1.2 MAKALAH NUTRISI
-
Upload
grace-vallen-araini-snansen -
Category
Documents
-
view
113 -
download
5
Transcript of 1.2 MAKALAH NUTRISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia beresiko tinggi mengalami masalah nutrisi, hal ini cukup
beralasan sehingga prevalensi yang tinggi mengenai masalah nutrisi pada
lansia ini telah menjadi sorotan dalam jumlah survei, karena terdapat fakta
bahwa sebahagian besar lansia dikomunitas mengalami masalah nutrisi juga
dapat dialami oleh lansia yang dirawat di rumah sakit.
Lansia yang mengalami masalah nutrisi disebabkan oleh sejumlah
faktor, antara lain fisik, patologis, dan psikososial. Jika semuanya bergabung
maka akan mengakibatkan keburukan status nutrisi, yang akhirnya dapat
membahayakan status kesehatan mereka.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempu menerapkan proses asuhan keperawatan gerontik terutama
pada klien dengan mal nutrisi
2. Tujuan Khusus
- Dalam rangka memenuhi tugas asuhan keperawatan gerontik
- Mampu melakukan pengkajian, menganalisa dan menentukan
diagnosa keperawatan terhadap klien
1
BAB II
KONSEP DASAR
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Malnutrisi adalah : - Suatu keadaan gizi yang buruk yang terjadi
karena tidak cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi
yang membahayakan status kesehatan (Watson,
Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC)
- Gangguan gizi yang dapat terjadi karena tidak
cukupnya asupan nutrient esensial atau karena mal
asimilasi. (Hincliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan,
Jakarta : EGC)
Malnutrisi adalah adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan
depresi agitasi, dan mempengaruhi fungsi kognitif / pengambilan
keputusan.
2. Etiologi
Tinggal sendiri
Kelemahan fisik
Kehilangan
Depresi
Pendapatan yang rendah
Peny. Saluran cerna
Penyalahgunaan alkohol
3. Dampak Malnutrisi
Mal nutrisi yang lama pada lansia akan berdampak pada kelemahan otot
dan kelelahan karena energi yang menurun.
Lansia dengan mal nutrisi beresiko tinggi terhadap terjatuh/mengalami
ketidakmampuan dalam mobilisasi yang menyebabkan cedera.
4. Penyebab Malnutrisi
2
Perubahan sensorik yang menyebabkan pengurangan kemampuan
untuk mencium dan merasakan makanan, sehingga nafsu makan
berkurang.
Dalam keadaan sakit, nafsu makan lansia tanpak berkurang sehingga
menyebabkan malnutrisi, sedangkan energi yang mereka butuhkan
akan meningkat.
Kondisi yang kronik seperti penyakit serebrovaskuler, artritis, diabetes,
dan gangguan mental, disfagia.
Faktor psikososial
Obesitas
Obat
3
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian meliputi identitas klien, diantaranya nama, umur, pendidikan
terakhir, pekerjaan, suku bangsa, penanggung jawab, agama, alamat dll
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan pengkajian,
misalnya :
1. Sulit mengunyah makanan
2. Nafsu makan berkurang
3. Badan terasa letih dan lemah, dll
b. Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit yang pernah diderita oleh klien tetapi masih
berhubungan dengan penyakit sekarang, misalnya : gastritis, dispepsia,
dll
c. Riwayat kesehatan keluarga
Berisi tentang penyakit yang pernah diderita oleh keluarga klien, baik
berhubungan dengan panyakit yang diderita oleh klien-klien maupun
penyakit keturunan dan menular lainnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pemeriksaan secara head to too, misalnya ;
a. Rambut
Infeksi : Dilihat keadaan rambut dan kulit kepala, bersih atau tidak,
apakah terdapat ketombe, apakah rambut subur, rontok,
alopecia, berbau atau tidak
Palpasi : Diraba keadaan kulit kepala apakah ada oedema, nyeri tekan
atau ada bekas luka, Diraba tekstur rambut apakah halus atau
kasar.
b. Mata
Infeksi :
4
- Dilihat kesemetrisan mata
- Palpebra : apakah normal atau ptosis, apakah ada bekas luka atau
oedema
- Sklera : dilihat icteric / non icteric
- Konjungtiva : anemis atau tidal anemis
- Pupil : Dilakukan dengan memberikan reflek cahaya bila keduanya
miosis berarti isokor
Palpasi : Diraba disekitar bola mata apakah ada oedema atau terasa
nyeri
c. Leher
Infeksi : Dilihat kesimetrisan leher, apakah ada bekas luka, dilihat
apakah tonsil meradang atau tidak
Palpasi : Diraba keadaan leher klien apakah ada pembesaran kelenjer
tyroid dan kalenjer sub mandibula. Apakah ada terasa masa
yang ada
d. Dada / Thorak
Infeksi : Dilihat kesimetrisan dada, frekuensi pernafasan teratur
atau tidak
Palpasi : Diketahui dengan cara melakukan perabaan taktil fremitus,
bila getarannya sama maka keadaan paru normal/baik.
Perkusi : Dilakukan untuk mengetahui batas-batas organ yang ada
di dalam rongga dada.
Auskultasi : Untuk mengetahui bunyi nafas apakah vesicular, whezing
atau ronki
e. Cardiovaskular
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetai bunyi jantung, irama jantung,
normal adalah sinus ritme. Jika ada bunyi tambahan berarti ada
kelainan pada jantung.
f. Abdomen
Infeksi : Dilihat kesimetrisan perut apakah ada scar, colostomy,
ataupun kelainan lainnya.
Auskultasi : Dilakukan pemeriksaan bising usus disekitar umbilicus
dengan bising usus normal 8-12 x/i
5
Palpasi : Dilakukan perabaan apakah ada massa, nyeri tekan atau
nyeri lepas
Perkusi : Untuk mengetahui apakah ada cairan atau massa didalam
rongga perut
g. Genitalia
Infeksi : Dilihat kebersihan genital, apakah ada oedema, varices,
terpasang kateter atau tidak.
Palpasi : Dilakukan perabaan untuk mengetahui apakah ada
oedema dan rasa nyeri disekitar vulva atau genital.
h. Ekstremitas
Dilakukan pemeriksaan baik ekstremitas atas maupun bawah, misalnya
melakukan penilaian kekuatan otot.
3. Aktivitas Sehari-hari
Mencakup pengkajian tentang miksi, defekasi, mandi, menggosok gigi,
cuci rambut, makan, minum, tidur, dan lain-lain
4. Pemeriksaan Penunjang
Apakah ada pemeriksaan penunjang misalnya rontgen, USG, dll
5. Catatan tambahan
Jika setelah pengkajian dilakukan ternyata masih ada yang ingin
ditambahkan maka dibuat pada point ini
B. Diagnosa yang Mungkin Muncul
1. Nutrisi perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berbeda dengan
degenerasi membran periodontal dengan kehilangan gigi.
2. Beresiko tinggi cedera, terjatuh b/d defisit motorik dan sensorik
C. Perencanaan
Diagnosa : Nutrisi perubahan dari kebutuhan tubuh berbeda dengan
degenerasi membran periodontal dengan kehilangan gigi.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi bisa terpenuhi secara adekuat.
KH : - Meningkatkan masukan oral
- Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang
diharapkan individu
6
- Klien menyatakan tidak lemah lagi
Intervensi :
a. Buat tujuan berat bdan minimum dan kebutuhan nutrisi harian
R/ Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan
depresi, agitasi dan mempengaruhi fungsi kognitif,. Perbaikan status
nutrisi meningkatkan kemampuan berfikir dan kerja psikologis
b. Evaluasi kemampuan untuk memproses dan menyiapkan makanan
seperti keuangan, transportasi, mobilitas, keterampilan manual.
R/ Dengan mengetahui kemampuan klien kita bisa mengetahui apakah
faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap nafsu makan klien.
c. Anjurkan makan sedikit tapi sering dan beri makanan kecil yang tepat
R/ Dilatasi saster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat
setelah periode puasa.
d. Berikan makanan yang lunak dan mudah dicerna
R/ Membantu dalam proses pemasukan makanan kedalam lambung
karena penurunan daya periodontal disebabkan karena kehilangan
gigi
e. Berikan diit cair dan/atau makanan selang bila diperlukan
R/ Bila masukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan metabolik,
dukungan nutrisi bisa digunakan untuk mencegah malnutrisi
berlanjut.
f. Menganjurkan meningkatkan kalsium sampai 1.200 mg/hari
R/ Konsumsi kalsium yang cukup bisa mengurangi kelelahan otot dan
tulang.
Diagnosa : Resiko tinggi cidera / terjatuh berbeda dengan defisit motorik dan
sessorik
Tujuan : Cedera bisa dicegah dan diminimalkan
KH : - Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam
kemungkinan cidera.
- Klien menyatakan merasa lebih aman dalam beraktifitas
Intervensi : Pertahankan tempat tidur pada ketinggian yang paling rendah
7
R/ Upaya intervensi menurun resiko terjadinya cedera dan
terjatuh
Intervensi : Letakkan pispot disebelah tempat tidur
R/ Memudahkan pat dalam melakukan aktifitas eliminasi
Intervensi : Berikan bantuan maksimal dalam beraktifitas
R/ Meminimalkan kemungkinan terjadinya cedera yang
diakibatkan aktifitas yang berlebihan.
D. Implementasi
Merupakan : Serangkaian kegiatan melakukan tindakan / intervensi baik yang
direncanakan maupun tidak, disesuaikan dengan kebutuhan
klien.
E. Evaluasi
Merupakan : Tahap akhir dalam proseskeperawatan, dimana melalui evaluasi
kita bisa mengetahui kemajuan / perubahan penyakit klien.
Evaluasi ini biasanya diterapkan dengan teori : S.O.A.P.
8
PENUTUP
1. Kesimpulan
Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi yang buruk yang terjadi karena tidak
cukupnya asupan satu atau lebih nutrisi yang membahayakan status kesehatan
(Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC). Malnutrisi sering
diakibatkan karena perekonomian yang rendah, depresi, tinggal sendirian dan
penyalahgunaan alkohol. Dampaknya sendiri terlihat dari kondisi klien yang
semakin lemah, daya tahan tubuh menurun, berat badan turun drastis, dan tidak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari sendirian. Asuhan keperawatan dimulai
dari mengkaji keadaan fisik, memperoleh data subjektif dan objektif dari pasien,
kemudian menetukan diagnose berdasarkan dari data-data yang telah diperoleh.
2. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan agar pembaca lebih
memperhatikan pola makan dan asupan gizi, agar bisa terhindar dari malnutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
9
Watson, Roger, 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC
Hincliff, Sue. 1999. Kasus Keperawatan. Jakarta : EGC
Marlin. E Doenges. 1999. Mari Frances Moorhouse. Jakarta : EGC
Linda Jual Corpenito.R.N.M.S.N.CRNP. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jakarta EGC
http://askep-akper. Blogspot.com/2009/06/konsep-pengkajian-nutrisi-=dan-cairan.html.
10