108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

194
I

description

tentang meditasi

Transcript of 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Page 1: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

I

Page 2: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition
Page 3: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 Tips Renungan Meditasi[Revised Edition]

Buku ini didedikasikan kepadasemua peminat dan penekun meditasi

dimanapun berada

Cetakan I – Desember 2002, PT. Pustaka ManikgeniCetakan II – Juli 2009, Anatta~Gotama Foundation

Cetakan III – Nopember 2009, Anatta~Gotama FoundationCetakan IV – Desember 2009, Anatta~Gotama Foundation

Cetakan V [Revised Edition]– Oktober 2013, Anatta~Gotama Foundation

Dipublikasikan untuk kalangan terbatas oleh:

Anatta~Gotama Foundation

Jalan Ceroring No. 38 DenpasarBali – 80232. INDONESIA

Telpon: 0361 228434

Email: [email protected]

Page 4: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Terimakasih yang sebesar-besarnyakami haturkan kepada

Saudara-saudari sekalianyang dengan penuh dedikasi

mendukung pewujudan buku ini.

Penyunting : Adji Mudhita dan Widnyani SuwitaPenata Letak : Tim Kreatif AGF

Desain Sampul : Aksara Grafika – Cibitung, Jabar.

Dicetak oleh : CV. Aksara Buana - Jakarta.––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

Isi diluar tanggung-jawab percetakan.

Page 5: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

i

Sekilas Anatta~Gotama Foundation

Pembaca yang budiman,

Nama dan gagasan Anatta~Gotama Foundation lahir sekitar medio 1998, dari rasa keprihatinan dan hasrat penggagasnya untuk berbuat sesuatu terkait keprihatinannya itu. Sejak kelahirannya, kiprahnya hanya menulis dan menulis, serta mengirimkantulisan-tulisan ke beberapa majalah atau terbitan berkategori Hindu dan Buddha.

Pernah juga didirikan milis Anatta-gotama diYahoo! Groups pada tanggal 17 Juli 1999. Namun karena alasan teknis, milis ini tak terkelola lagi. Semua itu merupakan ekspresi dari ‘hasrat untuk berbuat sesuatu’ itu, karena itulah yang paling mungkin dilakukan mengingat keterbatasan yang ada.

Atas prakarsa dan dorongan seorang teman, pada Desember tahun 2002, untuk pertama kalinya, diterbitkanlah buku 108 Tips Renungan Meditasi oleh penerbit PT. Pustaka Manikgeni - Denpasar. Pada tanggal 22 Nopember 2005, Anatta~Gotama mendirikan lagi sebuah milis di Yahoo! Groups yang dinamai BeCeKa - Berkas Cahaya Kesadaran, yang kemudian merupakan milis resmi dari Anatta~Gotama Foundation.

Dan, atas prakarsa seorang sahabat, pada bulan Juli tahun 2009, untuk pertama kalinya kami mencetak, menerbitkan dan mendistribusikan sendiri cetakan II dari buku 108 Tips Renungan Meditasi untuk kalangan terbatas. Selanjutnya, pada bulan Nopember dan Desember tahun yangsama disusul pencetakan, penerbitan dan pendistribusian buku yang sama, secara lebih luas lagi.

Page 6: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

ii

Nah ... setelah sekitar empat tahun pencetakan sendiri buku 108 Tips Renungan Meditasi ini, buku di tangan Anda ini kami cetak lagi dalam “Revised Edition”. Substansi dari isinya tetap sama dengan edisi-edisi dan cetakan-cetakan sebelumnya; hanya sampul, penyajian dan hal-hal minor yang menyangkut redaksional dan pengetikan sajalah yang diperbaharui.Edisi revisi —yang juga merupakan buku keenam yang kami cetak dan distribusikan langsung— ini, juga kami canangkan untuk disajikan sebagai persembahan kepada sidang pembaca, para peminat meditasi dan para simpatisan Anatta~Gotama Foundation dimanapun berada, pada hari Ulang-tahun ke-8 dari milis BeCeKa – Berkas Cahaya Kesadaran, yang kini sudah pula membuka sebuah page dan sebuah group di Facebook. Belakangan, kami juga telah membangun sebuah page di Facebook dengan nama: Anatta~Gotama Foundation Bali, di: www.facebook.com/Anatta.Gotama.Foundation.Bagi simpatisan dan yang berminat membaca buku-buku terbitan kami, dalam kesempatan yang bersahaja ini, kami informasikan juga bahwasanya, edisi pdf dari kelima buku terbitan kami sudah bisa diunduh di group Berkas Cahaya Kesadaran di Facebook, lewat tautan ini: www.facebook.com/groups/119899151373174/files/Demikianlah ‘Sekilas Anatta~Gotama Foundation’ khususnya dalam kaitannya dengan keberadaan dari buku di tangan Anda ini. Semoga ia benar-benar bermanfaat buat Anda.

Denpasar, Agustus 2013.

Tim Penyusun Anatta~Gotama Foundation.

f

Page 7: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

iii

Daftar Isi

Sekilas Anatta~Gotama Foundation .........……………....... iDaftar Isi ………………………………………………………..........…....... iiiPengantar [Revised Edition] …...………………………............. vii

Sebetulnya tak perlu Bingung! ……………….................... ix

1 - Meditasi adalah Mengamati dan Menikmati ‘Kekinian’ Anda ……...……………………................ 1

2 - Meditasi adalah Hadir Disini dan Saat Ini …..... 23 - Meditasi Bukan Upaya yang Menjadikan

Kita Sedemikian Terkondisi ……………............ 34 - Tak Mudah Terpengaruh ………...………………….... 55 - Mengenal Diri Anda secara Lebih Baik ………... 66 - Meditasi bukan Rileksasi….………...…………………... 77 - Meditasi Punya Kemiripan dengan Konsentrasi.. 88 - Bukan Mengatur Gerak-gerik Fisik

maupun Mental ………………...……………............ 109 - Mengutamakan Objektivitas dan Kejujuran .. 1210 - Perhatikan dan Catat saja dalam Hati …...... 1311 - Meditasi Punya Tahapan ………...………………..... 1412 - Ia juga Punya Pola dan Ritme ...………………... 1613 - Bukan saja Alamiah tapi juga Ilmiah ………… 1714 - Ingat! Meditasi adalah Olah-Batin, bukan

Olah-Raga ………………...…………………................ 1815 - Persiapkan diri sebelum Bermeditasi ……….... 1916 - Hobi yang Paling Murah .………………….……….... 2017 - Menggiurkan bagi yang Bernaluri Bisnis ....... 2118 - Dijadikan Komoditas Dagangan? …….………... 2219 - Kondisi Meditatif, bukanlah Anugerah .…...... 2320 - For the better State of Mind ……………….……….. 2421 - Menenteramkan Batin ...………………….………...... 2522 - Sesuai bagi yang Sibuk ...………………….………..... 2723 - Bagi siapa saja ...………………….………..….………...... 28

Page 8: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

iv

24 - Menjadikan Kehidupan ini lebih Indah …....... 2925 - Mengusir Pemikiran-pemikiran Negatif …..... 3026 - Mengantarkan kita Kembali Pulang ……….... 3127 - Meditasi Bukan Sekedar Teori ………………….... 3228 - Meditasi tetap dilakukan Sendiri ……………..... 3429 - Memang Perlu Pelatihan …….………..….………... 3530 - Desa, Kala, Patra senantiasa Penting .……….. 3631 - Memberi Rambu untuk Membedakan

antara Tujuan dan Bukan Tujuan .……….... 3832 - Aliran Perhatian Alami .………..….………………..... 4033 - Mengamati Fenomena Batin .………..….……...... 4134 - Ia Tak-terpikirkan dan Tak-terkatakan ....... 4435 - Berlatih Menjadi Saksi yang Baik …..….……..... 4636 - Mengembalikan Kepolosan ….………..….……….. 4837 - Hidup Murni Tanpa Waktu ….………..….……….. 4938 - Apa Meditasi bisa Mengenyangkan Perut

yang Lapar? .……….………..….……….……..….……. 5139 - Aliran Perhatian Penuh yang Menerus ……... 5340 - Ketercerapan yang dalam ….……….……..….……. 5441 - Bukan Pembangkitan Daya Psikhis ..….……... 5542 - Sejernih dan Sebening Kristal …….……..….…...... 5643 - Taman Bunga Kebajikan Tanpa Pamerih .… 5744 - Langit Biru Membentang ….……….……..….……... 5845 - Bisa Sulit … Bisa Mudah ..….……….……..….……... 5946 - Meditasi Pranava .………..….……….……..….……..... 6147 - Bak Menyuling Air Keruh ….……….……..….……... 6248 - Perjalanan Kembali ke Diri-Jati .……..….…….... 6349 - Mengamati dengan Seksama dan Penuh

Perhatian .………..….……….……..….……...……....... 6550 - Bangkit dalam Kesadaran .……..….……...…….... 6751 - Menuju Universalitas .….……….……..….……...…….. 6852 - Pengembangan Intuisi .……….……..….……...…….. 6953 - Mempertemukan Anda dengan-Nya ...…...... 7054 - Kemusnahan Eksternalitas ….……..….……...….... 71

Page 9: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

v

55 - Lebur dalam Kesatuan ….……..….……...………..... 7256 - Beberapa Ciri Kemajuan …..….……...………........ 7457 - Memahami Karakter Si Pikiran ….……...…….... 7658 - Penyikapan yang Tepat Terhadap Si Pikiran 7859 - Bukan bagi Para Pemalas dan Pengecut .… 8060 - Masalah Berguru …….……..….……...……….…...….. 8261 - Disiplin Moral yang Penuh Tanggung-jawab.. 8362 - Menyaksikan dan Menanggalkan Belenggu

Kasat …….……..….……...……….…...…….….…...…... 8563 - Pengendalian Menyeluruh …….…...…….….…..... 8764 - Tak’kan lari Gunung dikejar .…...…….….…....... 8965 - Menemukannya Kembali dalam Kesederhanaan 9166 - Meditasi Universal ….……...……….…...…….….…...… 9367 - Jadi Cahaya bagi Diri Sendiri ….…...…….….…... 9868 - Melangkah dengan Ketetapan Hati ….….…... 10069 - Rileksasi Bukan Meditasi ……….…...…….….…...… 10170 - Tak Perlu Aturan .……...……….…...…….….…...…... 10271 - Keberadaan itu Sendiri .……….…...…….….…...….. 10372 - Ke Hulu Menentang Arus Deras ..…….….…...... 10473 - Berakhirnya Kerja Mengamati ...…….….…....... 10674 - Melepas Belenggu .……...……….…...…….….…...….. 10875 - Mengkritisi Diri Sendiri ..……….…...…….….…...…. 11076 - Menjatuhkan Semua Nafsu ….…...…….….…...… 11377 - Jalan Penyucian Lahir-batin ….…...…….….…..... 11578 - Disiplin yang Berdaya Guna ….…...…….….…..... 11779 - Heneng dan Hening dalam Kedamaian ....... 11980 - Menggapai Kebijaksanaan-Nya dalam

Diam .............……...……….…...…….….…...…….….... 12181 - Menyeberangi Kesadaran Ragawi …….….….... 12382 - Mengentaskan Identifikasi-diri Keliru ….….….. 12483 - Awal dari Pengendalian Diri .…….….…...….….… 12684 - Meninggalkan Tataran Naluriah .…...…….…... 12785 - Adakah yang Lebih Manusiawi dari ini? ……. 12986 - Pemanfaatan Langsung Daya Abstraktif ….. 131

Page 10: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

vi

87 - Berfondasikan Sikap-Mental Luhur .…...…….. 13388 - Tujuan Anda adalah Tuhan .……….….…...….….. 13489 - Hanya Agitasi Mental saja .…….….…...….….……. 13690 - Sadar Selalu .……...……….…...…….….…...…….……… 13791 - Berkembangnya Cinta-Kasih dan Rasa Keindahan 13892 - Manakala Kebencian Menyingkir .…...…….…. 13993 - Terbentuknya Saluran Penghubung Transenden 14094 - Anda bukan lagi Si Aku ...…….….…...…….……… 14295 - Pemikiran Menyeluruh ….…...…….….…...…….….. 14396 - Yang Layak sebagai Saksi ...…….….…...…….….. 14597 - Jalan Pintas yang juga Jalan Raya .…...…….… 14798 - Ada apa saat Brahmamuhurta? ….…...…….…. 15299 - Kesujatian dan Kebijaksanaan

Menampakkan diri-Nya ...…….….…...…….…... 154100 - Di Kedalaman Batin ...…….….…...…….………... 155101 - Bak Mendulang Emas Murni .…...…….………. 156102 - Harmonis dengan Semesta .….…...…….………. 157103 - Melampaui Batin Meditatif .….…...…….……... 159104 - Yang ada dalam Diam ...…….….…...…….…….. 164105 - Bertemu dalam Diam ...…….….…...…….………. 165106 - Kedamaian dan Kebahagiaan Halus .…….. 167107 - Cerahnya, “Oh… Ya…” ...…….….…...…….………. 168108 - Akhir dari Meditasi .…...…….….…...…….…………. 169

Daftar Donatur & PemesanInfo Donasi & PemesananDaftar Kontak Anatta~Gotama Foundation Bali

Page 11: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

vii

PENGANTAR [Revised Edition]

Pembaca budiman...

Buku di tangan Anda ini adalah cetakan kelima, dimana telah dilakukan beberapa perbaikan dan penyuntingan dari cetakan-cetakan sebelumnya, walau secara substantif, isinya masih tetap sama. Oleh karenanyalah buku ini ditandai sebagai “Revised Edition”.

Buku —yang untuk per tama-ka l inya dicetak dan dipublikasikan oleh PT. Pustaka Manikgeni - Denpasar ini pada bulan Desember 2002— ini bukanlah buku petunjuk bagaimana cara bermeditasi. Buku ini justru memberi tips-tips yang bisa dijadikan bahan renungan tentang apa dan bagaimana sesungguhnya tingkah-laku, pola-pikir, dan sikap-batin ketika kita bermeditasi; serta apa yang mungkin diperoleh dari bermeditasi. Jadi buku ini diharapkan bisa menjadi pelengkap atau kelanjutan dari buku-buku meditasi yang sudah ada.

Page 12: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

viii

Buku ini cocok, baik untuk dijadikan bahan renungan oleh yang sudah biasa melakukan meditasi maupun baru belajar bermeditasi. Dengan tips-tips yang mengisi buku ini, diharap meditasi yang Anda lakukan menjadi lebih sempurna dan lebih jelas arahnya.

Semoga Anda menerima manfaat yang sebesar-besarnya dari keberadaan buku ini.

Semoga Cahaya Agung-Nya senantiasa menerangi setiap gerak dan langkah kita semua.

Bali, 4 Agustus 2013.Tim Penyunting.

f

Page 13: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

ix

Sebetulnya tak perlu Bingung!

[Dari edisi sebelumnya]

Ketika seorang teman, yang juga pemeditasi, saya mintai pendapatnya setelah membaca buku ini, “Bingung ... saya bingung

membacanya.”, begitu katanya.“Kenapa bingung?”, tanya saya.“Betapa tidak, paparannya tidak runut, loncat-loncat.”, jawabnya dengan ekspresi yang khas.

Ya ... begitulah kalau Anda juga mengharapkan tips-tips renungan di dalam buku ini runut, dimana yang nomor 6 adalah kelanjutan dari yang nomor 5 dan nomor 7 merupakan kelanjutan dari nomor 6 misalnya. Sejak awal, mereka memang tidak disusun seperti itu. Masing-masing nomor sepantasnya dipandang sebagai satu tips renungan yang otonom, yang berdiri sendiri seperti apa ia adanya, walaupun mungkin ada beberapa nomor yang menunjukkan kerunutan. Pada dasarnya, ia disusun dan dinomeri secara acak.

Kebingungan teman saya itu sebetulnya bersumber pada anggapannya sendiri, yang terbentuk dari kebiasaan, bahwa semua buku pasti runut dari satu sub-bab ke sub-bab berikutnya sedemikian rupa. Umumnya memang begitu. Jadi, ketika ia mulai membaca buku itu, ia berbekal anggapan konvensional itu, dan secara tanpa sepenuhnya disengaja dan disadarinya, ia menuntut agar buku itupun tunduk pada anggapannya. Akibatnya, terjadilah sebentuk penolakan terhadap penyajian ini di benaknya.

Page 14: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

x

Buku ini tidak dilengkapi Pengantar Penulis, seperti ini, yang bisa memberi pengingatan awal bagi pembacanya. Kalau ini kita pandang sebagai kelemahan, memang itulah kelemahan buku ini. Kelemahan lainnya akan ditemui juga kalau pembaca berharap akan membaca sejenis tuntunan praktis bagaimana bermeditasi. Seperti telah disampaikan di dalam Pengantar Penerbitnya, buku ini bukanlah buku serupa itu. Dan oleh karenanyalah dikatakan, kalau kita mengharapkan akan membaca sejenis tuntunan praktis bermeditasi, maka kita akan menemukan satu kelemahan lain dari buku ini. Pra-anggapan dan harapan pembaca yang tidak proporsional terhadap buku inilah, yang melemahkannya.

Sebaliknya, Anda mungkin saja justru menemukan kekuatannya, kalau Anda tidak berbekal pra-anggapan akan sebuah buku meditasi sebelumnya, dan mau bersikap terbuka untuk merenungkan apa yang dikatakannya sebagai suatu pernyataan-pernyataan yang otonom. Sekedar untuk dimaklumi, tips-tips yang disajikan di dalam buku ini tidak ditulis dalam satu kurun-waktu tertentu secara berlanjut. Ia merupakan himpunan dari renungan-renungan dan terjemahan yang terjadi secara sangat sporadik dalam rentang-waktu tak kurang dari lima tahun terakhir sebelum ia dirangkum menjadi sebuah buku seperti ini.

Teman lain yang sudah membacanya sebagian, ada juga yang mengomentari kurang lebih begini:

Page 15: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

xi

“Kalau dipahami secara ringan, buku ini seperti bacaan yang sangat ringan atau remeh. Tapi kalo dibaca oleh yang berpemahaman tinggi, isi buku ini sangat tinggi.”

Disini juga tampak kalau buku ini—apakah ia membingungkan atau mencerahi, apakah iaremeh atau mempunyai kandungan tinggi—tergantung sikap batin ketika membaca dan tingkat pemahaman dari si pembacanya.

Nah ... itulah yang perlu dimaklumi oleh pembaca buku ini, demi kemanfaatannya. Dan berbicara masalah kemanfaatan apapun bagi kita,sebetulnya tidak semata-mata tergantung pada nilai manfaat dari sesuatu itu sendiri, namun lebih pada yang memanfaatkannya.

Teknologi yang sedemikian majunya sepertisekarang ini, bisa menjadi sesuatu yang membahayakan peradaban manusia bilamana dimanfaatkan secara kurang bijak. Apa yang sebetulnya dituntut oleh hidup ini adalah: kearifan... kearifan didalam memaknai, menjalani dan memanfaatkan hidup ini sendiri.

Kendati apa yang tersaji tidaklah runut, sepertibuku lainnya, ia diharapkan bisa memberikan sedikit pandangan-pandangan tentang apa itu meditasi, apa itu batin meditatif dan bagaimana bila Anda memasuki batin meditatif ini. Dan secara sumir, mungkin Anda juga akan menangkapsesuatu yang akan mengarahkan Anda pada penekunan meditasi yang benar, sammya samãdhi.

Page 16: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

xii

Dalam kesempatan ini, tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada semua sahabat di mailing-list Hindu Dharma Net, yang berperan besar di dalam menyemangati penerbitan buku ini seperti apa ia adanya sekarang ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya juga saya haturkan kepada bapak Putu Setia, Pimpinan Redaksi majalah Hindu Raditya, sahabat saya, yang dengan sangat sabar dan tiada bosan-bosannya mendorong saya untuk menghimpun tips-tips renungan meditasi untuk bisa diterbitkan menjadi sebuah buku kecil, dari yang tadinya hanya butir-butir renungan meditasi yang di-posting-kan di mailing-list tersebut.

Sangat disadari kalau masih banyak kekurangan dan kelemahan —baik yang menyangkut penyajian maupun kandungan— dari buku perdana susunan saya ini.

Untuk itu, dengan senang hati dimohonkan kritik, saran maupun sekedar komentar dari pembaca bagi penyempurnaannya pada cetakan-cetakan ataupun edisi-edisi mendatang.

Akhirnya, besar harapan saya buku kecil ini memang ada manfaatnya bagi pembaca, peminat dan penekunan meditasi.

Penulis.

f

Page 17: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 -

1Meditasi adalah Mengamati

dan Menikmati ‘Kekinian’ Anda

F

Perenungan merupakan salahsatu bentuk meditasi yang paling dikenal. Saking lumrahnya, boleh jadi kita tak menyadari,

bila saat merenung sebetulnya kita sedang bermeditasi secara ‘alamiah’. Merenung bukanlah melamun atau mengkhayal. Disini ada objek perenungan yang jelas, yang tetap dipegang, apakah itu bersifat sakala maupun niskala,bersifat lahiriah maupun batiniah.

Dengan mengamati suatu objek dengan cermat, seksama dan penuh perhatian, diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang objek tersebut. Objek yang dianjurkan dalamperenungan adalah objek dalam. Sayangnya, umumnya kita tidak bisa serta-merta melakukannya. Dalam mengawali latihan, penggunaan objek luar terasa jauh lebih mudah.

Memanfaatkan keluar-masuknya nafas sebagai objek misalnya; disamping ia tidak sepenuhnya di luar, juga memberi efek ganda berupaketenangan dan kesehatan.

f

Page 18: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 2 -

2Meditasi adalah Hadir Disini

dan Saat Ini

F

Dalam bermeditasi, Anda haruslah hadir sepenuhnya disini. Anda tak kan pernah

bermeditasi kalau pikiran kelayapan

kesana-kemari atau malah membumbung tinggi

diterbangkan berbagai angan-angan.

Bukanlah meditasi yang Anda lakukan itu

bilamana hanya jasad Anda saja yang hadir disini,

sementara pikiran Anda tersita oleh kenangan

atau ingatan di masa-lalu, atau terbetot dan

diseret oleh berbagai angan-angan atau

kekhawatiran ke masa-depan. Hadir secara fisik maupun mental, disini dan saat ini. Inilah meditasi.

Makanya, ia juga bisa disebut “mengembalikan

diri Anda pada Diri Anda Sendiri”.

f

Page 19: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 3 -

3Meditasi Bukan Upaya yang Menjadikan

Kita Sedemikian Terkondisi

F

Kita sudah lebih dari sekedar terkondisi. Kita

telah terkondisi di tempat kerja, dalam

perjalanan berangkat dan pulang kantor

atau sekolah, sesampai di rumahpun masih

dibebani oleh berbagai permasalahan. Agaknya

kurang arif bilamana kini kita malah

menghadirkan beraneka pengkondisi lain lagi,

yang tidak benar-benar perlu dan bermanfaat.

Umum beranggapan bahwa, bermeditasi mesti

begini atau mesti begitu. Ini malah jadi serba

menyulitkan, serba membebani, sejauh mereka

sama-sekali di luar kebiasaan kita. Sikap-tubuh

memang mempengaruhi kekhusukan dan

ketahanan, serta berkaitan erat dengan

keterpusatan pikiran. Akan tetapi, meditasi

bukanlah sekedar “konsentrasi”. Ia merupakan

aliran perhatian alamiah yang menerus terhadap

objek yang dimeditasikan, dalam jangka waktu

tertentu yang dibutuhkan.

Page 20: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 4 -

Meditasi justru merupakan “seni melepas beban”;

seni melepas beban yang selama ini terasa begitu

menghimpit dan menekan, berupa berbagai

pengkondisi yang ada maupun yang kita adakan

tanpa sengaja. Akan tetapi, jangan salah; ia

bukanlah sebentuk “pelarian” dari tanggung-

jawab. Ia lebih berupa “peletakan sejenak” segala

beban phsikis pada jarak tertentu yang aman,

sampai dengan Anda terpulihkan kembali, dan

“lebih bertenaga” untuk menanganinya lagi

dengan lebih baik. Semua ini tentu berlangsung di

tataran mental.

f

Page 21: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 5 -

4Tak Mudah Terpengaruh

F

Kedalaman meditasi, menyebabkan meditator

tak mudah terpengaruhi oleh stimulus atau

rangsangan luar, yang dibawa masuk saat

berlangsungnya berbagai kontak indriawi.

Kebiasaan reaktif selama ini, ditransformasikan

menjadi proaktif. Inilah yang menenteramkan; inilah

yang bermanfaat langsung bagi Anda.

Rangsangan luar mulanya memang bisa terasa

sangat mengganggu; akan tetapi semakin ke dalam

mereka semakin tak terasakan. Kemantapan-fisik

secara langsung akan mempengaruhi ketahanan-

psikhis atau ketahanan-mental. Inilah nantinya akan

terpancar kembali berupa ketahanan-fisik.

f

Page 22: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 6 -

5Mengenal Diri Anda secara Lebih Baik

F

Adakah sesuatu yang lebih aneh di dunia ini dibandingkan dengan tidak mengenali diri sendiri? Mengenalinya bukan saja secara

fisik namun juga secara metntal. Anda bisa saja mengenal dan mengerti dengan baik berbagai hal; namun apa artinya semua itu bila Anda “asing” akan diri sendiri?

Sederhana saja; apapun yang kita amati dengan seksama, tentu akan kita kenali dengan lebih baik. Bila yang kita amati itu adalah ‘diri’ kita, maka kitapun akan mengenalinya jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Nah … dari perspektif ini, meditasi ini juga bisa disebut sebagai “meditasi mengenal-diri”. Dengan lebih mengenalinya, kita jauh bisa lebih intim, lebih kompromistis, dan pada akhirnya lebih harmonis dengannya. Bila ditelusuri akan tampak bahwa konflik-batin disebabkan oleh “krisis Pengenalan-Diri” ini. Dalam batin yang harmonis, tak ada konflik.

f

Page 23: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 7 -

6Meditasi bukan Rileksasi

F

Bukanlah sebuah latihan meditasi —seperti yang dimaksudkan disini— apabila ia tidak mendukung kemajuan batiniah Anda.

Anda tak akan pernah merasa tenang, tenteram dan damai, bila salahsatu kaki Anda kesemutan bukan?

Jasmani yang dikekang, apalagi disiksa, akan bereaksi, akan mengadakan perlawanan sekuat pengekangan atau penyiksaan yang dilakukan terhadapnya. Makanya, walau rileksasi sangat bermanfaat, ia hanyalah pra-meditasi. Meditasi bukanlah untuk sekedar rileks. Meditasi bukan rileksasi. Badan ini bisa saja terasa rileks, namun bila pikiran bergejolak dan perasaan menggelora, apa gunanya?

Meditasi menenteramkan jiwa yang gundah-gulana, yang diganggu oleh berbagai agitasi dan agresi eksternal maupun internal.

f

Page 24: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 8 -

7Meditasi Punya Kemiripan

dengan Konsentrasi

F

Ketika bermeditasi, pikiran Anda terpusat

pada satu objek —disarankan objek

dalam— jadi amat mirip dengan

konsentrasi. Saking miripnya, bahkan ada sebuah

ensiklopedia yang mempersamakan mereka.

Perbedaan mendasarnya adalah, meditasi bersifat

“diri sentris”. Keterpusatan ditujukan pada segala

fenomena yang terjadi di dalam, yang

berlangsung pada Sang Diri; baik yang bersifat

lahiriah, yang bersifat kasat, maupun yang bersifat

batiniah. Sedangkan konsentrasi, bisa mengambil

objek amatan apa saja.

Sebagai contoh, saat ini, ketika Anda membaca

tulisan ini. Anda memperhatikan deretan huruf-

huruf yang tampak di atas kertas bukan? Huruf

demi huruf, kata demi kata dan seterusnya sambil

menangkap makna tulisan ini. Yang ini adalah

konsentrasi.

Page 25: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 9 -

Tetapi, bila yang Anda amati dan perhatikan

dengan seksama itu adalah bagaimana mata

Anda bekerja dalam membaca, atau sikap-duduk

maupun sikap-badan Anda ketika membaca,

atau perasaan atau bentuk-bentuk batin ketika

membaca ini, ini berarti Anda sedang membangun

kondisi meditatif.

Jadi keterpusatan bukan pada objek luar, akan

tetapi pada fenomena fisikal maupun mental persis

saat dan selama mengamati objek luar itu; tapi

bukan untuk menilainya. Nah, dengan demikian

Anda senantiasa sadar terhadap setiap gerak-gerik

fisikal dan mental Anda, tanpa memberi penilaian

terhadap yang sedang berlangsung, apalagi

menghakiminya pun terhanyut di dalamnya.

Rasanya lebih mudah melakukannya, daripada

menjelaskannya lewat kata-kata. Memang

demikian; meditasi adalah praktek langsung,

bukan teori.

f

Page 26: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 0 -

8Bukan Mengatur Gerak-gerik

Fisik maupun Mental

F

Dalam mengamati, kita tidak mengatur

gerak-gerik fisik maupun mental. Hanya

mengarahkan perhatian padanya guna

mengamati dengan seksama semua gerak yang

sedang berlangsung.

Awalnya, boleh jadi gerak Anda tampak lamban

(mirip slow motion) di mata orang-orang. Ini

umum. Kenapa?

Karena kita cenderung terjebak pada memikirkan

gerak itu, dan bukannya sekedar mengamati

atau memperhatikannya. Bagi yang sudah

terlatih, tak perlu lamban ... biasa saja. Kita tidak

mengatur gerak fisik ataupun mental, melainkan

hanya memperhatikannya dengan seksama. Bagi

pemula, tentu tidak bisa langsung meloncat. Butuh

waktu, dan tentu saja kesabaran.

Page 27: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 11 -

Masih pada fase awal; bila meditator sudah hampir

melakukannya dengan pas, bisa jadi ia jadi bersikap

acuh-tak-acuh, atau tampak tak perdulian.

Ini, biasanya terjadi pada mereka yang punya

kecenderungan selfish ataupun yang mengidap

rasa rendah-diri. Tapi tidak kenapa, amati saja.

Dengan disadari, itupun akan berangsur-angsur

‘normal’.

f

Page 28: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 2 -

9Mengutamakan Objektivitas

dan Kejujuran

F

Kita mengamati, hanya itu; tanpa menilai

apa yang teramati. Bila ada interupsi

berupa penilaian, ia tak lagi objektif.

Kita terkadang merasa bosan, kesal, jengkel dan

lain sebagainya; amat jujur bukan? Mengapa dan

kepada siapa kita mesti berbohong? Apa perlu

berbohong bila kita melihat dengan mata atau

mendengar dengan telinga, misalnya?

Ketika si pikiran terusik objektivitasnya, iapun

mulai berbohong, menipu. Tampaknya saja

bermeditasi, padahal sedang melamun. Bukankah

ini tidak jujur? Karenanyalah dikatakan bahwa

meditasi mengutamakan objektivitas dan

kejujuran. Kejujuran luar bermula pada kejujuran

dalam.

f

Page 29: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 3 -

10Perhatikan dan Catat saja dalam Hati

F

Dalam mengamati dengan seksama kita

sebenarnya hanya memperhatikan saja,

tanpa penilaian, tanpa memuatinya

dengan prasangka-prasangka, praduga-praduga,

pretensi, harapan, sugesti dan sejenisnya. Bila

mau, boleh dicatat fenomena batin yang terjadi di

dalam hati. Bila tidak, tak apa-apa; bahkan lebih

baik begitu.

Bila telah fasih, pemahaman-pun muncul dengan

sendirinya. Pemahaman ini bersifat lebih objektif

dan apa adanya. Terbiasa begini, cepat atau

lambat, Anda dapat memahami apa itu “apa

adanya” dengan amat jelas. Apa adanya adalah

‘the truth’ itu. Sederhana bukan? Cobalah!

f

Page 30: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 14 -

11Meditasi Punya Tahapan

F

Seperti juga jasmani, rokhani pun punya tahap-tahap perkembangannya sendiri. Demikian juga dengan meditasi. Secara garis-besar

ia dapat dikelompokkan dalam tahap pemula, tahap antara dan tahap lanjut.

Sementara penekun, malah ada yang harus mengawalinya dari tahap pra-meditasi, yaitu sejenis tahap penyeragaman, pengenalan atau orientasi. Pra-meditasi, mengarahkan seorang penekun pada penyiapan fisik dan mental. Yang sudah siap, tentu tak perlu lagi melalui tahap ini. Seperti pada kegiatan lainnya, orientasi senantiasa kita perlukan. Orientasi mengantarkan kita pada pengenalan bidang yang ditekuni secara lebih baik. Disini, kita juga dapat mengukur tingkat kesiapan kita untuk benar-benar memulainya. Bila ada yang perlu dipersiapkan, hendaklah dipersiapkan dengan baik dulu. Jangan sampai tersendat-sendat di tengah jalan, karena kehabisan bensin, padahal sejak tadi sudah melewati beberapa pompa bensin. Kan sayang…

Berikut adalah pendapat seorang penulis, dosen ilmu filsafat di beberapa universitas Asia dan Eropa, yang juga berguru selama dua puluh lima tahun pada Sakya Tirzin, pemimpin ordo Sakya dari Buddhisme Tibet.

Page 31: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 5 -

The gradual development of the ability to see things ‘as they really are’ through the practice of meditation, has been linkened to the development of special instruments by mean of which we can now see subatomic reality and the like. In the same way, if we do not develop the potential of our minds through the cultivation of right effort, right mindfulness, and right concentration, our understanding of the real state of things will remain at best intellectual knowledge.*

Dari sini, kita dapat menangkap salahsatu esensi dari jalan meditasi ini. Untuk benar-benar dicatat adalah proses yang bertahap, dalam pentahapan tertentu yang jelas dan terarah. Merujuk pada buku-buku, atau kata-kata bijak dan tuntunan dari mereka yang dipercayai, memang memberi pengetahuan yang bermanfaat. Namun pengetahuan tersebut seringkali perlu ditransformasikan lagi ke dalam diri sendiri secara mandiri. Jangankan buku-buku yang Anda baca bisa mentransformasikan batin Anda, seorang Guru sekalipun ... hanya ‘membuka gerbang kesadaran’ Anda. Tak lebih dari itu.

Di alam spasio-temporal ini, pentahapan pasti ada; tidak “sim-salabim ... abra ka dabra ... jadi!”. Tidak ... tidak demikian prosesnya.

_____________________ * Peter Della Santina; The Tree of Enlightenment - 1997, p.63.

f

Page 32: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 6 -

12Ia juga Punya Pola dan Ritme

F

Pola ini sebetulnya tergantung kita. Artinya, walau memang ada pola bakunya, adakalanya tetap perlu disesuaikan dengan

pola masing-masing. Bila tidak, bagaimana kita akan menerapkannya bagi diri sendiri? Heterogenitas mendikte pola kita masing-masing. Secara alamiah, kita juga punya ritme-biologis yang spesifik. Para olahragawan, memulai dengan pemanasan, sebelum benar-benar berlatih. Jadi tidak langsung khusuk; bila bisa langsung khusuk, tentu baik sekali. Namun umumnya tidak seperti itu.

Ritme, justru menjadikannya tidak monoton, membosankan. Ia juga menyebabkan setiap fase jadi terasa baru. Menarik memang. Meditasi memang amat menarik bila ditekuni. Kita seakan jadi hidup kembali; jauh lebih hidup dibanding sebelumnya; hidup dalam “dunia meditatif” yang mengagumkan.

f

Page 33: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 7 -

13Bukan saja Alamiah, tapi juga Ilmiah

F

Sangat alami; duduk santai sambil

memperhatikan keluar-masuknya nafas

sendiri, misalnya; amat alami, bukan? Tidak

dibuat-buat, diatur atau dikontrol, tidak harus

begini atau begitu. Sikap-tubuhpun biasa-biasa

saja; tak perlu jadi pemain akrobat. Bila kita

memang seorang pemain akrobat, tak apa-apa;

just go on …

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

membuktikan dan menunjukkan ke-ilmiah-

annya. Objektivitas memang merupakan dasar

dari dunia keilmuan. Disinilah kita terjamin untuk

tidak terperangkap dogmatisme. Disini pula kita

memberdayakan nalar dengan lebih efektif.

Secara tak langsung, pengembangan batin yang

terjadi dari meditasi juga mengurangi dan mengikis

pandangan yang terkondisi oleh takhyul.

f

Page 34: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 8 -

14Ingat! Meditasi adalah Olah-Batin,

bukan Olah-Raga

F

Kesalahan dalam memandang meditasi,

justru berawal disini. Memang meditasi

berdampak-samping positif terhadap

kesehatan secara menyeluruh; akan tetapi, itu

bukanlah tujuan pokok dari bermeditasi.

Olah-batin disebut juga praktek atau laku-

spiritual atau sadhana. Akan tetapi, kita bisa

terperosok ke dalam upaya peraihan kanuragan,

kesaktian atau sejenisnya. Bukan itu arah yang

dituju dalam bermeditasi. Iming-iming kanuragan

ataupun kesaktian memang amat menggiurkan

bagi banyak orang, karena membuatnya merasa

punya kelebihan. Akibatnya, banyak yang mandek

sampai disini saja. Berhati-hatilah terhadap yang

satu ini Sahabatku!

f

Page 35: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 9 -

15Persiapkan diri sebelum Bermeditasi

F

Yang ini terkait dengan tips 10 sebelumnya. Persiapan senantiasa perlu. Apa yang perlu dipersiapkan? Diri sendiri; itu pasti.

Pemahaman yang baik atas bidang kerja, akan memberi kemudahan-kemudahan dalam mengerjakannya. Kita bisa memperoleh pengertian tentang sesuatu melalui bertanya. Apakah itu bertanya kepada pembimbing, buku-buku, mereka yang lebih berpengalaman atau yang lainnya.

Tips ini, juga pantas dipandang sebagai salahsatu dari bahan-baku bagi fase persiapan ini. Kiranya amat jelas bagi kita tentang pentingnya persiapan ini. Mengenai tempat, pakaian, waktu dan lamanya, sambil jalan kitapun akan memahami dan menemukan yang paling sesuai. Prinsipnya adalah, “yang sesuai dengan kondisi faktual-objektif kita, adalah yang terbaik bagi kita”. Oleh karenanya, kenalilah ‘diri’ Anda.

f

Page 36: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 2 0 -

16Hobi yang Paling Murah

F

Betapa tidak, Anda tak perlu menyewa

tempat, alat, ongkos atau membayar

biaya administrasi untuk memperoleh

kartu keanggotaan atau sejenisnya. Diri Andalah

modal dasar Anda.

Ohya ... awalnya mungkin Anda perlu menyediakan

“waktu khusus” untuk bermeditasi. Ini diperlukan

demi pembiasaan dan pendisiplinan-diri. Tetapi

setelah cukup lanjut, tidak perlu lagi.

Anda akan memahami dengan baik bahwa ia

dapat dilakukan setiap saat dan dimana saja. Ada

yang mengatakan, “Bila kamu sempat bernafas,

maka kamu pasti sempat bermeditasi”. Sederhana

dan sangat murah.

f

Page 37: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 2 1 -

17Menggiurkan bagi

yang Bernaluri Bisnis

F

Bagi yang bernaluri bisnis, ini boleh juga

digeluti untuk dijadikan komoditas

dagangan. Rekan saya ada yang berhasil

dalam usaha seperti ini. Bayarannya? Dolar lagi ....

Menggiurkan bukan? Oleh karenanyalah, “bisnis”

olah-batin tampak semakin marak belakangan ini.

Nah … demikianlah manusia yang kuat naluri

bisnisnya; apapun yang bisa dijual .... dijual, untuk

dinikmati hasilnya bagi dirinya sendiri. Dan itu,

memang masih (dianggap) wajar oleh mayarakat

kita. Kehausan manusia modern akan spiritualitas,

bagi para pebisnis, telah menghadirkan peluang

bisnis yang tidak kalah menggiurkannya

dibandingkan bidang bisnis lain.

f

Page 38: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 2 2 -

18Dijadikan Komoditas Dagangan?

F

Masa sekedar membimbing memperhatikan

nafas saja diperdagangkan sih? Saya

malah agak heran mengamati fenomena

ini. Mungkin karena tak punya naluri bisnis. Lebih

heran lagi, semakin mahal, apalagi bilamana

diselenggarakan di hotel-hotel mewah, ia malah

semakin laris; kayak kacang-goreng. Mungkin

karena jadi lebih bergengsi.

Yaaah ... begitulah kita-kita ini. Suka dan

sangat mudah terkagum-kagum hanya pada

kemasan luarnya. Apalagi bilamana produk itu

dipromosikan dengan gencar di media-massa. Di

dunia bisnis, ini memang bisa dimaklumi sebagai

kewajaran. Sesuatu yang mudah, murah, apalagi

gratisan, malah dicurigai macam-macam atau

diremehkan.

f

Page 39: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 2 3 -

19Kondisi Meditatif,

bukanlah Anugerah

F

Demikianlah sebetulnya; kitalah

yang mengusahakan anugerah itu.

“Simsalabim ... Anda meditatif!”; bukan

rumusnya. Meditasi bukan sulap, yang untuk

didemonstrasikan guna merebut pangsa pasar dan

meningkatkan nilai jual. Tak ada Guru manapun

yang menganugerahkan itu pada Anda.

Metodenya, latihan awalnya, memang ada

yang menginformasikan dan membimbing. Tapi,

kondisi batin meditatif tetap merupakan hasil dari

upaya mandiri. Ini amat penting untuk dipahami.

Saya tak ingin Anda dikibuli atau dikadali oleh

siapapun. Tetapi, bila Anda memang mau dan

senang dikibuli, silahkan saja ...

f

Page 40: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 2 4 -

20For the better State of Mind

F

Sebagai sebentuk seni, yakni seni olah-

batin, disamping ia punya ciri keindahan

juga mengkondisikan batin pada suasana

yang lebih baik, dibanding sebelumnya. Dalam

keadaan tenang misalnya, kita akan bisa

memecahkan berbagai persoalan hidup dengan

jauh lebih baik. Status batin meditatif, juga sangat

kondusif dalam melahirkan inspirasi-inspirasi serta

solusi-solusi jenial bagi berbagai persoalan hidup

yang sedang dihadapi.

Nilai manfaatnya akan benar-benar Anda rasakan

bilamana Anda telah sedemikian keluar-masuk

status batin-meditatif; atau dengan kata lain,

Anda telah benar-benar menjadikannya hobi dan

sahabat Anda.

f

Page 41: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 2 5 -

21Menenteramkan Batin

F

Kita tidak bisa membeli ketenteraman batin. Yang satu ini tak ada urusannya dengan uang atau harta-benda, pangkat, jabatan,

pengaruh, kekuasaan maupun popularitas. Kepemilikan atas harta memang bukanlah sesuatu yang salah menurut ajaran manapun. Namun, terbelenggu kemilikan atas materi duniawi inilah yang berpotensi besar melahirkan konflik internal maupun eksternal. Pemenuhan demi pemenuhan hasrat kemilikan, tidak akan menyudahinya; bahkan sebaliknya, malah menumbuhkan dan memperkuat keserakahan.

Kita bisa saja punya harta melimpah-ruah, namun itu tidak mengurungkan untuk senantiasa dirongrong kekhawatiran kalau-kalau mereka tiba-tiba hilang ataupun menyusut. Jabatan, popularitas dan sejenisnya juga memiliki sifat yang sama; sama-sama mengundang kekhawatiran karena tidak ajeg. Tiada pernah ada ketenangan pada batin yang dihantui kekhawatiran dan rasa was-was bukan?

Page 42: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 2 6 -

Betapapun kita tahu bahwa tubuh ini menua setiap saat, namun secara naluriah ada kecenderungan untuk menolak hukum alam itu. Kita tak segan-segan mendandani tubuh, melatih tubuh guna mempertahankan jasmani ini dari laju proses penuaan. Sadarkah kita bahwa apa yang kita lakukan sebetulnya melawan hukum alam?

Bila diperhatikan dengan lebih seksama, akan dipahami bahwa ketenteraman bukanlah sebuah anugerah; ia hasil usaha atau merupakan pahala dari perbuatan kita sendiri. Ia tidak terkondisikan secara mutlak oleh iklim atau kondisi luar; iklim luar memang berpengaruh, sebatas kita mengadakan penolakan pun pengharapan terhadapnya.

Ketenteraman adalah kondisi batin yang stabil, dimana gejolak dan gelora di dalam teredam betapa mestinya. Bagi seorang meditator, ketenteraman batin diupayakannya secara mandiri; maksudnya, ia tidak mengharapkannya datang secara otomatis ataupun tenggelam begitu saja dalam kondisi batin meditatif dengan sendirinya, tanpa pengkondisian awal secara mandiri sama-sekali.

f

Page 43: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 2 7 -

22Sesuai bagi yang Sibuk

F

Kesibukan menguras banyak enerji fisik

dan mental. Bagi yang kesibukannya

lebih banyak berupa kegiatan pikiran,

kelelahan mental malah bisa mengganggu kondisi

fisiknya. Oleh karenanya, bukan saja meditasi sesuai

bagi mereka yang sibuk, ia bahkan merupakan

kebutuhan mentalnya.

Meditasi memberi pemulihan, bahkan me-

recharging lagi dengan enerji fisikal dan mental

baru. Ini harus dibuktikan sendiri! Andalah yang

bermeditasi, Andalah yang membuktikannya,

dan Anda pula yang akan menikmati langsung

manfaatnya.

f

Page 44: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 2 8 -

23Bagi siapa saja

F

Pernah dan mungkin masih ada yang

menyangka bahwa meditasi hanya untuk

orang-orang tertentu, yang menjalani

kehidupan spiritual saja. Sangkaan ini jelas keliru.

Ia bagi siapa saja; bebas SARA. Ia bahkan bagi

semua umur —tentu ada jenjangnya— dan bagi

semua jender.

Jadi, bila Anda sebelumnya pernah menyangka

yang lain, mulai saat ini buanglah prasangka

keliru itu jauh-jauh dan tolong jangan tularkan

kepada siapapun.

f

Page 45: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 2 9 -

24Menjadikan Kehidupan ini lebih Indah

F

Ini bukan iklan ... ini bisa dibuktikan langsung.Secara naluriah kita mencintai keindahan. Keindahan dapat Anda serap dan hadirkan

lagi di hati Anda, hanya bila Anda siap untuk menikmatinya. Keindahan merupakan salahsatu sifat dari Sang Diri-Jati.

Sebentuk karya seni misalnya, adalah ekspresi rasa keindahan seorang seniman. Para seniman menangkap inspirasinya lewat “meditasi alami” —meditasi bagi yang tidak secara khusus menekuni meditasi.

Walau Anda bukan seniman, Andapun —hingga batas-batas tertentu— punya bakat untuk menyerap dan mengapresiasi seni. Contohnya, Anda akan senang menyaksikan lelaki tampan atau wanita cantik; atau merasa nyaman di daerah pegunungan atau di tepi pantai. Itulah berkah terlahir sebagai manusia. Penikmatan seni atau keindahan, akan lebih baik dan mendalam bila kita mendekatinya melalui kondisi batin meditatif. Hidup akan terasa jauh lebih indah, dalam kondisi batin seperti ini.

Bukankah Tuhan juga diposisikan sebagai Keindahan nan Agung Itu?

f

Page 46: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 3 0 -

25Mengusir Pemikiran-pemikiran Negatif

F

Pemikiran negatif, sering disebut-sebut sebagai biang-kerok berbagai penyakit fisik dan mental oleh para ahlinya. Bahkan,

lebih dari delapan puluh persen gangguan fisik, konon bermula dari pemikiran negatif. Ia bisa ditakuti melebihi virus HIV. Pemikiran negatif juga disebut-sebut sebagai penyebab terjadinya penuaan dini. Jadi, secara tak langsung, meditasi juga bisa berfungsi sebagai obat ‘awet muda’. Namun untuk yang satu ini, saya harap Anda tidak mempercayainya begitu saja, kecuali setelah membuktikan langsung.

Disisi lain, meditasi bukan saja mengusir pemikiran negatif, ia bahkan bisa ‘mengenyahkan’ berbagai gejolak batin. Maharshi Patanjali menegaskan, “yoga citta vritti nirodhah” — “yoga menghentikan gejolak pikiran dan gelora perasaan”. Di dalam Ashtanga Yoga-nya, Dhyana atau meditasi merupakan “anga” ketujuh, segera sebelum tercapainya Samadhi.

f

Page 47: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 3 1 -

26Mengantarkan kita Kembali Pulang

F

Kita mengenal pepatah: “Setinggi-tingginya bangau terbang, ia akan pulang kembali ke sarangnya.” Pulang ke rumah, merupakan

aktivitas yang sangat menyenangkan, apalagi setelah berkelana sekian lama. Ini bukan saja bagi manusia, namun bagi binatang sekalipun.

Inilah salahsatu aspek spiritual dari meditasi, mengantarkan kita pulang kembali kepada Diri Sendiri.

Kebiasaan mengarahkan perhatian ke luar, dan terus-menerus ke luar, telah ‘menyesatkan’ kita di dunia objek-objek sensasi, di dunia materi, di dunia fenomena.

Ketika ‘kesesatan’ ini telah sedemikian parahnya hingga kita malah menyangka bahwa dan mengidentitaskan-diri sebagai materi itu sendiri, atau sebagai efek-efek emosional yang dimunculkannya. Semakin menjauh dari akar, dari pokok, kitapun semakin bingung, semakin tersesat. Sesat di alam materi dan alam fenomena, telah melahirkan prasangka bahwasanya memang disinilah asal kita, dan disini pulalah semuanya akan berakhir. Dari sinilah kita berangkat dan ke sini jualah kita akan pulang. Kita menyangka bahwa di alam inilah kita berbasis. Kita tak ingat lagi dari mana “asal” kita dan tak tahu mesti pulang kemana.

f

Page 48: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 3 2 -

27Meditasi Bukan Sekedar Teori

F

Mengamati, mencermati secara seksama

segala gerak-gerik batin sendiri dengan

penuh perhatian, merupakan sesuatu

yang amat bermanfaat di dalam mengembangkan

kebijaksanaan. Saat memperhatikannya, kita tak

perlu menilainya atau menduga-duga maupun

berharap atau menolak. Cukup perhatikan saja

yang sedang berlangsung. Bila telah Anda lakukan

seperti itu sesering mungkin, ini akan menjadi

kebiasaan Anda. Pikiran dan perhatian Anda

seakan enggan untuk memperhatikan yang di luar

sana lagi.

Namun sebelumnya, perlu dipahami sebaik-

baiknya lagi bahwa meditasi adalah masalah

‘praktek langsung’ atau pengalaman

empiris; ia bukan dalil teoritis. Bila kita telah

mempraktekkannya secara langsung, maka kita

pasti akan memahaminya sekaligus merasakan

manfaatnya.

Page 49: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 3 3 -

Bukanlah urusan saya untuk memahami betapa

adanya batin Anda; itu sepenuhnya urusan Anda.

Ini amat perlu ditekankan, agar jangan sampai

kita bertitik-tolak pada sesuatu yang keliru.

Bila Anda baca dengan seksama tulisan ini, bisa

saja Anda berpraduga bahwa saya adalah seorang

ahli meditasi. Itu keliru; saya sama seperti Anda.

Tak ada yang bisa disebut seorang “ahli meditasi”.

Apapun yang kita latih dengan tekun, memberi

keterampilan yang bermanfaat bagi kita. Hanya

itu. Dan saya juga bukan seorang Bikshu, Yogi, Sannyasin pun seorang Guru Meditasi. Sekali lagi,

mohon jangan salah duga.

Kita memang cenderung suka menduga-duga

begini atau begitu. Sebetulnya, prilaku pikiran

serupa ini, seyogyanya enyah dari benak seorang

meditator. Jangan polusi batin Anda sendiri dengan

berbagai dugaan. Batin kita sama saja ‘nakal’-nya,

oleh karenanyalah ia perlu dilatih melalui meditasi.

Apa yang saya sampaikan disini, semata-mata dari

pengalaman langsung yang tidak seberapa.

f

Page 50: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 3 4 -

28Meditasi tetap dilakukan Sendiri

F

Meditasi harus dilaksanakan sendiri. Ini sangat penting untuk dipahami. Mengembangkan batin, mensucikan

pikiran, ucapan dan tindakan, harus dilangsungkan sendiri. Kita tak dapat bermeditasi bagi orang lain; sebaliknya, orang lainpun tidak dapat bermeditasi bagi kita, kendati ia adalah Guru kita.

Ketika masih bayi, kita memang tidak perlu berjalanke dapur untuk mengambil makanan atauminuman; ibu kita akan selalu siap menyusui danmenyuapi kita. Akan tetapi kita tetap harus memakan atau meminumnya sendiri. Ibu atau orang-tua hanya menyediakan saja. Disini, baik orang-tua maupun Guru hanya bertindak sebagai pembantu, memfasilitasikan segala sesuatunya untuk Anda. Bagusnya adalah, kendati meditasi mesti dilakukan secara benar-benar mandiri, namun hasilnya, berkah daripadanya, dapat dibagi-bagikan, dapat ditularkan juga kepada orang lain sebagai Yajna, sebagai persembahan suci.

f

Page 51: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 3 5 -

29Memang Perlu Pelatihan

F

Kita tak dapat langsung duduk di hadapan

setir sebuah mobil dan ‘sim ... salabim ...’,

Anda telah ngebut di tengah keramaian

kota dengan kecepatan 60 km/jam. Tidak begitu

kejadiannya bukan? Kendati Anda seorang

pembalap formula-satu sekalipun, awalnya Anda

masih butuh beberapa penyesuaian-diri dan

mengakrabi kendaraan serta medan balap.

Kendati batin meditatif terjadi secara spontan

pada waktunya, awalnya ia perlu persiapan dan

pelatihan. Sebagai sebentuk keterampilan non-

fisikal, iapun perlu pelatihan-pelatihan; tak jauh

bedanya dengan nyetir, mengetik atau

keterampilan lainnya. Ia butuh persiapan,

pengkondisian awal dan pelatihan.

f

Page 52: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 3 6 -

30Desa, Kala, Patra senantiasa Penting

F

Sepintar apapun Anda bermain sepak-bola,

Anda tetap tak dapat melakukannya dengan

baik di dapur. Anda butuh ruang yang cukup

untuk itu. Ada tempatnya untuk melakukan

sesuatu. Andapun tak bisa mendatangi sebuah

kantor atau unit pelayanan sosial setiap saat. Ada waktunya kapan Anda harus ke pasar, kapan

mesti Anda mandi, kapan Anda makan, kapan

Anda pergi ke tempat kerja, dan lain sebagainya.

Jelas ada waktunya untuk melakukan kegiatan

apapun.

Di Mayapada ini, pengkondisi desa-kala-patra —ruang, waktu dan kausasi— tetap berlaku. Ini jugaberlaku dalam melangsungkan meditasi. BilamanaAnda telah cukup maju, ia memang bisa dilangsungkan dimana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Akan tetapi, pada tahap-tahap awal, penyesuaian-penyesuaian terhadap tempat (desa), waktu atau jadwal (kala) dan beberapa penyesuaian terhadap pengkondisi terkait lainnya (patra) tetap perlu diperhatikan.

Page 53: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 3 7 -

Saat brahmamuhurta misalnya, yakni sekitar pukul2.00 hingga 4.00 waktu setempat, dipercayasebagai waktu yang ideal untuk bermeditasi. Padabulan-mati (tilem) dan sehari sesudahnya (penanggal kaping pisan), hari ke-empat belas setelah bulan-mati (caturdasi) dan hari purnama, juga beberapa hari lain memang terbukti sangat kondusif bagi penyelengaraan laku-spiritual.

Tempat yang secara fisikal menyejukkan,terlindung dari teriknya matahari, hembusanangin kencang dan dingin, dengan posisi lebihtinggi dari lingkungan sekitar, bebas dari keramaian, dekat dengan tempat-tempat suci, merupakan tempat-tempat yang diminati karena juga terbukti banyak membantu kemajuan.

Namun ini bukan berarti kita hanya berlatih di tempat atau pada waktu seperti itu. Latihan sedapat mungkin dilakukan setiap saat, dimana saja dan dalam kondisi apa saja. Seorang Guru pernah mengatakan: “Bilamana Anda punya waktu untuk bernafas, maka Andapun punya waktu untuk bermeditasi.”

f

Page 54: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 3 8 -

31Memberi Rambu untuk membedakan

antara Tujuan dan Bukan Tujuan

F

Ketenangan dan keterpusatan merupakan hasil-sampingan, yang juga bertindak sebagai landasan dari meditasi. Mereka bukan

tujuan. Padahal untuk bisa mencapai ketenangan dan keterpusatan mental saja, bukan sesuatu yang mudah. Itu sudah memberi berkah yang tidak kecil artinya.

Dalam makan misalnya, kita tak perlu munafik dengan mengatakan bahwa ‘saya makan bukan atas suatu tujuan, namun hanya demi makan itu sendiri’. Kita tak perlu bersikap munafik dengan mengatakan bahwa meditasi kita tak punya tujuan. Bukan saja itu bohong dan omong-kosong yang menggelikan, namun itu bisa sangat berbahaya.

Bahaya pertama; ia bisa dengan drastis meningkatkan keangkuhan kita. Bahaya kedua; melakukan sesuatu tanpa tujuan, tidak akan pernah mengarahkan kita pada sasaran. Jangan-jangan malah tersesat nantinya. Bahaya ketiga; dengan tanpa tujuan, kita akan cenderung bertindak sekehendak hati, tanpa suatu sikap-mental dan disiplin tertentu. Padahal meditasi juga berarti mendisiplinkan, berarti menertibkan mental.

Page 55: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 3 9 -

Di dalam mental yang tertib, yang berdisiplin lebih mungkin ditemukan kejernihan, ketenteraman, ketenangan dan kedamaian, bukan sebaliknya.

Kita mesti jeli dalam melihat persoalan kita sendiri disini. Jangan sampai kecerobohan kecil, keangkuhan halus yang laten, malah jadi membesar dan menguat. Anda mesti jeli dalam membedakan mana tujuan yang demi kepentingan pribadi yang berlandaskan ego, dan mana yang tanpa-ego atau kepentingan pribadi. Namun, hanya mengandalkan pikiran dan kecerdasan saja, memberi peluang bagi si ego untuk menyergap dengan mudah. Kesadaran dan kewaspadaan harus selalu ditegakkan. Itulah meditasi.

f

Page 56: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 4 0 -

32Aliran Perhatian Alami

F

Ketika Anda mulai memasuki batin meditatif, upaya pemusatan atau konsentrasi tanggal dengan sendirinya. Fenomenanya tak

ubahnya ketika Anda membuka keran air. Ketika baru membukanya, terjadi upaya pengerahan atau pemusatan tenaga ke tangan. Namun setelah Anda berhasil membukanya, air akan mengalir dengan sendirinya, tanpa perlu pengerahan tenaga lagi. Anda cukup hanya menampung kucurannya saja.

Nah ... inilah mengapa meditasi ada yang menyebut sebagai “bukan upaya, bukan pula metode”. Di alam meditatif —sebutlah demikian— memang segala sesuatu mengalir dengan sendirinya. Semuanya mengungkapkan dirinya sendiri, kemanapun si perhatian Anda arahkan.

Disinilah berbagai ide, gagasan, ilham, “pawisik”, wahyu —atau sejenisnya ... atau apapun sebutan yang Anda berikan untuk itu— bermunculan dengan sendirinya, mengalir secara alamiah. Anda sama-sekali tak perlu memeras otak; otak justru sedemikian henengnya, dimana kerja otak justru malah mengganggu. Di alam meditatif, otak tidak bekerja, ia non-aktif; sebaliknya yang hadir hanya kesadaran yang disertai perhatian dan kewaspadaan.

f

Page 57: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 4 1 -

33Mengamati Fenomena Batin

F

Mengamati kegiatan batin memang mengasyikkan, disamping unik. Mengamati fenomena batiniah orang-

orang sekitar kita bisa saja, akan tetapi kurang bermanfaat langsung; bila hanya sebagai bahan perbandingan atau memperbanyak data untuk kemudian dirangkum guna dapat menarik kesimpulan yang lebih bersifat umum untuk digunakan dalam latihan, boleh jadi aktivitas itu bisa jadi bermanfaat.

Ada tips dari yang berpengalaman dalam mengamati batinnya sendiri. Beliau menyarankan untuk membuat sejenis buku harian yang di-break down (rinci) dalam jam demi jam bahkan puluhan menit. Dalam sehari bisa dibagi dalam dua fase, yakni fase aktif dan fase istirahat (tidur). Tentu kita tidak mungkin membuat catatan selama tidur, dan memang tidak diharapkan demikian, akan tetapi membuat catatan tentang aktivitas bawah-sadar yang berupa impian segera setelah bangun tidur agar tidak keburu lupa.

Page 58: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 4 2 -

Dengan demikian dalam 24 jam sehari kita mempunyai catatan yang cukup rinci tentang aktivitas batin kita. Misal pukul 07.00: merasa badan segar dan tak ada beban; pukul 07.10: jengkel karena kaos kaki digigit anjing kesayangan, padahal sedang buru-buru berangkat kerja dan sarapannya pun itu-itu saja; pukul 07.20 - 07.30: kemacetan lalu-lintas menjengkelkan dan hampir saja nyenggol sebuah BMW, ... dan seterusnya dan seterusnya. Jadi ia berupa sejenis diary dengan penekanan pada fenomena batin yang dirasakan.

Dari catatan itu, yang dibaca menjelang tidur, coba dijumlah berapa kali atau berapa lama dalam sehari kita jengkel, marah, bingung, mumet, gembira, tak sabaran, riang, sakit hati, tersinggung, puas, berprasangka, kecewa, sedih dan lain sebagainya. Tergantung kebutuhan dan tingkat ketelitian yang diharapkan, pencatatan bisa dalam kurun waktu beberapa hari, hingga kita merasa cukup untuk menyimpulkan bahwa rata-rata dalam sehari saya jengkel sekian jam, tersinggung sekian menit dan seterusnya. Tentu mencatatnya secara periodis agar tidak mengganggu kegiatan normal kita. Mencatat saat istirahat makan siang misalnya, atau saat tidak melayani klien misalnya.

Intinya kita punya catatan yang cukup rinci tentang aktivitas perasaan dan pikiran, ataupun persepsi kita. Tampaknya memang agak lucu dan rikuh bila sampai diketahui orang lain, bahwa kita sedang mencatat sesuatu yang tidak umum dilakukan orang; akan tetapi, itu tetap bisa kita atur jadwalnya sendiri agar terasa aman namun lengkap.

Page 59: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 4 3 -

Seperti juga diary, catatan tak perlu panjang-panjang, toh kita mengerti. Jangan berpikir bahwa Anda membuat catatan untuk disetorkan pada orang lain. Ini semata-mata demi kebaikan Anda sendiri.

Ia akan amat membantu Anda nantinya. Ia

membantu Anda dalam memahami bekerjanya

batin dalam berbagai suasana spesifiknya. Tak

perlu beranggapan bahwa kegiatan ini menyita

waktu hingga mengurangi produktivitas kerja

Anda; toh kita tak perlu setiap saat mencatat.

Kita pasti punya waktu senggang untuk

beristirahat sejenak disela-sela kesibukan kita;

kita kan bukan robot ...

f

Page 60: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 4 4 -

34Ia Tak-terpikirkan dan

Tak-terkatakan

F

Anda tak akan pernah bisa mengatakan tentang sesuatu yang tak terpikirkan, kecuali Anda ngelindur, mabuk,

kesurupan atau sejenisnya. Secara sadar, itu tidak dimungkinkan. Namun hebatnya, Anda dapat mengalami dan merasakannya. Anda dapat merasakan sesuatu yang tak bisa Anda katakan, pun tak terpikirkan. Anda bisa merasakan beda antara manisnya gula dibanding madu. Anda bisa merasakan beda antara harumnya melati dibanding cempaka. Anda dapat merasakan beda antara merdunya suara Pavaroti dan Rein Jamain. Namun tetap Anda tak dapat memaparkan seperti apa itu adanya. Kenapa? Karena ia tak terpikirkan; karena disana bukan pikiran kita yang bekerja.

Demikian juga ketika sang batin memasuki alam meditatif-nya. Tak ada kata-kata ‘disana’, takada bentuk-bentuk pemikiran ‘disana’; kecerdasanpun tak diperlukan ‘disana’. Andahanya mengetahui merasakan; tepatnya ‘menyaksikan’.

Page 61: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 4 5 -

Nah ... setelah ‘turun’ dari alam meditasi inilah

pikiran mulai bekerja lagi. Dan ketika Anda

mengingat kembali apa yang dirasakan dan

dialami ‘disana’, Anda akan mengingatnya

dengan sangat jernih. Setelah itulah Anda baru

merumuskannya menggunakan kecerdasan dan

pikiran Anda untuk kemudian Anda ungkapkan

dengan kata-kata, sesuai gaya bahasa dan

kebiasaan berbahasa Anda. Jadi bukan ‘disana’.

Ungkapan verbal hanya dibutuhkan disini, bukan

‘disana’.

f

Page 62: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 4 6 -

35Berlatih menjadi Saksi yang Baik

F

Dari perspektif ini, kita sesungguhnya juga

bisa mengatakan bahwa meditasi adalah

latihan untuk memfungsikan-diri hanya

sebagai saksi. Umumnya, kita tidak becus untuk

memfungsikan diri hanya sebagai saksi. Kita cenderung

ditarik untuk terlibat, apakah secara pasif maupun

aktif, apakah secara parsial maupun total. Kenapa?

Karena pikiran, perasaan, penalaran, ingatan-

ingatan seringkali menginterupsi proses pengamatan

kita. Mereka mengotori kejernihan visi kita. Mereka

menghadirkan penilaian-penilaian, prasangka-

prasangka, praduga-praduga. Semua ini hanya

mengeruhkan batin kita. Kita tak dapat melihat

dengan jernih, lengkap dan lebih menyeluruh

karenanya.

Page 63: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 4 7 -

Ketika Anda harus menyahuti pertanyaan atau

teguran dari seseorang sementara Anda sedang

menyaksikan sebuah film di televisi, misalnya; apa

yang terjadi? Anda melewatkan beberapa kejadian di

dalamnya, selama itu; sejak teguran atau pertanyaan

itu Anda perhatikan sampai selesai meresponnya dan

kembali lagi mengarahkan perhatian pada apa yang

ditonton. Alhasil, Anda menyaksikan film itu secara

kurang lengkap. Ada banyak kejadian —yang boleh

jadi justru merupakan satu dialog atau adegan yang

terpenting dalam film itu— lepas dari perhatian dan

amatan Anda. Anda tak menyaksikan seutuhnya.

Nah ... sekali lagi, meditasi sesungguhnya juga

melatih kita untuk bisa memfungsikan diri kita

sebagai saksi yang baik — saksi yang tanpa

praduga, tanpa prasangka, tanpa penilaian,

tanpa pembandingan apalagi penghakiman,

tanpa pewarnaan, tanpa pretensi, tanpa

keberpihakan.

f

Page 64: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 4 8 -

36Mengembalikan Kepolosan

F

Saksi seperti yang disebutkan tadi adalah saksi yang polos, yang lugu. Ia layaknya anak-anak balita; bahkan mungkin selugu dan sepolos

bayi. Disini juga ada kepasrahan total, kepasrahan yang sebenar–benarnya, Isvarapranidhana, yang tidak dibuat-buat karena kehabisan akal atau rasa ketidak-berdayaan dan keputus-asaan. Disini ada penerimaan yang benar-benar lapang (legawa) terhadap apa yang terjadi, apa yang dialami, apa yang disaksikan, apa yang ada.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kepolosan dan keluguan seperti ini jarang singgah di batin kita bukan? Batin kita penuh pretensi; kita melakukan sesuatu untuk sesuatu yang lainnya. Dalam batin seperti ini, tak pernah ada ketulusan, tak pernah ada kepolosan. Karena pretensi tak akan pernah akur dengan kepolosan. Dimana hadir pretensi, kepolosan malah akan menyembunyikan dirinya.

Oleh karenanya, meditasi disini memainkan peran aktifnya dalam mengembalikan lagi kepolosan itu kepada kita. Kepolosan yang mungkin telah terlalu lama kita tinggalkan, kita abaikan begitu saja, di sebuah sudut sunyi hati yang terdalam.

f

Page 65: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 4 9 -

37Hidup Murni Tanpa Waktu

F

Jiddu Krishnamurti pernah mengatakan: “Bermeditasi adalah hidup murni tanpa waktu.” Apa kira-kira maksudnya? Untuk

mengertinya, kita harus mengerti apa yang dimaksudkannya dengan ‘hidup murni’. Apa itu ‘hidup murni’? Itulah hidup sebagai saksi, hidup yang benar-benar polos, seperti yang kita bicarakan sebelumnya. Itulah hidup murni. Ia memang tanpa waktu. Kenapa?

Memang benar, di alam fenomenal ini, apapun

yang terjadi, apapun yang kita lakukan butuh

waktu. Ini tak terpungkiri. Apa yang kita sebut

sebagai waktu disini adalah waktu fisikal, waktu

mekanikal, dan bukan waktu psikologikal. Apa

yang disebutkan sebagai waktu oleh Krishnamurti

adalah waktu psikologikal ini.

Ketika Anda sedang menunggu dalam suatu antrian, atau menunggu kedatangan seseorang yang sangat Anda rindukan, waktu akan terasa merangkak dengan sangat lamban.

Page 66: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 5 0 -

Sebaliknya, bilamana di suatu pagi yang cerah

Anda asyik mengerjakan suatu aktivitas terkait

dengan hobi Anda misalnya, waktu terasa

berjalan sangat cepat. Tiba-tiba saja sudah

sore. Padahal sejam ... ya sejam. Nah ... waktu

yang bekerja pada saat Anda menunggu

maupun terbenam dalam keasyikan inilah yang

dimaksudkan sebagai waktu psikologikal. Dan

dia bisa sangat relatif, tergantung suasana-hati

maupun kondisi-batin Anda pada kurun waktu

tertentu. Dalam menunggu, ada harapan, ada

harapan untuk cepat bertemu. Batin Anda tidak

tenteram, tidak murni. Harapan untuk cepat

bertemu mengganggu ketenteraman sehingga

mengotori kemurniannya.

Dalam kemurnian, dimana tak ada pengharapan-pengharapan, tak ada keinginan-keinginan, waktu kehilangan kekuatannya. Anda tak lagi merasa dibatasi olehnya. Anda hanyamengalir bersamanya, dalam kekinian Anda. Tak ada cepat atau lambat, atau deskripsi kualitatif dualistis lainnya, yang dapat dikenakan terhadap batin yang murni. Ia hanya seperti apa adanya. Nah ... demikianlah kurang-lebih apa yang dimaksudkan oleh Krishnamurti itu.

f

Page 67: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 5 1 -

38Apa Meditasi bisa Mengenyangkan

Perut yang Lapar?

F

Ada yang mengatakan bahwa hidup adalah rangkaian dari berbagai masalah, dengan berbagai tipe, yang tak pernah habis-

habisnya. Sungguh sangat disayangkan bilamana hidup ini hanyalah disibukkan oleh masalah-masalah remeh saja, dengan tanpa memberi kita peluang untuk berkreasi, berapresiasi, mencipta atau menikmati. Pertanyaannya adalah, apakah meditasi bisa berbuat sesuatu terhadapnya?

Kritik yang paling tajam yang ditujukan kepada para meditator, terkait dengan persoalan-persoalan hidup seperti itu, adalah: “Apakahmeditasi menjadikan perut saya yang lapar inikenyang?”, atau “Apakah kemiskinan bisa dientaskan hanya dengan meditasi?”.

Sang Buddha kurang-lebih pernah bersabda yang menyiratkan bahwa, ‘menjawab pertanyaan salah, sama salahnya dengan melontarkannya’. Kritik bernada skeptis dan dungu seperti ini sebetulnya hanya mungkin dilontarkan oleh mereka yang sama-sekali tak memahami apa itu meditasi.

Page 68: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 5 2 -

Atau telah memahami meditasi secara keliru, namun tak pernah mencari tahu apa meditasi itu sesungguhnya karena tidak pernah benar-benar mempraktekkannya. Mereka akan terbelalak, melongo untuk kemudian meninggalkan saya, bilamana saya menjawab semua pertanyaan serupa dengan: “Bisa, bahkan dengan amat sangat mudah!”

Dalam kemurnian, kejernihan batin, apapun yang Anda lihat, apapun yang Anda saksikan akan menjadi jelas dengan sendirinya. Segala persoalan-persoalan akan memperlihatkan keterkaitannya, betapapun kompleksnya, sehingga Anda dapat menetapkan solusi-solusi serta penyikapan-penyikapan yang terbaik, yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Kegagalan kita dalam memecahkan suatu permasalahan umumnya tertumpu pada ketidak-mampuan kita dalam “melihat” persoalannya secara menyeluruh dan secara lengkap. Dalam ketidak-lengkapan dan tanpa memahami situasi dan kondisi konkrit yang ada, apapun yang kita lakukan hanya akan mempercepat tercapainya kegagalan. Bahkan, kita malah bisa memunculkan beberapa persoalan baru lainnya.

Nah, disinilah signifikansi dari meditasi dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari yang sarat dengan berbagai persoalan ini. Hanya batin yang benar-benar keruh, yang benar-benar gelaplah yang tidak dapat melihat manfaat meditasi dalam kehidupan sehari-hari.

f

Page 69: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 5 3 -

39Aliran Perhatian Penuh yang Menerus

F

Batin meditatif tidak mungkin melihat

secara parsial. Ia seksama dan menyeluruh.

Ia juga cermat dan penuh kewaspadaan,

sehingga menjadi peka dan tajam. Aliran menerus

dari perhatian yang terpusat pada suatu objek

tidak memungkinkan diperolehnya amatan parsial.

Dimana ada keterpusatan, ada aliran perhatian

yang menerus, ada kewaspadaan, keseksamaan,

ketelitian, maka disana ada meditasi.

Kemenyeluruhan dalam meditasi inilah yang

memberi Anda pengetahuan bahkan

pemahaman yang lengkap dan terpercaya akan

segala sesuatu. Jadi ia bukan sembarang

perenungan; dan jelas bukan auto-sugesti yang

hanya merupakan bentuk lain dari penipuan-diri.

Dalam kepolosan, dalam apa adanya, tak ada

kebohongan, pemunafikan apalagi penipuan.

f

Page 70: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 5 4 -

40Ketercerapan yang dalam

F

Seorang pengamat seni, pencinta benda-benda seni mempunyai kepekaan yang sangat tajam akan benda seni yang diamatinya. Disini ia

tidak saja mengamati, namun juga menikmati.

Demikian juga dalam meditasi; Anda menikmati apa yang Anda meditasikan, Anda ada di dalamnya, di semua sisi-sisinya, di atasnya, di bawahnya. Anda adalah apa yang Anda meditasikan itu. Disini, yang bekerja bukan lagi pencerapan indriawi. Pencerapan menyeluruh tiada dimungkinkan lewat indria, kendati ia dibantu oleh pikiran dan kecerdasan. Dalam ketercerapan ini Anda —sebagai si pencerap— sepenuhnya lebur dan menyatu dengan apa yang dicerap.

Oleh karenanyalah ‘pengenalan’ Diri-Jati hanyadimungkinkan lewat meditasi. Bahkan,matangnya meditasi [samãdhi], Anda tidak lagi sekedar mengenali-Nya, namun sepenuhnya menjadi Dia.

f

Page 71: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 5 5 -

41Bukan Pembangkitan Daya Psikhis

F

Telah disampaikan sebelumnya, konsentrasi [dharana] merupakan landasannya. Hingga dharana, sebetulnya batin telah cukup

tenteram. Gejolak pikiran dan gelora perasaantak ada lagi disini. Inilah yang seringmenyebabkan banyak orang keliru. Batin yang terpusat hanya pada satu titik konsentrasimemang tajam dan berkekuatan. Ketajaman dankekuatannya inilah yang bisa mengundang beraneka daya-daya psikhis, seperti gejala supranatural, paranormal maupun bentuk-bentuk daya metafisikal lainnya.

Ketika seseorang mendambakan yang serupa ini, ia bisa jadi juga melakoni laku spiritual, layaknya seorang meditator atau yogi. Dari luar dan hingga fase pra-meditasi, semuanya masih tampakserupa. Namun, mereka hanya akan terhenti sampai disitu saja.

Kendati gejala seperti itu bukanlah apa yang dimaksudkan oleh seorang meditator atauseorang yogi, namun beliau juga bisa memiliki daya-daya psikhis seperti itu, hanya untuk dimanfaatkan seperlunya.

f

Page 72: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 5 6 -

42Sejernih dan Sebening Kristal

F

Ketika kacamata yang kita kenakan

kotor, berdebu dan bernoda, semuanya

tampil buram di mata kita. Namun,

bagaimana itu bisa disadari tanpa memeriksanya,

menanggalkannya sejenak untuk dicermati?

Demikian pula halnya dengan “kacamata” batin

ini; ia kita tanggalkan, teliti sekaligus jernihkan

lewat meditasi.

Batin meditatif adalah batin yang sepenuhnya

sadar; sadar akan kekiniannya, sadar akan

keberadaannya, sadar akan kesujatiannya. Ia

sejernih dan sebening kristal.

f

Page 73: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 5 7 -

43Taman Bunga Kebajikan Tanpa Pamerih

F

Batin meditatif ibarat taman subur, dimana

bunga-bunga harum ‘inspirasi’ kebajikan

yang beraneka warna tumbuh dan

berkembang dengan maraknya. Dan seperti juga

bunga-bunga itu, ia tak memilih apalagi menolak

kumbang, lebah atau kupu-kupu manapun

untuk mengisap sarinya; ia tak memilih hidung

dan mata manapun untuk menghirup aroma

maupun menikmati kecantikannya.

Dia sangat adil; ia hanya akan memberi dan

memberi. Dialah sumber kebajikan luhur yang

tanpa pamerih itu. Dia manifestasi kasih nan

murni itu.

f

Page 74: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 5 8 -

44Langit Biru Membentang

F

Ketika langit biru membentang di hadapan

Anda, di samping, di belakang, di atas juga

di bawah Anda, apa yang Anda rasakan?

Kelapangan dan keleluasaan yang tiada

terlukiskan. Keheningan, kesendirian dan

kesunyian tanpa noda kesepian.

Disana Anda benar-benar bebas menghirup,

menikmati sepuas-puasnya “yang ada”, leluasa

berkreasi, berimajinasi dan menikmati madu lila

bak Sang Penguasa Kosmis. Pengalaman seperti

ini tak akan terlupakan. Dan itu tak pernah akan

kita nikmati tanpa meditasi.

f

Page 75: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 5 9 -

45Bisa Sulit … Bisa Mudah

F

Sesuatu boleh jadi sulit, namun juga bisa

sederhana. Itu sepenuhnya tergantung kita

sendiri. Salah seorang guru besar Teknik Sipil di

University of New South-Wales, Australia, suatu

ketika pernah mengatakan pada saya, “Kita

dilengkapi akal-budi bukanlah untuk memperumit

sesuatu, namun sebaliknya. Bila orang pintar

menyederhanakan yang rumit, sebaliknya yang

bodoh mempersulit yang sebetulnya sederhana.”

Kendati itu sudah saya dengar belasan tahun lalu,

hingga kini masih saya ingat. Ia sungguh

mengesankan.

Demikian pula dengan meditasi. Anda bisa

menjadikannya tampak sedemikian seram dan

“njelimet ”-nya, ataupun menjadikannya mudah

dan sedemikian sederhana. Memang ada orang

yang cenderung tertarik pada yang ‘wah’, yang

seram-seram, yang pelik. “Lebih menggairahkan”,

katanya. Boleh-boleh saja sih, asalkan bukan untuk

“menakut-nakuti” atau untuk tujuan lain.

Page 76: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 6 0 -

Akan tetapi ingatlah, meditasi nyaris tak mungkin

didekati tanpa kepolosan, tanpa kejujuran dan

ketulusan. Ketika itu tidak hadir, ia malah akan

mengarahkan kita menjauh atau menyimpang dari

“tujuan semula”. Kecuali bila sejak semula Anda

memang punya “tujuan lain”, Anda tentu tidak akan

menyimpang dari tujuan semula bukan?

f

Page 77: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 6 1 -

46Meditasi Pranava

F

Sebetulnya, dasar-dasar meditasi telahtertuang di dalam Bhagavad Gita. Salahsatunya, yang terkait dengan

ketenteraman hati dan kesehatan lahir maupun batin, adalah harmonisasi nafas-kehidupan (pranayama) yang dikombinasikan dengan perafalan Pranava OM.

Ini terbukti amat sangat efektif dan telah dipraktekkan oleh tak terhitung banyaknya manusia, bahkan para Yogi-yogi ternama, seperti Sri Paramahansa Yogananda, Sri SwamiSivananda Saraswati, dan banyak lagi. Bagusnya adalah, ia “nyaris” tanpa resiko. Kita terus-menerus merafalkan Nama Tuhan (Namasmaranam) dan sekaligus juga mendengarkan Nama-Nya (Sravanam).

Simpelnya, kita cukup merafalkan di dalam hati, ANG ... saat menarik nafas, UNG ... saat menahan nafas, dan MANG ... saat menghembuskan nafas secara lepas. Tidak perlu ditahan-tahan atau dibuat-buat. Santai saja dan biarkan ia mengalir begitu saja secara alamiah. Sungguh sederhana bukan?

f

Page 78: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 6 2 -

47Bak Menyuling Air Keruh

F

Air yang keruh umumnya kita endapkan

dulu. Mungkin hanya dengan

mengendapkannya saja ia sudah cukup

jernih dan siap dimanfaatkan. Namun bila masih

sangsi untuk meminumnya langsung, kita perlu

mendidihkannya sebelum diminum.

Demikian juga meditasi, batin yang keruh

diendapkan, dijernihkan dan disterilkan hingga

batas-batas yang diperlukan, sehingga cukup

aman bagi kesehatan mental kita.

Bila kita menginginkan air-murni kita bisa saja

lebih jauh menyulingnya, menguapkannya habis

untuk kemudian mendinginkan uapnya lagi agar

menyublim, menghasilkan tetes-tetes air-murni.

Melalui prinsip kerja yang sama, meditasi bisa

mengantarkan kita pada Kemurnian-Batin, pada

Kesadaran Murni yang menghuni setiap insan.

f

Page 79: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 6 3 -

48Perjalanan Kembali ke Diri-jati

F

Kesadaran-ragawi merupakan pijakan awal yang akan dilampaui setahap demi setahap menuju kesadaran-spiritual. Inilah

Pengembangan batin itu. Dalam perjalanan ini,kesadaran-mental susul-menyusul bersama kesadaran moral, setelah kesadaran-ragawi. Saatinilah kesadaran-ragawi —yang bertumpu kuatpada keterbatasan indriawi— tampak mengambang di permukaan, bersinar dalam cahaya semu yang redup. Ia tak lagi sepenuhnya punya kekuatan untuk mendikte, seperti sebelumnya.

Berada di jenjang “antara” ini, baik waktu, ruang pun kausasi (desa-kala-patra) semakin tampak jelas, seperti apa ia adanya. Sosok jiwa bisa tampak sedemikian bermoral, humanistis dan penuh pengertian disini, sesuai dengan kedalaman yang berhasil digapainya kembali. Ia bisa tampak bajik dan bahkan bijak. Ini bisa berlangsung lama, bahkan seumur kelahirannya yang sekarang ini. Manakala itu terlampaui dengan selamat sebelum melepaskan jasad ini, iapun menyentuh “gerbang” kesadaran-spiritual yang lebih tinggi.

Page 80: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 6 4 -

Disini segala fenomena fisikal, mental dan moral tampak begitu jelas; dimana masing-masing bersinar silih-berganti dengan kerdipan dan intensitas cahayanya sendiri-sendiri. Sungguhindah. Sulit dilukiskan dengan kata-kata. Disini, perasaan, pikiran dan intelek serta keakuan —yang tiada lain adalah fenomena-fenomena mental— tidak lagi sedemikian mendiktenya; mereka hanya tampak sebagai eksponen-eksponen di dalam panorama batiniah yang menakjubkan untuk diamati, dan dinikmati kembali.

Kini mereka telah digantikan oleh intuisi yang kianmantap, lurus dalam melangkah memasuki cemerlangnya Kesadaran-spiritual. Ia boleh jadi sedemikian menyilaukannya, sampai-sampai terasa membutakan penglihatan, sehingga sangat mengagetkan. Boleh jadi juga banyak orang dibuatnya terpana dan terkagum-kagum,sampai-sampai sudah merasa cukup puas hanya dengan memandangi kecemerlangannya itu, dan terpana di luar ‘gerbang’.

Suasana dan panorama yang sedemikianasingnya bagi kita, juga seringkali menakutkan. Keasingan dan kesendirian seringkali menakutkan. Dan ini bisa berarti pengurungan niat atau penarikan langkah. Nah, disinilah keberanianbesar sekali perannya. Dialah yang akanmenopang langkah kita dalam memasuki Kesadaran Ilahi.

f

Page 81: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 6 5 -

49Mengamati dengan Seksama

dan Penuh Perhatian

F

Manakala kita mengamati sesuatu — apakah

sesuatu itu ada di luar maupun di dalam—

dengan seksama dan dengan penuh

perhatian, maka diapun akan menjelaskan dirinya

sendiri kepada kita. Dia seakan-akan memfungsikan

dirinya sebagai guru bagi kita; ia bisa mengajari kita

dengan amat jelas, lengkap namun sederhana,

tentang apa dia adanya.

Umumnya, setelah kita beranjak dimana berbagai

persoalan hidup yang makin menumpuk silih-berganti

menuntut untuk diperhatikan juga, “mengamati

dengan seksama dan dengan penuh perhatian”

secara alamiah dan sedikit demi sedikit semakin

menjauh dari kita, untuk akhirnya tidak lagi akrab

dengan kita. Apa yang tadinya merupakan sesuatu

yang akrab dan alamiah, kini malah menjadi sesuatu

yang nyaris tak pernah dikenal, sesuatu yang sama-

sekali asing lagi.

Page 82: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 6 6 -

Oleh karenanya, meditasi sebetulnya bukanlah

sesuatu yang sama-sekali asing bagi kita. Kitalah

yang mengasingkannya dari kehidupan kita,

tanpa sepenuhnya disadari. Alhasil, bukanlah

sesuatu yang begitu aneh bila kita malah telah

menjadikan Diri kita sebagai orang asing bagi diri kita

sendiri. Dan untuk mengenal-Nya kembali, kini terasa

sulit. Kita telah terlanjur membangun tembok demi

tembok, sekat penghalang demi sekat penghalang,

tabir demi tabir antara kita dan Sang Diri-Jati.

f

Page 83: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 6 7 -

50Bangkit dalam Kesadaran

F

Ketika semua itu telah benar-benar disadari sepenuhnya, Anda akan dibuatnya “merasa bodoh”, benar-benar bodoh, karena selama

ini telah membodoh-bodohi diri sendiri. Rasa malu mendalam atas kebodohan diri ini bisa membuat Anda menangis. Namun kali ini tangis itu bukan lagitangisan cengeng, tangisan akibat luapan emosi rendah, ia kini adalah “tangis kesadaran”.

Disini tak perlu muncul penyesalan, sejauh kebiasaan suka menyesali diri berkepanjangan juga menjadi satu fenomena mental yang juga kita tangisi.Tangisan inilah yang akan menyentak Anda bak “cemeti-petir” di tangan Sri Krishna. Ia membuatAnda bangkit untuk berjuang, bangkit untuk berperang, bangkit untuk menyongsong masa-depan dengan gagah-berani.

Kini Anda merasa seakan-akan memperoleh semangat baru, daya-juang baru dan enerji baru dari dalam. Batin telah me-recharging dirinya sendiri, bersamaan dengan terbitnya “Mentari Kesadaran”.

Anda boleh jadi tampak sama bersemangatnya, sama bergairahnya seperti dulu, namun kini ada satu perbedaan mendasar dibanding sebelumnya. Kini Anda ditemani oleh kesadaran, bukan lagi kebodohan.

f

Page 84: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 6 8 -

51Menuju Universalitas

F

Tanpa mengenal batin Anda sendiri, Anda

tak mungkin bisa memanfaatkannya secara

optimal. Anda memang harus mengenalnya

dulu sebelum Anda benar-benar

mengembangkannya untuk bisa memanfaatkan

kekuatannya.

Batin yang telah dikembangkan adalah batin yang meluas, yang telah menyingkirkan sekat-

sekat yang membatasinya. Batin yang telah

mengembang adalah batin yang lapang, yang

leluasa, yang bebas, yang tak lagi terbatasi pun

berkehendak membatasi. Dan hanya apabila

batin Anda telah sedemikian berkembangnyalah

baru Anda berkompeten untuk berbicara masalah

universalitas. Sebelum itu, bahkan makna yang

sesungguhnya dari kata ‘universal’ itu sendiri

belum sepenuhnya mampu dipahami.

f

Page 85: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 6 9 -

52Pengembangan Intuisi

F

Intuisi dikembangkan lewat meditasi. Bahkan mereka yang terpelajar pun sering kali mengelirukannya dengan naluri. Kendati

mereka sama-sama fenomena batin, yang juga sama-sama kita bawa bersama dengan kelahiran berjasad manusia ini, namun naluri merupakan “sisa” dari aspek kebinatangan kita. Seperti juga hawa-nafsu, naluri mencirikan kebinatangan kita.

Sebaliknya, intuisi yang dikembangkan lewat meditasi merupakan aspek kedewataan kita. Anda tidak bisa mengharapkan munculnya kedewataan, sementara enggan melepas, apalagi malah semakin mesra dengannya. Olehkarenanya, laku spiritual (sadhana) seperti tapa-brata dilaksanakan oleh penekun atas dasarprinsip ini. Tapa-brata, mengikis kebinatangan Anda. Di dalam Veda-Veda dan yogashastra-yogashastra ia diposisikan sebagai laku ‘pensucian batin’, sebagai laku ‘peleburan dosa’.

f

Page 86: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 7 0 -

53Mempertemukan Anda dengan-Nya

F

Anda boleh saja mengatakan: “Saya bermeditasi untuk mencapai Tuhan, untuk menyatu dengan Tuhan.” Itu bagus;

sebuah ideasi yang perfect. Akan tetapi, sadarkah Anda bahwa Anda tak bisa mencapai sesuatu yang tak Anda ketahui, yang tak terpikirkan dan tak terbayangkan Itu?

Kata ‘mencapai’ seringkali dikonotasikanterhadap sesuatu yang di luar sana, bahkan boleh jadi yang amat sangat jauh di atas sana. Ini satu masalah besar lainnya bagi para ‘pencari’ atau ‘pendamba’ Tuhan.

Kemana Anda akan mencari-Nya? Mungkinkah Anda mencari, apalagi menemukan, sesuatu yang tak Anda ketahui sama-sekali? Jangan gegabah saudaraku. Jangan terlalu muluk-muluk dulu; ketahuilah, kenalilah, pahamilah diri Anda sendiri dulu dengan sebaik-baiknya. Setelah itulah kita akan dipertemukan dengan-Nya.

f

Page 87: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 7 1 -

54Kemusnahan Eksternalitas

F

Ketika Anda merasakan diri Anda benar-

benar lebur menyatu dengan alam, bukan

hanya sebagai bagian dari alam namun

alam ini sendiri; Anda ada tercerap dalam batin meditatif.

Disini kata-kata kehilangan maknanya, oleh

karenanyalah ia tak Anda perlukan lagi. Disini

Andalah ruang itu, waktu itu, kondisi juga

kausalitas itu. Anda tak lagi melihat semua itu

sebagai yang di luar sana. Bahkan kata ‘di luar’-

pun menjadi kehilangan maknanya bagi Anda.

Disini tak ada lagi eksternal maupun internal. Bila

semuanya internal, apakah ada yang disebut

eksternal? Pada saat yang bersamaan, apakah

kata “aku”, “kamu” dan “dia” masih punya

makna, sejauh mereka hanya rekaan dari batin

yang terkondisi?

f

Page 88: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 7 2 -

55Lebur dalam Kesatuan

F

Seperti juga “aku” dan “kamu” lebur menjadi

“kita”, “aku” dan “mereka” lebur menjadi

“kami”, demikianlah sang diri kecil nan semu

ini lebur menyatu ke dalam Sang Diri Agung yang

melingkupi segalanya, dalam Samãdhi.

Dalam Yoga Sutra Patanjali, rangkaian proses

menuju peleburan ini disebut Samyama.

Ia merupakan suatu aliran berlanjut, sejak

terjadinya keterpusatan mental (dharana), aliran

perhatian yang terus-menerus dalam kesadaran

(dhyana) dan panunggalan itu sendiri (samãdhi). Manakala ini tercapai, maka tercapai pulalah

‘tujuan’ meditasi Anda. Disini ‘mencapai’

bertransformasi menjadi ‘menjadi’.

Itu bisa Anda awali dengan, apa yang disebut

dengan, “fase penyederhanaan”. Secara eksternal,

ia bisa tampak sebagai hidup sederhana. Akan

tetapi, secara internal —dan justru inilah yang

terpenting— ia merupakan penyederhanaan

segala bentuk keinginan.

Page 89: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 7 3 -

Keinginan-keinginan itulah yang telah melahirkan

beraneka bentuk pemikiran serta gelora

perasaan. Pikiran tiada lain dari wadah beraneka

bentuk mental serupa; ia diperlukan karena ada

yang mesti diwadahi, ada yang perlu ditampung.

Bersamaan dengan musnahnya keinginan,

musnah pulalah si pikiran. Dan fenomena

kemusnahan inilah yang disebut manonasa —

binasanya si pikiran.

Penyederhanaan ini diawali dengan berlatih

menarik atau membalik arah perhatian ke

dalam, dimana ini juga secara otomatis berarti

peniadaan kontak-kontak indriawi dan

dicapainya kedamaian batin (shanti). Nah, dari

sinilah sebetulnya meditasi melangkah dalam

penuh kesadaran, sebagai landasannya.

f

Page 90: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 7 4 -

56Beberapa Ciri Kemajuan

F

Hasrat untuk mengetahui “apakah kita telah

cukup maju dalam latihan selama ini”,

memang merupakan suatu hasrat yang

wajar di kalangan penekun. Agaknya telah

dipahami, kemajuan dalam laku-spiritual tidak

selamanya hanya diukur dari pengalaman-

pengalaman supranatural seperti pendengaran-

tembus (divyasrota), penglihatan-tembus

(divyachaksu), membaca pikiran orang atau

makhluk lain, maupun dari penguasaan siddhi-siddhi.

Kemajuan berupa perbaikan prilaku atau

komposisi karakter-dasar dibanding sebelumnya,

seharusnya juga diposisikan sebagai indikator

penting dari kemajuannya. Aspek kemajuan ini,

bukan saja terkait dengan si penekun sendiri,

namun mau-tak-mau juga berdampak —baik

pada orang-orang di sekitarnya terutama yang

berinteraksi secara langsung, maupun tidak

langsung dengan si penekun. Apa saja itu?

Page 91: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 7 5 -

Batin yang seimbang, kejujuran, sikap terbuka,

rasa belas-kasihan, kepedulian dan tidak

pementingan diri sendiri, bebas dari atau kian

menipisnya pretensi, keangkuhan, prasangka dan

pola-pikir dogmatis; menurut Sri Swami

Shivapremananda, adalah beberapa sifat-sifat

baik yang dicapai oleh yang mengalami kemajuan

dalam meditasi.

f

Page 92: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 7 6 -

57Memahami Karakter Si Pikiran

F

Kendati batin bukanlah semata-mata pikiran,

namun dalam banyak aspek kerja batiniah,

pikiranlah yang ternyata sangat dominan.

Oleh karenanyalah, pengendalian-pikiran menjadi

sadhana penting dalam meditasi.

Untuk bisa benar-benar mengendalikannya,

sebetulnya kita diharuskan “menjinakkannya” terlebih

dahulu. Sedangkan untuk dapat “menjinakkannya”,

kita perlu “mengenali” karakter-karakter dasarnya,

perlu “mengakrabinya”.

Beberapa karakter dasarnya, erat kaitannya dengan

bentuk, jenis serta intensitas dari keinginan-keinginan

kasar maupun halus yang biasa dipertontonkannya.

Nah, semua inilah yang perlu diamati ke dalam.

Lewat pemusatan perhatian ke dalam, serta

kewaspadaan disertai kecermatan, mereka akan

teramati dengan baik.

Page 93: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 7 7 -

Dengan mengamatinya secara seksama, akan

diketahui sendiri bahwa pikiran merupakan aspek

aktif dari batin. Ia sangat mudah berubah, suka

meloncat-loncat layaknya kera serta tak jarang

berontak untuk kemudian jadi liar. Sangat sulit

didiamkan. Ketika hendak didiamkan paksa, ia

malah akan berontak; maunya berbuat sekehendak

hatinya saja. Nah, “makhluk” seperti inilah yang harus

dikendalikan. Adakah yang seperti ini bisa kita

serahkan kepada orang lain untuk dibereskan?

f

Page 94: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 7 8 -

58Penyikapan yang Tepat

Terhadap Si Pikiran

F

Ada sebuah parabel yang sangat mengena dari Sri Swami Sivananda, dalam berurusan dengan si pikiran ini. Kisahnya begini: Seorang

lelaki pergi berjalan-jalan dengan anjingnya yang cantik. Ia sedemikian bangganya akan anjingnya itu.Si anjing selalu berjalan di depannya. Lelaki itu membawa sebuah payung. Untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa anjing kesayangannya akan melakukan apa saja baginya, ia menyuruh anjingnya membawa dengan menggigit payungnya itu. Dengan bangganya si anjingpun berjalan di depan, seraya menggigit bagian tengah payung itu.

Tiba-tiba hujan turun. Si lelaki pembangga itu perlu menggunakan payungnya. Tetapi si anjing beradaseratus yard di depannya. Ia berlarimenghampirinya. Si anjing tidak mengerti mengapa tuannya mengejarnya tidak seperti biasanya; ia takut, dan lari sekencang-kencangnya ke rumah. Alhasil, si lelaki pembangga itupun basah-kuyup sekujur tubuhnya, sebelum sampai di rumah dan mendapatkan kembali payungnya itu.

Page 95: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 7 9 -

Sang Jiwa, dibutakan oleh kebanggaan dan kebodohan dengan mempercayakan kesadaran-spiritualnya pada si pikiran. Untuk beberapa lama sipikiran tampak berjalan di depan dan membimbingnya; dan kesadaran ada dalam keadaan tergenggam kuat oleh pikiran, namun untuk sementara waktu Sang Jiwa memang merasa cukup aman dengan kondisi ini. Ada “hujan lebat” penderitaan dalam kehidupan duniawi ini disertai berbagai godaan objek-objek indriawi. Sementara, “si anjing”-pikiran bersama dengan “payung”-kesadaran-spiritualnya terpisah amat jauh darinya.

Bila saja payung kesadaran-spiritual tidak dipercayakan begitu saja pada si pikiran —yangtiba-tiba tak benar-benar dapat dimanfaatkan sesuai keperluan— sang Jiwa pasti mampumelindungi dirinya dari hujan lebat berbagai penderitaan dan cobaan-cobaan. Namun kini, dengan mempercayakan kesadaran-spiritualnya pada pikiran, semakin cepat ia berlari untuk berlindung padanya, semakin menjauh pula perlindungan yang diharapkan.

Karenanya, bertekadlah untuk tidak sepenuhnya mempercayakan kesehatan dan kesejahteraan spiritual Anda pada pikiran, yang tidak dapat diandalkan sepenuhnya itu.

Ia paling tak dapat digantungi. Ia akan desersif saat cobaan-cobaan datang mendera. Belajarlah hanya mempercayai Tuhan saja. Jadikanlah Beliau sebagai pendukung Anda satu-satunya.

_____________________ Dipetik dan dialih-bahasakan dari PARABLES OF SIVANANDA.

f

Page 96: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 8 0 -

59Bukan bagi Para Pemalas

dan Pengecut

F

Mungkin sering kita dengar dengan

memasang ekspresi bak orang arif

seseorang berkata: “Serahkanlah

kepada Tuhan; kita hanya mampu berbuat,

namun beliaulah yang menentukan.”

Ini memang terdengar arif, karena memang arif

dan hanya di telinga yang cukup arif. Namun bagi

seorang pemalas, bagi yang enggan bertindak,

bagi yang guna tamas-nya dominan; apa yang

mungkin terjadi?

Ingat, obat betapapun manjurnya, hanya akan

bermanfaat bagi orang yang tepat, dengan jenis

penyakit yang tepat dan diminum pada

waktunya dalam dosis yang tepat pula. Setiap

obat tidak bagi semua jenis penyakit. ‘Penyakit

malas’ malah jadi tambah parah oleh ungkapan

arif tadi.

Page 97: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 8 1 -

Baginya, justru diperlukan anjuran-anjuran yang

bersifat rajasik, yang memberi semangat, yang

memicu ambisi, yang aktif hingga takaran

tertentu. Ini dibutuhkan guna merangsang

terbitnya kearifan dalam bertindak; inilah

sesungguhnya pengejawantahan sifat sattvika

atau kejernihan itu.

Yang pasti, meditasi bukan bagi para pemalas

dan pengecut. Ia akan mengangkat siapa saja

dari kemalasan dan kepengecutannya itu.

Ia akan menyadarkan kita dari rasa-iba dan

pemanjaan-diri berlebihan selama ini. Bagi yang

terbiasa hidup mewah, kehidupan sederhana,

hemat dengan memanfaatkan apa yang ada,

boleh jadi tampak begitu menakutkan. Ini boleh

jadi tak kurang menakutkan dari mendengar

auman singa lapar baginya. Bagi mereka yang

terbiasa sangat aktif, akan merasa enggan

sekedar untuk duduk dan mengamati yang terjadi

di dalam, kendati barang sejenak.

f

Page 98: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 8 2 -

60Masalah Berguru

F

Mungkin masih ada yang balik bertanya: “Lantas dimana peran Guru, bila semuanya kita lakukan sendiri dan secara

mandiri?”. Peran beliau sangat banyakdan sangat besar. Dari mana kita mengetahuisemua ini adalah dari Guru; ini tak bisa dipungkiri. Dari tak tahu-menahu soal meditasi, menjaditahu, bahkan telah mempraktekkannya; dan ini tentu tak bisa dilepas begitu saja dengan peran penting dari kehadiran seorang Guru.

Pernah kita alami bersama, dimana hanya untuk mengucapkan satu atau dua patah-katapun kita perlu belajar, kita berguru. Jangan pernah lupa itu; kita senantiasa berguru dan berguru, belajar dan belajar seumur hidup. Dan ini adalah fakta kehidupan yang tak mungkin kita pungkiri.

Semua Guru, “tadinya” juga berguru; terlepas apakah ia ingat akan hal itu atau tidak. Jadi tidaklah terpuji untuk sedemikian tinggi-hati danmunafiknya untuk berkata: “Saya berguru langsung kepada Tuhan; oleh karenanya, saya takperlu Guru manusia”. Percayalah, akan tiba saatnya dimana Anda akan sangat malu bila mengingat pernyataan Anda itu.

f

Page 99: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 8 3 -

61Disiplin Moral

yang Penuh Tanggung-jawab

F

Kendati sepintas tampak acak, namun

semesta raya ini penuh dengan keteraturan,

tertib dan oleh karenanya relatif seimbang.

Setiap perubahan yang terjadi, apapun

bentuknya, mengikuti suatu aturan tertentu.

Inilah yang dalam ajaran Hindu disebut Rta,

hukum semesta raya.

Dalam meditasi kita juga berkepentingan pada

keteraturan dan keseimbangan ini, sejauh kita

memang menginginkan transformasi; dari kotor

menjadi bersih, dari penuh noda menjadi murni,

dari buruk menjadi baik, dari kurang sempurna

menjadi sempurna bahkan paripurna, dan

seterusnya. Keteraturan demi penyelarasan

dengan keseimbangan semesta raya juga sebentuk

meditasi.

Page 100: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 8 4 -

Sekali lagi, ia boleh jadi dari luar dan sepintas

tampak acak dan seakan-akan tanpa terikat

pada satu aturan tertentu yang telah dikenal,

namun sebetulnya tidak demikian. Seorang

meditator sangat teratur, sangat tertib di dalam,

secara mental, dimana tanpa ketertiban dan

keteraturan itu ia tak mungkin bermeditasi.

Segala bentuk ketertiban justru bermula disini.

Dan inilah disiplin murni, dari dalam yang

tanpa paksaan, tanpa tekanan, tanpa perlu

dipamerkan. Hanya dari disiplin serupa inilah, dari

batin meditatif inilah, dapat diharapkan disiplin

moral yang penuh rasa tanggung-jawab —baik ke

luar maupun ke dalam.

f

Page 101: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 8 5 -

62Menyaksikan dan Menanggalkan

Belenggu Kasat

F

Mungkin telah disinggung sebelumnya,

bahwa “belenggu pandangan-kasat” sangat kuat pada kebanyakan orang.

Ketika kita meminta bukti misalnya, maka bukti

yang kita minta adalah bukti “nyata”; dimana apa

yang kita maksudkan dengan “nyata” adalah

sesuatu yang kasat-indria. Apa yang disebut “nyata”

selalu dikonotasikan pada yang kasat-indria ini.

Inilah “belenggu pandangan-kasat”. Terpolakan dan

terkondisi begini, membuat kita acapkali terkecoh,

tertipu oleh tampilan luar. Fenomena ini

memastikan kesuksesan para pesulap, illusionist,

atau apapun sebutannya untuk itu.

Sedikit lebih maju lagi, lebih dalam dan lebih canggih

lagi adalah “belenggu kasat-pikir dan kasat-

perasaan”. Yang dibelenggu oleh belenggu ini, boleh

jadi tak lagi sedemikian terbelenggunya oleh

tampakan luar yang kasat-indria tadi.

Page 102: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 8 6 -

Pembuktian baginya, tidaklah harus berupa

pembuktian yang kasat-indria, namun harus

terpikirkan dengan —apa yang disebutnya sebagai—

“akal-sehat” dan bisa dirasakan, menyentuh

perasaan atau yang sejenisnya. Sebagai

gandengannya, mereka umumnya juga sangat

mengagung-agungkan kecerdasan serta kepekaan

perasaan atau emosinya—yang sesungguhnya

sangat terbatas.

Ketika Anda mengarahkan perhatian ke dalam,

dalam intensitas tertentu, fenomena mental

seperti ini akan tampak jelas. Mengetahuinya

secara langsung, lewat pengalaman meditasi

Anda, akan membuat Anda malu dan emoh

terbelenggu dan terkondisi seperti itu terus-

menerus. Sejak inilah batin Anda mulai meluas,

mengembang hingga batas-batas yang tak pernah

Anda bayangkan sebelumnya.

f

Page 103: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 8 7 -

63Pengendalian Menyeluruh

F

Memahami keterbatasan indria, daya-pikir,

daya-nalar dan kecerdasan kita di dalam

menyingkap —kendati hanya fenomena

alam— akan menyadarkan kita pada betapa

pentingnya “mengendalikan” keliaran mereka. Ini

juga berarti “menyederhanakan” permasalahan

praktis kita, dengan cara membatasi ruang-gerak,

kiprah serta dominasinya, dengan mana

kemampuan-kemampuan laten manusia yang lebih

tinggi, lebih halus, lebih luhur dan lebih berdaya-

guna dapat dikembangkan secara optimal.

Oleh karenanya, mengendalikan-pikiran sebagai

laku spiritual mutlak perlu didahului dan berjalan

seiring pengendalian-indria. Indria, dalam

Upanishad-Upanishad, seringkali diibaratkan

sebagai kuda binal nan liar. Untuk dapat

dikendalikan dengan baik, ia perlu dilatih; dan agar

bisa melatihnya, mereka harus ditundukkan dan

dijinakkan terlebih dahulu.

Page 104: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 8 8 -

Jadi apa yang umumnya dikenal sebagai

“pengendalian-diri”, menyeluruh sifatnya; tidak

sepotong-sepotong, tidak fragmentaris atau parsial

saja. Kita tidak dapat serta-merta duduk bersila,

dalam sikap-tubuh [asana] tertentu sembari

memejamkan mata, dan mengatakan: “Saya mau

mengendalikan pikiran saya ... dan harus

menundukkan segala keinginan-keinginan rendah

saya.” Tidak; tidak serta-merta seperti itu. Si pikiran

—berikut berbagai bentuk dan ragam keinginan—

malah akan menertawai kekanak-kanakan kita itu.

f

Page 105: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 8 9 -

64Tak’kan lari Gunung dikejar

F

M isi positif dari berpikir yang muluk-muluk dulu adalah, dengan demikian kita merasatermotivasi, timbul semangat, gairah dan

menghadirkan daya-juang. Oleh karenanyalah diserukan: “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.” Padahal di sisi lain, ada yang mengatakan: “Di atas langit, masih ada langit.” Berpikir muluk-muluk kendati berfaedah, juga amat sangat rentan terhadap kekecewaan serta keputus-asaan.

Berorientasi pada hasil, pada pencapaian menyebabkan hati tidak tenteram. Bisa-bisa malah dibuatnya terburu-buru sehingga melakukan kecerobohan demi kecerobohan, lantaran menjadikurang awas. Ini hanya menjadikan kita lebihambisius dibanding sebelumnya; dan keserakahanpun akan mengikutinya dengan ketat. Pepatah “Tak’kan lari Gunung dikejar”, akan menemukan relevansinya disini.

Kalem sajalah; tekuni saja latihan sesuai alurnya. Tujuan akhir tak akan lari kemanapun.Kegairahan berlebihan dalam latihan umumnya tidak bertahan lama, malah sebaliknya, cenderung mengundang frustrasi.

Page 106: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 9 0 -

“Jangan melihat dan hanya berorientasi pada hasil;”

nasehat Sri Krishna kepada Arjuna, “laksanakan

saja sebaik-baiknya. Jangan risaukan semua itu;

Aku tetap disampingmu.”

Bagi Arjuna yang telah tunduk-sujud di kaki Sang

Guru Sejati dan senantiasa dalam dampingan dan

bimbingan-Nya, keberhasilan dan kemenangan

sebetulnya bukanlah sesuatu yang perlu

dirisaukan lagi. Ia tak akan salah sasaran; ia tak

akan tersesat dalam perjalanannya. Sang Kusir

Ilahi tidak akan membiarkan semua itu terjadi.

f

Page 107: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 9 1 -

65Menemukannya Kembali

dalam Kesederhanaan

F

Terkadang kita menjadi sedemikian sulitnya untuk sekedar jadi sederhana, untuk berpikir sederhana, untuk hidup sederhana. Kita

terlanjur terbiasa dengan kerumitan, yang “wah”, yang canggih, kendati sebetulnya kita tidak butuh yang seperti itu. Tak jarang pula kita malah takutuntuk jadi sederhana. Kenapa? Karena kita terlanjur beranggapan bahwa yang sederhana itunista. Kita terlanjur mengidentikkan antara sederhana dengan nista, dengan serbakekurangan, dengan berbagai kesulitan hidup, dengan duka-nestapa, dengan kesengsaraan. Padahal tidak begitu adanya.

Hidup berorientasi pada kebutuhan adalah hidup sederhana. Kebanyakan dari kita telah terlanjur bergerak terlalu jauh dari kebutuhan, dan menyongsong serta mengejar-ngejar berbagai keinginan, yang sudah melampaui keperluan. Kita telah menobatkan berbagai keinginan sebagai kebutuhan.

Page 108: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 9 2 -

Inilah biang-kerok berbagai problema, kerumitan, persoalan yang ‘njelimet, yang mau-tak-mauharus dihadapi segala konsekuensinya.

Satu lagi kekeliruan kita adalah, menyamakan

begitu saja antara yang sederhana dengan yang

sepele, yang remeh-temeh. Padahal tidak begitu.

Kesederhanaan penuh dengan kebercukupan

yang sangat mententramkan, yang mendamaikan

berbagai gelora perasaan dan agitasi perasaan

serta agresi pikiran. Di baliknyalah kedamaian

dan kebahagiaan tersembunyi.

Dan meditasi, membantu melihatnya dengan

jelas, menyingkap dan menemukannya guna

dinikmati kembali.

f

Page 109: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 9 3 -

66Meditasi Universal

F

Aspek yang lebih tinggi dari meditasi ini sendiri adalah prinsip “Vaishvanara Vidya”. Meditasi-meditasi terpisah-pisah seperti yang

disebutkan pada konsepsi lain yang ada, disebut sebagai kurang sempurna oleh seorang Guru Besar,Prabhu Ashvapati, yang dituturkan dalam Chandogya Upanishad.

Bila Anda bermeditasi pada suatu objek tertentu apapun, Anda diharuskan mengesampingkan yanglainnya. Anda tak dapat hanya memikirkan satuhal tanpa mengesampingkan hal lainnya. Pemikiran bahwa sesuatu telah terkesampingkan —Anda harus berhati-hati mendengarkan ini— dari sebentuk pemikiran yang sedang dikonsentrasikan, merupakan sebentuk pemikiran juga adanya. Penyingkiran pemikiran tentang suatu objek yang berbeda dari pemikiran tentang objek yang sedang dikonsentrasikan tidaklah dimungkinkan; karena pemikiran tentang sesuatu yang dikesampingkanitu akan tetap tinggal, sedangkan pada saat yangsama, perhatian ditujukan untuk tidak memikirkannya.

Page 110: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 9 4 -

Fenomena ini sama seperti kisah, dimana seseorang memberitahu Anda: ‘Saat minum susu, janganlah memikirkan kera’. Lalu apa yang terjadi? Pada setiap teguk susu yang terminum, hanya kera sajalah yang muncul di benak Anda. [Ini mungkin agak rumit bila sekedar dipikirkan, namun akan dimengerti maksudnya bila diselami langsung].

Tidak ada sesuatu pun dalam riwayat semesta, dimana sesuatu dapat sepenuhnya dipisahkandari sesuatu yang lainnya. Gagasan pengesampingan merupakan gagasan sia-sia, karena dalam mengesampingkan sesuatu yang lainnya itu, pikiran juga harus hadir dalam objek yang dikesampingkan itu. Inilah “tipuan” cerdik yang dimainkan oleh si pikiran.

Ini pulalah yang menjadi sebab mengapa sang Guru Besar Ashvapati mengingatkan keenam pendeta yang menemui beliau untuk mempelajari seni bermeditasi pada Sang Diri-Jati, yang belum sempurna mereka lakukan.

Beliau bertanya, “Wahai para pendeta besar! Pada apa Anda sekalian bermeditasi?” Mereka memberi jawaban yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Beraneka, berbeda-beda, objek-objek sepenuhnya terpisah-pisah. Sang rajalalu berkata, “Anda sekalian melakukan dua jeniskesalahan disini: pertama adalah Anda memeditasikan sesuatu yang ada ‘di luar’ Anda; yang kedua adalah [adanya anggapan bahwa] yang dimeditasikan itu ‘hanya’ berada di suatu tempat tertentu saja”.

Page 111: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 9 5 -

Bahwa objek konsentrasi tidak bisa hanya adapada satu tempat saja, tampak jelas lewat fakta bahwa, pikiran tidak dapat mengesampingkan apapun dari objek yang dimeditasikannya. Bilamana mengesampingkan sesuatu tak dimungkinkan karena pengesampingan melibatkan kesadaran mengesampingkan itu sendiri, maka satu-satunya jalan untuk mencapai sukses adalah memasukkan segala sesuatunya, tanpa mengecualikan apapun.

Bilamana sebentuk gagasan yang merupakan sesuatu yang di luar objek meditasi muncul selama bermeditasi, maka bawa jugalah objek itu kedalam titik konsentrasi. “Saya sedang memeditasikan pisang dan mengesampingkan jeruk”, begitu misalnya; bila itu terjadi, maka bawa jugalah jeruk itu ke dalam pisang dan biarkan mereka duduk bersama disana. Kini pisang dan jeruk akan menjadi ‘sebuah’ buah saja. Bila kemudian Anda ternyata melihat nangka terkesampingkan, maka bawa jugalah nangkaitu! Kapanpun Anda merasakan bahwa ada sesuatu yang terkesampingkan, bawalah sesuatu itu kembali pada titik konsentrasi; dengan demikian, objek konsentrasi Anda menjadisemakin meluas dan meluas.

“Dengan demikian, meditasi Anda menjadiMeditasi Kosmik, karena tak ada yang dikecualikannya”, ujar Raja Besar itu.

Page 112: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 9 6 -

“Jangan hanya memeditasikan satu hal tertentu saja; karena bila itu Anda lakukan, pada saatyang bersamaan Anda akan mengecualikan yanglainnya. Apa yang Anda kecualikan —secara salah— itu justru akan mengganggu meditasi Anda.” Alam ini dibuat dengan cara tertentu dimana tak ada sesuatupun terkecualikan. Anda tidak bisa berkata, “Saya hanya menghendaki yang ini, dan bukan yang itu”; Anda tidak bisa hanya menginginkan satu hal, tanpa interferensi dari yang lain, tanpa interferensi dari yang tak Anda inginkan.

Sangat berbeda seni olah-batin ini bukan? Satu pertanyaan dijawab oleh Sang Raja dengan: “Jangan pernah berpikir bahwa objek darimeditasi Anda hanya berada pada satu tempat saja”; oleh karena, bila ia ada di suatu tempatsaja, maka akan ada yang lainnya di luar objek meditasi itu, dimana ‘yang di luar’ tidaklah dimungkinkan secara psikologis dalam berpikir menyeluruh, yang bukan sebagian-sebagian.

Jadi segala sesuatu yang mungkin terpikirkan menjadi objek meditasi, kendati melampaui langit sekalipun, batin akan tetap dapat menjangkaunya. Anda akan membawa batin melampaui batas-batas konsepsi, dengan cara, bilamana ia merasakan bahwa masih ada sesuatudi luar, bawa-sertalah yang di luar itu kedalamnya. Dengan demikian ada sebentuk ketercakupan di dalam. Beginilah caranya agar anggapan bahwa lokasi objek hanya ada pada satu tempat saja itu terhindari.

Page 113: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 9 7 -

Yang kedua: ia tak ada di luar; oleh karenabilamana objek yang dipikirkan itu ada dalam pikiran Anda, maka ia tak lagi dapat disebut sebagai objek, ia telah menjadi bagian dari subjektivitas Anda. Dalam bermeditasi, tak seorangpun ingin punya sesuatu di dalam pikirannya, sehingga sesuatu itupun harus ada di luar. Akan tetapi, sebetulnya tak ada objek yang sepenuhnya di luar pikiran. Karena, bila sesuatu itu memang sepenuhnya di luar pikiran, maka seseorang bahkan tidak akan menyadarinyakalau ia ada di luar.

Cerapan terhadap objek ‘eksternal’ memangperlu, sejauh konsep eksternalitas-pun bisa terbit saat bermeditasi. Bilamana perhatian mengarah ke luar, maka dengan sendirinya pencerapanakan mencerap objek-objek luar. Dengan tercerapnya objek luar itu, maka keberadaan objek itu sebagai sesuatu yang di luarpun sirna —berubah status menjadi yang di dalam.

Nah, dengan begitu Anda-pun akan menyentuh kosmikalitas dari segala sesuatu. Demikianlah Meditasi Universal itu, ajaran yang sangat mendalam kepada para pendeta tersebut, yang diperkenalkan oleh Prabhu Ashvapati.

_____________________Disadur dari bagian kitab An Analysis of the Brahma Sutra,

karya Sri Swami Krishnananda Sarasvati.

f

Page 114: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 9 8 -

67Jadi Cahaya bagi Diri Sendiri

F

Waspada adalah memperhatikan aktivitas jasmaniah Anda —cara Anda berjalan, cara Anda duduk, gerakan tangan-

tangan Anda; juga termasuk di dalamnyamendengarkan kata-kata Anda, mengobservasi semua pemikiran-pemikiran Anda, gerak-gerikemosi serta reaksi-reaksi Anda. Secarakeseluruhan, ia mencakup kewaspadaanterhadap ketidak-sadaran, berikut tradisi-tradisinya, pengetahuan instingtifnya, sertapenderitaan yang sangat besar yang diakumulasikannya —bukan saja penderitaan pribadi-pribadi, namun penderitaan umatmanusia. Anda harus mewaspadai semua itu; danAnda tak kan pernah benar-benar waspada terhadapnya bila Anda masih saja hanya menghakimi, menilai dan berkata, “Ini bagus dan itu jelek, ini akan saya simpan dan itu sayabuang.” Semua itu hanya membuat batin Anda jadi tumpul, tidak sensitif.

Dari kewaspadaan muncul perhatian. Perhatian mengalir dari kewaspadaan, bila dalam kewaspadaan tidak ada pilihan, tidak ada pilihanpribadi, tidak ada mengalami ... selain mengobservasi. Dan, untuk bisa mengobservasi, mengamati, dalam batin Anda mesti tersedia ruang yang luas.

Page 115: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 9 9 -

Batin yang terjebak dalam ambisi, keserakahan, kedengkian dan kebencian, terjebak dalam mabuk kesenangan serta penikmatan diri-sendiri,yang selalu disertai duka-cita, kesedihan, kekecewaan, dan kepedihan yang mendalam yang tiada terelakkan —batin serupa itu takpunya ruang secukupnya guna mengamati, dan untuk sepenuhnya hadir.

Ia hiruk-pikuk bersama keinginan-keinginannya sendiri, berputar-putar dalam pusaran-pusaran reaksinya sendiri. Anda tak mungkin hadir sepenuhnya bila batin Anda tidak sensitif, tajam, bernalar, logis, waras, sehat, tanpa bayang-bayang tipis neurotisisme. Batin harus mengeksplorasi setiap sudut dirinya sendiri, tanpa meninggalkan satu titikpun yang tak tersingkap; sebab bila satu sudut gelap sekalipun dalam batinyang takut dieksplorasi, daripadanya akan memancar ilusi ...

Hanya dalam kondisi penuh perhatian inilah Andabisa jadi cahaya bagi diri Anda sendiri, dan setelah itulah setiap tindakan dalam kehidupan Anda sehari-hari memancar dari cahaya itu. Setiap tindakan —apakah Anda sedang mengerjakan tugas-tugas Anda, sedang memasak, berjalan-jalan, menambal baju, atau apa saja yang Anda kehendaki. Seluruh proses inilah meditasi ...

_____________________Dari: The Collected Works of J. Krishnamurti Vol. 13; judul asal

You Can Be Light Unto Yourself.

f

Page 116: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 0 0 -

68Melangkah dengan Ketetapan Hati

F

Banyak yang merisaukan kemajuannya dalam meditasi. Mereka bertanya-tanya: Apakah saya sudah maju dalam meditasi

saya?; Mengapa meditasi saya tidak kian maju padahal telah berlatih cukup lama?; Apakah metode ini efektif?; dan lain sebagainya.

Kerisauan dan pertanyaan-pertanyaan seperti ini sebetulnya tidak perlu. Itu hanya mengundang keresahan demi keresahan, yang malahan bisa menyimpangkan Anda. Selama Anda berjalan pada jalurnya dan tetap melangkah, Anda pasti mengalami kemajuan. Justru yang perlu sering-sering dipertanyakan adalah: Apakah saya masih berjalan dalam jalur? Adakah saya telah mengalih atau teralihkan dari arah yang dituju?

Pertanyaan seperti ini jauh lebih bermanfaat bagi kemajuan Anda ketimbang yang sebelumnya, sejauh mereka akan mengingatkan Anda atas keteledoran, atas penyimpangan atau pembiasan yang mungkin terjadi tanpa disengaja, sehingga terjadi pengalihan tujuan di tengah jalan lantaran tergoda oleh “yang menyenangkan”. Disinilah dampingan Guru menjadi sangat penting.

f

Page 117: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 0 1 -

69Rileksasi Bukan Meditasi

F

Dalam ketetapan-hati yang mantap tak ada lagi konflik keraguan. Batin seperti ini adalah batin yang cukup tenang untuk

memulai meditasi. Ketetapan-hati tak harus dikonotasikan dengan atau disertai oleh semangat yang menggebu-gebu. Dalam batin yang tenang, semangat dalam porsinya yang pas tak perlu lagidiundang untuk hadir. Ia akan menyertai. Takperlu ditenteram-tenteramkan lagi, sejauh ketenangan telah menjadi sifatnya.

Rileksasi tentu saja bisa membantumengawalinya. Hanya saja, rileksasi bukanlah meditasi. Sebagai landasan awal dan hingga intensitas tertentu, ia memang bermanfaat. Namun ia malah mudah menyebabkan jatuh tertidur. Mengandalkan rileksasi, apalagi dalam kondisi tubuh yang memang kelelahan, hanya akan menjadikan meditasi Anda cara tidur lain. Justru batin meditatiflah yang akan selalu rileks.

f

Page 118: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 0 2 -

70Tak Perlu Aturan

F

Ketika Anda awas, waspada, penuh perhatian, peka, tajam, Anda sedang bermeditasi. Batin meditatif bukanlah batin

tumpul yang lengah; yang mudah diterbangkan oleh berjuta angan-angan dan dihantui oleh kesan-kesan maupun dibuai oleh citra muluk-muluk. Ia sangat sederhana, ia polos, tanpawarna, transparan, karena itu adalah keasliannya.

Batin meditatif adalah batin telanjang, yangbebas dari berbagai kekang dan batasan serta belenggu bentuk-bentuk pemikiran dan perasaan. Anda tak bisa mengharap adanya pretensi, penilaian apalagi penghakiman atau sekedar pewarnaan sekalipun pada batin serupa ini. Manakala Anda ada di dalamnya, kausalitas kehilangan daya-aturnya, sejauh tak ada yang perlu diatur lagi disana. Yang tidak teraturlahyang perlu diatur, yang belum tertatalah yang perlu ditata bukan?

f

Page 119: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 0 3 -

71Keberadaan itu Sendiri

F

Ketika Anda sepenuhnya sadar bahwa Anda

tiba di suatu tempat, apakah Anda akan

menanyakan lagi: “Ada dimana saya ini?”.

Kalaupun itu perlu jawaban, maka jawabannya

hanyalah, “Ya disini!”. Hanya bila Anda tertidur di

perjalanan dan baru terbangun ketika bis yang

Anda tumpangi sampai di suatu tempat, maka

Anda akan bertanya seperti itu.

Batin yang senantiasa éling, yang tak mau

dihanyutkan oleh beraneka bentuk-bentuk

pemikiran dan gejolak perasaan, batin yang

senantiasa awas dalam kewaspadaannya, adalah

batin yang terjaga. Ia tak perlu dibingungkan oleh

apapun, sejauh kebingungan bukanlah sifatnya.

Dialah yang selalu hadir itu, Dialah yang selalu

ada, mengada sekaligus Keberadaan Itu Sendiri.

f

Page 120: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 0 4 -

72Ke Hulu Menentang Arus Deras

F

Berpikir bukanlah untuk “menjadi” si pikiran, merasakan bukanlah untuk “menjadi” si perasa itu. Menjadi si pikiran berarti hanyut

dalam berbagai bentuk pemikiran-pemikiran; menjadi si perasa berarti hanyut oleh beraneka gelora perasaan atau emosi.

Umumnya, para filsuf kuno maupun moderen, menyetujui bahwa manusia adalah makhlukhidup yang “sedang menjadi” (becoming), bukannya “telah jadi” (being). Proses “sedang menjadi” yang sama, juga kita sebut dengan evolusi ataupun devolusi. Kita berevolusi menjadi yang lebih baik, lebih unggul, lebih tinggi, lebih halus, lebih dalam, lebih sempurna. Sebaliknya, kita berdevolusi.

Hanya sekedar terhanyut begitu saja dalam berbagai bentuk pemikiran maupun gelora beraneka ragam bentuk perasaan, tak perluusaha apapun. Cukup melepas kendali dan kesadaran, kitapun akan hanyut dengan sendirinya. Akan tetapi, ketika kesadaran hadirkembali untuk kemudian dengan sigapmemegang lis-kendali, keterhanyutan itupun segera terhenti.

Page 121: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 0 5 -

Kita bisa disadarkan kembali oleh siapa atau apa saja. Mereka yang berguru umumnya disadarkan oleh Guru-nya; atau mereka yang masuk dalam suatu paguyuban spiritual, bisa disadarkan oleh sahabat spiritualnya, bahkan oleh bencana atau fenomena alam. Namun, secara internal, kewaspadaan-lah yang menjaga supaya tidak sampai hanyut, yang segera menyadarkan.

Nah, disinilah terlihat betapa urgennya “MeditasiKesadaran Murni” ini dalam melatihkewaspadaan.

Itu baru kesadaran, belum “pengendalian”. Tidak lagi terhanyut, sudah baik, sudah merupakan kemajuan yang tak boleh dipandang enteng. Bagaimana kini dengan “pengendalian”?

Dalam mithologi-mithologi maupun kias-kiasspiritual, perasaan acapkali digambarkan sebagaiangin dan pikiran sebagai naga-terbang; sementara, kelima indria sensorik ini digambarkan sebagai lima kuda-binal penarik kereta. Nah, semua itulah yang harus dikendalikan oleh sang penekun. Bagaimana caranya mengendalikan angin? Bagaimana mengendarai naga-terbang atau mengusiri kelima kuda-binal ini?

Keberhasilannya, bukan saja agar kita tidak hanyut ke hilir terus, namun bahkan bisa ke hulu menentang arus-deras.

Jawaban ringkasnya hanyalah: Berlatih ... berlatih ... dan ... berlatih! Hanya itu.

f

Page 122: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 0 6 -

73Berakhirnya Kerja Mengamati

F

Dalam suatu tingkat ketercerapan meditasi

yang dalam, kesadaran-ragawi secara pasti

Anda lampaui. Identifikasi-diri pada

raga ini, jasad-kasar beserta segenap organ-organ

indria-nya sirna. Yang hadir hanya kesadaran dan

bahwa Anda “ada”. Keberadaan ini bukan lagi

keberadaan parsial seperti sebelumnya,

melainkan telah mengembang, meluas, bersifat

menyeluruh dan melingkupi; bersifat universal.

Disini tak ada lagi batasan yang benar-benar rigid

antara meditator dan objek meditasinya

seperti sebelumnya. Meditator lebur, menyatu,

manunggal dan ‘menjadi’ yang dimeditasikannya

dan meditasi itu sendiri.

Ketika subjek pengamat menyatu dengan objek

yang diamati, maka kerja atau proses mengamati

itupun dengan sendirinya berakhir. Apakah ini

merupakan “puncak” dari meditasi Anda?

Page 123: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 0 7 -

Belum sepenuhnya, dan tergantung pada objekmeditasi Anda itu sendiri. Bilamana yang

dijadikan objek itu berwujud tertentu, dengan

rupa, maka Anda menyatu dengan wujud itu

(sarupya). Bilamana yang dijadikan objek adalah

sifat (guna), maka Andapun akan menyatu

dengan sifat itu (saguna); bilamana yang

dijadikan objek adalah alam kehidupan (loka)

maka Anda berada di alam kehidupan tersebut

(salokya) dan sebagainya ... dan sebagainya ...

Wujud (rupa), sifat (guna), alam kehidupan (loka)

atau apapun yang dapat dibayangkan, bisa

merupakan objek meditasi Anda. Dan ini, hanya

Andalah yang sepatutnya paling tahu.

Yang jelas, baik Yoga Sutra Patanjali maupun

Visuddhi Magga —sebuah literatur meditasi

Buddhis yang paling terpercaya— menyebut

ketercerapan ini dengan ekagrata (ekagatta).

Sampai dengan mantap dan ada dalam

keseimbangan penuh (upeksha), sang meditator

belumlah benar-benar ada dalam Panunggalan.

f

Page 124: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 0 8 -

74Melepas Belenggu

F

Ketika ditanya bagaimana caranya terbebas

dari belenggu, seorang Guru malah balik

bertanya: “Apa yang membelenggu Anda?”.

Caritahulah itu dulu. Bila tidak, bagaimana Anda

akan bisa terbebas dari belenggu. Caritahulah

belenggu-belenggu fisikal, mental dan spiritual

Anda. Meditasi memang bukan saja dapat

melepaskan Anda dari belenggu-belenggu itu dan

bebas namun juga membakar hangus mereka

untuk tidak kembali membelenggu Anda lagi.

Nah, dalam rangka mencaritahu inilah Anda

harus sepenuhnya melibatkan diri dalam

pengamatan ke dalam. Namun bagaimana

Anda akan melakukan ini bilamana Anda terus-

menerus memelihara kebiasaan selalu

mengarahkan perhatian ke luar, selalu menunjuk

telunjuk ke luar?

Page 125: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 0 9 -

Makanya, sejak awal dalam tips-tips ini kita terus-menerus diajak mengarahkan perhatian ke dalam. Mulai dari memperhatikan nafas, kita telah mendekatkan perhatian kita pada diri ini, pada tataran fisikal-biologis. Ini sudah merupakan langkah awal yang bagus. Dengan mengikat perhatian hanya pada keluar-masuknya nafas, secara otomatis tak ada peluang lagi bagi si pikiran untuk kelayapan kesana-kemari di luar sana. Memandang ujung hidung misalnya, akan mengurangi kebiasaan “jelalatan” kita, dan mendekatkan serta memfokuskan penglihatan hanya pada satu titik [dalam Yoga ia juga disebut dengan Traktak], yang dalam hal ini yang dekat dengan tubuh ini.

Belenggu kebiasaan eksternalistis itulah belenggu awal yang mesti dipupus. Ini baru terkait dengan salahsatu kebiasaan, belum lagi kecenderungan dan kegandrungan fisiko-mental lainnya. Jadi,sekali lagi, ada baiknya bilamana Anda merenungkan sebaik-baiknya petunjuk Ajahn Chah, seorang Guru meditasi di Thailand, yang kurang lebih mengatakan: “Anda disini bukanlah berlatih untuk mencapai sesuatu, namun melepas segala sesuatu”.

f

Page 126: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 11 0 -

75Mengkritisi Diri Sendiri

F

Seorang pengkritik seharusnya tidak takut dikritik; bila tidak, kritikannya malah merupakan sesuatu yang tak ada manfaatnya

bagi perkembangan mental dan intelektualnya. Kendati mengkritik adalah kegiatan kritis yang dimotori oleh intelek dan sebetulnya bermanfaat bagi kedua-belah pihak, akan tetapi tak jarang iadigunakan sebagai senjata guna menjatuhkan yang dikritiknya. Kritik menjatuhkan seperti ini bukan saja merugikan yang dikritik, namun juga sebetulnya merugikan si pengkritik itu juga. Kecuali kritik digunakan dengan arif, maka tak banyak manfaat yang diperoleh dari mengkritik siapa atau apapun.

Mungkin Anda bertanya: “Bagaimana dengankritik membangun?”

Sebuah kritik, kendati dilontarkan atas itikad sebaik apapun, bilamana disampaikan dalam tutur kata yang kurang pas —apalagi kasar, seringkali menimbulkan salah-pengertian atau setidak-tidaknya tidak mengenai sasarannya.

Page 127: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 111 -

Ia menyentuh tataran emosi, seperti pada umumnya, sebelum benar-benar menyentuh intelek untuk kemudian diolah oleh kecerdasan. Permasalahan akan segera timbul manakala barumenyentuh tataran emosi, kita telah bereaksi danmengekspresikan tanggapan. Tak terhindari lagi,tanggapan tentu akan kental nuansaemosionalnya. Inilah yang menimbulkan masalah.

Bila saja setiap pihak yang dikritik bisa menahan-diriuntuk tidak segera menanggapi ketika baru menyentuh tataran emosi, dan membiarkannya mengendap dulu ke tataran intelek guna diolah dengan kecerdasan, maka setiap kritik bisa jadi membangun. Ini dari sisi “yang dikritik”. Bagaimana dengan “si pengkritik”-nya sendiri?

Sebetulnya proses internal yang terjadi sama saja.Kritikan emosional akan terlontar bilamana dilontarkan secara prematur. Ada satu kecenderungan tak kondusif terkait disini, yakni kecenderungan “cepat menyimpulkan”. Ini memang berkaitan dengan tingkat intelijensia seseorang; yang dimaksudkan disini adalah kecenderungan yang menggiring untuk menyimpulkan suatu tampakan ataupun informasi dari luar secara prematur. Bila hanya berdasarkan hasil amatan terbatas saja kita telah menyimpulkan bahwa sesuatu atau seseorang sebagai begini ataupun begitu, maka itu jelas “kesimpulan prematur”.

Ada yang mengatakan: “Meditasi tiada lain dari berpikir secara menyeluruh.” Mereka yang mampu mengamati apa saja secara menyeluruh, dari semua perspektif yang mungkin, sebetulnya adalah seorang meditator.

Page 128: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 11 2 -

Disinilah kita umumnya terbentur, pada mengamati secara menyeluruh ini. Dengan tanpa mengabaikan tingkat kecermatannya, pengamatan yang menyeluruh tentu membuahkan hasil amatan yang menyeluruh juga. Dan hasil amatan serupa inilahyang punya “derajat akurasi” serta “tingkat keterpercayaan” yang tinggi.

Nah ... disini kita diperlihatkan pada eratnya keterkaitan antara meditasi dan “kritik membangun” itu. Dalam meditasi sendiri sudah terkandung makna kontemplasi, perenunganyang mendalam, bukan sekedar konsentrasi.

Sekarang, bagaimana bilamana sikap kritis seperti itu justru diarahkan ke dalam, ke dalam diri sendiri, dalam rangka mencermati setiap fenomena mental yang terjadi di dalam? Tentu ia akan sangat bermanfaat bukan?

f

Page 129: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 11 3 -

76Menjatuhkan Semua Nafsu

F

Menurut OSHO, salahsatu arti sederhana darimeditasi adalah melepaskan secara perlahan semua nafsu.

Mengapa harus perlahan? Tidak bisakah nafsu

dilepas seketika? Mungkin begitu pertanyaan kita.

Atau bahkan lebih mendasar lagi, mengapa perlu

melepaskan semua nafsu? Dan mungkinkah semua

nafsu dilepas?

Cobalah dilihat lagi apa yang telah dilakukan nafsuterhadap kita. Ia hanya menjadikan kita sengsara, mencari pemuasan kesana-kemari tanpa henti, sementara ia sendiri tak kunjung terpuasi; ia telah memperbudak banyak orang seumur hidupnya, bahkan dalam banyak kelahiran. Ia telah menurunkan martabat manusia hingga derajat terendah. Hanya lewat perbudakannya saja, ia telah menguasai dan menyengsarakan nyaris semua manusia bumi hanya dengan memberinya kenikmatan dan kesenangan yang sangat sementara. Itulah yang dilakukan nafsu.

Page 130: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 114 -

Ia memang mungkin dilepas, dalam arti

dikendalikan, diarahkan. Namun ini tentu tak

mungkin dilakukan oleh mereka yang justru masih

diperbudaknya. Melepaskan diri dari

perbudakannya merupakan sebentuk

pemerdekaan-diri yang sungguh membahagiakan.

Bila ditelusuri lebih jauh lagi, akan ditemukan

bahwa nafsu memperoleh tenaganya dari daya-

vital atau prana. Dan kita tahu bahwa daya-vital

sebetulnya masih terhitung “bawahan” dari

tataran mental atau manas. Apa artinya ini?

Ini berarti bahwa, dengan menguasai manas, dengan terkendalinya manas betapa mestinya,

Anda juga akan mampu menundukkan dan

mengendalikan nafsu. Mengendalikan manas itulah meditasi; itulah upaya manusia untuk

melampauinya. Dan ini ternyata berjalan dalam

suatu proses, yang mesti diawali dengan

kesadaran-diri.

f

Page 131: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 11 5 -

77Jalan Penyucian Lahir-batin

F

Bilamana kita telah benar-benar menyadari betapa pentingnya mawas-diri di dalam memahami diri ini, bahkan dalam

menemukan Diri-Jati sendiri, maka kita tak akan mau rugi dengan membiarkan pikiran berkelana kesana-kemari tanpa tujuan dan diseret oleh beraneka nafsu-keinginan serta digiring bagai binatang gembalaan oleh sensasi-sensasi indriawi.

Ini bukan saja suatu kerugian besar, namun suatu kekonyolan yang benar-benar tolol, keteledoran yang benar-benar mencelakakan peminat kehidupan spiritual.

Pengarahan perhatian dan pengamatan ke

dalam merupakan terminal dari laku spiritual ini.

Dari sinilah Anda bergerak dan disini pula Anda

beristirahat. Banyak kitab-kitab suci yang bisa

Anda baca disini. Batin yang murni, yang suci

akan memaparkan kesuciannya bagi Anda.

Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu

yang hendak Anda ketahui. Melalui dia jualah

semua wahyu diturunkan.

Page 132: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 11 6 -

Para orang-orang suci adalah mereka yang

batinnya benar-benar suci, tak peduli apakah itu

disertai upacara-upacara khusus tertentu atau

tidak. Itu hanya formalitas kultural-relijius saja.

Itulah mengapa dalam Yoga kita diperkenalkan

pada pensucian lahir-batin, saucam atau suddhi —apakah itu bersifat fisikal-biologis maupun

mental-psikologis— dalam fase-fase awal, sebagai

landasan kehidupan spiritual. Apa yang kita

bicarakan disini sesungguhnya adalah jalan

penyucian itu, praktek langsung penyucian batin

itu. Anda boleh saja menyebutnya Parisuddha Marga, kalau mau.

f

Page 133: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 11 7 -

78Disiplin yang Berdaya Guna

F

Para pemula seringkali terlalu disibukkan oleh masalah pola-makan, jenis makanan,pola-istirahat, lama tidur, tempat khusus

untuk bermeditasi, waktu atau jadwal meditasi, pakaian dan berbagai tetek-bengek serupa itu,yang memang terkadang memang penting bagipemula. Bila itu benar-benar dirasakan manfaatnya, baik secara fisikal maupun mental, bilamana itu benar-benar kondusif bagi meditasi Anda, itu baik, lakukanlah. Tapi ketidak-tersediaannya jangan sekali-kali dijadikan alasan atau dalih mengapa tidak berlatih.

Waktu tersedia 24 jam sehari untuk dimanfaatkan ber-‘apa saja’. Apakah itu dimanfaatkan sepertiganya atau seperempatnya untuk berlatih, atau sejam sekalipun, tidak masalah. Terserah Anda. Ingat; disiplin yang berdaya-guna tinggi bukanlah sesuatu yang dipaksakan dari luar. Anda sendirilah yang perlu mendisiplinkan diri sendiri, dan Anda pulalah yang akan menikmati manfaatnya. Anda bukan berlatih untuk Guru Anda, demikian pula Guru Anda tidak akan berlatih untuk menggantikan Anda.

Page 134: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 11 8 -

Disciple adalah siswa dalam bahasa Inggris.

Didalamnya terkandung arti, ia yang mematuhi

disiplin tertentu dengan sebaik-baiknya.

Belajarlah benar-benar mandiri dan secara arif

menyikapi masalah disiplin dan latihan Anda.

Bila Anda benar-benar telah mampu memandang

disiplin sebagai “alat” yang memang bermanfaat,

maka Anda telah memandangnya dengan arif.

Alat tak seharusnya membatasi gerak Anda,

sebaliknya Anda justru butuh alat untuk

mempermudah Anda bekerja sehingga hasil kerja

Anda jadi lebih baik. Jangan remehkan dia, namun

jangan juga terlalu diagung-agungkan.

Perlakukanlah dia secara proporsional.

Tapi jangan juga bertindak sesuka-hati. Ini perlu

ditegaskan karena kecenderungan untuk bertindak

sesuka-hati dan seenaknya memang kuat

pada kebanyakan dari kita. Banyak yang

mengelirukannya sebagai kebebasan. Waspadailah

kecenderungan yang satu ini. Ingat, yang Anda

kendalikan, latih, gembleng dan tempa adalah diri

Anda sendiri.

f

Page 135: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 11 9 -

79Heneng dan Heningdalam Kedamaian

F

Batin “heneng”, yang diam, yang “stand still”,

adalah batin yang tenteram dan damai.

Didalamnya keheningan bukan lagi

merupakan hasil upaya; ia hanya berupa status-

batin yang menyertai ke-heneng-an itu. Didalam

kehenengan nan hening inilah segala sesuatu

meng-ada untuk kemudian sirna, muncul untuk

kemudian tenggelam, datang untuk kemudian

pergi. Semua itu tampak jelas.

Ini dapat diumpamakan sebuah “telaga di hutan

yang sunyi”. Bagaimana ini terjadi? Itulah

meditasi.

Segelas air yang keruh —berisi berbagai kotoran,

lumpur, sampah organik maupun anorganik—

bila didiamkan, diendapkan untuk beberapa

lama, akan menunjukkan kejernihannya. Air

jernih ini dalam bahasa Bali disebut “yeh ening”.

Page 136: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 2 0 -

Ya, hanya dengan mendiamkannya saja, kita

sudah bisa memperoleh air yang cukup jernih,

yang hingga batas-batas tertentu memungkinkan

kita melihat dengan lebih jelas apapun yang

terjadi di dalamnya.

Dalam banyak hal dalam kehidupan sehari-hari,

kita mungkin sering dihadapkan pada masalah

ketidak-jelasan, ketidak-pastian, ketidak-

konsistenan. Ini tak mungkin terlihat dalam

kekeruhan, sehingga kita tak bisa menyikapinya

dengan tepat. Bilamana dalam kondisi yang tak

menguntungkan ini suatu tindakan reaktif

diambil, maka tidak membuat masalahnya

tambah keruh saja sudah baik. Kecuali bila Anda

hanya hendak mengundang masalah baru, Anda

tidak akan bertindak bodoh dalam kekeruhan.

f

Page 137: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 2 1 -

80Menggapai Kebijaksanaan-Nya

dalam Diam

F

Sesungguhnya segala sesuatunya terjadi dan

tercipta dalam diam, dalam “heneng nan hening” itu. Hanya bilamana batin seseorang

benar-benar bisa heneng dan hening itulah Tirtha Pawitra, Tirta Penyucian Batin, itu diturunkan.

Patanjali dengan lugas mengatakan “yoga cittavritti nirodhah”. Yoga adalah penghentian gejolak dan

gelora telaga batin.

Ketika Anda berbicara masalah penciptaan, masalah orisinalitas dari sebuah karya, karya apasaja, maka Anda tak bisa terlepas dari DhyanaYoga. Yoga-lah proses penciptaan yang sebenarnya, seperti telah juga disinggung sebelumnya. Makanya, Anda bisa saja telah menghasilkan banyak hal sebagai ekses dari berbagai kegiatan yang telahAnda lakukan, namun boleh jadi Anda sama-sekali belum mencipta. Tanpa Yoga, tanpa meditasi, tanpabatin yang heneng dan hening itu tak adapenciptaan.

Page 138: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 2 2 -

Semua itu hanya sampah, ampas sisa yang tanpa

esensi yang benar-benar bermanfaat, sebesar upaya

dan usaha yang telah Anda kerahkan itu. Itu hanya

pemborosan. Seberapa kuatkah kita memboroskan

enerji seperti itu, sampai berapa lamakah kita bisa

menyia-nyiakan hidup ini dengan cara boros seperti

itu?

Lupakanlah semua itu. Tak ada penciptaan tanpa Yoga, seperti tak ada kebajikan dan kemuliaan

tanpa kebijaksanaan.

f

Page 139: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 2 3 -

81Menyeberangi Kesadaran-ragawi

F

Hanya guna menyeberangi kesadaran-ragawi —yang bertumpu kuat pada jasad-kasar serta kinerja organ-organ indria yang

terbatas— ini saja manusia sudah mengalami kesulitan besar, bila tanpa disertai laku spiritual. Sebetulnya kesadaran-ragawi tiada lain dari kesadaran-khewani, sejauh jasad-kasar ini tak ubahnya khewan peliharaan.

Meditasi atau Dhyana Yoga antara lain juga mengantarkan pada ‘penyeberangan’ ini, mengantar menyeberangi kesadaran-ragawi ini, mengeliminasi rongrongan naluri-naluri khewani terhadap martabat kemanusiaan. Ada satu kelebihan manusia yang mencolok dibanding khewan —kemampuan olah-pikir serta fungsi kecerdasan— yang dapat digunakan langsung.

Kemampuan olah-pikir, khususnya pemusatan pikiran (dharana) yang didahului dengan mengarahkan perhatian ke dalam (pratyahara), jelas tak dikenal di kalangan khewan. Artinya, memfungsikannya dengan sebaik-baiknya secara pasti mengantarkan siapapun pada “jembatan penyeberangan” ini, menuntun siapapun dalam menyeberangi kesadaran-ragawinya.

f

Page 140: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 2 4 -

82Mengentaskan Identifikasi-diri Keliru

F

Kesadaran-ragawi, erat kaitannya dengan identifikasi-diri pada jasad-kasar ini. Ketakutan yang amat sangat terhadap

kematian jasad, yang merupakan momok yang menghantui nyaris setiap orang itu, berpangkal-tolak pada identifikasi-diri keliru ini. Menolong orang atau makhluk lain hanya dengan menyuapi dan memanjakan tubuhnya, juga bentuk lain dari ekspresi identifikasi-diri keliru ini.

Berpijak dari perspektif yang benar akan keberadaan sebagai manusia utuh, yang tersusun atas tataran fisikal, mental dan spiritual, kita sesungguhnya secara pasti menuju pengentasan identifikasi-diri keliru ini. Bilamana Andakebetulan ada dalam posisi sebagai penggiat di bidang Pengembangan Sumber-daya Manusia —yang punya komitmen tinggi terhadap Pengembangan Manusia Seutuhnya misalnya, maka akan sangat keliru bilamana yang Anda kembangkan hanya keterampilan fisikal-mekanisnya, dan mengabaikan pengembangan mental dan kepribadiannya.

Page 141: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 2 5 -

Kendati baru menyentuh tataran mental-

psikologisnya saja, Anda sebetulnya sudah

menyentuh tingkat kedalaman manusia hingga

tataran manusiawi-nya; apalagi bilamana Anda

mampu menyentuh tataran spiritualnya.

Di bangku sekolah atau kuliah, di pusat-pusat

pendidikan dan latihan, sebetulnya Anda telah

diajarkan bagaimana menyentuh tataran mental-

psikologis melalui pemusatan pikiran hanya pada

pelajaran maupun keterampilan yang diajarkan.

Ini bukannya upaya yang tanpa nuansa spiritual

sama-sekali, walau memang belum sepenuhnya

mengarah ke dalam. Yoga-sadhana-lah yang

secara pasti akan mengarahkan ke dalam. Secara

keseluruhan, sejauh berbicara tentang keutuhan manusia, maka mau-tak-mau, kita juga harus

memasukkan laku-spiritual di dalamnya.

f

Page 142: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 2 6 -

83Awal dari Pengendalian Diri

F

Sesuatu yang utuh adalah sesuatu yang bulat, yang tidak terfragmentasi dalam serpihan-serpihan besar-kecil yang berserakan disana-

sini. Sesuatu yang utuh juga mencerminkanadanya integrasi, unity, lengkap dalam dirinya sendiri. Sesuatu yang sempurna, tidaklah mungkin tersusun dari kondisi yang tidak utuh. Dan ini teramat jelas bagi kita.

Pikiran yang terpusat hanya pada satu titik konsentrasi adalah pikiran yang utuh, yang tajam, yang peka, dan oleh karenanya juga handal danberdaya-guna tinggi. Kondisi pikiran seperti inilahyang disebut dengan dharana. Ia dapat dikendalikan dengan relatif mudah. Sementaraitu, pengendalian-diri berpangkal pada pengendalian pikiran itu sendiri. Keberhasilan dalam mengendalikan-diri, menemukan kekuatannya pada keberhasilan di dalam mengendalikan pikiran.

Dalam banyak hal, apalagi dalam “mengembangkan manusia seutuhnya”, tidaklah mungkin dicapai tanpa mengembangkan juga kemampuannya dalam mengendalikan-diri. Disinilah terlihat jelas seperti apa manusia itu adanya.

f

Page 143: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 2 7 -

84Meninggalkan Tataran Naluriah

F

Hingga disini, kita melihat betapa urgennya

meditasi dalam evolusi batiniah manusia.

Dalam meditasi kita tidak melihat manusia

sebagai objek yang terfragmentasi, melainkan

sebagai subjek yang utuh. Ini merupakan langkah

penting dari perjalanan evolusi manusia, dimana

seseorang beranjak dari tataran naluri untuk

merambah pasti ke tataran intuisi.

Jiddu Krishnamurti antara lain pernah mengatakan:

“Proses untuk memahami ini sendiri, serta

membebaskan batin, adalah meditasi.” Apa artinya

ini? Ini juga berarti bahwa meditasi merupakan

suatu proses memahami. Lewat meditasilah akan

terlahir pemahaman-pemahaman mendalam

manusia akan dirinya sendiri, akan manusia

ataupun makhluk hidup lain, akan alam dimana ia

hidup, akan Tuhan-nya, secara lengkap dan utuh.

Page 144: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 2 8 -

Meninggalkan tataran naluriah, berarti

membebaskan batin dari belenggu naluri ragawi

dan hewani. Dalam Tantraisme, ini bukan saja

dipandang sebagai upaya mengangkat manusia

kembali pada martabat kodratinya semula,

namun juga sebagai momentum lanjut dari

evolusi rokhaniahnya didalam mengklaim kembali

kedewataannya, keilahiannya. Manakala Anda

benar-benar memahami semua ini, Anda tidak

akan pernah berkata bodoh: “Tinggalkan

meditasimu dan bekerjalah demi perutmu!”.

f

Page 145: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 2 9 -

85Adakah yang Lebih Manusiawi dari ini?

F

Sebagai manusia, adakah hal yang lebih wajar

dibanding mengklaim kemanusiaan-nya? Dan

sebagai perwujudan Sang Diri-Jati, yang

tiada lain adalah Tuhan Itu Sendiri, adakah hal

yang lebih wajar dari mengklaim keilahian itu?

Adakah ajakan yang lebih bersahaja, lebih polos

dan tulus dari ini? Adakah tindakan yang lebih

manusiawi dibanding ini?

Ini jelas bukan sesuatu yang muluk-muluk, yang

hanya ada di awang-awang tanpa bisa

direalisasikan. Tinggalkan segera pemikiran bodoh

itu. Klaimlah segera keilahian Anda, hakekat Diri

Sejati Anda itu! Dan susurilah jalan spiritual lewat

langkah-langkah spiritual Anda, lewat meditasi

ini. Itulah alasan kuat mengapa Beliau

menganugerahi jasad manusia ini, menganugerahi

kelahiran di alam manusia ini.

Page 146: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 3 0 -

Apabila Anda dapat memandang demikian,

Anda telah menempatkan kembali benih-benih

laten keilahian Anda di lahan subur guna

menumbuh-kembangkannya. Sekali Anda

menyemaikannya dan merawatnya dengan baik,

Anda tak perlu mempertanyakan pahalanya.

Phala menyertai setiap Karma; apakah itu Anda

risaukan atau tidak. Tekunlah, selamatkan diri

Anda sekarang juga!

f

Page 147: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 3 1 -

86Pemanfaatan Langsung

Daya Abstraktif

F

Kemampuan untuk melihat ke dalam,

mengarahkan perhatian ke dalam diri

sendiri, bisa juga disebut daya-abstraktif.

Kelebihan dari daya manusia yang satu ini adalah,

ia juga mampu “memindahkan” yang di luar sana

ke dalam dengan mengabstraksikannya. Apa

artinya ini?

Secara khusus, ini bisa berarti pembangkitan

sebentuk pandangan universal yang menyatakan

bahwa apapun yang ada di jagadraya, ada juga

disini, pada diri kita ini; mikrokosmos adalah refleksi

mikro dari makrokosmos. Dan pandangan ini

merupakan satu landasan spiritualitas penting.

Menggunakan pola-pikir yang sama, kita bisa

memahami secara lebih mendasar apa yang

terdeklarasi dalam Tat Tvam Asi —Aku adalah Dia.

Page 148: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 3 2 -

Daya-abstraktif lahir dan dipelihara oleh laku

Pratyahara, melalui pembiasaan mengarahkan

pandangan ke dalam bersamaan dengan menarik

perhatian dari objek-objek indriawi. Inilah,

menurut Maharshi Patanjali, yang akan

mengantarkan seorang meditator pada

keterpusatan ke dalam sebelum ia mencapai

kondisi batin meditatifnya.

f

Page 149: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 3 3 -

87Berfondasikan Sikap-Mental Luhur

F

Dengan penuh keyakinan Jiddu Krishnamurti menunjuk pada kemurahan-hati, kebaikan-hati dan ketulusan sebagai

langkah-langkah awal dalam mendekatimeditasi. Apa yang sesungguhnya tertangkap daripadanya adalah betapa esensialnya sikap-mental yang baik dan benar di dalam mendekati meditasi ini. Sebagai sebuah proses mental-psikologis, ia mesti didahului dengan sikap-mental luhur, kendati tak harus menjadikan seseorang‘sok moralis’.

Ketika seorang Wiku ditanya: “Darimana saya harus memulai semua ini?” ; beliau menjawab ringan dengan berkata: “Sucikanlah hatimu!”

Jangankan untuk bermeditasi, untuk sekedar berkonsentrasi pun kita butuh suasana mental —yang sedemikian rupa— tenteram dan murni. Tanpa kemurnian, kejernihan dan ketajamantidak dapat diharapkan; tanpa derajat ketenteraman mental tertentu, sekedar memusatkan pikiran saja ... tidaklah mungkin.

f

Page 150: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 3 4 -

88Tujuan Anda adalah Tuhan

F

“Pusat Anda adalah Tuhan. Cita-cita

Anda pun adalah Tuhan. Berpalinglah

kembali kepada Tuhan dan

nikmatilah kebahagiaan tiada habis-habisnya.

Beristirahat di dalam-Nya, Anda pasti selamat.

Layaknya lampu tak bisa menyala tanpa minyak,

demikian juga, Anda tak dapat hidup tanpa

Tuhan. Tuhan ada dalam dirimu setiap saat. Beliau

memberimu inspirasi. Beliau mengangkatmu.

Tariklah ... aspirasikanlah ... meditasikanlah ...

realisasikanlah!”

Demikian Sri Swami Sivananda Sarasvati

menyemangati para siswa beliau, dan juga kita.

Kita boleh jadi mencita-citakan kedamaian dan

kebahagiaan, namun tak banyak orang yang

mencita-citakan Tuhan.

Page 151: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 3 5 -

Terkait dengan itu, Sri Swami Chidananda

Sarasvati —salah seorang siswa utama dari Sri

Swami Sivananda yang beliau percayai sebagai

Presiden dari The Divine Life Society— pernah

‘menyindir’ kita begini: “Everyone wants things

created by God, but very few indeed want the

Creator and the Creator alone, Him and Him

alone.”

Disini, penyemangat dari Sri Swami Sivananda:

“...Meditasikanlah ... Realisasikanlah...” itu

sengaja diberi penekanan khusus. Sebab,

daripadanya dengan jelas bisa ditangkap pesan

jelas kalau: guna merealisasikan-Nya, kita butuh

meditasi, kita butuh memeditasikan-Nya. Seperti

apa ‘memeditasikan-Nya’? Akan kita bicarakan

dalam kesempatan lain.

f

Page 152: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 3 6 -

89Hanya Agitasi Mental saja

F

Ada satu kecenderungan yang sangat mendasar pada diri ini yang umumnya menjadi pengganggu besar dalam menekuni

laku-spiritual manapun adalah, “kekurang-sabaran”. Kita umumnya ingin cepat maju atau menikmati hasil dari apa yang telah kita lakukan. Ini makin terasa di dunia yang terus-menerus memanjakan kita dengan berbagai hal yang serba instan.

Menghadapi agitasi mental ini, apa yang bisa kita lakukan?

Pertama-tama, kita harus memahaminya hanya sebagai agitasi mental, hanya sebagai ketidak-sabaran. Dengan menyadarinya secara proporsional seperti itu, biasanya ia sirna, bersamaan dengan kehadiran sekulum senyum di bibir.

Namun, bila ia masih membandel juga, Anda bisa menghadirkan kesadaran yang mengatakan bahwasanya, apapun yang dilakukan pasti ada hasilnya, pasti ada hikmahnya buat Anda —apakah itu besar atau kecil, apakah itu terasa atau tidak.

Berbagai bentuk agitasi mental boleh jadi akan terusmembujuk, namun lewat kesadaran dan kewaspadaan, mereka tak akan mampu menghanyutkan Anda.

f

Page 153: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 3 7 -

90Sadar Selalu

F

Kesadaran punya dua komponen: mengingatkan akan nilai-nilai dantanggung-jawab kita, dan menerapkan

kesadaran itu dalam setiap tindakan daninteraksi kita.

Bersikap sadar berarti menimbang terlebih dahuluyang akan dilakukan: Mengapa kita melakukannya? Apa akibatnya?

Hanya dengan menyadari diri dan lingkungan kita, kita dapat melihat: Dimanakah kita berada? Apa unsur-unsur yang ada di lingkungan kita, dan sejauh mana pengaruh kita terhadapnya?

Kadang-kadang, untuk itu kita hanya perlu memejamkan mata dan menyadari nafas kita. Atau, hanya memperhatikan dengan cermat sebatang pohon, sekuntum bunga, seonggokbatu-karang, seekor anak kucing ataupunsecercah warna. Terkadang kita perlu sangat tenang untuk bisa mendengarkan kicauan seekor burung, gemercik hujan, atau ucapan orang lain.

Latihan kesadaran ini membawa kita kembali kepada diri kita yang sesungguhnya, kepada kebenaran batin kita._____________________ Dari: Green Spirituality; Veronica Ray.

f

Page 154: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 3 8 -

91Berkembangnya Cinta-Kasih

dan Rasa Keindahan

F

Seorang seniman umumnya punya kepekaan dan kehalusan rasa. Dari harmonisasikepekaan dan kehalusan rasanya itulah ia

menciptakan karya-karya seninya. Vincent Van Gogh, pelukis naturalis Belanda yang sangat termasyur itu mengatakan: “Cara terbaik untuk mengetahui Tuhan adalah mencintai banyak hal.”

Sebagai seorang pelukis, ia jelas mencintai keindahan, dimana lewat kepekaan rasanya iabisa melihat keindahan nyaris pada segala sesuatu. Dengan mencintai keindahan yang memang sesungguhnya ada pada segala sesuatu, ia memenuhi hatinya dengan keindahan yang dicintainya itu. Dan ia menemukan Tuhan didalam segala sesuatu melalui mencintai mereka.

OSHO juga pernah mengatakan: “Love is a natural kind of meditation. And meditation is a supernatural kind of love.” — “Cinta-kasih adalah sejenis meditasi alamiah. Dan meditasi adalah sejenis cinta-kasih supranatural.”

Dari sini dapat kita lihat bahwa, ungkapan VanGogh itu sebetulnya keluar dari batinmeditatifnya dalam mencintai keindahan.

f

Page 155: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 3 9 -

92Manakala Kebencian Menyingkir

F

Meditasi adalah berpikir secara total. Anda tidak dapat berpikir secara total, secara menyeluruh kecuali Anda memasukkan

juga semua hal yang terkait dengan yang Anda pikirkan itu. Sementara itu, Anda tidak dapat memasukkan sesuatu ke dalam pemikiran itu kecuali Anda menerima tanpa-syarat sesuatu itudi benak Anda. Jadi masalah pemikiran total, pemikiran menyeluruh adalah penerimaan tanpa-syarat itu jua adanya.

Anda dengan sangat mudah menerima —bahkan mengharap-harapkan— yang Anda sukai, yang Anda idam-idamkan, yang Anda gandrungi, dan sebaliknya akan menolak keras yang tak Anda sukai apalagi benci. Apa arti dari semua ini dalam meditasi kita?

Ini berarti Anda harus menyingkirkan juga—setidak-tidaknya saat Anda bermeditasi— rasa tidak suka, kebencian terhadap hal-hal terkait dengan dan menjadi objek meditasi Anda itu. Anda boleh saja mempertanyakannya kembali; mengapa saya tak menyukainya? Mengapa sayamembencinya? Dan sejauh ketidak-sukaan dankebencian Anda itu tidaklah kondusif bagi kemajuan meditasi Anda, maka seharusnyalah Anda menyingkirkannya.

f

Page 156: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 14 0 -

93Terbentuknya Saluran Penghubung

Transenden

F

Sungguh tepat bilamana dikatakan bahwa kita tidak dapat menerima suatu objek (sebagai objek meditasi) kecuali kita menerimanya

sebagai bagian dari pemikiran kita itu sendiri. Dalam batin meditatif, sesungguhnya tidak adalagi si meditator, objek meditasi, bahkan batin meditatif itu sendiri, sebagai sesuatu yang terpisah-pisah. Mereka lebur dalam satu kesatuan menyeluruh dan total.

Bilamana masih hendak dilihat juga, maka sipemikir, sedemikian rupa, ada di antara objek dansubjek, antara yang disaksikan dan yang menyaksikan, antara yang diamati dan yang mengamati, sehingga terbentuklah suatu ‘saluranpenghubung’ yang bersifat transenden. Terbentuknya saluran inilah yang memungkinkan Panunggalan itu. Dan seperti telah dikatakan sebelumnya, ia tidaklah dimungkinkan bilamana ‘rasa suka tidak suka’ masih saja bercokol di benak Anda.

Page 157: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 14 1 -

Tanpa hadirnya kabel telepon, kendati Anda dan

yang hendak Anda hubungi sama-sama punya

pesawat telepon, kalian tetap tidak dapat

berhubungan betapa mestinya. Kabel telepon

itulah yang menghubungkan Anda satu sama lain;

sementara like-dislike mengganggu, bahkan

memutuskan hubungan itu.

f

Page 158: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 14 2 -

94Anda bukan lagi Si Aku

F

Apa yang terjadi manakala si pikiran memikirkan dirinya sendiri? Apa yang sesungguhnya terjadi disini? Ketika itu,

pikiran melepaskan diri dari dirinya sendiri untuk kemudian memposisikan dirinya sedikit lebihtinggi untuk bisa melihat dirinya dengan jelas.Tanpa pemposisian itu, tanpa cermin itu, Andatidak bisa melihat diri Anda dengan utuh.Demikian pula si pikiran.

Pikiran adalah salahsatu eksponen batin yang aktif, yang ketika ia terangkat ke tataran yang lebih tinggi, melahirkan sebentuk pengembangan batin. Proses ini kita sebut meditasi. Ketika sipikiran memperhatikan si pikiran, si subjek yang berpikir itu bukanlah si pikiran lagi dan ia adalah Anda yang lebih tinggi dari si pikiran itu sendiri. Dalam kondisi seperti ini, dalam kondisi meditatif ini, Anda bukan lagi ‘si aku’ seperti sebelumnya. Anda ada di atasnya.

f

Page 159: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 14 3 -

95Pemikiran Menyeluruh

F

Dalam keseharian kita, kita umumnya berpikir secara parsial, sebagian-sebagian dan terfragmentasi. Bertumpu pada

cerapan indriawi dan keterbatasannya sendiri, pikiran menjadi tidak mampu untuk berpikir secara lengkap dan menyeluruh dalam satu saat secara bersamaan. Ketika Anda memikirkan sekuntum bunga, Anda boleh jadi hanya memikirkan warnanya yang mencolok mata, atau bentuknya yang mungil dan indah, atau baunya yang semerbak saja, secara bergantian sedemikian rupa. Inilah berpikir secara parsial.

Berpikir hanya dari suatu perspektif tertentu saja, adalah pemikiran parsial. Pemikiran menyeluruh bukanlah akumulasi dari pemikiran-pemikiran parsial terkait yang digabungkan menjadi satu bundel pemikiran-pemikiran. Bukan itu yang dimaksud. Ia seakan-akan serentak dan menerus tanpa suatu interupsi yang irrelevan dalam jangka waktu tertentu pada mana proses pemikiran tersebut berlangsung, dimana batin ada dalam keadaan meditatifnya.

Page 160: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 14 4 -

Dalam meditasi, Anda memikirkannya secara

menyeluruh, bahkan mungkin hingga bunga-

bunga lain dalam jenis yang sama, berikut iklim,

ketinggian tempat yang disyaratkannya dan

keterkaitan lainnya, seperti hama, musim petik

dan sebagainya. Si bunga seakan-akan

menyatakan dirinya secara lengkap dan

menyeluruh kepada Anda. Batin dibuatnya

berkembang sedemikian rupa hingga

memungkinkan semua itu.

f

Page 161: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 14 5 -

96Yang Layak sebagai Saksi

F

Pernahkah Anda hanya memfungsikan diri

sebagai saksi? Saya tidak hanya berbicara

tentang saksi di pengadilan, saksi pada

sebuah kejadian, namun saksi secara luas. Saksi

dari setiap fenomena fisikal di luar sana dan juga

fenomena mental di dalam sini, tanpa terlibat —

baik secara emosional maupun rasional. Saksi dari

segenap fenomena yang teralami.

Manakala Anda menyaksikan sesuatu yang di luar sana, apakah itu hanya berupa suatu suasana maupun sebuah kejadian, kendati mulut Anda bungkam dan segenap anggota badanpun diam, sesuatu masih terjadi di benak Anda. Pikiran maupun perasaan Anda umumnya tidak diam. Menyaksikan suatu kejadian yang mengibakan, perasaan cenderung menjadi iba; menyaksikan panaroma indah, perasaan pun terimbas olehkeindahan itu. Kendati secara fisikal kita tampaknya tak bereaksi terhadap sesuatu, akan tetapi secara mental, di dalam sini, bisa jadi malah sangat riuh.

Page 162: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 14 6 -

Dalam keriuhannya, sebetulnya terjadi berbagai

konflik. Awalnya mungkin ia hanya berupa

penilaian, namun cepat atau lambat itu

menjadi penghakiman, yang akan mengundang

penolakan pun penerimaan. Nah, disinilah konflik

itu berlangsung.

Paradigmanya seakan-akan apa yang terjadi di

dalam hendak mengimbangi apa yang terjadi di

luar. Suatu aksi dari luar seolah-olah mutlak harus

diimbangi dengan reaksi dari dalam. Alhasil, amat

sangat jarang —dan itupun menuntut kondisi

fisikal dan mental khusus— kita benar-benar

mengalami “diam”, mauna yang sesungguhnya.

Batin yang bagaimana yang bisa memfungsikan

dirinya hanya sebagai saksi?

Hanya batin yang bisa benar-benar “diam”-lah

yang bisa menjadi saksi. Dalam “diam” tidak ada

penilaian, penghakiman, apalagi penolakan. Ia

hanya menyaksikan; ia hanya memfungsikan

dirinya sebagai saksi. Dan inilah batin meditatif.

f

Page 163: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 14 7 -

97Jalan Pintas yang juga Jalan Raya

F

Seorang sahabat intelektual yang menemani

Sri Pindi Dassji, manajer dari “theKalikamliwala alms-house”, punya hasrat

yang besar untuk mengetahui hal-hal seputar

Sang Diri-Jati. Kendati mereka langsung

memasuki ruang pertemuan bersama-sama, Sang

Guru (Sri Swami Sivananda) menyambut

kedatangan mereka dengan keramah-tamahan

beliau yang alami, dan menyajikan buah serta teh

kepadanya. (Seperti biasanya) Beliau juga

menanyakan kesehatan dan kesejahteraan

mereka.

“Swamiji, bolehkah saya menanyakan beberapa

pertanyaan di bidang spiritual kepada Anda?”

sahabat dari Sri Pindi Dassji itu memulai.

“Oh ... tentu ... tentu, silahkan.”

“Saya ingin mengetahui langsung dari Swamiji,

bagaimana agar saya bisa mengembangkan

kesadaran kosmis,” lanjutnya.

Page 164: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 14 8 -

Sejenak, Sang Guru menatap si penanya bagaikan hendak menerangkan lewat tatapan itu. Setelah beberapa menit muncullah jawaban singkat beliau, “Bermeditasilah dalam rumusan seperti, ‘Aku bukan jasad ini, Aku bukan pikiran. Aku adalah Brahman Yang Absolut. Aku Maha-ada,Mahakuasa, Mahatahu. Aku bersifat Satchidananda’. Bersamaan dengan terbenamnya gagasan ini semakin dalam dan mendalam lagi, Anda akan merasakan kesadaran kosmis.”

“Dalam hal itu, Swamiji, bagaimana saya meyakinkan diri saya kalau saya tidak sekedar menghipnotis diri saya sendiri dengan cara auto-sugesti seperti ini? Bukankah apa yangmelampaui pikiran dan indria-indria tak dapat dicapai melalui kerja pikiran? Dalam hal ini, bahkan lewat meditasi sekalipun masih mustahil.”

“Ya, Anda benar. Bilamana Anda sampai padaargumen ini, Anda akan tiba pada status kemustahilan itu. Beberapa jenis auto-sugesti diperlukan pada awalnya, sampai Andamencapai jenjang persepsi intuitif. Rumusan inidisarikan dari Upanishad-Upanishad, yang disampaikan oleh para Rshi penerima wahyu, dan oleh karenanya mengandung kebenaran abadi.”

Sampai tahap pembicaraan ini Sri Pindi Dassji menyela dan bertanya, “Swamiji, bagaimana kitabisa memastikan kalau kesadaran ini bisa terpegang terus-menerus? Ketika kita bermeditasi, kesadaran ini memang terkadang terbit; namun manakala kita kembali bekerja seperti biasanya, ia sirna lagi.”

Page 165: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 14 9 -

“Kalian harus melanjutkan latihan itu. Pengembangan kebajikan ilahi adalah perlu.(Pada dasarnya) si pikiran tidak suka diajak bermeditasi pada Hyang Widhi. Ia selalu cenderung mengalir ke luar; akan tetapi, sang Yogi mencoba untuk membawanya kembali ke sumbernya. ItulahYoga. Kalian harus membujuk si pikiran dan merayunya agar mau diajak bermeditasi. Daya pemilah-milah dan tiada keberpihakan terhadap keduniawian diperlukan disini. Setelah itulah kalian akan menerima hasrat yang intens untuk merdeka. Hanya setelah itulah pikiran akan merindukan Hyang Parama Kavi.”

Tamu yang intelek itu bertanya lagi, “Beberapa filsuf dan Yogi mengatakan bahwa Diri-Jati tidak mungkin dicapai melalui latihan-latihan ini,Swamiji. Pandangan mereka tampaknya, seperti yang saya katakan tadi, bahwa yang melampaui jasad, pikiran, intelek tidaklah dapat dicapaimelalui upaya seperti ini.”

“Benar ... itulah yang dikatakan juga oleh Sruti kita.Sruti secara positif menunjuk pada doktrin Waranugraha. Waranugraha Beliau sangat pentingdisini; bila tidak, tiada apapun yangdimungkinkan.”

Selanjutnya Sri Pindi Dassji bertanya lagi, “Tapi bagaimana kita bisa layak atas Waranugraha-Nya, Swamiji?”

Page 166: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 5 0 -

“Persis! Itulah poinnya. Kalian harus layak atas waranugraha-Nya itu dan mengundangnya untuk diturunkan bagi kalian. Oleh karena dan atas tujuan itu pula, semua latihan-latihan spiritual itu diajarkan. Pertama-tama perolehlah kebajikan ilahi, kemudian pelajarilah kitab-kitab suci, renungkan dan kontemplasikan apa yang tersirat (bukan tersurat —pen.) di dalamnya. Setelah itulah kalian akan mencapai kesadaran kosmis.”

“Wah ... itu merupakan proses yang amat panjang, Swamiji. Kami menginginkan suatu jalan-pintas, sebuah jalan-raya (yang sederhana dan dapat dilalui oleh banyak orang —pen).”

“Baiklah ... jalan-pintas dan jalan-rayanya adalah meditasi sehari-hari. Bangunlah pukul 4.00 dini hari.Waktu ini sangat cocok untuk bermeditasi. Meditasikanlah rumusan-rumusan Vedantik itu. Usahakanlah sejauh mungkin untuk menjaga pemikiran tentang Brahman sepanjang hari. Akhirnya kalian akan mantap di dalam-Nya.”

“Saya telah membaca hampir semua karya-karya SriRama Tirtha,” kata Sri Pindi Dassji, “disampingbanyak karya-karya filosofis lain, namun Swamijitelah menjernihkan kesulitan saya dengan cantik, dimana tak seorangpun bisa melakukannya bagi saya.”

Ia melanjutkan, “Sri Rama Tirtha awalnya jugaseorang Bhakta dan kemudian menjadi seorang Vedantin. Saya pernah dengar bahwa beliauseringkali menari-nari di atas pasir Brahma puridengan mengenakan lonceng-lonceng kecil disepasang pergelangan kakinya.”

Page 167: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 5 1 -

“Dalam hal ini, tidak ada bedanya antara Bhakti dengan Vedanta,” sela Swamiji, “Bhakti padaakhirnya juga mengantarkan pada realisasikesadaran kosmis yang sama seperti Vedanta.Tulsidas, Kabir dan banyak Para Bhakta lainmencapai realisasi melalui cara serupa itu.” tandas Sang Guru.

“Pikiran, memerlukan sesuatu untuk disandarinya. Itulah sebabnya mengapa Maharshi Patanjali menekankan agar seorang Yogi menggunakan Om sebagai Mantra-nya dan bermeditasi terhadap signifikasinya. Om adalah nama dari Brahman. Om adalah Satchidananda (Eksistensi Sejati — Kesadaran Murni — Kebahagiaan Abadi). Om bersifat Mahatahu dan Mahakuasa. Ia adalah cahaya, kebahagiaan dan juga kedamaian. Meditasikanlah gagasan-gagasan ini, kalian akan menikmati kesadaran Brahmik. Tiada keraguan lagi akan hal ini. Di balik semua nama-nama dan wujud-wujud, kalian akan merasakan kehadiran Brahman yang tanpa-nama dan tanpa-wujud.”

_____________________ Dari Sivananda Day-to-day (281), yang diberi judul: VEDANTIC

SADHANA.

f

Page 168: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 5 2 -

98Ada apa saat Brahmamuhurta?

F

Setiap latihan butuh disiplin, keteraturan

maupun penjadwalan. Ini penting. Demikian

juga meditasi, kendati bagi yang telah

sedemikian terlatihnya meditasi bisa dilaksanakan

nyaris setiap saat. Seorang Guru meditasi pernah

berkata: “Kalau Anda punya cukup waktu untuk

bernafas, maka Anda pun punya waktu untuk

bermeditasi.”

Ada yang menganjurkan untuk memanfaatkan

kurun Brahmamuhurta —antara pukul 4.00

sampai pukul 6.00 pagi waktu setempat—

sebagai waktu terbaik untuk itu. Mengapa? Saat-

saat itu, umumnya atmosfir di sekitar sedemikian

tenangnya; namun ini sebetulnya tergantung

dimana seorang berada. Itu boleh saja dipegang

sebagai patokan umum, namun yang lebih

penting adalah pengalaman pribadi si penekun

sendiri.

Page 169: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 5 3 -

Kapanpun batin Anda terasa kalem, terasa hening

dan jernih, dimana pemikiran-pemikiran luhur

dan mulia terasa mengalir ke luar, batin ada

dalam status meditatif. Tak peduli pukul

berapapun itu. Pada saat-saat seperti itulah

Brahmamuhurta yang sesungguhnya bagi Anda.

Apa yang sebetulnya terjadi ketika itu, menurut

Sri Swami Sivananda, adalah guna sattvam memenuhi atmosfir batin Anda. Kalau suasana

eksternal memang menunjang untuk itu, itu baik,

bila tidak, asal suasana batin Anda seperti itu,

maka itulah yang penting. Tak dipungkiri

memang suasana luar sedikit banyak memberi

pengaruh kuat pada suasana dalam.

Brahmamuhurta benar-benar Anda alami

manakala kedua suasana itu —eksternal maupun

internal— menjadi selaras. Ketika dunia dan

pemikiran keduniawian Anda tertidur lelap,

maka gelora suka-tidak-suka pun ikut tertidur, ia

sedang beristirahat dan belum bangun. Saat inilah

si pikiran dan perasaan mudah diajak berdamai,

mudah diajak berlatih. Bahkan, menurut Sri

Swami Sivananda, hanya para Yogi dan para

Jnani-lah yang terjaga saat ini.

f

Page 170: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 5 4 -

99Kesujatian dan Kebijaksanaan

Menampakkan diri-Nya

F

Meditasi adalah menggali dalam-

dalam ke dalam tambang kesujatian

dan kebijaksanaan; demikian Sri N.

Ananthanarayanan, salah seorang siswa dari Sri

Swami Sivananda.

Beliau seringkali mendorong siswanya, para

sadhaka asuhannya, untuk bermeditasi dan

menggali Gita dan Upanishad-Upanishad-nya

sendiri. Beliau menekankan bahwa ‘tiada

pengetahuan tanpa meditasi’. Manakala seorang

penekun “memerah” Jiva-nya sendiri, melalui

meditasi, kesujatian akan menampakkan diri-

Nya, kebijaksanaan-pun menjadi akrab baginya.

f

Page 171: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 5 5 -

100Di Kedalaman Batin

F

Bisa saja kata batin telah sedemikian

akrabnya bagi kita. Akan tetapi pernahkah

kita benar-benar mengenalinya?

Kebiasaan-kebiasaannya, tingkah-polahnya, bilik-

biliknya?

Kita hanya mengenali sesuatu hanya bila kita

benar-benar meyelaminya, mencermatinya sendiri

dengan penuh perhatian dan dengan seksama.

Dan ini dengan sendirinya juga berarti menarik

dan mengarahkan perhatian kita —yang biasanya

berkeliaran kesana-kemari— ke dalam. Anda

boleh saja menyebutnya dengan berdialog dengan

Sang Diri atau apapun Anda mau menyebutnya,

akan tetapi ketika itulah penyelaman batin ke

kedalamnya berlangsung, dimana semuanya

akan tampak jelas bagi Anda, ketika itulah batin

akan memaparkan keberadaannya dan yangada bagi Anda.

f

Page 172: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 5 6 -

101Bak Mendulang Emas Murni

F

Seorang pendulang emas akan dengan

tekun mendulang bijih-bijih kecil emas, di

antara pasir-pasir yang tiada nilai. Ketika

ia memperolehnyapun, bijih-bijih itu masih

perlu ia lebur, persatukan dan murnikan.

Mendulang bijih-bijih emas murni

kebijaksanaan lewat meditasi juga mirip

seperti itu. Dibutuhkan kesungguhan,

ketekunan dan kesabaran.

f

Page 173: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 5 7 -

102Harmonis dengan Semesta

F

Alam semesta ada dalam suatu keseimbangan daya-daya yang sempurna;dengan demikian, selama Anda merupakan

bagian integral dari keseimbangan daya-daya sempurna ini, Anda akan tahu bagaimana seharusnya Anda melakoni hidup Anda dalam kehidupan ini. Anda tidak bisa setiap waktu merusak hukum semesta ini. Anda haruslahselaras, harmonis dengan hukum kosmis ini, yangadalah Samatva, atau distribusi prilaku yangsetara. Di dalam Bhagavad Gita, yogadidefinisikan sebagai Samatva. Harmoni adalah yoga. Bhagavan Sri Krishna, bersabda: ‘Samatvam Yoga Uchyate’ [Gita 2-48]. Harmoni, seimbangdan selaras, itulah yang disebut yoga.

Akan tetapi apakah harmoni itu? Harmoni tiada lain dari kesesuaian dengan kosmos. Bilamana Anda sedemikian bersesuaian dengan alam semesta, Anda disebut ada dalam harmonidengan semesta. Akan tetapi bilamana terjadi kegagalan persesuaian dengannya, maka Anda terlempar ke luar sebagai individu.

Page 174: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 5 8 -

Bilamana kita bisa, dengan hasrat yang teguh dan

kekuatan konsentrasi, memvisualisasikan dunia

secara essensial berkaitan dengan kesadaran kita,

kita secara otomatis akan ada dalam status

meditatif.

_____________________ Dipetik dan disadur dari Yoga, Meditation and Japa Sadhana

karya Sri Swami Krishnananda.

f

Page 175: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 5 9 -

103Melampaui Batin Meditatif

F

Batin meditatif adalah batin yang jernih, batin yang jernih amat disukai oleh inspirasi-inspirasi; berbagai inspirasi muncul dengan

sendirinya secara silih berganti dalam kejernihan batin serupa ini. Oleh karenanyalah, batinmeditatif juga adalah batin inspiratif.

Batin meditatif bukanlah batin yang terpusatatau batin yang sedang memusatkan perhatian pada suatu objek eksternal maupun internal tertentu. Ia telah selangkah lebih maju, lebihtinggi, lebih halus. Ketika suasana internal ini tercapai, tak ada lagi pemisahan antara yang memusatkan pikiran, pikiran yang terpusat, dan yang menjadi objek pemusatan. Ketiganya lebur dalam suatu kesatuan; inilah batin meditatif (dhyana).

Pada mulanya, pemusatan (dharana) memang masih perlu diupayakan, dilatih dan dibiasakan. Namun, bila pikiran telah sedemikian rupaterlatih, terbiasakan, maka ia seolah-olah takperlu lagi diupayakan; ia berjalan secara otomatis.

Page 176: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 6 0 -

Ia bisa teralami atau dicapai dimana dan kapan saja. Jadi tak perlu lagi ruang khusus dan waktu khusus untuk itu.

Inspirasi-inspirasi yang dimaksudkan disini, boleh saja berupa inspirasi-inspirasi keduniaan, seperti ‘pengertian umum’-nya. Namun, dalam konteksini, kita tak membicarakannya disini. Inspirasi-inspirasi yang kita maksudkan disiniadalah inspirasi-inspirasi luhur, yang juga seringkali disebut sebagai pawisik, bahkan wahyu. Ia tidak saja berupa sejenis komunikasi satu-arah, dimana Anda sebagai pihak yang pasif, hanya menerima saja, namun juga bisa dua-arah, komunikasi interaktif. Kesadaran-mental (bukan kesadaran-ragawi) Anda disini bisa sepenuhnya utuh; artinyaAnda bukannya dalam kondisi ‘tidak-sadarkan diri’, seperti orang yang kesurupan atau kemasukan ‘rokh’ tertentu lain atau kerauhan. Kendali kesadaran sepenuhnya ada pada Anda, bukan pada ‘makhluk lain’ itu.

Disini saya masih menyebut kesadaran itu sebagai kesadaran-mental, bukannya kesadaran-spiritual. Kenapa? Karena, kendati hingga derajat tertentu pikiran dan perasaan (manah) Anda sudah tidak (begitu) aktif lagi, namun kecerdasan (buddhi) Anda masih bekerja. Inilah yang memungkinkan komunikasi interaktif itu berlangsung. Anda bisa bertanya dan menjawab pertanyaan (tentu tidak secara verbal) disini. Dalam kondisi seperti ini, ada komponen mental sadar Anda masih bekerja.

Page 177: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 6 1 -

Oleh karenanyalah, ia saya sebut kesadaran-mental dan membedakannya dengan kesadaran-spiritual, yang seringkali disebut sebagai alambawah-sadar dan supra-sadar, bahkanmelampaui keduanya.

Dalam dua bentuk kesadaran-spiritual ini —bawah-sadar dan supra-sadar— komunikasi tak terjadi lagi. Anda hanya berdiri sebagai ‘yang menyadari, yang mengetahui, yang mengerti,yang memahami, yang merasakan, yang menyaksikan’. Namun disini, apa-apa yang disaksikan, diketahui, dipahami, dirasakan, dimengerti, disadari, masih terasa sebagai sesuatu yang terpisah dari Anda, sebagai yang di luarAnda, sebagai yang bukan Anda. Namun ia tidaklah sama-sekali di luar dan sedemikian jauhnya untuk dapat disaksikan dengan sebaik-baiknya, dialami dengan sebaik-baiknya. Dan, sementara itupun Anda masih sepenuhnya sadar dan dalam kendali.

Nah ... ketika mulai ‘menyentuh’ alam yang melampaui supra-sadar inilah terjadi peleburan segala bentuk kesadaran, bila boleh disebut demikian. Mungkin ini dapat dibandingkan dengan apa yang disebutkan oleh MandukyaUpanishad sebagai ‘tidur-lelap tanpa mimpi’ atauSushupta pada. Namun ada perbedaan fundamental disini, yakni Anda tidak bisa disebut tidur, seperti dalam pengertian umum. Anda tak juga jatuh tertidur, layaknya dalam meditasi yang disebut tamasik.

Page 178: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 6 2 -

Anda tetap tegak dalam postur sediakala, kepala

Anda saja sama-sekali tak terkulai apalagi rebah,

kendati sesungguhnya tubuh ini sepenuhnya

tertidur. Bila Anda jatuh tertidur, kesadaran Anda

seolah-olah terengut paksa dan Anda sama-sekali

disini tak ada kesengajaan untuk jatuh tertidur,

namun itu serta-merta saja terjadi di luar

kemampuan Anda untuk menolaknya. Yang ini

bukan seperti itu.

Disini tak ada lagi apa yang disebut dengan ‘yang menyadari’, ‘yang disadari’, ‘pengalaman menyadari’ itu sendiri, bahkan kesadaran itu sendiri. Namun Anda bukannya tak sadarkan diri, layaknya pengertian umum. “Merasa ada” Anda musnah disini, ia sepenuhnya melebur dengan “Keberadaan Sejati” itu sendiri.Dapatkah Anda bayangkan bagaimana kondisi ini? Kondisi yang tak terkondisi ini? Tidak; Anda tak dapat membayangkannya sebelum Anda benar-benar mengalaminya sendiri. Kendati, seandainya Anda pernah mengalaminya, Andapun masih mengalami kesulitan besar untuk mengungkapkannya dengan setepat-tepatnya. Paling-paling Anda hanya akan bisa mengatakannya, ‘seperti ini’ atau ‘seperti itu’ maupun ‘bukan seperti ini’ dan ‘bukan sepertiitu’.

Page 179: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 6 3 -

Anda hanya akan bisa mengandaikannya, dan berupaya untuk mengandaikannya setepat mungkin sepanjang masih bisa dimengerti. Ia sesungguhnyalah tak terbayangkan dan oleh karenanya tak terkatakan. Semasih kita bisa mengatakannya, maka Ia bukanlah yang terkatakan itu.

Bila ditanyakan berapa lama kita bisa mengalaminya? Ini sangat relatif; bisa beberapa detik saja namun bisa juga beberapa jam. Bahkan (konon) ada yang mengalaminya berhari-hari. Relatif. Pada dasarnya, kesadaran terhadap segala sesuatu —seperti dalam keadaan jaga maupun bermimpi— termasuk waktu, ‘tidak hadir’ disini (untuk tidak menyebutnya sirna). Terkadang kita mendengar beberapa ungkapan-ungkapan tentang itu, seperti kebahagiaan yang tak terbandingkan, kekosongan absolut,kesunyian atau keheningan yang tiada taranya, dsb ... dsb ... itu hanya masalah pengungkapan semata; pengungkapan dengan ‘meminjam’ kualitas dalam rangka mengambarkan yang tak tergambarkan atau tak terkualitaskan. Jadi sekali lagi, sejauh kita masih bisa mengatakannya,maka Dia bukanlah itu.

f

Page 180: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 6 4 -

104Yang ada dalam Diam

F

Secara fisik Anda boleh jadi diam, tiada

bergeming dan bungkam seribu bahasa. Tapi

secara mental… malah sangat riuh. Diam-nya

meditasi adalah diam-nya keheningan yang

dalam, yang damai, yang terang dan amat sangat

jernih. Gejolak pikiran dan perasaan Anda benar-

benar reda. Saat ini pencerapanpun seakan-akan

berhenti untuk memberi peluang pada Sang Saksi,

Yang Mengetahui Semua.

Nah … saat inilah yang ada hanyalah Yang Ada,

yang nyata hanyalah Yang Nyata.

f

Page 181: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 6 5 -

105Bertemu dalam Diam

F

Bilamana Anda telah mengikuti penyelidikan

tentang ‘apa itu meditasi’ ini, dan mengerti

seluruh proses berpikir, Anda akan dapati

bahwa pikiran bisa sepenuhnya diam. Di dalam

ke-diam-an totalnya ini, tidak ada lagi si

pengawas, tak ada yang diawasi, dan oleh

karenanya tak ada sama-sekali yang mengalami;

tidak ada entitas yang menyertai pengalaman,

yang merupakan aktivitas dari sebentuk batin

yang terpusat pada dirinya (self-centred). Jangan

katakan, “Itulah samadhi” yang adalah omong-

kosong, sejauh Anda hanya menirukan dari apa

yang pernah Anda baca tentang itu di sementara

buku, dan bukan merupakan temuan Anda

sendiri. Ada perbedaan yang sangat besar antara

kata-kata dengan yang dikatakan itu. Kata

bukanlah yang dikatakan; kata pintu bukan pintu

itu sendiri.

Page 182: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 6 6 -

Jadi, bermeditasi adalah untuk membersihkan

batin dari aktivitasnya yang hanya terpusat pada

dirinya sendiri. Dan bilamana Anda telah sampai

sejauh ini dalam meditasi, Anda akan temukan

disana ada diam, hening, sebentuk ‘kekosongan

total’. Disini, batin tidak terkontaminasi oleh

lingkungan sosial; ia tak lagi menjadi sasaran

pengaruh apapun, sasaran penekanan dari nafsu-

keinginan manapun. Ia sepenuhnya sendiri,

menyendiri, tiada tersentuh, dan ia benar-benar

polos (innocent). Oleh karenanyalah hadir suatu

peluang bagi yang tanpa waktu, yang abadi,

untuk bermanifestasi.

Keseluruhan proses ini tiada lain adalah meditasi.

_____________________Dipetik dan diinterpretasikan dari bagian Book of Life edisi

website Krishnamurti Foundation of America.

f

Page 183: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 6 7 -

106Kedamaian dan Kebahagiaan Halus

F

Batin yang mencari, mendamba, —seberapa

terasa menyenangkannyapun pencarian itu—

bukanlah batin yang tenteram. Ia bergejolak

dan karenanya penuh konflik.

Ketika Anda menemukan apa yang Anda cari

selama ini, yang Anda dambakan selama ini,

maka pencarianpun berakhir seketika itu juga.

Ketika ia berakhir itulah Anda akan merasakan

ketenteraman, kedamaian dan kebahagiaan

halus dari meditasi.

Nah ..., ketika itu, apapun yang Anda lihat, Anda

dengar, Anda rasakan adalah keindahan itu.

Keindahan itu tak ada di luar sana lagi, pada

objek-objek keinginan itu, melainkan tepat disini.

Dan kedamaian dan kebahagiaan ini hanya akan

Anda rasakan saat berakhirnya semua pencarian

Anda, pengejaran-pengejaran Anda selama ini.

f

Page 184: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI- 1 6 8 -

107Cerahnya, “Oh... Ya....”

F

Manakala kita menemukan jawaban atas

satu pertanyaan mendasar yang selama ini

kita renungkan, kitapun berseru: “Oh

… Iya!”, dalam suatu kegairahan yang sulit Anda

lukiskan. Saat ini Anda seolah-olah tiba-tiba

diterangi, dimana kegelapan sebelumnya seketika

sirna.

Perenungan, kontemplasi meditatif, mengantarkan

Anda pada seruan itu, pada mana Anda

merasakan hadirnya sebentuk kecerahan yang sulit

dilukiskan dengan kata-kata.

f

Page 185: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

108 TIPS RENUNGAN MEDITASI - 1 6 9 -

108Akhir dari Meditasi

F

Dalam status batin meditatif, sesungguhnya meditasi itu sendiri telah berakhir. Disini terjadi panunggalan antara sang meditator,

yang dimeditasikan dan meditasi itu sendiri. Inilah Samadhi itu. Inilah akhir dari meditasi itu, yang juga merupakan pengejawantahan dan realisasi diri seperti yang banyak diucapkan orang-orang, hanya sebatas kata-kata itu.

Sebelum itu benar-benar tercapai, semasih Andadalam proses penyatuan itu, meditasi merupakan “tiket” Anda satu-satunya. Anda bolehmenyimpan tiket itu seusai menyaksikan sebuah pertunjukan, namun kini ia tidak lagi sepenting sebelumnya. Ia kini hanya sebuah catatan kenangan, sebuah dokumen dari pengalaman dalam pendakian spritual Anda.

Manakala antara yang mengetahui, pengetahuan dan proses pengetahuan itu sendiri telah menyatu dalam satu entitas tunggal, apakah semua sedemikian berartinya lagi? Pada saatnya, kitasemua akan menjawab: Tidak! Arti hanya bermakna bagi dirinya sendiri.

f

Page 186: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Bila bisa menjaga tataran mentalsenantiasa seimbang dan harmonis,setiap saat Anda bisa ada dalam

kondisi batin meditatif.

~ anonymous 171107-02.

Page 187: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Daftar Donatur & Pemesan

Keberhasilan penyuntingan kembali, pencetakan-ulang dan pendistribusian buku ini tak lepas dari dukungan dan partisipasi dari para donatur dan pemesan dibawah ini; untuk itu kami, Anatta~Gotama Foundation, mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Nama / Alamat Besar Donasi/ Pesanan

Agung Budi Nugroho.Serpong.

500.000,-

Alm. Ida Ayu Kade Manik.Buleleng, Bali.

1.000.000,-

Alm. Ida Gede Oma.Buleleng, Bali.

1.000.000,-

Alm. Nardam.Jakarta.

200.000,-

Atjih Suwarsih.Jakarta.

200.000,-

Bambang Basuki.Jakarta.

100.000,-

Cakra Wijaya.Cilacap.

500.000,-

Diani Trisnowati.Jakarta.

200.000,-

Dimas Willian Witjaksono.Jakarta.

200.000,-

Page 188: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Nama / Alamat Besar Donasi/ Pesanan

Eko Sanjoto.Jakarta.

2.000.000,-

Emran S.Jakarta.

1.000.000,-

Evi Dona.Jakarta.

300.000,-

Giras Gendrasena.Jakarta.

200.000,-

Herman Adriansyah.Palembang.

200.000,-

Ida Ayu Kade Gienanda Putri.Jakarta.

500.000,-

Ida Ayu Putu Wiena Vedasari.Buleleng, Bali.

500.000,-

Ida Bagus Dharma PradiptaBhuwana.Jakarta.

500.000,-

Imam Sudrajat.Pemalang.

250.000,-

Janni Wijaya.Jakarta.

1.000.000,-

Jeane Murwani.Jakarta.

100.000,-

Jocelyn Tjandra.Jakarta.

300.000,-

Lanang Wira Atmaja.Tanah Bambu, Kalsel.

150.000,-

Page 189: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Nama / Alamat Besar Donasi/ Pesanan

Ni Made Oka Arpini Kusuma.Kupang.

500.000,-

Nicolaos Denny.Jakarta.

100.000,-

Nursaeni.Jakarta.

200.000,-

Padmimurti Surya.Jakarta.

250.000,-

Rusnari.Blitar.

200.000,-

Samudera Megatama; PT.Jakarta.

200.000,-

Samudra Batara S; PT.Jakarta.

1.500.000,-

Suhardi.Jakarta.

500.000,-

Tinoring Bhakti Persada; PT.Jakarta.

2.000.000,-

Wied Harry.Bogor.

500.000,-

Yogananda Krishnaji.Jakarta.

200.000,-

Yudha Pratama.Jakarta.

200.000,-

f

Page 190: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Buku-buku yang telah kami terbitkan:

1. 108 Tips Renungan Meditasi [2009],

2. Di Kaki Padma Sang Guru Sejati [2010],

3. Meditasi Berkas Cahaya Kesadaran: Segera Gelar Fondasinya! [2011],

4. Meditasi Berkas Cahaya Kesadaran: Bermeditasilah dengan Baik dan Benar! [2012],

5. Berkas Cahaya Kesadaran: Sadar ... Bangkit ... Berjuang ... dan Bebaslah! [2013], dan

6. Buku ini.

Page 191: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Info Donasi & Pemesanan

Bagi yang berminat, baik sebagai donatur pencetakan dan pendistribusian ataupun sebagai pemesan buku ini, dipersilahkan menghubungi :

• Adji Mudhita - Hp. 0811 93 7277

atau

• Reggie Gie Ciu - Hp. 0816 77 0001

atau via:https://www.facebook.com/groups/BeCeKa/

Terimakasih.

Page 192: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition

Daftar Kontak Anatta~Gotama Foundation Bali

Saudara-saudari yang budiman,guna mendapatkan buku-buku terbitan kami, silahkan hubungi kontak-kontak kami yang terdekat dengan tempat-tinggalnya berikut:

* Medan dan sekitarnya: Komang Agus Aryawan / [email protected] / 085936118499.* Batam dan sekitarnya: Cayzein Okinawa Chen / [email protected] / 08192032656.* Padang dan sekitarnya: Iskandar Effendi / [email protected] / 087895476376. * Jakarta dan sekitarnya: Adji Mudhita / [email protected] / 0811937277. * Tangerang dan sekitarnya: Reggie / [email protected] / 0816770001. * Bekasi dan sekitarnya: Nengah Suijaya / [email protected] / 08129575132. * Semarang dan sekitarnya: Yudi Prastiawan / [email protected] / 08156521212.* Yogyakarta dan sekitarnya: Aris Widodo / [email protected] / 08176099320. * Pekalongan & Pemalang dan sekitarnya: Imam Sudrajat / [email protected] / 081326536599. * Solo dan sekitarnya: Galih Anggoro Getih / [email protected] / 081339392313. * Surabaya dan sekitarnya: Ikha Kurniawan / [email protected] / 0816596909.* Malang dan sekitarnya: Susie Gigih Sutata / [email protected] / 0817383009. * Denpasar dan sekitarnya: Sekretariat AGF / [email protected] / 0361 228434; dan Nengah Widnyani Suwita / [email protected] / 081805383836.* Bontang dan sekitarnya [Kaltim]: Kadis Satria / [email protected] / 081253463996.* Kupang dan sekitarnya: Ibu Oka Arpini / [email protected] / 081339434255. * Khusus peminat yang berdomisili di luar-negeri : Reggie / [email protected] / 0816770001.

Semoga informasi ini bermanfaat adanya.

f

Page 193: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition
Page 194: 108 Tips Renungan Meditasi - Revised Edition