11. Modul Reproduksi

23
XI. MODUL REPRODUKSI A. ANAMNESIS OBSTETRI ........................................ 107 B. ANAMNESIS GINEKOLOGI ...................................... 107 C. PEMERIKSAAN OBSTETRI ...................................... 109 D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI .................................... 111 E. PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)/ PAP TES .... 112 F. ASUHAN PERSALINAN NORMAL .................................. 113 G. KONSELING KB .............................................. 117 H. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN AKSILA ........................... 118 I. PEMERIKSAAN GENITALIA PRIA ................................ 120 106 | Modul Reproduksi

description

repro

Transcript of 11. Modul Reproduksi

XI. MODUL REPRODUKSI

A. ANAMNESIS OBSTETRI 107B. ANAMNESIS GINEKOLOGI 107C. PEMERIKSAAN OBSTETRI 109D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI 111E. PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)/ PAP TES 112F. ASUHAN PERSALINAN NORMAL 113G. KONSELING KB 117H. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN AKSILA 118I. PEMERIKSAAN GENITALIA PRIA 120DAFTAR PUSTAKA 122

A. ANAMNESIS OBSTETRINoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Memberi salam dan memperkenalkan diri

2.Identitas pasien (Nama, Usia, Alamat, Pekerjaan, Status perkawinan, Suku/bangsa, dan Pendidikan)

3.Keluhan utama

4.Riwayat kehamilan sekarang Tanyakan tentang keluhan dan gejala kehamilan, seperti nyeri tekan pada payudara, mual atau muntah, sering BAK, perubahan kebiasaan defekasi, dan perasaan mudah lelah. Perkirakan usia kehamilan Hari pertama haid terakhir? Siklus haid teratur / tidak? Siklus haid biasanya berapa hari? Dismenorea / tidak? Kunjungan ANC ke-? Keluhan tambahan?

5.Riwayat penyakit dahulu Mencakup riwayat penyakit umum (DM, PJK) Riwayat ginekologi Riwayat obstetri sebelumnya?

6.Riwayat penyakit keluarga Pernah mengalami hal yang sama? Punya penyakit lain?

7.Riwayat kehamilan/persalinan sebelumnya Status Paritas : GxPxAx Apakah berakhir dengan keguguran? Lahir dengan selamat? Apakah persalinan normal? Persalinan dengan tindakan atau operasi? Siapa yang menolong? Keadaan anaknya? Nifas (keluhan? Mengalami infeksi?)

8.Riwayat sosial ekonomi

9.Menjelaskan kepada pasien kemungkinan diagnosisnya

10.Mempersilahkan pasien bertanya

11.Mencatat dan merangkum data hasil anamnesis secara lengkap dan sistematis

B. ANAMNESIS GINEKOLOGINoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Memberi salam dan memperkenalkan diri

2.Identitas pasien (nama, usia, alamat, pekerjaan, status perkawinan, suku, pendidikan)

3.Keluhan utama (misalnya, mengeluarkan darah dari kemaluan setelah haid terlambat, peranakannya turun/ keluar, perdarahan tidak teratur atau berbau busuk, dan lain-lain)Simptomatologi penyakit ginekologik: Perdarahan Nyeri Pembengkakan

4.Riwayat penyakit sekarangKeterangan terlampir (a)

5.Riwayat haid

6.Riwayat penyakit dahulu Mencakup: Riwayat penyakit umum Riwayat obstetri Riwayat ginekologi sebelumnya

7.Riwayat penyakit keluarga Pernah mengalami keluhan yang sama Punya penyakit lain

8.Riwayat kehamilan/ persalinan sebelumnya Apakah berakhir dengan keguguran Lahir dengan selamat Apakah persalinan normal Persalinan dengan tindakan atau operasi Siapa yang menolong Keadaan anaknya Nifas ada keluhan Mengalami infeksi atau tidak

9.Riwayat sosial ekonomi

10.Menjelaskan kepada pasien kemungkinan diagnosisnya

11.Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya

12.Mencatat dan merangkum data hasil anamnesis secara lengkap dan sistematis

Keterangan:(a) Riwayat penyakit sekarang Perdarahan: apakah perdarahan berhubungan dengan siklus haid atau tidak? Perdarahan sewaktu atau setelah koitus? Banyaknya perdarahan? Lamanya perdarahan? Fluor albus (keputihan): sudah berapa lama? Terus-menerus atau pada waktu-waktu tertentu saja? Banyaknya? Warnanya? Baunya? Disertai rasa gatal? Nyeri atau tidak? Dismenorea: sifat nyeri (mulas-mulas/ seperti ngilu/ ditusuk-tusuk)? Lokasi nyeri? Apakah masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari? Apakah minum obat-obatan antinyeri? Kapan nyeri haid biasanya timbul? Dispareunia: sudah berapa lama? Sifat nyeri? Apakah sedang mengalami tekanan/ stres? Intensitas? Nyeri perut: lamanya? Terus-menerus atau berkala? Sifat nyeri? Hebatnya nyeri? Lokasinya? Nyeri pinggang: lamanya? Terus-menerus atau berkala? Sifat nyeri? Hebatnya nyeri? Lokasinya? Miksi: nyeri atau tidak? Miksi lebih sering atau tidak? Sukar mengeluarkan urine? Miksi lancar atau tertahan? Warnanya? Baunya? Defekasi: apakah ada kesulitan defekasi? Disertai nyeri atau tidak? Feses encer atau tidak? Disertai lendir/ nanah/ darah? Kontrasepsi: jenisnya? Sudah berapa lama? Ada keluhan? Siklus haid teratur atau tidak Banyaknya darah yang keluar waktu haid Lamanya haid Disertai rasa nyeri atau tidak Menopause Tanggal haid terakhir yang masih normal Kalau haid terakhir tidak normal, maka perlu ditanyakan tanggal haid terakhir yang masih normal

C. PEMERIKSAAN OBSTETRINoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Salam dan memperkenalkan diri, serta menjelaskan tujuan pemeriksaan

2.Memastikan adanya pendamping selama pemeriksaanPerawat, bidan, atau bila perlu anggota keluarga

3.Mempersiapkan alat-alat yang digunakan

4.Melakukan pengukuran tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan ibu hamil

5.Inspeksi generalis Observasi kesehatan secara umum, status emosional, status nutrisi, dan koordinasi neuromuskular saat ibu hamil memasuki ruangan dan naik ke tempat tidur

6.Pemeriksaan status generalisKeterangan terlampir (a)

7.Posisikan ibu hamil dalam posisi semi duduk. Minta ibu untuk membuka baju sekitar abdomen untuk melakukan pemeriksaan Leopold

8.Pemeriksaan Leopold I

Berdiri di samping ibu hamil Ukur tinggi fundus uteri

Meraba bagian janin yang terdapat di fundus uteri

9.Pemeriksaan Leopold II

Menentukan punggung janin

10.Pemeriksaan Leopold III Menghadap kaki ibu hamil Palpasi daerah di atas simfisis pubis dengan satu tangan, dan tangan lain menahan fundus Dengan kedua tangan rasakan bagian di atas simfisis pubis. Jika tangan di atas simfisis pubis divergen, artinya kepala sudah masuk ke pintu atas panggul, sedangkan jika tangan konvergen, kepala belum masuk PAP

11.Pemeriksaan Leopold IV Dengan tangan dominan tentukan bagian kutub bawah, dan dengan tangan non dominan tentukan kutub atas. Bedakan antara kepala dan bokong Tentukan apakah bagian di kutub bawah sudah masuk PAP atau belum, nyatakan dengan x/ 5 bagian

12.Melaporkan hasil pemeriksaan

13.Membantu ibu untuk duduk dan memakai pakaian kembali

Keterangan:(a) Status generalis Kepala dan leher: chloasma gravidarum? Edema fasial? Keadaan rambut (tekstur, distribusi, kelembutan, rontok atau tidak)? Konjungtiva anemis atau non-anemis? Keadaan mukosa hidung dan septum? Hidung berdarah atau tidak? Edema ginggiva? Karies dentis? Inspeksi dan palpasi kelenjar tiroid? Toraks dan paru: pola pernafasan? Diafragma elevasi? Pelebaran diameter dada? Sesak napas atau tidak? Jantung: lakukan palpasi dan auskultasi Payudara: inspeksi payudara dan puting? Simetris? Warnanya? palpasi payudara, rasanya? Kompres puting dengan jempol dan telunjuk apakah terdapat kolostrum atau sekret lain? Abdomen: inspeksi skar, striae, bentuk, dan kontur? Palpasi organ atau massa, pergerakan bayi, kontraktilitas uterin? Auskultasi denyut jantung bayi? Genital, anus, dan rektum: inspeksi genitalia eksterna (catat distribusi rambut, warna, dan skar), skar karena episiotomi? Palpasi kelenjar Bartholin dan Skene? Ada sekret atau tidak?

D. PEMERIKSAAN GINEKOLOGINoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Salam dan memperkenalkan diri, serta menjelaskan tujuan pemeriksaan

2.Memastikan adanya pendamping selama pemeriksaan

3.Meminta pasien untuk BAK terlebih dahulu

4.Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan

5.Mempersiapkan pasien dalam posisi litotomi

6.Cuci tangan dan menggunakan handscoon dengan aseptik

7.Inspeksi secara sistematis (mons pubis, labium mayus kanan dan kiri, perineum, serta anus) Dicari apakah ada peradangan, iritasi kulit, eksema, dan tumor Selama inspeksi jangan memegang dengan sarung tangan steril

8.Mempersiapkan spekulum sesuai ukuran dengan keadaan yang akan diperiksa serta periksa sekrupnya. Untuk wanita yang belum pernah melahirkan pilih spekulum yang kecil

Contoh : spekulum Graves

9.Basahi spekulum dengan kapas yang sudah direndam dalam desinfektan dan lumuri dengan lubrikan

10.Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pemeriksa membuka bagian labium minus dari arah mons pubis sehingga introitus vagina terlihat jelas

11.Spekulum dalam keadaan tertutup dipegang dengan tangan kanan, kemudian ujung spekulum dimasukkan pelan-pelan agak miring ke dalam introitus vagina hingga kira-kira 2/3 panjang liang vagina

12.Spekulum diputar perlahan-lahan hingga posisi daun spekulum mendatar. Setelah mendatar, spekulum dipegang dengan tangan kiri. Pembuka spekulum ditekan menggunakan ibu jari tangan kiri secara perlahan sehingga daun spekulum membuka dan serviks uteri terlihat. Spekulum difiksasi dengan memutar sekrup

13.Menggunakan senter untuk melihat porsio

14.Memeriksa dinding vagina dan porsio vaginalis servisis uteri Dinding vagina: apakah ada rugae vaginales, karsinoma, fluor albus Portio vaginalis servisis: bulat, terbelah melintang, mudah berdarah, erosio, peradangan, polip, tumor, atau ulkus, terutama karsinoma

15.Mengeluarkan spekulum dengan mengendorkan sekrup pengunci, tutup sedikit daun spekulum

16.Spekulum diputar 90 hingga dalam posisi miring sambil mengatur bukaan daun spekulum dengan tangan kari. Mengeluarkan spekulum perlahan

15.Meminta pasien untuk kembali menggunakan celana atau rok

16.Melaporkan hasil pemeriksaan

17.Meletakkan alat-alat yang telah digunakan kembali ke tempatnya

E. PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)/ PAP TESNoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Salam, memperkenalkan diri, dan menjelaskan tujuan pemeriksaan

2.Meminta pasien untuk BAK terlebih dahulu

3.Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan sesuai untuk pasien (khususnya ukuran spekulum)

4.Mempersiapkan pasien dalam posisi litotomi

5.Cuci tangan dan menggunakan handscoon dengan aseptik

6.Memasukkan spekulum Introitus vagina dapat diperbesar dengan melubrikasi satu jari dengan air Dengan tangan kiri spekulum dimasukkan dalam keadaan tertutup (hati-hati menjepit rambut pubis dan labia dengan spekulum)

7.Menggunakan senter untuk melihat dan memeriksa leher rahim (apakah curiga kanker serviks, servisitis, ektopion, tumor, ovula naboti, atau luka)

8.Bila curiga kanker serviks lakukan biopsiBila tidak curiga kanker perhatikan hubungan skuamokolumnar

9.Menggunakan swab kapas untuk menghilangkan cairan, darah, atau mukosa di leher rahim, kemudian swab dibuang ke dalam wadah tahan bocor

10.Bila ada hubungan skuamokolumnar lakukan tes IVA dan jika tidak ada lakukan Pap smear

11.Celupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat 3-5% lalu oleskan pada leher rahim

12.Tunggu selama 1 menit dan cari lesi putih

13.Periksa leher rahim Lihat apakah mudah berdarah Apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putih

14.Bila perlu dapat dioleskan lagi asam asetat dan buang swab pada tempatnya

15.Bila tes IVA positif dilanjutkan dengan Pap smearJika IVA tes negatif dilakukan tes ulang berkala

16.Setelah pemeriksaan selesai, gunakan swab baru untuk menghilangkan sisa cairan asam asetat

17.Lepaskan spekulum lalu letakkan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

18.Melaporkan hasil pemeriksaan

F. ASUHAN PERSALINAN NORMALNoAspek yang dinilaiKeterangan

1.Tanda dan gejala fase aktif kala satu Frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat secara bertahap ( 3 kali dalam 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) Dari pembukaan 4 cm menjadi 10 cm Kecepatan rata-rata pembukaan 1 cm/jam (nulipara atau 1-2 cm/ jam (multipara) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

2.Gejala dan tanda kala dua persalinan Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya Perineum menonjol Vulva vagina dan sfingter ani membuka Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

3.Menyiapkan pertolongan persalinan

4.Membersihkan vulva dan perineum ibu dengan air hangat

5.Melakukan pemeriksaan dalam dengan teknik aseptik

6.Dekontaminasi sarung tangan

7.Periksa denyut jantung janin

8.Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap

9.Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman, seperti posisi duduk atau setengah duduk

10.Membimbing ibu untuk meneranAjarkan cara bernafas selama kontraksi berlangsung

11.Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu, dan siapkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu

12.Lindungi perineum kemudian meminta ibu untuk meneran

13.Menjaga kepala bayi saat keluar. Saat kepala sudah keluar, minta ibu untuk berhenti meneran

14.Menyeka bagian muka, mulut, dan hidung dengan kain kasa

15.Jika perlu dilakukan pengisapan lendir, selalu isap mulut bayi terlebih dahulu sebelum mengisap hidungnya

16.Periksa tali pusat pada leher

17.Menunggu kontraksi berikutnya sehingga terjadi paksi luar secara spontan Meletakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi

18.Minta ibu untuk meneran perlahan sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan melewati simfisis pubis

19. Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan

20.Melahirkan seluruh tubuh bayi

21.Menilai bayi dan meletakkannya di atas perut ibu. Membungkus bayi dengan handukBiarkan bayi menyusui (inisiasi dini)

22.Meletakkan klem 10-15 cm dari umbilikus bayi. Lakukan pengurutan plasenta ke arah ibu kemudian klem lagi. Memotong tali pusat di antara kedua klem

23.Lakukan palpasi abdomen pada ibu untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua

24.Persalinan kala tiga dimulaiMemberi tahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin intramuskular di paha bagian lateral

25.Penegangan tali pusat

Pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu tepat di atas simfisis pubis Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan tali pusat Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus ke arah dorsokranial. Lakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri

Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali (sekitar 2-3 menit berselang) untuk mengulangi kembali penegangan tali pusat terkendali Jika plasenta tidak turun setelah 30-40 detik dimulainya penegangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan lepasnya plasenta, jangan teruskan penegangan tali pusat. Tunggu sampai kontraksi berikutnya Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit, berikan 10 unit oksitosin IM. Periksa kandung kemih, jika penuh gunakan teknik aseptik untuk memasukkan kateter Ulangi penegangan tali pusat Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir setelah 30 menit kelahiran bayi

26.Mengeluarkan plasenta Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina Lahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah penampung Karena selaput ketuban mudah robek, pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu Jika selaput ketuban robek dan tertinggal di jalan lahir. Dapat digunakan jari-jari tangan, klem, atau forsep.

27.Asuhan dan pemantauan pada kala empat Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan umbilikus sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari di bawah pusat Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan Periksa kemungkinan perdarahan dari obekan (laserasi atau episiotomi) perineum Evaluasi keadaan umum ibu

28.Membereskan alat-alat

29.Melengkapi partograf

G. KONSELING KBPrinsip SATU TUJUNo.Aspek yang dinilaiKeterangan

1SA : Sapa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan, termasuk menanyakan identitas pasien (nama, alamat, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan) Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat nyaman serta terjamin rahasianya. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang bisa didapatnya

2T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya, tentang:

Pengalaman KB dan Kesehatan Reproduksi Tujuan Kepentingan Harapan Keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan klien

3U : Uraikan kepada klien mengenai pilihan dan beritahu apa pilihan kontrasepsi yang paling mungkin, termasuk beberapa jenis kontrasepsi.

4TU : Bantulah klien menentukan pilihannya

Kontrasepsi apa yang sesuai Klien didorong untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan Membantu mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien Tanyakan apakah pasangannya akan memberikan dukungan pada pilihannya?diskusikan dengan pasangan bila memungkinkan. Yakinkan klien membuat keputusan yang tepat

5J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih, perlihatkan alat/obat kontrasepsi, bagaimana menggunakannya Doronglah pasien untuk bertanya Jelaskan manfaat ganda metode kontrasepsi, contoh: kondom selain sebagai kontrasepsi juga untuk mencegah infeksi. Cek pengetahuan klien tentang penggunaannya, puji jika jawaban benar

6U : perlunya dilakukan kunjungan ulang

Bicarakan dan buat perjanjian kapan klien akan kembali untuk pemeriksaan lebih lanjut Ingatkan untuk kembali jiga ada masalah mengenai KB

H. PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN AKSILANo.Aspek yang dinilaiKeterangan

1.Memberi salam dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukanUsahakan ada pendamping saat melakukan pemeriksaan

Inspeksi mammae, putting susu, dan aksila

2.Meminta pasien untuk duduk menghadap pemeriksa dan membuka pakaian sampai batas pinggang. Lengan pasien di samping

3.Melihat payudara dan memperhatikan apakah ada perubahan:

Bentuk Ukuran Simetri Kontur Warna : eritem Edema : peau dorange Puting susu (ukuran, bentuk, inversi, eversi, atau pengeluaran cairan, simetrisasi, penonjolan abnormal)

4.Meminta pasien meletakkan kedua tangan pada panggulnya bertujuan untuk menegangkan muskulus pektoralis yang dapat memperjelas adanya lesung yang disebabkan oleh fiksasi payudara pada otot di bawahnya

5.Meminta pasien membungkuk pada pinggangnya dan membiarkan payudaranya tergantung bebas dari dinding dada. Posisi ini dapat mengungkapkan kesimetrisan payudara dan puting susu

Palpasi Aksila

6.Lengan kanan pasien disokong oleh tangan kanan pemeriksa

7.Ujung jari kiri pemeriksa mulai memeriksa dari bagian bawah sampai mendekati aksila kemudian lengan kanan pasien di tarik ke arah medial, pemeriksa menggerakkan tangan kirinya lebih ke atas ke arah aksila pasien

Palpasi Payudara dan Putting Susu

8.Pasien diminta untuk berbaring dan meletakkan kedua atau salah satu tangannya diangkat dan diletakkan di belakang kepala

9.Pemeriksa mengguanakan bagian datar telapak tangan dan ujung jari. Palpasi dilakukan secara metodik lingkaran konsentrik atau jari-jari roda, dapat juga dilakukan dengan pola garis-garis vertikal ke arah atas pada dada hingga daerah klavikula.

Periksa payudara untuk mengetahui: Konsistensi jaringan Nyeri tekanNodulus, karakteristiknya (lokasi,ukuran, bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas)

10.Meletakkan tiap tangan atau dengan satu tangan di kedua sisi putting susu dan dengan lembut menekan putting susu untuk melihat adanya pengeluaran cairan

11.Melaporkan hasil pemeriksaan

12.Pemeriksaan selesai dan pasien dapat memakai pakaiannya kembali

I. PEMERIKSAAN GENITALIA PRIANo.Aspek yang dinilaiKeterangan

1.Salam dan memperkenalkan diri, serta menjelaskan tujuan pemeriksaan

2.Memposisikan pasien berdiri atau terlentang guna pemeriksaan

3.Meminta pasien untuk melepaskan celana Pakaian harus menutupi bagian dada dan abdomen pasien dengan pas

4.Kenakan sarung tangan selama melakukan pemeriksaan

5.Inspeksi PenisLakukan inspeksi meliputi: Kulit Prepusium (kulup)Jika terdapat prepusium, tarik lipatan kulit ini kebelakang atau meminta pasien melakukan sendiri untuk melihat chancre dan karsinoma. Perhatika smegma. Glans ( cari ulkus, sikatriks, nodulus, ataupun tanda inflamasi) Periksa kulit di sekitar pangkal penis Perhatikan lokasi meatus uretra(Hipospadia) Ada sekret atau tidak

Abnormalitas penis:Fimosis, parafimosis, balantis, balanopositis, eksoriasi pada pubis atau genitalia, hipospadia, sekret yang banyak

6.Palpasi Penis

Lakukan palpasi pada setiap abnormalitas penis dengan memperhatikan setiap indurasi dan nyeri tekan Raba bulbus penis di antara ibu jari dan dua jari tangan Jika menarik preputium ke belakang, kembalikan preputium pada posisi semula

7.Inspeksi SkrotumLakukan inspeksi meliputi: KulitAngkat skrotum agar dapat dilihat posteriornya. Kontur skrotumPembengkakan, benjolan, atau venaAbnormalitas genitalia pria:Hidrokel, hernia skrotalis, edema skrotum, kriptorkidisme, orkitis akut, testis yang kecil, tumor, epididimitis akut, spermatokel dan kista pada epididimis, epididimitis tuberkulosa, varikokel, torsio funikulus spermatikus, kista epidermoid

8. Palpasi Skrotum Lakukan pada setiap testis dan epididimis di antara ibu jari dan dua jari tangan pertama Perhatikan ukuran, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan; raba setiap nodulus Penekanan pada testis normalnya akan menimbulkan nyeri viseral yang dalam Lakukan palpasi pada tiap-tiap funikulus spermatikus, termasuk vas deferns, mulai dari epididimis hingga anulus inguinalis superfisialis (Perhatikan setiap nodul dan pembengkakan) Pembengkakan pada skrotum yang bukan testis dapat dievaluasi dengan transluminasi (transmisi cahaya berupa pantulan sinar warna merah)

9.Meminta pasien memakai kembali pakaiannya

10.Melaporkan hasil pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal (Asuhan Esensial, Pencegahan, dan Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan Repulbik Indonesia Tahun.Bickley, Lynn S. 2009. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.Bickley, Lynn S. dan Peter G. Z. 2005. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 10th Ed. Lippincott Williams and Wilkins. Saifuddin, Abdul S., 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Saifudin, A.B, dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo. Swartz MH. 1995. Buku Ajar Diagnosis Fisik. Jakarta: EGCSchorge, J.O., Joseph I.S., Lisa M.H., Barbara L.H., Karen D.B., F. Gary C. 2008. Williams Gynecology. China: The McGraw-Hill Company.Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kandungan. Edisi Keempat. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

112 | Modul Reproduksi