1_16_222Berita Terkini-Suplementasi Probiotik Menguntungkan Untuk Terapi Infeksi Saluran Kemih Anak

1
840 BERITA TERKINI CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 Suplementasi Probiotik Menguntungkan untuk Terapi Infeksi Saluran Kemih Anak I nfeksi saluran kemih (Urinary tract infection/ UTI) merupakan salah satu masalah yang sering ditemukan pada anak. Sampai usia 7 tahun, 8% anak perempuan dan 2% anak laki-laki minimal pernah mengalami satu kali episode infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih pada anak lebih banyak ter- jadi pada anak perempuan dan lebih sering mulai terjadi kurang lebih saat usia 3 tahun, saat dimulainya toilet training. Escherichia coli merupakan salah satu penyebab dari kurang lebih 80% infeksi saluran kemih dengan atau tanpa disertai dengan demam. 1,2 Gejala yang sering ditemukan pada anak dengan infeksi saluran kencing antara lain demam, tidak nafsu makan, muntah, atau tidak ada gejala sama sekali. 2 Sebagian besar infeksi saluran kencing pada anak hanya melibatkan kandung kemih. Apabila infeksi menyebar ke ginjal (disebut pyelonefritis), dapat menjadi serius; gejala-gejalanya antara lain 2 : darah pada air seni (urin), urin keruh dan berbau sangat kuat, malaise, keinginan untuk sering BAK dan urgensi, dan nyeri saat BAK. Gejala yang terjadi apabila infeksi telah menyebar sampai ke ginjal antara lain 2 : demam sampai menggigil, mual muntah, nyeri pinggang atau punggung, nyeri perut berat. Pada anak, infeksi saluran kencing harus segera ditangani dengan pemberian anti- biotik untuk melindungi ginjal. Bayi dapat menerima antibiotik secara intravena dan dirawat di rumah sakit, sedangkan anak dengan umur lebih tua dapat menerima antibiotik secara oral apabila mungkin. 2 Untuk penanganan infeksi saluran kemih yang disertai demam seperti pyelonefritis, dipertimbangkan pemberian antibiotik parenteral dan perawatan di rumah sakit. Beberapa jenis antibiotik yang dapat diberi- kan secara parenteral antara lain 3 : ceftriaxon, cefotaxime, ampicillin, gentamicin. Pada pasien berumur 2 bulan sampai 2 tahun dengan infeksi saluran kemih disertai demam untuk pertama kalinya, apabila ditemukan indikasi bahwa terapi antibiotik diperlukan secepatnya (dilakukan pemeriksaan urin dan kultur sebelum terapi dimulai). Beberapa jenis antibiotik yang dapat digunakan sebagai terapi secara oral antara lain 3 : cephalosporin generasi kedua atau ketiga, atau amoxicillin/ clavulanateatau sulfamethoxazole-trimethoprim (SMZ-TMP). Pada anak dengan sistitis, terapi antibiotik dimulai berdasarkan riwayat dan hasil pemeriksaan urin sebelum diagnosis pasti ditegakkan. Direkomendasikan pemberian antibiotik oral selama 4 hari. Apabila tidak ada respons klinis setelah terapi selama 2-3 hari, perubahan antibiotik dapat dilakukan. 3 Pemberian antibiotik dapat mencegah komplikasi infeksi seperti pyelonefritis dan terbentuknya jaringan ikat pada ginjal. Meskipun pemberian antibiotik profilaksis jangka lama menurunkan infeksi saluran kemih yang bergejala, harus dipikirkan risikonya yaitu resistensi. Berbagai cara digunakan untuk mencegah infeksi saluran kemih berulang (recurrent UTI/RUTI), tetapi sampai sekarang, belum ada pengobatan yang dianjurkan. Beberapa menyarankan pem- berian cranberry, mannose, dan probiotik. 1 Beberapa studi menyatakan bahwa probiotik dapat menghambat kolonisasi dari bakteri uro-patogen dan mempunyai keuntungan mencegah kerusakan ginjal akibat infeksi saluran kemih, tetapi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. 1 Sebuah studi dilakukan dengan desain acak dan merupakan studi preliminary untuk mengetahui efikasi pemberian probiotik sebagai tambahan pada antibiotik untuk pencegahan infeksi saluran kemih berulang pada anak. 1 Studi ini menggunakan subyek 41 anak (usia rata-rata 8,3±3,1 tahun) dengan riwayat infeksi saluran kemih ber- ulang (recurrent UTI/RUTI) dan unilateral vesi- coureteral reflux (VUR), secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi terapi antibiotik nitrofurantoin 1mg/ kg per hari ditambah probiotik (Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium lactis, 10 7 /mL) 0,25 mL/kgBB tiga kali sehari. Kelompok kedua hanya diberi antibiotik profilaksis saja yaitu nitrofurantoin 1mg/kg per hari saat malam hari. Selama studi dilakukan pemeriksaan urin setiap bulan dan insiden infeksi saluran kemih dievaluasi pada kedua kelompok. Hasil studi ini: 1 Selama tiga tahun pengamatan: pada kelompok pertama 39% mengalami infeksi saluran kemih. Sementara pada kelompok kedua 50% mengalami infeksi saluran kemih (p=0,4). Insiden infeksi saluran kemih yang di- sertai demam maupun tidak disertai demam menurun pada kedua kelompok tanpa perbedaan signifikan setelah pemberian 2 tahun profilaksis. Insiden infeksi saluran kemih tanpa demam tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok (p=0,3). Insiden infeksi saluran kemih yang disertai demam lebih rendah pada kelompok yang mendapatkan probiotik (p=0,03) pada tahun terakhir. Dari hasil studi ini, didapatkan konsumsi probiotik pada anak dengan riwayat infeksi saluran kemih berulang (recurrent UTI/RUTI) aman dan lebih efektif menurunkan kejadian infeksi saluran kemih yang disertai demam dibandingkan dengan hanya pemberian antibiotik profilaksis saja. 1 Simpulannya, suplementasi probiotik mem- berikan efek menguntungkan terhadap terapi antibiotik profilaksis pada anak dengan infeksi saluran kemih berulang yang disertai demam. (AYN) REFERENSI: 1. Mohseni MJ, Aryan Z, Emamzadeh-Fard S, Paydary K, Mofid V, Joudaki H, et al. Combination of probiotics and antibiotics in the prevention of recurrent urinary tract infection in children. Iran J Pediatr. 2013 Aug;23(4):430-8. 2. Paediatric UTI. A.D.A.M. Medical Encyclopedia [Internet]. 2013 Aug 11 [cited 2014 Feb 19 ]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001534/

description

suplemenrtasi

Transcript of 1_16_222Berita Terkini-Suplementasi Probiotik Menguntungkan Untuk Terapi Infeksi Saluran Kemih Anak

  • 840

    BERITA TERKINI

    CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014

    Suplementasi Probiotik Menguntungkan untuk Terapi Infeksi Saluran Kemih Anak

    Infeksi saluran kemih (Urinary tract infection/UTI) merupakan salah satu masalah yang sering ditemukan pada anak. Sampai usia 7 tahun, 8% anak perempuan dan 2% anak laki-laki minimal pernah mengalami satu kali episode infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih pada anak lebih banyak ter-jadi pada anak perempuan dan lebih sering mulai terjadi kurang lebih saat usia 3 tahun, saat dimulainya toilet training. Escherichia coli merupakan salah satu penyebab dari kurang lebih 80% infeksi saluran kemih dengan atau tanpa disertai dengan demam.1,2

    Gejala yang sering ditemukan pada anak dengan infeksi saluran kencing antara lain demam, tidak nafsu makan, muntah, atau tidak ada gejala sama sekali.2 Sebagian besar infeksi saluran kencing pada anak hanya melibatkan kandung kemih. Apabila infeksi menyebar ke ginjal (disebut pyelonefritis), dapat menjadi serius; gejala-gejalanya antara lain2: darah pada air seni (urin), urin keruh dan berbau sangat kuat, malaise, keinginan untuk sering BAK dan urgensi, dan nyeri saat BAK.

    Gejala yang terjadi apabila infeksi telah menyebar sampai ke ginjal antara lain2: demam sampai menggigil, mual muntah, nyeri pinggang atau punggung, nyeri perut berat.

    Pada anak, infeksi saluran kencing harus segera ditangani dengan pemberian anti-biotik untuk melindungi ginjal. Bayi dapat menerima antibiotik secara intravena dan dirawat di rumah sakit, sedangkan anak dengan umur lebih tua dapat menerima antibiotik secara oral apabila mungkin.2

    Untuk penanganan infeksi saluran kemih yang disertai demam seperti pyelonefritis, dipertimbangkan pemberian antibiotik parenteral dan perawatan di rumah sakit. Beberapa jenis antibiotik yang dapat diberi-kan secara parenteral antara lain3: ceftriaxon,

    cefotaxime, ampicillin, gentamicin.

    Pada pasien berumur 2 bulan sampai 2 tahun dengan infeksi saluran kemih disertai demam untuk pertama kalinya, apabila ditemukan indikasi bahwa terapi antibiotik diperlukan secepatnya (dilakukan pemeriksaan urin dan kultur sebelum terapi dimulai). Beberapa jenis antibiotik yang dapat digunakan sebagai terapi secara oral antara lain3: cepha losporin generasi kedua atau ketiga, atau amoxicillin/clavulanate atau sulfamethoxazole-trimethoprim (SMZ-TMP).

    Pada anak dengan sistitis, terapi antibiotik dimulai berdasarkan riwayat dan hasil pemeriksaan urin sebelum diagnosis pasti ditegakkan. Direkomendasikan pemberian antibiotik oral selama 4 hari. Apabila tidak ada respons klinis setelah terapi selama 2-3 hari, perubahan antibiotik dapat dilakukan.3

    Pemberian antibiotik dapat mencegah komplikasi infeksi seperti pyelonefritis dan terbentuknya jaringan ikat pada ginjal. Meskipun pemberian antibiotik profi laksis jangka lama menurunkan infeksi saluran kemih yang bergejala, harus dipikirkan risikonya yaitu resistensi. Berbagai cara digunakan untuk mencegah infeksi saluran kemih berulang (recurrent UTI/RUTI), tetapi sampai sekarang, belum ada pengobatan yang dianjurkan. Beberapa menyarankan pem-berian cranberry, mannose, dan probiotik.1

    Beberapa studi menyatakan bahwa probiotik dapat menghambat kolonisasi dari bakteri uro-patogen dan mempunyai keuntungan mencegah kerusakan ginjal akibat infeksi saluran kemih, tetapi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.1

    Sebuah studi dilakukan dengan desain acak dan merupakan studi preliminary untuk mengetahui efi kasi pemberian probiotik sebagai tambahan pada antibiotik untuk pencegahan infeksi saluran kemih berulang

    pada anak.1 Studi ini menggunakan subyek 41 anak (usia rata-rata 8,33,1 tahun) dengan riwayat infeksi saluran kemih ber-ulang (recurrent UTI/RUTI) dan unilateral vesi-coureteral refl ux (VUR), secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi terapi antibiotik nitrofurantoin 1mg/kg per hari ditambah probiotik (Lactobacillus acidophilus dan Bifi dobacterium lactis, 107/mL) 0,25 mL/kgBB tiga kali sehari. Kelompok kedua hanya diberi antibiotik profi laksis saja yaitu nitrofurantoin 1mg/kg per hari saat malam hari. Selama studi dilakukan pemeriksaan urin setiap bulan dan insiden infeksi saluran kemih dievaluasi pada kedua kelompok. Hasil studi ini:1

    Selama tiga tahun pengamatan: pada kelompok pertama 39% mengalami infeksi saluran kemih. Sementara pada kelompok kedua 50% mengalami infeksi saluran kemih (p=0,4). Insiden infeksi saluran kemih yang di-sertai demam maupun tidak disertai demam menurun pada kedua kelompok tanpa perbedaan signifi kan setelah pemberian 2 tahun profi laksis. Insiden infeksi saluran kemih tanpa demam tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok (p=0,3). Insiden infeksi saluran kemih yang disertai demam lebih rendah pada kelompok yang mendapatkan probiotik (p=0,03) pada tahun terakhir.Dari hasil studi ini, didapatkan konsumsi probiotik pada anak dengan riwayat infeksi saluran kemih berulang (recurrent UTI/RUTI) aman dan lebih efektif menurunkan kejadian infeksi saluran kemih yang disertai demam dibandingkan dengan hanya pemberian antibiotik profi laksis saja.1

    Simpulannya, suplementasi probiotik mem-berikan efek menguntungkan terhadap terapi antibiotik profi laksis pada anak dengan infeksi saluran kemih berulang yang disertai demam. (AYN)

    REFERENSI:

    1. Mohseni MJ, Aryan Z, Emamzadeh-Fard S, Paydary K, Mofi d V, Joudaki H, et al. Combination of probiotics and antibiotics in the prevention of recurrent urinary tract infection in children.

    Iran J Pediatr. 2013 Aug;23(4):430-8.

    2. Paediatric UTI. A.D.A.M. Medical Encyclopedia [Internet]. 2013 Aug 11 [cited 2014 Feb 19 ]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001534/