123 Eka Tjipta Widjaja]

13
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang pengusaha dan konglomerat Indonesia. Kesuksesan yang telah diperoleh beliau tidaklah suatu keajaiban yang datang begitu saja. Ia harus jatuh bangun untuk mencapai kesuksesan tersebut. Kegigihan, keuletan dan kerja keraslah yang membawa beliau mampu menjadi orang yang sukses.Saat ini beliau merupakan salah satu orang terkaya ketiga di Indonesia menurut Majalah Globe Asia edisi bulan desember 2013 dengan kekayaan mencapai 8,7 milyar Dolar Amerika Serikat (Ahmad, 2013). Beliau merupakan pendiri sekaligus pemilik dari Sinar Mas Group. Sinar Mas Group pun melebarkan sayapnya hingga kemancanegara. Bisnis utamanya adalah pulp dan kertas, agribisnis, properti dan jasa keuangan. Sungguh suatu hal yang sangat menginspirasi banyak orang yaitu seseorang yang terlahir dari keluarga miskin yang serba kekurangan mampu menjadi orang yang memiliki banyak perusahaan yang sukses dan membanggakan. Tidak hanya itu, bekal yang dibawa oleh Eka Tjipta Widjaja ialah hanya separuh dari perjalanan panjang pendidikan. Beliau hanya bermodalkan ijazah sekolah dasar dalam merintis 1

description

bibliografi eka tjipta wijaya

Transcript of 123 Eka Tjipta Widjaja]

Page 1: 123 Eka Tjipta Widjaja]

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eka Tjipta Widjaja merupakan seorang pengusaha dan konglomerat

Indonesia. Kesuksesan yang telah diperoleh beliau tidaklah suatu

keajaiban yang datang begitu saja. Ia harus jatuh bangun untuk

mencapai kesuksesan tersebut. Kegigihan, keuletan dan kerja

keraslah yang membawa beliau mampu menjadi orang yang

sukses.Saat ini beliau merupakan salah satu orang terkaya ketiga di

Indonesia menurut Majalah Globe Asia edisi bulan desember 2013

dengan kekayaan mencapai 8,7 milyar Dolar Amerika Serikat

(Ahmad, 2013). Beliau merupakan pendiri sekaligus pemilik dari

Sinar Mas Group. Sinar Mas Group pun melebarkan sayapnya

hingga kemancanegara. Bisnis utamanya adalah pulp dan kertas,

agribisnis, properti dan jasa keuangan.

Sungguh suatu hal yang sangat menginspirasi banyak orang yaitu

seseorang yang terlahir dari keluarga miskin yang serba

kekurangan mampu menjadi orang yang memiliki banyak

perusahaan yang sukses dan membanggakan. Tidak hanya itu,

bekal yang dibawa oleh Eka Tjipta Widjaja ialah hanya separuh dari

perjalanan panjang pendidikan. Beliau hanya bermodalkan ijazah

sekolah dasar dalam merintis kesuksesannya. Hal ini membuat

suatu pemikiran yang baru yaitu keajaiban adalah nama lain dari

kerja keras. Artinya, tanpa harus dilahirkan dari keluarga kaya

ataupun pendidikan yang tinggi namun apabila memiliki tekad,

kerja keras dan keinginan yang kuat maka mampu mengalahkan

1

Page 2: 123 Eka Tjipta Widjaja]

segalanya dan mampu mencapai apa yang dicita-citakan dan

mampu meraih kesuksesan. Atas pengalaman Eka Tjipta Widjaja

yang menginspirasi banyak orang untuk menjadi orang sukses,

untuk itu makalah ini dibuat dan mengangkat kisah perjalanan

kesuksesan Eka Tjipta Widjaja.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah kewirausahaan ini adalah untuk

mengetahui Otobiografi Eka Tjipta Widjaja sebagai pemilik PT.Sinar

Mas Group.

2

Page 3: 123 Eka Tjipta Widjaja]

II.ISI

2.1 Otobiografi Tokoh

Eka Tjipta Widjaja adalah orang Indonesia yang awalnya lahir di

Cina. Beliau lahir di Coana Ciu, Fujian, Cina dan mempunyai nama

Oei Ek Tjhong. Ia lahir pada tanggal 3 Oktober 1923 (Denny, 2014).

Ia pindah ke Indonesia saat umurnya masih sangat muda yaitu

umur 9 tahun. Tepatnya pada tahun 1932, Eka Tjipta Widjaya yang

saat itu masih dipanggil Oei Ek Tjhong akhirnya pindah ke kota

Makassar. Untuk bisa pindah ke Indonesia, ia dan keluarganya

harus berhutang ke rentenir dan dengan bunga yang tidak sedikit.

Kondisi ekonomi yang kekurangan inilah yang menyebabkan beliau

hanya mengenyam pendidikan setamat sekolah dasar. Ia harus

merelakan pendidikannya demi untuk membantu orang tua dalam

menyelesaikan hutangnya ke rentenir (Raihan, 2011).

Tiba di Makassar, Eka segera membantu ayahnya yang sudah lebih dulu tiba dan

mempunyai toko kecil. Tujuannya jelas, segera mendapatkan 150 dollar, guna

dibayarkan kepada rentenir. Dua tahun kemudian, utang ayahnya terbayar. Eka pun

minta sekolah. Eka Tjipta Widjaja bukanlah seorang sarjana, doktor, maupun gelar-

3

Page 4: 123 Eka Tjipta Widjaja]

gelar yang lain yang disandang para mahasiswa ketika mereka berhasil menamatkan

studi. Namun beliau hanya lulus dari sebuah sekolah dasar di Makassar. Tamat SD, ia

tak bisa melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi. Ia pun mulai jualan

(Nursafitri, 2011).

Eka meliling kota Makassar dengan mengendarai sepeda dari pintu ke pintu untuk

menjajakan permen, biskuit, serta aneka barang dagangan toko ayahnya. Dengan

ketekunannya, usahanya mulai menunjukkan hasil. Saat usianya 15 tahun, Eka

mencari pemasok kembang gula dan biskuit dengan mengendarai sepedanya. Ia harus

melewati hutan-hutan lebat, dengan kondisi jalanan yang belum seperti sekarang ini.

Kebanyakan pemasok tidak mempercayainya. Umumnya mereka meminta

pembayaran di muka, sebelum barang dapat dibawa pulang oleh Eka. Hanya dua

bulan, ia sudah mengail laba Rp. 20, jumlah yang besar masa itu. Harga beras ketika

itu masih 3-4 sen per kilogram. Melihat satu usahanya berkembang, Eka membeli

becak untuk memuat barangnya (Denny, 2014).

Namun ketika usahanya tumbuh subur, datang Jepang menyerbu Indonesia, termasuk

ke Makassar, sehingga usahanya hancur total. Ia menganggur total, tak ada barang

yang bisa dijual. Total laba Rp. 2000 yang ia kumpulkan susah payah selama

beberapa tahun, habis dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari. Di tengah harapan

yang nyaris putus, Eka mengayuh sepeda bututnya dan keliling Makassar, lalu

sampailah ia ke Paotere. Di situ ia melihat betapa ratusan tentara Jepang sedang

mengawasi ratusan tawanan pasukan Belanda. Tapi bukan tentara Jepang dan

Belanda itu yang menarik Eka, melainkan tumpukan terigu, semen, gula, yang masih

dalam keadaan baik yang telah dibuang didekat markas tentara Jepang. Otak bisnis

Eka segera berputar. Secepatnya ia kembali ke rumah dan mengadakan persiapan

untuk membuka tenda di dekat lokasi itu. Ia merencanakan menjual makanan dan

minuman kepada tentara Jepang yang ada di lapangan kerja itu (Denny, 2014).

Keesokan harinya, masih pukul empat subuh, Eka sudah di Paotere. Ia membawa

serta kopi, gula, kaleng bekas minyak tanah yang diisi air, oven kecil berisi arang

4

Page 5: 123 Eka Tjipta Widjaja]

untuk membuat air panas, cangkir, sendok, enam ekor ayam dan sebagainya, yang ia

pinjam dari ibunya. Dia juga pinjam satu botol wiskey, satu botol brandy dan satu

botol anggur dari teman-temannya. Jam tujuh pagi ia sudah siap jualan, tentara

Jepang dan tawanan Belanda mulai datang bekerja. Eka memutuskan mendekati

untuk mentraktir bos pasukan Jepang di tenda Eka. Setelah mencicipi seperempat

ayam komplit dengan kecap cuka dan bawang putih, minum dua teguk whisky secara

gratis, tentu saja Ekameminta izin mengangkat semua barang yang sudah dibuang

(Denny, 2014).

Segera Eka mengerahkan anak-anak sekampung mengangkat barang-barang. Semua

barang diangkat ke rumah dengan becak. Ia pun bekerja keras memilih apa yang

dapat dipakai.Saat itu masih dalam keadaan perang, maka suplai bahan bangunan dan

barang keperluan sangat kurang. Ia pun mulai menjual barang-barang yangmasih

layak. Misalnya, terigu yang semula hanya Rp. 50 per karung, lalu ia menaikkan

menjadi Rp. 60, dan akhirnya Rp. 150 (Denny, 2014).

Eka selalu berjuang untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.Mulai dari menjadi

kontraktor kuburan hingga berdagang kopra. Eka berlayar berhari-hari ke Selayar

(Selatan Sulsel) dan ke sentra-sentra kopra lainnya untuk memperoleh kopra murah.

Eka mereguk laba besar, tetapi mendadak ia nyaris bangkrut karena Jepang

mengeluarkan peraturan bahwa jual beli minyak kelapa dikuasai Mitsubishi yang

memberi Rp. 1,80 per kaleng. Padahal di pasaran harga per kaleng Rp. 6. Eka rugi

besar (Raihan, 2011).

Eka mengalami gejolak naik-turun dalam perekonomiannya. Ia pun berdagang gula,

lalu teng-teng (makanan khas Makassar dari gula merah dan kacang tanah), wijen,

kembang gula. Namun, ketika mulai berkibar, harga gula jatuh, ia kembali mengalami

rugi besar, modalnya habis lagi, bahkan berutang. Eka harus menjual mobil jip, dua

sedan serta menjual perhiasan keluarga termasuk cincin kimpoi untuk menutup utang

dagang (Aryani, 2011).

5

Page 6: 123 Eka Tjipta Widjaja]

Eka pantang menyerah walaupun usahanya masih juga jatuh bangun. Namun Eka

bangkit lagi, dan mulai berdagang kecil-kecilan untuk mencari modal awalnya

kembali. Pada tahun 1980, ia memutuskan untuk melanjutkan usahanya yaitu menjadi

seorang entrepreneur seperti masa mudanya dulu. Ia membeli sebidang perkebunan

kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau. Tak tanggung-

tanggung, beliau juga membeli mesin dan pabrik yang bisa memuat hingga 60 ribu

ton kelapa sawit. Bisnis yang dia bangun berkembang sangat pesat dan dia

memutuskan untuk menambah bisnisnya. Pada tahun 1981 beliau membeli

perkebunan sekaligus pabrik teh dengan luas mencapai 1000 hektar dan pabriknya

mempunyai kapasitas 20 ribu ton teh. (Aryani, 2011)

Selain berbisnis di bidang kelapa sawit dan teh, Eka Tjipta Widjaja juga mulai

merintis bisnis bank. Ia membeli Bank Internasional Indonesia dengan asset mencapai

13 milyar rupiah. Namun setelah beliau kelola, bank tersebut menjadi besar dan

memiliki 40 cabang dan cabang pembantu yang dulunya hanya 2 cabang dan asetnya

kini mencapai 9,2 trilliun rupiah. Bisnis yang semakin banyak membuat Eka Tjipta

Widjaja menjadi semakin sibuk dan kaya. Ia juga mulai merambah ke bisnis kertas.

Hal ini dibuktikan dengan dibelinya PT Indah Kiat yang bisa memproduksi hingga

700 ribu pulp per tahun dan bisa memproduksi kertas hingga 650 ribu per tahun.

Pemilik Sinarmas Group ini juga membangun ITC Mangga Dua dan Green View

apartemen yang berada di Roxy, dan tak ketinggalan pula ia bangun Ambassador di

Kuningan (Ahmad, 2013).

Berkat keuletannya dalam menjalankan bisnis perusahaannya, Eka Tjipta Widjaja pun

menjadi seorang pengusaha dan konglomerat Indonesia. Eka merupakan salah satu

orang terkaya di Indonesia menurut Majalah Globe Asia edisi bulan desember 2012

dengan kekayaan mencapai 8,7 milyar Dolar Amerika Serikat. Pada tahun 2011,

menurut Forbes, ia menduduki peringkat ke-3 orang terkaya di Indonesia, dengan

total kekayaan US$ 8 miliar, beliau merupakan pendiri sekaligus pemilik dari Sinar

Mas Group. Bisnis utamanya adalah pulp dan kertas, agribisnis, properti dan jasa

keuangan. Kini, Sinar Mas Group telah melebarkan sayapnya hingga ke

6

Page 7: 123 Eka Tjipta Widjaja]

mancanegara. Perusahaan yang berada di bawah Sinar Mas Group

adalah Pabrik kertas PT. Tjiwi Kimia, PT Asia Pulp and Paper (APP),

Sinar Mas Land, Sinar Mas Mining, Super Wahana Tehno, Sinar Mas

Multi Artha dan masih banyak lagi perusahaan-perusahaan lain

yang dimilikinya (Ahmad, 2013).

2.2 Kelemahan Tokoh

Dibalik kesuksesannya, ternyata Eka Tjipta Widjaja bukanlah

seorang yang memiliki gelar dalam bidang pendidikannya. Ia

hanyalah seorang lulusan sekolah dasar (Nursafiri, 2013). Namun

sebenarnya itu tidak menjadikannya sebuah kelemahan dalam

dirinya. Justru karena saat itu ia tidak bisa sekolah seperti anak-

anak lainnya, ia termotivasi untuk maju dengan jalannya sendiri.

Dalam perjalanan karir bisnisnya ia mengalami gejolak naik-turun.

Eka termasuk sosok yang mudah memutuskan untuk terjun ke

suatu bidang usaha tanpa melihat prospek ke depan. Ia kurang

berhati-hati dan kurang berpikir panjang dalam usaha. Sehingga ia

sering mengalami kegagalan yang terjadi dalam bisnisnya.

2.3 Kelebihan Tokoh

Kelebihan selalu menutupi kekurangan. Hal ini dapat ditunjukan

ketika ia tidak pernah malu harus berjualan permen dan biskuit saat

ia masih berada di bangku sekolah dasar. Tidak mampu untuk

sekolah bukan dijadikanya sebagai alasan untuk memutuskan cita-

citanya. Oleh karena kondisi keluarga yang serba kekurangann

7

Page 8: 123 Eka Tjipta Widjaja]

tersebut, sehingga sejak ia masih kecil, jiwa bewirausaha dalam

dirinya sudah tertanam dengan mantap. Ia tidak pernah menyerah

untuk menaikkan derajat keluarganya.

Eka Tjipta Widjaja adalah pengusaha yang memiliki mental baja. Semua bidang

usaha ia jajaki. Ia merintis bisnisnya dari titik nol. Eka adalah sosok

pemberani. Ia tidak pernah takut dengan resiko apapun yang

terjadi. Sehingga, walaupun Eka mengalami gejolak naik-turun

dalam perekonomiannya, ia tidak pernah gentar untuk bangkit lagi

(Aryani, 2011). Usahanya pun berbuah manis, ia dapat mendirikan

Sinar Mas Group bahkan menjadi pemilik. Ia dapat melebarkan

sayapnya hingga ke mancanegara. Terbukti, kini ia dinobatkan sebagai orang

terkaya ke-3 di Indonesia. Eka Tjipta juga didaulat sebagai orang terkaya ke-139 di

dunia versi Bloomberg Billionaires Index (Aliya, 2013).

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tidak ada usaha yang sia-sia, jika kita memiliki kemauan untuk

maju. Roda hidup terus berputar. Kadang kita berada diatas,

kadang kita berada dibawah. Untuk mencapai kesuksesan, setiap

orang pasti pernah mengalami kegagalan, namun jangan dijadikan

kegagalan tersebut sebagai kemunduran. Menjadikan proses

kegagalan dalam pelajaran hidup itu penting dan juga sebagai

pelajaran agar kita tidak terkejut apabila saat berada pada puncak

kesuksesan. Jatuh bangun itu merupakan hal yang wajar, karena

setiap manusia tidak pernah diciptakan sempurna. Untuk itu

8

Page 9: 123 Eka Tjipta Widjaja]

manusia dituntut untuk selalu bersyukur kepada Sang Pencipta dan

tidak pantang menyerah. Itulah manis pahitnya kehidupan, yang

membuat hidup menjadi lebih bermakna.

Dari perjalan hidup Eka Tjipta Widjaja dapat ditarik suatu pelajaran

hidup untuk terus berusaha, berkembang dan jangan pantang

menyerah dalam hal berwirausaha. Walaupun terlahir dari keluarga

yang miskin dan pendidikan sekolah dasar, Eka Tjipta mampu

meraih kesuksesan. Penulis berharap para pembaca dapat

terinspirasi dari kisah pengusaha sukses yang mengawali karir

bisnisnya mulai dari nol ini. Semua yang dilakukannya, semua kerja

kerasnya, dan semangat pantang menyerahnya patutlah kita tiru.

Walaupun beliau berkali-kali mengalami kegagalan, tidak ada

dibenaknya niat untuk menyerah. Sungguh luar biasa tokoh

pengusaha ini karena beliau dibesarkan dalam keluarga miskin.

Tapi keadaan tersebut justrumampu mengantarkan beliau menjadi

salah satu orang terkaya di Indonesia.

3.2 Saran

Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan gambaran

betapa sulitnya hidup terutama dalam meniti kesuksesan dalam hal

usaha. Jatuh, bangun dalam berwirausaha itu adalah hal yang wajar

dan jangan dijadikan suatu kemunduran, justru dari kegagalan

itulah belajar untuk terus maju dan lebih berkembang. Kerja keras,

niat, usaha, dan sifat pantang menyerah dari sang tokoh

9

Page 10: 123 Eka Tjipta Widjaja]

diharapkan mampu mendidik penulis dan pembaca untuk menjadi

sosok yang kuat, pekerja keras dan menjadi seseorang yang

pantang menyerah. Semua cita-cita akan dapat tercapai dengan

niat, usaha, dan doa.

10