1.2 MAKALAH NUTRISI

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia beresiko tinggi mengalami masalah nutrisi, hal ini cukup beralasan sehingga prevalensi yang tinggi mengenai masalah nutrisi pada lansia ini telah menjadi sorotan dalam jumlah survei, karena terdapat fakta bahwa sebahagian besar lansia dikomunitas mengalami masalah nutrisi juga dapat dialami oleh lansia yang dirawat di rumah sakit. Lansia yang mengalami masalah nutrisi disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain fisik, patologis, dan psikososial. Jika semuanya bergabung maka akan mengakibatkan keburukan status nutrisi, yang akhirnya dapat membahayakan status kesehatan mereka. 1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Mempu menerapkan proses asuhan keperawatan gerontik terutama pada klien dengan mal nutrisi 2. Tujuan Khusus - Dalam rangka memenuhi tugas asuhan keperawatan gerontik - Mampu melakukan pengkajian, menganalisa dan menentukan diagnosa keperawatan terhadap klien 1

Transcript of 1.2 MAKALAH NUTRISI

Page 1: 1.2 MAKALAH NUTRISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia beresiko tinggi mengalami masalah nutrisi, hal ini cukup

beralasan sehingga prevalensi yang tinggi mengenai masalah nutrisi pada

lansia ini telah menjadi sorotan dalam jumlah survei, karena terdapat fakta

bahwa sebahagian besar lansia dikomunitas mengalami masalah nutrisi juga

dapat dialami oleh lansia yang dirawat di rumah sakit.

Lansia yang mengalami masalah nutrisi disebabkan oleh sejumlah

faktor, antara lain fisik, patologis, dan psikososial. Jika semuanya bergabung

maka akan mengakibatkan keburukan status nutrisi, yang akhirnya dapat

membahayakan status kesehatan mereka.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mempu menerapkan proses asuhan keperawatan gerontik terutama

pada klien dengan mal nutrisi

2. Tujuan Khusus

- Dalam rangka memenuhi tugas asuhan keperawatan gerontik

- Mampu melakukan pengkajian, menganalisa dan menentukan

diagnosa keperawatan terhadap klien

1

Page 2: 1.2 MAKALAH NUTRISI

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Malnutrisi adalah : - Suatu keadaan gizi yang buruk yang terjadi

karena tidak cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi

yang membahayakan status kesehatan (Watson,

Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC)

- Gangguan gizi yang dapat terjadi karena tidak

cukupnya asupan nutrient esensial atau karena mal

asimilasi. (Hincliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan,

Jakarta : EGC)

Malnutrisi adalah adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan

depresi agitasi, dan mempengaruhi fungsi kognitif / pengambilan

keputusan.

2. Etiologi

Tinggal sendiri

Kelemahan fisik

Kehilangan

Depresi

Pendapatan yang rendah

Peny. Saluran cerna

Penyalahgunaan alkohol

3. Dampak Malnutrisi

Mal nutrisi yang lama pada lansia akan berdampak pada kelemahan otot

dan kelelahan karena energi yang menurun.

Lansia dengan mal nutrisi beresiko tinggi terhadap terjatuh/mengalami

ketidakmampuan dalam mobilisasi yang menyebabkan cedera.

4. Penyebab Malnutrisi

2

Page 3: 1.2 MAKALAH NUTRISI

Perubahan sensorik yang menyebabkan pengurangan kemampuan

untuk mencium dan merasakan makanan, sehingga nafsu makan

berkurang.

Dalam keadaan sakit, nafsu makan lansia tanpak berkurang sehingga

menyebabkan malnutrisi, sedangkan energi yang mereka butuhkan

akan meningkat.

Kondisi yang kronik seperti penyakit serebrovaskuler, artritis, diabetes,

dan gangguan mental, disfagia.

Faktor psikososial

Obesitas

Obat

3

Page 4: 1.2 MAKALAH NUTRISI

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian meliputi identitas klien, diantaranya nama, umur, pendidikan

terakhir, pekerjaan, suku bangsa, penanggung jawab, agama, alamat dll

1. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Meliputi keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian,

misalnya :

1. Sulit mengunyah makanan

2. Nafsu makan berkurang

3. Badan terasa letih dan lemah, dll

b. Riwayat kesehatan dahulu

Meliputi penyakit yang pernah diderita oleh klien tetapi masih

berhubungan dengan penyakit sekarang, misalnya : gastritis, dispepsia,

dll

c. Riwayat kesehatan keluarga

Berisi tentang penyakit yang pernah diderita oleh keluarga klien, baik

berhubungan dengan panyakit yang diderita oleh klien-klien maupun

penyakit keturunan dan menular lainnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pemeriksaan secara head to too, misalnya ;

a. Rambut

Infeksi : Dilihat keadaan rambut dan kulit kepala, bersih atau tidak,

apakah terdapat ketombe, apakah rambut subur, rontok,

alopecia, berbau atau tidak

Palpasi : Diraba keadaan kulit kepala apakah ada oedema, nyeri tekan

atau ada bekas luka, Diraba tekstur rambut apakah halus atau

kasar.

b. Mata

Infeksi :

4

Page 5: 1.2 MAKALAH NUTRISI

- Dilihat kesemetrisan mata

- Palpebra : apakah normal atau ptosis, apakah ada bekas luka atau

oedema

- Sklera : dilihat icteric / non icteric

- Konjungtiva : anemis atau tidal anemis

- Pupil : Dilakukan dengan memberikan reflek cahaya bila keduanya

miosis berarti isokor

Palpasi : Diraba disekitar bola mata apakah ada oedema atau terasa

nyeri

c. Leher

Infeksi : Dilihat kesimetrisan leher, apakah ada bekas luka, dilihat

apakah tonsil meradang atau tidak

Palpasi : Diraba keadaan leher klien apakah ada pembesaran kelenjer

tyroid dan kalenjer sub mandibula. Apakah ada terasa masa

yang ada

d. Dada / Thorak

Infeksi : Dilihat kesimetrisan dada, frekuensi pernafasan teratur

atau tidak

Palpasi : Diketahui dengan cara melakukan perabaan taktil fremitus,

bila getarannya sama maka keadaan paru normal/baik.

Perkusi : Dilakukan untuk mengetahui batas-batas organ yang ada

di dalam rongga dada.

Auskultasi : Untuk mengetahui bunyi nafas apakah vesicular, whezing

atau ronki

e. Cardiovaskular

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetai bunyi jantung, irama jantung,

normal adalah sinus ritme. Jika ada bunyi tambahan berarti ada

kelainan pada jantung.

f. Abdomen

Infeksi : Dilihat kesimetrisan perut apakah ada scar, colostomy,

ataupun kelainan lainnya.

Auskultasi : Dilakukan pemeriksaan bising usus disekitar umbilicus

dengan bising usus normal 8-12 x/i

5

Page 6: 1.2 MAKALAH NUTRISI

Palpasi : Dilakukan perabaan apakah ada massa, nyeri tekan atau

nyeri lepas

Perkusi : Untuk mengetahui apakah ada cairan atau massa didalam

rongga perut

g. Genitalia

Infeksi : Dilihat kebersihan genital, apakah ada oedema, varices,

terpasang kateter atau tidak.

Palpasi : Dilakukan perabaan untuk mengetahui apakah ada

oedema dan rasa nyeri disekitar vulva atau genital.

h. Ekstremitas

Dilakukan pemeriksaan baik ekstremitas atas maupun bawah, misalnya

melakukan penilaian kekuatan otot.

3. Aktivitas Sehari-hari

Mencakup pengkajian tentang miksi, defekasi, mandi, menggosok gigi,

cuci rambut, makan, minum, tidur, dan lain-lain

4. Pemeriksaan Penunjang

Apakah ada pemeriksaan penunjang misalnya rontgen, USG, dll

5. Catatan tambahan

Jika setelah pengkajian dilakukan ternyata masih ada yang ingin

ditambahkan maka dibuat pada point ini

B. Diagnosa yang Mungkin Muncul

1. Nutrisi perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berbeda dengan

degenerasi membran periodontal dengan kehilangan gigi.

2. Beresiko tinggi cedera, terjatuh b/d defisit motorik dan sensorik

C. Perencanaan

Diagnosa : Nutrisi perubahan dari kebutuhan tubuh berbeda dengan

degenerasi membran periodontal dengan kehilangan gigi.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi bisa terpenuhi secara adekuat.

KH : - Meningkatkan masukan oral

- Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang

diharapkan individu

6

Page 7: 1.2 MAKALAH NUTRISI

- Klien menyatakan tidak lemah lagi

Intervensi :

a. Buat tujuan berat bdan minimum dan kebutuhan nutrisi harian

R/ Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan

depresi, agitasi dan mempengaruhi fungsi kognitif,. Perbaikan status

nutrisi meningkatkan kemampuan berfikir dan kerja psikologis

b. Evaluasi kemampuan untuk memproses dan menyiapkan makanan

seperti keuangan, transportasi, mobilitas, keterampilan manual.

R/ Dengan mengetahui kemampuan klien kita bisa mengetahui apakah

faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap nafsu makan klien.

c. Anjurkan makan sedikit tapi sering dan beri makanan kecil yang tepat

R/ Dilatasi saster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat

setelah periode puasa.

d. Berikan makanan yang lunak dan mudah dicerna

R/ Membantu dalam proses pemasukan makanan kedalam lambung

karena penurunan daya periodontal disebabkan karena kehilangan

gigi

e. Berikan diit cair dan/atau makanan selang bila diperlukan

R/ Bila masukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan metabolik,

dukungan nutrisi bisa digunakan untuk mencegah malnutrisi

berlanjut.

f. Menganjurkan meningkatkan kalsium sampai 1.200 mg/hari

R/ Konsumsi kalsium yang cukup bisa mengurangi kelelahan otot dan

tulang.

Diagnosa : Resiko tinggi cidera / terjatuh berbeda dengan defisit motorik dan

sessorik

Tujuan : Cedera bisa dicegah dan diminimalkan

KH : - Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam

kemungkinan cidera.

- Klien menyatakan merasa lebih aman dalam beraktifitas

Intervensi : Pertahankan tempat tidur pada ketinggian yang paling rendah

7

Page 8: 1.2 MAKALAH NUTRISI

R/ Upaya intervensi menurun resiko terjadinya cedera dan

terjatuh

Intervensi : Letakkan pispot disebelah tempat tidur

R/ Memudahkan pat dalam melakukan aktifitas eliminasi

Intervensi : Berikan bantuan maksimal dalam beraktifitas

R/ Meminimalkan kemungkinan terjadinya cedera yang

diakibatkan aktifitas yang berlebihan.

D. Implementasi

Merupakan : Serangkaian kegiatan melakukan tindakan / intervensi baik yang

direncanakan maupun tidak, disesuaikan dengan kebutuhan

klien.

E. Evaluasi

Merupakan : Tahap akhir dalam proseskeperawatan, dimana melalui evaluasi

kita bisa mengetahui kemajuan / perubahan penyakit klien.

Evaluasi ini biasanya diterapkan dengan teori : S.O.A.P.

8

Page 9: 1.2 MAKALAH NUTRISI

PENUTUP

1. Kesimpulan

Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi yang buruk yang terjadi karena tidak

cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang membahayakan status kesehatan

(Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC). Malnutrisi sering

diakibatkan karena perekonomian yang rendah, depresi, tinggal sendirian dan

penyalahgunaan alkohol. Dampaknya sendiri terlihat dari kondisi klien yang

semakin lemah, daya tahan tubuh menurun, berat badan turun drastis, dan tidak

mampu melakukan aktivitas sehari-hari sendirian. Asuhan keperawatan dimulai

dari mengkaji keadaan fisik, memperoleh data subjektif dan objektif dari pasien,

kemudian menetukan diagnose berdasarkan dari data-data yang telah diperoleh.

2. Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan agar pembaca lebih

memperhatikan pola makan dan asupan gizi, agar bisa terhindar dari malnutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

9

Page 10: 1.2 MAKALAH NUTRISI

Watson, Roger, 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC

Hincliff, Sue. 1999. Kasus Keperawatan. Jakarta : EGC

Marlin. E Doenges. 1999. Mari Frances Moorhouse. Jakarta : EGC

Linda Jual Corpenito.R.N.M.S.N.CRNP. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta EGC

http://askep-akper. Blogspot.com/2009/06/konsep-pengkajian-nutrisi-=dan-cairan.html.

10