Oleh : Retno Tunjungsari Pembimbing : dr. Agus Sudomo Sp.S(K )
repository.usd.ac.id · 1. Tuhan Yesus atas kasih, kekuatan, kemampuan dan penyertaan-Nya dalam...
Transcript of repository.usd.ac.id · 1. Tuhan Yesus atas kasih, kekuatan, kemampuan dan penyertaan-Nya dalam...
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN STROKE RAWAT INAP DI UNIT STROKE RSUD BANYUMAS
JANUARI-APRIL 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yemima Hariyono
NIM : 068114160
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
ii
EVALUASI PENGOBATAN PASIEN STROKE RAWAT INAP DI UNIT STROKE RSUD BANYUMAS
JANUARI-APRIL 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Yemima Hariyono
NIM : 068114160
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
iii
iv
v
Dedicated to:
Jesus Christ, Papa, Mama, Engkong, Emak, Emak Tegal,
Ruth, Karen and You.
vi
vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat kasih dan
anugerah-Nya di tahun 2010 sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
” EVALUASI PENGOBATAN PASIEN STROKE RAWAT INAP DI UNIT
STROKE RSUD BANYUMAS TAHUN 2010 (JANUARI-APRIL)”. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus atas kasih, kekuatan, kemampuan dan penyertaan-Nya dalam
sepanjang hidup penulis.
2. Kedua orang tua penulis, Alm. Dr Tjipto Harijono, Sp.S dan Ayke
Liobawati Oswari atas doa, kasih, pengorbanan, kesabaran, dan
nasehatnya. Dan, maaf karena papa tidak sempat melihat skripsi ini.
3. Direktur dan staff RSUD Banyumas, atas kesediannya dalam membantu
proses terbentuknya skripsi ini.
4. Pak Ipang Djunarko M.Sc., Apt, Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta .
5. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt, Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan dukungan, perhatian, semangat, bimbingan dan pengarahan
kepada penulis.
6. Dosen penguji, M. Wisnu Donowati., M.Si., Apt, dan dr. Fenty M.Kes.,
SpPK yang telah bersedia menguji skripsi penulis dan memberikan saran
dan kritik yang membangun sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
viii
7. Ruth Dwi Utami Hariyono dan Karen Tri Septiyani, adik-adikku tersayang
yang selalu menyemangati penulis.
8. Timotius Oswari dan Sulistyani Soedirgo, kakek dan nenek penulis di
Purwokerto atas doa dan kasihnya.
9. Haryanti, nenek penulis di Tegal atas doa dan kasihnya.
10. Keluarga besar Hariyono dan Oswari atas doa dan dukungannya.
11. Dr. Laksmi, Sp.S terima kasih atas waktu dan kesediannya untuk diskusi.
12. Para dosen, laboran dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
13. Lita, Ryan, Atika, Valida, Joice, Grace, KD, Yensi, Dinar, Frida dan
Winda atas kerjasama, semangat, dukungan, kesabarannya dan bantuan
dalam proses pembuatan skripsi ini.
14. Anak-anak kost Amakusa: Dian, Uut, Dewi, Ting-ting, Reta, Lia Udin,
Adel, Ci Ita, Meili, Yohana, Metri, Herta, Bertha, Mieke, Citra, Anna,
Ratih, Putri, Rina, Sevi, Cynthia dan Agnes.
15. Sahabat-sahabatku di Kelas C 2006 dan FKK-B atas kebersamaannya,
dukungan dan sarannya.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih ada kesalahan
dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.
Oleh karena itu, besar harapan penulis atas saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak terhadap hasil buah karya penulis ini. Semoga skripsi ini dapat
ix
x
xi
INTISARI
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah, dan stroke dapat menyebabkan gangguan fungsional yang merugikan pasien. Salah satu upaya menurunkan angka kematian dan tingkat keparahan gangguan fungsional adalah melalui perawatan khusus secara intensif di unit stroke. RSUD Banyumas merupakan salah satu rumah sakit pemerintah yang memiliki fasilitas Unit Stroke. Pada penelitian ini akan memberi gambaran mengenai pasien Unit Stroke, obat yang digunakan, dan evaluasi Drug Related Problems (DRP) yang terjadi.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif, berdasarkan catatan rekam medik dari pasien stroke Unit Stroke RSUD Banyumas tahun 2010 (Januari-April). DRP yang terjadi dievaluasi dengan analisis SOAP.
Hasil penelitian dari 15 pasien diperoleh 46,67% berumur 45-65 tahun, 60% laki-laki, 60% stroke hemoragik, 80% memiliki riwayat hipertensi, 40% riwayat merokok, 26,7% pernah mengalami stroke sebelumnya dan tingkat kesadaran pasien terbanyak adalah somnolen 53,3%. Obat yang digunakan adalah sitikolin (100%) dari kelas terapi kardiovaskular dan pirasetam (100%) dari kelas terapi sistem saraf pusat (100%). Drug Related Problems yang terjadi: butuh obat 10 kasus, obat tidak efektif 2 kasus, dosis kurang 2 kasus, dosis berlebih 1 kasus, dan reaksi efek samping 7 kasus. Lama masa perawatan pasien terbanyak antara 12-15 hari (5 pasien). Keadaan keluar pasien dari Unit Stroke : 11 pasien membaik dan 4 meninggal. Kata kunci: stroke, drug related problems, unit stroke
xii
ABSTRACT
Stroke is the third rank of disease causes death in Indonesia, after heart
diseases and cancer. Based on 2004 survey, stroke is the number one of killer disease in Public Hospital. Stroke causes neurology problems, that is disadvantage for the patients. Number of death and neurology disorder can solving by intensive hospitalized at Unit Stroke. RSUD Banyumas has Unit Stroke facility. This study will give information about Unit Stroke’s patients, medical treatment and evaluation of Drug Related Problems (DRP).
This study is non experimental study with descriptive evaluative study design which has retrospective charecteristic by looking at the medical record of RSUD Banyumas Stroke Unit in 2010 (January-April). The occured DRPs are evaluated by looking at the treatment of stroke and using analysis SOAP.
The result of this study (15 patients) that precentage of stroke patient 46,67% are 45-65 years old, 60% are man, 60% are hemoragic stroke, 80% have hypertensi stroke, 40% have smoking history, 26,67% have stroke reccurent and the biggest awareness level of patient is somnolen (53,3%). Cithicoline (100%) from Cardiovascular class therapy and piracetam (100%) from Central Nervous System class therapy are the most medicines therapy in stroke treatment. Drug related problems which happen in medication of stroke are need for additional drug therapy 10 cases, ineffective drug 2 cases, dossage too low 2 cases, dossage too high 1 cases, and adverse drug reaction 7 cases. Length of hospitalized in Stroke Unit: <4 days (2 patients), 4-7 days (2 patients), 8-11 days (patients), 12-15 days (5 patients) and 16-19 days (2 patients). The condition of patient when out from Stroke Unit is 11 patients get well and 4 patients death.
Keywords: stroke, drug related problems, stroke unit
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL …………………………………………………........ i
HALAMAN JUDUL ……………………………………………................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………..…........ iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………..... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………......
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................
v
vi
PRAKATA …………………………………………...…………………....... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………................... ix
INTISARI……………………………………...........……….......................... xi
ABSTRACT ………………………………….......……………....................... xii
DAFTAR ISI ……………………………………………............................... xiii
DAFTAR TABEL ……………………………...................………................. xvii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….……….............. xxi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………................ xxii
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………….…………….......... 1
A. Latar Belakang ……………………………………...………….......... 1
1. Perumusan masalah ………………………………...................... 3
2. Keaslian penelitian …………………………………….....…...... 3
3. Manfaat penelitian ……………………………………................ 4
B. Tujuan Penelitian ………………………………………..................... 5
xiv
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ………...............…………………...... 6
A. Stroke …………………………………................................................ 6
1. Sejarah ........................................................................................... 6
2. Definisi……................................................................................... 6
3. Epidemiologi ................................................................................. 7
4. Faktor risiko .................................................................................. 8
5. Klasifikasi……............................................................................... 8
6. Penyebab ....................................................................................... 9
7. Gambaran klinis ............................................................................ 9
8. Patofisiologi ................................................................................... 10
9. Penatalaksanaan terapi stroke akut................................................. 11
10. Hipertensi pada stroke akut ........................................................... 16
11. Hiperglikemia pada stroke akut ..................................................... 18
12. Dislipidemia pada stroke akut ....................................................... 18
13. Kenaikan tekanan intra kranial ...................................................... 19
14. Demam dan infeksi pada stroke akut ............................................ 20
15. Gangguan gastrointestinal pada stroke akut .................................. 20
16. Kejang pada stroke akut ................................................................ 21
B. Drug Related Problems ………………..…………………………...... 21
C. Unit Stroke ........................……………………………………............ 23
D. Keterangan Empiris ................……………………………………...... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………....………….... 26
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .....………………………………...... 26
xv
B. Definisi Operasional ………………………..........……....................... 26
C. Subyek Penelitian .........……………………...…………………….... 28
D. Bahan Penelitian dan Lokasi Penelitian…......…………………......... 28
E. Jalannya Penelitian ……….…..…………………………….........….. 28
1. Persiapan dan Pengumpulan Data ……….…..………......…….... 28
2. Pengolahan Data ……….…..…………….......………………...... 29
3. Evaluasi Kasus .. ……….…..…………….......…………….......... 30
F. Keterbatasan Penelitian ……….…..……………………………........ 30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….…..…………………..…... 31
A. Karakteristik Pasien ............. ……….…..………………………….... 31
1. Umur Pasien ……………………………………………........ 31
2. Jenis Kelamin ........................................................................... 33
3. Jenis Stroke .............................................................................. 34
4. Riwayat Hipertensi .................................................................. 36
5. Riwayat Merokok .................................................................... 37
6. Riwayat Stroke ......................................................................... 38
7. Tingkat Kesadaran Pasien Saat Masuk Unit Stroke................. 38
B. Gambaran Penggunaan Obat ……….…..…………………………... 39
1. Sistem Gastrointestinal ……….…..…………………………..... 38
2. Sistem Kardiovaskular .....…………………………………........ 41
3. Sistem Pernapasan …….…..………………...............………….. 42
4. Sistem Saraf Pusat ......................……….….………………….... 42
5. Sistem Muskoletal ...........................................………………..... 43
xvi
6. Antiinfeksi .........….....……………………………...................... 44
7. Sistem Endokrin dan Metabolik..………………………….......... 44
8. Vitamin dan Mineral ..................................................................... 46
9. Mata .............................................................................................. 46
C. Drug Related Problems .............................. ………………………… 50
D. Gambaran Lama Masa Perawatan dan Keadaan Keluar………....….. 63
1. Gambaran Lama Masa Perawatan ……….…....………………… 63
2. Keadaan Keluar ............................................................................ 63
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .....………………………………... 65
A. Kesimpulan ……….…..…………………………..............…………. 65
B. Saran ……….…..……………………………………………….......... 66
DAFTAR PUSTAKA ……….…..……………………………….........…….. 67
LAMPIRAN ……….…..…………………………………………………… 71
BIOGRAFI PENULIS ……….…..………………………………………… 105
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kriteria pasien stroke yang sesuai terapi rt-PA intravena .... 13
Tabel II. Kriteria eksklusi pasien stroke terhadap terapi rt-PA
intravena ...............................................................................
13
Tabel III. Skala luncur insulin reguler manusia ................................... 18
Tabel IV. Kajian Drug Related Problems ............................................ 21
Tabel V.
Kelas terapi obat dan presentase penggunaannya pada
pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April)……...............................................................
40
Tabel VI.
Obat sistem saluran cerna beserta presentase
penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas
pada tahun 2010 (Januari-April) ...........................................
41
Tabel VII.
Obat sistem kardiovaskular beserta presentase
penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas
pada tahun 2010 (Januari-April)………..............
42
Tabel VIII.
Obat sistem pernapasanbeserta presentase penggunaannya
pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April).................................................………..........
46
Tabel IX.
Obat sistem saraf pusat beserta presentase penggunaannya
pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April).......................................................................
47
xviii
Tabel X.
Obat sistem muskoletal beserta presentase penggunaannya
pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April) ......................................................................
48
Tabel XI.
Obat antiinfeksi beserta presentase penggunaannya pada
pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April).......................................................................
49
Tabel XII.
Obat sistem endokrin dan metabolik beserta presentase
penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas
pada tahun 2010 (Januari-April)...........................................
50
Tabel XIII.
Vitamin dan mineral beserta presentase penggunaannya
pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April).......................................................................
50
Tabel XIV
Obat mata beserta presentase penggunaannya pada pasien
Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April)....................................................................................
51
Tabel XV. Drug Related Problems pada pasien Unit Stroke RSUD
Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April) .........................
51
Tabel XVI.
Drug Related Problems pada pasien yang Butuh Obat di
Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April).....................................................................................
52
Tabel XVII. Drug Related Problems pada pasien yang Obat Tidak
Efektif di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
xix
(Januari-April)...................................................................... 53
Tabel XVIII.
Drug Related Problems pada pasien yang Dosis Kurang di
Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April)...........................……………......................................
53
Tabel XIX.
Drug Related Problems pada pasien yang Dosis Berlebih
di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April)..............................................................……...............
53
Tabel XX.
Drug Related Problems pada pasien yang Reaksi Efek
Samping di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April)..........………….............................................
54
Tabel XXI.
Drug Related Problems pada pasien kasus 2 yang
mengalami: Obat tidak efektif dan Reaksi efek samping
obat di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April) ......................................................................
56
Tabel XXII.
Drug Related Problems pada pasien kasus 4 yang
mengalami: Obat Butuh obat, dan Dosis Kurang di Unit
Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April).....................................................................................
57
Tabel XXIII.
Drug Related Problems pada pasien kasus 5 yang
mengalami: Reaksi efek samping obat di Unit Stroke
RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April)....................................................
58
Tabel XXIV. Related Problems pada pasien kasus 6 yang mengalami:
xx
Butuh obat di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun
2010 (Januari-April)..............................................................
59
Tabel XXV.
Drug Related Problems pada pasien kasus 9 yang
mengalami: Butuh Obat di Unit Stroke RSUD Banyumas
pada tahun 2010 (Januari-April)............................................
60
Tabel XXVI.
Drug Related Problems pada pasien kasus 11 yang
mengalami: Butuh Obat di Unit Stroke RSUD Banyumas
pada tahun 2010 (Januari-April)...
61
Tabel XXVII.
Drug Related Problems pada pasien kasus 12 yang
mengalami: Butuh Obat, dan Dosis kurang RSUD
Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
……………………………..................................................
62
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Presentase Pasien Unit Stroke Berdasarkan Kelompok Umur di RSUD Banyumas Tahun 2010 (Januari-April)..
32
Gambar 2. Presentase Pasien Unit Stroke Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)……..........................................................
33
Gambar 3. Presentase Pasien Unit Stroke Berdasarkan Jenis Stroke di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April).................................................................................
35
Gambar 4. Presentase Pasien Dengan Stroke Hemoragik di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)…………....
35
Gambar 5. Presentase Pasien Unit Stroke Dengan Riwayat Hipertensi di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)......………………………...………….....
36
Gambar 6. Presentase Riwayat Pengobatan Hipertensi Pasien Stroke di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)……………………………...................................
37
Gambar 7. Presentase Pasien Unit Stroke dengan Riwayat Merokok di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)…………………………........................................
37
Gambar 8. Pasien Unit Stroke Dengan Riwayat Stroke Sebelumnya di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)………………........................................................
38
Gambar 9. Tingkat Kesadaran Pasien Saat Masuk Unit Stroke di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)…………………………………............................
39
Gambar 10. Lama Masa Perawatan Pasien di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April).....................
63
Gambar 11. Keadaan Keluar Pasien Dari Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)….................
64
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI GANGGUAN PEREDARAN DARAH OTAK (STROKE)(STANDAR PELAYANAN MEDIS 2009) RSUD BANYUMAS........................................
71
Lampiran 2.
Data Pasien Unit Stroke RSUD Banyumas 2010 (Januari-April) …...........……………………………..
74
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian RSUD Banyumas ........... 105
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Stroke bukanlah sebuah penyakit baru, melainkan merupakan masalah
kesehatan yang sudah lama sekali dikenal di dunia kedokteran. Namun demikian
hingga kini stroke masih menjadi masalah kesehatan yang serius dan belum dapat
diturunkan angka kejadiannya secara signifikan (Wahjoepramono, 2005).
Amerika Serikat, stroke menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama yang
menyebabkan kematian. Posisi di atasnya dipegang penyakit jantung dan kanker.
Sementara itu, di Eropa, di jumpai 650.000 kasus stroke tiap tahunnya. Di Inggris,
stroke juga menempati urutan ketiga (Sutrisno, 2007).
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan
setelah jantung dan kanker. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena
stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya
mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya
mengalami gangguan fungsional berat. Menurut Yayasan Stroke Indonesia
(Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di
Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi
muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya
tingkat produktivitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi
keluarga (Anonim, 2008).
2
Salah satu upaya menurunkan angka kematian dan tingkat keparahan
gangguan fungsional adalah melalui perawatan khusus secara intensif di unit
stroke. Budiastuti dkk (2002), telah melakukan meta-analisa terhadap enam
penelitian tentang manfaat unit stroke hasilnya kematian awal penderita stroke
yang dirawat di unit stroke lebih rendah daripada yang dirawat di bangsal (cit.,
Gofir, 2009). Dalam unit stroke farmasis memiliki peranan yaitu melihat ulang
kembali daftar harian obat-obatan untuk kepastian keamanan, rasional serta terapi
yang efektif yaitu ekonomis dan tepat (Soertidewi, 2007).
RSUD Banyumas adalah institusi kesehatan milik pemerintah kabupaten
Banyumas yang merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat
sertifikat akreditasi penuh tingkat lengkap dari Departemen Kesehatan RI pada
tahun 2004. Stroke juga merupakan penyakit dengan tingkat hunian rumah sakit
terbanyak di bawah penyakit gangguan mental (Sutrisno, 2007). Di RSUD
Banyumas jumlah pasien rawat inap kasus stroke berada di posisi ke-14 (434
kasus) sedangkan stroke hemoragik pada posisi ke-15 (310 kasus) berdasarkan
data dari dua puluh besar diagnosa rawat inap tahun 2009. Jika dilihat dari jumlah
keseluruhannya stroke berada diurutan ke-5. Pelayanan stroke di RSUD
Banyumas meliputi: Unit Stroke dan bangsal inap untuk merawat pasien yang
terdiagnosis stroke. Penelitian di Unit Stroke masih jarang dilakukan, hal ini
mendorong penulis untuk mengadakan penelitian di Unit Stroke.
3
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut.
a. Seperti apa karakteristik pasien stroke rawat inap di Unit Stroke RSUD
Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April) meliputi umur, jenis kelamin,
jenis stroke, riwayat hipertensi, riwayat merokok, riwayat stroke dan tingkat
kesadaran saat masuk ?
b. Seperti apa gambaran penggunaan obat pada penyakit stroke di Unit Stroke ?
c. Pada obat yang digunakan, apakah terdapat drug related problems yang
meliputi:
1) butuh obat (need for additional drug therapy) ?
2) tidak butuh obat (unnecessary drug therapy) ?
3) obat yang tidak efektif (ineffective drug) ?
4) dosis kurang (dosage too low) ?
5) dosis berlebih (dosage too high) ?
6) reaksi efek samping obat (adverse drug reaction) ?
d. Berapa lama masa perawatan dan seperti apa keadaan pasien stroke rawat inap
saat keluar dari Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April) ?
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai kasus stroke sudah banyak dilakukan, seperti pola
pengobatan penyakit stroke (Kristanto, 2001), kajian peresepan dan biaya
pengobatan (Santi, 2002) pada pasien rawat inap di RS Panti Rapih Yogyakarta
4
periode 1999. Kajian peresepan pada pasien stroke iskemik RS Panti Rapih
Yogyakarta periode 2003 (Bharoto, 2005). Evaluasi Drug Related Problems
pasien stroke RS Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005 (Krismayanti, 2007).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah peneliti lain
melakukan penelitian di rumah sakit yang belum memiliki fasilitas Unit Strokes
sedangkan penelitian ini dilakukan di RSUD Banyumas (Jawa Tengah) yang
sudah memilikki Unit Stroke dan peneliti berfokus pada pasien Unit Stroke saja.
Penelitian di Unit Stroke RSUD Banyumas pernah dilakukan dengan
kajian obat neuromuskular (Valida, 2010) dan kajian obat saluran napas dan
saluran cerna (Septiana, 2010). Pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap
semua jenis kajian obat dan sampel yang digunakan berbeda dengan penelitian
sebelumnya.
3. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberi referensi dan informasi
untuk penyusunan standar pelayanan medik dalam pengobatan pasien Unit Stroke
di rumah sakit khususnya RSUD Banyumas. Diharapkan dapat memberikan
gambaran bagi pembaca yang ingin mengetahui bagaimana pengobatan pasien
stroke terutama yang dirawat di Unit Stroke dan contoh-contoh kejadian drug
related problems yang terjadi pada pasien stroke.
5
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diharapkan akan memberi informasi mengenai penggunaan obat-obatan
dan Drug Related Problems yang terjadi pada penderita stroke di Unit Stroke.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik pasien stroke rawat inap di Unit Stroke RSUD
Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April) meliputi umur, jenis kelamin,
jenis stroke, riwayat hipertensi, riwayat merokok, riwayat stroke dan tingkat
kesadaran saat masuk.
b. Mengetahui gambaran penggunaan obat penyakit stroke pada pasien stroke
rawat inap di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April).
c. Mengetahui hasil evaluasi Drug Related Problems obat-obatan pada pasien
stroke rawat inap di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April).
d. Memberi informasi berapa lama masa perawatan dan keadaan keluar pasien
stroke rawat inap di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April)
6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Stroke
1. Sejarah
Gejala stroke pertama kali dikenal oleh Hippokrates pada 2400 tahun yang
lalu. Hippokrates menyebutnya dalam bahasa Yunani: apopleksi (tertubruk oleh
pengabaian). Faktanya penderita stroke mengalami kelumpuhan secara tiba-tiba
dan perubahan pola hidup.
Pada abad pertengahan tahun 1600, peneliti Jacob Wepfer menemukan
beberapa pasiennya meninggal dengan kelumpuhan dan perdarahan di otak. Ia
juga menemukan sejumlah penyumbatan pembuluh darah di otak yang
menyebabkan apopleksi. Pada tahun 1928, sejumlah peneliti menyimpulkan
apopleksi adalah gangguan pembuluh darah di otak, sehingga akhirnya dikenal
dengan penyakit cerebrovascular atau kita kenal sebagai stroke (Sutrisno, 2007).
2. Definisi
Menurut Warlow, stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala
dan atau tanda klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa gangguan
fungsional otak fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali
ada intervensi bedah atau membawa kematian), yang tidak disebabkan oleh sebab
lain selain penyakit penyebab vaskuler. Definisi ini mencakup stroke akibat infark
otak (stroke iskemik), perdarahan intraserebral (PIS) non traumatik, perdarahan
intraventikuler dan beberapa kasus perdarahan subarakhnoid (cit., Gofir, 2009).
7
Berdasarkan American Stroke Association, stroke merupakan salah satu
tipe gangguan pada kardiovaskular yang mempengaruhi arteri yang menuju dan
yang berada pada otak. Stroke timbul ketika aliran darah yan membawa oksigen
dan nutrisi ke otak dihalangi oleh sebuah gumpalan. Akibatnya, ada bagian pada
otak yang tidak dialiri oleh darah sehingga dapat mengakibatkan kelumpuhan.
3. Epidemiologi
Amerika Serikat, stroke menduduk peringkat ke-3 sebagai penyebab
kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Setiap tahunnya 500.000 orang
Amerika terserang stroke, 400.000 orang terkena stroke iskemik dan 100.000
orang menderita stroke hemoragik, dengan 175.000 orang diantaranya mengalami
kematian (Gofir, 2009).
Pada populasi orang Asia dan orang berkulit hitam, dikatakan insiden
stroke iskemik 60-70% dari seluruh kasus stroke. Di Indonesia stroke termasuk
penyebab kematian utama (Wahjoepramono,2005). Menurut data Riskesdas
Depkes RI, 2007 bahwa penyebab kematian utama untuk semua umur adalah
stroke (15,4%), TB (7,5%), Hipetensi (6,8%). Stroke iskemik memilikki
presentasi paling besar yaitu sebesar 80%. Pada kasus stroke hemoragik: 75%
stroke hemoragik intraserebral dan 25% stroke hemoragik subarakhnoid
(Wahjoepramono, 2005).
American Heart Association pada tahun 2006 menyebutkan prevalensi
stroke pada laki-laki 1,25 kali lebih besar dibandingkan perempuan, sehingga laki-
laki kemungkinan besar berpeluang untuk terkena stroke daripada perempuan.
Gofir (2009), mengulas suatu hasil penelitian mengenai jenis kelamin penderita
8
stroke, ditemukan rata-rata kejadian stroke pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki. Faktor risiko hipertensi dan penyakit kardioemboli
berpengaruh pada perempuan. Pemakaian alkohol berlebihan, merokok, dan
penyakit vaskuler perifer pada laki-laki. Wanita diketahui memilikki kecacatan
stroke yang lebih besar.
4. Faktor Resiko
a. Faktor resiko dapat dimodifikasi
Faktor resiko stroke adalah: (1) hipertensi, (2) diabetes melitus, (3)
penyakit jantung, (4) serangan iskemik sepintas (TIA), (5) obesitas, (6) hiper-
agregasi trombosit, (7) alkoholism, (8) merokok, (9) peningkatan kadar lemak
darah (kolesterol, trigliserida, LDL), (10) hiperurisemia, (11) infeksi, (12) lain-
lain. Tidak heran ditemukan penggunaan obat kardiovaskular pada penderita
stroke (Gofir, 2009).
b. Faktor resiko tidak dapat dimodifikasi
Faktor yang termasuk dalam kategori ini adalah usia, jenis kelamin, etnis
dan hereditas (Gofir, 2009).
5. Klasifikasi
Stroke dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu stroke perdarahan
atau hemoragik dan stroke iskemik (Fagan dan Hess, 2005). Keduanya merupakan
suatu kondisi yang berlawanan. Stroke hemoragik kranium yang tertutup
mengadung banyak darah, sedangkan pada stroke iskemik mengalami gangguan
ketersediaan darah pada suatu area di otak (oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan
9
menjadi tidak terpenuhi). Kategori utama pembagian stroke tersebut masih dapat
dibagi lagi menjadi beberapa subtipe lagi (Gofir, 2009).
Perjalanan klinis pasien dengan stroke infark akan sebanding dengan
tingkat penurunan darah ke jaringan otak. Perjalanan klinis ini akan dapat
mengklasifikasikan iskemik serebral menjadi 4, yaitu:
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
b. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
c. Stroke In Evolusiont
d. Complete Stroke Non-Haemmorhagic
Stroke hemoragik juga dibagi dua berdasarkan lokasi serangan yaitu stroke
hemoragik intraserebral dan stroke hemoragik subarakhnoid (Sutrisno, 2007).
6. Penyebab
Menurut Fagan dan Hess (2005), penyebab sroke adalah:
a. Stroke iskemik : penyakit pembuluh darah besar (emboli pada arteri), emboli
pada ateri ke jantung, penyakit pembuluh darah kecil (infark lakuner).
Penyebab jarang terjadi, misalnya infark vena, vaskulopathi, penggunaan obat
tertentu, migrain, dll.
b. Stroke hemoragik : intraserebral primer dan hemoragik subarakhnoid
7. Gambaran Klinis
Stroke dengan jenis patologis apapun dan oleh faktor resiko apapun maka
akan menimbulkan defisit neurologis pada pasien tersebut. Tanda-tanda dan
gejala-gejala yang ditimbulkan oleh adanya stroke tersebut bersifat akut, yaitu
berupa; (1) hemidefisit motorik, (2) hemidefisit sensorik, (3) penurunan
10
kesadaran, (4) kelumpuhan saraf otak fasialis (VII) dan hipoglosus (XII) yang
bersifat sentral, (5) gangguan funsi luhur seperti sulit berbahasa (aphasia) dan
gangguan fungsi intelektual (demensia), (6) buta separo lapang pandangan
(hemianopsia), dan defisit batang otak (Setyopranoto, 2007).
8. Patofisiologi
a. Stroke Iskemik
Sekitar 85% dari semua stroke disebabkan oleh stroke iskemik atau infark.
Stroke infark pada dasarnya terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak. Pada
keadaan normal, aliran darah ke otak adalah 58 ml/100 gram jaringan otak/menit.
Bila hal ini turun sampai 18 ml/100 gram jaringan otak/menit maka aktivitas
listrik neuron terhenti tetapi struktur sel masih baik, sehingga gejala klinis masih
reversibel. Penurunan aliran darah ini jika semakin parah dapat menyebabkan
jaringan otak mati, yang disebut sebagi infark. Jadi, infark otak timbul karena
iskemik otak yang lama dan parah dengan perubahan fungsi dan struktur otak
yang ireversibel (Gofir, 2009).
Mekanisme terjadinya stroke iskemik secara garis besar dibagi dua, yaitu
akibat trombosis atau akibat emboli. Diperkirakan dua per tiga stroke iskemik
disebabkan karena trombosis, dan sisanya karena emboli. Walaupun demikian
untuk membedakan secara klinis patogenesis mana yang terjadi pada sebuah kasus
stroke iskemik tidaklah mudah, bahkan seringkali tidak dapat dibedakan
(Wahjoepramono, 2005).
11
b. Stroke Hemoragik Intraserebral
Stroke hemoragik intraserebral terjadi karena adanya ekstravasasi darah ke
dalam jaringan parenkim yang disebabkan oleh ruptur arteri perforantes dalam.
Kerusakan pembuluh darah ini biasanya akibat dari hipertensi atau kelainan pada
pembuluh darah (Wahjoepramono, 2005).
Hankey dan Less (2001) membagi faktor penyebab stroke ini dalam tiga
kategori, yaitu faktor anatomi, faktor hemodinamik, dan faktor hemostatik. Faktor
anatomi berkaitan dengan penyakit aterial. Faktor hemodinamik berkaitan dengan
kenaikan tekanan darah (misalnya hipertensi). Faktor hemostatik berkaitan dengan
diatesa perdarahan, misalnya penggunan antikoagulan.
c. Stroke Hemoragik Subarakhnoid
Hemoragik subarakhnoid adalah terjadinya ekstravasasi darah ke dalam
ruang subaraknoid dalam sistem saraf pusat (SSP). Hal ini biasanya disebakan
oleh karena trauma/ cedera kepala, umumnya disebabkan oleh rupturnya suatu
aneurisma intrakranial.
Mekanisme terjadinya stroke ini dasarnya tidak berbeda dengan stroke
hemoragik intraserebral, hanya saja lokasi ekstravasasi darah yang melibatkan
ruang subarakhnoid (Wahjoepramono, 2005).
9. Pentalaksanaan Terapi Stroke Akut
Penatalaksanaan terapi pada stroke akut dapat dilihat sebagai berikut.
a. Tujuan terapi
Tujuan terapi adalah mengurangi kerusakan neurologis, mengurangi
mortalitas dan kecacatan dalam waktu yang lama, mencegah terjadinya
12
komplikasi sekunder pada imobilitas dan disfungsi neurologis, mencegah
kekambuhan stroke (Fagan dan Hess, 2005).
b. Prinsip-prinsip manajemen stroke akut adalah :
1) Diagnosis yang cepat dan tepat terhadap stroke
2) Mengurangi meluasnya lesi di otak
3) Mencegah dan mengobati komplikasi stroke akut
4) Mencegah berulangnya serangan stroke
5) Memaksimalkan kembalinya fungsi-fungsi neurologik (Misbach, 2007).
c. Strategi terapi farmakologi
Dalam pemberian terapi farmakologis pada stroke akut, perlu dibedakan
antara stroke iskemik dan stroke hemoragik.
1) Stroke iskemik
a) Trombolisis rt-PA (recombinat tissue-Plasminogen Activator)intravena
Terapi trombolitik intravena dengan tujuan melakukan reperfusi jaringan
otak. Trombolisis rt-PA intravena merupakan pengobatan stroke iskemik akut
yang disetujui oleh FDA sejak tahun 1996 karena terbukti secara ilmiah efektif
membatasi kerusakan otak akibat stroke iskemik (Wahjoepramono, 2005)
Berdasarkan penelitian, pada pasien yang pemberiannya terlambat (lebih
dari 3 jam onset, atau bila waktu awitanyya tidak dapat dipercaya), pemberian
obat ini tidak dianjurkan karena tingginya resiko komplikasi trombolitik.
13
Karakteristik pasien dengan stroke yang memungkinkan terapi rt-PA intravena
adalah sebagai berikut:
Tabel I. Kriteria pasien stroke yang sesuai terapi rt-PA intravena (1) Usia > 18 tahun (2) Diagnosis stroke iskemik menyebabkan defisit neurologis secara klinis jelas (3) Tidak ada stroke atau trauma kepala dalam 3 bulan sebelumnya (4) Tidak ada pembedahan mayor dalam 14 hari sebelumnya (5) Tidak ada riwayat perdarahan intrakranial (6) Tekanan darah sistolik < 185 mmHg (7) Tekanan darah diastolik < 110 mmHg (8) Tidak ada gejala yang menghilang dengan cepat atau gejala stroke yang ringan (9) Tidak ada gejala yang memunculkan dugaan perdarahan subarakhnoid (10) Tidak ada perdarahan gastrointestinal atau perdarahan traktus urinarius dalam 21 bulan sebelumnya (11) Tidak ada pungsi arteri pada lokasi non-compressible dalam 7 hari sebelumnya (12) Tidak ada bangkitan pada saat onset bangkitan (13) Waktu protombin 15 detik atau international normalized ratio <1,7 tanpa penggunaan obat
antikoagulan (14) Waktu parsial protombin dalam rentang normal, jika heparin diberikan selama 48 jam sebelumnya (15) Hitung trombosit > 100.000/mm3 (16) Konsentrasi glukosa darah > 50 mg/dl (2.7 mmol/l) (17) Tidak ada kebutuhan untuk langkah agresif dalam menurunkan tekanan darah hingga batas yang telah
disebutkan di atas (Gofir, 2009).
Tabel II. Kriteria eksklusi pasien stroke terhadap terapi rt-PA intravena (1) Sedang menggunakan antikoagulan oral, waktu protrombin >15 detik atau INR (International
Normalized Ratio) waktu protrombin <1,7 (2) Penggunaan heparin dalam 48 jam sebelumnya (3) Jumlah platelet kurang dari 100.000/mm3 (4) Bukan stroke atau cedera kepala berat 3 bulan sebelumnya (5) Mengalami operasi besar dalam 14 hari sebelumnya (6) Tekanan darah sistolik sebelum pengobatan lebih besar dari 185 mmHg, atau tekanan darah diastolik
lebih besar dari 110 mmHg (7) Perbaikkan cepat gejala neurologik (8) Defisit neurologik terpisah dan ringan seperti hanya ataksia, hanya kehilangan sensoris, hanya
disartri, atau kelemahan minimal (9) Didahului perdarahan intrakranial (10) Kadar gula darah kurang dari 50 mg/dL, atau >400 mg/dL (11) Terjadi bangkitan (seizure) pada awitan stroke (12) Terjadi perdarahan gastrointestinal atau uriner dalam 21 hari sebelumnya (13) Sedang menderita infark miokardial (Gofir, 2009).
b) Antikoagulan
Antikoagulan telah digunakan selama lebih dari 50 tahun untuk menangani
pasien dengan stroke iskemik akut (Wahjoepramono, 2005). Tujuan pemberian
obat ini adalah untuk : mencegah pembesaran trombus dan mencegah progesifitas
defisit neurologik, dan mencegah terjadinya stroke ulang (Setyopranoto, 2006).
14
Ada dua macam antikoagulan, yaitu yang bekerja secara langsung dan yang tidak
langsung, contoh antikoagulan yang bekerja langsung: heparin, heparinoid,
danaproid, hirudin, lepirudin, dan desirudin. Sedangkan antikoagulan yang
bekerja tidak langsung adalah derivat kumarin (Sukandar dkk, 2008).
Pemberian antikoagulan tidak dapat dilakukan sampai ada hasil
pemeriksaan imaging memastikan tidak ada perdarahan intrakranial primer.
Terhadap penderita yang mendapat pengobatan antikoagulan perlu dilakukan
monitor kadar antikoagulan (Anonim, 2007).
c) Antiplatelet agregasi (antitrombosit)
Antiplatelet adalah obat yang digunakan untuk menghambat agregasi
platelet sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukkan trombus yang sering
ditemukan pada sistem arteri (Dewoto, 2009). Obat antiplatelet yang digunakan
adalah: asetosal, dipiridamol, klopidogrel, tiklodipin dan cilostasol.
d) Obat neuroprotektif
Obat ini terbukti pada percobaan binatang dan uji klink fase II dapat
mencegah dan membatasi kerusakkan jaringan otak akibat iskemik dan
mengurangi luas infark yang terjadi, dengan demikian menurunkan angka
kematian dan angka kecacatan (Setyopranoto, 2006). Obat neuroprotektif yang
dianjurkan PERDOSSI (2007) adalah: sitikolin, pirasetam, nicergolin,
naftidrofuril, nimodipin dan neuropeptida.
15
2) Stroke hemoragik intraserebral
a) Terapi hemostatik
Perluasan perdarahan (hemoragik) yang terjadi setelah beberapa saat
setelah serangan sering kali ditemukan. Hal ini disebabkan oleh masih
berlanjutnya proses perdarahan akibat ruptur arteria serebral, terjadinya
perdarahan ulang, maupun perdarahan sekunder di jaringan sekitar hematom. Hal
tersebut berakibat bertambahnya efek masa, pergeseran garis tengah otak,
meningkatnya tekanan intra kranial, memburuknya defisit neurologik, sehingga
meningkatkan mortalitas dan disabilitas. Sehingga diperlukan terapi hemostatik
untuk mencegahnya (Saiful, 2008). Contoh obat yang digunakan adalah : eptacog
alfa (recombinant activated factor VII [rFVIIa], dan asam aminokaproid.
Pada penelitian keempat Mayer et al. (2008) terapi dengan rFVIIa pada
kasus ini terbukti dapat mengurangi hematoma, akan tetapi tidak meningkatkan
suvival atau outcome fungsional setelah stroke intraserebral (Gofir, 2009).
b) Terapi yang berkaitan dengan obat anti koagulan
Obat anti koagulan dapat berperan sebagai faktor pemicu yang menjadikan
stroke hemoragik intraserebral mengalami eksaserbasi atau semakin buruk.
Implementasi dari hipotesis ini dalam terapi stroke hemoragik intraserebral yang
berkaitan dengan pemakain anti koagulan adalah selain menghentikan pemakain
obat anti koagulan dan memperbaikki defisiensi faktor koagulasi secepat
mungkin, juga terapi yang terkait dengan penangan faktor resiko yang mendasari
terjadinya stroke hemoragik intraserebral (Saiful, 2008).
16
Pasien stroke hemoragik intraserebral akibat dari pemakai wafarin harus
secepatnya diberikan fresh frosen plasma atau prothrombic complex concentrate
dan vitamin K. Pada pasien yang memang harus menggunakan antikoagulan maka
pemberian obat dapat dimulai pada hari ke 7-14 setelah terjadinya perdarahan
(Anonim 2007).
3) Stroke hemoragik subarakhnoid
a) Terapi untuk vasospasme
Beberapa hari setelah terjadi stroke hemoragik subarakhnoid terjadi
inflamasi pembuluh darah yang dikelilingi darah subarakhnoid yang
mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah. Femona ini disebut
vasospasme dan menyerang 60%-70% penderita stroke hemoragik subarakhnoid
dan mengakibatkan iskemia simptomatis pada 50% kasus (Anggraeni, 2008).
Pengatasan untuk masalah ini, pasien dapat diberikan nimodipin (Anonim, 2007).
b) Antifibrinolitik
Obat-obat anti fibrinolitik dapat mencegah perdarahan ulang. Obat-obat
yang sering dipakai adalah epsilon asam aminokaproid dengan dosis 36 gram/hari
atau asam traneksamat dengan dosis 6-12 gram/hari (Anonim, 2007).
10. Hipertensi pada Stroke Akut
Hipertensi sering kali dijumpai pada pasien dengan stroke akut. Bahkan
pasien yang sebelumnya dalam kondisi normotensi sekalipun. Peningkatan
tekanan darah pada stroke iskemik akut sesungguhnya merupakan respon dari
jaringan otak yang bertujuan untuk meningkatkan tekanan perfusi otak, agar aliran
darah ke area penumbra pun akan meningkat. Diharapkan dengan berjalannya
17
respon tersebut kerusakan di area penumbra tidak bertambah berat
(Wahjoepramono, 2005). Terdapat dua konsep yang dapat dipakai untuk
manajemen hipertensi pada stroke akut, yaitu: (1) tanpa pemberian obat, (2)
dengan pemberian obat antihipertensi (Setyopranoto, 2007). Penanganan
hipertensi pada stroke hemoragik berbeda dengan stroke iskemik karena tekanan
yang tinggi dapat menyebabkan perburukan edema perihematoma serta serta
kemungkinan perdarahan ulang.
1) Stroke iskemik (berdasarkan Guidelines Stroke 2007)
a) Pada penderita dengan tekanan darah diastolik >140 mmHg (atau >110
mmHg bila akan dilakukan terapi trombolisis) diperlakukan sebagai
penderita hipertensi emergensi berupa drip kontinyu nikardipin, diltiazem,
nimodipin, dan lain-lain.
b) Jika tekanan darah sistolik >220 mmHg dan /atau tekanan darah diastolik
>120 mmHg, berikan labetolol i.v selama 1-2 menit.
c) Jika tekanan darah sistolik <220 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik
<120 mmHg, terapi darurat harus ditunda kecuali adanya bukti perdarahan
intraserebral, gagal ventrikel jantung kiri, infark miokard akut, gagal ginjal
akut, edema paru, diseksi aorta, ensefalopati hipertensi dan sebagainya.
2) Stroke hemoragik intraserebral
a) Tekanan sistolik >230 mmHg atau diastolik >140 mmHg dapat diberikan
nitropruside
b) Tekanan sistolik >180-230 mmHg; atau diastolik >105-140 mmHg; atau
tekanan darah arterial rata-rata 130 mmHg dapat diberikan labetolol,
18
esmolol, enalapril, atau preparat anti hipertensi intravena lainnya yang
pemberiannya dapat secara titrasi seperti diltiazem, lisinopril, dan
verapamil.
c) Tekanan sistolik <180 mmHg atau diastolik <105 mmHg tangguhkan
pemberian antihipertensi
d) Pertahankan tekanan perfusi serebral >70 mmHg (Wahjoepramono, 2005)
11. Hiperglikemia pada Stroke Akut
Penanganan penderita stroke dan diabetes melitus tidak berbeda banyak
dengan penderita dengan nondiabetes, kecuali memerlukan penanganan
hiperglikemianya. Kadar gula darah yang yang dianjurkan adalah 80-140 mg/dL.
Kadar gula yang terlalu rendah juga tidak diharapkan karena apabila kadar gula
darah terlalu rendah juga akan menimbulkan terjadinya penurunan kesadaran yang
terlihat seperti stroke itu sendiri, sedangkan hiperglikemia akan menyebabkan
terbentuknya asam laktat yang lebih banyak yang akan merusak jaringan otak itu
sendiri (Baoezier, 2008). Koreksi segera hiperglikemia dengan insulin subkutan
atau intravena terbukti memperbaikki keluaran pasien (Bustami, 2007). Pemberian
insulin dapat dilihat pada Tabel I
Tabel III. Skala luncur insulin reguler manusia (Anonim, 2007) Gula darah (mg/dL) Dosis insulin subkutan (Unit)
150-200 2 201-250 4 251-300 6 301-350 8 351-400 10
19
12. Dislipidemia pada Stroke Akut
Pada pasien yang mengalami faktor resiko dislipidemia dapat diatasi
dengan pemberian statin. Selain menggunakan statin, pada pasien dengan
hipertrigliseridemia atau kadar HDL-C yang rendah dapat diberikan ezetimibe,
niasin atau gemfibrosil (Gofir, 2009).
13. Kenaikan Tekanan Intra Kranial
Tekanan intra kranial yang normal pada orang dewasa adalah 5-20 mmHg.
Tekanan intra kranial dapat meningkat karena beberapa sebab. Penyebab dapat
bersifat sementara saja, misalnya karena batuk dan bersin yang keras, mengejan
dengan kuat, atau hal lainnya yang menyebabkan tekanan dalam sistem vena
meningkat. Hal patologis yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan intra kranial
yang berbahaya adalah stroke, cedera kepala, ensefalopati hipertensif dan
sebagainya. Pada sroke iskemik, terjadinya edema serebral merupakan penyebab
kenaikan volume otak; sedangkan pada stroke hemoragik, adanya massa
perdarahan jelas akan menambah massa intrakranial (Wahjoepramono, 2005).
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan:
a. Meninggikan posisi kepala 20-30°
b. Posisi pasien hendaklah menghindari penekanan vena
c. Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
d. Hindari hipertermia
e. Jaga normovolemia
f. Pemberian osmoterapi (Anonim, 2007).
20
Zat osmoterapi yang sering digunakan adalah manitol, suatu obat osmotik
intravaskuler yang dapat menarik cairan dari jaringan otak yang mengalami
edema dan yang non edema (Gofir, 2009). Dosis manitol yang dianjurkan 0,25-
0,50g/kgBB (Anonim, 2007), untuk mengendalikan kenaikan tekanan intrakranial.
Diuretik lain (seperti furosemid) dapat digunakan untuk memberikan diuresis
cepat dan berlanjut dengan menurunkan kenaikan intra kranial (Gofir, 2009).
14. Demam dan Infeksi pada Stroke Akut
Demam akan mempengaruhi outcome stroke karena secara eksperimental
demam akan memperluas jaringan infark. Rekomendasi :
a. Atasi suhu tubuh > 37.5°C dengan obat antipiretika, parasetamol 500 mg
b. Berikan antibiotika pada kasus-kasus infeksi (Rasyid dan Soertidewi, 2007).
Infeksi saluran kemih juga cukup sering terjadi pada pasien stroke dan
dapat menyebabkan sepsis pada sekitar 5% pasien. Pneumonia merupakan
penyebab kematian yang cukup sering pada pasien stroke. Hal ini biasanya terjadi
pada pasien dengan imobilisasi atau dengan kemapuan batuk yang menurun.
Pneumonia harus dipikirkan jika timbul demam setelah serangan stroke dan
antibiotik yang sesuai harus diberikan (Wahjoepramono, 2005).
15. Gangguan Gastrointestinal pada Stroke Akut
Penggunaan nasogatric tube dicurigai menyebabkan terjadinya perubahan
pada mukosa lambung. Pemberian antikoagulasi dan antifibrinolitik pada
penderita dengan riwayat ulkus lambung kadang-kadang menyebabkan
perdarahan lambung. Preparat reseptor H2 antagonis dapat diberikan pada
penderita dengan riwayat ulkus lambung, khususnya penderita dengan pengobatan
21
aspirin, antikoagulasi, fibrinolitik, anti inflamasi non steroid, atau kortikosteroid
(Setyopranoto, 2006).
16. Kejang pada Stroke Akut
Bangkitan kejang dan status epileptikus sering terjadi pada stroke akut.
Bangkitan (seizure). Pengobatan dapat dimulai segera setelah bangkitan pertama
atau menunggu bangkitan berikutnya. Obat-obatan yang digunakan adalah
fenitoin, karbamasepin, asam valproat, dan obat-obat antiepilepsi yang baru
(Gofir, 2009). Pemberian antikolvusan profilatik pada penderita stroke iskemik
tanpa kejang tidak dianjurkan. Pada stroke hemoragik intraserebral dapat
diberikan obat antiepilepsi profilaksis, selama 1 bulan dan kemudian diturunkan
dan dihentikan bila tidak ada kejang selama pengobatan (Anonim, 2007).
B. Drug Related Problems
Dalam praktek pharmaceutical care harus diperhatikan pertama kali
adalah INDIKASI, kemudian KEEFEKTIFAN, diikuti oleh kesadaran dalam
KEAMANAN dan akhirnya masalah KETAATAN pasien dalam menggunakan
obat tersebut. Indikasi, keefektifan, keamanan dan ketaatan merupakan dasar dari
kajian DRP (Drug Related Problems), hal ini dapat dilihat pada Tabel II.
Tabel IV. Kajian Drug Related Problems (Cipolle, Strand, dan Morley, 2004) Drug related needs Kajian DRP
INDIKASI Tidak butuh obat Butuh obat
KEEFEKTIFAN Obat tidak efektif Dosis kurang
KEAMANAN Efek samping obat Dosis berlebih
KETAATAN Ketidaktaatan pasien
22
Masalah-masalah dalam kajian DRP akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tidak butuh obat (unnecessary drug therapy), yang meliputi: tidak ada
indikasi medik untuk terapi obat tersebut, penggunaan obat lebih dari satu
padahal kondisi pasien hanya memerlukan terapi tunggal obat, kondisi medis
yang tidak memerlukan penanganan dengan obat, pemberian obat untuk
mencegah terjadinya efek samping obat. Dan, masalah yang disebabkan oleh
penyalahgunaan obat, alkohol tau merokok.
2. Butuh obat (need for additional drug therapy), meliputi: ada indikasi medik
yang memerlukan obat, dibutuhkan pemberian obat untuk mencegah
timbulnya resiko baru, dan diperlukan tambahan obat untuk meningkatkan
kerja obat baik secara sinergis atau aditif.
3. Obat tidak efektif (ineffective drug), meliputi: obat tidak efekif untuk
mengatasi masalah medik tertentu, kondisi medik yang sukar disembuhkan
dengan obat, bentuk sedian dari suatu produk obat yang tidak tepat, dan
produk obat yang tidak efektif dengan indikasi yang ditangani.
4. Dosis kurang (dosage too low), meliputi: dosis obat terlalu rendah sehingga
respon obat yang diharapkan tidak tercapai, interval pemberian terlalu lama
sehingga tidak tercapai respon yang diharapkan, adanya interaksi obat yang
menyebabkan berkurangnya ketersediaan obat dalam tubuh, dan durasi
pemberian obat terlalu singkat sehingga respon obat belum tercapai.
5. Reaksi efek samping obat (adverse drug reaction), yang meliputi: ada produk
obat yang menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan (tidak ada kaitannya
23
dengan dosis), interaksi obat yang menyebabkan reaksi tidak diharapkan
(tidak ada kaitannya dengan dosis), dosis obat yang diberikan (administrasi
pemberiannya) terlalu cepat, produk obat yang menyebabkan alergi, dan obat
yang dikontraindikasikan dengan faktor resiko yang ada.
6. Dosis berlebih (dosage too high), meliputi: dosis terlalu tinggi, frekuensi
pemberian obat terlalu pendek, durasi pemberian terlalu lama, adanya
interaksi obat yang menyebabkan reaksi tosik, dan cara pemberian yang
sifatnya terlalu cepat.
7. Ketidaktaatan (noncompliance), meliputi: pasien tidak mengerti instruksi
penggunaannya, pasien memilih tidak menggunakan obat, pasien lupa, obat
terlalu mahal, pasien tidak dapat menelan atau menggunakannya sendiri, dan
produk obat yang sesuai tidak tersedia (Cipolle dkk, 2004).
C. Unit Stroke
Pada prinsipnya pengobatan stroke akut sangat menentukan kualitas hidup
pasien dan bahkan mencegah kematian. Karenanya motto tatalaksana pasien
stroke adalah Time is Brain. Perawatan harus dilakukan di Unit Stroke, karena
telah dibuktikan dan diakui oleh FDA-Amerika Serikat dan EUSI (lembaga stroke
Eropa) serta America Heart Asosciation/ American Stroke Council, American
Chest Physician Association sebagai Evidenced based treatment, baik secara
organisatoris maupun secara competency based (Misbach, 2007).
Menurut Langhorne dan Dennis (1993), definisi unit stroke ada 3 macam.
Definisi pertama adalah tim terdiri atas spesialis-spesialis sesuai dengan
24
bidangnya dalam mengenai penderita stroke dan sebagai konsulen di rumah sakit.
Definis kedua adalah ruangan khusus di rumah sakit yang menyediakan tempat
tidur khusus untuk penderita-penderita yang memerlukan perawatan oleh tim yang
terdiri atas spesialis-spesialis. Definis ketiga adalah tempat khusus di rumah sakit
yang sudah disiapkan bagi penderita stroke dan penderita stroke yang memerlukan
pelayan rehabilitasi serta kemampuan pelayanan profesional dalam suatu unit
yang tetap (cit., Gofir 2009).
Anggota tim stroke harus mempunyai kompetensi dan pengetahuan
mengenai tatalaksana stroke yang meliputi:
1. Melakukan diagnosis, terapi, perawatan dan evaluasi stroke akut
2. Membantu pemulihan penderita stroke seoptimal mungkin
3. Menurunkan insidensi stroke melalui usaha prevensi primer dengan edukasi.
4. Mengimplementasikan prevensi primer untuk menurunkan resiko stroke
ulang
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan riset stroke
(Gofir, 2009).
D. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai evaluasi
pengobatan pasien stroke rawat inap di Unit Stroke RSUD Banyumas tahun 2010
(Januari-April) yang meliputi: butuh obat (need for additional drug therapy),
tidak butuh obat (unnecessary drug therapy), obat yang tidak efektif (ineffective
drug), dosis kurang (dosage too low), dosis berlebih (dosage too high), dan reaksi
efek samping obat (adverse drug reaction). Selain itu juga, diinformasikan
25
karakteristik pasien, gambaran penggunaan obat, lama inap dan keadaan waktu
pulang pasien Unit Stroke RSUD Banyumas.
67
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan
rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian ini termasuk
penelitian non eksperimental karena tidak ada perlakuan dari peneliti pada subjek
uji. Rancangan deskriptif evaluatif karena penelitian ini bertujuan mendapat
gambaran dan mengevaluasi fenomena kesehatan yang terjadi. Bersifat
retrospektif karena data yang digunakan berdasarkan catatan rekam medik dari
pasien stroke rawat inap RSUD Banyumas tahun 2010 (Januari-April).
B. Definisi Operasional
1. Pasien dalam penelitian ini adalah pasien yang telah terdiagnosis stroke akut
baik iskemik maupun hemoragik yang menjalani perawatan inap di Unit
Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada tahun 2010 (Januari-
April).
2. Unit Stroke adalah ruang rawat inap intensif RSUD Banyumas untuk
menangani secara khusus pasien yang didiagnosa stroke.
3. Lembar rekam/catatan medik merupakan lembar catatan medik dari pasien
stroke akut Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas yang berisi
data umum pasien Unit Stroke pada tahun 2010 (Januari-April) beserta
diagnosa, hasil laboratorium dan daftar obat yang diberikan selama perawatan.
27
4. Faktor risiko stroke adalah faktor yang memungkinkan memperbesar kejadian
stroke iskemik atau hemoragik yang dimiliki oleh pasien.
5. Terapi stroke akut adalah terapi farmakologis yang diterima oleh pasien stroke
akut Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April). Terapi
non farmakologi tidak dibahas dalam penelitian ini.
6. Pengelompokkan obat adalah obat-obat yang digunakan oleh pasien stroke
akut Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April) yang
kemudian dikelompokkan sesuai dengan MIMS Indonesia Edisi 8 2008/2009 .
7. Drug Related Problems (DRP) adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan
yang melibatkan atau dicurigai melibatkan terapi obat yang berpotensi
bertentangan dengan hasil yang diharapkan. DRP ini meliputi : tidak butuh
obat, butuh obat, obat tidak efektif, dosis kurang, dosis berlebih dan efek
samping obat.
8. Evaluasi pengobatan adalah pengevaluasian obat secara DRP dengan
menggunakan metode SOAP yaitu Subjective, Objective, Assessment, dan
Plan. Penelitian ini bersifat retroprospektif sehingga Plan diganti dengan
Suggestion (Saran), yang diharapkan dengan saran ini dapat membantu
sebagai bahan pertimbangan keputusan dikemudian hari.
9. Pasien keluar dalam keadaan membaik adalah keadaan stroke yang dialami
oleh pasien sudah tidak membahayakan jiwanya. Tidak berkaitan dengan
gangguan saraf pasca stroke.
28
C. Subyek penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
pasien stroke akut Unit Stroke di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas tahun
2010 yang menjalani rawat inap pada bulan Januari sampai April.
D. Bahan Penelitian dan Lokasi Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
rekam medik (RM) atau catatan medik pasien stroke akut Unit Stroke tahun 2010
(Januari-April) yang tersedia. Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum
Daerah Banyumas Jalan Rumah Sakit No.1 Banyumas (Kabupaten Banyumas-
Jawa Tengah).
E. Jalannya Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini dibagi dalam 3tahap yaitu:
1. Persiapan dan Pengumpulan Data
Dilakukan survei terhadap jumlah pasien stroke yang ada di RSUD
Banyumas pada tahun sebelumnya yaitu 2009 serta fasilitas rawat inap pasien
stroke. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 sehingga belum didapatkan data
perhitungan jumlah pasien yang lengkap. Terdapat dua tempat perawatan untuk
pasien stroke yaitu di Bangsal Rumah Sakit (tempat rawat inap biasa) dan Unit
Stroke (tempat rawat inap intensif). Penelitian dilakukan di Unit Stroke karena
jarangnya penelitian di Unit Stroke dan pemilihan sampel untuk penelitian ini
lebih mudah, karena semua pasien yang dirawat di unit ini sudah pasti mengalami
stroke. Diperoleh 15 lembar catatan medis pada Unit Stroke dari pasien stroke
akut yang menjalani rawat inap pada periode bulan Januari sampai April.
29
Sehingga, 15 lembar catatan medis ini digunakan sebagai bahan penelitian. Data
yang dikumpulkan meliputi: identitas pasien, keadaan pasien pada waktu masuk
RS, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat merokok, hasil CT-Scan, hasil
laboratorium, pengecekan tekanan darah, daftar obat yang diberikan, dan keadaan
pasien keluar dari Unit Stroke.
2. Pengolahan Data
Pada tahapan ini data yang sudah dicatat dilakukan pengolahan
berdasarkan tujuan penelitian ini. Dilakukan pengelompokkan data yaitu umur,
jenis kelamin, jenis stroke, riwayat hipertensi, riwayat merokok, riwayat stroke
dan tingkat kesadaran saat masuk untuk karakteristik pasien, sedangkan
pengelompokkan obat digunakan untuk menunjukkan gambaran obat yang
dipakai. Dalam pengelompokkan obat digunakan MIMS Indonesia Edisi 8
2008/2009. Lama inap di Unit Stroke dan keadaan keluar pasien juga dilakukan
pengelompokkan. Hasil pengelompokkan tersebut disajikan dalam bentuk
diagram atau bagan untuk memberi gambaran yang jelas.
Pengolahan data untuk Drug Related Problems yang terjadi dalam masa
pengobatan dilakukan berdasarkan standar yang ada, yaitu menggunakan :
a. Guideline Stroke 2007 PERDOSSI
b. Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Banyumas tahun 2009
c. dan, pustaka lain yang terkait seperti: Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Drugs
Information Handbooks dan makalah-makalah mengenai stroke.
Kemudian dihitung fenomena Drug Related Problems yang ada dan
dikelompokkan berdasarkan jenisnya.
30
3. Evaluasi Kasus
Kasus yang ada akan dievaluasi dengan metode SOAP (Subjective,
Objective, Assessment, Plan), Plan pada hal ini diganti dengan Suggestion. yang
diharapkan dengan saran ini dapat membantu sebagai bahan pertimbangan
keputusan dikemudian hari. Pengevaluasian ini didasarkan pada standar dan
pustaka yang ada.
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini bersifat retrospektif sehingga mempunyai banyak
kelemahan. Peneliti mengetahui kondisi pasien secara tidak langsung yaitu berasal
dari catatan medik yang ada, tetapi lembaran catatan medik yang tersedia kurang
detail dan lengkap terutama hasil laboratorium sehingga ada beberapa informasi
pasien yang tidak lengkap, hal ini menyulitkan peneliti mengetahui kondisi pasien
secara utuh selama masa perawatan di Unit Stroke. Dalam mengatasi masalah
yang timbul ini, peneliti melakukan wawancara dengan dokter yang bersangkutan
67
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pasien
Pada penelitian ini akan disajikan karakteristik 15 pasien Unit Stroke
RSUD Banyumas 2010 (Januari-April) meliputi beberapa aspek, antara lain:
umur, jenis kelamin, jenis stroke, riwayat hipertensi, riwayat merokok, riwayat
stroke dan tingkat kesadaran saat masuk, berdasarkan rekam medis yang ada.
Karakteristik umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi, riwayat merokok, dan
riwayat stroke merupakan beberapa faktor resiko dari stroke. Jenis stroke
disajikan untuk memperjelas gambaran patologis pasien stroke. Tingkat kesadaran
pasien untuk menggambarkan keadaan pasien saat masuk.
1. Umur Pasien
Berdasarkan data yang diperoleh usia pasien Unit Stroke berkisar 40
sampai 81 tahun untuk lebih jelasnya akan dibagi dalam tiga kelompok umur yang
disajikan pada Gambar 1.
Pasien berumur 45-65 tahun memiliki presentase paling tinggi (46,7%)
kemudian diikuti oleh pasien yang berusia >65 tahun (40%) dan <45 tahun
(13,3%). Hasil ini mendekati dengan hasil penelitian profil stroke di Indonesian
yang dilakukan oleh Survey ASNA di 28 Rumah Sakit di Indonesia yaitu 11,8%
(<45 tahun); 54,2% (45-64 tahun) dan 33,5 % (>65 tahun) (Misbach, 2007).
32
Gambar 1. Presentase Pasien Unit Stroke Berdasarkan Kelompok Umur di RSUD Banyumas Tahun 2010 (Januari-April)
Kebanyakan orang awam dan bahkan sebagian dokter masih memilikki
pandangan bahwa stroke adalah penyakit yang hanya dialami oleh orang dewasa
dan lanjut usia. Stroke sering dikaitkan dengan keadaan hipertensi kronik dan
penyempitan pembuluh darah akibat aterosklerosis. Padahal, banyak laporan
kasus stroke iskemik maupun hemoragik yang dialami oleh pasien yang masih
muda (Wahjoepramono, 2005).
Pada penelitian ini diketahui 2 pasien (13,3%) berusia <45 tahun
menderita stroke. Pada kasus no. 1 (44 tahun/ stroke hemoragik) dan no. 12 (40
tahun/ stroke iskemik). Dilihat dari umur 2 pasien tersebut, pasien dapat dikatakan
sebagai pasien dewasa muda. Menurut Japardi 2002, salah satu penyebab
terjadinya stroke pada usia ini disebabkan oleh kardioemboli.
Paling banyak stroke dialami oleh pasien yang berusia 45-65 tahun (usia
dewasa tengah) daripada yang berusia di atas 65 tahun. Kejadian ini mungkin
disebabkan usia dewasa tengah adalah usia yang sibuk, terkadang memiliki waktu
33
yang membuat stress akibat dari tanggung jawab kehidupan yang berat dan
berganda, seperti mengurus rumah, berkarir, mengurus usaha, mengurus anak-
anak dan merawat orang tua yang sudah lanjut usia atau memulai karir baru di
pertengahan usia (Gallagher, Lachman, Merrill, dan Verbrugge dalam Tirtawati
dan Zulkaida, 2008). Gaya hidup yang sibuk tersebut, membuat sebagian orang
tidak mempedulikan kesehatannya, sehingga berisiko terkena faktor-faktor risiko
stroke yang kemudian dapat menyebabkan kejadian stroke.
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian pasien laki-laki jumlahnya 1,5 kali lipat dari
banyaknya pasien perempuan. Pada Gambar 2 dapat dilihat jumlah pasien laki-
laki sebanyak 60% dan perempuan 40%.
Gambar 2. Presentase Pasien Unit Stroke Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)
Pada penelitian ini pasien berjenis kelamin perempuan berjumlah 6
pasien (40%) bila dikaitkan dengan umurnya, lima diantaranya berusia > 60 tahun
(kasus no. 7, 9, 10, 13 dan 15), umumnya pada usia tersebut pasien mengalami
menopause. Pada keadaan demikian angka kejadian patah tulang, penyakit
34
jantung koroner, stroke, demensia, dan kanker usus besar pada wanita meningkat
(Said, 2004).
3. Jenis Stroke
Dalam menetukan apakah pasien mengalami pasien stroke iskemik atau
hemoragik perlu melakukan pemeriksaan yang menunjang. Diagnosis jenis stroke
ini dapat ditentukan dengan gold standart (baku emas) yaitu menggunakan
pemeriksaan CT-Scan kepala karena memiliki sensitifitas yang tinggi untuk
membedakan kedua stroke (Gofir, 2009). Umumnya kejadian stroke iskemik lebih
besar daripada stroke hemoragik. Berdasarkan hasil CT-Scan yang dilakukan
pasien seperti pada Gambar 3 diketahui 33% pasien menderita stroke iskemik dan
67% stroke hemoragik.
Di RSUD Banyumas secara umum jumlah pasien stroke iskemik lebih
besar daripada yang hemoragik, tetapi pada penelitian ini ternyata jumlah pasien
stroke hemoragik yang di Unit Stroke lebih besar. Hal ini dikarenakan, tidak
semua pasien stroke dapat masuk ke Unit Stroke, biasanya pasien yang benar-
benar membutuhkan perawatan yang intensif. Pada stroke hemoragik umumnya
pasien masuk dalam keadaan yang sudah parah dan kejadian kematian bila tidak
segera ditangani secara intensif pada stroke hemoragik lebih besar daripada yang
iskemik sehingga lebih memerlukan perawatan di Unit Stroke.
35
Gambar 3. Presentase Pasien Unit Stroke Berdasarkan Jenis Stroke di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)
Gambar 4. Presentase Pasien Dengan Stroke Hemoragik di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)
Dalam penanganan stroke hemoragik pada Guidelines Stroke 2007 harus
dibedakan antara stroke hemoragik intraserebral dan stroke hemoragik
subarakhnoid karena masing-masing memiliki penanganan khusus yang berbeda.
Dari 10 pasien yang mengalami stroke hemoragik (Gambar 4), 8 pasien (78%)
pasien mengalami stroke hemoragik intraserebral dan 2 pasien (22%) mengalami
36
stroke hemoragik subarakhnoid, berarti kejadian stroke hemoragik intraserebral
lebih besar.
4. Riwayat Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor risiko terpenting untuk semua tipe stroke
baik stroke hemoragik maupun stroke infark. Risiko stroke meningkat 1,6 kali
setiap peningkatan 10 mmHg tekanan darah sistolik (Gofir,2009). Dari penelitian
yang dilakukan 80% pasien unit stroke ini, memilikki riwayat hipertensi
sebelumnya seperti pada Gambar 5.
Gambar 5. Presentase Pasien Unit Stroke Dengan Riwayat Hipertensi di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)
Berdasarkan Anonim (2006), paling sedikit 50% pasien yang diresepkan
obat hipertensi tidak meminumnya sesuai rekomendasi. Pasien yang
menghentikan terapi antihipertensinya lima kali lebih besar kemungkinan terkena
stroke (Anonim, 2006). Pasien pada kasus ini yang memilikki riwayat hipertensi,
lebih dari 50% menggunakan obat antihipertensi secara tidak teratur.
37
Gambar 6. Presentase Riwayat Pengobatan Hipertensi Pasien Stroke di
RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)
5. Riwayat Merokok
Merokok menyebabkan peninggian viskositas darah, meninggikan kadar
fibrinogen, mendorong agregasi platelet, meninggikan tekanan darah,
meninggikan hematokrit dan menurunkan HDL serta menaikan LDL kolesterol
(Anonim, 2007). Pada penelitian ini 40% pasien (Gambar 7) adalah perokok
aktif. Banyak bahaya dari merokok yang ada tersebut juga merupakan faktor yang
dapat menyebabkan kejadian stroke, sehingga disarankan pasien tersebut untuk
berhenti merokok. Berdasarkan jenis kelaminnya, pasien perokok aktif ini
semuanya berjenis kelamin laki-laki.
Gambar 7. Presentase Pasien Unit Stroke dengan Riwayat Merokok di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)
38
6. Riwayat Stroke
Sekitar 12% penderita mengalami serangan stroke pada tahun pertama
dan 30% terjadi dalam waktu 5 tahun (Susilo, 2008). Pada penelitian ini 27 % atau
4 pasien pernah mengalami stroke sebelumnya dan kejadian stroke dalam
penelitian ini kurang dari setahun dari kejadian stroke sebelumnya. Besar pasien
dengan riwayat stroke dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Pasien Unit Stroke Dengan Riwayat Stroke Sebelumnya di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)
7. Tingkat Kesadaran Pasien Saat Masuk Unit Stroke
Pada saat pasien masuk Unit Stroke perlu diketahui apakah terjadi
penurunan kesadaran atau tidak. Umumnya tingkat kesadaran pasien dibagi
menjadi empat yaitu Compos Mentis (CM), Somnolen, Stupor, dan Koma.
Tingkat kesadaran pasien dapat dilihat pada Gambar 9.
39
Gambar 9. Tingkat Kesadaran Pasien Saat Masuk Unit Stroke di RSUD Banyumas pada Tahun 2010 (Januari-April)
B. Gambaran Penggunaan Obat
Strategi penanganan pasien stroke dapat dibagi dua yaitu secara
farmakolgi dan non farmakologi (pembedahan atau operasi). Berdasarkan
keterangan yang diperoleh dari tenaga medis Unit Stroke RSUD Banyumas,
pasien jarang sekali mendapat penanganan operasi, dan penanganannya lebih ke
pemberian obat (farmakologi). Dari 15 kasus yang ada, semua tidak melakukan
operasi atau pembedahan untuk mengatasi strokenya. Pada penelitian ini, akan
menggambarkan obat-obat apa saja yang digunakan oleh pasien selama masa
perawatan di Unit Stroke.
40
Pada Tabel V, kita dapat melihat pengelompokkan obat berdasarkan
kelas terapinya berdasarkan MIMS Indonesia Edisi 8 2008/2009.
Tabel V. Kelas terapi obat dan presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No Kelas Terapi Obat Jumlah kasus
Presentase (%)
1 Sistem saluran cerna 13 86,7 2 Sistem kardiovaskular dan hematopoietik 15 100,0 3 Sistem pernapasan 5 33,3 4 Sistem saraf pusat 15 100,0 5 Sistem muskoletal 1 6,7 6 Antiinfeksi 13 86,7 7 Sistem endokrin dan metabolik 1 6,7 8 Vitamin dan mineral 8 53,3 9 Mata 2 13,3
Berdasarkan pengelompokkan tersebut, diperoleh 9 kelas terapi obat.
Obat sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat paling banyak digunakan
dengan presentase 100% dari seluruh kasus yang ada. Hal ini dikarenakan,
penyakit stroke merupakan jenis penyakit kardiovaskular sehingga obat yang
digunakan adalah obat kardiovaskular. Penyakit stroke menyerang bagian otak,
yang merupakan pusat pengendali saraf tubuh, sehingga penggunaan obat dari
kelas terapi sistem saraf pusat banyak digunakan.
1. Sistem Saluran Cerna
Sub kelas terapi, golongan, jenis obat, jumlah kasus beserta
presentasenya dari obat sistem saluran cerna dapat dilihat pada tabel VI.
41
Tabel VI. Obat untuk sistem saluran cerna beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April)
No Sub Kelas
Terapi Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
Presentase (%)
1
Antasid, obat antirefluks dan antiulserasi
Antagonis Reseptor -H2
ranitidin 12 80,0
kleboprida maleat 1 6,7
Penghambat Pompa Proton
lansoprazole 1 6,7
omeperazole 1 6,7
2
Antidiare
attalpugite aktif 1 6,7 Lacto B 1 6,7
Pada kelas terapi ini obat yang paling banyak digunakan adalah sub kelas
terapi antasid, obat antirefluks dan antiulserasi terutama ranitidin (80%). Banyak
digunakan karena pasien stroke ada yang memiliki masalah pada lambungnya
(pasien geriatri umumnya banyak yang memiliki masalah ini) dan mencegah
terjadinya stress ulcer, dan untuk mengatasi obat-obat yang berefeksamping
menggangu lambung. Obat antidiare diberikan pada pasien yang mengalami diare
selama masa perawatan.
2. Sistem Kardiovaskular
Obat-obat kardiovaskular yang digunakan adalah obat jantung,
antiangina, ACE inhibitor, penyekat beta, antagonis kalsium, Angiotensin II
Reseptor Blocker (ARB), diuretik, vasodilator perifer dan aktivator serebral, obat
dislipidemia, hemostatik, dan antikoagulan, antiplatelet, dan fibrinolitik (Tabel
VII). Dari tiap sub kelas terapi tersebut, akan diinformasikan golongan dan jenis
obat yang digunakan.
42
Tabel VII. Obat sistem kardiovaskular beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada
tahun 2010 (Januari-April)
No Sub kelas terapi Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
Presentase (%)
1
Obat jantung
amiodaran hcl 1 6,7
atropin sulfat 1 6,7
digoxin 1 6,7
2
Antiangina
trimetazidine hcl 2 13,3
Nitrat isdn 5 33,3 3
ACE inhibitor
kaptopril 2 13,3
lisinopril 3 20,0
4 Penyekat Beta Kardioselektif bisoprolol 4 26,7
5
Antagonis Kalsium
Dihidropiridin amlodipin 8 53,3 Dihidropiridin nikardipin 1 6,7 Dihidropiridin nifedipin 2 13,3
nimodipin 1 6,7
Non-dihidropiridin diltiazem 3 20,0
6 ARB
valsartan 12 80,0 7
Diuretik
Tiazid
hidroklorotiazid (hct) 3 20,0
Kuat furosemid 7 46,7 Osmotik manitol 8 53,3
8
Vasodilator perifer dan aktivator serebral
sitikolin
15
100,0
9
Obat dislipidemia
Statin simvastatin 10 66,7
Asam fibrat gemfibrosil 1 6,7 10
Hemostatik
Vitamin vitamin k 1 6.67
asam traneksamat 2 13.33
11
Antiplatelet
Siklooksigenase inhibitor asetosal 4 26.67 reseptor adenosin difosfat inhibitor klopidogrel 1 6.67
cilostasol 1 6.67
43
Obat yang paling banyak digunakan oleh pasien stroke pada kasus ini
adalah sitikolin (100%) sebagai vasolidator perifer dan aktivator serebral
kemudian diikuti oleh Valsartan (80%) sebagai antihipertensi (ARB).
Hipertensi sering sekali dijumpai pada pasien stroke akut. Bahkan pasien
yang sebelumnya dalam keadaan normotensi sekalipun pada fase akut dapat
mengalami peningkatan tekanan darah (Wahjoepramono, 2005). Pengunaan obat
sub kelas terapi dari ACE inhibitor, penyekat beta, antagonis kalsium (kecuali
nimodipin), Angiotensin II Reseptor Blocker, dan diuretik (hidroklorotiazid) ini
bertujuan menurunkan tekanan darah pasien ke keadaan yang diinginkan dan
biasanya disesuaikan dengan standar pengobatan yang ada. Waktu pemberian
obat hipertensi ini harus diperhatikan dan disesuaikan dengan standar stroke yang
ada. Pasien umumnya menerima obat antihipertensi secara kombinasi atau
tunggal, pada kasus ini pasien menerima secara kombinasi. Pasien paling banyak
menerima golongan Angiotensin II Reseptor Blocker (ARB) yaitu valsartan. Obat
ARB banyak digunakan karena mempunyai efek samping paling rendah
dibandingkan dengan obat antihipertensi yang lain (Anonim, 2006). Valsartan
dapat secara nyata mengurangi total insiden komplikasi hipertensi pada jantung,
otak dan vaskular pada pasien yang beresiko tinggi terhadap kejadian
kardiovaskular (Yus, 2009). Nimodipin pada pasien stroke penggunaanya lebih
dikhususkan pada pasien yang mengalami stroke hemoragik subarakhnoid. Obat
ini diberikan untuk mengatasi masalah vasospasme yang sering terjadi pada
pasien.
44
Diuretik merupakan obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukkan urin. Fungsi utama diuretik adalah memobilisasi cairan edema,
yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume
cairan ekstrasel kembali menjadi normal (Gunawan, 2009). Pada kasus ini
terutama manitol dan furosemid lebih digunakan untuk menurunkan tekanan
intrakranial pada otak. Hidroklortiazid pada kasus ini lebih mengarah pada
penurunan tekanan darah pasien.
Sitikolin (100,0%) selain sebagai vasodilator perifer dan aktivator
serebral dapat berperan juga sebagai neuroprotektan, dan digunakan untuk seluruh
kasus stroke. Pada vaskular, obat ini dapat meningkatkan aliran darah ke otak,
meningkatkan konsusmsi oksigen dan menurunkan resistensi vaskular. Sebagai
neuroprotektan memilikki bukti klinis, dapat memperbaikki outcome fungsional
dan mengurangi defisit neurologis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kolesterol pasien yang mengalami
ketidaknormalan, seperti kolesterol total meningkat dan adanya peningkatan LDL
atau trigliserida, penurunan HDL. Pasien sebaiknya diberikan obat penurun
kolesterol. Pada kasus ini jenis obat yang digunakan adalah simvastatin digunakan
sebesar 66,7% dan gemfibrozil sebesar 6,7%.
Hemostatik ialah zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan
perdarahan. Pada pasien stroke yang boleh menerima terapi obat ini, hanya pasien
yang teridentifikasi mengalami stroke hemoragik subarakhnoid. Vitamin K
(6.67%) bermanfaat untuk meningkatkan beberapa faktor pembekuan darah yaitu
protrombin, faktor VII (prokonvertin), faktor IX (faktor Christmas) dan faktor X
45
(faktor Stuart) yang berlangsung di hati. Vitamin K bekerja sebagai kofaktor
enzim mikrosom hati yang penting untuk mengaktivasi prekursor faktor
pembekuan darah, dengan mengubah residu asam glutamat dekat amino terminal
tiap prekursor menjadi residu asam γ-karbolsilglutamil. Pembentukkan asam
amino baru yaitu asam γ-karboksiglutamat, memungkinkan protein tersebut
mengikat ion kalsium dan selanjutnya dapat terikat pada fosfolipid. Perubahan
tersebut diperlukan untuk rangkaian tahapan selanjutnya untuk pembekuan darah.
Asam traneksamat (13.33%), merupakan penghambat bersaing dari aktivator
plasminogen dan penghambat plasmin.
Antiplatelet atau yang dikenal juga sebagai antitrombotik, adalah suatu
obat yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan
terhambatnya pembentukan trombus. Pada penelitian ini, antiplatelet diberikan
pada kasus pasien yang mengalami stroke iskemik untuk memperbaiki sumbatan
darah pada daerah otak yang mengalami infark. Asetosal paling banyak digunakan
sekitar 26,7%. Dari 5 penderita stroke iskemik pada penelitian ini menerima
asetosal (3 pasien), aspirin + klopidogrel (1 pasien), dan cilostasol (1 pasien).
Asetosal yang digunakan pasien stroke adalah asetosal dosis rendah,
yang diketahui dapat menghambat sintesis tromboksan A2 di dalam trombosit dan
prostasiklin (PGI2) di pembuluh darah, dengan menghambat secara ireversibel
enzim siklooksigenase (akan tetapi siklooksigenase dapat dibentuk kembali oleh
sel endotel). Penghambatan sintesis tromboksan A2 ini dapat mengurangi agregasi
trombosit.
46
Klopidogrel adalah derivat thienopiridine suatu prodrug, yang metabolit
aktifnya secara irreversible berikatan pada reseptor adenosin difosfat P2Y12 yang
terdapat dipermukaan trombosit, dengan demikian menurunkan aktivitas,
degranulasi dan agregasi trombosit. Dapat digunakan monoterapi atau kombinasi,
umunya kombinasi dengan aspirin dapat memberi hasil luaran yang baik.
Cilostasol adalah obat yang digunakan untuk mencegah terbentuknya
trombus. Mekanisme kerjanya dengan menghambat phospodiesterase-3 (PDE-3).
Cilostasol lebih aman digunakan dibandingkan Aspirin terutama dalam efek
samping perdarahan .
3. Sistem Pernapasan
Berdasarkan Tabel VIII, pasien menerima obat pilek yaitu ambroksol
13,3% dan bromheksin 33,3% dan juga kombinasi dengan parasetamol yaitu
Sistenol 13,3%.
Tabel VIII. Obat sistem pernapasan beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No Sub Kelas
Terapi
Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
Presentase (%)
1
Obat pilek
Mukolitik ambroksol 2 13,3 bromheksin 5 33,3
Kombinasi Sistenol (parasetamol + asetil sisteina)
2
13,3
Manfaat penggunaan sub kelas terapi obat pilek, pada penelitian ini
untuk mempermudah mengencerkan dahak yang terkumpul pada bagian
pernapasan akibat pasien dirawat dalam keadaan berbaring atau ada infeksi di
saluran napas, yang dapat mengakibatkan pasien susah bernapas atau
47
menimbulkan batuk. Hal ini harus ditangani segera, apabila pasien menunjukkan
tanda-tanda tersebut agar tidak memperparah stroke. Pertimbangan pemberian
Sistenol dikarenakan pasien mengalami demam, sakit kepala atau dalam kondisi
nyeri ringan sampai sedang.
4. Sistem Saraf Pusat
Obat sistem saraf pusat dapat dibagi menjadi: analgesik non opiat dan
antipiretik, ansiolitik, antipsikotik, antikonvulsan, dan nootropik dan neurotonik.
Tabel IX. Obat sistem saraf pusat beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No Sub Kelas
Terapi
Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
Presentase (%)
1
Analgesik non opiat dan antipiretik
asam mefenamat 1 6,7 ketorolak 2 13,3 meloksikam 1 6,7 parasetamol 3 20,0
2 Ansiolitik Benzodiazepin alprazolam 4 26,7 3 Antipsikotik haloperidol 1 6,7 4 Antikonvulsan Hidantoin fenitoin 2 13,3 5
Nootropik dan neurotonik
pirasetam
15
100,0
Analgesik non opiat pada penelitian ini untuk mengatasi keluhan nyeri
yang sering terjadi pada pasien. Antipiretik yang digunakan yaitu, parasetamol
(20%) diberikan pada pasien yang mengalami peningkatan suhu tubuh atau
demam, parasetamol dapat juga digunakan sebagi analgesik non opiat.
Pirasetam (100%) termasuk dalam nootropik dan neurotonik atau yang
dikenal sebagai neuroprotektan sama seperti sitikolin. Pirasetam pada neuronal
dapat memperbaikki fluiditas membran sel, memperbaiki neurotransmisi, dan
menstimulasi adenylate kinase yang mengkatalis konversi Adenosin Difosfat
48
(ADP) menjadi Adenosin Trifosfat (ATP). Pada vaskular dapat meningkatkan
deformabilitas eritrosit sehingga aliran darah ke otak meningkat, mengurangi
hiper-agregasi platelet dan memperbaiki mikrosirkulasi. Pemberian pirasetam
perlu memperhatikan apakah pasien memiliki gangguan fungsi ginjal yang berat
(kreatinin kirens <20 ml/menit) atau tidak.
5. Sistem Muskuloskeletal
Alopurinol (6,7%) termasuk dalam obat gout, pasien yang mengalami
kenaikan asam urat dengan atau tanpa nyeri dapat menggunakan obat jenis ini.
Tabel X. Obat sistem muskuloskletal beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No Sub Kelas
Terapi Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
Presentase (%)
1 Obat gout alopurinol 1 6,7
6. Antiinfeksi
Pasien stroke yang mengalami infeksi harus diberikan antiinfeksi agar
tidak memperparah keadaan. Pasien diketahui mengalami infeksi apabila
mengalami peningkatan leukosit atau ditemukan bakteri pada kultur urin. Pasien
stroke, mengalami gangguan aliran darah pada otaknya, sehingga menimbulkan
adanya aktivasi leukosit, kenaikan jumlah leukosit ini disebabkan oleh mekanisme
hemostatis tubuh, akibat terjadinya ischemic brain injury. Jadi, untuk memastikan
pasien terkena infeksi atau tidak sebaiknya dilakukan juga kultur urin dan melihat
kondisi pasien yang menunjukkan gejala adanya infeksi (seperti demam, warna
mukus, dll.). Pemberian Antiinfeksi untuk profilaksi dari kejadian infeksi
nosokomial perlu dipertimbangkan pada pasien rawat inap. Penggunaan
Antiinfeksi dapat dilihat di Tabel XI.
49
Seftriakson (86,7%) merupakan Sefalosporin generasi ketiga, pada kasus
penelitian ini paling banyak digunakan dibandingkan dengan yang lain. Obat ini
sekarang merupakan pilihan utama untuk uretritis oleh gonokokus tanpa
komplikasi (Gunawan, 2009). Antiinfeksi yang digunakan pada kasus penelitian
ini diberikan umunya untuk mencegah atau mengobati kejadian infeksi saluran
kemih, pneumonia dan infeksi nosokomial dari pasien rawat inap, yang peluang
terinfeksi hal tersebut sangat besar.
Tabel XI. Antiinfeksi beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No. Sub Kelas Terapi
Golongan Jenis Obat
Jumlah Kasus
Presentase (%)
1. Aminoglikosida gentamisin 2 13,3 2.
Sefalosporin Generasi ke-3 seftriakson 13 86,7
3. Makrolida asitromisin 1 6,7 4. Penisilin amoksilin 1 6,7 5. Kuinolon
siprofloksasin 6 40,0 levofloksasin 2 13,3
6. Derivat 8-hidroksikuinolon
metronidazole 1 6,7
7. Sistem Endokrin dan Metabolik
Pasien yang memilikki riwayat Diabetes Mellitus (DM) dan mengalami
stress hiperglikemia (pada pasien stroke yang tidak memilikki riwayat DM),
sebaiknya diberikan terapi antidiabetik. Konsentrasi glukosa yang meningkat di
area iskemik akan meningkatkan konsentrasi laktat dan menyebabkan asidosis,
akibatnya terjadi peningkatan pembentukkan radikal bebas oksigen yang akan
merusak neuron-neuron. Pemberian dosis Insulin sebaiknya didasarkan pada
50
standart yang berlaku. Pada penelitian ini antidiabetik yang digunakan adalah
insulin yang memilikki waktu kerja singkat sekitar 8 jam yaitu atracpid (6,7%)
Tabel XII. Obat sistem endokrin dan metabolik beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April)
No Sub Kelas
Terapi
Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
Presentase (%)
1 Insulin Short acting atracpid 1 6,7
8. Vitamin Dan Mineral
Penggunaan vitamin dan mineral dapat dilihat pada Tabel XIII. Vitamin
A (6,7%) digunakan untuk suplemen mata pasien. Kalium digunakan bersama
dengan pengobatan yang menggunakan diuretik untuk mencegah terjadinya
hipokalemia, tetapi penggunaanya harus dijaga agar tidak menimbulkan
hiperkalemia. Kalium yang digunakan adalah kalium aspartat (33,3%) dan kalium
klorida (55,3%).
Tabel XIII.Vitamin dan Mineral beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No Golongan Kelompok Jenis Obat Jumlah Kasus
Presentase (%)
1 Vitamin vitamin a 1 6,7
2
Elektrolit dan mineral
Kalium
kalium aspartat 5 33,3 kalium klorida 8 53,3
9. Mata
Pasien yang menerima obat mata yaitu Occugard (6,7%) dan Cendolite
(6,7%) hal ini dapat dilihat pada Tabel XIV.
51
Tabel XIV.Obat mata beserta presentase penggunaannya pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No Sub Kelas
Terapi Golongan Jenis Obat Jumlah Kasus
Presentase (%)
1
Preparasi obat mata lain-lain Kombinasi
Occugard 1 6,7
Cendolyteers 1 6,7
Occugard mengandung lutein 6 mg, dan ekstrak buah bilberry 80 mg,
yang biasanya digunakan untuk menjaga kesehatan mata, sediaan ini digunakan
secara oral. Cendolyteers adalah obat tetes mata yang mengandung Na-klorida
dan K-klorida, obat ini digunakan sebagai air mata buatan.
C. Drug Related Problems
Pada penderita stroke yang dirawat inap umumnya menerima banyak
sekali jenis obat, sehingga perlu dilakukan evaluasi yang meliputi: indikasi,
efektifitas, keamanan dan kepatuhan, yang diharapkan dengan evaluasi ini dapat
membantu pasien mencapai tujuan terapi dan hasil luaran yang terbaik. Dalam
penelitian ini dilakukan evaluasi tersebut kecuali kepatuhan pasien dalam
penggunaan obat karena sifat penelitian adalah retrospektif. Adapun, hasilnya
dapat dilihat pada Tabel XV.
Tabel XV. Drug Related Problems pada pasien Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
Tipe Drug Related Problems Jumlah Kejadian
(Kasus) Butuh Obat 10 Tidak Butuh Obat - Obat tidak Efektif 2 Dosis Kurang 2 Dosis Berlebih 1 Reaksi Efek Samping 7
52
Pada penelitian ini tidak ditemukan tipe DRP tidak butuh obat sehingga
informasi DRP yang akan disajikan meliputi: butuh obat (need for additional drug
therapy), obat tidak efektif (ineffective drug), dosis kurang (dosage too low),
dosis berlebih (dosage too high), dan reaksi efek samping (adverse drug
reaction). Dari tiap tipe DRP tersebut akan disajikan mengenai nomor kasus,
permasalahan dan saran pengatasan kejadian DRP disajikan pada Tabel XVI-XX.
1. Butuh Obat (Need for Additional Drug Therapy)
Tabel XVI. Drug Related Problems pada pasien yang Butuh Obat di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No
Jumlah dan Nomor Kasus Permasalahan Keterangan Saran
1
(7) 1,8,9,10, 11,12,13
Pasien membutuhkan antidiabetik
Terjadi peningkatan Gula Darah pasien >150 mg/dl
Berikan insulin, dosis disesuaikan dengan Skala luncur pemberian insulin
2
(2) 4,9
Pasien membutuhkan antipiretik
Suhu badan pasien meningkat >37°C
Berikan antipiretik seperti parasetamol
4
(2) 1,6
Pasien membutuhkan obat antiulser
Pasien menerima obat yang menyebabkan terjadinya gangguan lambung/ stress ulcer
Sebaiknya diberikan PPI atau antagonis reseptor H2
5
(5) 1,7,8,9,10
Pasien membutuhkan kalium
Pasien diberikan obat diuretik
Kontrol kalium, apabila terjadi penurunan sebaiknya segera berikan suplemen kalium
53
2. Obat Tidak Efektif (Ineffective Drug)
Tabel XVII. Drug Related Problems pada pasien yang Obat Tidak Efektif di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No
Jumlah dan Nomor Kasus Permasalahan Keterangan Saran
1
(1) 15
Pemberian ambroksol dan bromheksin
Kedua obat bekerja sebagai mukolitik
Berikan salah satu saja.
2
(1) 2
Pemberian Sistenol (parasetamol+ N.asetil sistein) bersama parasetamol
Kedua obat mengandung parasetamol.
Cukup diberikan Sistenol.
3. Dosis Kurang (Dosage Too Low)
Tabel XVIII. Drug Related Problems pada pasien yang Dosis Kurang di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No
Jumlah dan Nomor Kasus Permasalahan Keterangan Saran
1
(1) 4
Dosis gemfibrozil kurang
Pasien diberikan 300 mg, 1x sehari
Pasien diberikan 300mg, 2x sehari. Dosis pengobatan minimal 600 mg per hari.
2
(1) 12
Dosis cilostasol kurang
Pasien diberikan 50 mg, 2x sehari
Berdasarkan standart seharusnya 100 mg, 2x sehari.
4. Dosis Berlebih (Dosage Too High)
Tabel XIX. Drug Related Problems pada pasien yang Dosis Berlebih di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
No Jumlah dan
Nomor Kasus Permasalahan Keterangan Saran 1
(1) 15
Pemberian Aspar K dan KSR bersamaan
Kedua obat tersebut sama-sama mengandung Kalium
Dikhawatirkan akan menyebabkan hiperkalemia pada pasien. Dipilih salah satu dan penggunaan satu macam obat akan lebih ekonomis
54
5. Reaksi Efek Samping (Adverse Drug Reaction)
Tabel XX. Drug Related Problems pada pasien yang Reaksi Efek Samping dan Interaksi Obat di Unit Stroke RSUD Banyumas
pada tahun 2010 (Januari-April)
No
Jumlah dan
Nomor Kasus Permasalahan Keterangan Saran
1
(3) 5,13,15
Penggunaan kalium dengan ARB/ACEi
Penggunaan diuretik sudah dihentikan, tetapi masih diberi Kalium, padahal pasien menerima obat ARB/ACEi hal ini dapat memperbesar timbulnya efek samping dari obat ARB/ACEi atau Kalium yaitu hiperkalemia
Sebaiknya Kalium dihentikan
2
(1) 4
Pemberian Klopidogrel dengan PPI
klopidogrel dikombinasi dengan PPI, yaitu lanzoprasole. Dapat mengurangi khasiat klinik dari klopidogrel, sehingga terapi untuk Stroke iskemik menjadi kurang efektif
Ganti Lanzoprasole dengan PPI yang interaksinya tidak besar yaitu pantoprazole
4
(3) 1, 7, 14
Penggunaan ACEi/ARB/ Diuretik bersama dengan NSAID
Hal itu dapat menurunkan efek hipertensi
Monitoring TD pasien jika tidak memberi hasil yang baik, NSAID dihentikan apabila dimungkinkan atau kombinasikan dengan obat antihipertensi golongan yang lain.
5
(1) 1
Penggunaan ACEi/ARB bersama NSAID pada penderita gangguan ginjal
Menimbulkan terjadinya hiperkalemia
Monitoring kalium pasien jika terjadi hiperkalemia, NSAID dihentikan apabila dimungkinkan atau bila dimungkinkan ganti dengan obat antihipertensi golongan yang lain.
55
Mekanisme kerja obat hipertensi golongan ACEi dan ARB adalah
menurunkan tekanan darah dengan mengekskresikan Natrium dan air sedangkan
Kalium mengalami retensi. Hal ini menyebabkan jumlah Kalium dalam tubuh
meningkat. Pasien yang memperoleh tambahan Kalium dalam kondisi ini akan
memperbesar timbulnya kejadian hiperkalemia yang merupakan efek samping
dari ARB/ACEi dan suplemen tersebut.
Klopidogrel adalah derivat thienopyridine yang dapat menurunkan
aktivitas, degranulasi, dan agregasi trombosit. Klopidogrel dapat mengiritasi
lambung, sehingga salah satu obat yang sering diberikan bersama adalah PPI.
Ternyata gabungan obat ini dapat mengurangi khasiat klinik klopidogrel. Secara
farmakologis kedua obat ini adalah prodrug dan membutuhkan isozim CYP2C19
yang sama untuk menghasilkan metabolit aktif. Pantoprasole adalah salah satu
sedian PPI yang paling minimal memberikan interaksi yang merugikan (Nogard et
all, 2009)
NSAID atau obat antiinflamasi non-steroid bekerja dengan menghambat
sintesis prostaglandin. Prostaglandin adalah vasodilator yang membantu
menurunkan tekanan darah. Antihipertensi seperti ACEi, ARB dan Diuretik
memerlukan prostaglandin dalam mekanisme antihipertensinya. Sehingga
pemberian antihipertensi bersama NSAID dapat menurukan efek
antihipertensinya.
Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi dengan metode SOAP
(Subjective, Objective, Assesment dan Plan) pada 7 kasus, yang dapat mewakili
kejadian DRP pada pasien rawat inap Unit Stroke RSUD Banyumas 2010
56
(Januari-April). Plan pada evaluasi ini akan diganti dengan Suggestion (saran),
karena sifat penelitian ini retrospektif dan diharapkan saran yang diberikan dapat
menjadi pertimbangan dalam pemberian terapi farmakologi bagi pasien stroke di
Unit Stroke RSUD Banyumas. Ketujuh kasus yang dipilih adalah kasus dengan
nomor : 2, 4, 5, 6, 9, 11 dan 12. Kasus tersebut akan disajikan pada Tabel XXI –
XXVII.
Tabel XXI. Drug Related Problems pada pasien kasus 2 yang mengalami: Obat tidak efektif dan Reaksi efek samping obat di Unit Stroke RSUD
Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April) SUBJECTIVE No. RM : 17-99-59 Usia/Jenis Kelamin : 60 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 08/02/10 Tanggal masuk US : 09/02/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 11/02/10 Lama Inap : 3 hari Keadaan pulang : meninggal Riwayat Hipertensi :tidak tahu Merokok : iya Pernah mengalami stroke sebelumnya : pernah, Agustus 2009 Diagnosa masuk : Stroke Iskemik Berulang
Keluhan masuk : 15 jam sebelum masuk RS mengalami kelemahan anggota gerak kanan dan kemudian tidak dapat bicara. Pasien mengalami penurunan kesadaran. Pasien koma, kaku kuduk dan disafasia dan demam. Terapi obat yang diberikan : Aspilet (p.o) 1x 80 mg (09-10/02) klopidogrel (p.o) 1x75 mg (09-10/02) PCT (p.o) 3x 500 mg (09-11/02) lanzoprasole (p.o) 1x 1 tab(09-10/02) sistenol (p.o) 4x 1tab (10-11/02) isdn (p.o) 3x 5mg (10/02) piracetam (inj) 2x 3g (09-11/02) sitikolin (inj) 2x 250 mg (09-11/02) seftriakson (inj) 2x 1g (09-11/02) ranitidin (inj) 2x 1 a (09-11/02)
OBJECTIVE Hasil laboratorium pasien Nilai normal hasil laboratorium
Hemoglobin:15,2g/dL Hmt:44,8% Eritrosit (dalam juta) t:5,29/uL Platelet :293(10^3/uL) Leukosit (dalam ribuan) t: 12,7/Ul (H)
(H) = high (L) = low
Hemoglobin: M 14-18 F 12-16 g/dL Leukosit (dalam ribuan)t: 4.8-10.8/uL Hmt: M 42-52% F 37- 47% Eritrosit (dalam juta) t: M 4.7-6.1 F 4.2-5.4/uL Platelet : 150-450(10^3/uL) Kolesterol Total : 150-250mg/dl
HDL Kolesterol : M35-55 F45-65 mg/dl LDL Kolesterol: 150-190mg/dl Trigliserida: 40-155 mg/dl Kreatinin: 0.7-1.3mg/dl Ureum: 10-50mg/dl SGPT: 13-40U/L SGOT: 1-37U/L Asam urat:3-6
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark cerebri Lokasi: lobus parientalis, atropi cerebri Tekanan Darah Hari ke-1 = 150/100/180/100;140/100;160/100 Hari ke-2 = 120/70;180/80;150/100;140/100;150/100;140/90 Hari ke-3 = 130/90/60/-;40/- ASSESSMENT 1. Pasien menerima PCT dan Sistenol (PCT+Asam sistinea) pada tanggal 10-11. Keduanya memilikki kandungan PCT.
DRP yang terjadi : Obat tidak efektif 2. Lanzoprasole dapat mengurangi efek klopidogrel. DRP yang terjadi: Interaksi obat SUGGESTION 1. Pada tanggal 10, PCT dihentikan dan cukup diberikan Sistenol saja. 2. Mengganti lansoprasole dengan Pantoprasole atau obat antagonis reseptor H2
57
Tabel XXII. Drug Related Problems pada pasien kasus 4 yang mengalami: Obat Butuh obat dan Dosis Kurang di Unit Stroke RSUD Banyumas pada
tahun 2010 (Januari-April) SUBJECTIVE No. RM : 27-63-94 Usia/Jenis Kelamin : 67/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 29/03/10 Tanggal masuk US : 30/03/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 05/04/10 Lama Inap : 7 hari Keadaan pulang : meninggal Riwayat Hipertensi : ada, tidak diobati Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak Merokok : ya, 10 batang/hari Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah Dignosis: Stroke Iskemik Keluhan masuk : Perubahan tingkah laku, 3 hari sebelumnya kalau diajak bicara kadang nyambung kadang tidak, tampak seperti orang bingung, ngompol pada malam hari. Lumpuh anggota badan sebelah kanan. Penurunan kesadaran (Somnolen)
Terapi obat yang diberikan : valsartan (p.o) 1x 160 mg (30/03-04/04) amlodipin (p.o) 1x 5 mg (30/03) amlodipin (p.o) 1x 10 mg (31/03-04/04) aspilet (p.o) 1x 80 mg (31/03-04/04) alprazolam (p.o) 1x 0,5 mg (31/03-04/04) ISDN (p.o) 3x 5 mg (01-04/04) allopurinol (p.o) 1x 100 mg (01-04/04) PCT (p.o) 3x 500 mg (02-04/04) gemfibrosil (p.o) 1x 300 mg (02-04/04) kleboprida maleat (p.o) 2x 1 tab (03-04/04) pirasetam (inj) 3x 1g (30/03-04/04) sitikolin (inj) 2x 250 mg (30/03-04/04) nikardipin (inj) 0,5 mg/kgbb/menit (30/03-04/04) ranitidin (inj) 2x 1 amp (30/03-04/04) haloperidol (inj) 1x 1 amp (30/03)
OBJECTIVE Hasil laboratorium pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu: 168mg/dl (H) Hemoglobin: 12,6/Dl (L) Leukosit (dalam ribuan) t: 10,35/uL Hmt: 38% (H) Eritrosit (dalam juta) : 5,93/uL Platelet : 288(10^3/uL) Kolesterol Total :206/283(H)*mg/dl HDL Kolesterol : 42,7/47,7*mg/dl LDL Kolesterol: 236(H)/215,3(H)*mg/dl Trigliserida: 84/100*mg/dl
Kreatinin: 1,26mg/dl Ureum: 32mg/dl SGPT: 18U/L SGOT: 22U/L Na: 139mmol/L Ka: 3,7mmol/L * = 3 jam pp (H) = high (L) = low
Kadar gula darah sewaktu: 60-100 mg/dl Hemoglobin: M 14-18 F 12-16 g/dL Leukosit (dalam ribuan)t: 4.8-10.8/uL Hmt: M 42-52% F 37-47% Eritrosit (dalam juta) t: M 4.7-6.1 F 4.2-5.4/uL Platelet : 150-450(10^3/uL) Kolesterol Total : 150-250mg/dl HDL Kolesterol : M35-55 F45-65 mg/dl
LDL Kolesterol: 150-190mg/dl Trigliserida: 40-155 mg/dl Kreatinin: 0.7-1.3mg/dl Ureum: 10-50mg/dl SGPT: 13-40U/L SGOT: 1-37U/L Asam urat:3-6 Na: 135-155 mmol/L Ka: 3.6-5.5 mmol/L
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark
Tekanan Darah Hari ke-1 = 210/150;150/90;180/110 Hari ke-5 = 130/70;170/70;160/80;150/90 Hari ke-2 = 170/100;180/120;180/100 Hari ke-6 = 120/60;190/100;120/70;100/60 Hari ke-3= 150/100;180/110;190/110;180/100 Hari ke-7 = - Hari ke-4 = 180/90;140/90;150/90 ASSESSMENT 1. Pada tanggal 5 suhu badan pasien 38,9°C (di atas 37,5°C), Parasetamol sudah dihentikan pemberiannya pada
tanggal 4. DRP yang terjadi : Butuh Obat (sama dengan kasus no.9) 2. Gemfibrozil diberikan 1x 300mg, berdasarkan ISO 2009, untuk pengobatan hiperlipidemia minimal dosis 600 mg.
DRP yang terjadi : Dosis kurang SUGGESTION 1. Pasien yang demam harus diobati dengan antipiretika dan diatasi penyebabnya (Anonim, 2007). Sehingga tetap
diberi PCT sampai suhu badan normal. 2. Berikan pasien gemfibrosil 2x 300 mg.
58
Tabel XXIII. Drug Related Problems pada pasien kasus 5 yang mengalami: Reaksi efek samping obat di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010
(Januari-April) SUBJECTIVE No. RM : 52-25-63 Usia/Jenis Kelamin : 58 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 14/01/10 Tanggal masuk US : 16/01/10 Masuk dari : Bangsal Tanggal keluar US : 24/01/10 Lama Inap : 9 hari Keadaan keluar: membaik, pindah ruangan Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati teratur tekanan menjadi normal. Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : ya, 6 batang/hari Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah Diagnosis : Stroke Hemoragik Subarakhnoid Keluhan masuk : Penurunan kesadaran + 3 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mendadak tidak sadar. Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan.Nyeri Kepala bagian parietal sebelah kanan. Vertigo. Muntah.Penurunan kesadaran Somnolen.
Terapi obat yang diberikan : amlodipin (p.o) 1x 10 mg (16-24/01) valsartan (p.o) 1x 160 mg (16-24/01) aspar k (p.o) 2x 300 mg (17-20/01) aspar k (p.o) 1x 300 mg (23-24/01) simvastatin (p.o) 1x 10 mg (19-24/01) lisinopril (p.o) 1x 10 mg (20-24/01) pirasetam (p.o) 3x 800 mg (24/01) pirasetam (inj) 2x 3g (16-17, 20-24/01) pirasetam (inj) 3x 1g (18-19/01) sitikolin (inj) 2x 250 mg (16-23/01) ranitidin (inj) 2x 1a(19-23/01) seftriakson (inj) 1x 1g (16-20/01) furosemid (inj) 2x 1 a (18-22/01) asam traneksamat (inj) 2x 250 mg/5ml (16-17/01) vitamin k (inj) 2x 10 mg (1 a) (16-17/01)
OBJECTIVE Hasil laboratorium pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu: 129mg/dl (H) Hemoglobin: 15,3g/dL Platelet : 143(10^3/uL) Kolesterol Total : 227mg/dl(H) HDL Kolesterol : 69,6mg/dl(H)
LDL Kolesterol : 142,8mg/dl (L) Trigliserida: 73mg/dl Kreatinin: 1,75mg/dl(H) Ureum: 36mg/dl Na: 143mmol/L Ka: 2,9mmol/L (L) (H) = high (L) = low
Kadar gula darah sewaktu: 60-100 mg/dl Hemoglobin: M 14-18 F 12-16 g/dL Leukosit (dalam ribuan)t: 4.8-10.8/uL Platelet : 150-450(10^3/uL) Kolesterol Total : 150-250mg/dl HDL Kolesterol : M35-55 F45-65 mg/dl
LDL Kolesterol: 150-190mg/dl Trigliserida: 40-155 mg/dl Kreatinin: 0.7-1.3mg/dl Ureum: 10-50mg/dl Asam urat:3-6 Na: 135-155 mmol/L Ka: 3.6-5.5 mmol/L
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus parientalis Bagian: kiri Tekanan Darah Hari ke-1 = 190/130 Hari ke-6 = 140/90 Hari ke-2 = 200/120 Hari ke-7 = 130/80 Hari ke-3 = 180/100;220/130 Hari ke-8 = 130/80 Hari ke-4 = 190/120 Hari ke-9 = 190/100 Hari ke-5 = 160/100;160/110 ASSESSMENT 1. Pada tanggal 24 pasien masih memperoleh suplemen kalium yaitu Aspar K, pada waktu itu juga pengobatan
dengan diuretik sudah dihentikan dan masih memperoleh valsartan dan lisinopril. Efek samping dari Aspar K , ARB dan ACEi adalah hiperkalemia. DRP yang terjadi : Efek samping obat (mirip kasus no. 13 dan 15)
SUGGESTION 1. Aspar K dihentikan untuk menghindari resiko hiperkalemia.
59
Tabel XXIV. Drug Related Problems pada pasien kasus 6 yang mengalami: Butuh obat di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April) SUBJECTIVE No. RM : 53-20-65 Usia/Jenis Kelamin : 55 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 04/01/10 Tanggal masuk US : 08/01/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 21/01/10 Lama Inap : 14 hari Keadaan keluar: membaik, pindah ruangan Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur.Jika teratur TD menjadi normal Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah Diagnosis : Stroke Hemoragik Intraserebral Keluhan masuk : Perubahan tingkah laku, 3 hari sebelumnya kalau diajak bicara kadang nyambung kadang tidak, tampak seperti orang bingung, ngompol pada malam hari.
Terapi obat yang diberikan : valsartan (p.o) 1x 160 mg (08-20/01) Adalat Oros 1x 1tab (08-10/01) Aspar K (p.o) 1x 300 mg (08-20/01) simvastatin (p.o) 1x 20 mg (11-20/01) diltiasem (p.o) 1x 100 mg (12-20/01) HCT (p.o) 1x 25 mg (13-20/01) bisoprolol (p.o) 1x 10 mg (14-21/01) alprazolam (p.o) 2x 0,5 mg (17-20/01) pirasetam (p.o) 2x 800 mg (19-21/01) sitikolin (p.o) 2x 500 mg (19-21/01) pirasetam (inj) 2x 3g (08-18/01) sitikolin (inj) 2x 500 mg (19-21/01) seftriakson (inj)2x 1g (12-13/01) furosemid (inj) 1x 1 a (08-11/01) mannitol (inj) 125 cc, rapp off (08-10/01)
OBJECTIVE Hasil laboratorium pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu: 75 Hemoglobin: 16,6 Leukosit (dalam ribuan) t: 10,35 (H) Hmt: 49,1 Eritrosit (dalam ribuan) : 5,93 Platelet : 288 Kolesterol Total :206/283*(H) HDL Kolesterol : 42,7/47,7* LDL Kolesterol: 236/215,3*(H)
Trigliserida: 84/100* Kreatinin: 1,26 Ureum: 32 SGPT: 18 SGOT: 22 Na: 139 Ka: 3,7 * = 3 jam pp (H) = high (L) = low
Kadar gula darah sewaktu: 60-100 mg/dl Hemoglobin: M 14-18 F 12-16 g/dL Leukosit (dalam ribuan)t: 4.8-10.8/uL Hmt: M 42-52% F 37-47% Eritrosit (dalam juta) t: M 4.7-6.1 F 4.2-5.4/uL Platelet : 150-450(10^3/uL) Kolesterol Total : 150-250mg/dl HDL Kolesterol : M35-55 F45-65 mg/dl
LDL Kolesterol: 150-190mg/dl Trigliserida: 40-155 mg/dl Kreatinin: 0.7-1.3mg/dl Ureum: 10-50mg/dl SGPT: 13-40U/L SGOT: 1-37U/L Asam urat:3-6 Na: 135-155 mmol/L Ka: 3.6-5.5 mmol/L
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark dan perdarahan Lokasi: talamus Bagian: kiri Tekanan Darah Hari ke-1 = 220/150 Hari ke-8 = 170/110;140/110 Hari ke-2 = 180/120 Hari ke-9 =150/100;170/160 Hari ke-3= 150/100 Hari ke-10 =110/80 Hari ke-4 = 166/110 Hari ke-11 =140/90;170/140 Hari ke-5 = 160/100 Hari ke-12 =150/100 Hari ke-6 = 180/140;190/120 Hari ke-13 =140/100; 150/100 Hari ke-7 = 180/120 Hari ke-14 =160/100 ASSESSMENT 1. Pasien menerima obat-obat yang memberi efek samping gangguan lambung. DRP yang terjadi: Butuh obat (mirip
dengan kasus no. 1) SUGGESTION 1. Pasien sebaiknya diberikan obat PPI atau antagonis reseptor H2.
60
Tabel XXV. Drug Related Problems pada pasien kasus 9 yang mengalami:
Butuh Obat di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
SUBJECTIVE No. RM : 50-84-55 Usia/Jenis Kelamin : 80 th/Perempuan Tanggal kejadian serangan : 26/01/10 Tanggal masuk US : 26/01/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 27/01/10 Lama Inap : 2 hari Keadaan pulang : meninggal Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Riwayat TIA : ya Riwayat DM : ya Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : pernah, 4 bulan yang lalu. Diagnosis ; Stroke Hemoragik Intrakranial
Keluhan masuk : Penurunan kesadaran + 3 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mendadak tidak sadar. Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan. Vertigo, muntah. Penurunan kesadaran Tingkat kesadaran stupor. Kejang-kejang. Kaku kuduk Terapi obat yang diberikan : pirasetam (inj) 2x 3g (26-27/01) sitikolin (inj) 2x 250 mg (26-27/01) seftriakson (inj) 2x 1g (26-27/01) ranitidin (inj) 2x 1a (26-27/01) fenitoin (inj) 1x 1a (27/01) furosemid (inj) 1x 1a (27/01) manitol (inj) 125 cc (dari 26-27/01, total 3x pemberian)
OBJECTIVE Hasil laboratorium pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu: 237mg/dl (H) Hemoglobin: 15,6g/dL Leukosit (dalam ribuan) t: 16,4/uL (H) Hmt:45,9 Platelet : 523(10^3/uL) (H) Kolesterol Total : 179 HDL Kolesterol : 51,2
LDL Kolesterol: 112,2 Trigliserida: 78 Kreatinin: 1,16 Ureum: 32 Asam urat : 6,8 (H) SGPT: 19U/L SGOT: 18U/L Na: 144mmol/L Ka: 3,8mmol/L Suhu tubuh :40.1°C (H) = high (L) = low
Kadar gula darah sewaktu: 60-100 mg/dl Hemoglobin: M 14-18 F 12-16 g/dL Leukosit (dalam ribuan)t: 4.8-10.8/uL Hmt: M 42-52% F 37-47% Eritrosit (dalam juta) t: M 4.7-6.1 F 4.2-5.4/uL Platelet : 150-450(10^3/uL) Kolesterol Total : 150-250mg/dl HDL Kolesterol : M35-55 F45-65 mg/dl
LDL Kolesterol: 150-190mg/dl Trigliserida: 40-155 mg/dl Kreatinin: 0.7-1.3mg/dl Ureum: 10-50mg/dl SGPT: 13-40U/L SGOT: 1-37U/L Asam urat:3-6 Na: 135-155 mmol/L Ka: 3.6-5.5 mmol/L
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus parientalis dan temporal Tekanan Darah Hari ke-1 = 150/100 Hari ke-2 = 150/100,- ASSESSMENT 1. Suhu tubuh pasien pada hari pertama, 40.1°C, pasien tidak diberi antipiretik. DRP yang terjadi: Butuh obat (mirip
dengan kasus no. 4) 2. Pasien menerima diuretik kuat, dikhawatirkan kalium dalam tubuh pasien menjadi tidak seimbang. DRP yang
terjadi : Butuh obat (mirip dengan kasus no. 1, 7, 8, dan 10) SUGGESTION 1. Pasien diberikan PCT sebagai antipiretik 2. Pasien diberikan suplemen kalium seperti Aspar K untuk mencegah terjadinya hipokalemia.
61
Tabel XXVI. Drug Related Problems pada pasien kasus 11 yang mengalami: Butuh Obat di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
SUBJECTIVE No. RM : 52-34-08 Usia/Jenis Kelamin : 70 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 06/02/10 Tanggal masuk US : 08/02/10 Masuk dari : Bangsal Tanggal keluar US :15/02 /10 Lama Inap : 8 hari Kondisi pulang : meninggal Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Merokok : iya Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah Diagnosis : Stroke Hemoragik Intrakranial Padada tanggal 10 mengalami stupor Keluhan masuk : Pasien datang dengan keluhan pusing, muntah, kaki dan tangan kiri lemah, mulut menceng ke kanan.Penurunan kesadaran Somnolen. Terapi obat yang diberikan : Valsartan (p.o) 1x 80 mg (08/02) Valsartan (p.o) 1x 160 mg (09-14/02)
KSR (p.o) 3x 600 mg (08-13/02) KSR (p.o) 2x 600 mg (14/02) tetrazosin (p.o) 2x 35 mg (09-14/02) simvastatin (p.o) 1x 10 mg (09-14/02) amlodipin (p.o) 1x 5 mg (10/02) 1x 10 mg (11-14/02) sistenol (p.o) 4x 1 tab (11-14/02) lisinopril (p.o) 1x 5mg (11/02) dan 1x 10 mg (12-14/02) pirasetam (inj) 2x 3g (08-14/02) sitikolin (inj) 2x 250 mg (08-14/02) ranitidin (inj) 2x 1a (14/02) seftriakson (inj) 2x 1g (08-11/02) omz (inj) 2x 1 a (08-13/02) bromheksin 3x 1a (10-14/02) manitol 125 cc (dari 08-10/02, total 6 kali pemberian) furosemid 1x 1a (12-13/02) 2x 1a (14/02) siprofloksasin 2x 200 mg (12-14/02) insulin 3x 4ui (13-14/02)
OBJECTIVE Hasil laboratorium pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu: 157 mg/dl (H) Hemoglobin: 14,5 g/dL Leukosit (dalam ribuan)t:18.63/uL (H) Hmt: 43,6% Eritrosit (dalam juta) t:5,12/uL Platelet : 267(10^3/uL) Kolesterol Total : 248mg/dl HDL Kolesterol : 55,9 mg/dl LDL Kolesterol: 156,9mg/dl Trigliserida: 176mg/dl(H) Kreatinin: 1,32mg/dl(H) Ureum: 25 mg/dl SGPT: 23U/L SGOT: 25U/L
Na: 141mmol/L Ka: 2,9mmol/L (L) URINALISIS pH : 7.0 BJ :1.010 Lekosit : 2-4 Keton + Darah +2 Eritrosit 8-12 Epitel 0-2 Protein + Kristal amorph +++ (H) = high (L) = low
Kadar gula darah sewaktu: 60-100 mg/dl Hemoglobin: M 14-18 F 12-16 g/dL Leukosit (dalam ribuan)t: 4.8-10.8/uL Hmt: M 42-52% F 37-47% Eritrosit (dalam juta) t: M 4.7-6.1 F 4.2-5.4/uL Platelet : 150-450(10^3/uL) Kolesterol Total : 150-250mg/dl HDL Kolesterol : M35-55 F45-65 mg/dl
LDL Kolesterol: 150-190mg/dl Trigliserida: 40-155 mg/dl Kreatinin: 0.7-1.3mg/dl Ureum: 10-50mg/dl SGPT: 13-40U/L SGOT: 1-37U/L Asam urat:3-6 Na: 135-155 mmol/L Ka: 3.6-5.5 mmol/L
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus parientalis dan intravarikuler Bagian: kanan/dextra Tekanan Darah Hari ke-1= 200/100;190/100;160/90 Hari ke-5 =180/110;170/90 Hari ke-2= 200/100;190/110;170/100;190/100 Hari ke-6 = 130/80;140/80;150/90;140/80 Hari ke-3 = 220/100;190/110;180/100;200/110 Hari ke-7 = 150/100;140/90;130/80;90/60 Hari ke-4 = 220/110;140/120;170/120;130/80 Hari ke-8 = 110/70 ASSESSMENT 1. Pasien mengalami hiperglikemia mulai tanggal 8, tetapi tidak diberikan antidiabetik. DRP yang terjadi: Butuh
obat (mirip kasus 1, 8, 10, 11, 12, dan 13)
SUGGESTION 1. Pasien dari tanggal 8 sebaiknya diberi insulin, dosis 2 ui (berdasarkan Standar Pelayanan Medik Stroke RSUD
Banyumas).
62
Tabel XXVII. Drug Related Problems pada pasien kasus 12 yang mengalami: Butuh Obat, dan Dosis kurang di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun
2010 (Januari-April) SUBJECTIVE No. RM : 52-56-54 Usia/Jenis Kelamin : 40 th/Perempuan Tanggal kejadian serangan : 01/04/10 Tanggal masuk US : 01/04/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 12/04/10 Lama Inap : 12 hari Kondisi keluar : pasien pindah ruangan dalam keadaan membaik Riwayat Hipertensi : ada, diobati teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : pernah, Oktober 2009 Diagnosis : Stroke iskemik Sampai tanggal 6 mengalami koma Keluhan masuk : muntah, kehilangan kesadaran dan koma
Terapi obat yang diberikan : parasetamol (p.o) 4x 500 mg (01-09/04) parasetamol (p.o) p.r.n 500 mg (10/04) simvastatin (p.o) 1x 10 mg (03-12/04) cilostasol (p.o) 2x 50 mg (03-12/04) amlodipin (p.o) 1x 5 mg (03-08/04) 1x 10 mg (09-12/04) valsartan (p.o) 1x 80 mg (03-12/04) aspar k (p.o) 2x 300 mg (07-09/04) aspar k (p.o) 3x 300 mg (10-12/04) fenitoin cap (p.o) 2x 100 mg (10-12/04) furosemid (p.o) 1x 40 mg (10-12/04) pirasetam (inj) 3x 1g (01-08/04) pirasetam (inj) 2x 3g (09-12/04) sitikolin (inj) 2x 250 mg (01-12/04) ranitidin (inj) 2x 1a (01-08/04) seftriakson (inj) 2x 1g (01-09/04) siprofloksasin 2x 200 mg (09-12/04) fenitoin (inj) drip (03-09/04) bisolvon (inj) 3x 1a (03-12/04) gentamisin (inj) 1x 80 mg (06-10/04)
OBJECTIVE Hasil laboratorium pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu: 172(H) Hemoglobin: 17(H) Leukosit (dalam ribuan) t: 23,48(H) Hmt:52,4(H) Platelet : 713 Kolesterol Total :237 HDL Kolesterol : 66,6 (H) LDL Kolesterol: 154 Trigliserida: 82 Kreatinin: 1,71(H) Ureum: 31 Asam urat : 5,1 SGPT: 74(H)
SGOT: 137(H) Na: 145 Ka: 3,8 URINALISIS Protein + Epitel + Darah +3 Leukosit 2-4 Eritrosit banyak (H) = high (L) = low
Kadar gula darah sewaktu: 60-100 mg/dl Hemoglobin: M 14-18 F 12-16 g/dL Leukosit (dalam ribuan)t: 4.8-10.8/uL Hmt: M 42-52% F 37-47% Eritrosit (dalam juta) t: M 4.7-6.1 F 4.2-5.4/uL Platelet : 150-450(10^3/uL) Kolesterol Total : 150-250mg/dl HDL Kolesterol : M35-55 F45-65 mg/dl
LDL Kolesterol: 150-190mg/dl Trigliserida: 40-155 mg/dl Kreatinin: 0.7-1.3mg/dl Ureum: 10-50mg/dl SGPT: 13-40U/L SGOT: 1-37U/L Asam urat:3-6 Na: 135-155 mmol/L Ka: 3.6-5.5 mmol/L
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark Lokasi: lobus parientalis, temporal, oksipitalis Bagian: kiri dan kanan Tekanan Darah Hari ke-1= 120/70;130/70;140/80 Hari ke-7 =150/100;160/90;120/80 Hari ke-2= 130/90;140/90;160/100; Hari ke-8 =130/80;110/80;150/110 Hari ke-3 = 170/160;150/100;100/70;120/80 Hari ke-9 =150/90;130/90 Hari ke-4 = 110/80;140/90;100/80;150/80 Hari ke-10=120/70;120/90 Hari ke-5 = 160/100;120/80;130/90;100/70;120/80 Hari ke-11= 140/90;120/80;130/80 Hari ke-6 = 140/90;160/100 Hari ke-12=140/110 ASSESSMENT 1. Pasien mengalami hiperglikemi, tetapi tidak diberikan antidiabetik. DRP yang terjadi: Butuh obat (mirip kasus 1,
8, 9, 10, 12, dan 13) 2. Dosis cilostasol seharusnya 2x 100 mg. DRP yang terjadi : Dosis kurang SUGGESTION 1. Pasien sebaiknya diberi insulin sesuai dengan tabel skala luncur 2. Dosis cilostasol dinaikkan menjadi 2x 100mg
63
D. Gambaran Lama Masa Perawatan Dan Keadaan Keluar
1. Lama Masa Perawatan
Pasien pada penelitian ini dirawat antara 12-17 hari di Unit Stroke. Lama
masa perawatan pasien di Unit Stroke dapat dilihat pada Gambar 10. Pasien yang
lama masa perawatannya singkat atau dalam kasus ini < 7 hari, biasanya pasien
keluar dalam keadaan sudah meninggal dalam masa perawatan di unit Stroke.
Paling banyak pasien mengalami masa perawatan 12-15 hari.
Gambar 10. Lama Masa Perawatan Pasien di Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
2. Keadaan Keluar Pasien Dari Unit Stroke
Pasien yang dianggap sudah membaik dan tidak memerlukan perawatan
intensif dari Unit Stroke, umumnya diperbolehkan untuk pulang atau pindah ke
Bangsal RS. Pada penelitian ini 11 pasien (73,3%) dalam keadaan membaik
waktu keluar dari Unit Stroke dan sisanya keluar dalam keadaan meninggal
(Gambar 11).
64
Gambar 11. Keadaan Keluar Pasien Dari Unit Stroke RSUD Banyumas pada tahun 2010 (Januari-April)
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karakteristik pasien stroke (n=15 pasien) di Unit Stroke RSUD Banyumas
pada tahun 2010 (Januari-April) sebagai berikut: 46,7% pasien berumur 45-
65 tahun, 60% laki-laki, jenis stroke hemoragik 60%, memiliki riwayat
hipertensi 80%, memiliki riwayat merokok 40%, dan 4 orang pasien pernah
dan mengalami stroke sebelumnya. Tingkat kesadaran pasien saat masuk, 3
pasien dalam keadaan normal, 8 pasien somnolen, 2 pasien stupor dan 2 koma.
2. Penggunaan obat pasien stroke di Unit Stroke terbanyak adalah obat yang
bekerja sebagai neuroprotektan yaitu, sitikolin (100%) dari kelas terapi
kardiovaskular dan pirasetam (100%) dari kelas terapi sistem saraf pusat.
3. Evaluasi Drug Related Problems yang ditemukan adalah: butuh obat 10 kasus,
obat tidak efektif 2 kasus, dosis kurang 2 kasus, dosis berlebih1 kasus, dan
reaksi efek samping 7 kasus.
4. Lama masa perawatan pasien: <4 hari (2 pasien), 4-7 hari (2 pasien), 8-11 hari
(4 pasien), 12-15 hari (5 pasien), dan 16-19 hari (2 pasien). Sedangkan,
keadaan keluar pasien dari Unit Stroke : 11 pasien membaik dan 4 pasien
meninggal.
66
B. Saran
1. Diharapkan adanya penelitian serupa tetapi dengan rancangan prospektif
sehingga data yang diperoleh mengenai keadaan pasien dapat diketahui oleh
peneliti secara langsung.
2. Disarankan penelitian dilakukan di bangsal yang merawat pasien stroke dan
Unit Stroke, sehingga dapat dilakukan perbandingan hasil dan pengobatannya
selama perawatan.
3. Bagi Rumah Sakit, dalam penyimpanan data pasien sebaiknya data pasien
sebelum masuk Unit Stroke dan waktu pindah ruangan dijadikan satu, apabila
akan dilakukan penelusuran informasi dan pengadaan evaluasi menjadi lebih
mudah.
4. Banyak penderita stroke yang menggunakan sonde, terutama pada pasien yang
mengalami penurunan kesadaran. Pemberian obat oral yang didesain khusus,
seperti valsartan (tablet salut gula) dan pemberian obat digerus bersamaan
obat lain, dikhawatirkan dapat mengurangi efek terapetiknya. Peneliti
menyarankan untuk industri farmasi agar membuat desain obat yang sesuai
dengan keadaan pasien rawat inap khusunya pasien stroke yang mengalami
penurunan kesadaran.
67
DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, R., 2008, Penatalaksanaan Medis Perdarahan Subarakhnoid Primer,
Makalah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Penyakit Saraf, 313-338, Airlangga University Press, Surabaya
Anonim, 2003, Usia Muda Perlu Tahu Penyakit Stroke, Yayasan Stroke
Indonesia, http://www.yastroki.or.id/read.php?id=255, diakses pada tanggal 20 Juni 2010
Anonim, 2006, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 2007, Guidelines Stroke 2007, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia, Jakarta Anonim, 2008, Stroke, Pembunuh No. 3 di Indonesia,
http://www.medicastore.com, diakses pada tanggal 1 Agustus 2010 Anonim, 2009, Informasi Spesialite Obat, Volume 44, Penerbit Ikatan Sarjana
Farmasi Indonesia, Jakarta Baoezier, F., 2008, Manajemen Hiperglikemia Pada Stroke Akut, Makalah
Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Penyakit Saraf, 67-84, Airlangga University Press, Surabaya
Bustami, M., 2007, Penanganan Neuroemergensi dan Neurointensif Pada Pasien
Stroke Akut., Pustaka Cendikia Press, Yogyakarta Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 2004, Pharmaceutical Care
Practice, McGraw-Hill Companies, Inc., New York Dewoto, H R., 2009, Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik dan Hemostatik,
Farmakologi dan Terapi Edisi 5, FK Universitas Indonesia, Jakarta Djuanda. A., Sani, A., Azwar, A., Handaya., Almatsier, M., Setiabudy, R.,
Firmansyah, R., Ismail, S., MIMS Indonesia, Edisi 8 2008/2009, PT Info Master, Indonesia
Fagan. S.C., and Hess, D.C., dalam Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Matzke, B.R.,
Well, B.G., dan Poyes. M.L., 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, 3rd edition, Appleton and Lange Stampord Conecticut, USA
68
Gofir, A., 2007, Pengantar Manjemen Stroke Komprehensif, Pustaka Cendikia
Press, Yogyakarta Gofir, A., 2009, Evidenced Based Medicine: Manejemen Stroke, Pustaka
Cendikia Press, Yogyakarta Gunawan,S.G., 2009, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Departemen Farmakologi
dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Hariyono, T., 2002, Stroke dan Hipertensi, SMF Bagian Saraf, RSUD Banyumas,
Jawa Tengah Hartono, B., 2004, RSUD Banyumas Terakreditasi Tingkat Lengkap, Harian
umum Suara Merdeka 13 Januari 2004, Jawa Tengah Hayes, P C dan Thomas W.M., 1997, Buku Saku Diagnosis dan Terapi, 208-209,
EGC, Jakarta Japardi, I., 2002, Patofisiologi Stroke Infark Akibat Tromboemboli, Fakultas
Bagian Bedah, Universitas Sumatera Utara, http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi32.pdf , diakses pada tanggal 20 Juni 2010
Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2006, Drug Information Handbook, 14th Edition, LexiComp, Amerika
Lelo, A., 2009, Clopidogrel From Pharmacology Perspective To Clinical Protection, Makalah Simposium Nasional Otak dan Jantung ke-10, 25-33, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Misbach, J., 2007, Pandangan Umum Mengenai Stroke, Unit Stroke Manajemen Stroke Secara Komprehensif, 1-9, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Wahyuni, N., 2009, Neuroprotective Agent in Stroke,
http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2009/07/21/neuroprotective-agents-in-stroke/ , diakses pada tanggal 20 Juni 2010
Notoaadmojo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi 2, Rineka Cipta,
Jakarta Rasyid, Al., 2007, Aspek Anatomi, Fisiologi dan Pemeriksaan Fisik, Unit Stroke
Manajemen Stroke Secara Komprehensif, 13-20, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
69
Said, U., 2004, Interaksi Hormonal Dan Kualitas Kehidupan Pada Wanita, Bagian/Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UNSRI/ RSMH Palembang, http://digilib.unsri.ac.id/download/INTERAKSI%20HORMONAL%20%20DAN%20KUALITAS%20HIDUP%20WANITA.pdf , diakses pada tanggal 20 Juni 2010
Saiful-Islam, M., 2008, Perkembangan Terapi Medikal Stroke Perdarahan
Intraserebral, Makalah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Penyakit Saraf, 219-234, Airlangga University Press, Surabaya
Setyopranoto, I., 2006., Penerapan Evidence Based Medicine Pada Kegawatan
Stroke Iskemik Akut, Kumpulan Makalah Lengkap: Continuing Professional Development 2006, 17-36, RS DR. Sardjito, Yogyakarta
Setyopranoto, I., 2006., Penerapan Evidence Based Medicine Pada Manjemen
Stroke Perdarahan Intraserebral, Kumpulan Makalah Lengkap: Continuing Professional Development 2006, 37-60, RS DR. Sardjito, Yogyakarta
Soertidewi, L., 2007, Peran Unit Stroke Dalam Tata Laksana Stroke
Komprehensif, Unit Stroke Manajemen Stroke Secara Komprehensif, 21-37, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Stringer, J.L., 2006, Konsep Dasar Farmakologi Panduan untuk Mahasiswa,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, J.I., Adnyana, I.K., Setiadi, A.A.P.,
Kusnandar., 2008, ISO Farmakoterapi, PT ISFI Penerbitan, Jakarta Susilo, H., 2008, The Evidence Of Antiplatelets In The Primary And Secondary
Stroke Prevention, Makalah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Penyakit Saraf, 291-300, Airlangga University Press, Surabaya
Sutedjo, A.Y., 2006, Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium, Amara Books, Yogyakarta Sutrisno, A., 2007, Stroke??? You Must Know Before You Get It!, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Tirtawati, K., Zulkaida, A., 2008, Locus of Control Pada Insan Pasca Stroke Usia
40-65 Tahun, Fakultas Psikologi Gunadarma, Jakarta Tugasworo, D., 2009, The Role Cilostazol In The Mangement Of Stroke And
Intracranial Arterial Stenosis, Makalah Simposium Nasional Otak dan
70
Jantung ke-10, 127-131, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Wahjoepramono, E.J., 2005, Stroke Tata Laksana Fase Akut, Fakultas Kedokteran
Universitas Pelita Harapan, Jakarta Winkler, S.R., 2008, Pharmacotherapy principles and Practices, 161-173,
McGraw Hills Companies, United State Wirawan, R.B., 2009, Manajemen Nyeri Pasca Stroke, Makalah Simposium
Nasional Otak dan Jantung ke-10, 37-42, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Yus, 2009, Valsartan Obat Antihipertensi Turunkan Angka Kejadian
Kardiovaskular Pada Pasien Hipertensi, http://www. valsartan-obat-anti-hipertensi-turunkan-angka-kejadian-kardiovaskular-pada-pasien-hipertensi_2.pdf
, diakses pada tanggal 20 Juni 2010
71
Lampiran 1.
PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI GANGGUAN PEREDARAN DARAH OTAK (STROKE)
(STANDAR PELAYANAN MEDIS 2009) RSUD BANYUMAS
Nama Penyakit/ Diagnosa Gangguan peredaran darh otak (stroke)
1. Stroke hemoragik 2. Stroke non hemoragik
Kriteria Diagnosis 1. Stroke hemoragik a. Anamnesis
1) Onset/awitan terjadi secara mendadak 2) Onset terjadi saat sedang aktif 3) Tidak ada peringatan/ warning terlebih dahulu 4) Kepala sangat nyeri 5) Ada kejang-kejang dan muntah 6) Kesadaran menurun sampai hilang
b. Klinis 1) Bradikardi sejak awal serangan 2) Sering terjadi edama papil 3) Kaku kuduk 4) Ditemukan tanda kernig, brudzinsky
2. Stroke non hemoragik Anamnesis a. Onset/ awitan terjadi secara mendadak b. Onset terjadi saat istirahat c. Terdapat peringatan/ warning berupa TIA d. Kadang-kadang nyeri kepala e. Tidak ada kejang-kejang dan muntah
Diagnosa Banding 1. Trauma 2. Infeksi otak/ selaput otak 3. Tumor otak
Pemeriksaan Penunjang Fungsi lumbal: 1. Bila memungkinkan CT-Scan otak, MRI 2. Laboratorium: darah aputus, rutin, trombosit,
hematokrit, agregasi platelet (bila memungkinkan periksa kreatinin, asam urat, kolesterol total, HDL, LDL), gula darah dan urine rutin.
3. EKG Konsultasi 1. Spesialis Penyakit Dalam
2. Spesialis Bedah Saraf 3. Spesialis Rehabilitasi Medis 4. Spesialis Jantung 5. Psikiatri 6. Anasthesi
Perawatan RS Untuk penderita baru (<10 hari) dan penderita dengan progrefisitas penyakit perlu rawat inap. Kriteria:
1. GSC <9, dirawat di ruang perawatan intensif khusus
72
2. Bila GSC >9, dirawat di ruang perawatan biasa Terapi/ tatalaksana 1. Stroke hemoragik (PIS & PSA)
a. Bed rest selama 2-3 minggu b. Tekanan intrakranial (TIK) meningkat diberi manitol
0,25-0,5mg/kgBB/hari, tappering off c. Asam traneksamat 6x1 gram (10-14 hari), khusus
perdarahan subarakhnoid (PSA) d. Neuroprotektan:
- Sitikolin 2-3x 1000mg/hari - Pirasetam 3-12 g/hari
2. Stroke non hemoragik a. Neuroprotektan:
- Sitikolin 250-1000 mg/hari - Pirasetam 3-12 g/hari
b. Antiplatelet: - Aspirin 50-325 mg/hari - Klopidogrel 1x1 tab (1x 75 mg) - Cilostasol 2x 100 mg - Aspirin + dipiridamol - Aspirin + klopidogrel
3. Bila terdapat hipertensi a. Sistolik (S) >230 mmHg; diastolik (D) 140 mmHg
- diltiazem injeksi: 5-40 mg/kgBB/hari - penurunan tensi tidak melebihi 20-25%
b. S >230 mmHg; D= 105-120 mmHg Ulangi tensi setelah 15 menit hasil tetap: diltiazem injeksi
c. S= 180-220 mmHg; D= 105-120 mmHg - Ada PIS atau gangguan target organ lainnya:
diltiazem injeksi - Bila tidak ada: ulangi 1 jam, bila tensi tetap: oral
antihipertensi d. S< 180 mmHg; D< 105 mmHg
Diberikan oral antihipertensi setelah hari ke 7-10 hari bila keadaan tetap
4. Kenaikan gula darah a. Baik pada SNH&SH bila gula darah >= 150 mg/dL
maka harus diturunkan b. Bila diperlukan dapat diberikan insulin c. Infus kontinyu dengan dimulai/ unit/ jam dan dapat
dinaikkan sampai 10unit/jam d. Kadar gula dimonitor setiap 1-2 jam
Tabel pemberian insulin pada pasien stroke dengan hipertensi
Kadar Glukosa Darah (mg%)
Insulin setiap 6 jam subkutan
80-150 Tidak diberikan insulin 150-200 2 unit 201-250 4 unit
73
251-300 6 unit 301-350 8 unit 351-400 10 unit
>400 12 unit 5. Pada kelompok risiko tinggi
Untuk emboli otak berulang a. Fibrilasi natrium non valuler, katup jantung buatan,
trombus mural dalam ventrikel, infark miokard baru b. Diberikan koagulan: low molecular weight heparin
(LMWH) dosis 2x 0,4cc subkutan 5-7 c. Monitoring trombosit hari ke-1 dan ke-3 (jika
<100.000 tidak diberikan) 6. Perdarahan subarakhnoid
a. Antivasospasme : nimodipin b. Neuroprotektan
Penyulit 1. Perdarahan atau infark luas 2. Infark yang diikuti oleh pererdaran (infark
hemoragik) 3. Ada komplikasi penyakit lain (jantung, ginjal,
diabetes mellitus) Inform Consent Diperlukan Lama Perawatan Hemoragik: 3-4 minggu, tergantung keadaan Masa Pemulihan --- Output Tergantung komplikasi penyakit penderita PA ---
74
LAMPIRAN 2
Data Pasien Unit Stroke
RSUD Banyumas Tahun 2010 (Januari-April)
75
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 1 No. RM : 52-24-37
Usia/Jenis Kelamin : 44 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 08/01/10 Tanggal masuk US : 14/01/10 Masuk dari : Bangsal (11/01) Tanggal keluar US : 22/01/10 Lama Inap : 9 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan. Nyeri Kepala bagian oksipital sebelah kiri Vertigo Muntah Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran somnolen. Kejang-kejang Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. VII normal Saraf otak no. XII normal Disphasia
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Gelisa, tidak bias diajak komunikasi, 3 hari sebelum masuk rumah sakit mengeluh nyeri kepala, pilek, 2 hari sebelumnya tidak bisa komunikasi, tidak mau makan dan minum, gelisah.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal Denyut Nadi ritme teratur dan frekuensi penuh TD : 180/100 (11/01) 180/100 (12/01) 200/120 (13/01)
Kadar gula darah sewaktu: 186 Hemoglobin: 16,6 Leukosit (dalam ribuan) t: 16,66 Hmt: 47,9 Eritrosit (dalam ribuan) t:6,05 Platelet : 231 Kolesterol Total : 240 HDL Kolesterol : 53,8
LDL Kolesterol : 158,2 Trigliserida: 140 Kreatinin: 1,51 Ureum: 32 SGPT: 24 SGOT: 26 Na: 140 Ka: 3,5
EKG Iskemik anterior lateral
Diagnosis Stroke Perdarahan,
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati teratur tekanan menjadi normal. Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark Lokasi: lobus parientalis dan oksipitalis Bagian: kiri
Tekanan Darah Keadaan keluar dari Unit Stroke (US)
Hari ke-1 = 190/120 Hari ke-7 = 160/100 Pindah ruangan dalam keadaan membaik. Hari ke-2 = 160/100 Hari ke-8 = 160/100
Hari ke-3 = 140/90;250/130 Hari ke-9 = 160/100 Hari ke-4 = 180/100 Hari ke-5 = 180/100 Hari ke-6 = 180/110
76
No 1
Pelaksanaan Pemberian Obat Nama Obat Cara
Pemberian Dosis Frekuensi/hari Tanggal
Pemberian Lama Pemberian (hari) Keterangan
Captropil Oral 25 mg 1x 14/01 1 Valsartan Oral 160 mg 1x 14-22/01 9 Jam 18 Asetosal Oral 80 mg 1x 14-22/01 9 Jam 18 Alprazolam Oral 0,5 mg 2x 14-22/01 9 Jam 10,22 Tetrasaozin Oral 35 mg 2x 15-22/01 8 Jam 10,22 Simvastatin Oral 10 mg 1x 15-22/01 8 Jam 22 HCT Oral 12,5mg 1x 18/01 1 Jam 06 25 mg 1x 19-22/01 4 Jam 06 Diltiasem Oral 100 mg 1x 19/01 1 Jam 18 Bisoprolol Oral 10 mg 1x 20-22/01 3 Jam 22 Pirasetam Oral 800 mg 3x 22/01 1 Sitikolin Oral 500 mg 2x 22/01 1 Jam 06,18 Meloksikam Oral 7,5 mg 2x 22/01 1 Nifedipin Oral 1x 22/01 1 Pirasetam Injeksi 3 g 2x 14-21/01 8 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 14-20/01 7 Jam 10,22 Seftriakson Injeksi 1 g 2x 14-17/01 4 Jam 10,22 OMZ Injeksi 1 g 2x 14/01 1 Infuse Cipro Injeksi 200 mg 2x 18-21/01 4 Jam 10,22 Diltiasem Injeksi 3 mg 1x(p.r.n) 14/01 1 Jam 22
77
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan
Pemeriksaan Neurologis
2 No. RM : 17-99-59 Usia/Jenis Kelamin : 60 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 08/02/10 Tanggal masuk US : 09/02/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 11/02/10 Lama Inap : 3 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran koma Kaku kuduk Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal Disafasia
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium 15 jam sebelum masuk RS mengalami kelemahan anggota gerak kanan dan kemudian tidak dapat bicara. Demam.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal Denyut Nadi ritme teratur dan frekuensi penuh
Hemoglobin:15,2 Hmt:44,8 Eritrosit (dalam ribuan) t:5,29 Platelet :293 Leukosit (dalam ribuan)t:12,7
Diagnosis Stroke Non Hemmorhagik
recurrent Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Urinalisis
Riwayat Hipertensi :tidak tahu Merokok : iya Pernah mengalami stroke sebelumnya : pernah, Agustus 2009
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark cerebri Lokasi: lobus parientalis, atropi cerebri
Tekanan Darah Keadaan keluar dari
US Hari ke-1 = 150/100/180/100;140/100;160/100 Meninggal
tgl 11 jam 11.05
Hari ke-2 = 120/70;180/80;150/100;140/100;150/100;140/90 Hari ke-3 = 130/90/60/-;40/-
78
No. No. RM : 17-99-59 2 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
Asetosal Oral 80 mg 1x 09-10/02 2 Jam 18 Klopidogrel Oral 75 mg 1x 09-10/02 2 Jam 14 Parasetamol Oral 500
mg 3x 09-11/02 3 Jam
06,14,22
Lansoprazole Oral 1 tablet
1x 09-10/02 2 Jam 22
Sistenol Oral 1 tablet
4x 10-11/02 2 Jam 06,12,18,24
ISDN Oral 5 mg 3x 10/02 1 Jam 06,14,.22
Pirasetam Injeksi 3 g 2x 9-11/02 3 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 250
mg 2x 9-11/02 3 Jam 10,22
Seftriakson Injeksi 1 g 2x 9-11/02 3 Jam 10,22 Ranitidin Injeksi 1
ampul 2x 9-11/02 3 Jam 10,22
79
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 3 No. RM : 52-38-28
Usia/Jenis Kelamin : 65 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan :12/02/10 Tanggal masuk US : 17/02/10 Masuk dari : Bangsal Tanggal keluar US : 22/02/10 Lama Inap : 6 Berat Badan = 40 kg
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan. Nyeri kepala bagian temporal sebelah kanan. Vertigo Muntah Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran somnolen. Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea + Buta -
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. XII paresis, sebelah kiri Gangguan Sensorik – Dyslexia
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Kelemahan anggota badan sebelah kanan, nyeri kepala, dan pasien merasa gelisah.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal Denyut Nadi ritme teratur dan frekuensi penuh
Kadar gula darah sewaktu: 107 Hemoglobin: 13,2 Leukosit (dalam ribuan) t: 5,28 Hmt:39,3 Eritrosit (dalam ribuan) t:4,31 Platelet : 99 Kolesterol Total : 163
Trigliserida: 109 Kreatinin: 0,85 Ureum: 14 Asam urat: 3,1 SGPT: 27 SGOT: 20 Na: 131 Ka: 3,6
Diagnosis Stroke iskemik
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Riwayat Hipertensi : ada, diobati teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Riwayat TIA : ya Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak tahu Riwayat lemah jantung : tidak tahu Riwayat hiperkolesterolmia : tidak Merokok : iya, 10 batang/hari. Sudah berhenti sejak 6 bulan yang lalui Pernah mengalami stroke sebelumnya : pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark Lokasi: lobus parientalis Bagian: kiri
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 = 240/140;170/100;180/100
Hari ke-6 = 190/120;140/100;150/100
Pulang atas permintaan sendiri, kondisi membaik. Obat injeksi diganti oral untuk dibawa pulang.
Hari ke-2 = 140/90; 210/110;190/20 Hari ke-3 = 190/120; 120/80 Hari ke-4 = 110/90;150/80;140/90;130/80
Hari ke-5 = 130/80;160/100;150/90
80
No. No. RM : 52-21-31 3 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
Valsartran Oral 80 mg 1x 17-22/02 6 Jam 22 Asetosal Oral 80 mg 1x 18-22/02 6 Jam 14 Kaptropil Oral 25 mg 2x 17-22/02 6 Jam 06 dan 18 Amlodipin Oral 10 mg 1x 17-22/02 6 Jam 20 Alprazolam Oral 0,5 mg 1x 18-22/02 5 Jam 22 Simvastatin Oral 10 mg 1x 19-22/02 4 Jam 22 Diltiasem CD Oral 100 mg 1x 21-22/02 2 Jam 14 Diltiasem Injeksi 3
mcg/kgBB/menit 2,4 ml/jam 17,18,20/02 3 Tgl 17 jam 13.30, tgl 18
jam 10, tgl 20 jam 16
5 mcg/kgBB/menit
4 ml/jam 19/02 1 Tgl 19 jam 9.30
Piracetam Injeksi 3 g 2x 17-22/02 6 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 1 ampul (250 mg) 2x 17-22/02 6 Jam 10,22 Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 17-22/02 6 Jam 10,22
81
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 4 No. RM : 27-63-94
Usia/Jenis Kelamin : 67/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 29/03/10 Tanggal masuk US : 30/03/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 05/04/10 Lama Inap : 7 hari
Lumpuh separuh anggota badan sebelah kanan. Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran somnolen Pupl isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. VII normal
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Perubahan tingkah laku, 3 hari sebelumnya kalau diajak bicara kadang nyambung kadang tidak, tampak seperti orang bingung, ngompol pada malam hari.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal
Kadar gula darah sewaktu: 168 Hemoglobin: 12,6 Leukosit (dalam ribuan) t: 10,35 Hmt: 38 Eritrosit (dalam ribuan) : 5,93 Platelet : 288 Kolesterol Total :206/283* HDL Kolesterol : 42,7/47,7* LDL Kolesterol: 236/215,3*
Trigliserida: 84/100* Kreatinin: 1,26 Ureum: 32 SGPT: 18 SGOT: 22 Na: 139 Ka: 3,7
EKG normal
Diagnosis Stroke Iskemik Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis CATATAN:
Riwayat Hipertensi : ada, tidak diobati Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak Merokok : ya, 10batang/hari Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark
* = 3 jam pp
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US
Hari ke-1 = 210/150;150/90;180/110 Hari ke-5 = 130/70;170/70;160/80;150/90
Meninggal tgl 05/04 k.08.00
Hari ke-2 = 170/100;180/120;180/100 Hari ke-6 = 120/60;190/100;120/70;100/60
Hari ke-3= 150/100;180/110;190/110;180/100
Hari ke-7 = -
Hari ke-4 = 180/90;140/90;150/90
82
No
No. RM : 27-63-94
4 Pelaksanaan Pemberian Obat Nama Obat Cara
Pemberian Dosis Frekuensi/hari Tanggal
Pemberian Lama
Pemberian (hari)
Keterangan
Valsartan Oral 160 mg 1x 30/03-4/04 6 Jam 22 Amlodipin Oral 5 mg 1x 30/03 1 Asetosal Oral 80 mg 1x 31/03-04/04 5 Jam 14 Alprasolam Oral 0,5 mg 1x 31/03-04/04 5 Jam 22 ISDN Oral 5 mg 3x 01-04/04 4 Jam 06,14,22 Allopurinol Oral 100mg 1x 01-04/04 4 Jam 18 Parasetamol Oral 500 mg 3x 02-04/04 3 Jam 18, suhu badan
39,9°C Gemfibrozil Oral 300 mg 1x 02-04/04 3 Jam 18, Trigliserid
tinggi, kolesterol total tinggi
Amlodipin Oral 10 mg 1x 31/03-04/04 5 Jam 10 Class (kleboprida maleat) Oral 1 tab 2x 03-04/04 2 Jam 06,18 Pirasetam Injeksi 1 g 3x 30/03-4/04 6 Jam 06,14,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 30/03-4/04 6 Jam 9,22 Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 30/03-4/04 6 Jam 9,22 Nikardipin Injeksi 0,5mg/kgBB/me
nit 30/03-4/04 6
Haloperidol Injeksi 1 ampul 1x 30/03 1 Jam 22
83
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 5 No. RM : 52-25-63
Usia/Jenis Kelamin : 58 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 14/01/10 Tanggal masuk US : 16/01/10 Masuk dari : Bangsal Tanggal keluar US : 24/01/10 Lama Inap : 9 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan. Nyeri Kepala bagian parietal sebelah kanan Vertigo Muntah Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran somnolen. Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. VII normal Saraf otak no. XII normal
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Penurunan kesadaran + 3 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien mendadak tidak sadar.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal Denyut Nadi ritme teratur dan frekuensi penuh TD 15/01: 190/100
Kadar gula darah sewaktu: 129 Hemoglobin: 15,3 Leukosit (dalam ribuan) t: Eritrosit (dalam ribuan) t: Platelet : 143 Kolesterol Total : 227 HDL Kolesterol : 69,6
LDL Kolesterol : 142,8 Trigliserida: 73 Kreatinin: 1,75 Ureum: 36 Na: 143 Ka: 2,9
EKG Iskemik
Diagnosis Stroke Perdarahan SUBARAKHNOID
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati teratur tekanan menjadi normal. Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : ya, 6 batang/hari Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus parientalis Bagian: kiri
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 = 190/130 Hari ke-7 = 130/80 Pindah ruangan dalam
keadaan membaik.
Hari ke-2 = 200/120 Hari ke-8 = 130/80 Hari ke-3 = 180/100;220/130 Hari ke-9 = 190/100 Hari ke-4 = 190/120 Hari ke-5 = 160/100;160/110 Hari ke-6 = 140/90
84
No. No. RM : 52-25-63 5 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
Amlodipin Oral 10 mg 1x 16-24/01 9 Jam 22 (16-21), 18 (22-24) Valsartan Oral 160 mg 1x 16-24/01 9 Jam 22 Aspar K Oral 300 mg 2x 17-20/01 4 Jam 06,18 1X 23-24/01 2 Jam 14 Simvastatin Oral 10 mg 1x 19-24/01 6 Jam 22 Lisinopril Oral 10 mg 1x 20-24/01 5 Jam 14 Piracetam Oral 800 mg 3x 24/01 1 Piracetam Injeksi 3 g 2x 16,17,20-24/01 7 Jam 10,22 Injeksi 1 g 3x 18-19/01 2 Jam 06,14,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 16-23/01 8 Jam 10,22 Ranitidin Injeksi 1 ampul
(50mg/2ml) 2x 19-23/01 5 Jam 10,22
Seftriaksone Injeksi 1 g 2x 16-20/01 5 Jam 10,22 Furosemid Injeksi 1 ampul
(20 mg/2 ml) 2x 18-20/01 3 Jam 10,22
As. traneksamat Injeksi 1 ampul (250mg/5ml)
2x 16-17/01 2 Jam 10,22
Vit. K Injeksi 1 ampul (10 mg)
2x 16-17/01 2 Jam 10,22
85
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 6 No. RM : 53-20-65
Usia/Jenis Kelamin : 55 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 04/01/10 Tanggal masuk US : 08/01/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 21/01/10 Lama Inap : 14 hari
Nyeri kepala bagian frontal sebelah kanan
Tingkat kesadaran CM Pupl isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. VII normal
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Perubahan tingkah laku, 3 hari sebelumnya kalau diajak bicara kadang nyambung kadang tidak, tampak seperti orang bingung, ngompol pada malam hari.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal
Kadar gula darah sewaktu: 75 Hemoglobin: 16,6 Leukosit (dalam ribuan) t: 10,35 Hmt: 49,1 Eritrosit (dalam ribuan) : 5,93 Platelet : 288 Kolesterol Total :206/283* HDL Kolesterol : 42,7/47,7* LDL Kolesterol: 236/215,3*
Trigliserida: 84/100* Kreatinin: 1,26 Ureum: 32 SGPT: 18 SGOT: 22 Na: 139 Ka: 3,7
EKG normal
Diagnosis Stroke Perdarahan INTRASEREBRAL
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis CATATAN: Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur.Jika teratur TD menjadi normal Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark dan perdarahan Lokasi: talamus Bagian: kiri
* = 3 jam pp
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 = 220/150 Hari ke-8 = 170/110;140/110 Pindah ruangan dalam
keadaan membaik. Hari ke-2 = 180/120 Hari ke-9 =150/100;170/160 Hari ke-3= 150/100 Hari ke-10 =110/80 Hari ke-4 = 166/110 Hari ke-11 =140/90;170/140
Hari ke-5 = 160/100 Hari ke-12 =150/100 Hari ke-6 = 180/140;190/120 Hari ke-13 =140/100; 150/100 Hari ke-7 = 180/120 Hari ke-14 =160/100
86
No. No. RM : 52-56-54 6 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
Valsartam Oral 160 mg 1x 08-20/01 13 Jam 22 Nifedipin Oral 1x 08-10/01 3 Tgl 08 jam 18; jam 06 KSR Oral 1 tab 1x 08-20/01 13 Jam 14 Simvastatin Oral 20 mg 1x 11-20/01 10 Jam 22 Herbesser Oral 100 mg 1x 12-20/01 9 Jam 18 HCT Oral 25 mg 1x 13-20/01 8 Jam 06 Bisoprolol Oral 10 mg 1x 14-21/01 8 Jam 14 Alprazolam Oral 0,5 mg 2x 17-20/01 4 Jam 10,22 Pirasetam Oral 800 mg 2x 19-21/01 3 Jam 06,19 Sitikolin Oral 500 mg 2x 19-21/01 3 Jam 06,19 Pirasetam Injeksi 3 g 2x 08-18/01 11 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 08-18/01 8 Jam 10,22 Furosemid Injeksi 1 ampul 1x 08-11/01 4 Jam 06 Ceftriaxon Injeksi 1 g 2x 12-13/01 2 Jam 10,22 Mannitol Injeksi 125 cc Rapp off 08-10/01 3 Jam 06,12,18,24
87
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 7 No. RM : 52-38-09
Usia/Jenis Kelamin : 60th/Perempuan Tanggal kejadian serangan : 16/02/10 Tanggal masuk US : 16/02/01 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 03/03/10 Lama Inap : 16 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan. Nyeri kepala Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran somnolen Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. VII normal Saraf otak no. XII normal Disaphasia Disphagia
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Mengalami kelemahan anggota tubuh bagian kanan dan tingkat kesadaran menurun
Paru-paru normal Abdomen normal Denyut Nadi ritme teratur dan frekuensi penuh TD : 180/110
Kadar gula darah sewaktu: 143 Hemoglobin: 13,3 Leukosit (dalam ribuan) t: 13,2 Hmt:40,9 Eritrosit (dalam ribuan) t:4,70 Platelet : 26 Kolesterol Total : 206
HDL kolesterol: 66,4LDL kolesterol: 128,8 Trigliserida: 54 Kreatinin: 0,85 Ureum: 19 Na: 145 Ka: 2,6
Diagnosis Stroke Perdarahan intraserebral
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis URINALISIS Riwayat Hipertensi : ada, diobati teratur, tetapi tidak tahu TD menjadi baik atau tidak Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak tahu Riwayat serangan jantung : tidak tahu Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi : lobus temporal dan parientalis Sebelah : kiri
Warna: kuning muda Ph: 5,0 BJ:1,010 Al: 5-6 Eritrosit: 1-3 Bakteri: Candida Kristal : Ca oksalat
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 = 160/100 Hari ke-9 = 150/100 Membaik dan dizinkan pulang. Hari ke-2 = 170/100 Hari ke-10 = 150/90 Hari ke-3 = 180/100;180/90 Hari ke-11 = 130/90 Hari ke-4 = 180/90;170/110 Hari ke-12= 130/70 Hari ke-5 = 170/100 Hari ke-13= 100/80 Hari ke-6 = 140/90 Hari ke-14= 120/80 Hari ke-7 = 150/90 Hari ke-15= 110/80 Hari ke-8 = 140/90 Hari ke-16= 130/90; 120/90
88
No. No. RM : 52-38-09 7 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
Valsartam Oral 80 mg 1x 17/02-03/03 15 Jam 12 Simvastatin Oral 10 mg 1x 19/02-02/03 12 Jam 22 KSR Oral 600 mg 1x 20/02-03/03 12 Jam 14 Pirasetam Oral 800 mg 3x 25/02-03/03 7 Jam 06,14,22 Sitikolin Oral 250 mg 2x 25/02-03/03 7 Jam 06,18 Ranitidin Oral 150 mg 2x 25/02-03/03 7 Jam 06,18 Metronidazole Oral 500 mg 3x 01-03/03 3 Jam 06,14,22 Asam mefenamat Oral 500 mg 3x 01-03/03 3 Jam 06,14,22 Pirasetam Injeksi 3 g 2x 16-24/02 9 Jam 10,22 Seftriakson Injeksi 1 g 2x 16-24/02 9 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 16-24/02 9 Jam 10,22 Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 16-24/02 9 Jam 10,22 Bromheksin Injeksi 1 ampul 3x 19-21/02 3 Jam 06,14,22; kecuali tgl
19 2x jam 14 dan 22
Manitol Injeksi 250 cc 16-17/02 2 Tgl 16 jam 23;tgl 17 jam 05,11,17
89
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 8 No. RM : 52-21-31
Usia/Jenis Kelamin : 45 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 03/01/10 Tanggal masuk US : 04/01/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 13/01/10 Lama Inap : 10 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan. Nyeri kepala bagian oksipital sebelah kanan. Vertigo Muntah Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran somnolen. Kejang-kejang Kaku kuduk Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea + Buta -
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. VII paresis Saraf otak no. XII normal Aphasia - Gangguan Sensorik -
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Kelemahan anggota gerak bagian kanan, 6 jam sebelum masuk RS tiba-tiba mengeluh kelemahan anggota bagian kanan, bicara pelo.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal Denyut Nadi ritme teratur dan frekuensi penuh TD : 180/110
Kadar gula darah sewaktu: 172 Hemoglobin: 12,6 Leukosit (dalam ribuan) t: 19,0 Hmt:39,1 Eritrosit (dalam ribuan) t:4,40 Platelet : 322 Kolesterol Total : HDL Kolesterol : 54,0
LDL Kolesterol: 71,6 Trigliserida: 67 Kreatinin: 1,75 Ureum: 32 SGPT: 18 SGOT: 26 Na: 140 Ka: 4,1
EKG Iskemik anterior
Diagnosis Stroke Perdarahan intraserebral
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : iya, 7 batang/hari Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus parientalis Bagian: kiri
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 = 170/100; 180/110 Hari ke-6 = 160/100 Pindah ruangan dalam keadaan
membaik. Hari ke-2 = 130/90; 130/90 Hari ke-7 = 150/90 Hari ke-3 = 180/120; 140/90 Hari ke-8 = 180/110; 150/100 Hari ke-4 = 150/100 Hari ke-9 = 180/120; 140/90;
150/100; 140/90
Hari ke-5 = 150/100 Hari ke-10 = 150/100;
90
No. No. RM : 52-21-31 8 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
ISDN Oral 5 mg 3x 04-13/01 10 Jam 6,14,22 Valsartan Oral 80 mg 1x 04,06-13/01 9 Malam hari, kecuali tgl 13
pk.18.00 (dosis 160mg)
KSR Oral 600 mg 2x 10-11/01 2 Jam 10,22 Amlodipin Oral 5 mg 1x 12-13/01 2 Jam 22 Pirasetam Injeksi 3 g 2x 04,06-14/01 9 Jam 10,22 Pirasetam Injeksi 1 g 3x 5/01 1 Sitikolin Injeksi 1 ampul
(250 mg) 2x 05-13/01 9 Jam 10,22
Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 06-13/01 8 Jam 10,22 Ceftriazon Injeksi 1 g 2x 04-09/01 6 Jam 10,22 (tgl 4 dan 9
hanya 1x pemberian)
Furosemid Injeksi 1 ampul 1x 04-09/01 6 Pk.06.00 kecuali Tgl 04 pk.18.00
Inf.Ciprofloxacin Injeksi 200 2x 10-13/01 4 Jma 10, 22 Mannitol Infuse 125 cc p.r.n 06-10/01 5 Tgl 06 3x, tgl 07-08 2x dan
tgl 09-10 1x. Tgl 09 Creatinin 0,94 dan Ureum 11
91
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 9 No. RM : 50-84-55
Usia/Jenis Kelamin : 80 th/Perempuan Tanggal kejadian serangan : 26/01/10 Tanggal masuk US : 26/01/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 27/01/10 Lama Inap : 2 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan. Vertigo Muntah Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran stupor Kejang-kejang Kaku kuduk
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Penurunan kesadaran, kejang,+20 jam sebelum masuk RS mendadak pingsan dan kejang-kejang (berkali-kali dan lama). Lemas.
Jantung takikardia Abdomen normal Denyut Nadi ritme cepat Temperatur: 40.1°
Kadar gula darah sewaktu: 237 Hemoglobin: 15,6 Leukosit (dalam ribuan) t: 16,4 Hmt:45,9 Eritrosit (dalam ribuan) t: Platelet : 523 Kolesterol Total : 179 HDL Kolesterol : 51,2
LDL Kolesterol: 112,2 Trigliserida: 78 Kreatinin: 1,16 Ureum: 32 Asam urat : 6,8 SGPT: 19 SGOT: 18 Na: 144 Ka: 3,8
EKG Iskemik anterior
Diagnosis Stroke Hemoragik Intraserebral
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Riwayat TIA : ya Riwayat DM : ya Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : pernah, 4 bulan yang lalu.
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus parientalis dan temporal
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 = 150/100 Meninggal, tgl 27/01 jam 17.30 Hari ke-2 = 150/100, meninggal
92
No. 9
Pelaksanaan Pemberian Obat Nama Obat Cara
Pemberian Dosis Frekuensi/hari Tanggal
Pemberian Lama
Pemberian (hari)
Keterangan
Pirasetam Injeksi 3 g 2x 26-27/01 2 Tgl 26 jam 18 dan tgl 27 jam 06
Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 26-27/01 2 Tgl 26 jam 18 dan tgl 27 jam 06
Seftriakson Injeksi 1 g 2x 26-27/01 2 Tgl 26 jam 18 dan tgl 27 jam 06
Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 26-27/01 2 Tgl 26 jam 18 dan tgl 27 jam 06
Phenitoin Injeksi 1 ampul 1x 27/01 1 Jam 12 Furosemid Injeksi 1ampul 1x 27/01 1 Jam 10 Mannitol Injeksi 125 cc 26-27/01 2 Tgl 26 jam 23 dan tgl 27
jam 05,11
93
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 10 No. RM : 27-71-02
Usia/Jenis Kelamin : 63 th/Perempuan Tanggal kejadian serangan : 07/01/10 Tanggal masuk US : 09/01/10 Masuk dari : Bangsal Tanggal keluar US : 20/01/10 Lama Inap : 12 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kanan. Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran somnolen. Kejang-kejang Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea + Buta +
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. VII normal Aphasia + Disarthria + Disphagia +
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Penurunan kesadaran + 3 hari disertai kelemahan anggota gerak bagian kanan
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal Denyut Nadi ritme teratur dan frekuensi penuh TD : 180/110
Kadar gula darah sewaktu: 210 Hemoglobin: 15,1 Leukosit (dalam ribuan) t: 8,46 Hmt: 44,8 Eritrosit (dalam ribuan) t:4,99 Platelet : 168 PT : 28 Kolesterol Total : 313/301* HDL Kolesterol : 77,3/39,6*
LDL Kolesterol : 222,7/2444,4* Trigliserida: 65/85* Kreatinin: 1,44 Ureum: 66 Asam urat ; 4,4 SGPT: 47 SGOT: 28 Na: 142 Ka: 3,9
EKG Iskemik inferior
Diagnosis Stroke Perdarahan intraserebral
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis CATATAN: * = 3 jam pp Riwayat Hipertensi : tidak ada
Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : ya Riwayat lemah jantung : ya Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark Lokasi: lobus parientalis Bagian: kiri
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 = 130/90 Hari ke-7 = 150/90 Pindah ruangan dalam
keadaan membaik. Hari ke-2 = 130/90 Hari ke-8 = 150/100 Hari ke-3 = 150/90 Hari ke-9 = 170/90 Hari ke-4 = 140/90 Hari ke-10 = 140/90; Hari ke-5 = 150/100 Hari ke-11 = 140/90 Hari ke-6 = 140/90 Hari ke-12 =130/100
94
No. 10 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
ISDN Oral 5 mg 3x 09-14/01 6 Jam 06,14,22 Digoksin Oral 0,25 mg 1x 09-20/01 12 Jam 06 Simvastatin Oral 20 mg 1x 10-19/01 11 Jam 22 Lisinopril Oral 5 mg 1x 16-20/01 5 Jam 22 ISDN Oral 5 mg 3x 15-20/01 6 Jam 06,14,22 KSR Oral 600 mg 2x 18-20/01 3 Jam 10,22 Piracetam Injeksi 3 g 2x 09-20/01 12 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 09-20/01 12 Jam 10,22 Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 11-20/01 10 Jam 10,22 Seftriakson Injeksi 1 g 2x 13-17/01 5 Jam 10,22 1g 1x 18-20/01 3 Jam 10 Infus. Cipro Infus 200 mg 2x 18-20/01 3 Jam 10,22
95
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 11 No. RM : 52-34-08
Usia/Jenis Kelamin : 70 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 06/02/10 Tanggal masuk US : 08/02/10 Masuk dari : Bangsal Tanggal keluar US :15/02 /10 Lama Inap : 8 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kiri. Penurunan kesadaran Muntah
Tingkat kesadaran somnolen Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Pasien datang dengan keluhan pusing, muntah, kaki dan tangan kiri lemah, mulut menceng ke kanan.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal TD: 180/90
Kadar gula darah sewaktu: 157 Hemoglobin: 14,5 Leukosit (dalam ribuan)t:18.63 Hmt: 43,6 Eritrosit (dalam ribuan) t:5,12 Platelet : 267 Kolesterol Total : 248 HDL Kolesterol : 55,9
LDL Kolesterol: 156,9 Trigliserida: 176 Kreatinin: 1,32 Ureum: 25 SGPT: 23 SGOT: 25 Na: 141 Ka: 2,9
EKG Normal
Diagnosis Stroke Perdarahan intraserebral
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Urinalisis Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Merokok : iya Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus parientalis dan intravarikuler Bagian: kanan/dextra
pH : 7.0 BJ :1.010 Lekosit : 2-4 Keton + Darah +2 Eritrosit 8-12 Epitel 0-2 Protein + Kristal amorph +++
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1= 200/100;190/100;160/90 Hari ke-5 =180/110;170/90 Meninggal 15/02/10 jam 9 Hari ke-2= 200/100;190/110;170/100;190/100
Hari ke-6 = 130/80;140/80;150/90;140/80
Hari ke-3 = 220/100;190/110;180/100;200/110
Hari ke-7 = 150/100;140/90;130/80;90/60
Hari ke-4 = 220/110;140/120;170/120;130/80
Hari ke-8 = 110/70
96
No. No. RM : 52-56-62 11 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
Valsartran Oral 80 mg 1x 08 1 Jam 22 160 mg 1x 09-14 6 Jam 22 KSR Oral 600 mg 3x 08-13 6 Jam 06,14,22 600 mg 2x 14 1 Jam 06,18 Trizedon Oral 35 mg 2x 09-14 6 Jam 06,18 Simvastatin Oral 10 mg 1x 09-14 6 Jam 22 Amlodipin Oral 5 mg 1x 10 1 Jam 14 10 mg 1x 11-14 4 Jam 14 Sistenol Oral 1 tab 4x 11-14 4 Jam 06,12,18,24 Lisinopril Oral 5 mg 1x 11 1 Jam18 10 mg 1x 12-14 3 Jam 18 Pirasetam Injeksi 3 g 2x 08-14 7 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 08-14 7 Jam 10,22 Seftriakson Injeksi 1 g 2x 08-11 4 Jam 10,22 OMZ Injeksi 1 A 2x 08-13 6 Jam 10,22 Manitol Injeksi 125 cc 3x;2x;1x 08;9;10 3 Jam 04,12,20; jam 04,16;
jam 04
Bromheksin Injeksi 1 ampul 3x 10-14 5 Jam 06,14,22 Infus Ciprofloxacin Injeksi 200 mg 2x 12-14 3 Jam 10,22 Furosemid Injeksi 1 A 1x 12-13 2 Jam 10 1 A 2x 14 1 Jam 10,22 Ranitidin Injeksi 1 A 2x 14 1 Jam 10,22 Actrapid Injeksi 4 ui 3x 13-14 2 Jam 6.30,11.30,17.30 (a.c
periksa GDS)Tgl 13 GDS 245,Tgl 14 GDS 350,267,284
Hasil Lab tgl 10 Ureum =41,Creatinin=1,11,Au 2,9, Na 136, Cl 95, Al 19,94, Hb 13,2, HMT 39,8 PLT 235 Pada tgl 11 jam 3 pagi pasien mengalami stupor dan jam 15 koma. Tgl 13 jam 12 supor.
97
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 12 No. RM : 52-56-54
Usia/Jenis Kelamin : 40 th/Perempuan Tanggal kejadian serangan : 01/04/10 Tanggal masuk US : 01/04/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 12/04/10 Lama Inap : 12 hari
Muntah Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran koma. Kejang-kejang
Disphasia Diasarthria Disphagia
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Kehilangan kesadaran, koma. Paru-paru normal
Jantung takikhardia Abdomen normal
Kadar gula darah sewaktu: 172 Hemoglobin: 17 Leukosit (dalam ribuan) t: 23,48 Hmt:52,4 Platelet : 713 Kolesterol Total :237 HDL Kolesterol : 66,6 LDL Kolesterol: 154
Trigliserida: 82 Kreatinin: 1,71 Ureum: 31 Asam urat : 5,1 SGPT: 74 SGOT: 137 Na: 145 Ka: 3,8
EKG Iskemik anterior
Diagnosis Stroke infark
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Urinalisis Riwayat Hipertensi : ada, diobati teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : pernah, Oktober 2009
Pemeriksaan CT-Scan kepala: infark Lokasi: lobus parientalis, temporal, oksipitalis Bagian: kiri dan kanan
Protein + Epitel + Darah +3 Leukosit 2-4 Eritrosit banyak
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 = 120/70;130/70;140/80 Hari ke-7 = 150/100;160/90;120/80 Pindah ruangan dalam
keadaan membaik. Hari ke-2 = 130/90;140/90;160/100; Hari ke-8 = 130/80;110/80;150/110 Hari ke-3= 170/160;150/100;100/70;120/80 Hari ke-9 =150/90;130/90 Hari ke-4 = 110/80;140/90;100/80;150/80 Hari ke-10 =120/70;120/90 Pasien mengalami koma
sampai tgl 06/04
Hari ke-5 = 160/100;120/80;130/90;100/70;120/80
Hari ke-11 =140/90;120/80;130/80
Hari ke-6 = 140/90;160/100;150/90;140/100 Hari ke-12 =140/110
98
No. No. RM : 52-56-54 12 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
Parasetamol Oral 500 mg 4x 01-09/04 9 Jam 06,12,18,24 Oral 500 mg p.r.n 10/04 1 Simvastatin Oral 10 mg 1x 03-12/04 10 Jam 22 Cilostasol Oral 50 mg 2x 03-12/04 10 Jam 10,22 Amlodipin Oral 5 mg 1x 03-08/04 6 Jam 06 Oral 10 mg 1x 09-12/04 4 Jam 06 Valsartan Oral 80 mg 1x 03-12/04 10 Jam 22 Aspar K Oral 300 mg 2x 07-09/04 3 Jam 10,22 Oral 300 mg 3x 10-12/04 3 Jam 06,14,22 Phenitoin caps Oral 100 mg 2x 10-12/04 3 Jam 06,18 Furosemid Oral 40 mg 1x 10-12/04 3 Jam 06 Pirasetam Injeksi 1 g 3x 01-08/04 8 Jam 06,14,22 Injeksi 3 g 2x 09-12/04 4 Jam 06,18 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 01-12/04 12 Jam 06,18 Seftriakson Injeksi 1 g 2x 01-09/04 9 Jam 06,18 Radnitidin Injeksi 1 ampul 2x 01-08/04 8 Jam 06,18 Phenitoin Injeksi drip 03-09/04 7 Bromheksin Injeksi 1 ampul 3x 03-12/04 7 Gentamisin Injeksi 80 mg 1x 06-10/04 5 Jam 14 Cipro inf injeksi 200 mg 2x 09-12/04 4 Jam 06,18
99
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 13 No. RM : 52-53-92
Usia/Jenis Kelamin : 60th/Perempuan Tanggal kejadian serangan : 25/03/10 Tanggal masuk US : 26/03/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : 08/04/10 Lama Inap : 14 hari Berat badan : 45 kg
Nyeri kepala bagian oksipital Vertigo
Tingkat kesadaran CM. Kaku kuduk Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal Saraf otak no. VII normal Saraf otak no. XII normal
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Pasien mengalami nyeri kepala dan kaku kuduk.
Paru-paru normal Abdomen normal TD : 180/110
Kadar gula darah sewaktu: 168 Hemoglobin: 13,0 Leukosit (dalam ribuan) t: 19,43 Hmt:39,7 Eritrosit (dalam ribuan) t:4,82 Platelet : 241 Kolesterol Total : 328
Trigliserida: 119 Kreatinin: 1,08 Ureum: 23 SGOT :31 SGPT :21 Na: 131 Ka: 2,7
EKG Bradikardia Diagnosis
Stroke Perdarahan Subaraknoid
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Riwayat Hipertensi : tidak ada Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak tahu Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1=140/70;120/70;130/80 Hari ke-8=140/80;170/100;140/90 Membaik, dan pindah
ruangan. Hari ke-2= 170/120;150/90;130/80;120/90
Hari ke-9=170/100;150/100;160/90;170/90
Hari ke-3= 160/100;150/90 Hari ke-10=130/70;170/20;160/100 Hari ke-4= 180/130;170/90;150/90;180/100
Hari ke-11= 140/80;160/90;150/100;170/100
Hari ke-5= 130/80;180/100;130/70;170/90
Hari ke-12=140/80;150/90
Hari ke-6=150/80;170/100;130/80 Hari ke-13=160/90;180/80;170/80 Hari ke-7=160/90;180/100 Hari ke-14=140/80;160/90
100
No. No. RM : 52-53-92 13 Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
KSR Oral 600 mg 3x 26-28/03 3 Jam 06,14,22 Simvastatin Oral 10 mg 1x 26/03-08/04 14 Jam 22 Aspar K Oral 300 mg 3x 29/03-06/04 9 Jam 06,14,22 300 mg 1x 07-08/04 2 Jam 06 ISDN Oral 5 mg 2x 27/03-08/04 13 Jam 06,18 Valsartan Oral 80 mg 1x 29/03-02/04 5 Jam 18 160 mg 1x 03-08/04 6 Jam 18 Pirasetam Oral 800 mg 3x 06-08/04 3 Jam 06,14,22 Sitikolin Oral 250 mg 2x 06-08/04 3 Jam 06,18 HCT Oral 12,5 mg 1x 06-08/04 3 Jam 06 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 26/03-05/04 11 Jam 10,22 Pirasetam Injeksi 3 g 2x 26/03-05/04 11 Jam 10,22 Seftriakson Injeksi 1 g 2x 26-30/03 5 Jam 10,22 Asam traneksamat Injeksi 1 ampul 3x 26/03-06/04 12 Jam 06,14,22 Ketorolak Injeksi 30% 3x 26/03-06/04 12 Jam 06,14,22 SA Injeksi 1 ampul 1x 27/03-30/03 4 Jam 10 1 ampul 2x 31/03 1 Jam 06,18,22 Nimodipin Injeksi 1 mg/kgBB 5cc/jam 26-29/03 dan
04/04 5 Tgl 26 dimulai jam 11.20
10 cc/jam 30/03-03/04 5 Manitol Injeksi 125 cc 2x;3x;1x 26/03;27/03;28-
29/03 4 Jam 03,11; jam
09,11,23;jam 11
Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 28/03-02/04 6 Jam 10,22
101
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 14 No. RM : 52-56-62
Usia/Jenis Kelamin : 81 th/Laki-laki Tanggal kejadian serangan : 31/03/10 Tanggal masuk US : 01/04/10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : /10 Lama Inap : 17 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kiri. Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran CM Kaku kuduk Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Penurunan keasadaran disertai kelemahan anggota gerak kiri. Keadaan bisa pulih kembali pada siang hari dan sorenya kambuh lagi.
Paru-paru normal Jantung normal Abdomen normal Denyut Nadi ritme teratur dan frekuensi penuh
GDS : 127 Hemoglobin: 14,2 Hmt: 40,8 Eritrosit (dalam ribuan) t:4,40 Platelet : 251 Kolesterol Total : 213 HDL Kolesterol : 58,6
LDL Kolesterol: 136,6 Trigliserida: 89 Kreatinin: 1,05 Ureum: 59 SGPT: 18 SGOT: 36 Na: 128 Ka: 3,7
EKG Normal
Diagnosis Stroke Perdarahan INTRASEREBRAL
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Urinalisis Riwayat Hipertensi : ada, diobati tapi tidak teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Merokok : iya Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus parientalis Bagian: kanan
pH : 8,5 BJ :10.10 Lekosit : 4-5 Keton + Darah + Eritrosit 7-12 Epitel 3-4
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US Hari ke-1 =190/120;170/100 Hari ke-8 =170/80;160/90 Pasien membaik,
dizinkan pulang Hari ke-2 =190/110;170/90 Hari ke-9 = 160/100;170/90 Hari ke-3 =150/100;190/110 Hari ke-10=130/90;150/90 Hari ke-4 =210/100;200/110 Hari ke-11=150/80;160/100 Tekanan Darah Hari ke-5 =180/100;170/80 Hari ke-12=130/60;160/80 Hari ke-
15=140/80;140/90 Hari ke-6 =180/90;180/100 Hari ke-13=160/90;150/90 Hari ke-
16=130/80;160/100 Hari ke-7 =190/90;200/110 Hari ke-14=160/90;150/80 Hari ke-
17=120/80;130/80
No.
101
14 Pelaksanaan Pemberian Obat Nama Obat Cara
Pemberian Dosis Frekuensi/hari Tanggal
Pemberian Lama
Pemberian (hari)
Keterangan
Amlodipin Oral 5 mg 1x 01-02 2 Jam 22 Oral 10 mg 1x 03-17 15 Jam 06 Valsartan Oral 80 mg 1x 01-02 2 Jam 18
Oral 160 mg 1x 03-11 9 Jam 18 Bisoprolol Oral 5 mg 1x 07-11 4 Jam 06 Hytrin Oral 1 tab 1x 07-11 4 Jam 22 KSR Oral 600 mg 2x 07-09;14-
17 7 Jam 06,18; jam 10,22
Silopect syr Oral 1 sdm 3x 07-17 11 Jam06,14,22 Aspar K Oral 600 mg 2x 09 1 Jam 06,18; Lab K:3,9
N:126 Cl: 92 Simvastatin Oral 10 mg 1x 10-17 8 Jam 22 Levofloxacin Oral 500 mg 1x 11-17stop 7 Jam 18 Pirasetam Oral 800 mg 3x 12-17 6 Jam 06,14,22 Sitikolin Oral 500 mg 2x 12-17 6 Jam 06,18 Ranitidin Oral 1 tab 2x 12-17 6 Jam 06,18 Attapugite Oral 2 tab 3x;4x 12;13-17 6 Jam 06,14,22; jam
06,12,18,24 Lacto B Oral 1 sachet 3x 13-17 5 Jam 06,14,22 Occugard Oral 1 tab 1x 15-17 3 Jam 18 Bisolvon Injeksi 1 A 2x 12-17stop 6 Jam 10,22 Piracetam Injeksi 3 g 2x 01-11 11 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 01-11 11 Jam 10,22 Ceftriaxon Injeksi 1 g 2x 01-05 5 Jam 10,22 Infus Cipro 200 mg 2x 06-10 5 Jam 10,22 Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 01-03,08-
11 7 Jam 10, 22
Manitol Injeksi 125 cc 3x;1x 02-03;04-05
4 Jam 04,12,20; jam 12
Ketorolak Injeksi 1 ampul 2x 05-08 4 Jam 10,22 Garam oral Sepucuk
sendok 3x 14 1 Jam 06,21,24
Na: 127
102
N0 Data Pasien Gejala-gejala Waktu Serangan Pemeriksaan Neurologis 15 No. RM : 52-60-59
Usia/Jenis Kelamin : 68 th/Perempuan Tanggal kejadian serangan :10/04 /10 Tanggal masuk US :10/04 /10 Masuk dari : IGD Tanggal keluar US : /10 Lama Inap:14 hari
Lumpuh separoh anggota badan, sebelah kiri. Nyeri kepala bagian frontal Vertigo Penurunan kesadaran
Tingkat kesadaran stupor Pupil isokor Refleks pupil + Refleks kornea +
Gerakan bola mata normal Disaphasia Disarthria
Keluhan Utama Pemeriksaan Fisik Umum Pemeriksaan Laboratorium Penurunan keasadaran disertai kelemahan anggota gerak kiri. Keadaan bisa pulih kembali pada siang hari dan sorenya kambuh lagi.
Paru-paru normal Jantung takhikardia Abdomen normal
Kadar gula darah sewaktu: 133 Hemoglobin: 14,7 Leukosit (dalam ribuan)t:15,04 Hmt:43,5 Eritrosit (dalam ribuan) t:4,94 Platelet : 200 Kolesterol Total :150 HDL Kolesterol : 50
LDL Kolesterol: 77 Trigliserida: 115 Kreatinin: 1,43 Ureum: 68 SGPT: 23 SGOT: 42 Na: 138 Ka: 3,8
Diagnosis Stroke Perdarahan intraserebral
Faktor Resiko Pemeriksaan Radiologis Urinalisis Riwayat Hipertensi : ada, diobati teratur. Jika diobati TD menjadi normal. Riwayat TIA : tidak Riwayat DM : tidak Riwayat serangan jantung : tidak Riwayat lemah jantung : tidak Riwayat hiperkolesterolmia : tidak tahu Merokok : tidak Pernah mengalami stroke sebelumnya : tidak pernah
Pemeriksaan CT-Scan kepala: perdarahan Lokasi: lobus oksipitalis dan thalamus,ventrikel Bagian: kiri
Tekanan Darah Keadaan keluar dari US
Hari ke-1=190/140;180/30;160/100 Hari ke-8=140/90;150/100;140/100 Pulang jam 12.30 dalam keadaan membaik.
Hari ke-2=190/120;180/100;160/100 Hari ke-9=130/90 Hari ke-3=150/110;190/100;190/110 Hari ke-10=140/90;140/100;130/90 Hari ke-4=170/80;180/100;190/100 Hari ke-11=170/100;150/80;140/90 Hari ke-5=160/100;150/110;150/90 Hari ke-12=140/90;150/100 Hari ke-6=140/90;150/110;140/90 Hari ke-13=130/80;140/90 Hari ke-7=140/100;150/200;160/110 Hari ke-14=150/100
103
Pelaksanaan Pemberian Obat
Nama Obat Cara Pemberian
Dosis Frekuensi/hari
Tanggal Pemberian
Lama Pemberian
(hari)
Keterangan
Valsartam Oral 80 mg 1x 11-12,19-22/04 6 Jam 22 160 mg 1x 13-18/04 6 Jam 22 KSR Oral 600 mg 2x 12-23/04 12 Jam 06,18 Amiodaran Oral 1 tablet 1x 13-16/04 4 Jam 14 ½ tablet 1x 17-23/04 7 Jam 14 Aspar K Oral 300 mg 2x 13-23/04 11 Jam 10,22 Norvask Oral 10 mg 1x 13-23/04 11 Jam 16 Asitromicin Oral 250 mg 1x 17/04 1 Jam 18 Levofloxacin Oral 500 mg 1x 17-22/04 6 Jam 10 Pirasetam Oral 800 mg 3x 22-23/04 2 Jam 06,14,22 Takelin Oral 500 mg 2x 22-23/04 2 Jam 06,18 Amoksisilin Oral 500 mg 2x 22-23/04 2 Jam 06,18 Silopect Syr Oral 1 sdm 3x 20/04 1 Jam 06,14,22 Pirasetam Injeksi 3g 2x 10-22/04 13 Jam 10,22 Sitikolin Injeksi 250 mg 2x 10-22/04 13 Jam 10,22 Ranitidin Injeksi 1 ampul 2x 10-22/04 13 Jam 10,22 Seftriakson Injeksi 1 g 2x 10-16/04 7 Jam 10,22 Furosemid Injeksi 1 ampul 1x 10-19/04 10 Jam 20 Manitol Injeksi 125 cc 11-13/04 3 Jam 18,24; 06,12; 04,20 Bisolvon Injeksi 1 A 3x 14-23/04 10 Jam 06,14,22 Biscor Injeksi 2,5 mg 1x 15/04 1 Jam 06 Vit A 6000 ui 1x 15/04 1 Jam 18 Cendolite 1 tts ka-ki 6x 15/04 1 jam
104
LAMPIRAN 3
105
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi ini memilikki nama lengkap Yemima
Hariyono memilikki panggilan akrab Yemi, dilahirkan pada
tanggal 1 Mei 1988 di Purwokerto, Jawa Tengah.
Merupakan putri sulung dari pasangan Alm. dr.Tjipto
Harijono, Sp.S dan Ayke Liobawati Oswari. Memilikki
dua adik perempuan bernama Ruth Dwi Utami Hariyono
dan Karen Tri Septiyani Hariyono. Pernah tinggal di
Kerinci (Jambi) ketika berusia 1 sampai 2 tahun, kemudian tinggal di Semarang
dan menimba ilmu di TK St. Martinus (1992-1994), dan SD St. Antonius (1994-
1997). Pada tahun 1997 penulis kembali ke kota kelahirannya dan menempuh
penidikan di SD Kristen 02 (1997-2000), SLTP N 8 (2000-2003), dan SMU N 1
(2003-2006). Untuk memperoleh gelar S1 Farmasi akhirnya penulis memilih
kuliah di Universitas Farmasi Sanata Dharma di Kota Gudeg dari tahun 2006
sampai tahun 2010. Penulis pernah menjadi asisten dosen praktikum
mikrobilologi, toksikologi dasar dan patologi klinik.