioritas trayek tersebut akan dipilih sebagai rute yang paling efisien. Nilai
tingkat pelayanan ruas jalan akan dimasukkan ke dalam bobot pada
Algoritma Dijkstra.
3.4.2 Pencarian Jalur Paling Efisien
Untuk mencari jalur yang paling efisien digunakan Algoritma Dijkstra.
Daerah awal dimisalkan dengan node awal pencarian dan daerah tujuan
merupakan node akhir. Waktu tempuh, jarak, tingkat pelayanan ruas jalan dan
bobot pergantian antar node dimasukkan ke dalam nilai bobot yang dijumlahkan.
67
Berikut contoh kasus untuk mencari jalur paling efisien dari daerah 1 ke
daerah 6.
Tabel 3.3 Tabel Pencarian Jalur
Node Awal Node Akhir Bobot 1 2 15 2 3 10 2 6 30 3 4 9 3 6 28 4 5 10 5 6 8
Maka dengan menggunakan Algoritma Dijkstra dilakukan pengecekan ke
beberapa jalur yang mungkin dilewati.
Tabel 3.4 Pencarian Dengan Algoritma Dijkstra
N D(2) D(3) D(4) D(5) D(6)
Initial {1} 15 ∞ ∞ ∞ ∞
1 {1,2} 15 25 ∞ ∞ 45
2 {1,2,3} 15 25 34 ∞ 53
3 {1,2,3,4} 15 25 34 44 ∞
4 {1,2,3,4,5,6} 15 25 34 44 52
Dari hasil pencarian dengan Algoritma Dijkstra tersebut maka dapat
diketahui total bobot yang dibutuhkan dari setiap jalur yang ada. Jalur dengan
total bobot yang paling kecil akan menjadi prioritas utama dalam pemilihan jalur
paling efisien.
Tabel 3.5 Tabel Hasil Pencarian Jalur Paling Efisien
Rute Perhitungan Total Bobot Keterangan 1‐2‐6 15+30 45 Paling Efisien 1‐2‐3‐6 15+10+28 53
1‐2‐3‐4‐5‐6 15+10+9+10+8 52
68
3.5 Spesifikasi Modul
Spesifikasi proses ini berisi modul-modul yang digunakan. Modul ini
terdiri dari modul Inisialisasi Daerah, modul Pencarian Rute, modul Informasi,
dan modul Laporan.
Modul Inisialisasi_Daerah(keyAsal, keyTujuan)
Buka tabel msDaerah
Baca record dimana kdDaerah = keyAsal
Jika tidak ketemu maka
Panggil modul Tampil_Hasil(0)
Keluar dari Modul
Akhir jika
a = idDaerah
Baca record dimana kdDaerah = keyTujuan
Jika tidak ketemu maka
Panggil modul Tampil_Hasil(0)
Keluar dari Modul
Akhir jika
b = idDaerah
Panggil Modul Pencarian_Rute(a,b)
Akhir Modul
Modul Pencarian_Rute(a,b)
69
Buka tabel msTrayek
Baca record dimana nodeA = a
Jika tidak ketemu maka
Baca record dimana nodeB = a
Akhir jika
Baca record dimana nodeA = b
Jika tidak ketemu maka
Baca record dimana nodeB = b
Akhir jika
Node = a
cost = totalCost
Lakukan perulangan selama path belum berakhir
S[i] = false
Dist[i] = cost[node][i]
Akhir perulangan
S[vertex] = true
Node = minimumnode()
Jika node <> 0 maka
S{node} = true
Lakukan selama ceks() = false
Lakukan perulangan selama path belum berakhir
Jika s[i] = false maka
Jika cost[node][i] = min maka
Dist[i] = dist[i]
70
Selain itu
Dist[i] = minimum(dist[i],dist[node]+cost[node][i])
Akhir jika
Akhir jika
Node = minimumnode()
S[node] = true
Akhir perulangan
Akhir Jika
Panggil modul Tampil_Hasil(path_efisien)
Akhir Modul
Modul ceks()
Ceks = false
Jika s[b] = true maka
Ceks = true
Akhir jika
Jika ceks = false maka
Ceks = true
Lakukan perulangan selama path belum berakhir
Jika s[i] = false maka
Ceks = false
Akhir jika
Akhir perulangan
Akhir jika
71
Akhir Modul
Modul minimumnode()
Inisialisasi variabel Minimum
Minimum = min
Lakukan perulangan selama path belum berakhir
Jika s[i] = false maka
Jika Minimum > dist[i] maka
Minimum = dist[i]
Minimumnode = i
Akhir jika
Akhir jika
Akhir perulangan
Akhir Modul
Modul Minimum(cost1,cost2)
Jika cost1 > cost2 maka
Minimum = cost2
Selain itu
Minimum = cost1
Akhir jika
Akhir Modul
Modul Tampil_Hasil(keyKode)
72
Buka tabel msTrayek
Jika keyKode = 0
TampilPesan("Daerah tidak ada dalam database")
Selain itu
TampilPesan(path_efisien)
Akhir jika
Akhir Modul
3.6 Perancangan Sistem
Perancangan adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa
untuk memberikan gambaran tentang implementasi pencarian rute paling efisien
untuk kendaraan umum.
3.6.1 Bagan Alir Sistem
Bagan alir sistem yang ditunjukan gambar 3.2 menjelaskan urutan –
urutan proses dari Aplikasi Pencarian Jalur Kendaraan Umum Paling Efisien
Berbasis Web Di DKI Jakarta.
73
Gambar 3.10 Bagan Alir Sistem
3.6.2 Perancangan Database
Database digunakan untuk menyimpan data trayek dan data daerah yang
dibutuhkan dalam pencarian. Perancangan database bertujuan untuk
mendapatkan struktur file dan hubungan antar tabel.
Tabel – tabel yang digunakan adalah:
1. Tabel ms_trayek, berguna untuk menyimpan daftar trayek dari
kendaraan umum di DKI Jakarta. Tabel ini digunakan untuk
74
mengetahui hubungan antar daerah yang direpresentasikan dalam
node untuk digunakan dalam pencarian. Tabel ini terdiri dari field:
• id, sebagai primary key untuk menyimpan id trayek dalam angka.
• kd_trayek, untuk menyimpan nomor kendaraan yang melewati
trayek tersebut.
• node1, untuk menyimpan daerah pertama yang dilewati trayek
tersebut.
• node2, untuk menyimpan daerah kedua yang dilewati trayek
tersebut.
• waktu_tempuh, untuk menyimpan waktu tempuh (dalam menit)
untuk melewati trayek tersebut.
• tkt_pelayanan_ruas_jln, untuk menyimpan nilai tingkat
pelayanan ruas jalan / tingkat kemacetan pada trayek tersebut.
• jarak, untuk menyimpan nilai jarak yang ditempuh oleh trayek
tersebut.
• tarif, untuk menyimpan tarif kendaraan umum yang melewati
trayek tersebut.
• bobot_pergantian, untuk menyimpan nilai bobot pergantian
trayek tersebut.
2. Tabel ms_daerah, berguna untuk menyimpan daftar representasi
daerah dalam node. Tabel ini terdiri dari field:
• kd_daerah, sebagai primary key untuk menyimpan id daerah
dalam angka.
75
• txt_nama, untuk menyimpan nama daerah.
3. Tabel info_trayek, berguna untuk menyimpan data trayek dari setiap
kendaraan umum di DKI Jakarta. Tabel ini terdiri dari field:
• id, sebagai primary key untuk menyimpan id trayek dalam angka.
• kd_trayek, untuk menyimpan nomor kendaraan yang melewati
trayek tersebut.
• txt_infotrayek, untuk menyimpan informasi daerah-daerah yang
dilewati trayek tersebut.
• txt_tipekendaraan, untuk menyimpan tipe kendaraan umum dari
trayek tersebut.
• txt_operator untuk menyimpan operator kendaraan umum dari
trayek tersebut.
• txt_infotarif untuk menyimpan informasi tarif kendaraan umum
yang melewati trayek tersebut.
Bentuk ERD dari rancangan database dijelaskan pada gambar 3.11 :
76
ms_daerah
PK kd_daerah
txt_nama
ms_trayek
PK id
kd_trayekFK1 node1FK2 node2
waktutempuhtkt_pelayanan_ruas_jlnjaraktarifbobot_pergantian
info_trayek
PK id
kd_trayektxt_infotrayektxt_tipekendaraantxt_operatortxt_infotarif
Gambar 3.11 ERD
3.6.3 Perancangan Antarmuka
3.6.3.1 Diagram Hirarki
Secara garis besar, antarmuka dalam sistem Aplikasi Pencarian Jalur
Kendaraan Umum Paling Efisien Berbasis Web Di DKI Jakarta atas beberapa
menu, yaitu:
1. Menu utama yang merupakan menu pencarian. Di sini pengguna dapat
mencari jalur kendaraan umum dengan memasukkan input berupa daerah asal
dan daerah tujuan.
2. Menu informasi yang terbagi menjadi informasi daerah, informasi trayek
kendaraan umum di DKI Jakarta dan informasi busway. Di sini pengguna
akan disuguhi daftar tabel yang berisikan daerah yang tercakup, trayek dan
77
juga tarif kendaraan umum sesuai dengan tipe kendaraan umum yang dicari.
Selain itu pengguna juga dapat melihat informasi terkait dengan busway di
DKI Jakarta.
3. Menu F.A.Q atau Frequently Asked Questions merupakan menu yang
memberikan jawaban dari pertanyaan umum yang biasa ditanyakan oleh
pengguna.
4. Menu hubungi kami merupakan menu untuk pengguna agar dapat memberi
kritik, saran, maupun komentar tentang aplikasi ini.
Gambar 3.1 menjelaskan garis besar struktur menu pada Aplikasi Pencarian Jalur
Kendaraan Umum Paling Efisien Berbasis Web Di DKI Jakarta.
Gambar 3.12 Diagram Hirarki Antarmuka
78
3.6.3.2 Diagram Transisi
Diagram transisi yang ditunjukkan pada gambar 3.2 menjelaskan tahapan
perpindahan antarmuka dalam Aplikasi Pencarian Jalur Kendaraan Umum Paling
Efisien Berbasis Web Di DKI Jakarta.
Gambar 3.13 Diagram Transisi
Antarmuka indeks memiliki empat pilihan menu yang akan menuju
perpindahan antarmuka lainnya. Jika pengguna memilih menu pencarian, maka
akan tampil form untuk pengisian input berupa daerah asal dan daerah tujuan.
Setelah form diisi secara lengkap dan benar, maka pengguna dapat menekan
79
tombol submit yang mana akan menampilkan hasil pencarian jalur kendaraan
umum yang paling efisien.
Jika pengguna memilih menu informasi, maka secara default akan
diarahkan kepada menu informasi daerah yang tercakup oleh aplikasi ini. Pada
sub menu informasi trayek pengguna dapat mengetahui daftar trayek kendaraan
umum berdasarkan tipe-tipe yang disediakan. Pada sub menu informasi busway,
pengguna dapat melihat denah busway berdasarkan koridor-koridor yang ada.
Jika pengguna memilih menu F.A.Q. maka akan muncul daftar
pertanyaan umum yang biasa ditanyakan oleh pengguna beserta jawabannya.
Pertanyaan di sini akan dibagi berdasarkan kategori-kategori umum yang ada.
Jika pengguna memilih menu kontak, maka pengguna akan diminta untuk
mengisi form yang ada dengan memasukkan nama, email, kategori, subjek, dan
pesan. Kategori yang ada berupa pertanyaan, kritik, saran dan komentar.
3.6.3.3 Tampilan Antarmuka
Tampilan antarmuka dalam Aplikasi Pencarian Jalur Kendaraan Umum
Paling Efisien Berbasis Web Di DKI Jakarta terdiri dari:
a. Halaman Pencarian
80
Gambar 3.14 Rancangan Antarmuka Halaman Pencarian
b. Halaman Informasi
1. Informasi Daerah
Gambar 3.15 Rancangan Antarmuka Halaman Informasi Daerah
2. Informasi Trayek Kendaraan Umum di DKI Jakarta
81
Gambar 3.16 Rancangan Antarmuka Halaman Informasi Trayek
3. Informasi Tarif Kendaraan Umum di DKI Jakarta
Gambar 3.17 Rancangan Antarmuka Halaman Informasi Busway
c. Halaman F.A.Q.
82
Gambar 3.18 Rancangan Antarmuka Halaman F.A.Q.
d. Halaman Kontak
Gambar 3.19 Rancangan Antarmuka Halaman Kontak