115856616-SAP-Depresi-OSCA-Omen.doc

12
 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pok ok Baha san : De pr esi ( Kehi lan gan dan Ber duk a P ada Lan sia ) Sub pokok bahasan : Menjelaskan tentang pengertian kehilangan,faktor resikodan kriteria derajat dari kehilangan,tanda dan gejalakehilangan dan menejement stress dan relaksasi progresif Sa saran : Oma Sh inta da ri K el uarga Tn. Ja a !aktu : "#.$# % "".## !&B 'ariT anggal : abu* + Desember ,#",  T empat : Di umah Oma Shint a* Depok Organisasi : ". Pen-uluh : ahasis/a 0P1 23eteran4 Jakarta : Lukman Sulisti-adi ,. oderator : De/i Sil5-anita  6. 7 asilit ator : 8gus Purnama $. P era ga : Lukman Sulis ti-adi +. P eralatan : 8ldrin 1ur 9o/i I.  T uuan &ntruksional 0mum (T&0) Setelah mengikuti pen-uluhan selama $+ menit* diharapkan Oma Shinta dari Keluarga Tn.Jaa* Depok mampu mengetahui tentang depresi (kehilangan) II.  T uuan &ntruksional Khusu s (T&K) Setelah diberikan pen-uluhan selama $+ menit* lansia dapat : ". en- ebut kan penge rt ian dep resi (k eh il anga n) ,. en-eb utk an akt or re sik o dan ;ri ter ia dera at dep re si (k ehi langan ) 6. en-ebutkan , dar i < tanda dan ge ala depresi (kehilangan) $. en-ebutkan , dari < upa-a pen;egahan depr esi (kehilangan) +. en-ebut ka n , dar i + upa-a pe nanggulangan depr esi (k ehila ngan) III. ateri Pen-u luhan ". Penger ti an de pres i ( kehil angan) ,. 7 aktor - ang men-ebabk an depr esi ( kehil angan) 3

Transcript of 115856616-SAP-Depresi-OSCA-Omen.doc

SATUAN CAR PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan: Depresi (Kehilangan dan Berduka Pada Lansia)Sub pokok bahasan: Menjelaskan tentang pengertian kehilangan,faktor resikodan kriteria derajat dari kehilangan,tanda dan gejalakehilangan dan menejement stress dan relaksasi progresifSasaran : Oma Shinta dari Keluarga Tn.JajaWaktu

: 10.40 11.00 WIBHari/Tanggal

: Rabu, 5 Desember 2012Tempat

: Di Rumah Oma Shinta, DepokOrganisasi

: 1. Penyuluh: Mahasiswa UPN Veteran Jakarta : Lukman Sulistiyadi

2. Moderator: Dewi Silvyanita

3. Fasilitator : Agus Purnama

4. Peraga: Lukman Sulistiyadi5. Peralatan: Aldrin Nur Qowi I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan Oma Shinta dari Keluarga Tn.Jaja, Depok mampu mengetahui tentang depresi (kehilangan)II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, lansia dapat :

1. Menyebutkan pengertian depresi (kehilangan)2. Menyebutkan faktor resiko dan criteria derajat depresi (kehilangan)3. Menyebutkan 2 dari 6 tanda dan gejala depresi (kehilangan)4. Menyebutkan 2 dari 6 upaya pencegahan depresi (kehilangan)5. Menyebutkan 2 dari 5 upaya penanggulangan depresi (kehilangan)III. Materi Penyuluhan1. Pengertian depresi (kehilangan)2. Faktor yang menyebabkan depresi (kehilangan)3. Tanda dan gejala depresi (kehilangan)4. Upaya pencegahan depresi (kehilangan)5. Upaya penanggulangan depresi (kehilangan)IV. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi dan Tanya Jawab3. SimulasiV. Kegiatan PengajaranNOTAHAPANKEGIATANMEDIAMETODEWAKTU

PENYULUHAUDIENCE

1

2

34

5Pembukaan

1. Salam

2. Perkenalan

3. Kontrak waktu

4. Kontrak materi

Penyampain materi

Penyampaian praktek cara sarariDiskusi

Penutup

1. Evaluasi2. Salam penutup Mengucapkan salam

Mengenalkan diri

Membina hubungan saling percaya

Persiapan alat

Menjelaskan pengertian depresi (kehilangan) Menjelaskan faktor menyebabkan depresi (kehilangan) Menjelaskan tanda dan gejala depresi (kehilangan) Menjelaskan upaya pencegahan depresi (kehilangan) Melakukan demonstrasi relaksasi progressif Menjawab apa yang ditanyakan audience

Melakukan Tanya jawab sesuai materi yang telah disampaikan

Melakukan terminasiMenyakan kepada audience tentang:* pengertian depresi (kehilangan)* faktor yang menyebabkan depresi (kehilangan)* Menjelaskan tanda dan gejala depresi (kehilangan)* Menjelaskan upaya depresi (kehilangan) Memberikan salam perpisahan Menjawab salam

Mendengarkan

Memberikan respon positif untuk mengikuti pengajaran

Memperhatikan alat yang digunakan

Mendengarkan penjelasan

Mendengarkan penjelasan

Mendengarkan penjelasan

Mendengarkan penjelasan

Mendengarkan penjelasan

Memperhatikan demonstrasi

Menyampaikan pertanyaan sesuai materi yang telah disampaikan Menjawab pertanyaan Menjawab salam perpisahanMikrofone

Mikrofone

Lembar balik

PeragaMikrofone

Mikrofone

Ceramah

Ceramah

Demon-strasiDiskusi & Tanya Jawab

Tanya JawabCeramah2 menit

8 menit5 menit

3 menit

2 menit

2 menit

VI. Media & Sumber

Media: leaflet dan lembar balik Sumber:

Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI. 2001. Pedoman Pembinaan Kesehatan Jiwa Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta. Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Nugroho, Wahyudi. 2006. Keperawatan Gerontik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC, JakartaVII. Evaluasia.Evaluasi struktur

- Media telah dipersiapkan

- Mahasiswi siap diberikan pendidikan kesehatan

- Kontrak waktu dan tempat sudah disepakati

b.Evaluasi proses

- Waktu dan tempat sesuai kontrak

- Mahasiswi kooperatif saat dilakukan pendidikan kesehatan

c.Evaluasi hasil

Mahasiswi dapat memahami materi dengan baik : Audience mampu menjelaskan kembali pengertian stress Audience mampu menyebutkan 2 faktor yang menyebabkan stress Audience mampu menyebutkan 2 tanda dan gejala stress Audience mampu menyebutkan 2 upaya pencegahan stressVIII. Lampiran

Materi

Lampiran Materi

KEHILANGAN

A. Definisi

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan (Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

Karakteristik respons kehilangan yaitu :

1. Kehilangan mempengaruhi tingkat distress individu.

2. Setiap individu mempunyai respon berbeda terhadap kehilangan.

3. Makin bermakna atau bernilai dari sesuatu yang hilang maka makin besar perasaan kehilangan atau berduka.

4. Kehilangan mengancam konsep diri, harga diri, keamanan dan rasa makna diri.

Sumber-sumber kehilangan

1. Kehilangan objek ekternal

Mencakup segala kepemilikan yang telah usang, berpindah tempat, dicuri atau rusak.Kedalaman berduka tergantung pada nilai dan kegunaan dari benda tersebut. Misalnya kehilangan uang, rumah, binatang kesayangan, pindah rumah dan lain sebagainya.

2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal

Perpisahan dengan lingkungan yang telah dikenal selama periode tertentu atau kepindahan secara permanen. Misalnya orang yang pindah ke kota yang baru, klien yang sedang dirawat dirumah sakit. Perawatan disuatu institusi atau rumah sakit mengakibatkan isolasi dari kegiatan atau rutinitasnya.

3. Kehilangan orang terdekat

Misalnya orang tua, pasangan, anak-anak, artis, teman yang terjadi karena perpisahan, melarikan diri, dipenjara atau kematian.

4. Kehilangan aspek diri

Mencakup kehilangan bagian tubuh (misalnya anggota gerak, mata, kaki). Fungsi tubuh (misalnya penglihatan, kekuatan otot) dan fungsi psikologis (rasa humor,ingatan dan kepercayaan diri).

5. Kehilangan Hidup

Seseorang yang menghadapi kematian menjalani hidup, merasakan, berpikir dan merespon terhadap kejadian dan orang sekitar.

B. Rentang Respon

Pada rentang respon kehilangan fase acceptance atau penerimaan merupakan tujuan akhir yang adaptif dari proses.

Respon adaptif Respon Maladaptif

Denial Anger Bergaining

Depresi Acceptance

Proses berduka terhadap kehilangan (Kubler-Ross)

TahapReaksi Respon

1. Denial

Mengikari kenyataanMenolak mempercayai bahwa kehilangan terjadi secara nyata dan mengisolasi diri.

Reaksi fisik : letih, lemah, diarre, gelisah, sesak napas, nadi cepat.

Contoh : Tidak mungkin, berita kematian itu tidak benar. Saya tidak percaya suami saya pasti nanti kembali.

2. Anger

Marah Timbul kesadaran akan kenyataan kehilangan. Kemarahan meningkat kadang diproyeksikan ke orang lain, tim kesehatan atau lingkungan.

Reaksi fisik : nadi cepat, tangan mengepal, susah tidur, muka merah, bicara kasar, agresif.

Contoh : Saya benci dengan dia karena..

Ini terjadi karena dokter tidak sungguh-sungguh dalam pengobatannya.

3. Bargaining

Tawar menawar, Penundaan realita kehilangan.Klien berunding dengan cara halus untuk mencegah kehilangan dan perasaan bersalah. Memohon pada Tuhan. Klien juga mempunyai keinginan untuk melakukan apa saja untuk mengubah apa yang sudah terjadi.

Contoh :

Kalau saja saya yang sakit, bukan anak saya..

Kenapa saya ijinkan pergi. Kalau saja dia dirumah ia tidak akan kena musibah ini.

seandainya saya hati-hati, pasti hal ini tidak akan terjadi.

4. DepresiSikap menarik diri, perasaan kesepian, tidak mau bicara dan putus asa. Individu bias melakukan percobaan bunuh diri atau penggunaan obat berlebihan.

Reaksi fisik : susah tidur, letih, menolak makan, dorong libido menurun.

Contoh : Biarkan saya sendiri.., Tidak Usah bawa ke rumah sakit, sudah nasib saya

5. Acceptance

PenerimaanReorganisasi perasaan kehilangan, mulai menerima kehilangan. Pikiran tentang kehilangan mulai menurun. Mulai tidak tergantung dengan orang lain. Mulai membuat perencanaan.

Contoh : ya sudah, saya ikhlaskan dia pergi. Apa yang harus lakukan supaya saya cepat sembuh. Ya pasti dibalik bencana ini ada hikmah yang tersembunyi.

Individu yang dapat melalui fase-fase tersebut sampai fase penerimaan, maka ia akan dapat mengakhiri proses berduka secara tuntas dan dapat mengatasi perasaan kehilangannya. Namun apabila individu tersebut tetap berada pada salah satu fase atau tidak mencapai fase penerimaan maka jika ia kembali mengalami kehilangan akan sulit mencapai fase penerimaan.C. Penyebab

Faktor Predisposisi

1. Genetik

Individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimistic dalam menghadapi masalah, termasuk dalam menghadapi kehilangan.

2. Kesehatan fisik

Individu yang memiliki kesehatan sehat fisik dan pola hidup teratur cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang mengalami gangguan fisik.

3. Kesehatan mental

Seseorang yang mengalami gangguan jiwa, terutama yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai perasaan tidak berdaya, pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram biasanya sangat peka terhadap situasi kehilangan.

4. Pengalaman kehilangan masa lalu.

Kehilangan yang traumatis atau perpisahan dengan orang yang berarti dimasa kanak-kanak akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di masa dewasa.

Factor presipitasi

Factor pencetus dari perasaan kehilangan dapat kehilangan dapat berupa stress nyata, imajinasi individu, seperti kehilangan kesehatan, kehilangan fungsi seksual, kehilangan peran, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan dan kehilangan posisi dimasyarakat.

D. Tanda dan Gejala

Seseorang yang mengalami kehilangan sering menunjukan perilaku seperti :

1. Tidak percaya pada orang lain

2. Rasa marah

3. Putus asa

4. Menarik diri

5. Tidak mau bicara

6. Menangis

7. Kadang-kadang ada upaya bunuh diri atau ingin membunuh orang lain.

E. Penatalaksanaan

Beberapa cara untuk menanggulangi depresi:

Cara Fisik

a. Relaksasi Progresif

Gejala yang dialami : lelah, kram otot, nyeri leher dan punggung, tegang, sukar tidur, cemas.

Lama latihan 15 menit/hari

Langkah-langkah :

Prinsip :

Tegangkan dan lemaskan otot-otot tubuh

Fokuskan pikiran pada perbedaan tegang dan lemas.1. Kepalkan kedua telapak tangan, kencangkan lengan bawah dan atas, lemaskan.

2. Kerutkan dahi, tekan kepala sejauh mungkin ke belakang, putar searah jarum jam dan sebaliknya.

3. Kerutkan otot muka, pejamkan mata kencang, mulut monyong ke depan, lidah tekan ke langit-langit.

4. Lengkungkan punggung ke belakang, nafas dalam dari hidung, tahan dan keluarkan dari perut dan tiup dari mulut, lemaskan

5. Tarik ibu jari kaki, kencangkan betis, paha dan bokong, lemaskan.

b. Latihan NafasGejala yang dialami : capat marah, cepat tersinggung tegang dan lelah

1. Nafas lega

1) Duduk atau berdiri tegak

2) Hela nafas dalam dan tahan (sampai hitungan ke-3)

3) Keluarkan nafas dari mulut dengan suara kelegaan

4) Ulangi 5 sampai 10 kali2. Nafas alternatif

Duduk dengan sikap nyaman

Letakan jari telunjuk dan tengah tangan kaki di dahi

Tutup lubang hidung kanan dan ibu jari

Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kiri

Tutup lubang hidung kiri dengan jari manis dan buka lubang hidung kanan pelan-pelan

Tarik nafas pelan-pelan dari lubang hidung kanan

Tutup lubang hidung kanan dan buka lubang hidung kiri bersamaan

Hembuskan nafas melalui lubang hidung kiri

Teruskan putaran 5 kali, lalu dapat ditambah secara bertahap

Cara Pikiran

a. Hipnosis lima jari

Hafalkan langkah-hafalkan berikut :

1. Sentuh ibu jari dengan telunjuk. Kenang saat anda sehat, fisik menyenangkan segar, habis olahraga, jalan-jalan (kenang semua keadaan fisik yang menyenangkan )

2. Sentuh ibu jari dengan jari tengah. Kenang saat anda jatuh cinta, kasmaran, kehangatan, atau percakapan intim (keanangan manis dengan orang yang dicintai)

3. Senduh ibu jari dengan jari manis. Kenang saat anda mendapat pujian penghargaan prestasi dan anda sangat berterimakasih. (kenang semua keberhasilan dan prestasi)

4. Sentuh ibu jari dengan kelingking. Kenang semua tempat terindah yang pernah dikunjungi, bayangkan anda disana beberapa saat.b. Stop Berpikir

Langkah-langkah :

i. Buat daftar pikiran yang menyenangkan/dikhawatirkan

ii. Nilai yang paling tidak menyenangkan

iii. Tarik nafas dalam, dan kosongkan pikiran

iv. Bayangkan pikiran yang paling tidak menyenangkan dan coba berpikir rasional dan normal (sambil pejam)

v. Putuskan dengan bantuan set alarm jam 3 menit, atau hitung 1-5 atau 10. Pada saat alarm atau hitungan akhir, katakan STOP

vi. Putuskan tanpa bantuan. Pada saat membayangkan pikiran yang tidak menyenangkan, katakana STOP

vii. Ganti pikiran : Pada saat muncul pikiran yang tidak menyenangkan, lalu dilawan/diganti secara atentif/positif dan rasional. Misalnya : saya selalu gagal ujian, langsung katakana pada diri, Tapi tidak kok yang saya lulus

c. Berpikir Positif-Afirmasi

Langkah-langkah :

i. Buat daftar pengalaman, kemampuan dan semua hal positif yang dimiliki. (Dapat ditambah setiap hari)

ii. Lakukan afirmasi. Katakana pada diri sendiri aspek positif yang saudara miliki. saya tidak mampu berkhotbah. Afirmasi dapat diulang beberapa kali sehari.

Cara LingkunganLingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan social.

1. Lingkungan Fisik :

a. Rumah yang rapi, bersih, tenang, dan nyaman akan membatumengatasi situasi yang stress

b. Warna-warna yang sejuk dan indah juga dapat member ketenangan

c. Music, suara, yang lembut akan juga member perasaan rileks

d. Pemandangan yang hijau, berbungan dan indah juga dapat member ketenangan

2. Lingkungan social :

Lingkungan social yang terdekat dengan kita adalah suami/isitri, dan anak. Untuk itu di dalam keluarga perlu saling mengenal satu dengan yang lain. Jika istri melihat suami sedang stress maka sebaiknya tidak menambah stimulus yang menambah stress tetapi mendorong untuk menggunakan cara penanggulangan stress.

Berperan serta pada kegiatan lingkungan : ibadah bersama, kebersihan lingkungan pada pengungsian ikut nmembantu kegiatan dapur umum, kegiatan social juga.

Semua cara diatas dapat membuat stress teratasi, tetapi sumber masalah mungkin belum selesai. Oleh karena itu dianjurkan menggunakan langkah-langkahpenyelesaian masalah :

a. Identifikasi masalah secara obyektif

b. Identifikasi beberapa alternative penyelesaian masalah

c. Pilih dan laksanakan satu alternative

d. Evaluasi, jika belum berhasil coba cara-cara yang lain.

Alternatif tidak boleh satu, dan tidak boleh habis. Prinsipnya : selalu ada harapan

c. Managent stress

1. Kerekayasaan organisasi Mengubah lingkungan kerja agar tidak dirasakan sebagai lingkungan yang penuh stress , Memperhatikan lingkungan kerja,

2. Kerekayasaan pribadi / individu

a. Mengubah faktor-faktor dalam individu agar : 1. Ambang stress meningkat 2. Toleransi terhadap stress meningkat, dapat lebih lama bertahan pada situasi yang penuh stress,dapat mempertahankan kesehatan3. Teknik penenangan pikiran 1. Mengurangi kegiatan berpikir, yaitu proses berpikir dalm bentuk merencana,mengingat, berkhayal,menalar yang secara berkesinambungan kita lakukan dalam keadaan bangun dan sadar

2. Cara yang dapat dilakukan : a. Meditasi b. Pelatihan relaksasi autogenik c. Pelatihan relaksasi neuromuscular4. Teknik penenangan melalui aktivitas fisika. Menghamburkan atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil stress yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman b. Mengubah sistem hormon dan saraf ke dalam sikap mempertahankan

EVALUASI 1. Jelaskan pengertian depresi (kehilangan) ?

2. Sebutkan faktor yang mneyebabkan depresi (kehilangan) ?3. Sebutkan tanda dan gejala depresi (kehilangan) ?

4. Sebutkan upaya pencegahan agar tidak timbul depresi (kehilangan) ? 5. Sebutkan upaya penanggulangan depresi (kehilangan) ?KUNCI JAWABAN

.Rasa bersyukur setiap hari, menghitung berkat, kesaksian merupakan hal-hal positif yang perlu ditambahkan pada daftar pengalaman positif

Stress pasti ada selama hidup

Jangan menghindar

Tapi hadapi dan selesaikan

Tuhan memberkati !

4